• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan arif[1]

N/A
N/A
Awan Sumbawa

Academic year: 2025

Membagikan "laporan arif[1]"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

ANALISA KERUSAKAN PREMATUR

KEBOCORAN KOMPONEN HIDROLIK PADA UNITMANITOU

MODEL MHT-X 10225 SERIES M-E3 MENGGUNAKAN METODE FISHBONE STUDY KASUS PT.AMMAN

Oleh:

ARIF BASTIAN DANI 19.01.012.035

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS REKAYASA SISTEM UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA

TAHUN 2023

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISA KERUSAKAN PREMATUR

KEBOCORAN KOMPONEN HIDROLIK PADA UNITMANITOU MODEL MHT-X 10225 SERIES M-E3 MENGGUNAKAN METODE FISHBONE

STUDY KASUS PT.AMMAN

Disusun oleh :

Arif bastian dani 19.01.012.035

Telah diseminarkan di hadapan Dosen penguji pada hari

Mengetahui

Dosen pembimbing Koordinator magang

Fadhli dzil ikram,S.T.,M.T Arie Irawan

NIDN 0811088902 NO ID.

Ketua Program Studi Manager MEMCO

Teknik Mesin

Fadhli dzil ikram,S.T.,M.T Fadhli dzil ikram,S.T.,M.T

NIDN 0811088902 NIDN0811088902

(3)

LEMBAR PENGESAHAN ANALISA KERUSAKAN PREMATUR

KEBOCORAN KOMPONEN HIDROLIK PADA UNIT MANITOU MODEL MHT-X 10225 SERIES M-E3

MENGGUNAKAN METODE FISHBONE STUDY KASUS PT.AMMAN

Telah diseminarkan di hadapan Departmen Training Dan Departmen memco pada hari

Disusun oleh : Arif Bastian Dani

19.01.012.035

Mengetahui, Pembimbing Lapangan

Arie Irawan

(4)

i KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan berkat rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kerja Praktik. Tak lupa pula kami hanturkan Shalawat serta salam kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita menuju kebermanfaat hidup yang haqiqi.

Saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua saya yang memberikan semangat, motivasi dan dukungan untuk masa depan kami.

2. Bapak Mitra Anggara, ST.,MT Selaku Dekan Fakultas Rekayasa Sistem Universitas Teknologi Sumbawa.

3. Bapk Fadhli dzil ikram, S.T., M.T Selaku Ketua Prodi Teknik Mesin Universitas Teknologi Sumbawa.

4. Bapak Fadhli dzil ikram, S.T., M.T selaku dosen pembimbing kerja praktik jurusan Teknik Mesin, Fakultas Rekayasa Sistem, Universitas Teknologi Sumbawa yang telah membimbing penulis selam proses kerja praktik berlangsung.

5. Bapak Arie Irawan selaku pembimbing lapangan pada saat praktek kerja lapangan di PT. AMMAN

6. Bapak Purwanto selaku manager MEMCO yang memberikan kesempatann untuk melaksanakan magang di lokasi kerja

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan Laporan Magang ini. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan penulisan laporan berikutnya. Semoga dengan selesainya penyusunan Laporan Magang ini dapat memberikan lebih banyak manfaat bagi pembaca dan menambah pengetahuan bagi penulis.

(5)

i

(6)

DAFTAR ISI

Contents

LEMBAR PENGESAHAN...i

KATA PENGANTAR ... i. .

DAFTAR ISI...ii

DAFTAR GAMBAR...iv

DAFTAR TABLE...v

BAB I PENDAHULUAN...6

1.1 Latar Belakang...6

1.2 Tujan dan Maanfaat... 7

1.2.1 Tujuan...7

1.3 Manfaat... 7

1.3.1 Bagi Perusahaan/Institusi Tempat Kerja Praktek...7

1.3.2 Manfaat Bagi Mahasiswa...7

1.4 Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan...8

1.4.1 Tempat...8

1.4.2 Waktu... 8

1.5 Metode Pengambilan Data...8

BAB II PROFIL PERUSAHAAN...9

2.1 Sejarah PT Amman Mineral Nusa Tenggara...9

2.2 Visi dan Misi PT Amman Mineral Nusa Tenggara...11

2.2.1 Visi... 11

2.2.2 Misi...11

2.3 Logo PT Amman Mineral Nusa Tenggara...11

2.4 Nilai Inti PT. Amman Mineral Nusa Tenggara...11

2.5 Komitmen PT. Amman Mineral Nusa Tenggara...12

2.6 Struktur Organisasi PT Amman Mineral Nusa Tenggara...14

2.7 Kegiatan Umum Perusahaan...15

2.8 FUNGSI DAN TUJUAN DEPARTMEN MEMCO (Mobile Equipment Maintenance and Crane Operation)...17

(7)

BAB IIILANDASAN TEORI...18

3.1 Teori Dasar...18

3.2 Pemeliharaan dan Perawatan (Maintenance)...19

3.2.1 Perawatan Pencegahan (Preventive Maintenance)...19

Z 3.2.2 Perawatan Prediktif ( Predictive Maintenance)...20

3.2.2 Perawatan Korektif ( Corrective Maintenance)...20

3.3 Tujuan pemeliharaan...21

3.4 Alur Diagram...21

3.5 Hasil dan Pembahasam...23

3.6 Langkah analisa kerusakan...27

3.6.1 Proses Penggantian Seal Hidrolik...28

3.6.2 Preventive Maintenance... 28

BAB IV PENUTUP... 31

4.1 Kesimpulan... 31

4.2 Saran...31

DAFTAR PUSTAKA...32

Lampiran 1...33

Lampiran 2...34

DAFTAR GAMBAR Gambar .1 logo PT.AMMAN ... 11

Gambar 2.2 STRUKTUR AMMAN ... 15 Gambar 2.3 Alur pengambilan data ...

