A. Kajian Pustaka
1. Metode Pemberian Tugas Bagi Anak TK
Pengertian metode pemberian tugas menurut Moeslihatoen (2004: 165) adalah tugas atau pekerjaan yang sengaja di berikan kepada anak TK yang harus dilakukan dengan baik. Tugas itu diberikan kepada anak TK untuk memberi kesempatan kepada mereka untuk menyelesaikan tugas yang didasarkan pada petunjuk langsung dari guru.
Abdul Kadir Munsyi Dip. Ad. Ed, (tanpa tahun) Metode pemberian tugas adalah metode yang dimaksudkan memberikan tugas-tugas kepada anak baik untuk di rumah atau yang dikarenakan di sekolah dengan mempertanggung jawabkan kepada guru.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa metode pemberian tugas adalah metode yang memberikan kesempatan kepada anak untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk guru secara langsung. Dengan metode ini anak dapat mengenali fungsinya secara nyata. Tugas dapat diberikan kepada kelompok atau perorangan.
Manfaat penggunaan metode pemberian tugas Moeslihatoen (Gunarti:
2008, 7.6) adalah:
1. Untuk memberikan pengalaman belajar yang dapat meningkatkan cara belajar yang lebih baik dan memantapkan penguasaan perolehan hasil belajar.
5
2. Bila dirancang secara proportional dapat meningkatkan bagaimana cara belajar yang benar.
3. Apabila diberikan secara teratur, berkala akan menanamkan sikap belajar yang positif yang pada gilirannya dapat memotivasi anak untuk belajar sendiri, berlatih sendiri, dan memelajari kembali sendiri.
4. Apabila dirancang secara tepat dan seksama akan menghasilkan prestasi belajar secara optimal.
5. Bila menggunakan bahan yang bervariasi sesuai denga kebutuhan dan minat, maka memberikan arti yang besar bagi anak TK dalam konteks dapat membangkitkan minat anak terhadap tugas yang akan diberikan berikutnya.
Ada beberapa tujuan metode pemberian tugas yaitu anak memperoleh pemantapan cara mempelajari materi pelajaran secara lebih efektif karena dalam kegiatan,melaksanakan tugas itu anak memperoleh pengalaman belajar untuk memperbaiki cara belajar yang kurang tepat, untuk meningkatkan keterampilan berpikirnya, yaitu keterampilan pada kemampuan yang paling sederhana sampai ke yang kompleks yaitu dari kemampuan mengingat sampai kemampuan problem solve, dan anak mampu meningkatkan kemampuan berpikirrnya dalam kaitan pengembangan kreativitas, bahasa, berhitung, music, bermain, dan ilmu pengetahuan alam.
2. Langkah-langkah pelaksaan metode pemberian tugas
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan tugas kepada anak adalah sebagai berikut: Moeslihatoen (Gunarti: 2008, 7.4-7.5)
a. Pemberian tugas adalah proses integral dalam kegiatan pengembangan, maka tujuan tugas merupakan bagian penting, sehingga tugas yang diberikan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya
b. Pemberian tugas tidak sekedar menyibukkan anak, melainkan juga harus dapat memberikan sumbangan terhadap tujuan belajar yang diharapkan
c. Pemberian tugas harus memberikan pengenalan kepada anak untuk bekerja dengan lebih baik
d. Pemberian tugas harus menantang pengembangan kreativitasnya
e. Pemberian tugas harus menumbuhkan kesadaran diri sendiri
Dari penjelasan di atas dapat dipahami langkag-langkah metode pemberian tugas menurut Moeslihatoen (Gunarti: 2008, 7.8-7.9) sebagai berikut:
a. Guru menetapkan kegiatan yang akan dilaksanakan b. Guru menyiapkan sarana, peralatan, dan tempat c. Melaksanakan kegiatan
d. Memonitor kegiatan e. Menilai kegiatan
Dari pendapat di atas dapat dijelaskan langkah-langkah yang ditempuh guru dalam menerapkan metode pemberian tugas yaitu Guru menetapkan kegiatan yang akan dilaksanakan pembelajarandalam hal ini guru menjelaskan kegiatan yang akan dipelajari pengenalan bentuk geometri.
