• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KP TIM - FIX-REY

N/A
N/A
Maksi Agustinus Susure

Academic year: 2025

Membagikan "LAPORAN KP TIM - FIX-REY"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

"Analisis Korelasi Antara Kohesi dan Sudut Geser Internal Tanah Lempung Pasca infiltrasi Di DAS Katapop II"

DISUSUN OLEH :

Maksi A Susure 202122201072

PRODI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SORONG

2024

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK PADA :

LABORATORIUM GEOTEKNIK - UNAMIN SORONG

PEKERJAAN :

"Analisis Korelasi Antara Kohesi dan Sudut Geser Internal Tanah Lempung Pasca infiltrasi Di DAS Katapop II"

Menyetujui Mengetahui

Herlina Arifin, S.T.,M.T.

Dosen Pembimbing

Asrul Saputra, S.T.,M.T.

Pembimbing Teknis

(3)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SORONG FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

Jl. Pendidikan No. 27 Malaingkeidi Telp.(0951) 328073 Fax (0951) 326162

EVALUASI KERJA PRAKTEK

Mahasiswa/ I Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sorong di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Maksi Agustinus Susure Nomor Induk Mahasiswa ( NIM ) : 202122201072

Telah menjalankan dan menyelesaikan kerja praktek pada :

Instansi : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SORONG

Dept./ Divisi/ Seksi : PENELITI

Periode : 25 mei - 25 juli 2024

Pembimbing : Herlina Arifin, S.T., M.T.

Judul Laporan : Analisis Korelasi Antara Kohesi dan Sudut Geser Internal Tanah Lempung Pasca infiltrasi Di DAS Katapop II A. Diisi oleh pihak Perusahaan

Materi Penilaian Nilai Rata – Rata Keterangan

1. Kemampuan Kerja A B C D E

2. Penguasaan Materi/ Teknik A B C D E

3.Disiplin dan Tanggungjawab A B C D E

4. Kerjasama A B C D E

5. Sikap/ Tingkah Laku A B C D E

6. Kehadiran A B C D E

7. Potensi untuk berkembang A B C D E

B. Diisi oleh Pihak Program studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Sorong

Materi Penilaian Nilai Rata – Rata Keterangan

1. Penulisan Laporan A B C D E

2. Kualitas Materi A B C D E

3. Penguasaan Materi A B C D E

Nilai Rata – Rata Total A B C D E

Sorong, 19 Agustus 2024

Keterangan :

1. berilah tanda silang ( X ) atau hitamkan kolom nilai yang terpilih

2. A = Sangat Baik, B = baik, C = Cukup, D = Kurang, E = Sangat Kurang 3. Kehadiran A = 80-100%, B = 70-79%, C = 55-69%, D = 30-54%, E = 0-29%

Ketua Program Studi,

Herlina Arifin, S.T., M.T.

Mengetahui/ Menyetujui, Dosen Pembimbing

Herlina Arifin, S.T., M.T.

.

Pembimbing Teknis

Asrul Saputra, S.T., M.T.

(4)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SORONG FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

Jl. Pendidikan No. 27 Malaingkeidi Telp./Fax (0951) 328073

LEMBAR ASISTENSI

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP)

Nama Mahasiswa : Maksi Agustinus Susure

NIM : 202122201072

Instansi Keja Praktek : Universitas Muhammadiyah Sorong

Lokasi : Kota Sorong, Papua Barat Daya

Waktu : 25 mei - 25 juli 2024

Dosen Pembimbing : Herlina Arifin , S.T, M.T.

No Tanggal Uraian Paraf

(5)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SORONG FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

Jl. Pendidikan No. 27 Malaingkeidi Telp.(0951) 328073 Fax (0951)

KETERANGAN KERJA PRAKTEK

Yang bertanda tangan dibawah ini, menerangkan bahwa :

Nama : Maksi A. Susure

NIM : 202122201072

Benar telah menyelesaikan mata kuliah kerja praktek pada kegiatan Penelitian Analisis Korelasi Antara Kohesi dan Sudut Geser Internal Tanah

Lempung Pascainfiltrasi Di DAS Katapop II.

Berdasarkan hasil evaluasi laporan, maka mahasiswa tersebut memperoleh nilai :

Demikian surat keterangan ini, agar dipergunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Penulisan Laporan KP

Herlina Arifin, S.T., M.T.

Dekan Fakultas Teknik

Ir. H. Hendrik Pristianto, S.T., M.T., IPM

A B C D E

(6)

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkam puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan Kerja Praktek selama kurang lebih 2 bulan, pada penelitian jurusan teknik sipil yang berada di dekat daerah aliran sungai Katapop II kabupaten Sorong dengan penelitian Handboring. Dengan berbagai tugas dan tanggung jawab yang di berikan sampai pada penyusunan laporan ini.

Penyusunan laporan kerja praktek ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan praktek lapangan tingkat sarjana pada fakultas teknik sipil program studi teknik sipil Universitas Muhammadiyah Sorong. Diharapkan pengalaman tersebut merupakan bekal untuk penulis setelah lulus dalam memasuki dunia kerja.

Disadari bahwa dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai mahasiswa Kerja Praktek terdapat kekurangan dan hambatan yang dihadapi namun berkat bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan motivasi dan kerja sama yang baik, sekaligus fasilitas yang disediakan sehingga tugas dan tanggung jawab tersebut dapat terlaksana dengan baik.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Bapak Ir. H.Hendrik Pristianto,S.T.,M.T.,IPM. Selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Sorong, yang telah memberikan izin kepada kami mahasiswa/i Fakultas Teknik khususnya Program Studi Teknik Sipil untuk

(7)

4. Rekan-rekan mahasiswa jurusan teknik sipil yang melakukan penelitian bersama saya, yang telah memberikan motivasi serta dukungan baik selama dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan maupun dalam penulisan laporan ini.