Gambar 3.4 Sistem Hidraulik ...

Gambar 3.5 kerusakan hidraulik ...

Gambar 3.6 metode Fishbone ...

Gambar 3.7 Diagram Alur penggantian seal ...

iii

(8)

DAFTAR TABLE

Tabel 1 rangkuman pembahasan metode fishbone ...

Tabel 2 preventive maintenace ...

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktek kerja lapangan merupakan kegiatan akademik yang berorientasi pada bentuk pembelajaran mahasiswa untuk mengembangkan dan meningkatkan tenaga kerja yang berkualitas. Dengan mengikuti praktek kerja lapangan diharapkan dapat menambah pengetahuan, keterampilan dan pengalaman mahasiswa dalam mempersiapkan diri memasuki dunia kerja yang sebenarnya.

Selain itu, praktek kerja lapangan mampu mengembangkan kemampuan mahasiswa khususnya mahasiswa Strata Satu Teknik Mesin Universitas Teknologi Sumbawa. Dimana para mahasiswa akan mendapatkan pengalaman di dunia permesinan. Selain untuk memenuhi kewajiban akademik, diharapkan kegiatan tersebut dapat menambah pengetahuan tentang dunia permesinan sehingga mahasiswa mampu menghadapi persaingan di dunia kerja.

Pelaksanaan praktek kerja lapangan diberbagai perusahaan dan instansi akan sangat berguna bagi mahasiswa untuk dapat menimba ilmu pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman. Dan juga akan mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan cara berpikir, menambah ide-ide yang berguna dan dapat menambah pengetahuan mahasiswa sehingga dapat menumbuhkan rasa disiplin dan tanggungjawab mahasiswa terhadap apa yang ditugaskan.

Oleh karena itu, untuk memperoleh pengalaman dan perbandingan antara teori dan praktek, maka mahasiswa diharuskan menjalani praktek kerja lapangan di instansi pemerintah maupun perusahaan swasta sebagai salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan studinya.

1.2 Tujan dan Maanfaat 1.2.1 Tujuan

Praktek kerja lapangan dilaksanakan dengan tujuan:

a. Mahasiswa dapat menerapkan materi yang diperoleh dikampus mengenai permesinan.

b. Menyelesaikan SKS untuk PKL

c. Mahasiswa dapat mengetahui tentang sistem pembuatan kapal dan perawatan kapal.

(10)

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Perusahaan/Institusi Tempat Kerja Praktek

a. Berkontribusi untuk merealisasikan pengalaman kerja untuk pendidikan di indonesia

b. Membantu perusahaan dalam menjalankan kegiatan dan memberikan fresh graduate bila dibutuhkan.

c. Mampu melihat kemampuan potensial yang dimiliki mahasiswa peserta kerja praktek lapangan, sehingga akan lebih mudah untuk perancanaan peningkatan dibidang sumber daya manusia (SDM).

1.3.2 Manfaat Bagi Mahasiswa

a. Mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk memahami dunia kerja yang sebenarnya di perusahaan tambang.

b. Mahasiswa mendapatkan pengalaman untuk ikut terlibat langsung dalam aktivitas-aktivitas yang ada di perusahaan tambang.

c. Mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan untuk mengidentifikasi masalah, analisa dan menemukan solusinya.

1.4 Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan 1.4.1 Tempat

Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di PT.AMMAN MINERAL NUSA TENGGARA Kecamatan Maluk Kabupaten Sumbawa Barat.

1.4.2 Waktu

Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dimulai pada tanggal 19 April sampai 19 Juli 2023.

1.5 Metode Pengambilan Data

Dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan laporan praktek kerja lapangan ini, metode yang digunakan yaitu:

(11)

a. Obsevasi (Pengamatan Langsung) Penulis melakukan pengamatan langsung ke tempat objek pembahasan yang ingin diperoleh yaitu Analisa kebocoran hidrolik

b. Brainstorming (Diskusi) Pengumpulan gagasan umum untuk menemukan ide-ide baru, yang didasarkan pada spontanitas dan kreativitas.

c. Tanya jawab antara penulis dan mekanikn dilapangan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah PT Amman Mineral Nusa Tenggara

Pada tahun 2016 AMMAN mengakuisisi PT Newmont Nusa Tenggara dan mengambil alih tambang Batu Hijau.

pada tahun 2017 AMMAN memperoleh Izin Usaha Pertambangan Khusus Operasi Produksi (IUPK – OP) dan izin ekspor konsentrat. AMMAN menjadi pemegang saham signifikan di MacMahon Holdings Limited, sebuah kontraktor pertambangan terkemuka Australia yang terdaftar di Australian Securities Exchange (ASX).

pada tahun 2018 Optimalisasi produktivitas dan efisiensi operasional sehingga mencapai penghematan biaya yang cukup signifikan.pada tahun 2019 AMMAN menyelesaikan Front-End Engineering Design (FEED) untuk proyek pabrik peleburan dan mengakuisisi 145 hektar lokasi proyek di Benete.Peningkatan konservasi mineral secara signifikan yang berdampak pada semakin baiknya kualitas tailings, sehingga meminimalisir dampak lingkungan melalui penempatan deep-sea tailings.

