• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KA ANDAL KELOMPOK ANDESIT

N/A
N/A
Achmad R

Academic year: 2025

Membagikan "LAPORAN KA ANDAL KELOMPOK ANDESIT"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KA ANDAL

PADA TAMBANG ANDESIT PT. TRINUSA BANGUN PERKASA

Oleh :

SYARIFAH AMWAL .T (NIM. 11180980000006)

ACHMAD RAVI (NIM. 11180980000016)

DHUHA AGHNA PUTRI (NIM. 11180980000023)

Dosen Pengampu : A. Silvan Erusani, ST., M.Sc

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTMABANGAN

(2)

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1443 H/2022 M

(3)

BAB I PENDAHULUAN

Indonesia memiliki potensi pertambangan yang sangat tinggi dan dikenal sebagai salah satu negara dengan distribusi hasil pertambangan ke berbagai pulau. Potensi dan keanekaragaman mineral yang luar biasa ini banyak menarik perhatian investor pertambangan, terutama investor asing. Karena perusahaan dijalankan oleh asing atau investor besar, pengusaha Indonesia hanya terlihat oleh mereka yang fokus pada pertambangan. Oleh karena itu, untuk peran tenaga ahli lokal, sudah selayaknya pengusaha lokal mengelola sumber daya mineral di daerahnya. Hal ini karena berpengaruh terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat sekitar dan mendorong berkembangnya industri lokal yang dapat mendukung pertambangan. Hasil tambang khususnya yang berasal dari industri metalurgi wajib diolah dan/atau dimurnikan menjadi barang jadi atau setengah jadi untuk menambah nilai tambah.

Ada beberapa aspek penting yang perlu dipertimbangkan ketika merencanakan operasi penambangan. Hal itu terlampir dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2022. Rencana lengkap untuk memulai perusahaan pertambangan memerlukan pemahaman yang baik tentang apa arti izin pertambangan, termasuk persyaratan khusus, yaitu:

1. Ketentuan Umum untuk mengetahui tujuan dari sebuah persyaratan,

2. Lingkup Kewenangan dan Pendelegasian sebagai bentuk persyaratan yang harus diajukan di suatu perusahaan tambang mineral dan batubara,

3. Penyelenggaraan Pemberian Perizinan Berusaha,

4. Pembinaan, Pengawasan dan Pelaporan secara benar dan teratur, dan 5. Pendaan sebagai syarat jelas yang diharuskan untuk diketahui

Seperti yang kita ketahui bersama, kegiatan ini merupakan kegiatan yang menggunakan sumber daya alam yang jumlahnya semakin menipis, dan proses penambangan itu sendiri merupakan kegiatan yang berisiko tinggi terhadap lingkungan.

Risiko tinggi ini disebabkan oleh keberadaan bahan tambang ini, yang biasanya dilakukan melalui penambangan kosong. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian yang cermat dan mendalam terhadap dampak yang mungkin timbul saat melakukan kegiatan penambangan.

Hal ini diperlukan agar kegiatan tersebut dapat dimanfaatkan secara ekonomis, serta menghindari dampak lingkungan yang timbul. Penerapan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan diperlukan untuk mencapai keseimbangan antara manfaat ekonomi dan kapasitas lingkungan. Prinsip pembangunan berkelanjutan adalah kemaslahatan generasi

(4)

sekarang dan yang akan datang. Salah satu pendekatan ke arah ini adalah melakukan studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebelum melaksanakan kegiatan.

1.1.1 Tujuan

a. Kegiatan pertambangan andesit untuk menambah finansial

b. Menambah perolehan devisa negara, melalui realisasi ekspor hasil tambang ; c. Menambah pendapatan negara bukan pajak (PNBP) dari dana bagi hasil tambang;

d. Memberdayakan masyarakat setempat dan sekitarnya.

1.1.2 Manfaat

1. Membantu Pemerintah Republik Indonesia pada umumnya dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat serta Kabupaten Bandung Barat khususnya dalam menciptakan lapangan kerja bagi penduduk setempat.