Penulis sadar sepenuhnya bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna demikian juga dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini diperlukan saran, kritik, dan segala bentuk masukan yang membangun sangat diharapkan untuk menyempurnakan selanjutnya.

Akhir kata harapan penulis semoga Laporan Kerja Praktek yang dibuat ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkannya.

Sorong, 19 Agustus 2024 Penulis

Raynold S. Mokodongan

(8)

DAFTAR ISI

COVER... i

LEMBAR PENGESAHAN...ii

EVALUASI KERJA PRAKTEK...iii

LEMBAR ASISTENSI...iv

KETERANGAN KERJA PRAKTEK...v

KATA PENGANTAR...vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL...x

DAFTAR GAMBAR... xi

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah... 1

1.3 Batasan Masalah...1

1.4 Tujuan Kerja Praktek...2

1.5 Manfaat Kerja Praktek...2

1.6 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek...2

1.7 Sistematika Penulisan...2

BAB II ORGANISASI PERUSAHAAN...4

2.1 Pihak - pihak yang terlibat dalam penelitian...4

2.2 Profil Instansi...6

(9)

BAB IV RESUME KEGIATAN KERJA PRAKTEK...18

4.1 Lokasi Penelitian...18

4.1.1 Alat...19

4.1.2 Langkah Kerja...23

4.2 Data Pengujian...27

4.3 Hasil Pengolahan Data...31

BAB V PENUTUP...33

5.1 Kesimpulan...33

5.2 Saran...33

DAFTAR PUSTAKA...35

LAMPIRAN HASIL DATA...36 LAMPIRAN...

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Lingkup Jurusan Universitas Muhammadiyah Sorong...6

Tabel 3. 1 Klasifikasi DAS berdasarkan luasan...9

Tabel 3. 2 Klasifikasi laju Infiltrasi...10

Tabel 4. 1 Data Infiltrasi...27

Tabel 4. 2 Sampel 1 Sesudah...28

Tabel 4. 3 Sampel 2 Sesudah...29

Tabel 4. 4 Sampel 3 Sesudah...30

Tabel 4. 5 Hasil Pengolahan Data... 32

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Struktur pihak dalam penenlitian...5

Gambar 2. 2 Struktur pengurus instansi...7

Gambar 4. 1 Lokasi Penelitian...18

Gambar 4. 2 Alat - alat Handboring...19

Gambar 4. 3 Alat - alat Infiltrasi...20

Gambar 4. 4 Alat - alat Geser Langsung...22

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sesuai dengan tuntutan perkuliahan dan kurikulum pada jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Sorong sekaligus sebagai penunjang mahasiswa agar dapat mengaplikasikan ilmu yang telah di dapatkan dalam perkuliahan selama kuliah berlangsung. Serta , sebagai pelajaran di dunia perkerjaan saat turun ke lapangan secara langsung. Yang mana ilmu yang di dapat setelah turun langsung kelapangan dengan contoh pengujian langsung di lapangan tersebut tidak dapat di mata perkuliahan .

Dengan alasan tersebut kerja praktek di masukan kedalam kuliah wajib di kurikulum perkuliahan. Dengan tujuan mahasiswa dapat melakukan penelitian terhadap Kohesi dan Sudut Geser pada tanah lempung kelak mahasiswa paham dengan metode penelitian yang dilakukan di lapangan.

Dalam kasus ini mahasiswa diberikan tugas dari pihak Laboran sebagai mana melakukan penelitian tentang “ ANALISIS KORELASI ANTARA KOHESI DAN SUDUT GESER INTERNAL TANAH LEMPUNG PASCAINFILTRASI DI DAS KATAPOP II ”

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Korelasi Antara Kohesi dan Sudut Geser Internal Pada Tanah Lempung

(13)

1.4 Tujuan Kerja Praktek

1. Untuk mengetahui apa saja langkah – langkah dari penelitian Handboring 2. Untuk mengetahui cara perhitungan olahdata dari data yang di ambil

dilapangan

1.5 Manfaat Kerja Praktek

Manfaat dilaksanakannya kuliah praktek adalah mahasiswa diberikan kesempatan untuk dapat menerapkan ilmu yang telah didapatkan pada saat proses perkuliahan berlangsung di dalam kelas bersama dosen. Dan mahasiswa diberikan pengalaman didalam dunia kerja yang sesungguhnya beserta turun ke lapangan secara langsung.

1.6 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

Pelaksanaan kerja praktek dilaksanakan dalam rentan waktu 2 bulan yaitu pada tanggal 25 mei – 25 juli 2024

1.7 Sistematika Penulisan

System penilisan merupakan gambaran singkat tentang substansi tiap bab yang dibicarakan sistematika yang dimaksud adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan Latar Belakang program Kerja Praktek, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan program kerja praktek, manfaat program kerja praktek, waktu pelaksanaan program kerja praktek, dan sistematika penulisan laporan.

BAB II : ORGANISASI PERUSAHAAN

Dalam bab ini berisian perorganisasi kegiatan pelaksanaan, pihak – pihak yang terkait dalam proses pelaksanaan kegiatan, hubungan kerja, dan profil perusahaan.

BAB III: LANDASAN TEORI

Dalam bab ni menjelaskan tentang landasan teori atau penjelasan tentang konsep dan prinsip dasar yang diperlukan untuk memecahkan masalah pekerjaan dan untuk merumuskan hipotesis apabila diperlukan.

