• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Fisiologi – Otot dan Saraf

N/A
N/A
Layinatus Syifaaa

Academic year: 2023

Membagikan " Laporan Fisiologi – Otot dan Saraf"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Fisiologi – Otot dan Saraf

Tanggal Praktikum : 29 Mei 2013 Dosen Pembingbing : Drh. Henny Nitbani

Kelompok Praktikum : II

Nama : Christin Yunita L.

Mere

Otot dan Saraf Tepi

Anggota Kelompok :

1. Christin Yunita L. Mere (1209017009)

2. Maria Engelina W. A. Dede (1209011010)

3. Ety Rambu B. Anamuli (1209012007)

4. Erdian C. Putra (1209011019)

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

(2)

KUPANG 2012 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Tujuan

Praktikum tentang otot dan saraf tepi dilakukan dengan tujuan untuk memperlakukan hewan percobaan dengan menimbulkan sakit yang seminimal mungkin agar katak tidak merasakan rasa sakit, kemudian otaknya dirusak dan agar tidak meronta selama perlakuan.

1.2. Dasar Teori

Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistern ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan efektor. Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar. Otot adalah jaringan peka rangsang, mencetuskan mekanisme kontraksi spesialis kontraksi pada tubuh, mampu mengubah energi listrik menjadi energi kimiawi, dan mengandung protein-protein kontraktil.

Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.

Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor.

Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus. Ada 3 buah pleksus yaitu pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi

(3)

bagian leher, bahu, dan diafragma; pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.; pleksus jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.

BAB II

METODE KERJA

2.1. Tempat dan Waktu Praktikum

Tempat : Laboraturium Fakultas Kedokteran Hewan Undana Waktu : Rabu, 29 Mei 2013

2.2. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum adalah : 1. Alat :

Skapel.

Sonde.

Gunting.

Pinset biasa.

Pinset galvanis

Papan gabus

Korek api 2. Bahan :

 Katak

 Larutan garam faali

 Serbuk garam dapur

 Cuka glasial

(4)

2.3.Cara Kerja

A. Cara mematikan katak untuk percobaan

 Katak dipegang pada bagian kepalanya, dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah, kemudian difiskir dengan ketiga jari lainnya. Kepala katak dibengkokkan.

 Otak katak ditusuk dengan menggunakan sonde yang tajam pada foramen osipitalenya

 Sonde dimasukkan kira-kira ½ cm dan diputar ke kiri, kanan, dan bawah dan dimaju mundurkan.

 Bila matanya setengah menutup dan tidak ada reaksi terhadap sentuhan perusakan dihentikan.

 Sumsum punggungnya dirusakkan dengan menusukkan ke arah belakang dengan bekas tusukan pertama kali. Sonde dilepaskan hingga kaki katak menjadi lemas.

B. Membuat sediaan otot saraf

 Katak yang telah dimatikan diletakkan di atas papan katak, telungkup

 Facia antara m. Biceps femoris dengan m. Semimembranosus disayat, hingga tampak n. Ischiadicus dan a. Femoralis setelah kedua otot dikuakkan.

 Ischiadicus ditelusuri dengan menggunting otot-otot di sebelah atasnya, hingga sampai ke daerah punggung..

 Tulang di lateral perut dipotong, kemudian dibuka kulit dan otot dan perut.

 Badan katak dimiringkan sebesar 120o sementara kakinya tetap telungkup sambil diusahakan mengamati n. Ischiadicusnya.

 Kaki kulit dikupas hingga didapatkan ¼ os femur, n. Ischiadicus sepanjang mungkin, m. Gastrocnemius, tendo achilles.

 Sediaan dimasukkan ke dalam gelas arloji yang telah diisi dengan larutan garam faali.

