• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KEMAJUAN - P3M PPNS

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN KEMAJUAN - P3M PPNS"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

Penggunaan teknologi autopilot diperlukan untuk mendeteksi lokasi sebaran ikan berdasarkan data sebaran ikan yang diambil dari pusat penelitian dan pengamatan laut. Sistem ini bekerja dengan mengirimkan data titik distribusi ikan dari website BPOL ke pusat data. Kapal akan menerima data titik distribusi ikan yang dikirim oleh pemancar dan merekam lokasinya menggunakan sensor GPS dan sensor kompas.

Konsep sistem pemancar terdiri dari input berupa data lokasi tujuan distribusi ikan yang dimasukkan melalui PC atau menggunakan keyboard matriks 4x4.

Gambar 3.2 Rancangan Kerja Sistem
Gambar 3.2 Rancangan Kerja Sistem

Sistem Elektrik pada Receiver

Sistem Elektrik pada Transmitter

Prototaip yang akan dibuat mempunyai panjang kapal 70 cm, ketinggian badan kapal 7.49 cm dan ketinggian keseluruhan 15.49 cm.

Gambar 3.7 Perancangan PCB Transmitter
Gambar 3.7 Perancangan PCB Transmitter

Perancangan Software

Harus dibuat program untuk menginisialisasi pin tersebut agar tidak terjadi kecocokan dalam penggunaan pin arduino untuk fungsi yang sama [4][5][6]. Input yaw diolah oleh Arduino berupa sinyal error yang diperoleh dari selisih sudut yaw dengan sudut baca sensor kompas. Sinyal error yang diproses Arduino mengontrol kapal melalui gerakan servo[7][8][9] Dalam perjalanan dari kapal menuju target terdapat gangguan dari luar, misalnya berupa angin dan gelombang air yang dapat menyebabkan perbedaan dalam sudut antara sudut yaw dan sudut kompas.

Sinyal kesalahan dibandingkan dengan titik setel melalui sinyal umpan balik yang membaca sudut sensor kompas Keluaran dari sistem adalah perbedaan sudut belok karena titik setel dan pembacaan sudut sensor kompas harus 0° .

Gambar 3.14 Flow Chart Perancangan Software 2
Gambar 3.14 Flow Chart Perancangan Software 2

Realisasi Prototipe

Setpoint adalah sudut heading GPS (yaw), yaitu sudut antara posisi target dengan posisi kapal. Prinsip kerja prototipe ini adalah mencari titik lokasi tujuan berdasarkan input lokasi GPS yang diperoleh dan misalnya titik koordinat lokasi menurut peta sebaran ikan Balai Penelitian dan Pengamatan Kelautan Kementerian Kelautan dan Perikanan. .

Gambar 3.16 Transmitter
Gambar 3.16 Transmitter

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian Komponen Input

  • Pengujian Komponen Input Transmitter 1.Pengujian Saklar
  • Pengujian Komponen Input Receiver 1.Pengujian Saklar

Pengujian pembacaan sensor kompas untuk menguji ketelitian pembacaan sudut kompas yang akan dibandingkan dengan sudut bantalan yang diperoleh. Kalibrasi titik 0° dilakukan untuk menentukan penempatan sensor kompas pada lambung kapal secara langsung pada sudut 0° kompas analog. Pergeseran sensor dilakukan dan hasilnya tetap sama karena sensor kompas perpindahan 2° memerlukan akurasi perpindahan.

Hasil pengujian sensor kompas menunjukkan bahwa sensor bekerja dengan baik dengan tingkat akurasi yang tinggi dengan error terbesar yaitu 0,011.

Gambar 4.1 Pengujian Saklar
Gambar 4.1 Pengujian Saklar

Pengujian Komponen Komunikasi 1.Pengujian Radio Frekuensi Nrf24l01

Uji RF dengan membandingkan titik lokasi dan penandaan pada peta Google untuk mencari jarak 40 m pada gambar 4.10. Dari hasil uji RF pada jarak 40 m, error rata-rata antara latitude dan longitude yang diterima receiver pada data latitude adalah 0. Pengujian dengan membandingkan titik-titik lokasi dan menandainya di Google maps didapatkan jarak 56 m pada Gambar 4.11 .

