• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN HASIL PENGAMATAN INPUT DAN OUTPUT PRODUKSI DI MERAPI FARM PENGANTAR ILMU EKONOMI

N/A
N/A
Bayu Saptaji

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN HASIL PENGAMATAN INPUT DAN OUTPUT PRODUKSI DI MERAPI FARM PENGANTAR ILMU EKONOMI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN HASIL PENGAMATAN

INPUT DAN OUTPUT PRODUKSI DI MERAPI FARM PENGANTAR ILMU EKONOMI

Disusun oleh:

KELOMPOK 1 (11C)

1.Imam Agustiawan (210210143)

2. Bayu Saptaji (210210081)

3. Nauval Dhiya’ulhaq (210210001) 4. Anis Khoirunnisa (220220020) 5. Salsabila Nurburhana Salwa (220220026)

PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA YOGYAKARTA

2023

(2)

ii KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan singkat tepat pada waktunya.

Adapun tugas laporan ini mengenai Laporan Hasil Pengamatan Input dan Output Produksi di Merapi Farm.

Pada kesempatan kali ini, kami ucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Dr.

Ir. Sundari, M.P. selaku dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi yang telah membimbing kami untuk menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menulis laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat membuat laporan singkat ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Yogyakarta, September 2023

KELOMPOK 1

(3)

iii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 3

A. Merapi Farm ... 3

B. Input Produksi ... 3

C. Output Produksi ... 5

BAB III PENUTUP ... 8

A. Simpulan ... 8

B. Saran ... 8

DAFTAR PUSTAKA ... 9

(4)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan bidang peternakan di Indonesia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pembangunan pertanian yang mengacu pada pembangunan perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Pada hakekatnya pembangunan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperbesar lapangan pekerjaan, meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat, dan mengaitkan hubungan ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kegiatan usaha peternakan memiliki tanggung jawab untuk menyertakan tujuan kemanusiaan, kesejahteraan rakyat dan kelestarian sumberdaya alam bersama dengan tujuan usaha itu sendiri dalam mengejar keuntungan dan perkembangan (Maemunah et al., 2017). Menurut Arisandi (2017), khususnya subsektor peternakan, Peternakan kambing dan domba benar-benar memberikan gambaran ideal tentang apa yang bisa dicapai menunjukkan bagaimana hal itu dapat merangsang berbagai kegiatan ekonomi. Penggunaan bahan baku dari kambing dan domba dibatasi pada tiga kegiatan industri seperti industri kulit, industri susu dan pariwisata.

Kambing merupakan salah satu produk peternakan utama yang terjamin ketahanan pangan nasional sebagai sumber protein hewani. Produk peternakan Kambing bisa berupa daging kambing atau susu kambing. Kambing Peranakan Ettawa (PE) merupakan salah satu jenis kambing lokal Indonesia yang memiliki prospek pertumbuhan yang baik untuk mendukung perekonomian petani lokal.

Kambing PE di Indonesia pada umumnya dipelihara oleh peternak di pedesaan.

Fokus utama pada peternakan kambing PE adalah cara memperbanyak jumlah kambing PE, sehingga diperlukan upaya peningkatan produktivitas yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan peternak (Maemunah dan Isyanto (2017).

(5)

2 Pengembangan peternakan berkaitan dengan peningkatan pendapatan peternak. Pendapatan yang meningkat dari suatu usaha peternakan akan memberikan motivasi untuk berusaha lebih baik. Sukses dan gagalnya suatu usaha peternakan sangat dipengaruhi oleh kemampuan ternaknya berproduksi dan harga input produksi serta output yang dihasilkan. Keadaan tersebut erat kaitannya dengan kemampuan peternak dalam mengelola usahanya dan tingkat keuntungan maksimum yang dicapainya. Peternak dengan jumlah ternak pemilikan yang banyak, mempunyai kesempatan untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi.

Jumlah pemilikan ternak yang lebih banyak umumnya akan lebih efisien dalam hal tenaga kerja dan biaya produksi.

B. Tujuan

Tujuan dari pengamatan kali ini adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang mahasiswa terkait berbagai macam input dan output produksi yang ada pada peternakan Merapi Farm.