2. Membantu Pemerintah Republik Indonesia dalam pemasukan devisa dari sektor non migas.

3. Memberikan kesejahteraan dan peningkatan pendapatan masyarakat, melalui kegiatan pertambangan khususnya di Kecamatan Cipongkor Desa Karang Sari.

4. Menyerap tenaga kerja, terutama penduduk setempat dan sekitarnya,

Berbagai peraturan dan keputusan badan hukum terkait yang dimaksud dalam penyusunan dokumen AMDAL perencanaan kegiatan pertambangan emas di Kecamatan Laluwatu, Kabupaten Bombana, Negara Jambi, termasuk peraturan perundang-undangan, peraturan presiden, peraturan menteri, dan peraturan perundang-undangan. peraturan pemerintah dan lembaga pemeringkat lingkungan lainnya termasuk undang-undang dan peraturan seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini..:

No. Peraturan

Perundang-undangan Judul

Keterkaitan Dengan Penyusunan

ANDAL A. Undang-undang

1. UU No. 5 Tahun 1960 Ketentuan-

ketentuan Pokok Agraria

Usaha bidang pertambangan bersinggungan erat dengan masalah pertanahan, terutama dalam hal penataan batas dan pembebasan lahan masyarakat, oleh karenanya perlu memperhatikan

(5)

ketentuan bidang pertanahan 2. UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja Potensi kecelakaan kerja

pada usaha pertambangan emas perlu mengacu dan memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan kerja (K-3)

3. UU No. 07 Tahun 1981 Wajib Lapor Ketenagakerjaan

Dalam hal rencana penyerapan tenaga kerja pada usaha pertambangan,

pihak Pemrakarsa

berkewajiban untuk melaporkan rencana penggunaan tenaga kerja kepada dinas /instansi yang berwenang.

4. UU No. 5 Tahun 1990 Konservasi

Sumberdaya Alam

Hayati dan

Ekosistemnya

Salah satu dampak usaha pertambangan emas adalah berkurangnya luas areal berhutan yang menjadi habitat bagi keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa liar.

Usaha pertambangan perlu memperhatikan aspek konservasi sumber daya alam hayati dalam rangka memenuhi prinsip-prinsip kelestarian lingkungan hidup.

5. UU No. 03 Tahun 1992 Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Ketentuan ini berkaitan erat dengan kewajiban bagi setiap perusahaan untuk memenuhi Jaminan Sosial Tenaga Kerja

(6)

(Jamsostek) bagi setiap karyawan di

lingkungan perusahaan.

6. UU No. 5 Tahun 1994 Pengesahan Konvensi Perserikatan

Bangsa Bangsa Mengenai

Keanekaragaman Hayati

Ketentuan-ketentuan

konvensi bidang

keanekaragaman-hayati perlu mendapat perhatian dalam manajemen pertambangan batu-bara, dalam kerangka komitmen terhadap UU No.

5 Tahun 1990

7. UU No. 41 Tahun 1999 Kehutanan Terkait dengan adanya areal pertambangan yang terdapat di dalam areal Hutan.

8. UU No. 21 Tahun 2000 Pembentukan Serikat Pekerja

Terkait dengan aspek ketenagakerjaan menyangkut kegiatan dan hak-hak pekerja tambang.

9. UU No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan Regulasi bidang ketenagakerjaan juga penting diperhatikan dalam usaha pertambangan, seperti ketentuan tentang jumlah jam kerja, UMR/UMSP, Jamsostek, dll.

10. UU No. 02 Tahun 2004 Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

Memiliki keterkaitan erat

dengan aspek

ketenagakerjaan dalam usaha pertambangan

B. Peraturan Pemerintah

1. PP No. 35 Tahun 1991 Sungai Dampak perubahan pola aliran sungai yang dapat ditimbulkan oleh usaha

(7)

pertambangan perlu dikelola dengan memperhatikan ketentuan PP ini.

2. PP No. 41 Tahun 1993 Angkutan Jalan Penjelasan sama dan/atau sejalan dengan butir A.7 (di atas)

3. PP No. 85 Tahun 1999 jo PP No. 18 Tahun 1999

Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Ketentuan pada PP No.

