• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kerja Praktek Sukma

N/A
N/A
Hari Supranoto

Academic year: 2025

Membagikan "Laporan Kerja Praktek Sukma"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CACAT SABUN CREAM DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS

CONTROL (SPC) DI PT. JAMPALAN BARU

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Kelulusan Sarjana Jurusan Teknik Industri

Oleh:

SUKMA SINAR BULAN NASUTION NIM.190130084

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

LHOKSEUMAWE

2023

(2)

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CACAT SABUN CREAM DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DI PT.

JAMPALAN BARU

Telah Diseminarkan Pada Tanggal 20 Januari 2023 oleh Dosen Pembahas dari Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh

Bukit Indah – Lhokseumawe

Pembimbing Penulis

Sri Meutia, S.T., M.T Sukma Sinar Bulan Nst

NIP. 197311042003122001 NIM. 190130084

Pembahas

Fatimah, S.T., M.T.

NIP. 196406062001122001

Mengetahui/Menyetujui Ketua Jurusan Teknik Industri

Ir. Amri, MT NIP. 196603072002121002

(3)
(4)
(5)

Dengan ini saya,

Nama : Sukma Sinar Bulan Nasution NIM : 190130084

Menyatakan bahwa laporan kerja praktik saya:

1. Disusun oleh saya sendiri (bukan orang lain).

2. Tidak memuat karya/pendapat yang pernah diajukan untuk memperoleh nilai kerja praktik, serta tidak terdapat karya/pendapat yang pernah ditulis/diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis tersebut dalam laporan kerja praktik ini dan disebutkan dalam daftar referensi.

Demikian pernyataan ini saya perbuat dalam keadaan sadar dan tanpa tekanan dari pihak manapun. Jika kemudian suatu hari nanti terbukti adanya pelanggaran atas pernyataan tersebut diatas, maka saya bersedia dikenakan sanksi berupa pembatalan gelar akademik yang saya peroleh dari Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh.

Lhokseumawe, 25 Januari 2023

Sukma Sinar Bulan Nasution NIM. 190130084

(6)

i

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini yang berjudul “Pengendalian Kualitas Produk Cacat Sabun Cream Dengan Metode Statistical Process Control (SPC) di PT. Jampalan Baru”.

Kerja Praktek ini dilaksanakan di PT. Jampalan Baru pada tanggal 01 Agustus 2022 sampai dengan tanggal 31 Agustus 2021. Selesainya laporan kerja praktik ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan masukan serta dukungan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Keluarga besar tercinta yaitu Ibunda Mariana, Ayahanda Muhammad Yunus Nasution dan Saudara atas do’a dan dukungan yang tak hentinya diberikan kepada saya.

2. Bapak Ir.Amri, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh.

3. Bapak Syarifuddin, ST., MT. IPM, selaku Ketua Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh.

4. Ibu Sri Meutia, S.T., M.T, selaku Dosen Pembimbing yang selalu membimbing, mengarahkan, memotivasi, menyarankan, memperbaiki dan membantu setiap langkah penyusunan laporan kerja praktek ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh yang telah memberi masukan dan ilmu selama penulis melakukan pembelajaran.

6. Bapak Hendrik selaku Manager divisi sabun PT. Jampalan Baru.

7. Bapak Sabhan selaku Manager operasional divisi sabun PT. Jampalan Baru.

8. Ibu Rita selaku Mandor lapangan divisi sabun PT. Jampalan Baru.

9. Seluruh Staff dan Karyawan di PT. Jampalan Baru yang telah banyak membantu selama Kerja Praktik (KP).

10. Teman Seperjuangan Kerja Praktik di PT. Jampalan Baru Tasya Arsanti Silalahi dan Charles Katunggung.

(7)

ii

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kerja praktik ini masih jauh dari kata sempurna baik teknis maupun materi. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan oleh penulis demi peningkatan hasil laporan ini.

Bukit Indah, 20 September 2022

Sukma Sinar Bulan Nasution NIM. 190130084

(8)

iii LEMBARAN JUDUL

LEMBARAN PENGESAHAN JURUSAN LEMBARAN PENGESAHAN PERUSAHAAN LEMBARAN PENILAIAN PERUSAHAAN LEMBARAN PERNYATAAN ORISINALITAS

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR RUMUS ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek ... 1

1.2 Tujuan Kerja Praktek ... 2

1.3 Manfaat Kerja Praktek ... 2

1.4 Ruang Lingkup Kerja Praktek ... 3

1.5 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan... 6

2.2 Logo Perusahaan ... 7

2.3 Profil Perusahaan ... 7

2.4 Jam Kerja ... 8

2.5 Lokasi Perusahaan ... 8

2.6 Struktur Organisasi Perusahaan ... 9

2.7 Visi dan Misi Perusahaan ... 12

2.8 Jenis Produk ... 12

2.9 Daerah Pemasaran ... 13

2.10 Proses Produksi ... 13

2.10.1 Bahan Baku ... 13

2.10.2 Mesin dan Peralatan ... 14

2.10.3 Proses Pengolahan Sabun ... 24

2.11 Limbah Produksi ... 29

BAB III TUGAS KHUSUS 3.1 Pendahuluan ... 30

3.1.1 Latar Belakang Penelitian ... 30

3.1.2 Rumusan Penelitian ... 31

3.1.3 Tujuan Penelitian ... 32

3.1.4 Batasan Masalah dan Asumsi... 32

3.2 Landasan Teori ... 33

3.2.1 Pengertian Kualitas ... 33

3.2.2 Dimensi Kualitas ... 33

3.2.3 Pengertian Pengendalian Kualitas ... 34

3.2.4 Tujuan Pengendalian Kualitas... 35

3.2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas ... 35

(9)

iv

3.2.9 Statistical Process Control (SPC) ... 45

3.2.10 Langkah-Langkah Statistical Process Control (SPC)... 47

3.3 Metodologi Penelitian ... 50

3.4 Metode Analisis ... 51

3.5 Pengumpulan Data ... 53

3.5.1 Data Produksi Sabun Cream PKS Orange... 53

3.5.2 Data Produk Cacat Sabun Cream PKS Orange ... 53

3.6 Pengolahan Data... 55

3.6.1 Lembar Pemeriksaan ... 55

3.6.2 Histogram ... 56

3.6.3 Diagram Pareto... 57

3.6.4 Peta Kendali P (P-Chart) ... 58

3.6.5 Diagram Scatter ... 61

3.6.6 Diagram Fishbone ... 62

3.6.7 Rekomendasi Perbaikan ... 64

3.7 Analisis ... 66

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 68

4.2 Saran ... 69 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(10)

v

2.1 Jam Kerja PT. Jampalan Baru ... 8

3.1 Data Produksi Sabun Cream PKS Orange... 53

3.2 Data Produk Cacat Sabun Cream PKS Orange ... 55

3.3 Checksheet Produk Cacat Sabun Cream PKS Orange ... 56

3.4 Data Kumulatif Produk Cacat Sabun Cream PKS Orange ... 57

3.5 Rekapitulasi Peta Kendali P ... 61

3.6 Rekomendasi Tindakan Perbaikan ... 64

(11)

vi

2.1 Logo PT. Jampalan Baru ... 7

2.2 Peta Lokasi PT. Jampalan Baru ... 9

2.3 Mesin Mixing ... 15

2.4 Bak Tampung ... 15

2.5 Tangki Masak Sabun Batang ... 15

2.6 Talang Penurunan Sabun Batang ... 16

2.7 Bak Sabun Batang ... 16

2.8 Mesin Pemotong Sabun Batang ... 17

2.9 Mesin Pengering ... 17

2.10 Mesin Perata Sabun Batang ... 17

2.11 Mesin Stamping Sabun Batang ... 18

2.12 Meja Pengemasan Sabun Batang ... 18

2.13 Mesin Mixer Sabun Cream ... 19

2.14 Mesin Penyimpanan Sabun Cream ... 19

2.15 Mesin Pengemasan Sabun Cream ... 19

2.16 Timbangan Elektronik ... 20

2.17 Belt Conveyor ... 20

2.18 Mesin Lakban ... 21

2.19 Timbangan... 21

2.20 Bucket ... 21

2.21 Dongkrak Buaya... 22

2.22 Crane ... 22

2.23 Lift ... 23

2.24 Forklift ... 23

2.25 Tong Recycle Sabun ... 23

2.26 Mesin Penggilingan Sabun Cream ... 24

2.27 Proses Pengolahan Sabun Batang ... 25

2.28 Proses Pengolahan Sabun Cream ... 27

3.1 Checksheet... 38

3.2 Histogram ... 39

3.3 Diagram Pareto... 39

3.4 Scatter Diagram ... 40

3.5 Derajat Korelasi Diagram Scatter ... 41

3.6 Fishbone Diagram ... 42

3.7 Peta Kontrol ... 43

3.8 Flowchart ... 52

3.9 Histogram Produk Cacat Sabun Cream PKS Orange ... 57

3.10 Diagram Pareto Produk Cacat Sabun Cream PKS Orange ... 58

3.11 Peta Kendali P Produk Cacat Sabun Cream PKS Orange ... 61

3.12 Diagram Scatter Produk Cacat Terhadap Produksi ... 62

3.13 Diagram Fishbone Sabun Cream PKS Orange ... 63

(12)

vii

3.1 Persentase Kerusakan ... 48

3.2 Proporsi Kesalahan ... 48

3.3 Garis Tengah (Central Line) ... 48

3.4 Batas Kontrol Atas (Upper Control Limit) ... 49

3.5 Batas Kontrol Bawah (Lower Control Limit) ... 49

(13)

1 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

Sebagai sumber daya manusia yang unggul kita dituntut untuk mempunyai keahlian pengalaman dan kepekaan dalam mengatasi dan menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan yang ada di dalam dunia kerja. Untuk dapat terjun ke dunia kerja setelah lulus kuliah, setiap mahasiswa harus memiliki kesiapan dalam menghadapi dunia pekerjaannya yang sesuai dengan bidang yang digelutinya.

