LAPORAN KEGIATAN
MERDEKA BELAJA KAMPUS MERDEKA PROGRAM STUDI KEHUTANAN
PELATIHAN & PEMBUATAN DEMPLOT AGROFORESTRI BERBASIS KEBUN JERUK DI DESA JUJUN
(MEMBANGUN DESA MELALUI BIDANG SILVIKULTUR-2) Semester 5 / Tahun 2023
PESERTA
Rifki Septian Abdul Aziz ( D1D021035 ) DESA JUJUN KABUPATEN KERINCI
PROGRAM STUDI KEHUTANAN JURUSAN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan kegiatan merdeka belajar kampus merdeka yaitu “ Pelatihan dan Pembuatan Demplot Agroforestri Berbasis Kebun Jeruk Pada Desa Jujun Kabupaten Kerinci”. Shalawat dan salam kita ucapkan pada Rasul yang menuntun kita ke jalan lurus sehingga kita dapat menuai syafaat di dunia akhirat kelak.
Pada kesempatan ini terlebih dahulu kami ucapkan terimakasih sebesar besarnya kepada :
1. Tim Dosen Pembimbing :
Ibu Dr. Eva Achmad, S.Hut., M.Sc., IPM
Bapak Dr. Ir. Fazriyas, M.Si., IPU., CEIA
Ibu Ir. Rike Puspitasari Tamin, S.Hut., M.Si., IPM
Ibu Maria Ulfa, S.Hut., M.Si., CIT
Bapak Jauhar Khabibi, S.Hut., M.Si.
2. Rekan tim agroforestri yang telah bekerja keras dengan kompak dan ikhlas 3. Masyarakat Desa Jujun yang telah memberikan berbagai informasi.
4. Pemuda Desa Jujun yang telah banyak membantu dan ikut andil dalam kelancaran program kerja lapangan ini.
Penulis menyadari tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak tidak akan berjalan dan juga penulisan laporan ini masih banyak kekurangan baik dari segi penyusunan maupun penulisan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan oleh penulis demi kesempurnaan laporan ini.
Akhirkata penulis berharap laporan ini dapat diterima dan bermanfaat bagi kita semua.
Kerinci, 26 Oktober 2023
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... iii
RINGKASAN ... iv
BAB I ... 1
PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan ... 2
BAB II ... 3
ANALISIS SITUASI DAN PERENCANAAN PROGRAM ... 3
2.1 Analisis Situasi ... 3
2.2 Rencana Program dan Kegiatan ... 4
BAB III ... 11
PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL ... 11
3.1 Persiapan ... 11
3.2 Pelaksanaan Program ... 12
3.3 Analisis Hasil Pelaksanaan Program ... 15
3.4 Rekomendasi dan Usulan Perbaikan ... 17
BAB IV ... 19
PENUTUP ... 19
4.1 Kesimpulan ... 19
4.2 Saran ... 20
DAFTAR PUSTAKA ... 21
LAMPIRAN 1 ... 22
LAMPIRAN 2 ... 23
LAMPIRAN 3 ... 24
LAMPIRAN 4 ... 25
LAMPIRAN 5 ... 26
LAMPIRAN 6 ... 27
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2 1Rencana Program dan Kegiatan ... 4
Tabel 3.3 1Data Penanaman Jahe Merah ... 15 Tabel 3.3 2 Data Penanaman Kayu Manis ... 15
iv
RINGKASAN
Desa Jujun merupakan desa dengan luasan wilayah terbesar dari 32 desa yang ada di Kecamatan Keliling Danau. Jumlah penduduk Desa Jujun per tahun 2019 sebanyak 789 jiwa dengan jumlah laki-laki 361 jiwa dan perempuan 428 jiwa. Mayoritas masyarakat Desa Jujun sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani buah-buahan umumnya jeruk.
Dengan luasan lahan pengembangan sekitar 1.178-1.910 hektar (BPS, 2020). Perlu pemanfaatan lahan secara optimal dengan cara mengkombinasikan aktifitas kehutanan dan pertanian atau bisa disebut sistem agroforestri pada suatu unit pengelolaan lahan dengan memperhatikan aspek kondisi lingkungan fisik, sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat (Mayrowani Henny & Ashari, 2011). Pengelolaan lahan dengan sistem agroforestri tidak terlepas dari teknik budidaya yang dilakukan oleh petani dalam memilih jenis tanaman, pegatur ruang tumbuh, dan pola tanam yeng diterapkan sehingga tidak terjadi persaingan antar jenis tanaman kayu-kayuan dan tanaman semusim (Tiusmasari et al, 2016). Dengan itu Desa Jujun dijadikan sebagai Desa Laoratrium Terpadu oleh Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Program ini dilakukan dengan 3 (tiga) yaitu penyuluhan, observasi, dan eksekusi lahan. Hasil observasi diperoleh 2 (dua) lahan jeruk yang akan dijadikan demplot.
