BAB 4 HASIL KEMAJUAN ALAT 1. Perancangan Kerangka Trainer
Pada tahap perancangan kerangka trainer ini yaitu dilakukan tahapn dalam merancang kerangka untuk trainer praktikum yang dibuat agar trainer praktikum dapat digunakan secara baik sesuai prosedur. Pada tahap ini diawali dengan pemilihan alat dan bahan yang
diperlukan, diharapkan dari proses perancangan kerangka trainer secara sistematis ini akan terbentuk kerangka sesuai dengan harapan. Kegiatan lain yang dilakukan pada tahapan ini yaitu pemotongan besi hollow dengan gerinda, pengelasan besi hollow, dan pengecatan kerangka menggunakan cat semprot.
a. Proses Pemotongan
Kegiatan awal yang dilakukan dalam tahapan ini ialah memotong bahan yang digunakan dalam pembuatan kerangka trainer ini sesuai ukuran panjang, lebar, dan alas sesuai dengan yang telah ditentukan sebelumnya. Adapun bahan yang digunakan dalam pembuatan kerangka trainer ini ialah besi hollow dengan tebal 2 mm dengan ukuran 140 cm pada panjang kerangka, ukuran 60 cm pada lebar kerangka, dan 30 cm pada alas kerangka trainer. Pemotongan dilakukan dengan menggunakan gerinda besi yang dilakukan oleh pembantu peneliti.
Gambar 4.1 Proses Pemotongan Besi Hollow
b. Proses Pengelasan
Kegiatan selanjutnya dalam tahapan perancangan kerangka trainer ialah pengelasan.
Kegiatan ini dibutuhkan untuk menyambungkan besi-besi hollow yang telah dipotong menggunakan gerinda agar tercipta kerangka trainer yang sesuai dengan rancangan yang telah disiapkan sebelumnya. Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan kali ini ialah las listrik, inverter, dan kawat las secukupnya. Pengelasan kerangka dilakukan dengan cara mendekatkan potongan besi satu dengan potongan lainnya sesuai rancangan lalu dekatkan las listrik dengan potongan besi yang akan disambungkan. Pada kegiatan pengelasan ini juga dilakukan oleh pembantu peneliti.
Gambar 4.2 Proses Pengelasan Kerangka
Setelah dilakukan pengelasan, maka semua potongan-potongan besi hollow akan tertempel dan membentuk kerangka trainer yang sudah dirancangan sebelumya. Hasil dari proses pengelasan trainer dapat dilihat pada gambar 4.3.
Gambar 4.3 Kerangka Trainer Setelah Pengelasan c. Proses Pengecatan
Kegiatan terakhir yang dilakukan yaitu pengecatan kerangka trainer yang sudah jadi.
Pada kegiatan pengecatan ini bertujuan agar trainer terlihat lebih bagus secara desain dan lebih rapi. Diharapkan jika trainer yang dibuat lebih bagus dan rapi nantinya praktikan dapat lebih semangat dalam melakukan pengambilan data praktikum. Proses pengecatan dilakukan dengan cara menyemprot kerangka yang sudah jadi dengan cat semprot dan juga dengan warna yang telah ditentukan sesuai dangan rancangan. Pada proses pengecatan ini dilakukan oleh pembantu peneliti.
Gambar 4.4 Proses Pengecatan Kerangka Trainer
2. Pengujian Pengambilan Data Praktikum
Pada tahapan ini akan menjelaskan dan memaparkan tentang hasil pengujian-pengujian yang telah dilakukan. Pengujian-pengujian yang dilakukan meliputi pengujian pengambilan data Amplitude Modulation (AM) dan pengujian pengambilan data Frequency Modulation (FM). Pengujian pertama terdapat pengujian data sinyal termodulasi dari rangkaian modulasi amplitudo untuk mengambil sampel nilai frekuensi dan periode dari sinyal termodulasi keluaran dari rangkaian modulasi amplitudo. Pengujian kedua terdapat pengujian data sinyal termodulasi dari rangkaian modulasi frekuensi untuk mengambil sampel nilai frekuensi dan periode dari sinyal termodulasi keluaran dari rangkaian modulasi frekuensi.
