• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA - SIMAKIP

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA - SIMAKIP"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

Masalah terbesar bagi penderita DM adalah kepatuhan, karena DM merupakan penyakit kronis yang membutuhkan terapi jangka panjang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah model edukasi pada pasien PMO dan DM tipe 2 di Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta efektif dalam meningkatkan kepatuhan dengan menurunkan nilai HbA1c dan skor MMAS-8. Selain itu, pasien DM harus melakukan perubahan perilaku secara terus menerus agar pengobatan menjadi efektif (Smalls et al., 2012).

Edukasi dan dukungan manajemen diri pada pasien DM sangat penting untuk mencegah komplikasi akut dan risiko komplikasi jangka panjang dan terdapat bukti signifikan bahwa dukungan dalam berbagai intervensi meningkatkan hasil perbaikan diabetes (ADA, 2016). Edukasi pada pasien DM dan keluarganya sangat penting untuk mengatasi ketidakpatuhan karena DM merupakan penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup (Soegondo, Soewondo, Subekti, 2011). Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal tersebut peneliti merasa perlu adanya pengawasan terhadap penderita DM dalam melakukan pengobatannya dengan membentuk PMO, seperti yang dilakukan pada pengobatan TB (tuberkulosis).

Jadi, dalam penelitian ini, kami berharap keefektifan model edukasi yang diberikan tidak hanya untuk pasien diabetes tipe 2, tetapi juga untuk PMO mereka. Bagaimana efektivitas model edukasi pasien PMO dan diabetes tipe 2 di RSI Pondok Kopi terkait kepatuhan minum obat. Parameter ini merupakan penanda standar yang sering digunakan untuk menilai kecukupan kontrol glikemik, yang umumnya dikaitkan dengan penurunan mortalitas dan penurunan insiden komplikasi pada pasien diabetes tipe 2 (Sharma et al., 2014).

Terapi oral pada pasien DM tipe 2 berperan penting dalam perawatan diabetes dan berhubungan dengan perilaku mandiri dan pengelolaan pribadi yang baik.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Tempat dan Jadwal Penelitian

Desain Penelitian

Kriteria Inklusi dan Ekslusi Sampel Penelitian

Pasien berusia di atas 18 tahun yang tidak dapat menjawab kuesioner secara mandiri karena penyakit jiwa, demensia pikun atau penyakit penyerta lainnya, kondisi medis yang tidak stabil seperti rawat inap. Data dikumpulkan secara prospektif dari sumber data rawat jalan di Rumah Sakit Islam Pondok Kopi, Jakarta Timur. Pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan bersedia menjadi responden penelitian ditindaklanjuti setelah 2 bulan.

Data yang dikumpulkan adalah pre-test dan post-test berupa hasil pemeriksaan HbA1c dan wawancara menggunakan kuesioner untuk menilai kepatuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efektivitas variabel bebas yaitu intervensi pendidikan berupa ceramah dan booklet pada dua kelompok berbeda pada skor kuesioner MMAS-8 dan nilai HbA1c sebagai variabel terikat. Edukasi intervensi diberikan kepada pasien DM tipe 2 dan PMO dalam bentuk ceramah dan booklet.

Durasi DM Durasi pasien menderita DM tipe 2 dihitung sejak pertama kali dokter mendiagnosis DM tipe 2. Efek Samping Efek samping yang terjadi setelah pasien menggunakan ADO diukur sebelum dan sesudah intervensi. Herbal Penggunaan obat herbal yang digunakan oleh pasien untuk mendukung kontrol glukosa darah, dan diukur sebelum dan sesudah intervensi.

Penelitian ini telah mendapatkan sertifikat persetujuan etik dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan nomor LB.02.01/2/KE.131/2017. Proposal penelitian yang telah disetujui diajukan ke rumah sakit untuk ditinjau oleh Komite Etik Pondok Kopi RSI untuk mendapatkan izin penelitian dan kepada Komite Etik Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan. Pasien ditanya tentang kesediaan mereka untuk berpartisipasi sebagai responden penelitian dengan menandatangani surat persetujuan dan diberitahu terlebih dahulu.

Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Hasil

Karakteristik sosiodemografi responden yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan profesi. Karakteristik sosiodemografi responden berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu 78,6% adalah perempuan. Penelitian serupa yang dilakukan oleh Yuniarti (2013) dan Presetiawati (2014) menunjukkan hasil yang sama dengan prevalensi penderita DM tipe 2 yang lebih tinggi dibandingkan perempuan.

Responden yang termasuk dalam kriteria penerimaan penelitian ini adalah pasien diabetes tipe 2 yang dirawat di RSI Pondok Kopi dan berusia di atas 18 tahun. 50% responden berpendidikan tinggi, sedangkan sisanya masing-masing 28,6% dan 21,3% berpendidikan menengah dan rendah. Hasil ini sedikit berbeda dengan responden yang diperoleh pada studi pendahuluan yang rata-rata berpendidikan menengah ke bawah.

Berdasarkan tabel 5.2, 57,1% responden yang pernah menderita diabetes tipe 2 selama lebih dari 5 tahun dan 42,9% responden dengan penyakit penyerta terutama hipertensi. Perhimpunan Endokrinologi Indonesia (2011) merekomendasikan penggunaan kombinasi 2 sampai 3 jenis ADO jika monoterapi gagal menstabilkan kadar glukosa darah setelah 2-3 bulan (pengukuran kadar HbA1c > 0,7%). Fokus pada tujuan terapi nutrisi medis pada DM tipe 2 harus pada pengendalian glukosa, lipid dan hipertensi.

Perbandingan kepatuhan pasien DM tipe 2 yang mendapat intervensi bersama dengan PMO berdasarkan penurunan kadar HbA1c dan skor MMAS-8. Berdasarkan uji statistik, dilakukan uji t sampel berpasangan dengan CI 95% untuk melihat perbedaan nilai HbA1c sebelum dan sesudah operasi. Berdasarkan Tabel 5.4, nilai rata-rata HbA1C pasien adalah 7,2 dan setelah dilakukan intervensi edukasi pasien dan PMO terjadi peningkatan kepatuhan yang dibuktikan dengan nilai rata-rata HbA1c sebesar 5,5.

Penurunan kadar HbA1c yang ditemukan pada penelitian ini lebih besar dibandingkan penelitian sebelumnya dengan rerata 7,72 sebelum intervensi dan 6,18 pasca intervensi (Wulandari, Viviandhari, Nurhayati, 2017). Hal yang sama ditunjukkan dengan skor awal MMAS-8 dari 4,4 menjadi rata-rata 2,4 setelah dilakukan intervensi berupa edukasi yang tidak hanya ditujukan kepada pasien, tetapi juga kepada PMO. Hal ini diperkuat dengan P<0,05 yang menunjukkan perbedaan bermakna pada kadar HbA1c dan skor MMAS-8.

Tabel 5.1 Karakteristik Sosio Demografi
Tabel 5.1 Karakteristik Sosio Demografi

Luaran Yang Dicapai

Kesimpulan

Saran

Model edukasi untuk drug supervisor (PMO) dan pasien DM tipe 2 di Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta efektif meningkatkan kepatuhan pasien dengan menurunkan nilai HbA1c dan skor MMAS-8. Alfian R., 2015, Hubungan antara kepatuhan minum obat dengan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus rawat jalan di RSUD Dr. Analisis efektivitas pemberian booklet obat terhadap tingkat kepatuhan ditinjau dari kadar hemoglobin terglikasi (HbA1C) dan Morisky Medication Adherence Scale (MMAS)-8 pada pasien DM tipe 2 di Puskesmas Bakti Jaya Kota Depok.