Uji dengan membandingkan titik lokasi dan penandaan pada Google Maps untuk mencari jarak 117 m pada Gambar 4.12.

Gambar 4.9.Lokasi Receiver
Gambar 4.9.Lokasi Receiver

Percobaan 4 pengujian jarak 206 m

  • Pengujian Komponen Output
    • Pengujian Komponen Output Transmitter 1.LCD 20x4
    • Pengujian Komponen Output Receiver 1.Driver motor
  • Konversi format DMS ke DD
  • Perhitungan Sudut Bearing dan Jarak

Dari data uji RF pada jarak 206 m, rata-rata selisih lintang dan bujur yang diterima penerima pada data lintang adalah 0% dan bujur 0%. Pengujian LCD juga bertujuan untuk mengatur kontras tampilan agar mudah dibaca saat berada di luar ruangan, karena prototipe diuji di ruang terbuka. No Status Karakter LCD Kecerahan 1 Di Baca Sesuai 2 Di Baca Seperti 3 Di Baca Seperti 4 Di Baca Seperti 4 Di Baca Seperti 5 Di Baca Seperti 6 Di Baca Seperti 7 Di Baca Seperti 8 Secara Berurutan .

Pengujian driver motor bertujuan untuk menentukan tegangan suplai sesuai dengan spesifikasi tegangan kontrol yang diinginkan, yaitu 12 V. Tegangan 12 V disuplai dari baterai 12 V / 3 sel / 2200 mah. Driver motor mendapatkan nilai PWM mulai 3V karena spek motor mulai berputar pada tegangan input minimal 3V hingga tegangan maksimal 7,4V. % pwm yang menghasilkan tegangan output 2,97-3,2V sehingga dapat memutar motor DC yang spesifikasinya membutuhkan tegangan input 3V.

Pengujian motor DC bertujuan untuk mengetahui apakah motor DC sebagai penggerak prototipe tidak mengalami kendala saat beroperasi. Hasil yang didapat untuk putaran motor DC bisa mencapai 9738 rpm dan paling tidak berada di kisaran 1830 rpm. Pengujian buzzer dilakukan untuk memastikan bahwa buzzer bekerja dengan baik pada saat prototipe diuji selain sebagai indikator jangkauan.

Format DMS tetap bisa digunakan jika menggunakan Google Maps. Berikut langkah-langkah mengubah format dari DMS ke DD. Cari tahu koordinat lokasi format DMS dengan cara berikut. Berikut pengukuran jarak yang dilakukan pada Google Maps pada 2 titik yang berbeda dengan hasil jarak 206 m pada Gambar 4.22.

Tabel 4.10   Pengujian LCD
Tabel 4.10 Pengujian LCD

STATUS HASIL: Catat jenis, identitas, dan status pencapaian dari setiap pengiriman yang diperlukan dan pengiriman tambahan yang dijanjikan (jika ada). Jenis hasil dapat berupa publikasi, perolehan kekayaan intelektual, hasil pengujian, atau hasil lain yang dijanjikan dalam proposal. Uraian status kinerja harus didukung dengan bukti kemajuan pencapaian hasil sesuai dengan hasil yang dijanjikan.

Mengisi field jenis output yang dijanjikan dan mengunggah bukti dokumentasi pencapaian output wajib dan output tambahan melalui Simlitabmas.

ICAMIMIA 2019 Oleh ITS

Deskripsi dan spesifikasi purwarupa 2. Hasil uji coba purwarupa terakhir

Dokumentasi (foto) pengujian purwarupa

Luaran

Penelitian

Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

OUTPUT LUARAN PENELITIAN

  • Prototipe
  • Hak Cipta
  • Publikasi Makalah di Seminar Internasional Terindex Bereputasi
  • Publikasi Makalah di Seminar Internasional Terindex Bereputasi Nama Seminar : International Conference on Advanced
  • Buku

Publikasi Makalah dalam Seminar Seminar Internasional Terindeks Terindeks Nama : International Conference on Advanced Seminar Nama : International Conference on Advanced.