pada tahun 2020 AMMAN memecahkan rekor sejarah di semua aspek operasional dan memulai produksi bijih pertama dari Fase 7, tiga bulan lebih cepat dari jadwal.Menyelesaikan studi kelayakan untuk Proyek Elang.Revisi desain Fase 8, di mana cadangan Batu Hijau bertambah dari 314 Mt menjadi 460 Mt.Meraih Piala Aditama untuk Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Piala Utama untuk Konservasi Mineral dari acara Penghargaan Penerapan Kaidah Teknik Pertambangan Mineral dan Batubara Yang Baik tahun 2020 yang diadakan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

(12)

pada tahun 2021 Memperkenalkan logo, visi, dan misi baru untuk mendorong transformasi berkelanjutan.Meraih dua Piala Aditama peringkat teratas untuk

Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Konservasi Mineral dari acara Penghargaan Penerapan Kaidah Teknik Pertambangan Mineral dan Batubara Yang Baik tahun 2021 yang diadakan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.Menandatangani kontrak lump sum turnkey (LSTK) dengan NFC dan PT PIL untuk membangun fasilitas peleburan tembaga dan pemurnian logam mulia di Kabupaten Sumbawa Barat. pada tahun 2022 AMMAN mulai mengoperasikan pembangkit listrik tenaga surya terbesar di Indonesia untuk operasional penambangan hingga saat ini.AMMAN menandatangani kontrak dengan JEL untuk proyek pembangkit listrik tenaga gas.AMMAN mendapatkan tiga penghargaan dalam ajang Good Mining Practices 2022 dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia.

Penghargaan tersebut antara lain Penghargaan Aditama untuk Aspek Pengelolaan Lingkungan Hidup Pertambangan, Penghargaan Utama dalam Aspek Penerapan Konservasi Mineral dan Batubara, serta Penghargaan Utama dalam Aspek Pengelolaan Teknik Pertambangan.

AMNT mengambil alih operasional tambang Batu Hijau pada tahun 2016.

Setelah akuisisi, AMMAN menelaah ulang setiap aspek operasional dari sudut pandang baru. Salah satunya adalah dengan mengevaluasi kembali rangkaian proses produksi dan meminimalisir waktu jeda produksi sehingga dapat memangkas biaya operasional secara signifikan.

AMMAN juga melakukan optimalisasi sumber daya manusia, dengan memberikan beragam pelatihan, termasuk pengembangan kapasitas diri bagi kontributor individu dan para manajer. Tak hanya itu, AMMAN juga terus memupuk budaya perusahaan yang inovatif, di mana semua karyawan didorong untuk mengajukan inisiatif-inisiatif baru yang dapat menciptakan nilai lebih. AMMAN terus memecahkan rekor sejarah Batu Hijau dalam hal produktivitas dan efisiensi. Dengan demikian, produksi tambang Batu Hijau dapat berlanjut ke fase berikutnya dan berarti usia tambang semakin panjang..

(13)

2.2 Visi dan Misi PT Amman Mineral Nusa Tenggara 2.2.1 Visi

Menjadi Organisasi Transformatif Dan Menciptakan Warisan Terbaik.

2.2.2 Misi

Menyediakan komoditas untuk dunia secara bertanggung jawab dan berkelanjutan dengan berfikir berani dan bertindak dengan niat untuk menghasilkan yang terbaik dalam diri kita,komunitas kita dan lingkungan kita.

2.3 Logo PT Amman Mineral Nusa Tenggara

Gambar 1.1 logo PT. Amman Mineral 2.4 Nilai Inti PT. Amman Mineral Nusa Tenggara

1. KEUNGGULAN

Kami akan tanpa henti terus mengejar keunggulan dan kualitas dalam segala hal yang kami lakukan.

2. INTEGRITAS

Kami akan melakukan hal yang benar, senantiasa rendah hati, dapat diandalkan dan memperlakukan semua orang dengan hormat dan jujur.

3. KERJA SAMA

Kami mendorong kolaborasi, relasi antar pribadi yang erat, dan komunikasi terbuka untuk menciptakan hasil yang luar biasa dan mencapai kesuksesan bersama. Setiap orang adalah bagian dari solusi.

4. KESEHATAN, KESELAMATAN, LINGKUNGAN DAN MASYARAKAT SEKITAR

Menjaga kesehatan dan keselamatan diri sendiri dan orang lain serta memprioritaskan lingkungan dan masyarakat adalah hal utama dan tidak dapat dikompromikan.

(14)

5. KREATIVITAS DAN INOVASI

Kami menggunakan kreativitas, inovasi, dan berbagai sumber daya untuk menyambut perubahan dan peluang, mengatasi tantangan, menciptakan berbagai solusi terobosan dan membuahkan hasil yang berdampak signifikan.

2.5 Komitmen PT. Amman Mineral Nusa Tenggara

1. Kami berkomitmen pada praktik dan sistem manajemen keselamatan petambangan, yang mencakup Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Keselamatan Operasi (KO) Pertambangan untuk menciptakan kondisi kerja yang aman dan sehat untuk mencegah terjadinya bahaya, cedera, serta Penyakit Akibat Kerja (PAK). Kami berupaya mewujudkan budaya keselamatan, melalui konsultasi dan partisipasi karyawan.