Jenis tanaman yang akan dikombinasikan disesuaikan dengan potensi yang ada dimasyarakat yaitu tanaman semusim jahe merah dan tanaman tahunan jangka panjang kayu manis. Tahap eksekusi dimulai dari perencanaan lapangan, persiapa alat dan bahan, pembersihan lahan (land clearing), pembuatan bedeng dan lubang tanam, penanaman, dan perawatan. Hasil dari kegiatan program pengabdian ini akan terjadi peningkatan pemahaman mitra dalam mengoptimalkan hasil suatu lahan, dengan adaya beberapa peningkatan ini diharapkan sistem agroforestri ini dapat dicontoh dan terus berjalan sehingga terjadi peningkatan hasil sumber penghidupan bagi masyarakat Desa Jujun khususnya petani jeruk.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Di banyak kepulauan Indonesia, hutan alam tak lagi memiliki peran penting dalam perekonomian masyarakat pedesaan. Tetapi, peran sumber daya hutan dalam kehidupan penduduk desa masih sangat dirasakan. Peran besar hutan di seluruh kepulauan adalah sebagai pemasok spesies-spesies terutama tumbuhan yang didomestikasi dan dimanfaatkan dalam pertanian. Spesies- spesies yang berasal dari hutan melandasi perkembangan sistem usahatani agroforestri, yang selain memberikan keuntungan komersil ternyata juga mampu menggantikan bentangan hutan alam dan peranannya terhadap ekonomi pedesaan. Sumberdaya alam memiliki peranan vital karena merupakan aset kunci dari kemajuan suatu negara kondisi kualitas dan kuantitas sumberdaya tersebut akan menentukan kelangsungkan hidup generasi yang akan datang.
Salah satu permasalahan kelestarian sumberdaya lahan di Indonesia adalah alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian atau perkebunan serta laju erosi dan laju degradasi lahan yang dapat menurunkan produktifitas. Kebijakan pengendalian laju degradasi lahan diupayakan melalui program agroforestri
Desa Jujun merupakan desa dengan luasan wilayah terbesar dari 32 desa yang ada di Kecamatan Keliling Danau. Jumlah penduduk Desa Jujun per tahun 2019 sebanyak 789 jiwa dengan jumlah laki-laki 361 jiwa dan perempuan 428 jiwa.
Mayoritas masyarakat Desa Jujun sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Adapun beberapa potensi tanaman buah-buahan yang ada di Kecamatan Keliling Danau yaitu: durian, jeruk, manggis, alpokat, pisang, mangga, rambutan, belimbing dan duku. Dari beberapa potensi buah-buahan yang ada tersebut, jeruk dan manggis merupakan potensi buah-buahan terbesar dengan luasan lahan pengembangan sekitar 1.178-1.910 hektar. Sedangkan potensi tanaman perkebunan di Kecamatan Keliling Danau didominasi olen kulit manis yang kemudian dilanjutkan dengan jenis kapi robusta, karet, cengkeh, kelapa, dan kemiri (BPS, 2020). Namun yang paling mencolok di Desa Jujun banyak terdapat kebun jeruk, hampir semua masyarakat memiliki kebun jeruk walaupun tidak begitu luas, untuk itu kami Tim Mahasiwa Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas
2
Jambi, Melakukan pelatihan dan pembuatan demplot agrofrestri berbasis lahan jeruk melalui Program Pengabdian MBKM-DLT tahun 2023.
Agroforestri merupakan pemanfaatan lahan secara optimal dengan cara mengkombinasikan aktifitas kehutanan dan pertanian ada suatu unit pengelolaan lahan yang sama dengan memperhatikan aspek kondisi lingkungan fisik, sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat (Mayrowani Henny & Ashari, 2011).
Pelaksanaan sitem agroforestry perlu mempertimbangkan beberapa hal salah satunya adalah pengolahan lahan untuk memperluas dan menjaga kualitas tanah.
Menurut Suryani Erna (2012) sistem agroforestri berperan sebagai tindakan konservasi tanah untuk menghindari dan mengatasi degradasi lahan dan penggunaan lahan yang berkelanjutan melalui pembuatan penutupan tanah oleh vegetasi agroforestry yang meindungi tanah dan erosi. Pengelolaan lahan dengan sistem agroforestri tidak terlepas dari teknik budidaya yang dilakukan oleh petani dalam memilih jenis tanaman, pegatur ruang tumbuh, dan pola tanam yeng diterapkan sehingga tidak terjadi persaingan antar jenis tanaman kayu-kayuan dan tanaman semusim (Tiusmasari et al, 2016).
1.2 Tujuan
Program pengabdian pelatihan dan pembuatan demplot agroforestri berbasis kebun jeruk ini memiliki tujuan mengedukasi dan membantu masyarakat Desa Jujun dalam memaksimalkan hasil dari beberapa komoditi suatu lahan jeruk dalam meningkatkan pendapatan dan hasil yang berkelanjutan.
3 BAB II
ANALISIS SITUASI DAN PERENCANAAN PROGRAM
2.1 Analisis Situasi
Desa Jujun merupakan salah satu dari 5 desa kerapatan adat Jujun, dan salah satu dari 24 desa yang terletak di Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Kecamatan Kelilng Danau adalah daerah dengan topografi dataran dengan letak geografis 725 – 1000 mdpl. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Kumun Debai, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Sitinjau Laut, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Gunung Raya, sebelah barat berbatasan degan Provinsi Bengkulu. Luas Kecamatan Keliling Danau adalah 385,99 km2. Desa Jujun menjadi ibu kota dari Kecamatan Kelilin Danau. Desa Jujun sendiri memiliki kondisi yang berbukit dan kelerengan yang lumayam curam dan rawan terjadi pergerakan tanah. Tata guna lahan daerah Jujun sendiri yaitu pemukiman serta perkebunan dimana bukit digundulkan dan dijadikan lahan perkebunan (Hasiholan, 2021).