Banyak sekali hal yang menjadi hambatan bagi seseorang yang belum mempunyai pengalaman kerja untuk terjun ke dunia pekerjaan, keterbatasan waktu dan ruang yang mengakibatkan ilmu pengetahuan yang diperoleh masih terbatas.

Kerja praktek merupakan salah satu kegiatan yang wajib dilakukan oleh mahasiswa strata-1 (S1) dalam lingkup pembelajaran dan pendalaman praktek kerja yang bertujuan untuk menambah wawasan dan pengalaman setiap mahasiswa dengan pendalaman ilmu sesuai jurusan yang diampu di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh wajib mengambil serta menyelesaikan kerja praktek dengan jangka waktu 1-2 bulan di lingkungan pabrik yang telah memberi tempat kepada mahasiswa praktek.

Kerja praktek ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama dibangku akademis, serta beradaptasi dengan ruang lingkup yang baru, dan mempraktekkan ilmu dalam bidang manufaktur, manajemen perusahaan dan memahami produksi dalam perusahaan.

Serta mengamati permasalahan yang terdapat di dalam perusahaan dengan mengaplikasikan ilmu serta teori-teori yang telah diperoleh dalam kehidupan kampus sehingga memberi solusi penyelesaian bagi perusahaan tempat kerja praktek.

Adapun kerja praktek ini dilakukan di pabrik sabun PT. Jampalan Baru selama kurang lebih 30 hari yang berlokasi tepat di Jalan Lintas Sumatera, Dusun XVII Desa Simpang Empat, Kec. Simpang Empat, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, Indonesia. Kegiatan kerja praktek yang dilakukan mulai dari tanggal 01 Agustus 2022 s/d 31 Agustus 2022.

(14)

1.2 Tujuan Kerja Praktek

Pelaksanaan Kerja Praktek ini mempunyai beberapa tujuan diamtaranya adalah sebagai berikut:

1. Melihat dan mengenal lapangan kerja secara langsung serta menganalisa, membandingkan dan menerapkan ilmu-ilmu industri yang diperoleh di perkuliahan dengan keadaan yang sebenarnya terjadi di lapangan.

2. Melatih dan mengembangkan sikap dan pola pikir yang profesional untuk memasuki dunia kerja nantinya.

3. Untuk mengetahui gambaran umum proses produksi sabun batang dan sabun cream di PT. Jampalan Baru.

4. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan kecakapan mahasiswa sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja yang sesuai dengan program studi yang dijalaninya.

5. Melatih kedisiplinan dan bertanggung jawab dalam bekerja.

6. Sarana komunikasi langsung terhadap dunia kerja.

7. Penyerapan teknologi yang berkembang di sebuah perusahaan/instansi.

1.3 Manfaat Kerja Praktek

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari Kerja Praktek adaah sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswa

a. Memperoleh pengetahuan dan gambaran yang berguna bagi perwujudan kerja yang akan dihadapi kelak setelah menyelesaikan studi.

b. Menguji dan mengukur kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa dalam menghadapi situasi dunia kerja yang sebenarnya.

c. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mahasiswa/i agar dapat meningkatkan potensi dan menjadi tenaga ahli yang siap pakai.

d. Memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh.

e. Melihat dan memahami secara langsung proses produksi sabun batang dan sabun cream di PT. Jampalan Baru.

(15)

2. Bagi Universitas

a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia universitas khususnya di bidang S1 Teknik Industri Universitas Malikussaleh.

b. Mempercepat hubungan kerjasama antara instalasi terkait dengan jurusan Teknik Industri Universitas Malikussaleh.

3. Bagi Perusahaan

a. Untuk merealisasikan partisipasi dunia usaha terhadap pengembangan dunia pendidikan.

b. Sebagai bahan masukan untuk pimpinan perusahaan dalam rangka memajukan pembangunan di bidang pendidikan dan dalam upaya peningkatan efisiensi kinerja perusahaan.

c. Untuk mempererat hubungan yang positif antara instansi terkait dengan Universitas Malikussaleh khusunya S1 Teknik Industri.

1.4 Ruang Lingkup Kerja Praktek

Pelaksanaan kerja praktek dilaksanakan di PT. Jampalan Baru yang berlokasi di Jalan Lintas Sumatera, Dusun XVII Desa Simpang Empat, Kec. Simpang Empat, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, Indonesia.

Pelaksanaan kerja praktik dilaksanakan mulai dari tanggal 01 Agustus 2022 sampai dengan 31 Agustus 2022.

1.5 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan laporan kerja praktek disusun sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang latar belakang kerja praktek, tujuan kerja praktek, manfaat kerja praktek, ruang lingkup kerja praktek, dan sistematika penulisan.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pada bab ini penulis berisikan sejarah perusahaan, logo perusahaan, profil perusahaan, jam kerja, lokasi perusahaan, struktur organisasi perusahaan, visi dan misi perusahaan, jenis

(16)

produk, daerah pemasaran, bahan baku, mesin dan peralatan, proses produksi, dan limbah produksi.

BAB III TUGAS KHUSUS Pendahuluan

Dalam sub bab ini menguraikan tentang latar belakang penelitian, rumusan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah dan asumsi.

Landasan Teori

Pada sub bab ini berisikan rangkuman studi kepustakaan tentang dasar teori yang mendukung permasalahan dari hasil ringkasan penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan metode yang digunakan. Landasan teori memuat pengertian kualitas, dimensi kualitas, pengertian pengendalian kualitas, tujuan pengendalian kualitas, faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas, konsep pengendalian kualitas, alat pengendalian kualitas, langkah- langkah pengendalian kualitas, statistical process control (SPC), dan langkah-langkah statistical process control (SPC).

Metodologi Penelitian

Pada sub bab ini penulis membahas mengenai proses yang akan dilakukan dalam penelitian mulai dari sumber objek penelitian sampai akhirnya diperoleh hasil analisa yang diperlukan.

Pengumpulan Data

Dalam sub bab ini berisikan tentang data-data yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah baik itu data primer maupun data sekunder. Yaitu data produksi sabun cream dan data produk cacat sabun cream PKS orange.

Pengolahan Data

Pada sub bab ini berisikan pengolahan data-data yang telah dikumpulkan menggunakan metode statistical process control (SPC) yang dimana memuat lembar pemeriksaan, histogram, diagram pareto, diagram scatter, peta kendali p (p-chart), diagram fishbone, dan rekomendasi perbaikan.

(17)

Analisis

Dalam sub bab ini penulis menguraikan tentang hasil analisa yang diperoleh dari pengolahan data yang telah dilakukan dengan tujuan untuk membantu meningkatkan pemahaman tentang hasil penelitian.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisikan kesimpulan yang merupakan butir-butir penting yang terdapat pada bab-bab sebelumnya dan juga sebagai jawaban dari rumusan masalah yang dikemukakan. Selanjutnya berisi saran mengenai usaha-usaha yang sebaiknya dilakukan dalam penerapan hasil penelitian di masa yang akan datang.

(18)

6 2.1 Sejarah Perusahaan

Sejarah PT. Jampalan Baru dimulai dengan berdirinya UD. Jampalan Baru yang memproduksi sabun dan minyak goreng pada tahun 1978 di desa Jampalan km 10 Kabupaten Asahan Sumatera Utara. UD. Jampalan Baru Pada tahun 1986 melakukan pembangunan pabrik penggilingan beras dan menerima penghargaan Upakarti dari pemerintah setempat pada tahun 2004 Jampalan Baru pertama kalinya mengekspor produk sabun mandi. Perkembangan UD. Jampalan Baru pada tahun 2007 yaitu dengan modernisasi penggilingan beras dengan teknologi Optical Sorter dari SATAKE Jepang yang akhirnya terbentuklah PT. Jampalan Baru dan meraih sertifikat ISO 9001:2008 sekaligus mendapatkan sertifikasi Halal. Sampai saat ini PT. Jampalan Baru mempunyai produk yang terkenal dan kualitas yang baik terutama di wilayah Kabupaten Asahan.