DESKRIPSI

SPESIFIKASI

PURWARUPA

Pengembangan Autopilot Unmanned Smartboat Vehicle (AUSV) Berbasis Data Persebaran Ikan Untuk Nelayan Tradisional

DESKRIPSI DAN SPESIFIKASI PURWARUPA

Pengembangan Kendaraan Autopilot Unmanned Intelligent Boat (AUSV) Berbasis Data Sebaran Ikan Nelayan Tradisional. Pengembangan Kendaraan Autopilot Unmanned Intelligent Boat (AUSV) Berbasis Data Sebaran Ikan Nelayan Tradisional.

Gambar 2. Dimensi Prototipe Tampak Samping
Gambar 2. Dimensi Prototipe Tampak Samping

LINE PLAN KAPAL

3D modeling

Perhitungan tahanan kapal dan pemilihan mesin induk

Hasil Uji Coba

Purwarupa

PENGUJIAN PURWARUPA

Titik 2 (Mempunyai 2 titik koordinat lintang dan bujur) (Jl.Wisma Permai II)

Mencari Selisih

Mencari a

  • Pengujian Prototype Keseluruhan

Hasil pengujian jarak 40 m menunjukkan bahwa koordinat lokasi kapal terhadap koordinat lokasi tujuan (A2) mengalami selisih rata-rata antara koordinat latitude dan longitude sebesar 0,000123°. Hasil perbandingan jarak tempat pemberhentian prototype dari titik tujuan adalah 1 m dan jarak rata-rata 22,8 m.Hasil pengujian menunjukkan bahwa koordinat lokasi kapal setelah menuju koordinat lokasi tujuan mengalami rata-rata selisih koordinat lintang 0.000117° dan bujur 0.000022°.

Hasil perbandingan jarak dimana prototipe berhenti dari titik tujuan adalah 1 m dan jarak rata-rata 13,8 m. Hasil pengujian menunjukkan bahwa koordinat lokasi kapal dengan koordinat lokasi tujuan mengalami selisih koordinat lintang rata-rata sebesar 0,000061° dan bujur 0,000052°. Hasil perbandingan jarak tempat prototipe berhenti dari titik tujuan adalah 2 m dan jarak rata-rata 8,85 m.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa prototipe mengalami perbedaan sudut antara sudut kompas dengan sudut arah tujuan rata-rata sebesar 10,87°. Hasil menunjukkan bahwa prototipe memiliki perbedaan sudut antara sudut kompas dan sudut arah dengan tujuan mencapai perbedaan sudut rata-rata 41,93. Eksperimen dilakukan untuk memastikan bahwa kinerja prototipe tetap dalam kondisi perbedaan sudut tidak melebihi 90°. Tabel 4.19 menunjukkan hasil pengujian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa prototipe mengalami beda sudut antara sudut kompas dengan sudut tumpu dengan tujuan mencapai selisih sudut rata-rata sebesar 35,33°. Dari ketiga hasil percobaan dapat diketahui bahwa dapat diperoleh perbedaan sudut rata-rata, berikut adalah hasil perbedaan sudut rata-rata dari keseluruhan percobaan.

Gambar 4.24a Prototipe saat di Kolam  Gambar 4.24b Patch Keseluruhan  Gambar 4.24 Patch Keseluruhan
Gambar 4.24a Prototipe saat di Kolam Gambar 4.24b Patch Keseluruhan Gambar 4.24 Patch Keseluruhan

Naskah artikel

Surat keterangan accepted dari editor

Development of Autopilot Unmanned Smartboat Vehicle(AUSV) Based on Fishing Zone Prediction Map

  • INTRODUCTION
  • LITERATURE REVIEW 1 Fishing Zone Prediction Map
    • Autopilot Angle Calculation
  • RESEARCH METHODOLOGY
  • RESULT AND DISCUSSION
  • CONCLUSION

The service of the interactive website is to know the position of the vessel and interactive messages between VMS service users (family, government, ship owner) and fishermen at sea [5]. The national PDPI map is compiled and published routinely three times a week (Monday, Wednesday and Friday) and covers five territorial areas of Indonesia, namely: Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku-Papua, Java Bali-Nusa Tenggara. The map was prepared and intended for traditional fishermen (one-day fishing) operating not too far from the coastal area, especially fishermen using vessels <30 GT. PPN Ambon, PPS Belawan, PPS Cilacap, PPN Kejawanan, PPN Pelabuhan Ratu, PPN Pemangkat, PPN Pengambengan and Perairan Bali, PPN Sungailiat, PPP Tamperan Pacitan, PPN Ternate Bitung, PPN Prigi. The map is arranged with specific waters intersecting areas where there are boundaries of restricted areas for fishing.

The system concept consists of identifying problems and forming system concepts in the form of system inputs and outputs. The error signal is compared to the set point via the feedback signal of the angle reading of the compass sensor. The output of the system is the difference between the angle of rotation as the set point and the reading angle of the compass sensor must be equal to 0.

The microcontroller process gives the command to the actuator in the form of a control operation of the steering wheel with a PWM servo motor and a pm DC motor as the main motor of the prototype. The pulse width of the provided control signal will determine the position of the rotation angle of the servo motor shaft. For example, a pulse width of 1.5 ms (milliseconds) will rotate the servo motor shaft to an angular position of 90⁰.

The amount of voltage source depends on the specifications of the servo motor used. The prototype has an angular difference. The compass angle and bearing angle have an average difference of 35.33.

FIGURE 1. Fishing Zone Prediction Map (PPDPI)
FIGURE 1. Fishing Zone Prediction Map (PPDPI)

METHODOLOGY A. Functional Block Diagram

The functional block diagram discussed in this research is forklift based traffic LEDs with prototypes. In the first use, the Wi-Fi signal input is performed by reading the signal around the device. If the measured Wi-Fi signal is consistent with the specified set point, the microcontroller will activate the DC relay and then activate the traffic LED.

The forklift traffic LEDs in this research are made semi-mobile where they will be attached to the fork but require power from the fork. The system that has been implemented measures the distance between traffic LEDs using Wi-Fi. The Wi-Fi signal emitted by the ESP8266 device will cause changes in the signal strength changes measured by RSSI in dBm.

The changes in the RSSI value will be converted to the distance between the LEDs, then processed by the ESP8266 microcontroller to obtain the minimum distance to light the indicator on the traffic LED. Below is the general working system of the traffic LED system as shown in Fig.

The closest distance to flash the traffic LED can be set by changing the RSSI setpoint in the ESP8266 programming language. The control circuit turns on the traffic LED as well as breaks the power circuit in the prototype by activating the DC transistors and relays.

RESULT A. RSSI Value Test

Red LED: indicates that another prototype is approaching, which is very close (less than 1 meter), and also serves as a 'stop' indicator. The measurement is obtained by performing the RSSI test manually, which is gradually moving the station from the AP. This is because in measuring the closest distance, the position of the Wifi Station is at a large angle, causing a rather large change in the direction of the Line of Sight.

After receiving data from RSSI tests, the next step is to take one of the RSSI values ​​to be used as a set of common and farthest distance points for WiFi traffic LED control systems. The points for an intermediate 2 meter distance is -49 dBm and the furthest distance (more than 3 meters) is -53 dBm.

C ONCLUSION

ICORE 2019

International Conference on Renewable Energy 2019 The Singhasari Resort Malang, 9-10 August 2019

34;Development of Autopilot Unmanned Smartboat Vehicle (AUSV) For Energy Saving in Fishing"

Gambar

Gambar 3.5 Konsep Sistem Receiver
Gambar 3.6 Konsep Sistem Transmitter
Gambar 3.8 Perancangan PCB Receiver
Gambar 3.7 Perancangan PCB Transmitter
+7

Referensi

Dokumen terkait

In addition, the implementation of good governance in the expenditure of the education function through government scholarships can be reviewed in terms of 3 three principles of good