(14)

BAB IV: RESUME KEGIATAN KERJA PRAKTEK

Dalam bab ini berisikan uraian tentang item-item pekerjaan yang diawasi selama proses kerja praktek.

BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini berisikan kesimpulan hasil selama proses kerja praktek dan saran-saran terkait kegiatan pelaksanaan kegiatan.

(15)

BAB II

ORGANISASI PERUSAHAAN

Penelitian atau pekerjaan suatu kegiatan perlu perorganisasian yang terkoordinasi secara efektif dan sistematis. Dalam pelaksaan kegiatan perlu adanya suatu pengaturan struktur organisasi. Organisasi kegaiatan ini dibutuhkan untuk mempelancar pelaksanaan dan keberhasilan suatu penelitian sehingga hasil yang di perlukan lebih maksimal dan sesuai dengan rencana penelitian. Untuk tercapainya sasaran pelaksaan sebagai mana diharapkan, maka setiap unsur yang terlibat harus dapat berinteraksi dengan baik dan saling menunjang antara satu dengan yang lainnya sesuai dengan wewenang dan fungsinya masing- masing. Agar semua penelitian berjalan dengan lancar maka unsur yang terkait ini telah membuat dan menyepakati suatu rencana kerja, syarat – syarat, dan kontrak kerja praktek.

2.1 Pihak - pihak yang terlibat dalam penelitian

Dalam suatu penelitian selalu terdapat pihak – pihak yang terlibat pada umumnya adalah peneliti, dekan fakultas, kaprodi jurusan, kepala labolatorium Teknik sipil, laboran, aslab (Asisten Labolatorium). Dalam susunan ini dapat di lihat pada gambar berikut:

(16)

Gambar 2. 1 Struktur pihak dalam penenlitian

(17)

2.2 Profil Instansi

Univeristas Muhammadiyah Sorong merupakan instansi kampus yang beralamat Jl. Pendidikan,No. 27, Kel. Klabulu,Kec. Malaimsimsa, Kota Sorong, Papua Barat Daya. 98416. Dengan tujuan turut berperan dalam mensukseskan kampus merdeka dengan berbaragam jurusan.

Kedudukan instansi : -

Pusat : Kota Sorong , Papua Barat Daya.

Alamat : Jl. Pendidikan, No. 27, Kel. Klabulu, Kec.Malaimsimsa, Kota Sorong, Papua Barat Daya.

Nomor Telepon : (0951) 322382 2.2.1 Bidang Kejuruan

Lingkup jurusan Universitas Muhammadiyah Sorong sebagai berikut : Tabel 2. 1 Lingkup Jurusan Universitas Muhammadiyah Sorong

No Jurusan

1 Prodi Argoteknologi 2 Prodi Akuntansi

3 Prodi Ilmu Administrasi Negara 4 Prodi Ilmu Hukum

5 Prodi Ilmu Pemerintahan 6 Prodi Kehutanan

7 Prodi Manajemen

8 Prodi Manajemen Sumber Daya Perairan 9 Prodi Pendidikan Bahasa Inggris

10 Prodi Guru Sekolah Dasar 11 Prodi Pendidikan Matematika 12 Prodi Pengolahan Hasil Perikanan

13 Prodi Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota 14 Prodi Sosiologi

15 Prodi Teknik Industri 16 Prodi Teknik Informatika 17 Prodi Teknik Lingkungan 18 Prodi Teknik Sipil

19 Prodi Hukum

(18)

2.3 Pengurus Instansi

Jabatan pimpinan bisa terdiri satu orang atau lebih apabila terdapat lebih dari satu orang sekutu komplementer yang menjadi persero pengurus dengan jabatan sebagai direktur maka salah satu bisa diangkat dan di tetapkan sebagai Pimpinan Utama.

Setiap masa jabatan akan diberikan 5 tahun dalam memimpin Berikut adalah struktur pengurus Universitas Muhammadiyah Sorong :

Gambar 2. 2 Struktur pengurus instansi

2.4 Hubungan Penelitian

Yang di maksud dengan hubungan penelitian adalah hubungan dalam pelaksanaan penelitian antara ketiga unsur pelaksanaan penelitian yaitu hubungan anatara peneliti atau pemberi usulan dalam penelitian, baik pada Laboran maupun instansi kampus.

Semua pihak dari ketiga unsur dalam pelaksanaan penelitian harus taat dan patuh terhadap peraturan – peraturan yang telah di susun baik dari segi teknis maupun administratif. Secara garis besar pola hubungan kerja diatur sebagai berikut.

(19)

Gambar 1. Bagan alur kegaitan penelitian

(20)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Daerah Aliran Sungai (DAS)

Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan (BPDAS,2023).

DAS dibatasi oleh garis pegunungan yang berfungsi sebagai batas (river divide) dan akhirnya mengalirkan air hujan yang bertemu pada satu outlet.

Akibatnya, semakin luas suatu DAS, hasil akhir (water yield) yang diperoleh akan semakin besar, karena hujan yang ditangkap juga semakin banyak BPDAS (2013). Klasifikasi DAS berdasarkan luasannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3. 1 Klasifikasi DAS berdasarkan luasan No Luasan DAS (Ha) Klasifikasi DAS

1 Di atas 1.500.000 DAS Sangat Besar

2 500.000 sampai < 1.500.000 DAS Besar 3 100.000 sampai < 500.000 Das Sedang 4 10.000 sampai < 100.000 DAS Kecil

(21)

3.2 Infiltrasi

Infiltrasi adalah aliran ke dalam tanah melalui permukaan tanah yang mengalir secara vertikal. Gerak air di dalam tanah melalui pori-pori tanah dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan gaya kapiler (Bambang triatmojo, 2009).