Masyarakat Desa Jujun mayoritas berpenghasilan dari aktifitas bercocok tanam baik pertanian seperti sawah, cabai, terong, kacang tanah, kacang merah dan perkebunan seperti kebun jeruk, manggis, durian, dan alpukat. Selain itu juga terdapat kegiatan silvikultur tanaman keras yaitu Surian ( Toona sp ) dan Kayu Manis ( Cinamomum sp ). Namun mayoritas masyarakat memiliki lahan dengan luas 1 objek kebun kurang dari 1 ha. Untuk mengoptimalkan hasil maka dari sebidang lahan tersebut perlu penerapan sistim agroforestri. Setelah dilakukan observasi kepada masyarakat, untuk menentukan tanaman yang akan digunakan untuk penerapan agroforestri mereka enggan untuk menanam Surian ( Toona sp ) dengan alasan waktu tunggu yang sangat lama dan harga yang tidak sesuai, masyarakat lebih memilih Kayu Manis ( Cinamomum sp ) dan Durian ( Durio zibethinus ) yang lebih menjanjikan untuk hasil pendapatan masyarakat.
4 2.2 Rencana Program dan Kegiatan
Tabel 2.2 1Rencana Program dan Kegiatan
N0 Nama Kegiatan
Tujuan Sasaran Target Waktu
Pelaksanaa n
PJ
1 Pertemuan kepala desa dan perangkat desa
Silaturahmi, Berdiskusi, dan menyampaikan program kerja pengabdian tim demplot
agroforestri
Kepala desa dan perangkat desa
Mendapatkan informasi tentang
kondisi sosial masyarakat dan
mendapatkan informasi lahan masyarakat
22 Agustus 2023
Anggota tim demplot agroforestri
2 Observasi lahan milik Pak. Boddi (Kades Jujun)
Melihat kondisi lahan
Kebun Pak Boddi
Mengetahui lokasi, kondisi geografis, faktor fisik, sumber air, dan
mengetahui isi vegetasi kebun
23 Agustus 2023
Anggota tim demplot agroforestri
3 Diskusi lokasi lahan
masyarakat dan observasi lahan
masyarakat
Untuk
mendapatkan lahan yang cocok untuk dijadikan lahan demplot agroforestri
2 lahan milik Pak Boddi
Mendapatkan lahan yang sesuai untuk lahan demplot agroforestri
12
September 2023
Anggota tim demplot agroforestri
4 Observasi lahan
Untuk
mendapatkan lahan yang cocok untuk dijadikan lahan demplot agroforestri
Lahan milik Pak Zaskia
Mendapatkan lahan yang sesuai untuk lahan demplot agroforestri
13
September 2023
Anggota tim demplot agroforestri
5 5 Survei
penbibitan kayu manis
Untuk melihat kondisi bibit kayu manis
Pembibitan Pak Idham Kholidman
Mendapatkan bibit kayu manis yang baik
23
September 2023
Anggota tim demplot agroforestri
6 Sosialisasi dan pelatihan demplot agroforestry berbasis kebun jeruk dan
kunjungan lahan
Mengedukasi masyarakat
pemilik kebun jeruk mencari warga yang bersedia lahannya dijadikan demplot agroforestri
10 warga Jujun yang memiliki kebun jeruk
Warga yang memiliki kebun Jeruk memahami
dan mau
menerapkan konsep agroforestri
30
September 2023
TIM Dosen Pembimbing demplot agroforestri
7. Pengerjaan lahan
Pemancangan ajir, membuat lubang
tanam, dan
pemberian pupuk dasar
Lahan demplot agroforestri Pak Ampera Yadi
Menyelesaika n pembuatan lubang tanam kayu manis
02 Oktober 2023
Anggota tim demplot agroforestri
8. Mencari Pupuk Organik
Membeli pupuk organik
Toko pupuk organic di Desa Lolo Gedang
Mendapatkan pupuk organik
03 Oktober 2023
Anggota tim demplot agroforestri
9. Pengerjaan lahan
Membuat bedeng
jahe dan
pemupukan lubang tanam
Lahan demplot agroforestri Pak Boddi dan Pak Ampera Yadi
Membuat 5 bedeng jahe dan pemberian pupuk organik pada lubang tanam
03 Oktober 2023
Anggota tim demplot agroforestri
10. Pengerjaan lahan
Memberi pupuk organik pada bedebg jahe, penanaman kayu manis.