Perkembangan yang begitu pesat pada PT. Jampalan Baru telah dapat menyediakan segala kebutuhan untuk keperluan rumah tangga konsumen. PT.

Jampalan Baru menggunakan potensi sumber daya alam, khususnya produksi pertanian yang telah menumbuhkan usaha di industri di Kabupaten Asahan.

Berdirinya dan berkembangnya PT. Jampalan Baru ini terbukti dapat melayani kebutuhan masyarakat Asahan (konsumen) dan mengolah hasil pertanian (kelapa sawit) sebagai salah satu bahan baku yang diperlukan dalam produksi di PT.

Jampalan Baru.

PT. Jampalan Baru terus memperluas keahliannya untuk diakui sebagai salah satu perusahaan paling bergengsi di Sumatera Utara. Didorong oleh hasratnya untuk keunggulan dan inovasi yang berkelanjutan, Jampalan Baru berkomitmen untuk menyediakan produk-produk berkualitas untuk memenuhi beragam kebutuhan pelanggannya. Jaminan kualitas dimulai dari bahan baku hingga produk jadi. Produk yang dihasilkan oleh PT. Jampalan Baru adalah minyak goreng, beras dan sabun.

Jaringan distribusi PT. Jampalan telah mencapai banyak provinsi di Indonesia dan beberapa produk PT. Jampalan Baru telah mencapai pasar

(19)

internasional. Kemitraan strategis PT. Jampalan Baru dengan pemasok di seluruh dunia memungkinkan PT. Jampalan Baru untuk menjadi kompetitif baik dalam kualitas maupun harga. PT. Jampalan Baru menyambut kemitraan jangka panjang dan kerjasama strategis dengan pelanggan di seluruh dunia.

2.2 Logo Perusahaan

PT. Jampalan Baru menggunakan logo gabungan dari abjad J untuk kata Jampalan dan abjad B untuk kata Baru yang menyimbolkan kesatuan setiap individu di PT. Jampalan Baru Asahan. Adapun logo PT. Jampalan Baru dapat dilihat pada gambar 2.1 sebagai berikut:

Gambar 2.1 Logo PT. Jampalan Baru

Sumber: PT. Jampalan Baru

2.3 Profil Perusahaan

Jampalan Baru didirikan pada tahun 1978 dan terus mengembangkan keahliannya untuk diakui sebagai salah satu perusahaan paling bergengsi di Sumatera Utara. Didorong oleh semangat untuk keunggulan dan inovasi yang berkelanjutan, Jampalan Baru berkomitmen untuk menyediakan produk berkualitas untuk memenuhi beragam kebutuhan pelanggannya. Jaminan kualitas dimulai dari bahan mentah hinggamenjadi produk jadi di tangan konsumen.

Jaringan distribusi Jampalan Baru telah menjangkau banyak provinsi di Indonesia dan beberapa produknya telah mencapai pasar internasional. Kemitraan strategis Jampalan Baru dengan pemasok di seluruh dunia memungkinkan perusahaan menjadi kompetitif baik dalam kualitas maupun harga. Jampalan Baru menyambut kemitraan jangka panjang dan kerja sama strategis dengan pelanggan di seluruh dunia.

PT. Jampalan Baru terletak pada lokasi yang sangat strategis di Provinsi Sumatera Utara, yakni berbatasan langsung dengan Kota Tanjung Balai. PT.

(20)

Jampalan Baru Asahan terletak di Dusun XVIII Desa Simpang Empat, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara ± 180 km ke arah tenggara Kota Medan dengan produk yang dihasilkan yakni sabun batang PKS Kuning, PKS Hijau, Sabun batang Sereh, Sabun batang Bintang dan Sabun Krim Orange. Fasilitas pengolahan sabun PT. Jampalan Baru saat ini ditunjang oleh beberapa faktor pendukung yaitu:

1. Pasokan oil blend dari PT. Sawit Asahan Tetap Utuh yang merupakan grup perusahaan dengan PT. Jampalan Baru.

2. Lokasi pabrik di Asahan hanya berjarak ± 15 KM dari Pelabuhan Tanjung Balai dan ± 2 KM dari Jalan Lintas Sumatera.

2.4 Jam Kerja

Adapun untuk hari kerja di PT. Jampalan Baru Asahan dimulai dari hari Senin hingga Sabtu. Perusahaan memberlakukan hari libur setiap hari Minggu juga pada hari-hari libur nasional. PT. Jampalan Baru menerapkan jam kerja day time yang berlaku untuk tenaga kerja tetap, tenaga kerja tidak tetap, dan karyawan general. Adapun untuk jam kerja perusahaan PT. Jampalan Baru dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut:

Tabel 2.1 Jam Kerja PT. Jampalan Baru

Hari Kerja Jam Kerja Jam Istirahat

Senin-Kamis 08.00-16.30 WIB 11.45-13.30 WIB

Jumat-Sabtu 08.00-15.30 WIB 11.45-13.30 WIB

Sumber: PT. Jampalan Baru

2.5 Lokasi Perusahaan

PT. Jampalan Baru berlokasi di Jalan Lintas Sumatera, Dusun XVII Desa Simpang Empat, Kec. Simpang Empat, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, Indonesia. Adapun lokasi perusahaan PT. Jampalan Baru dapat dilihat pada gambar 2.2 sebagai berikut:

(21)

Gambar 2.2 Peta Lokasi PT. Jampalan Baru

Sumber: Google Maps

2.6 Struktur Organisasi Perusahaan

Organisasi adalah suatu kerangka hubungan kerja antara individu-individu yang bekerja secara sadar untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan dengan menekankan pada wewenang, tanggung jawab, dan hal-hal lain yang berhubungan satu sama lain.

Struktur organisasi dalam suatu perusahaan sangat diperlukan guna merumuskan suatu organisasi sehingga dapat menunjang keberhasilan dari perusahaan ini. Perusahaan yang berhasil dapat mencapai tujuannya tidak hanya ditunjang oleh faktor modal dan proses industri tetapi juga ditentukan oleh manajemen yang baik. Untuk itu diperlukan organisasi yang fleksibel dan berkembang sesuai dengan kondisi yang dihadapi oleh perusahaan itu sendiri.

Dalam melaksanakan kegiatannya PT. Jampalan Baru memiliki struktur organisasi yang merupakan pencerminan dalam pelaksanaan tugas- tugas di perusahaan. Hal ini terimplementasikan kedalam pembagian tugas dan kegiatan sehari-hari. Dengan adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang baik maka setiap pegawai dapat mengetahui dengan mudah apa fungsi dan tanggung jawabnya sehingga setiap penyimpangan dapat diatasi serta memudahkan dalam segi pengawasan. Adapun struktur organisasi PT. Jampalan Baru dapat dilihat pada lampiran 1.

(22)

Struktur organisasi yang digunakan pada pabrik sabun PT. Jampalan Baru adalah struktur organisasi garis dimana terdapat satu kesatuan perintah. Dapat disimpulkan bahwa organisasi merupakan kumpulan orang-orang yang diatur untuk mengembangkan tenaga dan pikiran untuk suatu tujuan tertentu. Struktur organisasi adalah suatu cara atau sistem untuk mengadakan pembagian kerja pembagian tugas, tanggung jawab dan wewenang serta menetapkan hubungan- hubungan antara unsur- unsur organisasi yang satu dengan yang lain, sehingga memungkinkan orang lain untuk bekerja se efisien mungkin dalam mencapai tujuan bersama. Adapun jabaran struktur organisasi di PT. Jampalan Baru adalah sebagai berikut:

1. Manajer Kepala Pabrik

Kepala pabrik atau Manager membantu distrik manajer dalam mengelola fungsi-fungsi manajemen serta membuat terobosan-terobosan dengan memberdayakan sumber daya perusahaan yang ada di PT. Jampalan Baru untuk mencapai kinerja optimal dengan tata kelola yang baik. Manajer bertanggung jawab langsung kepada distrik manajer. Diantara tanggung jawab tersebut adalah bertanggung jawab atas pengelolaan keseluruhan kinerja dan produtivitas sabun untuk memenuhi target kuantitas dan kualitas produksi.

2. Kepala Bagian (Kabag)

Kepala Bagian membantu manager dalam mengelola fungsi-fungsi manajemen Pabrik Sabun dibidang produksi serta memberdayakan sumber daya perusahaan yang ada di unitnya untuk mencapai kinerja optimal dengan pengelolaan yang baik. Kepala bagian bertanggung jawab langsung kepada manager operasional. Diantara tanggung jawab tersebut adalah bertanggung jawab atas pengelolaan Pabrik Sabun dibidang produksi secara teknis untuk mencapai target kuantitas produksi.

