FISIOLOGI OTOT
Bagian Fisiologi
Departemen AFF FKH IPB
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
What muscle do? FUNGSI OTOT
Voluntary vs Involuntary
Pergerakan, jalan, lari, mempertahankan posisi tegak tubuh dll.
Respirasi, pencernaan
Produksi panas (thermogenesis) – menggigil
30-40% tubuh adalah otot daging
KARAKTERISTIK OTOT
Eksitabilitas – mampu menerima & menanggapi rangsangan luar
Kontraktilitas – mampu memendek
Ekstensibilitas – dapat diregang
Elastisitas – mampu kembali ke bentuk awal setelah diregang
TIPE OTOT
1. OTOT POLOS (involuntary)
Umumnya digunakan pada kontraksi organ ( sal. pencernaan,
kantung kemih dan pembuluh darah) untuk pergerakan materi
ke dalam atau luar tubuh
2. OTOT LURIK (striated)
1. Kerangka (voluntary), terdiri dari:
a. Tipe I
b. Tipe IIa
c. Tipe IIb
2. Jantung (involuntary)
OTOT SECARA MIKROSKOPIS
4
5
Sumber: Clinical Anatomy and Physiology for Veterinary Technician 3rdEd (2008) pp 218
Struktur Otot Rangka
• Struktur Otot
o Kebanyakan otot rangka bertaut pada tulang
• Serabut otot - Perkembangan
o Beberapa ratus Myoblast bergabung membentuk satu myotube banyak inti.
o Myotube berkembang menjadi serabut otot myofiber dewasa dg diameter 5-100 µm, dan panjangnya beberapa cm
Kumpulan serat otot bergabung sebagai kesatuan yang disebut fasikulus
Epimisium: mengelilingi otot secara keseluruhan
Perimisium mengelilingi fasciculus Endomosium mengelilingi sarkolema
(membrane serabut otot)
Epimisium, perimysium, dan endomysium bergabung membentuk tendon
Myofibril terdiri dari sarcomer -subunit yang berulang dan
tersusun secara seri.
Sarcomer adalah unit fungsional (komponen terkecil yg dapat menyelenggarakan semua fungsi organ) otot kerangka, unit
kontraktif terkecil.
Setiap Sarcomere mengandung proteins panjang- Myofilaments
◦ Tebal - Myosin 1.6 µm ◦ Tipis - Actin 1.0 µm
◦ Filamen tipis dan tebal saling menumpuk sebagian
membentuk pola pita.
◦ Protein pengatur: tropomiosin dan troponin
◦ Protein tambahan: titin dan nebulin
Sarcomere menyebabkan pola lurik/striation pada otot
kerangka.
Thin
Thick
• Lempeng Z “zwischen: antara”, tempat melekatnya filament tipis / aktin
• Pita A “anisotropic” – Gelap –
meliputi seluruh panjang filament tebal/ miosin, ada tumpeng tindih dengan filamen tipis
• Pita I “isotropic”- Terang – Bagian dari yang hanya berisi filament tipis/ aktin
• Zona H “helles: jernih” – daerah yang hanya ditempati filament tebal • Garis M “mittel: tengah” = tempat
melekatnya filament tebal
8
9
Filamen ditunjang oleh titin dan nebulin
• Miosin rangkaian panjang (Myosin Heavy Chains) – Seperti 2
tongkat golf dengan ekornya saling melilit dan kepala
bengkok keluar.
• Miosin rangkaian pendek (Myosin Light Chains) terdiri dari
essential light chains and regulatory light chains
• Bila heavy chain dipotong dengan enzyme
maka structure daerah S1 (head) yg
dikaitkan dengan light chain dpt ditentukan.