2. Kami berkomitmen untuk mengelola aspek lingkungan dan sosial secara bertanggung jawab sebagai bagian tidak terpisahkan dari bisnis kami untuk menciptakan warisan terbaik. Kami menerapkan pola pikir berani untuk mendorong peningkatan dalam hal perlindungan lingkungan, pencegahan pencemaran dan dampak sosial secara terukur, berkesinambungan dan berkelanjutan.

3. Kami berkomitmen untuk memberikan layanan dan produk berkualitas unggul melalui perbaikan secara terus menerus dan penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM).

Untuk Mewujudkan Visi Tersebut, Kami Selalu:

1. MELIBATKAN pemangku kepentingan untuk memahami kebutuhan, harapan, dan nilai mereka terkait pengembangan, operasi, penutupan tambang, serta penyampaian produk dan layanan.

2. MENGELIMINASI bahaya, MENGURANGI risiko, MENINGKATKAN peluang di bidang K3, KO, aspek lingkungan, sosial dan kualitas, serta MENGEMBANGKAN strategi untuk mencapai praktik terbaik, nihil cedera dan nihil PAK.

(15)

3. MEMATUHI hukum, peraturan perundang-undangan dan ketentuan lainnya yang berlaku terkait aspek keselamatan pertambangan, pengelolaan lingkungan, rencana induk dampak sosial dan penjaminan kualitas.

4. MENGOMUNIKASIKAN kinerja kami secara akurat, transparan, dan tepat waktu.

5. MENGEMBANGKAN tenaga kerja untuk mencapai potensi terbaik mereka dengan menyediakan pelatihan dan sumber daya yang mereka butuhkan.

6. MENGEVALUASI kinerja dengan melakukan pemantauan, audit dan tinjauan secara berkala.

7. MENGINTEGRASIKAN prinsip K3, KO, aspek lingkungan, sosial, dan kualitas, untuk mengurangi dampak negatif dan kerugian finansial jangka panjang, serta untuk meningkatkan manfaat sosial.

8. MENERAPKAN sistem manajemen keselamatan pertambangan, manajemen lingkungan, inisiatif dampak sosial dan kerangka jaminan kualitas untuk memastikan perbaikan secara berkelanjutan dan perlindungan terhadap karyawan, mitra bisnis, masyarakat, dan lingkungan.

9. MEMBERDAYAKAN masyarakat lokal untuk mendukung terciptanya kesempatan luas bagi seluruh lapisan masyarakat untuk mencapai keberhasilan di masa depan.

10. MENDORONG partisipasi karyawan dalam meningkatkan sistem manajemen keselamatan pertambangan, pengelolaan lingkungan, program dampak sosial dan penjaminan kualitas.

11. MENJALANKAN operasi sesuai dengan sistem manajemen yang dianut, termasuk manajemen perubahan dan sistem tanggap darurat.

12. MENGHORMATI hak-hak karyawan, mitra bisnis dan masyarakat lokal 2.6 Struktur Organisasi PT Amman Mineral Nusa Tenggara

Dalam setiap proses bisnis terdiri atas berbagai pekerjaan yang dilakukan oleh orang-orang dalam organisasi. Agar pekerjaan berjalan dengan rapi, efektif dan efisien, maka diperlukan sebuah struktur organisasi untuk mengelolanya. Dalam buku Bisnis Informasi (Irawan & Sari, 2018) struktur organisasi merupakan spesifikasi pekerjaanpekerjaan di dalam organisasi dan cara tiap-tiap bagian tersebut terhubung satu sama lain.

(16)

PT Amman Mineral memiliki bentuk organisasi yaitu lini (garis) dan fungsional.

Bentuk atau hubungan garis ditunjukan dengan adanya spesialisasi atau pembagian setiap unit organisasi (departemen) sehingga pelimpahan wewenang dari pimpinan dalam bidang pekerjaan tertentu dapat langsung dilimpahkan kepada departemen yang menangani pekerjaan tersebut.

Di bawah ini merupakan Struktur PT Amman Mineral:

Gambar 2.2 struktur PT. Amman Mineral

2.7 Kegiatan Umum Perusahaan

DEPARTMEN MEMCO (Mobile equipment Maintenance and crane operation) merupakan Perusahaan yang bergerak di sektor maintenance dan operation dan whorksop yang terintegrasi yaitu mulai dari perwatan inpseksi,

DEPARTMEN MEMCO (Mobile equipment Maintenance and crane operation) sebagai satu satunya whorksop perawatan yang terdapat di daerah Batu Hijau dibawah

(17)

FLOW CART INSPEKSI BUS,LV DAN TRUK

Setiap unit yang beroperasi di daerah batu hijau site wajib melakukan pendaftaran atau inpseksi uji kelayakan kendaraan di department MEMCO, baik kendaraan

(18)

perusahaan, sub kontrak atau buss rental yang beroperasi di PT. AMMAN. Saat ini MEMCO memiliki 5 bagian terdiri dari whokshop buss dan Lv, Truk, Crane, Pabrikasi dan Ban.

2.8 FUNGSI DAN TUJUAN DEPARTMEN MEMCO (Mobile Equipment Maintenance and Crane Operation).

1. Maintenance Equipment (LV, Truck, Bus, Crane, Forklift, Reach Stacker, Fuchs Off Loading coal and miscellaneous,) yang meliputi :

a. Maintenance strategy b. Maintenance Planning c. Maintenance execution

d. Condition monitoring/equip health e. LCC and replacement ( PCR ) 2. Large crane operational side wide

3. Uji layak operasi all bussines partner equipment (LV, Boom truck, Bus etc) 4. GOI regulation compliance for all equipment and tools (Inspection certification,

silence, Keur, tax )

5. Manage Business Partner operational under MEWS (BCI, Trakindo, KAK, Indotruck, CJW, TRAC , INDOS, Sangati, Transcon,etc.)