85/1999 ini terkait dengan

regulasi dalam

pengelolaan/penanganan limbah B3 yang dihasilkan oleh sebuah kegiatan (usaha pertambangan emas), diantaranya limbah oli atau pelumas bekas dari aktivitas perawatan kendaraan operasional dan mesin- mesin dalam operasi tambang emas

4. PP No. 41 Tahun 1999 Pengendalian Pencemaran Udara

Penurunan kualitas udara oleh debu dan kebisingan merupakan salah satu dampak penting pada usaha tambang emas, oleh karenanya perlu dicermati pada studi ANDAL ini dan dalam pengelolaannya harus mengacu kepada ketentuan dalam PP ini.

(8)

5. PP No. 25 Tahun 2000 Kewenangan

Pemerintah dan Kewenangan

Propinsi Sebagai Daerah Otonom

Penjelasan sama dan/atau sejalan dengan butir A.15 (UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah)

6. PP No. 74 Tahun 2001 Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah No. 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

Sebagian limbah yang dihasilkan oleh operasi tambang emas termasuk kategori B3 (oli/pelumas bekas), oleh karenanya upaya pengelolaan dan penanganannya harus berpedoman pada ketentuan PP No. 74/ 2001 ini.

C. Keputusan/Instruksi Presiden 1. Keppres No. 04

Tahun 1980

Wajib Lapor Karyawan

Keppres ini memiliki keterkaitan dengan kewajiban perusahaan untuk menyampaikan informasi karyawan (tenaga kerja) kepada pemerintah.

2. Keppres No. 32 Tahun 1990

Pengelolaan Kawasan Lindung

Ketentuan ini mengatur tentang pengalokasian areal untuk kawasan lindung, seperti kawasan sempadan sungai, 200 m dari radius danau atau sumber air, areal dengan kemiringan di atas 40% (sangat curam), dsb.

3. Keppres No. 22 Tahun 1993

Penyakit Akibat Kerja

Ketentuan ini mengatur tentang penanganan,

pencegahan dan

penanggulangan penyakit yang diakibatkan oleh kerja.

(9)

Penjelasan yang relevan terkait pula dengan ketentuan Jamsostek (UU No.3/1992).

4. Keppres No. 25 Tahun 2001

Tim Koordinasi Penanggulangan Pertambangan Tanpa Izin, Penyalahgunaan

BBM serta

Perusahaan Instalasi

Ketenagalistrikan dan

Keppres ini perlu diperhatikan perusahaan agar tidak terlibat pada usaha ilegal di bidang pertambangan atau perdagangan hasil tambang (penyelundupan emas)

Pencurian Aliran Listrik

5. Inpres No. 02 Tahun 2008

Penghematan Energi dan Air

'Kebijakan Pemerintah' ini memiliki keterkaitan dengan usaha tambang emas sebagai salah satu bentuk pemanfaatan potensi sumberdaya alam yang keberadaannya semakin menyusut (tidak dapat diperbarui), oleh karenanya perlu dilakukan upaya penghematan energi, termasuk emas sebagai bahan-baku

(10)

sumber energi.

6. Inpres No.16 tahun 2011

Peningkatan Pengendalian Kebakaran

Sebagai acuan dalam pengendalian kebakaran

(11)

BAB II

RUANG LINGKUP STUDI 1.1. Deskripsi Kegiatan

Memperhatikan harga komoditas batu pecah (membelah /agregat) dalam mendukung Era Pembangunan Infrastruktur di dalam negeri, khususnya Jawa Barat yang sedang meningkatkan infrastruktur pembangunan, antara lain pembangunan jalan dan bendungan yang akan dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan sarana pengairan/irigasi, maka PT. Trinusa Bangun Perkasa bermaksud untuk ikut serta dan berperan aktif dalam Era Pembangunan Infrastruktur tersebut khususnya dalam penyediaan barang bahan galian batuan andesit dengan melakukan eksplorasi dan membuka lokasi batuan andesit seluas 11 hektar yang terletak di Desa Karang Sari, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Setelah mendapatkan penetapan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP), selanjutnya PT. Trinusa Bangun Perkasa mengajukan permohonan untuk mendapatkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi pada lokasi tersebut di atas yang kemudiandikabulkan dengan diterbitkannya Surat Keputusan Bupati Bandung Barat Nomor:545/Kep.417–BPMPPT/2014 per tanggal 3 September 2014.