• Heavy chain mengandung actin binding site
and myosin ATPase site
neurotransmitter
NEURO-MUSCULAR JUNCTION
17
TUBULUS T
Intraseluler
Ekstraseluler
K
+124
2.3
Na
+3.6
108.8
Ca
2+4.9
2.1
Mg
2+14
1.3
Cl
-1.5
77.9
HCO
3-12.4
26.6
Phosphocreatine
35.2
-Organic anion
45
14
19Somatic motor meuron releases Ach at neuro-muscular junction
1
Net entry of Na+ through Ach
receptor-channel initiates a muscle action potential
2
Action potential in T-tubule alters conformation of DHP receptor 3
DHP receptor opens Ca2+ release channels in sarcoplasmic reticulum and Ca2= enter cytoplasm
4
Ca2+ bind to Troponin, allowing strong actin-myosin binding 5
Myosin head execute power stroke 6
Actin filament slides toward center of sarcomere
7
KONTRAKSI OTOT
Observations:
• Kontraksi Otot adalah hasil kontraksi sarkomer. • Lebar Pita A tetap saat kontraksi
• Pita I dan zona H memendek shorter
Sliding Filament Theory (Teori pergeseran filamen)
• Panjang filamin aktin dan miosin tidak berubah selama kontraksi (hanya bergeser)
• Lebar daerah tumpang tindih semakin melebar (H zones and I bands are regions of non-overlap. • Filaments tipis bergeser sepanjang filamen tebal.
ATP & KONTRASI
1. Pemutusan Ikatan silangPada tahap ini ATP berikatan dengan Miosin. A-M + ATP A + M-ATP
disosiasi
Saat ini ATP terikat pada kepala miosin, terjadi penurunan afinitasnya kepala miosin terhadap aktin sisi lainnya. Contoh: Allosteric Regulation
2. Memberi energi (Energising) Miosin
ATP dihidrolisis untuk memberi Miosin (kepala miosin seperti ATPase) energi agar dapat
menempel kembali ke aktin sisi lainnya.
A + M-ATP A + M*-ADP-Pi
hidolisa ATP
Note: Pi belum meninggalkan ADP.
ATP & KONTRASI
3. Penempelan Cross BridgeMiosin masih mengikat ADP dan Pi and situasi ini disebut “berenergi”, sehingga kepala miosin berikatan dengan aktin.
A + M*-ADP-Pi A-M*-ADP-Pi berikatan
4. Pergerakan Cross Bridge
Pada keadaan berenersi ini, M* menyebabkan pergerakan antara filamen actin and myosin
melalui pelepasan Pi. ADP akan terlepas karena miosin tidak memiliki kemampuan mengikat
ADP
A-M*-ADP-Pi A-M + ADP + Pi pergerakan
Pada tahap ini ikatan Actin and Myosin sangat kuat dan memerlukan enersi tambahan untuk memutuskan, yaitu input ATP
DEPOLARISASI SAMPAI KE DAERAH TRIAD
CA2+ DISEKRESIKAN OLEH Ca2+ CHANNEL
TERJADI PENYERAPAN SECARA AKTIF Ca2+
1.
Impuls syaraf me-depolar-kan sarcolemma.
2.
SR merangsang pelepasan Ca2+ dari terminal cisternae. (SR
segera memulai pengumpulan kembali Ca++.)
3.
Ca
2+terikat di troponin, menggerakkan tropomyosin dan bagian
aktive sites on actin.
4.
Crossbridge cycling begins
5.
Ketika stimulus berhenti, [Ca
2+] di sarcoplasm cepat turun dan
otot relaksasi.
25
REGULATION OF MUSCLE
CONTRACTION
PERAN CA
2+• Regulasi – diperlukan agar otot dpt
kontrasi and relaksasi. Serabut otot
akan gagal kontraksi bila konsentrasi
Ca
2+dari simpanan internal ditekan.
• "Skinned" serabut otot hasilkan
tonus jika diberi ATP and Ca
2+, tapi
tidak akan tejadi bila hanya diberi
ATP tanpa Ca
2+.