Infiltrasi terjadi ketika air jatuh pada permukaan tanah kering, permukaan tanah menjadi basah sedangkan bagian bawahnya relatif kering maka dengan demikian terjadilah gaya kapiler. Klasifikasi infiltrasi digunakan untuk mengetahui potensi infiltrasi pada suatu daerah. Pengklasifikasian infiltrasi pada penelitian ini menggunakan klasifikasi menurut U.S Soil Convervation.

Tabel 3. 2 Klasifikasi laju Infiltrasi

Besarnya laju infiltrasi tergantung pada kandungan air dalam tanah. Laju infiltrasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kedalaman genangan dan tebal lapis jenuh, kelembapan tanah, pemadatan oleh hujan, tanaman penutup, intentsitas hujan, dan sifat-sifat tanah. Laju infiltrasi adalah banyaknya air persatuan waktu yang masuk ke dalam tanah melalui permukaan tanah, dengan satuan mm/jam atau cm/jam. Kapasitas infiltrasi adalah laju maksimum presipitasi dapat diserap oleh tanah pada kondisi tertentu (Ershin Seyhan, 1990). Setiap permukaan tanah air tanah

Kelas Klasifikasi

Laju Infiltrasi

(mm/jam)

1 Sangat

Lambat ˂1

2 Lambat 1-5

3 Agak

Lambat 5-20

4 Sedang 20-63

5 Agak Cepat 63-127

6 Cepat 127-254

7 Sangat Cepat ˃254

(22)

3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengruhi Korelasi Antara Kohesi dan Sudut Geser Internal Pada Tanah Lempung Sesudah Infiltrasi

1. Kadar air

Setelah infiltrasi, kadar air dalam tanah lempung meningkat. Peningkatan kadar air umumnya mengurangi kohesi dan sudut geser internal. Namun, hubungan ini tidak selalu linear dan dapat bervariasi tergantung pada jenis mineral lempung.

2. Jenis mineral lempung

Berbagai jenis mineral lempung (seperti kaolinit, illit, atau montmorillonit) memiliki respon yang berbeda terhadap infiltrasi air. Misalnya, montmorillonit sangat ekspansif dan dapat mengalami perubahan signifikan dalam kohesi dan sudut geser internal setelah infiltrasi.

3. Struktur tanah

Infiltrasi dapat mengubah struktur tanah lempung. Tanah dengan struktur yang lebih terganggu setelah infiltrasi cenderung memiliki kohesi dan sudut geser internal yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah yang strukturnya tetap utuh.

4. Tekanan pori

Infiltrasi meningkatkan tekanan pori dalam tanah lempung. Peningkatan tekanan pori mengurangi tegangan efektif, yang pada gilirannya mengurangi kekuatan geser tanah, mempengaruhi baik kohesi maupun sudut geser internal.

5. Tingkat kejenuhan

(23)

7. Waktu setelah infiltrasi

Perubahan dalam kohesi dan sudut geser internal mungkin tidak terjadi secara instan setelah infiltrasi. Waktu yang diperlukan untuk mencapai keseimbangan baru dapat mempengaruhi korelasi antara kedua parameter ini

8. Riwayat tegangan

Riwayat tegangan tanah sebelum infiltrasi dapat mempengaruhi bagaimana kohesi dan sudut geser internal berubah setelah infiltrasi.

9. Densitas awal

Tanah lempung dengan densitas awal yang berbeda mungkin menunjukkan perubahan yang berbeda dalam kohesi dan sudut geser internal setelah infiltrasi.

10. Siklus pengeringan dan pembasahan

Jika tanah telah mengalami beberapa siklus pengeringan dan pembasahan sebelumnya, responnya terhadap infiltrasi baru mungkin berbeda, mempengaruhi korelasi antara kohesi dan sudut geser internal.

3.4 Teori Dasar Kohesi dan Sudut Geser 1. Konsep Dasar Kohesi

Kohesi merujuk pada kekuatan yang menarik partikel-partikel tanah atau bahan granular lainnya untuk saling menempel dan tetap bersatu. Ini berbeda dari gesekan antar partikel, yang juga mempengaruhi stabilitas tanah, tetapi lebih fokus pada ikatan internal yang langsung antara partikel.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi Kohesi antara lain : a) Jenis TanahTanah liat

Tanah liat biasanya memiliki kohesi yang tinggi karena partikel liat memiliki daya tarik antar molekul yang kuat. Sebaliknya, tanah pasir memiliki kohesi rendah karena partikel pasir memiliki ikatan antar partikel yang lebih lemah.

(24)

b) Kandungan Air

Kandungan air dalam tanah mempengaruhi kohesi. Dalam tanah liat, penambahan air dapat meningkatkan kohesi hingga titik tertentu, setelah itu kohesi mungkin menurun karena efek pelunakan.

Dalam tanah pasir, kandungan air tidak mempengaruhi kohesi secara signifikan, tetapi dapat mempengaruhi kepadatan dan kekuatan geser.

c) Kandungan Organik

Bahan organik dalam tanah dapat menurunkan kohesi karena dapat mengganggu struktur tanah dan mengurangi kekuatan ikatan antar partikel.