1.2. Rincian Pembangunan

Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi batuan andesit PT. Trinusa Bangun Perkasa seluas 11 hektar secara administratif terletak di Desa Karang Sari, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat.Sedangkan letakgeografis wilayah IUP Eksplorasi batuan andesit PT. Trinusa Bangun Perkasa Kecamatan Cipongkor terletak di wilayah Barat dari Ibukota Kabupaten Bandung Barat, secara geografis berada di antara 6° 3,73' – 7° 1,031' Lintang Selatan dan 107°1,10' – 107° 4,40' Bujur Timur pada ketinggian 700 – 1500 meter di atas permukaan laut dengan luas wilayah ±79,96 km2.. Secara administratif, wilayah Kecamatan Cipongkor secara langsung antara lain:

(12)

Di sebelah utara dengan Kecamatan Cipatat dan Kabupaten Cianjur, Di sebelah Selatan dengan Kecamatan Rongga dan Kecamatan Sindangkerta, Di sebelah Barat dengan Kecamatan Gunung Halu, dan Di sebelah Timur dengan Kecamatan Cililin dan Kecamatan Batujajar.Kecamatan Cipongkor merupakan daerah bukan pesisir namun memiliki lahanyang pinggiran kota dan memiliki banyak aliran sungai yang mengakibatkan sebagian besarluas wilayahnya dimanfaatkan untuk pertanian. penggunaan lahan dibedakan atassawah (30%), lahan bukan sawah (59%), dan lahan non pertanian (11%).

Lahan bukansawah antara lain berupa tegalan/kebun dan perikanan, sedangkan lahan non pertanianantara lain berupa pemukiman, bangunan, dan fasilitas lainnya. Sementara itu, tata gunalahan di sekitar rencana lokasi penambangan batuan andesit.

1.3. Tahapan Penambangan 1.3.1. Pra Konstruksi

a. Sosialisasi

Melakukan mediasi dengan tokoh msyarakat dan warga terkena dampak.

Memberikan Informasi yang jelas dan lengkap tentang rencana kegiatan yang akan dilakukan serta memfasilitasi pertemuan untuk dengar pendapat Warga yang diundang merupakan representasi dari warga yang diwakili, khususnya warga yang terkena dampak langsung

b. Pengadaan dan penyewaan lahan

Proses pengadaan lahan langsung antra pemrakarsa dengan pemilik/ penggarap, tidak melalui prantara, Pengukuran batas pemilikan lahan oleh BPN. Proses pengadaan lahan dilakukan secara transparan dengan jadawal yang telah disepakati Selama proses pengadaan lahan belum selesai maka lahan yang akan dibebaskan masih dapat digunakan untuk kegiatan pertanian atau fungsi sebelumnya Harga ditentukan berdasarkan musyawarah dengan mempertimbangkan NJOP dan harga pasar yang berlaku.

c. Eksplorasi dan studi kelayakan

Kegiatan eksplorasi andesit dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu : 1. Penelitian geologi

Kegiatan ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui batas penyebaran secara lateral, termasuk mengumpulkan segala informasi geologi dan pemetaan topografi.

Peta topografi pada tahap ini berskala 1 : 500 2. Penelitian geofisika

Penelitian yang umum dilakukan berupa pendugaan geolistrik, yaitu penelitian berdasarkan sifat tahanan jenis batuan. Kegiatan ini diselaraskan dengan data

(13)

geologi permukaan ataupun bawah permukaan. Hasil interpretasi disajikan dalam bentuk penampang geologi yang didasarkan kepada hasil pengolahan data pengukuran geolistrik dengan menghubungkan setiap titik duga satu dengan yang lainya. Keadaan geologi ini akan memperlihatkan penyebaran, baik secara vertikal maupun lateral pada suatu penampang. Pendugaan geolistrik secara umum akan menyajikan data lapisan tanah pucuk dan lapisan andesit

3. Pemboran

Kegiatan ini dilakukan untuk pengecekan secara rinci data endapan bagi keperluan perhitungan cadangan

4. Pengambilan contoh

Kegiatan ini dimaksudkan untuk keperluan analisis laboratorium dan mekanika batuan

5. Perhitungan cadangan

Perhitungan cadangan yang terdapat di daerah penyelidikan dilakukan dengan cara metoda penampang (cross section method) yang sangat cocok untuk  batuan yang penyebarannya homogen serta ketebalannya relatif merata.