a. Pengujian Pengambilan Data Amplitude Modulation (AM)
Amplitude Modulation (AM) merupakan jenis modulasi dimana sinyal informasi digabungkan dengan sinyal pembawa berdasarkan perubahan amplitudonya. Dari pengujian ini akan didapatkan nilai frekuensi dan periode pada sinyal informasi, sinyal pembawa, dan sinyal termodulasinya. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan osiloskop dengan menghubungkan probe osiloskop pada output rangkaian modulasi amplitudo. Proses pengujian data Amplitude Modulation (AM) dapat dilihat pada gambar 4.5.
Gambar 4.5 Proses Pengujian Pengambilan Data Amplitude Modulation
Dari proses pengujian yang sudah dilakukan didapatkan beberapa data frekuensi dan periode mengenai sinyal informasi, sinyal pembawa dan sinyal termodulasinya. Dari data- data tersebut dapat ditentukan dan dapat dinilai apakah hasil keluaran sinyal termodulasi dari rangkaian modulasi amplitudo sudah sesuai dengan harapan atau belum. Adapun data-data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 dan tabel 4.2.
Tabel 4.1 Data Sinyal Informasi AM No Amplitudo
(V) Frekuensi
(Hz) Time/div Volt/div Gambar
1 6 100 5 ms/div 5 V/div
Gambar 4.6 Data Sinyal Informasi AM 1
2 6 200 5 ms/div 5 V/div
Gambar 4.7 Data Sinyal Informasi AM 2
3 6 300 5 ms/div 5 V/div
Gambar 4.8 Data Sinyal Informasi AM 3
4 6 400 5 ms/div 5 V/div
Gambar 4.9 Data Sinyal Informasi
AM 4
5 6 500 5 ms/div 5 V/div
Gambar 4.10 Data Sinyal AM Informasi 5
Dari data yang diperoleh, diketahui amplitudo yang digunakan pada semua percobaan bernilai sama yaitu 6 V. Lalu untuk mengetahui perbedaan hasil dalam setiap percobaan harus dilakukan perbedaan nilai dalam setiap percobaan, maka dari itu perubahan nilai frekuensi menggunakan nilai Hz yang berbeda-beda dalam setiap percobaannya. Diketahui nilai frekuensi yang digunakan antara lain 100 Hz, 200 Hz, 300 Hz, 400 Hz dan 500 Hz.
Time/div dan Volt/div pada osiloskop yang digunakan bernilai sama pada semua percobaan.
Untuk berikutnya merupakan hasil data sinyal termodulasi AM yang telah diketahui setelah melakukan percobaan dengan masukan sinyal informasi seperti data sebelumnya.
Tabel 4.2 Data Sinyal Termodulasi AM No Frekuensi
(Hz) Time/div Volt/div Gambar
1 103,6 5 ms/div 500 mV/div
Gambar 4.11 Data Sinyal Termodulasi AM 1
2 204,4 5 ms/div 500 mV/div
Gambar 4.12 Data Sinyal Termodulasi AM 2
3 313,9 5 ms/div 500 mV/div
Gambar 4.13 Data Sinyal Termodulasi AM 3
4 425,6 5 ms/div 500 mV/div
Gambar 4.14 Data Sinyal Termodulasi AM 4
5 543,6 5 ms/div 500 mV/div
Gambar 4.15 Data Sinyal Termodulasi AM 5
Dari hasil percobaan pengambilan data sinyal termodulasi AM, didapatkan beberapa data sinyal termodulasi antara lain pada percobaan 1 dihasilkan frekuensi sebesar 103,6 Hz dengan hasil sinyal seperti gambar 4.11. Pada percobaan 2 dihasilkan frekuensi sebesar 204,4
Hz dengan hasil sinyal seperti gambar 4.12. Pada percobaan 3 dihasilkan frekuensi sebesar 313,9 Hz dengan hasil sinyal seperti gambar 4.13. Pada percobaan 4 dihasilkan frekuensi sebesar 425,6 Hz dengan hasil sinyal seperti gambar 4.14. Pada Percobaan 5 dihasilkan frekuensi sebesar 543, 6 Hz dengan hasil sinyal seperti gambar 4.15.