6. Review and validate equipment asset for each department side wide (quantity and technical specification)

7. Provide Technical Expert to end user in regarding to equipment selection process and machine application to support operational excellent ( Equipment Technical Specification )

8. Support Pool Miscellaneous equipment site wide (Welding machine, Mobile Air Compressor, Lighting plant)

BAB III LANDASAN TEORI

3.1 Teori Dasar

Peranan alat berat dalam membantu keterbatasan tenaga manusia tidak dapat diabaikan begitu saja. Keberadaan alat berat ini dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang berat dan kurun waktu yang singkat tanpa memerlukan banyak tenaga kerja. Salah satu alat berat yang ada di dunia industi ialah excavator. Peralatan ini dapat digunakan

(19)

area penggunungan maupun di daerah berbatuan, dan bisa juga di gunakan untuk pengerjaan menggali, mengangkat dan menarik material (tanah, kayu, pasir dan lain sebagainya).

Berdasarkan Observasi lapangan dan hasil wawancara dengan beberapa operator dan mekanik, banyak terjadi kerusakan pada komponen hidrolik silinder terutama pada komponen pin bucket, hose, seal kit cylinder hidroulic. Untuk menjaga agar komponen dapat berfungsi dengan baik selama proses oprasionalnya, maka perlu dilakukan perawatan terencana dan terjadwal dengan baik.

Alat berat adalah Alat yang sengaja diciptakan/ didesain untuk dapat melaksanakan salah satu fungsi/kegiatan proses konstruksi yang sifatnya berat bila dikerjakan oleh tenaga manusia, seperti: mengangkut, mengangkat, memuat, memindah, menggali, mencampur dan seterusnya dengan cara yang mudah, cepat, hemat dan aman. (Asiyanto, 2008: 1) Pemilihan alat berat dilakukan pada tahap perencanaan, dimana jenis, jumlah, dan kapasitas alat merupakan faktor-faktor penentu.

Tidak setiap alat berat dapat dipakai untuk setiap proyek konstruksi, oleh karena itu pemilihan alat berat sangatlah diperlukan. Apabila terjadi kesalahan dalam pemilihan alat berat maka akan terjadi keterlambatan di dalam pelaksanaan, biaya proyek yang membengkak, dan hasil yang tidak sesuai dengan rencana. (Rostiyanti,

Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi, 2002:3)

Sistem hidrolik adalah sistem penerusan daya dengan menggunakan oli, dimana minyak mineral adalah jenis fluida yang sering dipakai. Prinsip dasar dari sistem hidrolik adalah memanfaatkan sifat bahwa zat cair tidak mempunyai bentuk yang tetap, namun menyesuaikan dengan yang ditempatinya. Zat cair bersifat inkompresibel, sehingga tekanan yang diterima diteruskan ke segala arah secara merata (Aryoseto, 2010, Wijaya, 2007).

3.2 Pemeliharaan dan Perawatan (Maintenance)

Pengertian Pemeliharaan dan Perawatan (Maintenance) menurut Assauri dalam Edi Santoso & Edwin Julianto C. adalah suatu kegiatan untuk menjaga atau memelihara fasilitas dan peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian atau penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan yang direncanakan. Peranan Maintenance ini menentukan dalam kegiatan produksi yang menyangkut kelancaran atau kemacetan produksi, kelambatan dan volume produksi, serta efisiensi berproduksi (Assauri, 1993:88).

Kegiatan maintenance dalam perusahaan dapat dibedakan menjadi dua (Assauri, 1993:89). Pertama, preventive maintenance, dan yang kedua, corrective maintenance

(20)

atau breakdown maintenance. Pengertian lain mengenai Pemeliharaan menurut Heizer dalam Edi Santoso & Edwin Julianto C. adalah suatu aktivitas yang berkaitan dengan usaha mempertahankan peralatan atau sistem dalam kondisi layak bekerja (Heizer &

Render, 2005:296). Dari dua pengertian tersebut, aktivitas pemeliharaan dan perawatan menjadi suatu kegiatan yang tidak dapat diabaikan dalam produksi. Kegiatan ini harus terjadwal dengan baik untuk mencegah hambatan produksi

Perawatan adalah suatu kegiatan untuk memelihara dan menjaga fasilitas yang ada serta memperbaiki, melakukan penyesuaian atau penggantian yang diperlukan untuk mendapatkan suatu kondisi operasi produksi 28 agar sesuai dengan perencanaan yang ada. Memperhatikan dan menghindari kegiatan-kegiatan operasi mesin serta peralatan yang dapat membahayakan keselamatan kerja.

3.2.1 Perawatan Pencegahan (Preventive Maintenance)

Preventive Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan tejadwal, umunya secara periodik, dimana sejumlah tugas pemeliharaan seperti inspeksi, perbaikan, penggantian, pembersihan, pelumasan dan penyesuaian dilaksanakan.