• Kekuatan yg dibangkitkan pada
"skinned" serabut otot proposional
dg konsentrasi Ca
2+.
REGULATION OF MUSCLE
CONTRACTION
PERAN Ca
2+• Ca2+ and ATP diperlukan oleh otot
untuk laksanakan siklus contraction/relaxation
• Ca2+ tanpa ada ATP akan terjadi Rigor • Ca2+ memodulasi ATP-ase activity
dari fragmen S1 miosin yg diamati + actin – tp hanya dg keberadaan
troponin and tropomyosin
SERABUT SLOW-OXIDATIVE DAN FAST-GLYCOLITIC
Fast Twitch:
• glycolytic muscles
• larger diameter fibers, pale
color; Easily fatigued
• intermediate speed • anaerobic & aerobic
Slow Twitch: Aerobic, less fatigue
• Smaller diameter fibers • More mitochondria
• More capillaries
• Dark color due to myoglobin • Endurance activities
SIFAT SERABUT KERUT PADA OTOT KERANGKA MAMALIA
SIFAT Slow oxidative
(Tipe I) Fast oxidative (Tipe IIa) Fast Glycolytic (Tipe IIb) Diameter serabut
Kekuatan per area potongan melintang Kecepatan kontraksi
Aktifitas miosin ATPase
Resistensi terhadap kelelahan Jumlah mitokondria
Kapasitas oksidasi fosforilasi Enzim untuk glikolisis anaerobik
sedang rendah tinggi
PERBANDINGAN OTOT PUTIH DAN MERAH
31
Tipe
Otot Putih
Otot Merah
Ukuran Besar (banyak unit
kontraksi)
Kecil
Warna Pucat ( miskin mioglobin) Merah (kaya mioglobin – O2) Aliran Darah ? Mitokondria ? Sedikit kapiler Sedikit mitokondria Banyak kapiler Banyak mitokondria Sumber ATP Glikogen - asam laktat Oksidasi fosforilisasi
(terutama dari siklus Kreb’s)
Kegunaan fungsional Kecepatan dan tenaga Endurance (bertahan lama) kurang bertenaga
TRADE-OFFS BETWEEN
FAST-TWITCH AND SLOW-TWITCH
MUSCLE FIBERS
• Serabut dg kec maksimum yg tinggi Vmax
(kerut cepat/fast twitch) dpt menghasilkan lebih
kerja, kekuatan mekanik(A) dan mechanical
power (B), tp menggunakan lebih banyak dari
serabut dg Vmax lebih rendah (kerut lambat).
• Serabut dg Vmax rendah menggunakan energi
lebih efisien pg lambat.
• Serabut dg Vmax tinggi lebih efisien pd
kecepatan pemendekan yg tinggi.
• Jika hewan ingin meghasilkan baik gerakan
cepat maupun lambat secara efisien, hewan itu
hrs memiliki kedua tipe otot tersebut
.
• Semua serabut otot dari 1 unit motorik dapat ditemukan serabut-serabut
ototnya menyebar di otot tersebut
• Syaraf motorik 1 menstimulasi serabut otot dalam unitnya saja, sementara staraf motorik 2 merangsang serabut otot di unitnya.
• Peningkatan jumlah serabut otot yang terlibat kontarksi melalui peningkatan keterlibatan unit motorik di otot
tersebut.
• Akan diperoleh respon bertingkat dalam kontraksi otot.
"All or none“ Fine touch 1:1 nerve to Fiber Finger tips Big muscles 1: 2000 Leg muscles Weak stimulus
Lowest threshold fibers Slow twitch typically
Moderate: adds Fast
Oxidative
High stimulus: all fibers Asynchronous:
Units take turns
Twitch: respons otot kerangka terhadap rangsangan tunggal atau potensial aksi:
•Periode latent - no change in length; time during which impulse is traveling along sarcolemma & down t-tubules to sarcoplasmic reticulum, calcium is being released, and so on (in other words, muscle cannot contract instantaneously!)