(5)

C. Berbagai macam rangasangan pada sediaan otot saraf

 Rangsangan mekanis

Pijit pangkal n. ischiadicus dengan batang korek api atau gelas pengaduk

 Ransangan galvanis

Kaki pinset galvanis ditempelkan pada saraf. Saraf harus dalam keadaan basah oleh larutan garam faali. Satu pinset galvanis ditempelkan pada saraf, dan kaki satunya pada medium garam faali. Kemudian, kaki-kaki pinset ditempelkan pada mediumnya saja ssementara saraf berada di tengahnya.

 Rangsangan osmotis

Dengan gelas atau gelas pengaduk sejumloah serbuk garam dapur ditempelkan pada pangkal saraf. Tunggu beberapa menit hingga muncul sifat kontraksi. Jika tidakm ada garam dapur maka dapat digunakan gliserin.

 Rangsangan kimiawi

Sepotong kertas atau kapas dicelupkan ke dalam cuka glasial dan ditempelkan pada pangkal saraf.

 Rangsangan panas

Korek api dinyalakan kemudian dipadamkan lalu segera ditempelkan pada pangkal saraf. Atau gelas pengaduk direndam dalam air mendidih kemudian secara hati-hati diangkat dan ditempelkan pada pangkal saraf.

(6)

BAB III

HASIL DAN PENGAMATAN

3.1. Hasil

Rangasangan pada sediaan otot saraf

Jenis rangsangan Keterangan

Rangsangan mekanis Tidak terjadi kontraksi otot Rangsangan galvanis Terjadi kontraksi otot yang lemah Ransangan osmotis Berkontraksi dengan cepat

Ransangan kimiawi Berkontraksi dengan cepat Rangsangan panas Berkontraksi dengan cepat

3.2. Pembahasan

Dari hasil pengamatan di laboratorium tentang otot dan susunan saraf tepi, diperoleh hasil yakni:

a. Mematikan katak untuk percobaan

Pada saat mematikan katak untuk percobaan, dengan menusukan foramen osipitale menggunkan sonde kira-kira ½ cm dan ditusuk hingga ke punggung, diperoleh hasil, yakni kaki katak meronta-ronta. Sewaktu sonde ditusukan diperoleh hasil yakni mata kataas meredup. Hal ini disebabkan oleh peran dari beberapa sistem saraf mengalami gangguan. Adapun sistem saraf tersebut adalah sumsum punggung atau medula spinalis dari katak. Medulla spinalis merupakan lanjutan

(7)

dari medulla oblongata yang masuk ke dalam kanalis vertebralis. Pada amphibi, medulla spinalis mengalami pembesaran di bagian servikalis. Medulla spinalis berfungsi menghantarkan impuls sensori dari saraf perifer ke otak dan menyampaikan impuls motoris dari otak ke saraf perifer.

Berdasarkan fungsi medula spinalis maka ketika sumsum tulang belakang dari katak dirusakan, diperoleh hasil yakni katak meronta-ronta dan mata katak mulai meredup. Hal ini menunjukkan adanya reaksi terhadap perlakuan yang diberikan.

Medula spinalis sebagai pusat pengendali refleks mengalami gangguan sehingga katak tidak meronta-ronta ketika diberi perlakuan selanjutnya.

b. Membuat sediaan otot saraf

Membuat sediaan otot saraf dapat dilakukan dengan meletakan katak yang telah diperlakukan pada bagian pertama, telungkup, kemudian menyayat fasia antara m.

Biseps femoris dengan m. Semimembranosus hingga tampak n. Ischiadicus. Hal tersebut dilakukan atau ditelusuri hingga ke bagian punggung. Tulang lateral di perut dipotong kemudian dikupas kulit kakinya. Dengan demikian dapat diperoleh beberapa sediaan otot saraf yakni, ¼ os femur, n. Ischiadicus, m. Gastrocnemicus, dan tendo achilles. Sediaan tersebut dimasukkan ke dalam gelas arloji yang terisi garam faali.

c. Memberikan rangsangan pada otot saraf

Beberapa rangsangan yang diberikanpada otot saraf yakni : rangsangn mekanis, rangsangan galvanis, rangsangan osmotis, rangsangan kimiawi, dan rangsangan panas.

 Rangsangan mekanis dapat dilakukan dengan memijit pangkal dari nervus ischiadicus dengan batang korek api atau gelas pengaduk. Hal ini tidak menimbulkan konstraksi. Karena, pijatannya kurang kuat atau pada saat dipijat dengan pinset saraf terjepit di dalam celah pinset.

 Rangsangan galvanis, merupakan rangsangan yang melibatkan garam faali, di mana kaki-kaki pinset galvanis ditempelkan pada saraf dan saraf harus dalam keadaan basah oleh garam faali. Pada perlakuan ini, diperolehg hasil yakni,

(8)

adanya kontraksi otot yang lemah merupakan reaksi dari rangsangan yang diberikan.

 Ragsangan osmotis, merupakan rangsangan yang diberikan dengan memberikan sejumlah serbuk garam dapur atau gliserin pada pangkal saraf.

Pelakuan ini pun menimbulkan reaksi berupa kontaksi otot yang cepat.

 Rangsangan kimiawi, merupakan rangsangan yang diberikan pada saraf katak dengan menempelkan sepotong kertas atau kapas yang seudah dicelupkan dalam cuka glasial, pada pangkal saraf. Hal tersebut menunjukkan adanya reaksi yang ditimbulkan yakni berupa kontraksi otot yang cepat.

 Rangsangan panas merupakan rangsangan yang diberikan dengan menenpelkan batang korek api yang baru saja dinyalakan kemudian ditiup untuk ditempelkan pada pangkal saraf. Hasil yang diperoleh adalah berupa kontraksi otot yang sangat kuat.

(9)

Kesimpulan

Pada percobaan ini dalam memperlakukan hewan percobaan menimbulkan rasa sakit atau agar hewan percobaan tidak merasakan sakit, maka langkah yang dapat digunakan adalah merusakan sum-sum punggung dari hewan tersebut. Hal ini dikarenakan fungsi dari sumsum punggung adalah sebagai pusat refleks.

Pada sediaan otot saraf diperoleh beberapa sediaan otot saraf yakni, ¼ os femur, n. Ischiadicus, m. Gastrocnemicus, dan tendo achilles.

(10)

Daftar Pustaka

Franson. R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Hewan Ternak. Edisi 4. Penerjemah:

Srigandono. Gadjah mada university press. yogyakarta.

Isnaeni, wiwi. 2006. Fisiologi hewan. Yogyakarta: kanisius.

Referensi

Dokumen terkait

Kontraksi otot yang terjadi pada perut yaitu : otot seratus anterior, otot. abliqus abdominis, otot rektus abdominis

Latihan isotonik adalah suatu jenis latihan dinamis dengan kontraksi otot. yang menggunakan resisten/beban yang tetap dan terjadi perubahan

Sistem otot utama yang menyusun tubuh manusia terdiri dari otot lurik dan jaringan ikat, jaringan saraf yang mengontrol kontraksi otot juga jaringan epitel yang

Mekanisme penjalaran impuls melalui sel saraf terjadi sepanjang akson jika dan hanya jika rangsangan yang diterima oleh dendrit atau tubuh sel pada setiap waktu,

• Neuron eferen = neuron motorik - sel saraf yang membawa sinyal dari CNS ke sel-sel dalam sistem perifer (otot, kelenjar). 40 Lia Amalia /

Tonus terjadi karena kontraksi dari berbagai kelompok serat otot yang berbeda dalam sebuah otot secara keseluruhan.. Untuk mempertahankan tonus otot, sekelompok dari serat-serat

Sedangkan pada percobaan kedua, setelah otak katak dirusak, sehingga hanya memiliki sumsum tulang belakang sebagai pusat saraf, tidak terjadi gerak refleks pada

dihydropyridine – tidak seperti otot kerangka dimana yang penting adalah aktivasi mekanis dari reseptor ryanodine pada