Program Preventive Maintenance (PPM) sangat penting untuk sebuah efisiensi proses produksi yang efisien, andal dan aman. Manfaat bersifat langsung dan substansial, termasuk: kualitas produk tinggi , umur mesin yang panjang, penghindaran penghentian kerja, keamanan tinggi, semangat tinggi dan frustrasi lebih sedikit Ada lima persyaratan penting:

1. Kepemimpinan pimpinan puncak dan komitmen mutlak.

2. Kepatuhan dan disiplin PPM juga harus mengambil bagian dari jadwal dan kapasitas penentuan.

3. Proses operator harus dilibatkandan melakukan pemeriksaan pemeliharaan harian. 4. "Biaya pemeliharaan yang benar", yaitu Beberapa kali perkiraan awal harus tuntas dipahami oleh semua.

4. Praktek PPM yang baik harus dilembagakan segera untuk memungkinkan fasilitas mencapai efisiensi sistem produksi yang memberikan tinggi barang berkualitas tepat waktu, setiap saat.

3.2.2 Perawatan Prediktif ( Predictive Maintenance)

Perawatan Prediktif (Predictive Maintenance) adalah perawatan yang dilakukan untuk mengantisipasi kegagalan sebelum terjadi kerusakan total. Perawatan Prediktif (Predictive Maintenance) ini dapat memprediksi kapan akan terjadinya kerusakan pada komponen mesin dalam waktu tertentu dengan cara melakukan analisa perilaku mesin.

Berbeda dengan perawatan berkala (Periodic 29 Maintenance) yang dilakukan berdasarkan waktu (Time Based), Predictive Maintenance lebih menitik beratkan pada kondisi mesin (Condition Based).

3.2.2 Perawatan Korektif ( Corrective Maintenance)

Corrective Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk

(21)

Corrective meliputi reparasi minor terutama untuk rencana jangaka pendek, yang mungkin timbul diantara pemeriksaan, overhaul terencana misalnya overhaul tahunan atau dua tahunan. Suatu perluasan yang direncanakan dalam rincian untuk jangka panjang sebagai hasil pemeriksaan pencegahan.

Corrective Maintenance sendiri terbagi menjadi beberapa kegiatan diantaranya:

a. Perawatan Berhenti (Shut Down Maintenance) Menurut Antony Corder (1992) Perawatan Berhenti (Shut Down Maintenance) pemeliharaan yang hanya dapat dilakukan selama mesin berhenti.

b. Perawatan Kerusakan (Break Down Maintenance) Menurut Antony Corder (1992) Perawatan Kerusakan (Break Down Maintenance) adalah suatu kegagalan yang dihasilkan karena tidak ketersediaan suatu alat.Kegiatan yang dilakukan pada Perawatan Kerusakan (Break Down Maintenance) adalah:

1. Minor Overhaul Yaitu suatu kegiatan pemeliharaan berupa perbaikan-perbaikan kecil pada suatu mesin atau peralatan terkaitnya (yang tidak ditemukan ketika pemeriksaan), terutama untuk rencana jangka pendek yang mungkin timbul diantara pemeriksaan. Atau pembongkaran yang dilakukan hanya separo karena kerusakan yang terjadi belum terlalu parah dan dpat diatasi dengan cepat, sebelum peralatan rusak parah.

2. Mayor Overhoul 30 Yaitu kegiatan pemeliharaan berupa penggantian komponen mesin secara serentak atau keseluruhan atau suatu perluasan kapasitas produksi). Atau pembongkaran yang dilakukan secara keseluruhan yang disebabkan karena kerusakan komponen yang begitu rumit.

3.3 Tujuan pemeliharaan

Menurut Corder (1992) dalam Apri H. Iswanto (2008), tujuan pemeliharaan atau maintenance yang utama dapat didefinisikan dengan jelas sebagai berikut:

1. Memperpanjang usia kegunaan aset (yaitu setiap bagian dari suatu tempat kerja, bangunan, dan isinya).

2. Menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi atau jasa dan mendapatkan laba investasi (return of investment) maksimum yang mungkin.

3. Menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam kegiatan darurat setiap waktu, misalnya unit cadangan, unit pemadam kebakaran dan penyelamat, dan sebagainya.

4. Menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.

Menurut Li Dawei dalam chinese journal aeronautics (2014:821) “with an objective to minimize the system expected life-cycle cost per unit time and a constraint on system survival probability for the duration of mission time”. Jadi selain memiliki tujuan penanganan terhadap kerusakan mesin, preventive maintenance memilki keunggulan dari faktor biaya yang dapat dimanajemen agar proses produksi tetap

(22)

beroperasi. Perusahaan dapat berasumsi bahwa lebih menguntungkan melakukan preventive maintenance untuk jangka panjang sesuai target dibandingkan perusahaan membeli unit mesin baru yang tentu memerlukan dana besar

3.4 Alur Diagram

Metode penulisan yang dilakukan seperti alur diagram pada gambar 1 dibawah ini.

Gambar 3. 1 Diagram Alur Penelitian

Berdasarkan gambar 1 terdapat tahapan-tahapan alur diagram metodologi pernulisan yang dilakukan dalam penulisan laporan ini:

1. Observasi

Pada tahap observasi, pengamatan dilakukan untuk memantau kegiatan dan permasalahan di PT.AMNT

2. Identifikasi masalah

Pada tahapan ini, dilakukan identifikasi penyebab terjadinya kebocoran hidrolik pada Silinder hidrolik pada MANITOU

3. Studi literatur

Pada tahapan ini, diperlukan referensi teori yang relefan dengan kasus kebocoran hidrolik pada Unit MANITOU

4. Penyusunan laporan

Tahap terakhir adalah penulisan laporan yang sesuai dengan format ketentuan, seles

Penyusunan dat Pengambila Identifikasi

Observ a M

(23)