Lahan demplot agroforestri Pak Boddi dan Pak Ampera Yadi
Menyelesaika n pemberian
pupuk 5
bedeng dan penanaman 25 bibit kayu manis sisi kanan lahan
04 Oktober 2023
Anggota tim demplot agroforestri
6 11. Pengerjaan
lahan
Melanjutkan penanaman bibit kayu manis
Lahan demplot agroforestri Pak Ampera Yadi
Menyelesaika n penanaman 25 bibit kayu manis sisi atas lahan
05 Oktober 2023
Anggota tim demplot agroforestri
12. Pengerjaan lahan
Angkut air, penyiraman bibit kayu manis yang baru tanam
Lahan demplot agroforestri Pak Ampera Yadi
Langsir air untuk
menyiram 50 batang bibit kayu manis
08 Oktober 2023
Anggota tim demplot agroforestri
13. Survei
penjual bibit buah
Membeli bibit durian
Penjual bibit buah Desa Pidung
Mendapatkan 12 batang bibit durian
10 Oktober 2023
Anggota tim demplot agroforestri 14. Survei bibit
jahe merah
Membeli bibit jahe merah
Petani Jahe di Desa Tamiai
Mendapatkan informasi penjual bibit jahe merah
11-12 Oktober 2023
Perwakilan anggota tim demplot agroforestri 15. Pembelian
bibit jahe merah
Membeli bibit jahe merah
Petani jahe di Desa Tamiai
Mendapat bibit jahe kg ( stok tidak cukup)
13 Oktober 2023
Perwakilan anggota tim demplot agroforestri 16 Pengerjaan
lahan
Penanaman jahe merah (tahap 1), pengangkutan air dan menyiram bibit kayu manis yang ditanam karena tanah kering akibat kemarau
Lahan demplot agroforestri Pak Boddi, Pak Ampera Yadi, dan sungai
Menanam 5 kg jahe merah, mengangkut 2 girigen 30 liter,
menyiram jahe dan 50 batang bibit kayu manis
14 Oktiber 2023
Anggota tim demplot agroforestri
17. Pengerjaan lahan
Angkut air, penyiraman jahe merah dan kayu manis
Lahan demplot agroforestri Pak Boddi,
dan Pak
Ampera Yadi
Langsir air untuk
menyiram 5 bedeng jahe yang di tanam dan 50 batang bibit kayu manis
15 Oktober 2023
Anggota tim demplot agroforestri
7 18. Evaluasi
proker
Mengevaluasi kegiatan proker
Tim
agroforestri
Menyampaika n
perkembangan proker
16 Oktober 2023
Kepala Desa
19. Pengerjaan lahan
Membuat plang nama bedeng jahe merah
Lahan demplot agroforestri Pak Boddi
Membuat 5 plang nama bedeng jahe merah
16 Oktober 2023
Anggota tim demplot agroforestri
20. Pengerjaan lahan
Angkut air, enyiraman jahe merah dan kayu manis
Lahan demplot agroforestri Pak Boddi,
dan Pak
Ampera Yadi
Langsir air untuk
menyiram 5 bedeng jahe dan 50 batang bibit kayu manis
17 Oktober 2023
Anggota tim demplot agroforestri
21. Pengambilan bibit jahe merah
Membeli bibit jahe merah
Desa Sangaran Agung
Mengambil 45 kg bibit jah merah
20 Oktober 2023
Perwakilan Anggota tim demplot agroforestri 22. Pengerjaan
lahan
Angkut air, menyiram jahe, penyemprotan atonik pada bibit jahe
Lahan demplot agroforestri Pak Boddi
Langsir air untuk
menyiram 5 bedeng jahe dan
penyemprotan 45 kg bibit jahe merah dengan atonik sebelum tanam
22 Oktober 2023
Anggota tim demplot agroforestri
23. Evaluasi proker
Mengevaluasi kegiatan proker
Tim
agroforestri
Menyampaika n
perkembangan proker
23 Oktober 2023
Kepala Desa
24 Pengerjaan lahan
Pengambilan pupuk organik, membuatan bedeng jahe susulan,
Lahan demplot agroforestri Pak Boddi
Membeli 3 karung pupuk organik, membuat 10 bedeng,
23 Oktober 2023
Anggota tim demplot agroforestri
8 pencampuran
pupuk organik, dan penanaman jahe merah (tahap 2)
mencamprkan pupuk 10 bedeng, dan menanam 22,5 kg jahe merah di 5 bedeng 25. Pengerjaan
lahan
Penamnaman jahe merah lanjutan ( tahap 3)
Lahan demplot agroforestri Pak Boddi
Menanam 22,5 kg bibit jahe merah di 5 bedeng
25 Oktober 2023
Anggota tim demplot agroforestri
26 Pengkuran pertumbuhan kayu manis
melihat pertumbuhan kayu manis
Lahan demplot agroforestri Pak Ampera Yadi
Mengukur 5 sampel kayu manis setiap anggota tim agroforestri
26 Oktober 2023
Anggota tim demplot agroforestri
27. Pengambilan bibit durian
Membeli bibit jahe
Penjual bibit buah Desa Pidung Pak Nanang
Membelli 12 batang bibit durian umur 8 bulan
26 Oktober 2023
Perwakilan Anggota tim demplot agroforestri 28. Pengerjaan
lahan
Angkut air dan, menyiram Jahe merah
Lahan demplot agroforestri Pak Boddi
Langsir air,untuk menyiram 15 bedeng jahe merah
27 Oktober 2023
Anggota tim demplot agroforestri
29. Pengerjaan lahan
Mengangkut air dan menyiram Jahe merah
Lahan demplot agroforestri Pak Boddi
Langsir
angkut air untuk
meyiram 15 beeng jahe
28 Oktober 2023
Anggota tim demplot agroforestri
30. Pemberian kenang kenangan bibit durian
Memberi bibit duriaan
Warga yang memiliki kebun jeruk dan yang hadir saat
penyuluhan
Memberikan bibit durian kepada 6 warga, setiap warga
mendapat 2 batang durian
28 Oktober 2023
Anggota tim demplot agroforestri
9 31. Pengerjaan
lahan
Pembuatan plang nama bedeng jahe susulan,
mengangkut air menyiram jahe merah
Lahan demplot agroforestri Pak Boddi
Membuat dan memasang 10 plang nama bedeng jahe merah, langsir air untuk menyiram 15 bedeng jahe
30 Oktober 2023
Anggota tim demplot agroforestri
32. Pengerjaan lahan
Mengangkut air dan menyiram jahe merah
Lahan demplot agroforestri Pak Boddi
langsir air untuk
menyiram 15 bedeng jahe
31 Oktober 2023
Anggota tim demplot agroforestri
33. Evaluasi proker
Mengevaluasi kegiatan proker
Tim
agroforestri
Menyampaika n
perkembangan proker
01
November 2023
Kepala Desa
34. Pengerjaan lahan
Mengangkut air dan menyiram jahe merah
Lahan demplot agroforestri Pak Boddi
langsir air untuk
menyiram 15 bedeng jahe
02 Noember 2023
Anggota tim demplot agroforestri
35. Pengkuran pertumbuhan kayu manis
melihat pertumbuhan kayu manis
Lahan demplot agroforestri Pak Ampera Yadi
Mengukur 5 sampel kayu manis setiap anggota tim agroforestri
2 November 2023
Anggota tim demplot agroforestri
36. Pengerjaan lahan
Mengangkut air dan menyiram jahe merah
Lahan demplot agroforestri Pak Boddi
langsir air untuk
menyiram 15 bedeng jahe
03
November 2023
Anggota tim demplot agroforestri
37. Pengerjaan lahan
Mengangkut air dan menyiram jahe merah
Lahan demplot agroforestri Pak Boddi
langsir air untuk
menyiram 15 bedeng jahe
04
November 2023
Anggota tim demplot agroforestri
38 Pengkuran pertumbuhan kayu manis
melihat pertumbuhan kayu manis
Lahan demplot agroforestri
Mengukur 5 sampel kayu manis setiap
09
November 2023
Anggota tim demplot agroforestri
10 Pak Ampera Yadi
anggota tim agroforestri 39. Pengerjaan
lahan
Penyiangan dan pruning daun kayu manis
Lahan demplot agroforestri Pak Ampera Yadi
Pembersihan guma disekitar kayu manis, dan pruning daun kayu manis.