Selanjutnya guru menyiapkan sarana peralatan dan tempat yang akan digunakan dalam pembelajaran. Guru menetapkan langkah-langkah kegiatan yaitu langkah pertama yang ditempuh guru yaitu dalam penerapan metode pemberian tugas, langkah selanjutnya memonitar kegiatan dan menilai kegiatan.
3. Kelebihan dan kekurangan metode pemberian tugas
Metode pemberian tugas sebagai salah satu metode yang dikaji penulis dalam pembahasan ini tentunya juga memiliki kelemahan dan kelebihan seperti halnya dengan metode yang lain. Mengenai kelemahan dan kelebihan metode pemberian tugas adalah sebagai berikut:
Kelebihan metode pemberian tugas menurut Zuhairini, (1977: 23)
1. Baik sekali untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal yang konstruktif.
2. Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas pekerjaan, sebab dalam metode ini anak harus mempertanggungjawabkan segala sesuatu (tugas) yang telah dikerjakan.
3. Memberi kebiasaan anak untuk belajar.
4. Memberi tugas anak yang bersifat praktis
Dari berbagai kelebihan-kelebihan yang telah dipaparkan di atas tentunya metode pemberian tugas juga tidak terlepas dari kelemahan-kelemahan sebagai berikut:
1. Seringkali tugas di rumah itu dikerjakan oleh orang lain, sehingga anak tidak tahu menahu tentang pekerjaan itu, berarti tujuan pengajaran tidak tercapai.
2. Sulit untuk memberikan tugas karena perbedaan individual anak dalam kemampuan dan minat belajar.
3. Seringkali anak-anak tidak mengerjakan tugas dengan baik, cukup hanya menyalin pekerjaan temannya.
4. Apabila tugas itu terlalu banyak, akan mengganggu keseimbangan mental anak.
Dengan memahami kelebihan dan kelemahan metode pemikiran tugas di atas, tentunya akan menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar yang dilakukan. Sebaliknya manakala guru tidak mengetahui kelebihan dan kekurangan satu metode mengajar. Maka akan menemui kesulitan dalam memberikan bahan pelajaran kepada siswa. Ini berarti guru tersebut gagal melaksanakan tugasnya mengajarnya di depan kelas.
Salah satu dampak yang sering kita lihat dari penggunaan metode yang tidak tepat yaitu ; anak atau siswa setelah diberi ulangan, sebagian besar tidak mampu untuk menjawab setiap item soal dengan baik dan benar. Akibatnya sudah dapat
dipastikan bahwa prestasi belajar anak didik rendah. Di sisi lain, anak didik sering merasakan kebosanan. Situasi demikian menjadikan proses belajar mengajar menjadi kurang efektif dan kurang efisien
4. Pengertian Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri
Depdiknas (2007:3), kemampuan kognitif merupakan salah satu dari bidang pengembangan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas anak sesuai dengan tahap perkembangannya.Pengembangan kemampuan kognitif bertujuan agar anak mampu megolah perolehan belajarnya, menemukan bermacam-macam alternative pemecahan masalah, pengembangan kemampuan logika matematika, pengetahuan ruang dan waktu, kemampuan memilah dan mengelompokkan, dan persiapan pengembangan kemampuan berpikir teliti. Geometri adalah bagian dari matematika yang membahas mengenai titik, bidang dan ruang. Sudut adalah besarnya rotasi antara dua buah garis lurus; ruang adalah himpunan titik- titik yang dapat membentuk bangun- bangun geometri; garis adalah himpunan bagian dari ruang yang merupkan himpupnan titik- titik yang mempunyai sifat khusus; bidang adalah himpunan- himpunan titik- titik yang terletak pada permukaan datar, misalnya permukaan meja.
Menurut Dianawati (2006: 14) bahwa:
geomerti adalah bagian dari matematika dengan pengukuran, sifat, dan hubungan dari titik-titik, garis, siku, permukaan, benda-benda, dan bagi anak yang lebih kecil geometri adalah awal mengembangkan bentuk dan pola-pola yang nantinya akan sangat bermanfaat jika anak mulai belajar geometri yang lebih kompleks atau rumit.