Gambar 3. 2 Sistem Hidrolik

3.5 Hasil dan Pembahasam

Berdasarkan hasil diskusi dengan kepala regu MANITOU, terdapat kebocoran di bagian head silinder hidrolik mesin MANITOU silinder hidrolik yang berletak di samping kanan dan kiri mesin MANITOU terdapat material abrasif di head cylinder hidrolik. Pada gambar 2 merupakan gambaran yang terjadi pada kebocoran mesin MANITOU:

(24)

Gambar 3. 3 Hidrolik

Berdasarkan gambar , kebocoran silinder hidrolik pada mesin MANITOU terjadi pada head cylinder dengan rod piston saat pompa mendorong fluida hidrolik dari aktuator dan kedalam cylinder hidrolik, pada peritiwa ini terjadi proses tilting pada mesin MANITOU Kebocoran terjadi karena rusaknya wiper seal dan rod seal sehingga terjadi kebocoran fluida hidrolik.

Berdasarkan data yang didapatkan, penulis mengindentifikasi faktor penyebab dengan menggunakan metode diagram fish bone seperti pada gambar.

(25)

RANGKUMAN PEMBAHASAN DIAGRAM FISHBONE

(26)

Root Cause Discussioon ket Person

Kesalahan dalam pengoperasian

Operator sudah

mengunakan mode hours dalam pengoperasian

Bukan penyebab

Kesalahan perawatan Mekanik melakukan daily check pada unit sesuai jadwal perawatan

Bukan penyebab

Material

Oli tidak sesuai standar Mekanik menggunakan oli sesuai standar (Rando 68)

Bukan penyebab

Komponen seal rusak Seal mencapai usia maksimal pemakaian

Penyebab

Kontaminasi air Kualitas crome berkurang Bukan penyebab Lingkungan

Kontaminasi debu Terjadi sumbatan partikel debu pada silinder

penyebab

Suhu panas Terjadi gesekan antara

partikel debu dengan silinder

penyebab

Metode

Over load Unit dilengkapi safety ketika melebihi beban otomatis tidak berfungsi

Bukan penyebab

Over time Hours meter unit sudah melebihi 3000 h

Bukan penyebab

3.6 Langkah analisa kerusakan 1. Enviroment

Faktor penyebab yang pertama karena Envorement (lingkungan) yang kotor dapat menimbulkan materia; abarasif yang dapat menggores seal silinder

(27)

mengakibatkan kebocoran silinder hidrolik, akibat kerusakan wiper seal dan rod seal. ?

2. Lifetime

Setiap komponen memiliki lifetime atau estimasi ketahanan komponen.

Dalam wiper seal dan rod seal terdapat estimasi lifetime menurut IK perawatan mesin gravity casting, yaitu 6 bulan. Namun dikarenakan tidak adanya pendataan penggantian seal dan tidak jalannya IK perawatan tentang penggantain seal secara berkala mengakibatkan tidak teridentifikasnya umur seal yang sudah digunakan. Sehingga diketahui wiper seal dan rod seal pada mesin gravity casting sudah melebihi lifetime yang sudah di perikirakan.

3. Method

Method merupakan frekuensi kerja yang dilakukan mesin MONITOU untuk terpenuhinya target produksi. Target produksi yang banyak mengakibatkan frekuensi kerja mesin MONITOU yang tinggi, sehingga mempercepat kerusakan wiper seal dan rod seal dari estimasi kerusakan yang berdasarkan IK keperawatan.

4. Oil hidrolic

Sistem hidrolik dapat berkerja bila adanya fluida hidrolik (oli) untuk mengalirkan gaya dorong dari pompa. Oli hidrolik yang terkontaminasi dengan material abrasif dapat merusak komponen sistem hidrolik dari dalam. salah satunya rod seal dan wiper seal yang terkikis akibat gesekan dari material abrasif yang masuk karen filter oli yang sudah kotor dan terkontaminasi nya oli saat melakukan pengisian.

3.6.1 Proses Penggantian Seal Hidrolik

Perbaikan yang dilakukan pada kebocoran silinder hidrolik mesin MANITOU adalah mengganti rod seal dan wiper seal yang rusak. Oleh karena dibutuh alat dan bahan untuk menunjang proses perbaikan berlangsung. Bahan yang dibutuhkan adalah wiper seal, rod seal, dan oli hidrolik rando 68. Sedangkan alat yang dibutuhkan adalah kunci inggris, kunci pipa, kunci L, hoist, ember, dan palu. Berikut adalah gambar alur proses perbaikan kebocoran silinder hidrolik pada mesin MANITOU.

(28)

Gambar 3. 4 Diagram alur Pergantian Seal Hidrolik 3.6.2 Preventive Maintenance

Upaya pencegahan (preventive maintenace) merupakan hal yang penting dalam prabrik industri untuk meminimalisir terjadi hal-hal yang tidak dinginkan sehingga dapat tidak menggangu proses produksi berlangsung. Menurut Ebeling (1997), preventive maintenace merupakan pemeliharaan yang dilakukan secara terjadwal, yang umumnya secara periodik dimana sejumlah kegiatan inspeksi dan perbaikan, penggantian, pembersihan, pelumasan, penyesuaian dan penyaaman dilakukan. Penulis merangkum kegiatan preventive maintenance yang dilakukan agar mencegah terjadinya kebocoran pada silinder hidrolik:

1. Melaksanakan 5R

Salah satu faktor yang menyebabkan kerusakan seal silinder hidrolik karena gesekan wiper seal dengan material abrasif yang berada pada rod silinder hidrolik dan head silinder hidrolik. Maka diperlukan pembersihan bagian head silinder hidrolik setiap habis pemakaian mesin gravity casting.