3. Asisten Kepala Bagian

Asisten kepala bagian bertanggung jawab langsung kepada kepala bagian.

Asisten kepala bagian bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pengawasan setiap kegiatan yang berhubungan dengan produksi dilapangan dan afdeling-afdeling serta bertanggung jawab untuk

(23)

mengembangkan kompetensi dan potensi bawahannya selain itu asisten kepala bagian juga berwenang membuat keputusan yang bersifat rutin dan tidak prinsip serta tidak bertentangan dengan aturan dan kebijakan perusahaan, membantu dan memberikan masukan kepada kepala bagian dalam mengambil keputusan dan menentukan kebijakan terkait pengelolaan di unit kerja serta memberikan penilaian kepada bawahan dalam Sistem Penilaian Karya (SPK) dengan berpedoman kepada ketentuan yang berlaku sehingga hasil yang diperoleh objektif.

4. Asisten Administrasi

Asisten administrasi memiliki peranan sebagai pembantu manager dalam mengelola manajemen dalam bidang administrasi, keuangan, dan pergudangan dengan memberdayakan sumber daya perusahaan yang ada di unitnya untuk mencapai kinerja optimal dengan tata kelola yang baik.

Kepala administrasi bertanggung jawab langusng kepada manager.

Diantara tanggung jawab tersebut yaitu antara lain tanggung jawab secara pidana, perdata, dan tata usaha negara atas kewenangannya. Asisten administrasi bertanggung jawab untuk pengembangan kompetensi dan potensi bawahannya serta bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pengawasan dibidang keuangan.

5. Asisten Laboratorium / Quality Control (QC)

Asisten Laboratorium / QC membantu manager operasional dalam mengelola fungsi-fungsi manajemen dibidang laboratorium dengan memberdayakan sumber daya perusahaan yang ada diunitnya untuk mencapai kinerja optimal dengan tata kelola yang baik. Asisten laboratorium bertanggung jawab langsung kepada manager. Diantara tanggung jawab tersebut diantaranya adalah tanggung jawab atas pengelolaan laboratorium pabrik sabun untuk mendukung kinerja operasional pabrik sabun guna mendapatkan mutu produksi yang maksimal.

6. Asisten Teknik / Maintenance

Asisten Teknik membantu manager operasional bagian dalam mengelola fungsi-fungsi dalam bidang teknik dengan memberdayakan sumber daya

(24)

perusahaan yang ada di unitnya untuk mencapai kinerja yang optimal dengan tata kelola yang baik. Asisten teknik bertanggung jawab langsung kepada manager operasional. Diantara tanggung jawab yang tersebut adalah bertanggung jawab atas pengelolaan pekerjaan yang mencakup operasional fungsi bidang teknik di Pabrik Sabun.

2.7 Visi dan Misi Perusahaan

Visi merupakan suatu tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan, sedangkan misi adalah langkah atau cara yang dilakukan perusahaan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai tersebut. Adapun visi dan misi PT. Jampalan Baru adalah sebagai berikut:

1. Visi

Dengan perbaikan berkelanjutan tanpa henti, percaya untuk menghargai dan mendorong kemampuan setiap indivisu yang ada, merupakan cara PT.

Jampalan Baru untuk menjadi perusahaan yang terkenal akan kualitas produk dan pelayanannya.

2. Misi

Adapun misi yang dilakukan perusahaan untuk mencapai visi di atas adalah sebagai berikut:

a. Melayani pelanggan dengan menyediakan produk dan pelayanan yang berkualitas.

b. Meraih kesempatan, berkembang dengan konsisten.

c. Membantu dengan semangat dan mengenali kelebihan dari setiap individu yang ada.

2.8 Jenis Produk

PT. Jampalan Baru melakukan produksi sabun batang dan sabung cream dengan mengolah bahan-bahan yang sudah ditentukan sesuai komposisi yang telah di tentukan. Sabun batang dan sabun cream yang dihasilkan akan dipasarkan ke beberapa daerah di Pulau Sumatra seperti Riau, Pekanbaru, Medan, Tanjung Balai, Asahan, dan sebagainya. Sabun batang yang di hasilkan oleh PT. Jampalan Baru pun memiliki beberapa varian, antara lain adalah sabun batang PKS Hijau,

(25)

sabun batang PKS Kuning, sabun batang PKS Serai, sabun batang JB, dan sabun batang Bintang. Selain sabun batang yang di hasilkan oleh PT. Jampalan Baru pun memiliki beberapa varian sabun cream antara lain adalah sabun cream PKS Orange, sabun cream PKS Lemon, dan sabun cream Irit.

2.9 Daerah Pemasaran

PT. Jamapalan Baru memasarkan produknya ke pasar impor dan juga ekspor. Untuk pasar impor, PT. Jampalan Baru memasok produk sabunnya ke sekitaran pulau Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Sedangkan untuk pasar ekspor PT. Jampalan Baru memasok produknya di negara Singapore, Pakistan, India dan Afrika.

2.10 Proses Produksi 2.10.1 Bahan Baku

Bahan baku adalah sesuatu yang digunakan untuk membuat barang jadi, bahan pasti menempel menjadi satu dengan barang jadi. Dalam sebuah perusahaan bahan baku dan bahan penolong memiliki arti yang sangat penting, karena menjadi modal terjadinya proses produksi sampai hasil produksi.

Berdasarkan pendapat menurut para ahli yang sudah disebutkan, bisa dikatakan bahwa bahan baku merupakan sebagai bahan utama yang sangat dibutuhkan dalam membuat suatu proses barang dari hasil produksi. Bahan baku merupakan bahan yang dapat diidentifikasikan secara langsung dengan produk yang dihasilkan yang nilainya relatif besar, dan umumnya sifat bahan baku masih melekat pada produk yang dihasilkan (Mardiasmo, 1994).

Adapun untuk bahan baku pengolahan sabun di PT. Jampalan Baru terbagi menjadi dua bagian yaitu bahan baku sabun batang dan bahan baku sabun cream.

1. Bahan Baku Sabun Batang a. Bahan Baku Utama

Untuk memproduksi sabun batang di PT. Jampalan Baru, diperlukan bahan baku utama berupa oil blend. Oil blend adalah campuran dari beberapa jenis minyak diantaranya terdapat minyak Refined Bleached Deodorized Palm Stearin (RBDPS), minyak Refined Bleached

(26)

Deodorized Palm Olein (RBDPO), Palm Fatty Acid Distillate (PFAD), CrudePalm Oil (CPO), Palm Kernel Oil (PKO) dan Crude Palm Oil asam tinggi. Minyak Refined Bleached Deodorized Palm Stearin (RBDPS), minyak Refined Bleached Deodorized Palm Olein (RBDPO) dan minyak Palm Fatty Acid Distillate (PFAD) yang digunakan dalam proses pembuatan sabun di PT. Jampalan Baru berasal dari PT. Sawit Asahan Tetap Utuh (SATU).

b. Bahan Baku Pendukung

Untuk memproduksi sabun batang di PT. Jampalan Baru, bahan baku pendukung yang digunakan berupa, Sodium Carbonat (Soda ash dense) sebagai pengikat lemak dan kotoran, Caustic soda (soda api) digunakan dalam reaksi saponifikasi yaitu reaksi konversi minyak nabati menjadi sabun, pewangi dan pewarna sebagai pendukung secara fisik.

2. Bahan Baku Sabun Cream a. Bahan Baku Utama

Untuk memproduksi sabun cream PT. Jampalan Baru menggunakan bahan baku utama Alkyl Benzene Sulfonate (ABS), Linear Alkyl Benzene Sulfonate (LABS), Sodium Carbonat, Sodium Lauret Sulfat (SLES) dari PT. Indokemika Jayatama.

b. Bahan Baku Pendukung

Untuk memproduksi sabun batang di PT. Jampalan Baru, bahan baku pendukung yang digunakan berupa, Sodium Silicate, Calcium Carbonat dan Talc Powder sebagai pengental. Pewangi dan pewarna sebagai pendukung secara fisik.