Jadi dapat disimpulkan bahwa mengenal bentuk geometri anak usia dini adalah kemampuan anak mengenal, menunjuk, menyebutkan serta mengumpulkan benda-benda di sekitar berdasarkan bentuk geometri.
5. Indikator kemampuan mengenal bentuk geometri
Indikator dalam mengenal kemampuan geometri Adenan (Soedjatmiko (2008:9) adalah
a. Menunjuk bentuk geometri b. Menyebutkan bentuk geometri
c. Mengumpulkan benda-benda di sekitar berdasarkan bentuk geometri.
Menurut Gunarti (2008:7.6), pengembangan kemampuan kognitif antara lain:
a. Mengklasifikasikan benda
Kita dapat meminta anak-anak untuk mengumpulkan benda berdasarkan ciri-ciri tertentu.
b. Membuat pola
Kegiatan menyusun pola dapat dikembangkan dengan memberikan tugas kepada anak untuk menyusun pola tertentu dalam bentuk dua pola atau tiga pola.
c. Mengenal konsep angka
Tahap awal dalam mengenal angka adalah anak perlu memahami tentang konsep angka yang tidak berubah lima titik diatas kertas.
d. Kegiatan mengukur
Mengukur melibatkan kegiatan menetapkan jumlah tertentu seperti termometer digunakan untuk mengukur suhu, jam untuk mengukur waktu, penggaris untuk mengukur panjang.
e. Mengenal bentuk geometri
Anak perlu dikenalkan dengan beragam bentuk geometri terlebih dahulu dalam bentuk-bentuk dimensi. Kegiatan pemberian tugas bagi anak difokuskan pada benda geometri yang sederhana, meliputi: lingkaran, segitiga dan segiempat. Akan tetapi, jangan mencoba lebih banyak benda lagi sebelum anak memahami ketiga bentuk tersebut.
Anak usia TK sudah mampu menggambar aneka bentuk geometris jika bisa dibimbing dengan baik. Hal ini dilakukan untuk merangsang kemampuan kognitif anak terutama dalam pengembangan matematika.
Hal ini diperkuat oleh Kusuma (2008: 1) yang menyatakan bahwa “di usia 4-5 tahun anak dapat diminta menggambar sendiri aneka bentuk geometris dengan cara membimbing tangannya agar ia mau menggoreskan pensilnya dan selanjutnya di beri kepercayaan pada anak untuk menggambar sendiri aneka bentuk geometris tersebut”.
Ada beberapa tahap pengenalan geometri pada anak yaitu: Tahap pertama anak belajar geometri adalah topologis. Mereka belum mengenal jarak, kelulusan dan yang lainnya, karena itu mulai belajar geometri supaya tidak mulai dengan lurus- lurus, tetapi denga lengkung, misalnya lengkungan tertutup, lengkungan terbuka daerah lengkungan, lengkungan
sederhana dan lainnya. Van Hiele (Ruseffendi, 1991: 161-163) berpendapat bahwa ada lima tahapan anak belajar geometri, yaitu sebagai berikut.
a. Tahap Pengenalan
Pada tahap ini anak sudah mengenal bentuk- bentuk geometri, seperti segitiga, kubus, bola, lingkaran, dan lian-lain, tetapi ia belum memahami sifat- sifatnya.
b. Tahap Analisis
Pada tahap ini, anak sudah dapat memahami sifat- sifat konsep atau bentuk geometri. Misalnya, anak mengetahui dan mengenal bahwa sisi panjang yang berhadapan itu sama panjang, bahwa panjang kedua diagonalnya sama panjang dan memotong satu sama lain sama panjang dan lain- lain.
c. Tahap Pengurutan
Pada tahap ini, anak sudah dapat mengenal bentuk- bentuk geometri dan memahami sifat- sifat dan ia sudah dapat mengurutkan bentuk- bentuk geometri yang satu sama lain berhubungan
d. Tahap Dedukasi
Pada tahap ini, berpikir deduktifnya sudah mulai tumbuh, tetapi belum berkembang dengan baik.Matematika adalah ilmu deduktif, karena pengambilan kesimpulan, pembuktian dalil yang harus dilakukan secara deduktif. Pada tahap ini, anak sudah dapat memehami pentingnya pengambilan kesimpulan secara deduktif itu, karena misalnya ia dapat melihat bahwa kesimpulan yang diambil secara induktif itu mungkin bisa keliru.