Cara melalukannya pembersihan cylinder hidrolik dengan mengelap bagian head silinder hidrolik dengan kain bekas (majun).

2. Pengecekan Berkala

Perawatan harian harus dilakukan secara berkesinambungan dan terus menerus, sehingga kerusakan dapat diketahui sedini mungkin. Pengecekan berkalat terdapat 3 jenis berdasarkan periode pengecekannya yaitu harian, bulanan, dan tahunan

tangki hidrolik Isi oli lewat

baut pengikat dansilinder hidrolikkembali Pasang

dan rod seal Ganti wiper

inggris dengan kunci head cylinderbaut Lepas

hoist

hidrolik dengansilinder Angkat

kunci dengan

silinder hidrolikepas baut pengikat L

input Lepas pipa

mesin Matikan

alat dan bahan Persiapkan

(29)

No Kegiatan tindakan

1 Pemeriksaan selang hidrolik Pemeriksaaan dapat dilakukan secara visual pada selang, apabila ditemukan selang yang retak atau terdapat kebocoran maka dianjurkan dilakukan penggantian.

2 Pemeriksaan indikator oli Pengecekan oli hidrolik dapat dilakukan dengan melihat indikator level oli pada tangki oli mesin MONITOU

a. Bulanan

No Kegiatan tindakan

1 Pemeriksaan pompa hidrolik Kegiatan pemeriksaan apabila kebocoran pada sambungann pompa antara konektor dan konduktornya serta pemeriksaan sambungan selang saluran tekan denga ulir pada penutup pompa (cap screw) apakah sudah cukup kuat, sudah benar posisinya dan rapat.

2 Pemeriksaan katup kontrol Bila katup tidak dengan optimal maka harus diadakan pemeriksaaan katub.

3 Pemeriksaaan filter hidrolik Bila permukaan filter terlihata kotor maka harus segera dibersihkan, supaya kotoran yang halus tidak masuk ke motor hidrolik dan membuat saluran hidrolik tersumbat.

4 Pemeriksaan seal hidrolik (setiap 6 bulan)

Bila terjadi kebocoran pada cylinder hidrolik dan cylinder hidrolik tidak berfungsi dengan baik, maka perlu dilakuka penggantian seal.

5 Penggantian oli hidrolik Ganti oli hidrolik setiap 2000 jam kerja.

a. Tahunan

(30)

Tahunan Tahunan Tahunan Tahunan Tahunan Tahunan Tahunan Tahunan Tahunan Tahunan

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Kebocoran silinder hidrolik pada mesin MANITOU di PT.AMMAN terjadi karena rusaknya wiper seal dan rod seal akibat material abrasif. Wiper seal dan rod seal terkikis dengan material abrasif dikarenakan gerakan maju-mundur dari rod piston yang dilakukan terus menerus, sehingga membuat wiper dan rod seal menjadi aus. Oleh karena itu dilakukan penggantian wiper seal dan rod seal selama 6 bulan pemakaian, dan diperlukan langkah preventive maintenance untuk mencegah terjadinya kebocoran silinder hidrolik yang berkelanjutan.

4.2 Saran

Sebaiknya dalam proses perawatan mekanik dan operator rutin memperhatikan loifetime dari unit, melakukan pengecekan mesin sebelum beroperasi dan mencatat proses penggatian spare part mesin. Hal ini dikarenakan dapat mengatisipasi kerusakan bertambah parah dan kecelakaan dalam operasi unit.

DAFTAR PUSTAKA

(Asiyanto, 2008: 1) Pemilihan alat berat dilakukan pada tahap perencanaan, dimana jenis, jumlah, dan kapasitas alat merupakan faktor-faktor penentu.

(Aryoseto, 2010, Wijaya, 2007).Zat cair bersifat inkompresibel, sehingga tekanan yang diterima diteruskan ke segala arah secara merata

(Heizer & Render, 2005:296).Pengertian lain mengenai Pemeliharaan menurut Heizer dalam Edi Santoso & Edwin Julianto C. adalah suatu aktivitas yang berkaitan dengan usaha mempertahankan peralatan atau sistem dalam kondisi layak bekerja

Menurut Antony Corder (1992) Perawatan Berhenti (Shut Down Maintenance) pemeliharaan yang hanya dapat dilakukan selama mesin berhenti.

Menurut Corder (1992) dalam Apri H. Iswanto (2008), tujuan pemeliharaan atau maintenance yang utama dapat didefinisikan dengan jelas

Menurut Li Dawei dalam chinese journal aeronautics (2014:821) “with an objective to minimize the system expected life-cycle cost per unit time and a constraint on system

(31)

Lampiran 1

SURAT PENERIMAAN MAGANG

(32)

Lampiran 2

Dokumentasi Kegiatan Magang

(33)
(34)

LAMPIRAN

(35)

CATATAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DEPARTMEN MEMCO PT.AMMAN

(36)

(37)
(38)
(39)
(40)

Gambar

Gambar 2.2 struktur PT. Amman Mineral
Gambar 3. 1 Diagram Alur Penelitian
Gambar 3. 2 Sistem Hidrolik
Gambar 3. 4 Diagram alur Pergantian Seal Hidrolik 3.6.2 Preventive Maintenance

Referensi

Dokumen terkait