Sebagai verifikator Desa Doplang Kabupaten Purworejo, penulis mengangkat permasalahan “Masih Belum Optimalnya Implementasi Verifikasi Dokumen Pertanggungjawaban di Desa Dopang”. Kegiatan yang telah penulis lakukan dalam realisasi aktualisasinya adalah: 1. Pembuatan E-Book SOP Pelaksanaan Verifikasi Dokumen Pertanggungjawaban Keuangan; 2. 3. Melaksanakan Sosialisasi SOP Pelaksanaan Verifikasi Dokumen Pertanggungjawaban Keuangan; 4. Terlaksananya praktik pemeriksaan dokumen pertanggungjawaban keuangan secara adil dan benar; dan 5.
Inovasi yang dilakukan adalah pembuatan E-Book SOP Pelaksanaan Verifikasi Dokumen Pertanggungjawaban Keuangan dan Pembuatan Kartu Kendali yang akan memudahkan pelaksanaan verifikasi dokumen pertanggungjawaban di Desa Dopang Kecamatan Purworejo Kabupaten Purworejo. Hasil kegiatan ini dilaporkan dalam laporan pemutakhiran dan disampaikan dalam workshop di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Jawa Tengah sebagai syarat lolosnya LATSAR CPNS Golongan II Tahun 2022. Puji syukur kehadirat Allah SWT atas semuanya Berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Pemutakhiran dan Pembiasaan dengan judul “Optimalisasi Pelaksanaan Verifikasi Dokumen Pertanggungjawaban Keuangan di Kecamatan Dopang”.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan pemutakhiran dan aklimasi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dan dukungan banyak pihak. Tn. Santosa, S.KEP, MM selaku penguji laporan pemutakhiran dan sosialisasi, yang memberikan masukan dan bimbingan;
Gambaran Umum Organisasi
Perwujudan visi pembangunan tersebut diwujudkan dalam 5 (lima) misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2021-2026 yaitu. Pedoman pengembangan budaya kerja di lingkungan Pemerintahan Bupati Purworejo tertuang dalam Peraturan Bupati Purworejo nomor 36 Tahun 2014. Pegawai Negeri Sipil yang dapat disingkat PNS adalah Pegawai Negeri Sipil Daerah dan Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah di lingkungan Pemerintahan Daerah.
Budaya kerja merupakan sikap dan perilaku individu maupun kelompok yang dilandasi oleh nilai-nilai yang diyakini kebenarannya dan dianut. Kelompok Budaya Kerja yang selanjutnya disebut KBK adalah organisasi informal Budaya Kerja Aparatur Pemerintah Daerah yang dibentuk oleh satuan kerja untuk mengoptimalkan pelaksanaan pengembangan budaya kerja di lingkungan Pemerintah Daerah. Budaya kerja dimaksudkan sebagai salah satu instrumen reformasi birokrasi yang dilakukan secara sistematis melalui penggalian, perumusan dan penerapan nilai-nilai budaya kerja dalam pola pikir, pola perilaku dan pola tindakan secara berkesinambungan, berkesinambungan dan berkesinambungan. menjamin perdamaian. , efektivitas dan hasil bagi pelaksanaan tugas, penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat.
Manfaat budaya kerja bagi PNS adalah memberikan kesempatan berpartisipasi, berprestasi, aktualisasi diri, pengakuan, penghargaan, kebanggaan dalam bekerja, rasa memiliki dan tanggung jawab, memperluas wawasan dan meningkatkan kemampuan memimpin dan memecahkan masalah. Nilai-nilai budaya kerja di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Purworejo adalah bersih, jujur, pelayanan, tanggung jawab dan profesional yang disingkat “BERIMAN-PROFESIONAL” yang mengandung makna sebagai berikut.
Tupoksi Jabatan Peserta
Ikhlas, yang dalam norma etika dan agama dapat diartikan sebagai kerelaan sepenuh hati, datang dari lubuk hati yang paling dalam, tidak mengharapkan imbalan atau imbalan atau suatu perbuatan, apalagi yang berdampak positif bagi orang lain, dan semata-mata karena perbuatan. melaksanakan tugas/kepercayaan demi Yang Maha Kuasa. ;. Profesional, yaitu dalam pelaksanaan tugas selalu menyelesaikannya dengan baik, tuntas dan sesuai kompetensi/keahliannya, yaitu orang yang terampil, dapat diandalkan, dan sangat bertanggung jawab dalam pelaksanaan profesinya.
Role Model
Beliau juga selalu membantu rekan-rekannya belajar dengan memberikan bimbingan dan arahan agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Dalam rapat atau diskusi, Bapak Broto Wahyudi P, A.Md selalu memberikan kesempatan kepada para staf untuk menyampaikan pendapatnya. Beliau selalu menghargai setiap pendapat apapun latar belakangnya, beliau juga selalu peduli terhadap rekan-rekannya sehingga dapat membangun lingkungan kerja yang kondusif.