Volume cadangan dihitung per luas penampang yang dimensinya adalah di antara dua luas daerah penampang dan ketebalan pada titik-titik eksplorasi di sekelilingnya.

d. Perizinan

Perizinan yang akan dilakukan yaitu meliputi izin usaha pertambangan eksplorasi berdasarkan Surat Keputusan Bupati, izin usaha pertambangan berdasarkan UU Nomor 4 Tahun 2009, izin penggunaan dan pemanfaatan ruang, izin pembebasan lahan, serta perizinan lainnya terkait operasi kegiatan penambangan andesit.

1.3.2. Konstruksi

a. Penerimaan Tenaga Kerja

Melaksanakan kerja sama dengan instansi yang yang menangani ketenaga kerjaan (dinas tenaga kerja) dalam semua prosesi informasi penerimaan tenaga kerja konstruksi.

(14)

b. Mobilisasi Perakatan dan Material

c. Persiapan Lahan untuk Tambang

Persiapan lahan dilakukan dengan memotong pepohonan di sekitar area, pembabatan hingga sampai akar-akarnya, serta pembakaran hutan. Agar tetap menjaga lingkungan dan menghindarkan dampak buruk bagi warga sekitar. Untuk itu perlu memperhatikan kondisi tanah sebelum melakukan pembakaran atau mengecek jenis pohon yang akan ditebang

d. Konstruksi Fasilitas dan Infrastruktur

Guna kelancaran dalam kegiatan pelaksanaan baik secara administrasi maupun operasional maka diperlukan infrastruktur, seperti jalan dan bagunan kantor dengan mempertimbangkan aspek keamanan. Saran lain yang akan dibuat yaitu penggalian dan perbaikkan jalan tambang, kantor tambang, mesh karyawan, bengkel, stockpile dan crushing plant, tempat penimbunan/penyimpanan tanah tertutup dan kolam pengendapan, pengadaan air bersih,mushola, rumah genset,instalasi air, penyimpanan bahan bakar, bak control.

(15)

1.3.3. Operasi

a. Land Clearing

Land clearing dilakukan dengan memotong pepohonan di sekitar area, pembabatan hingga sampai akar-akarnya, serta pembakaran hutan. Agar tetap menjaga lingkungan dan menghindarkan dampak buruk bagi warga sekitar. Untuk itu perlu memperhatikan kondisi tanah sebelum melakukan pembakaran atau mengecek jenis pohon yang akan ditebang.

b. Pengupasan Tanah Penutup

Pengupasan tanah pucuk (top soil), lalu Penggalian dan pemindahan lapisan penutup.

c. Penambangan Andesit

Metode penambangan yang biasa diterapkan terhadap andesit adalah tambang terbuka (quarry). Bentuk topografi bahan galian umumnya berbentuk bukit, dan penambangan dimulai dari puncak bukit (top hill type) ke arah bawah (top down) secara bertahap membentuk jenjang (bench).

1.3.4. Pasca Operasi

a. Pemutusa Hubungan Kerja

Proses PHK dilakukan scara bertahap dengan penginformasian pada pekerja dalam waktu yang cukup sehingga ada penyiapan diri untuk kegiatan/pekerjaan lain setlah PHK

b. Penutupan Tambang dan Pembongkaran Alat

Menempatkan petugas untuk mangatur arus pada saat masuk/keluar akses yang bermuara Pengaturan jadwal pengangkutan yang tidak bersamaan dengan jam sibuk lalulintas pagi hari, yaitu jam 08.00-17.00. Penggunaan jenis kendaraan dengan jumlah as (sumbu kendaraan) minimal 6 sumbu (low bed trailer) untuk mengakut mesin-mesin indutri penambangan, Memperbaiki kerusakan jalan yang sifatnya sementara, namun tidak membahayakan penggunaan jalan lain, khususnya di jalan lingkungan.