(6)

3 BAB II

PEMBAHASAN

A. Merapi Farm

Merapi Farm merupakan peternakan kambing perah yang terletak di lereng gunung merapi yang tepatnya terletak Balong Wetan RT.02/RW.13, dusun Plosorejo, desa Umbulharjo, kecamatan Cangkringan, kabupaten, Sleman, Yogyakarta. untuk usaha peternakan kambing perah dan penggemukan domba bermula pada Februari 2016 dipimpin oleh Bapak Taufik Mawaddani di daerah kandang bawah dan untuk kandang yang sekarang dibangun pada tahun 2019.

Bapak taufik tidak memiliki latar belakang dalam pendidikan tentang peternakan namun beliau memilih membuka usaha mulai peternakan kambing perah. Hal ini dikarenakan potensi pengembangan kambing perah di daerah tersebut yang tinggi di tunjang dari lingkungan yang mendukung dan ketersediaan pakan yang masih melimpah di wilayah tersebut, sehingga pengembangan ternak perah diwilayah tersebut sangat baik dan dapat berproduksi secara optimal. Saat ini peternak merapi Farm manajemen ternak perah sudah memiliki kemajuan yang sangat pesat dari awal mula pengembangan kambing perah. Dari pemberian pakan dengan pakan silase, pemberian konsentrat yang menggunakan produk pengolahannya sendiri, pengemasa susu yang lebih optimal, pengelompokan ternak berdasarkan fasenya serta perawatan cempe yang cukup baik yang dilakukan supaya mengurang mortalitas pada cempe.

B. Input Produksi

Faktor produksi di Merapi Farm meliputi berbagai komponen sehingga dihasilkan produk-produk yang optimum, seperti: bibit kambing perah, pakan ternak, air, dan fasilitas kandang.

Bibit kambing perah yang digunakan di Merapi Farm merupakan kambing bligon, jawa randu, peranakan etawa, dan saanen. Jumlah ternak yang berproduksi menghasilkan susu terdapat 40 ekor. Induk yang sudah melewati laktasi kelima

(7)

4 akan dijual dalam keadaan hidup, sedangkan yang kondisinya jelek akan dijual dalam bentuk daging. Induk yang sudah melahirkan rata-rata setelah bulan keempat akan bunting kembali.

Gambar 1 Bibit Kambing Perah Merapi Farm

Pakan yang digunakan dalam usaha peternakan perah Merapi Farm ada dua jenis yaitu silase dan konsentrat. Dimana kedua pakan ini dicampur dengan perbandingan 70% silase dan 30% konsentrat,dalam pencampuran 100 Kg. Pakan silase yang digunakan berasal dari silase tebon jagung dan ketela, yang mana didatangkan langsung dari Purowerejo dan Lampung. Sedangkan untuk konsentrat berasal dari hasil produksi Merapi Farm sendiri yang sebagian dijual kepada para peternak. Kemudian untuk pemberian pakan diberikan pada pagi hari setelah pemerahan sedangkan pada sore hari sebelum dilakukan pemerahan.Jumlah pakan yang diberikan untuk setiap ternak yaitu sejumlah 1.2 kg/ekor/hari dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan ternak untuk berproduksi dan bereproduksi.Hal ini sesuai dengan pendapat Ramadhan et al. (2013) bahwa pakan merupakan asupan yang diberikan kepada hewan ternak (peliharaan). Pakan merupakan faktor utama dalam usaha ternak kambing secara intensif yang dapat menghabiskan 60-70% dari total biaya produksi.

(8)

5 Gambar 2 Pakan dan Air Merapi Farm

Kandang merupakan salah satu sarana yang dibutuhkan dalam budidaya ternak kambing perah. Kandang digunakan sebagai tempat tinggal bagi ternak dan menjalankan kelangsungan hidupnya. Kandang yang digunakan oleh Merapi Farm adalah kandang model panggung yang terdapat kandang koloni dan kandang individu. Kandang koloni berisi 15 - 20 ekor betina, untuk kandang kambing pejantan akan dipisahkan dari kandang kambing betina, terdapat kandang cempe/anak kambing. Kandang cempe menggunaakan kandang individu. Ukuran kandang mencapai 2.000 m2. Lantai kandang terbuat dari kayu, lantai dasar bawah kandang menggunakan semen untuk memudahkan dalam membersihkan kotoran.