10
November 2023
Anggota tim demplot agroforestri
40. Peninjauan proker
Melihat hasil proker
Lahan demplot agroforestri Pak Boddi dan Pak Ampera Yadi
Melihat 15 bedeng jahe merah dan 50 batang kayu manis yang di tanam
11
November 2023
Dosen Pembimbing
41. Pengerjaan lahan
Mengangkut air dan menyiram jahe merah
Lahan demplot agroforestri Pak Boddi
langsir air untuk
menyiram 15 bedeng jahe
13
November 2023
Anggota tim demplot agroforestri
42. Evaluasi proker terakhir
Mengevaluasi kegiatan proker
Tim
agroforestri
Menyampaika n
perkembangan proker
20
November 2023
Kepala Desa
11 BAB III
PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL
3.1 Persiapan
Persiapan merupakan tahap yang sangat penting untuk menjalankan suatu program kerja, bahkan menjadi penentu keberhasilan. Persiapan yang baik akan menghasilkan program kerja yang baik. Persiapan sebuah program kerja melibatkan serangkaian langkah yang penting untuk memastikan bahwa program tersebut berjalan dengan lancer dan sukses. Berikut beberapa tahapan dalam persiapan pelaksanaan program pelatihan dan pembuatan demplot agroforestry berbasis kebun jeruk :
a. Perencanaan : Identifikasi tujuan dan sasaran dari program kerja pelatihan dan pembuatan demplot agroforestry berbasis kebun jeruk yang akan dilaksanakan, termasuk dalam menetapkan waktu, anggaran, sumberdaya, dan ruang lingkup yang akan dilakukan.
b. Penentuan Tim : Membentuk tim atau kelompok yang akan bertanggung jawab atas pelaksanaan program kerja. Ini termasuk menetapkan peran dan tanggung jawab masing-masing anggota tim serta memastikan komunikasi yang efektif di antara mereka.
c. Pengalokasian Sumber Daya : Memastikan semua suber daya yang akan dibutuhkan dalam program kerja pelatihan dan pembuatan demplot agroforestry berbasis kebun jeruk seperti keuangan, peralatan, dan bahan yang tersedia. Dialokasikan dengan tepat untuk mendukung pelaksanaan program kerja.
d. Menyusun Rencana Kerja : Membuat rencana kerja terperinci yang mencakup jadwal kegiatan, langkah-langkah yang harus diambil, penugasan tugas kepada individu atau tim, dan pencapaian milestone tertentu.
12
e. Koordinasi dan Komunikasi : Membangun komunikasi yang efektif di antara semua pihak terkait, baik itu anggota tim, pemangku kepentingan, atau pihak terkait lainnya. Hal ini penting untuk memastikan pemahaman yang jelas tentang ekspektasi, perkembangan, dan kendala yang mungkin muncul.
f. Evalusai : Evaluasi kegiatan yang dapat membantu memperbaiki rencana agar mendapatkan hasil program kerja yang maksimal.
g. Monitoring : Saat menjalankan program kerja, penting untuk memantau perkembangan, mengidentifikasi risiko potensial yang mungkin terjadi dalam program kerja pelatihan dan pembuatan demplot agroforestry berbasis kebun jeruk.
h. Evalusai Pasca Pelaksanaan : setelah program kerja selesai dilaksanakan, penting untuk mengevaluasi hasilnya. Ini akan membantu dalam mengevaluasi keberhasilan program, mengidentifikasi pelajaran yang didapat, dan menentukan area di mana perbaikan dapat dilakukan di masa depan.
3.2 Pelaksanaan Program
Pelaksanaan program kerja mengacu pada tahap dimana rencana yang telah disusun dalam persiapan dipraktikkan datau dijalankan. Ini adalah tahap dimana kegiatan direalisasikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk pelaksanaan program kerja pelatihan dan pembuatan demplot agroforestri berbasis kebun jeruk, Berikut pelaksanaan program yang dilakukan :
a. Penyuluhan dan Observasi
Diawali dengan kegiatan penyuluhan oleh dosen pembimbing kepada masyarakat Desa Jujun yang memiliki kebun jeruk terkait sitem agroforestri, Penyuluhan ini untuk menambah wawasan bagi masyarakat untuk memaksimalkan hasil yang bernilai eknomi yang dihasilkan dari suatu lahan, dan juga penyuluhan ini untuk menyesuaikan keinginan
13
masyarakat dengan pilihan jenis tanaman jangka pendek, menengah, dan jangka panjang agar tidak bertentangan kemauan masyarakat.
Setelah disepakati dilanjutkan dengan observasi lahan untuk pengecekan kondisi lahan agar dapat menentukan pola agroforestri yang akan diterapkan. Dari hasil observasi lahan diperoleh 2 lahan yang akan dijadikan demplot atau kebun percontohan agroforestri berbasis lahan jeruk yaitu lahan milik Bapak Boddi dan Bapak Ampera Yadi. Lahan milik Bapak Boddi merupakan lahan jeruk produktif yang berumur 3,5 tahun dan terdapat tanaman jangka menengah, jangka panjang, dan belum ada tanaman jangka pendek. Untuk lahan Bapak Boddi akan diterapkan agroforestri dengan dikombinasikan tanaman jangka pendek yaitu jahe merah ( Zingiber officinale var rubrum rhizome). Untuk lahan Bapak Ampera yadi merupakan lahan jeruk yang belum produktif yang berumur 9 bulan dan terdapat tanaman jangka pendek, menegah, dan beberapa tanaman jangka panjang (tanaman keras/berkayu) namun masih terdapat sisi yang bisa ditambahkan untuk tanaman kehutanan atau jangka panjang (tanaman keras/berkayu) yaitu kayu manis (Cinamomum sp) sebagai tanaman pembatas atau tanaman pagar.
b. Pelaksanaan
Setelah lokasi dan jenis ditentukan tim pembuatan demplot agroforestri mulai menjalankan program yaitu dengan melakukan survei bibit jahe merah ( Zingiber officinale var rubrum rhizome), kayu manis (Cinamomum sp) dan pupuk organik. Bibit jahe merah ( Zingiber officinale var rubrum rhizome) di peroleh dari petani yang berasal dari Desa Tamiai dan Desa Sangaran Agung, untuk bibit kayu manis (Cinamomum sp) sendiri di peroleh dari pembibitan salah satu warga Desa Jujun, pupuk organik diperoleh dari pejual pupuk di Desa Lolo Gedang. Selama Penyurveian bibit dan pupuk, telah dilakukan pengolahan tanah untuk penanaman jahe merah ( Zingiber officinale var rubrum rhizome) dan kayu manis (Cinamomum sp) dengan membuat bedeng, lubang tanam, dan
14
pembersihan dari gulma. Total bedeng dan lubang tanam yang dibuat adalah 15 bedeng dan 50 lubang tanam.
Tanah dan lubang tanam yang telah diolah kemudian dilakukan pencampuran pupuk organik menggunakan cangkul.
Kegiatan penanaman yang kami laksanakan terlebih dahulu adalah penanaman kayu manis (Cinamomum sp) di lahan Bapak Ampera Yadi karena bibit telah tersedia dengan jarak tanam 2 m X 2 m. Untuk penanaman bibit jahe merah ( Zingiber officinale var rubrum rhizome) kami lakukan penanaman 3 tahap karena terkendala pemerolehan bibit yang lumayan langka. Penanaman tahap 1 merupakan bibit yang berasal dari Tamiai sebanyak 5 kg, jarak hari penanaman tahap 1 ke tahap 2 lumayan memakan waktu yang cukup lama karena sulitnya mencari bibit jahe merah ( Zingiber officinale var rubrum rhizome). Setelah beberapa hari berselang kami mendapatkan bibit jahe sebanyak 45 kg dari pengepul jahe di Desa Sangaran Agung. Penanaman tahap 2 bibit jahe diberikan perlakuan dengan penyemprotan Atonik untuk perangsangan tumbuh yang didiamkan selama satu malam, kemudian dolakukan penanaman. Dengan jumlah bibit yang sangat banyak dan waktu yang terbatas maka penanaman di lanjutkan pada 1 hari berikutnya sebagai penanaman tahap 3.
Proses penanaman telah dilaksanakan di 2 lahan demplot agroforestri, selanjutnya adalah tahap perawatan dan monitoring penanaman, kegiatan tersebut meliputi pembersihan gulma, penyiraman, dan peruning daun. Dengan kondisi musim kemarau kami bekerja ekstra untuk melakukan penyiraman. Penyiraman kami lakukan pagi dan sore pada 7 hari awal penanam setiap jenis yang ditanam baik jahe merah ( Zingiber officinale var rubrum rhizomeI) dan kayu manis (Cinamomum sp), selanjutnya penyiraman dilakukan 1 kali dalam satu hari pagi ataupun sore tergantung pada situasi dan kondisi. Kendala yang dialami adalah sulitnya sumber air di lahan demplot agroforetri karena mengandalkan air tadah hujan, untuk penyiraman dapat dilakukan, kami melakukan pengangkutan air sungai dengan 2 girigen 30 liter yang terletak 300 m di bawah lahan demplot.
15 3.3 Analisis Hasil Pelaksanaan Program
a) Jahe Merah
Tabel 3.3 1Data Penanaman Jahe Merah
No. Penanaman Tanggal Umur Bibit
Perlakuan Pupuk Dasar
Mulai Tumbuh
1 1 14 Oktber
2023
Tua baru
Tanpa perlakuan
Organik 37 hari
2 2 23
Oktober 2023
Tua lama
Atonik Organik 28 hari
3 3 24
Oktober 2023
Tua lama
Atonik Organik 27 hari
b) Kayu Manis
Tabel 3.3 2 Data Penanaman Kayu Manis
Umur Bibit
Tinggi Rata-Rata Bibit
Waktu Tanam
Pupuk Dasar
Pupuk Susulan
3 Bulan 50-60 cm 4-5 Oktber
2023
Organik NPK 16-16- 16
Pembuatan demplot agroforestri dilakukan di 2 (dua) tempat yaitu di lahan jeruk berumur 3,5 tahun dan lahan jeruk beruur 9 (Sembilan) bulan. Dari 2 (dua) tempat ini di tanami jenis tanaman yang berbeda karena disesuaikan dengan kondisi lahan. Pada lahan 1(satu) milik Pak Boddi dengan umur jeruk 3,5 tahun, di tanami dengan tanaman semusim atau jangka pendek atau tanaman bawah yaitu jahe merah ( Zingiber officinale var rubrum rhizomeI) yang disisipkan disela-sela tanaman jeruk. Pada lahan 1 (satu) Penanaman jahe merah ( Zingiber officinale var
16
rubrum rhizomeI) dilakukan 3 (tiga) tahap dengan perlakuan yang berbeda terhadap rumpun bibit jahe ketika tanam. Pada penanaman tahap 1 (satu) rumpun bibit jahe tidak diberikan perlakuan. Umur jahe yang di tanam pada penanaman tahap 1 (satu) adalah jahe umur tua baru (jahe merah yang berumur tua namun baru bongkar panenan dari tanah), pertumbuhannya dari awal tanam hingga muncul tunas kuncup daun ke permukaan tanah selama 37 hari.
Pada penanaman tahap 2&3 (dua dan tiga) rumpun bibit jahe merah diberikan perlakuan yang sama, rumpun bibit jahe merah disebar di atas terpal dan disemprot dengan Atonik (zat perangsang tumbuh) selama satu malam . Umur jahe yang di tanam pada penanaman tahap 2&3 (dua dan tiga) adalah jahe umur tua lama (jahe merah yang berumur tua yang telah lama di simpan), pertumbuhannya dari awal tanam hingga muncul tunas kuncup daun ke permukaan tanah selama 28- 29 hari. Terlihat jelas peredaan antara 2 (dua) perlakuan pada rumpun bibit jahe merah. Rumpun bibit jahe merah yang diberikan perlakuan, lebih cepat 9 (Sembilan) hari pertumbuhannya. Faktor lamanya pertumbuhan ini juga dipengaruhi oleh faktor teknis yaitu kedalaman saat penanaman.
Pada lahan 1 (satu) setelah dilakukan penanaman tanaman semusim terbentuk sistem agroforestri sederhana dengan komponen di dalamnya jehe merah ( Zingiber officinale var rubrum rhizomeI), jeruk (Citrus sp), (Toona sp), durian (Durio zibethinus), manggis (Garcinia mangostaa), alpukat (Persea americana), jengkol (Archidendron pauciflorum), dan kayu manis (Cinnamomum sp).
Sedangkan lahan 2 (dua) milik pak Ampera Yadi dengan umur jeruk 9 bulan, ditanami dengan tanaman tahunan (pohon keras) yaitu kayu manis (Cinnamomum sp) sebagai tanaman pagar. Umur bibit kayu manis (Cinnamomum sp) yang ditanam berumur 3 bulan dengan tinggi 50-60 cm. Sebelum penanaman telah dilakukan pembuatan lubang tanam dengan pupuk dasar pupuk organik untuk menambah kesuburan tanah sehingga perkembangan akar kayu mansis lebih cepat.
Awal mula penanaman dilakukakn penyiraman setiap pagi dan sore selama 7 (tujuh) hari berturut, tujuannya untuk melembabkan tanah membantu cadangan air di sekitar akar sehingga mampu beradaptasi dan menjaga bibit agar tidak mati kekeringan (kemarau). Penyiraman dilakukan pagi dan sore selama 7 (tujuh) hari yang dirasa cukup untuk mampu beradaptasi dengan lingkungan yang baru, untuk
17
di hari berikutya hanya dilakukan penyiraman 1 (satu) kali dalam sehari menjelang musim penghujan. Pada Lahan 2 (dua) setelah dilakukan penanaman tanaman tahuan (pohon keras) sebagai tanaman pagar, terbentuk sistem agroforestri kompleks dengan komponen tanaman jeruk (Citrus sp), kacang tanah (Arachis hypogaea), cabe rawit (Capsicum frutescens), terong (Solanum melongena), durian (Durio zibethinus), manggis (Garcinia mangostaa), alpukat (Persea americana), jengkol (Archidendron pauciflorum), dan kayu manis (Cinnamomum sp).
Sistem agroforestri sederhana adalah sistem pertanian dimana pepohonan ditanam secara tumpengsari dengan satu atau lebih tanaman semusim. Pepohonan bisa ditanam sebagai pagar mengelilingi petak lahan dan dapat juga secara acak, berbaris atau membentuk lorong. Dalam perkembangannya, sistem agroforestri sederhana juga dapat berupa beberapa jenis pepohonan namun tanpa adanya tanaman semusim, contohnya tanaman kopi (Coffea sp) dengan kayu manis (Cinnamomum sp). Sistem agroforestri kompleks, adalah suatu sistem pertanian menetap yang melibatkan banyak jenis tanaman pohon (bertusis pohon) baik sengaja ditanam maupun yang tumbuh secara alami pada sebidang lahan dan dikelola petani mengikuti pola tanam dan ekosistem menyerupai hutan. Di dalam sistem ini, selain terdapat beraneka jenis pohon, juga tanaman perdu, tanaman memanjat (liana), tanaman musiman dan rerumputan dalam jumlah banyak Penciri utama dari sistem agroforestri kompleks ini adalah kenampakan fisik dan dinamika di dalamnya yang mirip dengan ekosistem hutan
3.4 Rekomendasi dan Usulan Perbaikan
Setelah melakukan kegiatan observasi lahan dan wawancara kepada beberapa pemilik usaha pengolahan hasil hutan kayu yang ada di Desa Jujun, mereka memiliki kendala yang sama yaitu banyaknya serbuk gergajian kayu yang belum bisa dimanfaatkan secara maksimal dan hanya menjadi tumpukan sampah organik, mereka berharap ada suatu upaya atau pemanfaatan serbuk gergajian agar memiliki nilai guna dan memiliki nilai ekonomi. Selain itu di Desa Jujun banyak sekali perkebunan kayu manis milik warga, daun kayu manis dapat mengasilkan minyak atsiri dan itu merupakan suatu potensi yang dapat diolah di masyarakat Desa Jujun.