c. Reklamasi Akhir dan Pemgembalian Alat

Penanaman jenis-jenis pepohonan yang telah dipilih untuk memperkaya jenis- jenis pohon yang ada yang dapat hidup di lingkungan gambut, Melakukan

(16)

revegatasi sesuai dengan luas lahan yang digunakan. Melakukan pendekatan pendekatan kepada masyarakat melalui Bina Lingkungan. Alat-alat yang sudah tidak dipergunakan lagi pada tahap operasi akan dipindahkan dari tapak proyek ke lokasi lain yang membutuhkan. Pembawaan alat ini yang jalannya lambat akan diangkut dengan trailer.

d. Matriks Interaksi Dampak Potensial dengan Komponen Tahapan Pertambangan

Komponen Lingkungan

Pra Konstruksi Konstruksi

1 2 3 4 5 6 7 8

GEOFISIK

Kebisingan ✓

Penurunan

Kualitas Udara ✓ ✓

Kualitas Air Getaran Perubahan

Topografi Lahan ✓

BIOLOGI

Flora ✓

Fauna ✓

SOSIAL Kesempatan

Kerja ✓ ✓ ✓ ✓

Peluang Usaha ✓ ✓

Konflik sosial ✓ ✓ Perfektif positif

masyarakat ✓ ✓

Pertumbuhan Ekonomi Perubahan Jumlah Penduduk Perubahan Kepemilikan Lahan

Sifat dan Persepsi Masyarakat

KESEHATAN MASYARAKAT Kecelakaan

Kerja ✓ ✓ ✓ ✓

Limbah Domestik Limbah Padat

(17)

Limbah B3 Kesehatan Masyarakat

(18)

BAB III METODOLOGI Keadaan Lapangan

Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi batuan andesit PT. Trinusa Bangun Perkasa seluas 11 hektar secara administratif terletak di Desa Karang Sari, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat.Sedangkan letakgeografis wilayah IUP Eksplorasi batuan andesit PT. Trinusa Bangun Perkasa Kecamatan Cipongkor terletak di wilayah Barat dari Ibukota Kabupaten Bandung Barat, secara geografis berada di antara 6° 3,73' – 7° 1,031' Lintang Selatan dan 107°1,10' – 107°

4,40' Bujur Timur pada ketinggian 700 – 1500 meter di atas permukaan laut dengan luas wilayah ±79,96 km2.

Eksplorasi Sumur Uji

Kegiatan eksplorasi yang dilakukan di daerah penelitian yaitu dengan eksplorasi langsung sumur uji. Terdapat 50 titik sumur uji yang tersebar di lokasi penelitian dengan jarak antar titik sumur uji ±30 meter. Pola titik penggalian sumur uji yang dilakukan berbentuk bujur sangkar. Penggalian sumur uji dilakukan dengan rata-rata kedalaman 7.4 meter, dengan lubang terdangkal 4.3 meter dan lubang terdalam 7,3 meter. Profil yang terdapat dari hasil penggalian terdiri dari tanah penutup, dan bijih bauksit. Selanjutnya, data hasil eksplorasi tersebut akan digunakan sebagai basis data acuan dalam pembuatan model geologi untuk menentukan bentuk dan sebaran bijih bauksit, estimasi sumberdaya dan perancangan tambang yang akan dilakukan.

Sumberdaya

Diperoleh sumber daya andesit (hipotetik) dengan volume sebesar 2.717.000 m3 atau 6.792.500 ton.

Cadangan

Peta Blok Perhitungan Cadangan Batuan Andesit PT. Trinusa Bangun Perkasa. Dengan cadang 6.792.500 ton.

Kualitas

Potensi batuan andesit pada daerah penyelidikan menempati hampir seluruh (±97% dari total luasan) daerah penyelidikan dengan sebaran mulai dari arah utara ke selatan, serta dari timur ke barat.

(19)

Geoteknik

Uji geoteknik yang d laukan adalah dipilih 2 buah sampel yang representatif untuk dianalisis Sifat Fisik dan Mekanik Batuan Andesit PT. Trinusa Bangun Perkasa – Karang Sari, Cipongkor di Laboratorium Pusat Sumber Daya Air, Bandung

(20)

BAB IV

PRAKIRAAN DAMPAK BESAR DAN PENTING 1.4. Dampak Potensial Geofisika

a) Kebisingan

Dampak kebisingan ini terjadi pada saat tahap konstruksi, operasional, dan pasca operasional. Peningkatan kebisingan bersumber dari aktivitas mobilisasi alat dan material konstruksi, land clearing dan aktivitas lainnya. Pada tahap konstruksi kebisingan ini bersumber dari alat-alat berat yang dioperasikan dan aktivitas konstruksi itu sendiri. Memgakibatkan gangguan pendengaran, aktifitas sehar-hari masyarakat akibat kebisingan suara dari alat.

b) Kualitas Udara

Dampak kualitas udara terjadi pada saat tahap konstruksi, operasional dan pasca operasional.Kawasan tersebut berdebu, karena debu kendaraan itu dapat mengganggu kesehatan seperti pernafasan dan iritasi pada mata. Dan jarak pandang dapat terganggu oleh debu. Dampak penurunan kualitas udara berupa peningkatan kandungan partikel debu, akan bertambah parah bila terjadi pada musim kemarau atau musim kering.

c) Kualitas Air

Dampak Kualitas air dapat terjadi pada saat tahap konstruksi, operasional dan pasca operasional. Dapat menyebabkan kualitas kadar air menurun akibat penumpukan tailing untuk pembangunan serta material lainnya yang dapat larut oleh air selama hujan akan dapat berpengaruh terhadap kualitas air.

d) Getaran

Dampak getaran terjadi pada saat tahap konstruksi dan operasional. Dapat menghambat aktifitas orang yang ada di dalam bangunan tersebut akibat adanya getaran seperti getaran pada tanah atau aktifitas kendaraan yang lewat.

e) Perubahan Topografi Lahan

Dampak yang terjadi dari perubahan topografi lahan pada saat tahap konstruksi, operasional, pasca operasional. Lahan yang semulanya bagus menjadi merubah bentuk lahan semula akibat aktifitas pertambangan tersebut, sehingga berpotensi terjadinya longsor.

1.5. Dampak Potensial Biologi a) Flora

(21)

Dampak terjadi pada tahap konstruksi, operasional dan pasca operasional.

Terjadinya penggundulan lahan, akibat aktifitas pertambangan. Dan banyaknya pohon yang ditebang saat proses land clearing, pembuatan jalan.

b) Fauna

Dampak yang terjadi pada fauna adalah tahap konstruk-pasca operasional.

Banyaknya tempat tinggal yang binatang yang hilang. Hal ini disebabkan perubahan tutupan lahan yang terjadi selama pembangunan dan pengoperasian infrastruktur pembangunan jalan dan pengelolaan lahan sementara, namun diperkirakan akan merusak habitat hewan.

1.6. Dampak Potensial Sosial

a) Kesempatan Kerja, Pendapatan Masyarakat dan peluang usaha.

Terjadi pada tahap Pra konstruksi-Pasca Operasional. Kualifikasi perekrutan tenaga kerja dimulai dari tenaga lapangan dan spesialis. Kesempatan kerja ini penting bagi masyarakat setempat untuk dapat meningkatkan kesejahteraannya.

Pada tahap konstruksi, peluang usaha yang memungkinkan adalah pengadaan bahan dan bahan, sedangkan pada tahap operasional, sembako dan perumahan serta transportasi dapat disediakan untuk pekerja.

b) Sosial Ekonomi

Terjadi pada tahapan Konstruksi-Pasca Operasional. Salah satu sumber pengaruh kecemburuan sosial adalah kegiatan rekrutmen selama fase konstruksi dan operasi. Kecemasan dan kecemburuan muncul ketika penduduk lokal tidak memiliki pekerjaan dan imigran mendapatkan pekerjaan di perusahaan.

4. Dampak Potensial Kesehatan Masyarakat

Kesehatan Masyarakat merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan di setiap proses tahapan pertambangan. Karena dampak yang diakibat kan oleh kegiatan pertambangan sangat lah berbahaya jika tanpa perlengkapan dan persiapan yang matang. Sehingga dapat meminimalisir hal yang mengganggu kesehatan masyarakat itu sendiri.