2. Konsep Dasar Sudut Geser

Sudut geser, atau sering disebut sudut geser dalam (\(\phi\)), adalah sudut antara tegangan normal dan bidang geser di mana geseran internal tanah terjadi. Ini mengukur seberapa besar tanah dapat menahan gaya geser sebelum terjadinya kegagalan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi sudut geser antara lain :

a) Jenis Tanah

Berbagai jenis tanah memiliki sudut geser yang berbeda. Misalnya, tanah pasir biasanya memiliki sudut geser yang lebih tinggi dibandingkan tanah liat. Tanah dengan butiran yang lebih kasar dan lebih besar cenderung memiliki sudut geser yang lebih tinggi.

b) Kepadatan Tanah

Kepadatan tanah juga mempengaruhi sudut geser. Tanah yang lebih

(25)

3. Korelasi Kohesi dan Sudut Geser 1. Definisi Kohesi dan Sudut Geser

a) Kohesi

Kohesi adalah gaya tarik-menarik antar partikel tanah. Kohesi memberi tanah kemampuan untuk merekat bersama bahkan tanpa tekanan eksternal. Tanah lempung biasanya memiliki kohesi yang lebih tinggi dibandingkan tanah pasir.

b) Sudut geser

Ini mengukur resistensi tanah terhadap pergeseran. Sudut geser menunjukkan kemiringan maksimum yang dapat ditahan oleh material tanah sebelum terjadinya longsor atau kegagalan.

2. Hubungan Umum Kohesi dan Sudut Geser

Kohesi dan sudut geser umumnya memiliki hubungan terbalik. Ketika kohesi meningkat, sudut geser cenderung menurun, dan sebaliknya. Ini karena tanah dengan kohesi tinggi (seperti lempung) biasanya memiliki sudut geser yang lebih rendah, sementara tanah dengan kohesi rendah (seperti pasir) cenderung memiliki sudut geser yang lebih tinggi.

3. Efek Sesudah Infiltrasi

a) Pada kohesi Infiltrasi air umumnya mengurangi kohesi. Air dapat melemahkan ikatan antar partikel tanah, mengurangi gaya tarik- menarik antar partikel.

b) Pada sudut geser Air yang terinfiltrasi dapat bertindak sebagai pelumas antara partikel tanah, mengurangi gesekan antar partikel. Ini dapat menyebabkan penurunan sudut geser.

4. Korelasi setelah infiltrasi

Setelah infiltrasi, kedua parameter ini biasanya mengalami penurunan.

Namun, tingkat penurunannya bisa berbeda

a) Kohesi mungkin mengalami penurunan yang lebih signifikan pada tanah lempung.

b) Sudut geser mungkin lebih terpengaruh pada tanah berbutir kasar seperti pasir.

(26)

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi a) Jenis tanah

Tanah lempung dan pasir akan bereaksi berbeda terhadap infiltrasi.

b) Tingkat kejenuhan awal

Tanah yang sudah jenuh mungkin kurang terpengaruh dibanding tanah kering.

c) Durasi dan intensitas infiltrasi

Infiltrasi yang lebih lama atau intens dapat menyebabkan perubahan yang lebih besar.

d) Komposisi mineral tanah

Beberapa mineral lebih sensitif terhadap air dibanding yang lain.

3.5 Metode

Untuk menganalisis korelasi ini, beberapa metode umum digunakan:

1. Pengujian Lapangan dan Laboraturium

Pengujian Lapangan Menggunakan Handboring dilakukan untuk mengambil sampel tanah di berbagai titik pada DAS. Nilai Kohesi dan Sudut Geser di dapatkan setelah dilakukan pengujian Laboratorium dan proses olahdata.

a) Luas Penampang

Untuk mencari Luas Penampang diperlukan data diameter ring, yang kemudian dimasukan dalam persamaan 3.1 berikut :

luas penampang=1

4x π x diameter ring² (3.1)

(27)

c) Gaya Geser

Untuk mencari Gaya geser diperlukan data pembacaan dial dan niai kalibrasi Proving Ring, yang kemudian dimasukan dalam persamaan 3.3 berikut :

D=pembacaan dial x nilai kalibrasi proving ring (3.3) d) Tegangan Geser

Untuk mencari Tegangan Geser diperlukan data Gaya Geser dan Luas Penampang, yang kemudian dimasukan dalam persamaan 3.4 berikut tegangan geser= gaya geser

luas penampang (3.4) e) Kohesi

Mencari Kohesi, harus mengetahui beberapa data, yaitu data Tegangan Normal dan Tegangan Geser, yang kemudian dapat dimasukan dalam persamaan 3.5 berikut :

C=INTERCEPT

(

Tegangan Geser

Tegangan Normal

)

(3.5) Keterangan :

C = Kohesi (Kg/cm²) INTERCEPT = Formula Excel f) Sudut Geser

Mencari Sudut Geser, harus mengetahui beberapa data, yaitu data Tegangan Normal dan Tegangan Geser, yang kemudian dapat dimasukan dalam persamaan 3.6 berikut :

ϕ=DEGREES(ATAN(SLOPE

(

Tegangan Normal

Tegangan Geser

)

(3.6)

Keterangan :

Φ = Sudut Geser DEGREES = Formula Excel ATAN = Formula Excel SLOPE = Formula Excel

(28)

2. Analisis statistik

Data Kohesi dan Sudut Geser dianalisis menggunakan metode korelasi.

Metode yang digunakan adalah korelasi Pearson.

a) Korelasi Pearson

Korelasi pearson digunakan untuk mengetahui arah hubungan, kuat hubungan dan signifikan kuatnya hubungan antara dua variabel dengan syarat kedua variabel memiliki sebaran data berdistribsi normal.