Hubungan antara koping, pengetahuan diabetes, kepatuhan pengobatan, dan perilaku perawatan diri pada orang dewasa dengan diabetes tipe 2. Tinjauan Skala Kepatuhan Obat Morisky empat item (MMAS-4) dan Skala Kepatuhan Obat Morisky delapan item (MMAS-8) ). Menilai kepatuhan pasien DM tipe 2 melalui brosur yang disusun bersama pasien di Puskesmas Beji dan Pancoran Mas.

Pengalaman Penelitian dalam 5 tahun terakhir

Riwayat Pendidikan

Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 tahun terakhir

Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 tahun terakhir

Penelitian bertujuan untuk mengukur efektivitas model edukasi pada PMO (Pengawas Pengobatan) dan pasien DM tipe 2 dalam meningkatkan kepatuhan pasien DM tipe 2 di RSI (Rumah Sakit Islam) Pondok Kopi. Nilai HbA1C pasien adalah rata-rata 7,2 sebelum intervensi dan setelah pelatihan nilai rata-rata HbA1c adalah 5,5 (P<0,05). Skor MMAS-8 awalnya rata-rata 4,4 hingga rata-rata 2,4 setelah intervensi pendidikan (P<0,05).

Kesimpulan dari penelitian ini adalah edukasi tentang obat pengatur dan pasien DM tipe 2 di Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta efektif dalam meningkatkan kepatuhan dengan menurunkan nilai HbA1c dan skor MMAS-8. Pada penelitian yang dilakukan oleh Perez et al.2013, kurang dari 50% pasien mencapai terapi yang berhasil, yang juga menunjukkan rendahnya kepatuhan pada pasien DM tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efektivitas model edukasi pada pasien PMO dan DM tipe 2. 2 dalam meningkatkan kepatuhan terapi pada pasien DM tipe 2 2 di RSI Pondok Kopi.

Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien DM tipe 2 rawat jalan yang dirawat di RSI Pondok Kopi selama masa penelitian. Penelitian ini mengukur efektivitas variabel independen yaitu intervensi edukasi berupa ceramah dan booklet pada pasien DM tipe 2 dan PMO pada skor kuesioner MMAS-8 dan nilai HbA1c sebagai variabel dependen. Pada studi pendahuluan ini didapatkan hasil peningkatan kepatuhan yang signifikan yang terlihat dari penurunan kadar HbA1c dan skor MMAS-8.

Berdasarkan penelitian pendahuluan ini, dilakukan penelitian serupa namun dengan intervensi berbeda pada pasien di RSIJ Pondok Kopi. Responden yang pernah mengalami DM tipe 2 selama > 5 tahun sebanyak 57,1% dan 42,9% responden dengan penyakit penyerta terutama hipertensi. Berdasarkan aktivitas fisik, Pedoman Praktek Klinis Asosiasi Diabetes Kanada (CDA) tahun 2003 merekomendasikan pasien DM tipe 2 melakukan aktivitas fisik intensitas sedang seperti jalan cepat dan bersepeda minimal 150 menit per minggu, minimal 3 hari tidak. -berturut-turut (Plotnikoff, 2004) ).

Perbandingan kepatuhan responden berdasarkan mean dan standar deviasi kadar HbA1c dan skor MMAS-8 sebelum dan sesudah intervensi PMO gabungan ditunjukkan pada Tabel IV. Berdasarkan Tabel IV rata-rata nilai HbA1C pasien adalah 7,2 dan setelah intervensi berupa edukasi pasien dan PMO, kepatuhan meningkat, menunjukkan nilai rata-rata HbA1c 5,5. Penulis mengucapkan terima kasih kepada DIKTA yang telah mendanai penelitian ini dan RSI Pondok Kopi yang telah memberikan izin penelitian.

Tabel I Karakteristik Sosio Demografi
Tabel I Karakteristik Sosio Demografi

Gambar

Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian  Variabel  Definisi Operasional  Alat dan
Gambar 5.1 Alur Pendapatan Sampel Penelitian
Tabel 5.1 Karakteristik Sosio Demografi
+7

Referensi