(22)

BAB V

PELAKSANA STUDI 5.1. Pemrakarsa

Nama Perusahaan : PT. TRINUSA BANGUN PERKASA Bidang Usaha/Kegiatan : PENAMBANGAN BATU ANDESIT

Lokasi Proyek : DESA KARANG SARI, KECAMATAN CIPONGKOR, KABUPATEN BANDUNG BARAT, PROVINSI JAWA BARAT.

5.2. Penyusun

a. Nama dan Alamat Instansi

Nama : Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Alamat : Jl. Cempaka Raya, Jakarta 55231 E-mail : [email protected]

b. Penanggung Jawab Studi

Nama : Dr. Dharmawan Abdiansyah, S.T, M.T

Jabatan : Kepala Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

E-mail : [email protected] 5.3. Biaya Studi

a. Konsultasi Masyarakat

- Jasa tenaga ahli : 14%

- Survey lapangan/kegiatan konsultasi masyarakat : 15%

- Dokumentasi/pelaporan : 4%

b. Penyusunan KA-ANDAL, ANDAL, RKL, dan RPL

- Tenaga ahli : 22%

- Survey lapangan dan analisis laboratorium : 24%

- Proses persetujuan dokumen :15%

- Dokumentasi/administrasi : 5% +

TOTAL 100%

(23)

5.4. Waktu Studi

KEGIATAN BULAN KE

I II III IV V VI VII VIII

a. Perjanjian ke institu terkait

b. Koordinasi dengan pemerintah setempat PENGUMUMAN PUBLIK

a. Memasang pengumuman di desan dan kecamatan b. pengumpulan data dan tanggapan masyarakat

KONSULTASI MASYARAKAT a. Koordinasi dengan pemerintah setempat b. Konsultasi Masyarakat di desa / kecamatan c. Pengolahan data hasil konsultasi masyarakat d. Pengolahan data hasil diskusi konsultasi e. Penyusunan data sekunder

PENYUSUNAN KA ANDAL a. Penulisan draft KA ANDAL

b. Penyempurnaan KA ANDAL

c. Penyerahan KA ANDAL ke pemrakarsa d. Penyerahan KA ANDAL ke komisi penilaian AMDAL

e. Presentasi KA ANDAL di komisi penilaian AMDAL f. Penyempurnaan dan Persetujuan KA ANDAL

(24)

DAFTAR PUSTAKA

J. Koggel, 2006, “Industrial Minerals and Rocks”, Society for mining, metallurgy, and exploration, inc, Colorado, USA;

Hogentogler, & Terzaghi, 1929," Interrelationship of load, road and subgrade AASHTO Soil Classification System ", Public Roads, USA;

Komite Cadangan Mineral Indonesia, PERHAPI & IAIG, 2017, “Kode Pelaporan Hasil Eksplorasi, Sumberdaya, Mineral, dan Cadangan Mineral Indonesia”, KCMI, PERHAPI & IAIG, Jakarta;

P. Partanto, 2000, “Tambang Terbuka”, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung, Bandung;

Referensi

Dokumen terkait

Target luaran dari kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu terciptanya sistem pengelolaan lahan kering yang dapat meningkatkan laju peresapan air ke dalam tanah

Erosi tanah merupakan kejadian alam yang pasti terjadi dipermukaan daratan bumi. Besarnya erosi sangat tergantung dari faktor-faktor alam ditempat terjadinya erosi tersebut, akan tetapi saat ini manusia juga berperan penting atas terjadinya erosi. Adapun faktor-faktor alam yang mempengaruhi erosi adalah erodibilitas tanah, karakteristik landskap dan iklim. Akibat dari adanya pengaruh manusia dalam proses peningkatan laju erosi seperti pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya dan/atau pengelolaan lahan yang tidak didasari tindakan konservasi tanah dan air menyebakan perlunya dilakukan suatu prediksi laju erosi tanah sehingga bisa dilakukan suatu manajemen lahan. Manajeman lahan berfungsi untuk memaksimalkan produktivitas lahan dengan tidak mengabaikan keberlanjutan dari sumberdaya lahan.

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,