e. Tahap Kakuratan (Ringor)
Pada tahap ini, anak dapat memahami bahwa adanya ketepatan (presisi) dari yang mendasar itu penting. Van Hiele (Rueefendi, 1991:
163- 164) berpendapat mengenai pengajaran geometri ada tiga dalil, yaitu:
Kombinasi yang baik antar waktu, materi pelajaran, dan metode mengajar yang dipergunakan untuk tahap tertentu dapat meningkatkan kemampuan berpikir anak kepada tahap yang lebih tinggi. Dua orang yang tahap berpikirnya berbeda dan bertukaran pikiran, satu sama lain tidak akan mengerti. Kegiatan belajar anak harus memahami dengan pengertian untuk memperluas pengalaman dan berpikir anak, untuk meningkatkan berpikir ke tahap yang lebih baik.
Dari kelima tahapan anak belajar geometri peneliti memilih pada penelitian ini adalah tahap pengenalan yaitu anak dapat mengenal bentuk- bentuk geometri dan mengumpulkan benda-benda disekitar anak berdasarkan bentuk geometri.
6. Implikasi Metode Pemberian Tugas dalam Pegembangan Kognitif Anak a. Alasan penggunaan metode pemberian tugas karena metode ini
memberikan tugas yang lebih menantang dan mampu mengembangkan kreativitas anak.
b. Manfaat penggunaan metode pemberian tugas adalah untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih baik dan memantapkan penugasan perolehan hasil belajar.
B. Kerangka Pikir
Pengggunaan metode pemberian tugas kepada anak didik adalah salah satu dari kegiatan proses belajar mengajar yang merupakan usaha sadar untuk mencapai tujuan pembelajaran, sebagaimana yang tertuang dalam kurikulum pendidikan. Prestasi setiap anak berbeda-beda ada yang tinggi dan ada pula yang rendah, hal ini bukan semata-mata kesalahan anak itu sendiri, kemungkinan juga karena kesalahan guru dalam mengajar.Kesalahan ini bisa terjadi karena guru kurang tepat dalam penyajian materi, pemilihan metode, atau dalam penggunaan media.
Untuk itu guru hendaknya mengupayakan suasana yang menyenangkan sehingga anak tertarik terhadap materi yang diajarkan. Dalam kegiatan pembelajaran peneliti akan mencoba menggunakan metode pemberian tugas, dengan maksud untuk mengaktifkan anak secara mental, fisik, dalam menguasai materi pelajaran. Dalam hal ini anak diharapkan akan semakin meningkat keterampilan anak dalam mengenal bentuk geometri sehingga akan berdampak pada peningkatan prestasinya.
Bagan kerangka pikir sebagai berikut:
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir C. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dari kerangka berpikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: jika metode pemberian tugas di terapkan di Taman Kanak-kanak Kurusumange Desa Cakkela Kecamatan Kahu Kabupaten Bone maka kemampuan mengenal bentuk geometri dapat meningkat.
Metode pemberian tugas Langkah-langkah pelaksanaan metode pemberian tugas a. Guru menetapkan kegiatan yang
akan dilaksanakan
b. Guru menyiapkan sarana, peralatan, dan tempat
c. Melaksanakan kegiatan d. Memonitor kegiatan e. Menilai kegiatan Indikatornya:
1. Menunjuk bentuk geometri
2. Menyebutkan bentuk geometri
3. Mengumpulkan benda- benda di sekitar berdasarkan bentuk geometri
Kemampuan mengenal bentuk geometri anak masih rendah Tanda-tandanya
1. Anak belum mampu mengenal dan menunjuk bentuk geometri 2. Anak belum mampu menyebutkan bentuk geometri
3. Anak belum mampu mengumpulkan benda-benda disekitar berdasarkan bentuk geometri
Kemampuan mengenal bentuk geometri meningkat