Koefisien korelasi pearson dinotasikan dengan rxy di hitung dengan Persamaan 3.7 berikut :

rxy= Σ(xix)(yiy)

(xix).2x

(yiy)2 (3.7)

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi Pearson X = nilai Kohesi tanah

Y = nilai Sudut Geser Tanah XL = rata-rata Kohesi tanah Ȳ = rata-rata Sudut Geser tanah

(29)

BAB IV

RESUME KEGIATAN KERJA PRAKTEK

Pengerjaan kerja praktek saat ini adalah jenis kerja praktek konversi, yang dimana mengikuti sebuah penelitian mengenai pengujian Handboring pada Daerah Aliran Sungai (DAS). Pengerjaan kerja praktek ini dilakukan dalam sebuah tim untuk mengambilan sampel pada 5 Lokasi DAS dengan total 15 titik sampel di Kabupaten Sorong, Kecamatan Salawati Katapop II. Bagian ini membahas salah satu DAS yaitu yang memiliki medan lereng.

4.1 Lokasi Penelitian

Lokasi pada penelitian ini yaitu berada pada salah satu Daerah Aliran Sungai (DAS) Katapop II Kabupaten Sorong Papua Barat Daya. Pada DAS tersebut terdapat 3 titik pengambilan sampel, dengan pembagian Hulu, Tengah, dan Hilir. yang dapat dilihat pada

Gambar 4. 1 Lokasi Penelitian

(30)

4.1.1 Alat

1. Handboring

a) Alat bor terdiri dari mata bor, stang bor secukupnya, kunci T, dan engkol.

b) Alat sampling terdiri dari tabung sampel, stick aparat atau tabung dan kunci yang sesuai.

c) Perlengkapan seperti kunci pipa, obeng atau spatula, dongkrak dan angkur, kunci pas.

d) Alat tulis.

e)

(31)

2. Infiltrasi

a) Double Ring

b) Stop watch untuk pembacaan waktu penurunan air

c) Penggaris untuk mengukur seberapa besar penurunan atau penyerapan air dengan panjang 100 cm

d) Palu untuk memukul double ring ke dalam tanah dengan berat 10 kg e) Balok kayu dengan ukuran 10 x 10 cm sebagai pengalas saat double

ring di pukul dengan palu

f) Cangkul, untuk menggali lapisan tanah teratas supaya terbebas dari rerumputan.

g) Waterpass, sebagai alat untuk seimbangkan suatu bidang h) Wadah air berupa jergen dengan ukuran 20 liter

Gambar 4. 3 Alat - alat Infiltrasi

(32)

3. Geser Langsung

a) Alat uji Geser Langsung (Direct Shear Test)

b) Alat Pengukur Ring Geser Langsung (Jangka Sorong) c) Batu Pori dengan diameter yang sama

d) Kertas filter untuk pengujian Geser Langsung e) Pengukur waktu berupa Stopwatch

f) Timbangan ketelitian 0.01 gr g) Alat pemotong tanah berupa spatel

h) Alat pengeluar tanah dari tabung hand boring berupa extruder i) Talang tempat merapikan tanah di ring geser langsung

j) Tempat menaruh sampel hasil uji geser langsung berupa plat kaca k) Data formulir pengukuran infiltrasi

l) Data formulir pengujian geser langsung m)Foto dokumentasi berupa kamera hp n) Alat tulis

(33)

Gambar 4. 4 Alat - alat Geser Langsung

(34)

4.1.2 Langkah Kerja

1. Pengujian Lapangan

a) Tentukan titik pengujian dan bersihkan area tersebut menggunakan cangkul

b) Letakan alat double ring dapa area yang telah dibersihkan tadi, kemudian lapisi double ring dengan balok 10 x 10 cm.

c) Setelah itu pukul double ring hingga mencapai kedalaman 15 cm ke dalam tanah.

d) Setelah mencapai 15 cm ukur dengan waterpass apakah posisi double ring telah seimbang setelah dipukul

e) Jika telah saimbang, masukan air sebanyak 2-3 jergen hingga penuh

f) Setelah itu atur stopwatch dan sesuaikan dengan waktu format pembacaan infiltrasi. Pembacaan dilakukan selama 3 jam 30 menit.

g) sambil menunggu pembacaan, ukur jarak sejauh 1 meter dari area infiltrasi kemudian lakukan pengujian handboring. Yang dilakukan sebagai berikut :

1) Pengeboran

 Tentukan titik bor dan bersihkan secukupnya.

 Mata bor dipasang pada stangnya, kemudian pada bagian atasnya dipasang kunci T.

 Dirikan alat bor tegak lurus pada titik yang telah ditentukan, kemudian dengan menggunakan engkol putar

(35)

2) Pengambilan Contoh Tanah Asli

 Contoh tanah asli diambil pada setiap interval kedalaman tertentu.

 Pada kedua sisi lubang bor dipasang angkur tempat kedudukan rangka dongkrak.

 Dasar lubang bor dibersihkan dari runtuhan tanah.

 Mata bor dilepas dari stangnya dan diganti dengan stick aparat untuk memasang tabung sampel.

 Ukur panjang tabung sampel, kemudian tabung sampel dimasukkan ke dalam lubang bor hingga ke dasar lubang.

 Pada bagian atas dari stang dipasang dongkrak sebagai alat penekan.

 Tekan stang dengan perlahan-lahan hingga tabung sampel masuk ke dalam tanah dan terisi penuh.

 Setelah tabung terisi penuh, stang diputar 180 derajat untuk memutuskan tanah dibagian bawah tabung sampel, kemudian ditarik ke atas dan dikeluarkan dari lubang bor.