b. Pengujian Pengambilan Data Frequency Modulation (FM)
FM adalah teknik modulasi frekuensi, dimana frekuensi pembawa adalah merubah- rubah supaya sesuai dengan karakteristik dari sinyal modulasi baseband. Dari pengujian ini akan didapatkan nilai frekuensi dan periode pada sinyal informasi, sinyal pembawa, dan sinyal termodulasinya. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan osiloskop dengan menghubungkan probe osiloskop pada output rangkaian modulasi frekuensi (FM). Proses pengujian data Frequency Modulation (FM) dapat dilihat pada gambar 4.16.
Gambar 4.16 Proses Pengambilan Data Frequency Modulation
Pada pengambilan data FM menggunakan 4 alat antara lain yaitu trainer power supply, trainer FM, osiloskop dan juga audio generator. Power supply digunakan untuk memberi catu daya pada trainer FM dan juga sebagai sinyal pembawa. Audio generator digunakan untuk memberi masukan sinyal informasi pada trainer FM. Lalu, osiloskop digunakan untuk melihat hasil sinyal informasi dan sinyal termodulasi pada trainer FM.
Adapun hasil data-data sinyal keluaran tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3 dan tabel 4.4.
Tabel 4.3 Data Sinyal Informasi FM No Amplitudo
(V) Frekuensi
(Hz) Time/div Volt/div Gambar
1 6 40 10 ms/div 50 V/div
Gambar 4.17 Data Sinyal Informasi FM 1
2 6 80 10 ms/div 50 V/div
Gambar 4.18 Data Sinyal Informasi FM 2
3 6 120 10 ms/div 50 V/div
Gambar 4.19 Data Sinyal Informasi FM 3
4 6 200 10 ms/div 50 V/div
Gambar 4.20 Data Sinyal Informasi FM 4
5 6 500 10 ms/div 50 V/div
Gambar 4.21 Data Sinyal Informasi FM 5 Dari data sinyal informasi FM yang diperoleh, diketahui nilai frekuensi sinyal informasi FM selalu berubah-ubah dari data pertama sampai data kelima, data-data nilai tersebut antara lain 40 Hz, 80 Hz, 120 Hz, 200 Hz, dan 500 Hz. Lalu pada amplitudonya tidak ada yang diubah yaitu sebesar 6V dikarenakan proses modulasi frekuensi sendiri bergantung pada nilai frekuensinya.
Tabel 4.4 Data Sinyal Termodulasi FM No Frekuensi
(Hz) Time/div Volt/div Gambar
1 48,5 10 ms/div 5 V/div
Gambar 4.22 Data Sinyal Termodulasi FM 1
2 128,3 10 ms/div 5 V/div
Gambar 4.23 Data Sinyal Termodulasi FM 2
3 221,1 10 ms/div 5 V/div
Gambar 4.24 Data Sinyal Termodulasi FM 3
4 273,8 10 ms/div 5 V/div
Gambar 4.25 Data Sinyal Termodulasi FM 4
5 575,3 10 ms/div 5 V/div
Gambar 4.26 Data Sinyal Termodulasi FM 5
Dari data sinyal termodulasi FM yang telah diperoleh, didapatkan beberapa data nilai frekuensi dari sinyal termodulasinya antara lain yaitu 48,5 Hz, 128,3 Hz, 221,1 Hz, 274,8 Hz dan 575,3 Hz. Terdapat kenaikan nilai frekuensi yang disebabkan oleh proses terjadinya modulasi pada sinyal informasi. Contohnya ketika masukan sinyal informasi sebesar 200 Hz diketahui frekuensi pada sinyal termodulasinya sebesar 221,1 Hz. Beberapa gambar sinyal dari percobaan ini dapat dilihat pada gambar 4.22 sampai dengan gambar 4.26.