Dalam mengatasi permasalahan yang ada di Desa Doplang, Bapak. Broto Wahyudi P, A.Md selalu berdiskusi dengan rekan-rekan untuk mencari solusi. Beliau sangat berdedikasi dalam menjalankan tugasnya dengan mencurahkan tenaga, waktu dan pikirannya sebagai wujud pengabdiannya terhadap tugasnya. Beliau juga selalu menjaga nama baik ASN dan instansi dengan menjaga kerahasiaan jabatannya. Dalam menjalankan kegiatan di Desa Doplang, Bapak Broto Wahyudi P, A.Md selalu melibatkan berbagai pihak untuk turut berkontribusi dalam kemajuan lingkungan kerja.
Beliau sangat terbuka dengan kerjasama apabila ada pelanggan yang ingin bekerjasama untuk membuat perkhidmatan yang lebih baik.
Identifikasi Isu dan Deskripsi Isu
Permasalahan ini disebabkan karena belum adanya sistem pengelolaan arsip yang dapat dijadikan pedoman, juga belum adanya sistem pengelolaan arsip yang menggunakan media digital, sehingga mengakibatkan tidak terorganisirnya arsip dokumen pertanggungjawaban keuangan di Desa Dopang. Permasalahan ini disebabkan karena tidak adanya daftar persyaratan administratif pada proses penyerahan LS dan GU serta tidak adanya monitoring mengenai penyiapan berkas LS dan GU. Permasalahan tersebut merupakan akibat dari belum adanya PSO Pelaksanaan Verifikasi Dokumen Pertanggungjawaban Keuangan serta belum adanya kartu kendali sehingga kegiatan tidak terlaksana secara efektif dan efisien sehingga mengakibatkan proses verifikasi tidak berjalan dengan baik. tidak menjadi optimal.
Permasalahan ini dikarenakan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Keuangan (FMIS) masih tergolong baru dan sering diupdate sehingga memerlukan bantuan. Permasalahan ini dikarenakan pembuatan Tagihan Pelayanan sebagai lampiran Akuntabilitas Keuangan masih bersifat manual sehingga perlu memanfaatkan teknologi agar lebih efisien.
Analisis Isu
Urgensi, yaitu seberapa mendesak suatu permasalahan perlu dibahas dan dikaitkan dengan waktu yang tersedia serta seberapa berat tekanan waktu untuk menyelesaikan permasalahan yang menimbulkan permasalahan tersebut. Keseriusan yaitu seberapa serius suatu permasalahan harus dibicarakan dan dikaitkan dengan akibat tertundanya penyelesaian masalah yang menimbulkan masalah atau akibat yang menimbulkan masalah lain apabila masalah yang menyebabkan masalah tersebut tidak diselesaikan. Harus dipahami bahwa, dalam keadaan yang sama, suatu permasalahan yang dapat menimbulkan permasalahan lain adalah lebih serius dibandingkan permasalahan lain yang berdiri sendiri.
Pertumbuhan, yaitu seberapa besar kemungkinan suatu masalah berkembang, berkaitan dengan kemungkinan bahwa masalah yang menyebabkan masalah tersebut akan bertambah buruk jika tidak dikendalikan. Kesimpulan : Berdasarkan hasil analisis permasalahan dengan pendekatan USG dan APKL diatas maka permasalahan strategis yang perlu diselesaikan adalah belum maksimalnya pelaksanaan verifikasi dokumen pertanggungjawaban keuangan di Kecamatan Doplang.
Analisis Penyebab Isu
Dampak Bila Isu Tidak Diselesaikan
Gagasan Pemecahan Isu
Rancangan Aktualisasi dan Habituasi
Adanya SOP dalam Pelaksanaan Verifikasi Dokumen Pertanggungjawaban Keuangan memenuhi nilai-nilai Berorientasi Pelayanan, Bertanggung Jawab, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptable dan Kooperatif. Adaptif: Saya mengembangkan kreativitas dalam membuat diagram alur pelaksanaan verifikasi dokumen. perbaikan berkelanjutan dalam pembuatan diagram alir pelaksanaan verifikasi dokumen. Tersedianya SOP E-Book untuk pelaksanaan verifikasi dokumen tanggung jawab keuangan. pengembangan inovasi pembuatan SOP E-Book untuk pelaksanaan verifikasi dokumen pertanggungjawaban keuangan.
Harmonis: Saya membuat SOP E-Book untuk pelaksanaan verifikasi dokumen. akuntabilitas keuangan yang dapat digunakan oleh semua rekan kerja. Tersedianya E-Book SOP Verifikasi Dokumen Tanggung Jawab Keuangan yang dapat diakses melalui Google Drive. Berorientasi layanan: Saya telah mengunggah E-Book SOP implementasi. Verifikasi dokumen tanggung jawab keuangan dengan cepat. upload E-Book SOP pelaksanaan verifikasi dokumen. akuntabilitas keuangan dengan kualitas terbaik.
Menghubungkan kegiatan dengan Smart ASN: Membuat peta kendali dengan menggunakan media digital yaitu Microsoft Excel. Dan sesuai dengan Misi 4. Melaksanakan sosialisasi SOP pelaksanaan verifikasi dokumen pertanggungjawaban keuangan yang memenuhi nilai-nilai berorientasi pelayanan, bertanggung jawab, kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif. Menerapkan praktik verifikasi dokumen pertanggungjawaban keuangan secara baik dan benar. laporan keuangan yang telah diverifikasi dengan baik dan benar.
Kode etik dan perilaku ASN no. 1 dan 2) Saya menjalankan praktik verifikasi dokumen pertanggungjawaban keuangan dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi.
Jadwal Rancangan Aktualisasi
Perubahan Kegiatan dari Rancangan Awal
Pelaksanaan Aktualisasi dan Habituasi
Selain itu, saya telah menyusun flowchart pelaksanaan verifikasi dokumen pertanggungjawaban keuangan dengan implementasi terbaik (kompeten). Saya telah mengupload E-Book SOP untuk melakukan verifikasi dokumen pertanggungjawaban keuangan yang dapat digunakan oleh seluruh associate (Harmonis). Jika saya tidak menggunakan Orientasi Pelayanan, maka saya tidak akan bisa membuat ebook SOP yang berkualitas untuk melakukan verifikasi dokumen pertanggungjawaban keuangan.
Jika saya tidak mewujudkan akuntabilitas, saya tidak bisa membuat E-Book SOP Pelaksanaan Verifikasi Dokumen Akuntabilitas Keuangan yang dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan. Jika saya tidak menerapkan Kompetensi, saya tidak akan mampu membuat E-Book SOP pelaksanaan verifikasi dokumen pertanggungjawaban keuangan dengan kualitas terbaik. Jika Harmonis tidak saya update, maka E-Book SOP Pelaksanaan Verifikasi Dokumen Akuntabilitas Keuangan tidak dapat diakses oleh seluruh rekan-rekan.
Jika saya tidak menggunakan loyalitas maka saya tidak kompeten membuat e-book SOP untuk melakukan verifikasi dokumen pertanggungjawaban keuangan. Jika saya tidak menerapkan Adaptif, maka saya tidak akan mampu mengembangkan kreatifitas membuat SOP e-book untuk melakukan verifikasi dokumen tanggung jawab keuangan. Terlaksananya kegiatan pembuatan SOP E-book untuk pelaksanaan verifikasi dokumen tanggung jawab keuangan juga memberikan kontribusi terhadap visi bupati.
Kegiatan pembuatan e-book SOP pelaksanaan verifikasi dokumen pertanggungjawaban keuangan mendukung tujuan 1 yaitu peningkatan kualitas sumber daya manusia. Jika saya tidak menerapkan Orientasi Pelayanan, saya tidak akan mampu dengan terampil melaksanakan Sosialisasi SOP pelaksanaan Verifikasi Dokumen Tanggung Jawab Keuangan. Jika saya tidak menerapkan kompetensi, saya tidak akan mampu melakukan sosialisasi SOP pelaksanaan verifikasi dokumen pertanggungjawaban keuangan dengan kualitas terbaik.
Jika saya tidak mengamalkan loyalitas, maka saya tidak berkomitmen untuk melaksanakan sosialisasi SOP pelaksanaan verifikasi dokumen pertanggungjawaban keuangan. Jika saya tidak mencapai akuntabilitas, saya tidak akan dapat secara konsisten menerapkan praktik verifikasi dokumen akuntabilitas keuangan. Jika saya tidak menerapkan Kompetensi, saya tidak dapat melakukan praktik verifikasi dokumen laporan keuangan dengan kinerja terbaik.
Tabel Kondisi Sebelum dan Sesudah
Peraturan Bupati Nomor 108 Tahun 2021 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Tata Kerja Kecamatan di Kabupaten Purworejo. Peraturan Bupati Purworejo Nomor 16 Tahun 2014 tentang Penyusunan Prosedur Operasional Standar Administrasi Negara di Lingkungan Pemerintahan Kabupaten Purworejo. Peraturan Bupati Purworejo Nomor 108 Tahun 2021 tentang Kedudukan dan Susunan. Organisasi, tugas dan tata kerja kecamatan dalam Peraturan Pemerintah Kabupaten Purworejo Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
1 Rencana Aksi Kegiatan dan Aktualisasi Pembiasaan Nilai-Nilai Dasar ASN No Rencana Aksi Kegiatan. Kelanjutan pendistribusian E-Book SOP pelaksanaan verifikasi dokumen pertanggungjawaban keuangan ke Kabupaten, sehingga dapat digunakan oleh 14 desa di Kabupaten Purworejo.