 Segera lepaskan tabung sampel dari stangnya, lalu bersihkan. Tanah pada kedua ujungnya dikorek sedikit kemudian ditutup dengan penutup kemudian diberi label.

h) Hasil sampel handboring tersebut merupakan sampel sebelum diinfiltrasi

i) Setelah infiltrasi telah selesai dilakukan, cabut alat double ring dan kuras air didalam nya

j) Kemudian lakukan kembali pengujian handboring pada titik yang sama dengan infiltrasi tadi

k) Hasil sampel handboring tersebut merupakan sampel sesudah diinfiltrasi

(36)

2. Pengujian Laboratorium a) Persiapan Benda Uji

 Ukur diameter dalam cincin cetak (D) sampai ketelitian 0,1 mm.

 Ukur tinggi cincin cetak sampai ketelitian 0,01 mm pada 3 tempat, dan hitung tinggi rata-ratanya (Ho).

 Timbang berat cincin cetak (W) .

 Cetak benda uji dari tabung contoh/uji pemadatan dengan menggunakan cincin cetak.

 Ratakan bagian atas dan bawah benda uji dengan pisau pemotong dan bersihkan dari tanah-tanah yang menempel pada cincin cetak.

 Timbang benda uji yang telah dimasukan kedalam cincin pada saat persiapan benda uji.

b) Pengujian

 Masukan benda uji kedalam kotak geser yang telah terkunci menjadi satu dan pasanglah batu pori dan kertas filter pada bagian atas dan bawah benda uji.

 Stang penekan dipasang vertikal untuk memberi beban normal pada benda uji dan diatur sehingga beban yang diterima oleh benda uji sama dengan beban yang diberikan pada stang tersebut.

 Penggeser benda uji dipasang pada arah mendatar untuk

(37)

 Berikan beban normal pertama sesuai dengan beban yang diperlukan. Segera setelah pembebanan pertama diberikan isilah kotak cincin pemeriksaan dengan air sampai penuh daitas permukaan benda uji, jagalah permukaan air ini agar tetap sama selama pengujian berlangsung.

 Lakukan pemeriksaan sehingga tekanan geser konstan dan bacalah arloji geser setiap 15 detik. Dan pada saat memutar engkol mesin geser putar secara perlahan dengan kecepatan 12,5/15 detik.

 Lakukan ulang langkah-langkah di atas pada beban berbeda masingmasing 3 kg, 6 kg, dan 12 kg.

(38)

4.2 Data Pengujian

Dari pengujian Handboring di titik yang sudah di Infiltrasi pada DAS KATAPOP II, Kabupaten Sorong, didapatkan sampel tanah untuk dilakukan pengujian Geser Langsung untuk mengetahui Korelasi antara Kohesi dan Sudut Geser. Berikut adalah data infiltrasi dan juga data dari pengujian Geser Langsung :

1. Data infiltrasi Das Katapop II Tabel 4. 1 Data Infiltrasi

(39)

2. Data Geser Langsung

Tabel 4. 2 Sampel 1 Sesudah

Beban 3 Kg Beban 6.10 Kg Beban 12.60 Kg

0 0 0 0

15 1.5 2.0 2.0

30 2.5 3.5 2.2

45 3 3.6 3.0

60 3.1 4.0 3.6

75 3.1 5.2 4.9

90 4.2 5.5 5.2

105 4.2 6.0 5.9

120 4.4 6.2 6.2

135 4.4 6.3 6.9

150 4.4 6.8 7.0

165 5.0 7.0 7.2

180 7.0 7.9

195 7.0 8.0

210 7.0 8.5

225 7.0 9.0

240 7.5 9.5

255 10.0

270 11.5

285 12.0

300 12.5

315 13.0

330 13.5

345 14.0

360 14.5

375 15.0

390 15.6

405 16.0

420 16.5

SAMPEL 1

Pembacaan Dial Pembacaan Dial Pembacaan Dial Waktu

(detik)

(40)

Tabel 4. 3 Sampel 2 Sesudah

Beban 3 Kg Beban 6.10 Kg Beban 12.60 Kg

0 0 0 0

15 2 2.0 2.0

30 2.4 2.5 2.1

45 2.8 3.0 3.0

60 3 3.5 3.5

75 3.2 3.9 4.0

90 3.6 4.2 4.5

105 4 4.8 5.0

120 4.5 5.0 5.8

135 4.5 5.3 6.0

150 4.5 5.7 6.7

165 4.5 6.0 7.9

180 6.5 8.5

195 7.0 9.2

210 7.8 9.4

225 8.0 10.0

240 8.4 10.5

255 9.0 11.3

270 9.6 12.4

285 10.0 12.9

300 10.3 13.0

315 10.3 14.5

330 10.3 15.2

345 10.3 17.10

360 17.90

SAMPEL 2 Waktu (detik)

Pembacaan Dial Pembacaan Dial Pembacaan Dial

(41)

Tabel 4. 4 Sampel 3 Sesudah

Beban 3 Kg Beban 6.10 Kg Beban 12.60 Kg

0 0 0 0

15 2.5 2.0 2.0

30 3 2.5 2.1

45 3.5 3.0 3.0

60 4.1 3.5 3.5

75 4.7 3.8 4.0

90 5 4.0 4.5

105 5.3 4.5 5.0

120 5.8 5.0 5.8

135 5.9 5.6 6.0

150 5.9 5.9 6.7

165 5.9 6.1 7.9

180 6.0 7.0 8.5

195 6.0 7.9 9.2

210 6.0 8.0 9.4

225 6.0 8.5 10.0

240 8.5 10.5

255 8.7 11.3

270 8.7 12.4

285 9.0 12.9

300 9.0 13.0

315 9.0 14.5

330 9.0 15.2

345 17.10

360 17.90

375 18.00

390 18.00

405 18.00

420 18.00

SAMPEL 3 Waktu

(detik) Pembacaan Dial Pembacaan Dial Pembacaan Dial

(42)