18
Untuk program di masa yang akan datang diharapkan program kerja yang akan dijadikan program pengabdian supaya diberikan sosialisai terlebih dahulu, ataupun pembekalan arahan dan bimbingan di tingkat program studi. Sehingga mahasiswa dapat bekerja dengan baik dan maksimal.
19 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan
Dari serangkaian kegiatan pengabdian dalam program kerja pelatihan dan pembuatan demplot agroforestri berbasis kebun jeruk dapat disimpulkan sebagai beriku:
1. Peningkatan Produktivitas Lahan
Agroforestri pada lahan jeruk dapat meningkatkan produktivitas lahan secara keseluruhan. Kombinasi tanaman jeruk dengan spesies pohon lainnya dapat memperbaiki kondisi tanah, mengurangi erosi tanah, dan meningkatkan ketersediaan nutrisi untuk tanaman.
2. Diversifikasi dan Kestabilan Ekosistem
Kombinasi antara tanaman jeruk dan pohon-pohon lain dalam agroforestri membantu dalam menciptakan ekosistem yang lebih stabil.
Keanekaragaman tanaman juga dapat memberikan manfaat ekologis seperti peningkatan keanekaragaman hayati dan kestabilan ekosistem.
3. Manfaat Ekonomi
Agroforestri pada lahan jeruk juga dapat memberikan manfaat ekonomi. Penggunaan ruang yang lebih efisien dan hasil dari spesies pohon tambahan dapat menambah sumber pendapatan petani.
4. Perlindungan Lingkungan
Sistem agroforestri cenderung lebih ramah lingkungan karena dapat mengurangi penggunaan bahan kimia dan pupuk sintetis. Selain itu, agroforestri juga dapat membantu dalam pelestarian lingkungan, termasuk pemulihan ekosistem dan konservasi lahan.
20 5. Peningkatan Ketahanan Pangan
Dengan pengelolaan yang tepat, agroforestri pada lahan jeruk dapat meningkatkan ketahanan pangan. Diversifikasi tanaman juga dapat membantu mengurangi risiko kegagalan panen karena adanya variasi spesies.
6. Pengelolaan Risiko Bencana Alam
Agroforestri dapat membantu dalam pengurangan risiko bencana alam seperti longsor, erosi tanah, dan banjir dengan memperkuat struktur tanah dan mengurangi tekanan air.
Kesimpulan ini menunjukkan bahwa implementasi agroforestri berbasis lahan jeruk memiliki potensi besar untuk memberikan manfaat ekonomi, sosial, lingkungan, dan kesejahteraan bagi masyarakat Desa Jujun serta lingkungan sekitar. Namun, perlu pengelolaan yang baik dan pemahaman mendalam terkait kebutuhan tanaman serta dampak sistem agroforestri pada lingkungan untuk memaksimalkan manfaatnya.
4.2 Saran
Setelah dilakukan penyuluhan dan pelatihan diharpkan masyarakat dapat memahami dan mau menerapkan sistem agroforestri. Dan demplot yang telah dibuat agar tetap dirawat dan dijadikan sebagai prototype atau kebun percontohan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Mayrowani Henny & Ashari. 2011. Pengembangan Agroforestry Untuk Mendukung Ketahanan Pangan Dan Pemberdayaan Petani Sekitar Hutan.
Forum Penelitian Agro Ekonomi. Vol 29 (2)
Hasiholan, s. (2021). Identifikasi daerah rawan longsor berdasarkan sifat kelistrikanbumi dengan metode geolistrik tahan jenis konfigurasi wenner- schlumberger di desa jujun kecematan keliling danau (doctoral dissertation, universitas jambi).
Suryani Erna & Ai Dariah. 2012. Peningkatan Produktivitas Tanah Melalui Sistem Agroforestri. Jurnal Sumberdaya Lahan Vol.6 (2) : 101-109 Tiusmasari, S., Hilmanto, R., dan Hermawati., S. 2016. Analisis Vegetasi dan
Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Pengelola Agroforestri di Desa Sumber Agung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung. Jurnal Sylva Lestari. 4(03) : 71-82
22
LAMPIRAN 1 1. Pertemuaan Silaturahmi Dengan Perangkat Desa
2. Observasi Lahan
23
LAMPIRAN 2 3. Survei Bibit
4. Sosialisasi
24
LAMPIRAN 3 5. Pemancangan Ajir
6. Pembuatan Lubang Tanam dan
25
LAMPIRAN 4 7. Pembuatan Bedeng
8. Pemberian Pupuk Dasar Organik
26
LAMPIRAN 5 9. Penanaman Kayu Manis
10. Penyemprotan Atonik Pada Bibit Jahe
11. Penanaman Jahe Merah
27
LAMPIRAN 6 12. Langsir Air
13. Penyiraman