Atap kandang meggunakan asbes tebal. Kandang memiliki fasilitas tempat pakan dari kayu dan tempat minum yang otomatis dan disediakan mineral blok pada setiap kandang koloni.

C. Output Produksi

Output produksi di Merapi Farm adalah susu kambing, cempe, dan kompos.

Jumlah produksi susu dapat mencapai 50-60 liter per harinya, dengan produksi susu harian per ekornya sekitar 1-1,2 liter. Penjualan produk susu dibuat dalam satuan liter. Susu Kambing Merapi Farm dijual dengan harga Rp 20.000/liter. Susu Kambing Merapi Farm dijual langsung ke pabrik. Pabrik tersebut nantinya akan mengolah susu kambing menjadi berbagai bentuk dan olahan, seperti susu bubuk, permen, dan lain-lain.

(9)

6 Gambar 3 Susu Kambing Merapi Farm

Cempe di Merapi Farm memiliki litter size 2 -3 ekor dengan rata-rata cempe yang dilahirkan jantan sekitar 50%-70%. Cempe yang dihasilkan oleh Merapi Farm setiap tahunnya dapat mencapai 20 ekor. Harga yang ditawarkan per ekor yaitu Rp 1.500.000. Namun, harga ini sewaktu-waktu dapat berubah mengikuti permintaan pasar. Cempe Merapi Farm biasa dipasarkan di pasar hewan atau melalui komunitas peternak kambing perah.

Gambar 4. Cempe di Merapi Farm

Kompos merupakan produk sampingan di Merapi Farm dengan memanfaatkan limbah feses kambing. Setiap harinya dihasilkan 50 kg feses kambing, sehingga dapat diperkirakan dalam setahun mencapai 18.250 kg feses.

Feses yang dikumpulkan saat melakukan sanitasi kandang dimasukkan ke dalam karung dengan berat 25 kg. Per kg feses dijual dengan harga Rp 400 atau setiap karungnya dijual dengan harga Rp 10.000. Kompos Merapi Farm dijual di komunitas pertanian.

(10)

7 Selain memproduksi susu kambing, Merapi Farm juga memperoduksi pakan konsentrat untuk ternak potong. Produksi dalam 1 hari Merapi Farm dapat membuat pakan konsentrat sebanyak 4-7 ton perhari, dengan harga per-karung bobot 50 kg adalah Rp 160.000. Konsentrat Merapi Farm dijual di komunitas peternak.

Gambar 5 Konsentrat Merapi Farm

(11)

8 BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di Merapi Farm terkait input dan output produksi yaitu input produksi terdiri dari bibit, pakan, ternak, air dan fasilitas kandang, sedangkan ouput produksi yaitu susu kambing yang dijual langsung ke pabrik, cempe yang dijual di pasar hewan dan komunitas peternak, konsentrat yang digunakan pribadi dan dijual di komunitas peternak dan kompos yang dijual di komunitas pertanian. Faktor produksi di Merapi Farm telah tersedia dengan baik, mulai dari kelengkapan kandang, pemilihan lokasi yang cocok dengan kondisi ternak, ketersediaan air dan bahan baku pakan sehingga output yang dihasilkan dapat dioptimalkan.

B. Saran

Penyediaan input dan penghasilan output Merapi Farm telah berjalan dengan baik. Namun, akan lebih baik lagi jika promosi produk Merapi Farm dapat dimaksimalkan, sehingga akan didapatkan jangkauan pasar yang lebih luas.

(12)

9 DAFTAR PUSTAKA

Arisandi, R. 2017. Evaluasi Keberhasilan Inseminasi Buatan di Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa. Doctoral dissertation., Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Maemunah, S., dan Isyanto, A. Y. 2017. Faktor Penentu Inefisiensi Teknis Pada Usaha Ternak Kambing Peranakan Ettawa. Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis, 3(2).

Ramadhan, B.G., T.H. Suprayogi dan A. Sutiyah. 2013. Tampilan Produksi Susu dan Kadar Lemak Susu Kambing Akibat Pemberian Pakan dengan Imbangan Hijauan dan Konsentrat yang Berbeda. Animal Agricultural Journal. 2(1): 353-361.

Referensi

Dokumen terkait

The effect of extracellular alkalinization on lactate metabolism of breast cancer stem cells: Overview of LDH-A, LDH-B, MCT1 and MCT4 gene expression To cite this article: G M G