2.10.2 Mesin dan Peralatan

Adapun peralatan dan fasilitas produksi yang digunakan selama proses pengolahan sabun yaitu sebagai berikut:

1. Mesin Mixing

Berfungsi sebagai pencampuran tahap 1 dimana pada mesin ini berbagai macam bahan seperti air dan soda ash di campur terlebih dahulu sebelum

(27)

dinaikkan ke tangki masak sabun, mesin mixing dapat dilihat pada gambar 2.3 sebagai berikut:

Gambar 2.3 Mesin Mixing

Sumber: PT. Jampalan Baru

2. Bak Tampung

Berfungsi untuk menampung bahan bahan pengolahan sabun seperti oil blend, air bersih, air sabun, dan caustic soda. Bak tampung dapat dilihat pada gambar 2.4 berikut:

Gambar 2.4 Bak Tampung

Sumber: PT. Jampalan Baru

3. Tangki Masak Sabun Batang

Berfungsi untuk memasak dan mencampur berbagai bahan pengolahan sabun. Tangki masak sabun batang dapat dilihat pada gambar 2.5 berikut:

Gambar 2.5 Tangki Masak Sabun Batang

Sumber: PT. Jampalan Baru

(28)

4. Talang Penurunan Sabun Batang

Berfungsi untuk menurunkan cairan sabun ke bak cetak setelah selesai dimasak. Talang penurunan sabun batang dapat dilihat pada gambar 2.6 berikut:

Gambar 2.6 Talang Penurunan Sabun Batang

Sumber: PT. Jampalan Baru

5. Bak Sabun Batang

Berfungsi untuk menampung cairan sabun yang berasal dari tangki masak sabun batang yang diturunkan melalui talang ke bak sabun. Bak sabun batang dapat dilihat pada gambar 2.7 berikut:

Gambar 2.7 Bak Sabun Batang

Sumber: PT. Jampalan Baru

6. Mesin Pemotong Sabun Batang

Berfungsi untuk memotong sabun yang berasal dari bak cetakan sabun untuk dipotong sesuai ukuran untuk diproses selanjutnya. Mesin pemotong sabun batang dapat dilihat pada gambar 2.8 berikut:

(29)

Gambar 2.8 Mesin Pemotong Sabun Batang

Sumber: PT. Jampalan Baru

7. Mesin Pengering (Dryer)

Berfungsi untuk mengeringkan kelembaban sabun agar sabun mudah dipotong dan di stamping serta tidak lengket saat di stamping. Mesin dryer dapat dilihat pada gambar 2.9 berikut:

Gambar 2.9 Mesin Pengering

Sumber: PT. Jampalan Baru

8. Mesin Perata Sabun Batang

Berfungsi untuk meratakan bagian atas bawah dan samping kanan kiri sabun yang kurang rata atau penyok. Mesin perata sabun dapat dilihat pada gambar 2.10 berikut:

Gambar 2.10 Mesin Perata Sabun Batang

Sumber: PT. Jampalan Baru

(30)

9. Mesin Stamping Sabun Batang

Berfungsi untuk memberikan cap atau stamp pada sabun agar konsumen mengetahui darimana sabun batang itu di produksi. Mesin stamping sabun batang dapat dilihat pada gambar 2.11 berikut:

Gambar 2.11 Mesin Stamping Sabun Batang

Sumber: PT. Jampalan Baru

10. Meja Pengemasan Sabun Batang

Berfungsi untuk membantu pekerja agar bisa mengemas sabun batang ke dalam bungkusan untuk disimpan di gudang. Meja pengemasan sabun batang dapat dilihat pada gambar 2.12 berikut:

Gambar 2.12 Meja Pengemasan Sabun Batang

Sumber: PT. Jampalan Baru

11. Mesin Mixer Sabun Cream

Berfungsi untuk mencampur bahan bahan sabun cream agar tercampur merata. Mesin mixer sabun cream dapat dilihat pada gambar 2.13 berikut:

(31)

Gambar 2.13 Mesin Mixer Sabun Cream

Sumber: PT. Jampalan Baru

12. Mesin Penyimpanan Sabun Cream

Berfungsi untuk menyimpan sabun cream yang baru saja diolah di mesin mixer sebelum di kemas. Mesin penyimpanan sabun cream dapat dilihat pada gambar 2.14 berikut:

Gambar 2.14 Mesin Penyimpanan Sabun Cream

Sumber: PT. Jampalan Baru

13. Mesin Pengemasan Sabun Cream

Berfungsi untuk mengemas sabun cream ke dalam kemasan sachet sesuai dengan berat yang diinginkan oleh perusahaan. Mesin kemas sabun cream dapat dilihat pada gambar 2.15 berikut:

Gambar 2.15 Mesin Pengemasan Sabun Cream

Sumber: PT. Jampalan Baru

(32)

14. Timbangan Elektronik

Berfungsi untuk menimbang berat bungkus sabun cream agar beratnya sesuai dengan yang diinginkan oleh perusahaan. Timbangan elektronik dapat dilihat pada gambar 2.16 berikut:

Gambar 2.16 Timbangan Elektronik

Sumber: PT. Jampalan Baru

15. Belt Conveyor

Berfungsi sebagai alat transportasi dalam suatu proses yang berguna untuk mengangkat bahan yang akan diproses berikutnya. Mesin belt conveyor dapat dilihat pada gambar 2.17 berikut:

Gambar 2.17 Belt Conveyor

Sumber: PT. Jampalan Baru

16. Mesin Lakban

Berfungsi untuk memberi perekat atau lakban pada kotak sabun cream.

Mesin lakban dapat dilihat pada gambar 2.18 berikut:

(33)

Gambar 2.18 Mesin Lakban

Sumber: PT. Jampalan Baru

17. Timbangan

Berfungsi untuk menentukan berat tepung agar sesuai dengan resep yang perusahaan tentukan. Timbangan yang digunakan dapat dilihat pada gambar 2.19 berikut:

Gambar 2.19 Timbangan

Sumber: PT. Jampalan Baru

18. Bucket

Berfungsi untuk menampung sabun sisa dari mesin pemotongan. Bucket yang digunakan dapat dilihat pada gambar 2.20 berikut:

Gambar 2.20 Bucket

Sumber: PT. Jampalan Baru

(34)

19. Dongkrak Buaya

Berfungsi sebagai alat transportasi bahan-bahan pembuatan sabun dan juga alat transportasi bucket. Dongkrak buaya yang digunakan dapat dilihat pada gambar 2.21 berikut:

Gambar 2.21 Dongkrak Buaya

Sumber: PT. Jampalan Baru

20. Crane

Berfungsi untuk mengangkat bucket keatas agar bisa diproses ke tangki pemasakan sabun batang. Crane yang digunakan dapat dilihat pada gambar 2.22 berikut:

Gambar 2.22 Crane

Sumber: PT. Jampalan Baru

21. Lift

Berfungsi untuk mengangkut bahan bahan pengolahan sabun ke tangki pemasakan sabun batang. Lift yang digunakan dapat dilihat pada gambar 2.23 berikut:

(35)

Gambar 2.23 Lift

Sumber: PT. Jampalan Baru

22. Forklift

Berfungsi sebagai alat transportasi di lokasi pabrik, pengangkut bandela, serta mengangkut peralatan-peralatan pabrik. Forklift yang digunakan dapat dilihat pada gambar 2.24 berikut:

Gambar 2.24 Forklift

Sumber: PT. Jampalan Baru

23. Tong Recycle Sabun

Berfungsi untuk menampung sabun cacat produksi yang disebabkan oleh kesalahan mesin pengemasan, seperti sabun rusak atau isi sabun yang kurang ataupun kelebihan isinya. Bak sabun cacat yang digunakan dapat dilihat pada gambar 2.25 berikut:

Gambar 2.25 Tong Recycle Sabun

Sumber: PT. Jampalan Baru

(36)

24. Mesin Penggilingan Sabun Cream

Berfungsi untuk mengeluarkan isi dari sabun cream yang cacat produksi agar dapat diolah lagi menjadi sabun baru, agar menghindari adanya limbah pabrik. Mesin penggilingan yang digunakan dapat dilihat pada gambar 2.26 berikut:

Gambar 2.26 Mesin Penggilingan Sabun Cream

Sumber: PT. Jampalan Baru

2.10.3 Proses Pengolahan Sabun

PT. Jampalan Baru memproduksi sabun yang berbahan baku berbagai macam tepung dan minyak. Tepung diperoleh dari berbagai produsen tepung dan minyak yang berasal dari perkebunan kelapa sawit milik perusahaan. PT.

Jampalan Baru mengolah bahan baku menjadi sabun untuk di edarkan ke sekitar perusahaan dan ke beberapa daerah dari Medan sampai paling jauh Pekan Baru.

Sabun yang di hasilkan biasanya digunakan untuk mencuci pakaian ataupun piring. PT. Jampalan Baru memproduksi dua buah jenis sabun yaitu sabun batang dan sabun cream. Proses produksi pembuatan sabun di PT. Jampalan Baru dapat dilihat sebagai berikut:

1. Proses Pengolahan Sabun Batang

Alur proses pengolahan sabun batang dapat dilihat pada gambar 2.27 berikut:

(37)

Gambar 2.27 Proses Pengolahan Sabun Batang

Sumber: PT. Jampalan Baru

Uraian proses pengolahan sabun batang di PT. Jampalan Baru Asahan adalah sebagai berikut:

a. Mixing Bahan Baku

Operator mengaduk tepung soda ash dengan air dan dilakukan secara terus menerus selama 1 jam lalu dinaikkan ke tangki masak sabun menggunakan pipa.

Mixing Bahan Baku

Stamping Sabun Pengering an Sabun Mencetak

Sabun Batang

Memotong Sabun Memasak

Bahan Baku

Pengemas an Menunggu

Sabun Dingin

Sabun Disimpan

(38)

b. Memasak Bahan Baku

Operator mengaduk beberapa bahan yang berada di bak tampung dan mesin mixing melalui pipa, lalu operator juga menambahkan pewarna dan parfum kedalam tangki masak sabun dan diaduk selama 4 sampai 6 jam dan dimasak dengan suhu 700 C sampai 1000 C menggunakan uap panas atau disebut steam.

c. Pengendapan Sabun

Setelah selesai dimasak sabun diambil sampel nya untuk diuji di labotarorium PT. Jampalan Baru utnuk mengetahui apakah komposisi sabun sudah pas atau belum, setelah lolos dari uji lab sabun di endapkan selama 3 sampai 4 hari untuk dituangkan ke bak cetak sabun.

d. Mencetak Sabun Batang

Setelah sabun sudah selesai di endapkan maka sabun dipanaskan kembali dengan suhu 700 C sampai 1000 C menggunakan uap panas, lalu diturunkan menggunakan talang penurunan sabun. Setelah selesai dipindahkan ke bak cetak, sabun dibiarkan selama 4-5 hari hingga dingin dan mengeras.

e. Memotong Sabun Batang

Setelah sabun sudah mengeras pada bak cetak sabun, maka bak cetakan sabun dibongkar dan sabun diangkut menggunakan forklift ke mesin pemotong sabun untuk dipotong sesuai dengan ukuran untuk proses ke mesin selanjutnya dan sisa pemotongan sabun diletakkan di bucket untuk dimasak kembali.

f. Pengeringan Sabun Batang

Operator memasukkan sabun yang sudah dipotong ke mesin dryer untuk mengurangi kadar air pada sabun, lalu setelah sabun sudah melalui mesin dryer maka sabun dibawa ke mesin selanjutnya. Dan sisa sabun dari mesin dryer diletakkan di bucket untuk dimasak lagi.

g. Stamping Sabun

Operator memasukkan sabun yang sudah di ratakan untuk di potong lagi dengan ukuran yang lebih kecil sesuai ukuran yang ditentukan

(39)

perusahaan dan memberikan stamp untuk menandakan sabun tersebut berasal dari perusahaan mana, setelah di beri stamp atau cap maka sabun digerakkan menggunakan belt conveyor untuk dilakukan pengemasan terhadap sabun yang telah di stamping.

h. Pengemasan Sabun Batang

Operator mengemas atau membungkus sabun yang sudah diberi cap dengan isi yang disesuaikan dengan jenis sabun batang yang diproduksi

i. Penyimpan Sabun Batang

Sabun yang telah di susun ke balok kayu (fallet) kemudian diangkut menggunakan forklift ke gudang penyimpanan untuk kemudian di pasarkan ke konsumen.

2. Proses Pengolahan Sabun Cream

Alur proses pengolahan sabun cream dapat dilihat pada gambar 2.28 berikut:

Gambar 2.28 Proses Pengolahan Sabun Cream

Sumber: PT. Jampalan Baru

Mixing Bahan Baku

Pengemas an Sabun Cream Pengemas an dengan

Mesin Memasak

Bahan Baku

Menunggu Sabun Dingin

Sabun Disimpan

(40)

Uraian proses pengolahan sabun cream di PT. Jampalan Baru adalah sebagai berikut:

a. Mixing Bahan Baku

Operator mengaduk tepung sodium sulfat, sodium bikarbonat, soda ash dan air, dilakukan secara terus menerus selama 15 menit sampai 30 menit lalu diturunkan ke mesin mixing kedua sabun cream menggunakan pipa.

b. Memasak Bahan Baku

Operator mengaduk beberapa bahan yang berada di mesin mixing pertama yang dikirim ke atas melalui pipa, lalu operator menambahkan soda ash, LABS (Linear Alkyl Benzene Sulfonate), ABS (Alkyl Benzene Sulfonate), water glass, citrid acid, kalsium, pewarna dan parfum dan diaduk selama 30 menit.

c. Tangki Pengendapan

Setelah sabun sudah berbentuk cream maka sabun di turunkan ke tangki pengendapan untuk diendapkan hingga sabun dingin yang biasanya pengendapan dilakukan selama setengah hari atau 1 hari.

d. Pengemasan Mesin Otomatis

Setelah sabun sudah selesai diendapkan di tangki penyimpanan maka sabun di kemas dalam bentuk sachet dengan berat minimum 185 gram dan berat maksimum 195 gram. Apabila ada sabun yang cacat produksi maka sabun di letakkan di tong sabun cacat lalu sabun cream yang cacat dibawa menggunakan dongkrak buaya ke mesin penggilingan, setelah isi sabun cream maka sabun diolah lagi menjadi sabun baru agar tidak menjadi limbah pabrik. Lalu setelah sabun cream sudah dikemasan sachet maka sabun dibawa menggunakan belt conveyor untuk dibawa ke pengemasan.

e. Pengemasan Sabun Cream

Operator memasukkan sabun cream sachet kedalam kardus yang berisi 20 bungkus sabun cream, lalu setelah diisi kardus di bawa menggunakan belt conveyor untuk dibawa ke proses akhir.

(41)

f. Penyimpanan Sabun Cream

Sabun cream yang sudah di kemas dalam dus-dus tersebut kemudian disusun ke fallet yang berisikan 100 dus. Fallet yang telah terisi dus- dus sabun kemudian diangkut untuk disimpan ke dalam gudang.

2.11 Limbah Produksi

Limbah produksi sabun batang dan sabun cream PT. Jampalan Baru yaitu berupa sisa-sisa potongan sabun batang dan sabun cream yang tidak sesuai standar dengan kemasan yang berat isinya kurang dan kemasan yang bocor. Sisa- sisa dari potongan sabun batang dan isi sabun cream yang bocor akan dikumpulkan pada bucket sabun dan bak penampungan sabun sortiran kemudian diolah kembali menjadi bahan tambahan dalam produksi sabun baru untuk menghindari limbah pabrik sehingga produksi tetap berjalan.

(42)

30

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CACAT SABUN CREAM DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS

CONTROL (SPC) DI PT. JAMPALAN BARU

3.1 Pendahuluan

3.1.1 Latar Belakang Penelitian

Industri merupakan kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Industri merupakan bagian dari proses produksi. Bahan- bahan industri diambil secara langsung maupun tidak langsung, kemudian diolah, sehingga menghasilkan barang yang bernilai lebih bagi masyarakat, Kegiatan proses produksi dalam industri itu disebut dengan perindustrian. Pengklasifikasian industri di dasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar, modal, atau jenis teknologi yang digunakan. Selain faktor-faktor tersebut, perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu Negara juga turut menentukan keanekaragaman industri Negara tersebut, semakin besar dan kompleks kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, maka semakin beranekaragam jenis industrinya.

Saat ini persaingan antar pasar industri semakin kompetitif. Hal ini terbukti dengan banyaknya jenis kosmetika produksi dalam negeri dan produksi luar negeri yang beredar di pasar. Membanjirnya produk kosmetika di pasaran mempengaruhi minat seseorang terhadap pembelian dan berdampak kepada proses keputusan pembelian. Pembelian suatu produk kosmetika bukan lagi untuk memenuhi keinginan saja melainkan karena kosmetika adalah sebuah kebutuhan.

Sabun merupakan produk yang digunakan sebagai pembersih dengan campuran media air, secara umum sabun berbentuk padatan atau juga cair.

Masing-masing bentuk tentunya mempunyai keuntungan dan kekurangan sendiri di berbagai sarana publik. Dalam kehidupan sehari-hari sabun tentunya berperan

(43)

untuk memenuhi kebutuhan seperti mencuci piring, mencuci baju, mandi, dan lain sebagainya.

PT. Jampalan Baru adalah perusahaan yang memproduksi sabun. Produk sabun yang dihasilkan juga beraneka ragam mulai dari sabun cream, sabun batang, dan sabun mandi. PT. Jampalan Baru ini maju cukup pesat khusunya untuk produk sabun cream. Hal ini ditunjukkan dengan terus bertambahnya permintaan sabun cream dari pasar. Proses pembuatan sabun cream ini berawal dari bahan baku kemudian proses penimbangan dan pengadukan di bagian mixer dan selanjutnya proses extruder atau pemanasan, dan akhirnya akan sampai pada tahap pengemasan (packing).

Dalam proses produksi sabun cream mengalami banyak masalah seperti halnya cacat produksi yang berdampak pada mutu produk yang dihasilkan. Akibat dari masalah-masalah itu menyebabkan kurang tepatnya sistem produksi yang dijalankan oleh perusahaan. Akibat dari masalah dalam proses produksi ini maka akan timbul kerugian bagi perusahaan diakibatkan banyaknya cacat produksi yang terjadi. Sistem pengendalian proses produksi yang diterapkan saat ini adalah inpection quality, dimana kegiatan pengendalian kualitas hanya dilakukan dengan memisahkan produk baik dan reject sehingga sulit untuk memantau dan meningkatkan performansi proses untuk menghasilkan produk yang baik.

Berdasarkan latar belakang yang telah dilampirkan di atas maka penulis mengambil tema penelitian mengenai pengendalian kualitas dengan judul

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CACAT SABUN CREAM DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DI PT. JAMPALAN BARU

”.

3.1.2 Rumusan Penelitian

Berdasarkan uraian latar beakang yang telah dipaparkan di atas, penulis mengambil perumusan masalah dalam penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Berapa tingkat kecacatan produk yang terjadi pada produksi sabun cream di PT. Jampalan Baru?

2. Bagaimana pengendalian kualitas produk sabun cream di PT. Jampalan Baru dengan Statistical Process Control (SPC)?

(44)

3. Bagaimana upaya perbaikan untuk meminimalisir terjadinya kecacatan produk sabun cream di PT. Jampalan Baru?

3.1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai ialah:

1. Untuk mengetahui berapa tingkat kecacatan produk yang terjadi pada produksi sabun cream di PT. Jampalan Baru.

2. Untuk mengetahui bagaimana pengendalian kualitas produk sabun cream di PT. Jampalan Baru dengan Statistical Process Control (SPC).

3. Untuk mengetahui bagaimana perbaikan penyebab kecacatan produk sabun cream di PT. Jampalan Baru

3.1.4 Batasan Masalah dan Asumsi 1. Batasan Masalah

Untuk memudahkan peneliti melakukan pembahasan maka dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut:

1) Pengamatan dilakukan pada stasiun produksi sabun cream di PT.

Jampalan Baru.

2) Sampel pengamatan adalah produk cacat pada pengemasan sabun cream di PT. Jampalan Baru.

3) Metode yang digunakan pada penelitian adalah metode Statistical Process Control.

2. Asumsi

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Mahasiswa yang sedang melakukan pengamatan di lapangan dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.

2) Narasumber bersikap netral dan objektif dalam memberikan data dan informasi yang dibutuhkan.

3) Data yang diambil secara umum dianggap telah mewakili keadaan lingkungan kerja di PT. Jampalan Baru.

(45)

3.2 Landasan Teori 3.2.1 Pengertian Kualitas

Pengertian kualitas menurut American Society For Quality yang dikutip oleh Heizer & Render (2006) “Quality is the totality of features and characteristic of a product or service that bears on it’s ability to satisfy stated or implied need”.

Artinya kualitas adalah keseluruhan corak dan karakteristik dari produk atau jasa yang berkemampuan untuk memenuhi kebutuhan yang tampak jelas maupun yang tersembunyi.

Adapula menurut pendapat Prawirosentono (2007), pengertian kualitas suatu produk adalah “Keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai nilai uang yang telah dikeluarkan”.

Secara umum kualitas adalah tingkatan mengenai baik atau buruknya suatu mutu, taraf, atau derajat sesuatu. Dalam hal ini “sesuatu” dapat mewakili banyak hal baik itu sebuah barang, jasa, keadaan, maupun hal lainnya. Dalam kaitannya dengan dunia bisnis, pengertian kualitas adalah kesesuaian antara spesifikasi suatu produk dengan kebutuhan konsumen atau tingkat baik buruknya sebuah produk (barang atau jasa) di mata penggunanya.

3.2.2 Dimensi Kualitas

Setiap produk sebaiknya harus mempunyai ukuran yang mudah dihitung (berat, isi, luas) agar mudah dicari konsumen sesuai dengan kebutuhannya, kualitas produk secara kuantitatif. Di samping itu harus ada ukuran yang bersifat kualitatif, seperti warna, pola, dan serta bentuk yang menarik. Jadi, terdapat spesifikasi barang untuk setiap produk, walaupun satu sama lain sangat bervariasi tingkat spesifikasinya.

Secara umum dimensi kualitas menurut Garvin dalam Gazperz (1997) sebagaimana ditulis oleh Nasution (2005) dan Montgomery (2001) dalam bukunya, mengidentifikasikan delapan dimensi kualitas yang dapat digunakan untuk menganalisis karakteristik kualitas barang, yaitu sebagai berikut:

1. Performa (performance)

Berkaitan dengan aspek fungsional dari produk dan merupakan

(46)

karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan ketika ingin membeli suatu produk.

2. Keistimewaan (features)

Merupakan aspek kedua dari performansi yang menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan dan pengembangannya.

3. Keandalan (reliability)

Berkaitan dengan kemampuan suatu produk melaksanakan fungsinya dalam periode waktu tertentu di bawah kondisi tertentu.

4. Konformasi (conformance)

Berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan.

5. Daya tahan (durability)

Merupakan ukuran masa pakai suatu produk. Karakteristik ini berkaitan dengan daya tahan dari produk itu.

6. Kemampuan Pelayanan (serviceability)

Merupakan karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, keramahan, kompetensi, kemudahan serta akurasi dalam perbaikan.

3.2.3 Pengertian Pengendalian Kualitas

Menurut Assauri (1998), pengendalian kualitas adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar kegiatan produksi dan operasi yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang direncanakan dan apabila terjadi penyimpangan, maka penyimpangan tersebut dapat dikoreksi sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai.

Sedangkan menurut Gasperz (2005), pengendalian adalah “Control can mean an evaluation to indicate needed corrective responses, the act guilding, or the state of process in which the variability is atribute to a constant system of chance couses”. Jadi pengendalian dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk memantau aktivitas dan memastikan kinerja sebenarnya yang dilakukan telah sesuai dengan yang direncanakan.

Pengendalian kualitas adalah suatu proses pengaturan bahan baku sampai menjadi produk akhir dengan memeriksa atau mengecek dan membandingkan

(47)

dengan standar yang telah diharapkan, apabila terdapat penyimpangan dari standar, dicatat dan dianalisa untuk menentukan di mana penyimpangan terjadi, serta faktor-faktor yang menyebabkan penyimpangan tersebut (Nugroho, 2017).

3.2.4 Tujuan Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas merupakan kegiatan yang terpadu dalam perusahaan untuk menjaga mutu suatu produk yang dihasilkan. Kualitas produk dapat berjalan dengan baik dan hasilnya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Adapun tujuan dari dilakukannya pengendalian kualitas adalah sebagai berikut (Ahyari, 2002):

1. Peningkatan kepuasan konsumen.

2. Penggunaan biaya yang serendah-rendahnya.

3. Selesai tepat pada waktunya.

Adapun menurut Handoko (2000) tujuan pengendalian kualitas adalah sebagai berikut:

1. Mengurangi kesalahan dan meningkatkan motif.

2. Mengilhami kerja tim yang lebih baik.

3. Mendorong ketertiban dalam tugas.

4. Meningkatkan motivasi para karyawan.

5. Menciptakan kemampuan memecahkan masalah.

6. Menimbulkan sikap-sikap mencegah masalah.

7. Memperbaiki komunikasi dan mengembangkan hubungan antara manajer dan karyawan.

8. Mengembangkan kesadaran akan kualitas yang tinggi.

9. Memajukan karyawan dan mengembangkan kepemimpinan.

10. Mendorong penghematan biaya.

3.2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas

Secara langsung maupun tidak langsung kulaitas produk dipengaruhi oleh beberapa hal persiapan bahan baku hingga proses pengemasan. Tahapan proses yang mempengaruhi kualitas produksi dikategorikan sebagai berikut (Yamit, 2003):

(48)

1. Desain dan Rancangan Produk

Perancangan produk harus mempertimbangkan karakterisrik, spesifikasi dan bentuk untuk menarik perhatian pelanggan dan kedah serta fungsi dari produk tersebut. Selain itu proses produksi untuk desain tersebut akan berpengaruh terhadap kehandalan produk.

2. Kualitas Bahan

Baku Bahan baku berperan penting pada produk akhir. Selain perlakuan bahan baku terhadap bahan baku, spesifikasi bahan baku juga harus sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pabrik pengguna. Oleh karena itu pengujian bahan baku pra produksi harus dilakukan.

3. Proses Produksi

Proses produksi yang sesuai dengan SOP akan menjaga kualitas produk tersebut. Keterampilan dan pengetahuan operator dalam melakukan proses produksi dengan dukungan peralatan yang baik juga menjadi variabel penting penentu kualitas produk.

4. Penyimpanan dan Distribusi

Penyimpanan barang baik bahan baku maupun produk jadi harus memperhatikan karakteristik bahan atau produk dan pengaruh lingkungan terhadap bahan baku ataupun produk jadi. Transportasi untuk memindahkan bahan baku atau produk juga harus dipertimbangkan untuk menghindari kerusakan.

5. Manajemen

Pengelolaan perusahaan mulai dari menyediakan peralatan utama dan pendukung serta suku cadangnya, pelatihan karyawan serta pengaturan prosedur kerja dan keselamatan kerja harus dilakukan oleh pihak manajemen untuk mencapai produk yang berkualitas.

6. Penggunaan Produk

Informasi penggunaan produk yang meliputi spesifikasi produk, penyimpanan, cara aplikasi produk, penanggulangan bahaya produk terhadap pengguna dan lingkungan harus dicantumkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan.

(49)

7. Pemeriksaan Produk

Untuk menjaga kualitas produk sampai ke tangan konsumen, pengujian sampel dilakukan pada saat produk akan di-packing dan saat produk akan dikirim ke konsumen.

3.2.6 Konsep Pengendalian Kualitas

Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dalam dunia industri manufaktur adalah kualitas dari produk maupun jasa yang ditawarkan. Kualitas sebagai tolok ukur dari kehandalan dan ketersediaan serta pelayanan dari suatu produk maupun jasa dan yang paling penting adalah ssuai dengan keinginan konsumen. Seperti yang diutarakan oleh Scherkenbach (1991) “kualitas ditentukan oleh pelanggan; pelanggan menginginkan produk dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan harapannya pada suatu tingkat harga tertentu yang menunjukkan nilai produk tersebut.”

Menurut Deming (1982) bahwa kualitas harus bertujuan memenuhi kebutuhan pelanggan sekarang dan di masa mendatang. Pendefinisian kualitas memang beragam dari orientasi yang berbeda pula. Pada dasarnya kualitas berorientasi pada kepuasan pelanggan. Kualitas juga mempunyai dua persepektif yaitu persepektif produsen dan persepektif konsumen, dimana bila kedua hal tersebut disatukan maka akan tercapai kesesuaian antara kedua sisi tersebut yang dikenal sebagai kesesuaian untuk digunakan oleh konsumen (Russel, 1996).

3.2.7 Alat Pengendalian Kualitas

Alat atau tools adalah salah satu kekuatan dalam manajemen kualitas.

Dalam konteks Manajemen Kualitas, tujuh alat manajemen kualitas muncul terinspirasi oleh tujuh senjata terkenal dari Benkei. Benkei adalah adalah seorang prajurit Jepang dan biarawan (sōhei). Dia digambarkan sebagai seorang prajurit yang memiliki kemampuan tinggi dalam menggunakan tujuh jenis senjata dan loyal. Alat yang dapat digunakan untuk membantu mewujudkan kualitas dikelompokkan menjadi dua, yaitu kelompok pertama adalah tujuh alat dasar manajemen kualitas yang dikenal dengan nama “Seven Basic Tools of Quality”.

Sedangkan kelompok kedua adalah tujuh alat baru manajemen kualitas atau yang

(50)

biasa disebut “Seven New Tools of Quality”.

Alat pengendalian kualitas diperlukan untuk melakukan pengendalian kualitas dimana untuk mendeteksi adanya cacat dari suatu produk. Fungsi alat pengendalian adalah meningkatkan kemampuan perbaikan proses sehingga akan diperoleh peningkatan kemampuan berkompeten dan produktivitas sumber daya.

Tujuh alat pengendalian kualitas adalah sebagai berikut (Sumartono, 2012):

1. Lembar Pemeriksaan (Check Sheet)

Check sheet (lembar pemeriksaan) adalah lembar yang dirancang sederhana berisi daftar hal-hal yang diperlukan untuk tujuan perekaman data sehingga pengguna dapat mengumpulkan data dengan mudah, sistematis, dan teratur pada saat data itu muncul di lokasi kejadian. Data dalam check sheet baik berbentuk data kuantitatif maupun kualitatif dapat dianalisis secara cepat (langsung) atau menjadi masukan data untuk peralatan kualitas lain, misal untuk masukan data Pareto chart. Umumnya Check Sheet berisi pertanyaan-pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa, sehingga pencatat cukup memberikan tanda kolom yang telah tersedia, dan memberikan keterangan seperlunya. Adapun gambar lembar pemeriksaan (check sheet) dapat dilihat pada gambar 3.1 sebagai berikut:

Gambar 3.1 Check Sheet

Sumber: Nico Norris

2. Histogram

Histogram adalah salah satu metode statistik untuk mengatur data sehingga dapat dianalisa dan diketahui distribusinya. Histogram merupakan tipe grafik batang yang jumlah datanya dikelompokkan kedalam beberapa kelas interval tertentu. Setelah data setiap kelas diketahui, maka dapat dibuat histogram dari data tersebut. Histogram dapat dilihat dari

(51)

penyebaran data masih sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Adapun gambar histogram dapat dilihat pada gambar 3.2 sebagai berikut:

Gambar 3.2 Histogram

Sumber: Dickson Kho

3. Diagram Pareto

Diagram pareto diperkenalkan oleh Vilfredo Pareto (1848-1923) dan pertama kali digunakan oleh Joseph Juran. Diagram Pareto merupakan metode standar dalam pengendalian mutu untuk mendapatkan hasil maksimal atau memilih masalah-masalah utama dan lagi pula dianggap sebagai suatu pendekatan sederhana yang dapat dipahami oleh pekerja tidak terlalu terdidik, serta sebagai perangkat pemecahan dalam bidang yang cukup kompleks. Diagram Pareto merupakan suatu gambar yang mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut urutan ranking tertinggi hingga terendah. Hal ini dapat membantu menemukan permasalahan yang terpenting untuk segera diselesaikan (ranking tertinggi) sampai dengan yang tidak harus segera diselesaikan (ranking terendah).

Adapun gambar diagram pareto dapat dilihat pada gambar 3.3 sebagai berikut:

Gambar 3.3 Diagram Pareto

Sumber: Support Microsoft

(52)

4. Stratifikasi

Stratifikasi adalah usaha mengelompokkan data kedalam kelompok- kelompok yang mempunyai karakteristik yang sama, untuk mengurai atau mengklasifikasikan persoalan menjadi kelompok atau golongan sejenis yang lebih kecil atau menjadi unsur-unsur tunggal dari persoalan.

Kegunaan dari stratifikasi adalah:

a. Mencari faktor-faktor penyebab utama kualitas secara mudah.

b. Membantu pembuatan scatter diagram.

c. Mempermudah pengambilan keputusan di dalam penggunaan peta kontrol.

d. Mempelajari secara menyeluruh masalah yang dihadapi, 5. Scatter Diagram

Scatter Diagram (diagram pencar) digunakan untuk melihat korelasi atau hubungan dari suatu faktor penyebab yang berkesinambungan terhadap suatu karakteristik kualitas hasil kerja. Apabila membicarakan tentang hubungan antara dua jenis data, maka secara langsung akan membicarakan tentang hal sebagai berikut:

a. Hubungan sebab-akibat

b. Hubungan antara satu dan lain sebab

c. Hubungan antara satu sebab dengan dua sebab lainnya

Adapun gambar scatter diagram dapat dilihat pada gambar 3.4 sebagai berikut:

Gambar 3.4 Scatter Diagram

Sumber: M. Bayu Rizki Prayoga

Referensi

Dokumen terkait

Diagaram Alir Data merupakan alat yang dapat menggambarkan arus data didalam sistem dengan terstruktur dan jelas, lebih lanjut data flow diagram juga

Seandainya diketahui bahwa laporan kerja praktek ini ternyata merupakan hasil karya orang lain, maka saya sadar dan menerima konsekuensi bahwa laporan kerja praktek ini tidak

Seandainya diketahui bahwa laporan kerja praktek ini ternyata merupakan hasil karya orang lain, maka saya sadar dan menerima konsekuensi bahwa laporan kerja praktek ini tidak

Gambar 5.15 Diagram Fishbone untuk cacat Boring NG 111 Gambar 5.16 Pareto Chart untuk FMEA cacat gompal 114 Gambar 5.17 Pareto Chart untuk FMEA cacat Boring NG 115 Gambar 5.18

Laporan Kerja Praktek ini disusun sebagai laporan hasil Kerja Praktek dan sebagai salah satu syarat untuk kelulusan mata kuliah Kerja Praktek pada Program Studi

Seandainya diketahui bahwa laporan kerja praktek ini ternyata merupakan hasil karya orang lain, maka saya sadar dan menerima konsekuensi bahwa laporan kerja praktek

Dalam laporan ini akan membahas mengenai Kerja Praktek KP yang dilaksanakan di Kantor Imigrasi Bengkalis Adapun tujuan penulisan laporan Kerja Praktek KP ini adalah salah satu syarat

LAPORAN KERJA PRAKTEK DINAS KOMINIKASI INFORMATIKA DAN STATISTIKA PROVINSI RIAU RANCANG BANGUN WEBSITE PENDATAAN MAHASISWA KERJA PRAKTEK DISKOMINFOTIK PROVINSI RIAU MENGGUNAKAN