•Periode kontraksi - tension increases (cross-bridges are swivelling)
•Periode relaksasi - muscle relaxes (tension decreases) & tends to return to its original length
1. isotonic
- tension or force generated by the muscle
is greater than the load & the muscle shortens
2. isometric
- load is greater than the tension or force
generated by the muscle & the muscle does not
shorten
UJI DAYA KONSENTRASI ANDA SEKARANG !!
Who is he?
Tampilkan 30 detik
• Berdasarkan lokasi:
Vaskular, Gastrointestinal, Uninarius, Respirasi, Reproduksi, Okular
• Pola kontraksi
41
OTOT POLOS
• Pola koordinasi
PERBANDINGAN SINGLE UNIT AND MULTI UNIT
Single-Unit smooth muscle – serabut kontraksi bersama dan bekerja sebagai
satu unit (single unit).
Seperti serabut jantung, kecil, memanjang and pipih pd tiap ujungnya. Dihubungkan dengan lainnya melalui gap junctions
Depolarisasi spontan (myogenic) – disebarkan ke sel dekatnya secara aktif Kontraksi peristaltik – gelombang aktifitas yang bergerak sepanjang saluran
pencernaan, mendorong makanan. Juga ditemukan di urinary bladder, ureters, dan uterus
Rangsangan syaraf memodulasi kekuatan frekwensi kontraksi, tapi tidak menginisiasinya, seperti pada otot jantung.
Multi-Unit Smooth Muscle – serabut bekerja secara independen dan hanya
kontraksi jika dirangsang oleh neurons or hormones (neurogenic)
Umumnya otonom dan involunter. Kecuali: Bladder
Tidak ada motor end plate - transmitter dilepas dar beberapa varicosities sepanjang akson - receptors tidak terkonsentrasi tapi difuse.
Serabut otot tidak dihubungkan oleh Gap Junctions Iris mata - regulasi diameter pupil
Otot polos pada dinding pembuluh darah
• Dapat ditemukan pada dinding organ: digestive tract, urinary bladder, uterus
• Fungsi viseral - gerakan peristaltik untuk
mendorong isi atau squeezing to expel contents – inervasi oleh sistim syaraf otonom – beberapa otot polos dapat juga berfungsi secara
independent (myogenic).
• Heterogenous - banyak subtipe
• Tidak ada Sarkomer shg tidak nampak lurik • Berinti satu
• Retikulum sarkoplasma tidak berkembang • Tidak ada tubulus T
• Memiliki filamen tipis dan tebal tapi tidak tersusun dalam sarkomer.
• Bundel filamen tipis melekat pada Dense Bodies atau Attachment Plaques –
dihubungkan dgn penghubung khusus yg juga mengikat sel tetangga - mengandung
alpha-actinin (seperti lempeng Z pd otot kerangka) dan vinculin - khusus pada otot
polos.
• Bundel Bundles of Thin Filaments are interdigitated with the thin filaments. • Gap junctions pada otot polos single-unit - kontraksi bersama-sama.
PERBANDINGAN MIKROSKOPIS
OTOT KERANGKA DAN POLOS
45REGULASI KONTRAKSI OTOT POLOS
Beberapa otot polos kontraksi dan relaksasi sangat lambat.
Mekanisme Eksitasi-kontraktion berbeda dari otot kerangka tapi masih
tergantung pada [Ca
2+] dlm sarkoplasma.
Retikulum sarcoplasmic tidak berkembang - Ca
2+datang dari
ekstraseluler dengan cara:
Depolarisasi
Voltage gated Ca
2+channels pada sarkolema terbuka
Ca
2+masuk – mendorong kontraksi
Relaksasi jika permeabilitas Ca
2+kembali normal and pompa Ca
2+pada sarkolema menurunkan level Ca
2+intraseluler.
Some Smooth muscle cells have Ca2+ spikes - inward current carried
by Ca2+ - quick rise in Ca2+ levels.