4.3 Hasil Pengolahan Data

Setelah melakukan pengujian lapangan dan laboratorium pada titik A2 DAS Katapop II, maka hasil data yang telah diperoleh akan diolah sebagai berikut:

1. Titik A2 Sesudah

Pada hasil pengolahan data ini diambil contoh perhitungan pada sampel 1 Sesudah

 Mencari Kohesi (c)

C=INTERCEPT

(

Tegangan Geser Tegangan Normal

)

C=INTERCEPT

(

0.090.10+0.20++0.13+0.280.40

)

C=¿ 0.014 Kg/cm²

 Mencari Sudut Geser (°)

ϕ=DEGREES(ATAN(SLOPE

(

Tegangan Normal Tegangan Geser

)

ϕ=DEGREES(ATAN(SLOPE

(

0.100.09++0.200.13++0.400.28

)

ϕ=56.56°

(43)

 Mencari Korelasi

rxy= Σ(xix)(yiy)

(xix).2x

(yiy)2

rxy= Σ(0.014−0.018)(56.56−54.63)

(0.014−0.018).2x

(56.56−54.63)2 rxy=−1

2. Hasil Perhitungan

Dari pengolahan data di dapati hasil seperti pada tabel 4.5 Tabel 4. 5 Hasil Pengolahan Data

Pada Tabel tersebut dapat dilihat nilai korelasi yang diperoleh yaitu 1 dan -1. Jika hasilnya = 1 maka hubungan nya adalah positif sempurna dan jika = -1 hubungannya adalah negatif sempurna.

Maka dapat disimpulkan bahwa, Korelasi bernilai 1 atau -1 menunjukkan hubungan linier sempurna antara dua variabel. Ini berarti kedua variabel memiliki hubungan yang sangat kuat dan dapat saling memprediksi dengan akurasi 100%. Arah hubungan positif (1) atau negatif (-1) menentukan apakah variabel bergerak searah atau berlawanan arah.

Sampel A2 Kohesi (c) Sudut Geser (°) Korelasi

Sesudah 1 0.014 56.56 -1

Sesudah 2 0.009 51.52 1

Sesudah 3 0.031 55.80 1

Rata - Rata 0.018 54.63

(44)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Korelasi sebesar 1 atau -1 menunjukkan bahwa kohesi dan sudut geser memiliki hubungan linear yang sangat kuat. Nilai 1 menggambarkan hubungan yang positif searah, sedangkan nilai -1 menggambarkan hubungan negatif atau berlawanan arah. Hal ini berarti bahwa perubahan pada salah satu variabel secara langsung akan memengaruhi variabel lainnya dengan cara yang sangat konsisten. Kesimpulan ini penting dalam studi kestabilan lereng dan desain struktur tanah, di mana hubungan antara parameter tanah sangat mempengaruhi keputusan teknis.

5.2 Saran

Berikut adalah beberapa saran berdasarkan kesimpulan tentang korelasi antara kohesi dan sudut geser internal pada tanah lempung :

1. Penerapan Hasil dalam Desain Konstruksi

Hasil korelasi yang menunjukkan hubungan kuat (baik positif maupun negatif) dapat digunakan untuk perencanaan desain fondasi, stabilitas lereng, dan mitigasi longsor. Sebaiknya diusulkan penerapan hasil penelitian ini dalam skenario nyata seperti pembangunan jalan, jembatan, atau bangunan di sekitar DAS Katapop II.

2. Pengujian pada Kondisi Tanah yang Beragam

Saran agar pengujian lebih lanjut dilakukan pada jenis tanah lain atau

(45)

Ini penting terutama jika hasil korelasi menunjukkan hubungan yang sangat erat, di mana kesalahan kecil dalam pengukuran dapat mempengaruhi hasil akhir

4. Pengembangan Model Prediktif

Berdasarkan korelasi yang kuat, saran diberikan untuk mengembangkan model prediktif yang dapat digunakan dalam estimasi cepat kohesi atau sudut geser berdasarkan nilai parameter lainnya. Ini dapat membantu dalam analisis awal untuk proyek geoteknik.

5. Kajian Dampak Lingkungan dan Keberlanjutan

Disarankan untuk memasukkan analisis mengenai dampak lingkungan dalam implementasi hasil penelitian, terutama jika area DAS berisiko terhadap erosi atau perubahan ekosistem akibat pergeseran karakteristik tanah setelah infiltrasi.

6. Replikasi Penelitian di Musim yang Berbeda

Saran untuk melakukan penelitian yang sama di berbagai musim (misalnya musim hujan dan musim kemarau) untuk melihat apakah hasil korelasi tetap konsisten. Ini akan memberikan data yang lebih komprehensif dan representatif.

7. Kolaborasi dengan Pihak Terkait

Untuk memaksimalkan penerapan hasil penelitian, saran diberikan untuk berkolaborasi dengan instansi pemerintah, akademisi, atau praktisi yang berkaitan dengan pengelolaan DAS atau geoteknik, agar hasil penelitian dapat diintegrasikan ke dalam kebijakan atau proyek lapangan.

(46)

DAFTAR PUSTAKA

Budhu, M. (2010). Soil Mechanics and Foundations. 3rd Edition. John Wiley &

Sons.

Craig, R. F. (2004). Craig's Soil Mechanics. 7th Edition. