LAPORAN KONSELING INDIVIDU PRAKTIKUM KONSELING II
“MENGIDENTIFIKASI KONSELING INDIVIDU”
Kelompok 1 :
Amelia Dwi Prastika (0102191009) M.Yarham Syahputra (0102191005)
Sarah Salsabila (0102192089)
Identitas Konseli 1 : Sarah Salsabila
Sarah merupakan anak tunggal. Sarah saat ini sedang bekerja di salah satu sekolah di medan sebagai guru honorer. Sarah sejak tamat SMA sudah merantau ke Medan dan bekerja untuk menghidupi dirinya dan memenuhi kehidupannya sehari-hari.
Gejala yang Nampak/keluhan :
Sarah (klien) memiliki masalah mengenai skripsinya,di karenakan klien cenderung tidak fokus dalam mengerjakan skripsi, belum lagi klien juga harus sambil bekerja. Dan ditambah lagi di tempat klien bekerja sedang ada PHK besar-besaran. Jadi klien bingung antara kedua masalah tersebut dan harus memprioritaskan yang mana. Klien sudah mencoba mengkomunikasikan masalah ini pada teman nya, namun belum juga mendapat solusi yang tepat. Akhirnya teman klien merekomendasikan untuk menemui konselor agar bisa mendapatkan jalan keluar terbaik mengenai masalah yang dialaminya saat ini.
Pendekatan dan Teknik Konseling yang digunakan :
1. Teknik Attending : Pada bagian awal proses konseling, konselor memberikan teknik attending yang dimana konselor menerima dan menyambut klien dengan baik, dan perkenalan yang dimana klien dan konselor memperkenalkan diri dengan baik dengan tujuan agar menjadi lebih akrab dan klien mau terlibat dalam pembicaraan.
2. Teknik Penstrukturan : Jadi dimana konselor menjelaskan terlebih dahulu kepada klien mengenai bagaimana sistem dari proses konseling itu seperti apa dan berapa lama sesi konseling tersebut berlangsung, serta untuk memahami apa yang dilakukan dan apa yang diharapkan dalam sesi konseling tersebut.
3. Teknik Pertanyaan Terbuka : Yang dimana konselor menanyakan terlebih dahulu apa akar masalah yang dialami oleh klien, dan pertanyaan terbuka ini juga merupakan suatu bagaian terpenting dari dialog antar konselor dan klien, karena bisa dikatakan satu alasan menciptakan hubungan yang harmonis dan saling terbuka satu sama lain. Dengan bertanya terbuka maka klien juga akan merasa lebih akrab dengan konselornya.
4. Teknik Pemberian Informasi : Dimana klien menceritakan tentang permasalahan yang sedang dialaminya.
5. Teknik Empati : Yang dimana konselor seolah-olah ikut turut merasakan masalah yang sedang dirasakan oleh klien nya.
6. Pemberian Nasihat : Yang dimana konselor memberikan kata-kata nasihat, tanggapan dan pendapat yang bertujuan untuk memberikan pencerahan kepada klien agar klein tersebut bisa berpikir jernih dan mengambil keputusan yang terbaik, serta memberikan solusi terbaik berdasarkan permasalahan yang dialami klien.
Hasil yang dicapai :
Dengan melakukan proses konseling antara klien dan konselor maka hasil akhir yang dicapai yaitu konselor memberikan solusinya mengenai permasalahan yg terjadi kepada klien. Klien meminta pendapat dari konselor tersebut mengenai masalah yang dialaminya dan konselor pun memberikan pendapatnya kalau sebaiknya klien tersebut fokus kepada satu hal saja dahulu yaitu skripsinya. Karena jika fokus terhadap skripsi, maka skripsi tersebut akan cepat selesai dan klien tersebut juga akan bisa cepat lulus dan wisuda. Nah dengan begitu, 1 masalah akan berkurang. Tinggal mengenai masalah pekerjaan nya saja. Apabila memang sudah ada PHK dari tempat klien bekerja, maka klien bisa mencari pekerjaan di tempat lain. Karena dilihat berdasarkan kualitas klien itu sendiri memiliki kemampuan yang cukup baik dan apalagi karena sudah lulus, akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan yang lebih baik nantinya.
Identitas Konseli 2 : M. Yarham Syaputra
Yarham merupakan siswa yang baru saja tamat dari bangku SMP dan akan Melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMA. Yarham adalah anak yang terlahir dari keluarga yang mampu dan keluarganya juga merupakan tokoh agama didaerahnya. Oleh karena latar belakang keluarganya yang sangat agamais maka dari itulah orangtua yarham menyuruhnya untuk masuk ke pesantren.
Gejala yang nampak/keluhan:
Yarham (klien) memiliki masalah mengenai pendidikannya karena perbedaan pendapat dengan orangtuanya. Orangtua klien ingin klien masuk ke pesantren. Sementara klien ingin masuk ke sekolah SMA biasa. Maka dari itu klien menemui konselor untuk mendiskusikan mengenai permasalahanya tersebut dan ingin meminta solusi dari permasalahannya.
Pendekatan dan teknik konseling yang digunakan:
Dalam vidio ke 2 terlihat bahwa konselor pertama kali memberikan beberapa teknik diantaranya:
1. Teknik attending dimana konselor menghampiri, menyambut klien yang diwujudkan dalam bentuk kontak mata dengan klien, bahasa tubuh, dan bahasa lisa
2. Kemudian memberikan pertanyaan terbuka agar konseli bisa menceritakan permasalahan nya dengan detail, terbuka dan luas.
3. Teknik pemberian nasihat yang diberikan konselor karena klien menanyakan pendapat konselor tentang apa yang harus dia lakukan selanjutnya,
4. Kemudian Konselor memberikan teknik empati agar konselor bisa merasakan apa yg dirasakan klien juga.
5. Kemudian terdapat teknik facilitating Guna untuk membuka komunikasi agar klien dengan mudah berbicara dengan konselor dan menyatakan perasaan, pikiran, dan pengalamannya secara bebas.
Hasil yang dicapai:
Dengan melakukan proses konseling antara klien dan konselor maka hasil akhir yang dicapai yaitu konselor memberikan solusinya mengenai permasalahan yg terjadi kepada klien. Konselor mengatakan bahwa jika orangtua klien tetap bersihkeras ingin memasukkan klien ke pesantren maka ada baikknya klien mengikuti terlebih dahulu apa yang dikatakan orangtua klien. Karena apa yang direncanakan orangtua pasti yang terbaik untuk anaknya. Dan tidak ada salahnya klien mencoba dulu apa yang dikatakan orangtua klien. Apabila ketika sudah dicoba klien tetap merasa tidak nyaman dan tertekan atau memiliki masalah maka ada baikknya klien membicarakan hal itu dengan orangtua klien agar orangtua klien mampu memahami apa yang dirasakan dan dikeluhkan klien. Kemudia menerima solusi tersebut dan akan mencoba melaksanakan apa yang telah di diskusikan dengan konselor tadi.