• Otot polos tdk punya troponin, tapi punya mekanisme pengaturan untuk aktin:
• Protein Caldesmon berikatan dg filamen halus, mencegah ikatan dg myosin.
• Caldesmon dihilangkan dg:
1. Calmodulin - Ca2+ berikatan dg
calmodulin and kompleks calmodulin/Ca2+ berikatan dg
caldesmon, pembebasan daerah pengikatan kepala miosin pd aktin. 2. Foforilasi caldesmon by Protein
Kinase C. Phosphorylated
caldesmon does not bind to actin, so myosin does bind actin.
• Smooth muscles lack troponin. Have other regulatory mechanisms - for myosin:
– Binding of Ca2+ directly to myosin regulatory light chains changes myosin conformation, allowing it to bind actin.
– phosphorylation of myosin light chains by Myosin Light Chain
Kinase. Myosin LC Kinase is
activated by Ca2+/calmodulin.
– Phosphorylation of another site on the myosin regulatory light chain by Protein Kinase C induces a conformational change that prevents actin myosin binding -relaxation.
• Slow action of kinases, and slow changes of Ca2+ levels - slow rate of contraction of smooth muscle.
Homeostatic role Control fluid Sphincters Tonic contractions Support tubes Move products Slow contractions Little fatigue Low O2 use
Duration of muscle contraction in three types of muscle
Two Types of Smooth Muscle • Single-unit smooth muscle
Connected by gap junctions; Sheet of muscle contracts a unit e.g. small intestines
• Multi-unit smooth muscle
Cells are not electrically connected; each cell is stimulated independently
Actin + Myosin Actin + MyosinP-ATP
Myosin Light Chain Phosphatase Ca4++-Calmodulin-MLCK active Cross Bridge Cycling Power Stroke ADP + Pi ATP Actin-MyosinP-ADP-P
(Relaxed)
Head Detachment Recock Head 90oStimulation
(Latched)
Slow Detachment Phosphatase+
(low ATPase activity) (high ATPase activity) ATP Actin-Myosin-ADP-P 54Central
"Feeling"
Lactic acid
Peripheral
Glycogen depletion
Ca2+ interference
High Pi levels
ECF high K+
ACh depletion
55MUSCLE HYPERTROPHY AND ATROPHY
A. Repeated, exhaustive stimulation of a muscle will tend to result in an increase in muscle mass: Hypertrophy
1. addition of more myofibrils (i.e., an increase in diameter) 2. increase in the machinery for energy production
– more mitochondria
– more glycolytic enzymes
note: Hypertrophy does not involve the addition of new muscle fibers
The synthesis of new mass is stimulated by androgen (male) hormones (e.g., testosterone).
Consequently, males tend to get bigger muscles. That is also why the so-called ‘anabolic steroids’ are effective - but the benefits of increased muscle growth do not out weight to many substantial health risks of using these agents
B. A decrease in stimulation leads to a loss of muscle mass -Atrophy.
if prolonged, it can result in the irreversible loss (death) of muscle fibers
Perbandingan Otot Jantung dgn Kerangka
►
Skeletal Muscle:
Large and Multinuclear Fibers
Fibers contract separately - small groups innervated by the same neuron
Under voluntary control - motor neurons
Surrounded by connective tissue and coupled to bones with tendons
►
Cardiac Muscle:
Small fibers with Single Nuclei
Connected by Gap Junctions - Fibers contract all at once Involuntary control - intrinsically active, autonomic nerves
Connected to each other with Desmosomes - special intracellular adhesions.
Contractile Fibers (shown here)
Striated appearance - actin and myosin arranged in sarcomeres in myofibrils
T tubules associated with Z-disks of sarcomeres
extensive sarcoplasmic reticulum
Intercalated disks - specialized places of
contact between muscle fibers - gap junctions are located here
Conducting Fibers - Pacemakers
Tidak ada Actin atau Myosin – tidak kontrasi.
Banyak punya gap junctions, dengan yg lainnya dan serabut kontraktif, berfungsi sbg sistim transmisi signal.
Kontraksi Otot Jantung
• Myogenic – dimulai dari otot itu sendiri (berlawanan dg
neurogenic)
–
Bioeletrisitas muncul secara spontan pada pacemaker.
Mereka menimbulkan potensial aktion secara ritmis.
–
PA menyebar melalui gap junction yang ada di serabut otot.
–serabut otot jantung kontraksi secara bersama-sama.
• Inervasi oleh sistim syaraf sympatis dan parasympatis.
–
Tidak menghasilkan potensial aksi pada sinaps
–Berperan sebagai modulator.
–
Syaraf symphatis meningkatkan kekuatan & kecepatan
kontraksi
• Parasympathis menurunkan kecepatan dan kekuatan kontraksi.
Action Potensial
• Durasi potensial aksi pada otot
jantung jauh lebih lama dibanding
otot kerangka.
• Tahap plateau ratusan
milliseconds
.
– Tergantung pada influx of Ca2+ yg melalui voltage gated Ca2+
channels
• Rise in tension overlaps the
action potential
• Periode refractory panjang jadi
– mencegah kontraksi tetani
– Otot dapat relax di antara denyut – Menghasilkan pengaturan denyut
janjtung
•
Peningkatan Ca
2+intraseluler memicu kontraksi.
Tubulus T mengalirkan potensial aksi jauh di dalam serabut otot.
Depolarisasi mengaktifkan reseptor dihydropyridine pada Tubulus T.
Influx of Ca
2+dari ruang extrasellular melalui reseptor
dihydropyridine – tidak seperti otot kerangka dimana yang penting
adalah aktivasi mekanis dari reseptor ryanodine pada retikulum
sarcoplasmic. Tidak ada aktivasi mekanis pada serabut otot jantung.
Ca
2+dari ruang extrasellular memicu reseptor ryanodine pada
retikulum sarcoplasmic untuk terbuka, melepas Ca
2+dari simpanan
intrasellular - Ca
2+yang tergantung dari Ca
2+release.
Ca
2+dikeluarkan melalui Pompa Ca
2+pada retikulum sarkoplasma
dan melalui pertukaran Na+/ Ca
2+di membran plasma.
•
Kekuatan kontraksi proposional dengan konsentrasi Ca
2+intraseluler.
•
Ca
2+dari ruang extracellular and dari simpanan intracellular bervariasi
antara species – pada hewan (mis: kodok) with serabut otot yang kecil
(larger surface/volume ratio), pada umumnya Ca
2+berasal dari ruang
extrasellular, sedikit daridari SR, yang berkembang jelek.
Tension in isolated frog muscle as a function of
depolarization. The greater the depolarization, the
greater the tension.
Tension also depends on extracellular Ca
2+concentration. With greater extracellular Ca
2+, more
Ca2+ enters the cell at any level of depolarization
(greater driving force).
Little or no change seen with changing extracellular
Ca2+ in mammalian heart, where Ca2+ comes from
intracellular stores.
Increase in contraction strength by sympathetic
nervous system stimulation. Catecholamines:
• stimulate release of Ca2+ from SR (a-adrenergic
receptor and innositol phospholipid 2nd
messenger).
• Increase Ca2+ conductance of plasma membrane
(b-adrenergic receptors and adenylate cyclase
2nd messenger).
Creatine Phosphate Intermediate Limited store Rapidly Depleted Glycolysis (Glucose) Kreb's Cycle Oxidative Phosphorylation
Dari Darah atau Glycogen
ADP + Creatine Phosphate
ATP + Creatine
Glycolysis
2 ATP + Asam Piruvat
Anaerobik Asam Laktat Aerobic Acetyl Co-A 36 ATP CO2 Water 64
Calcium effects Action potential process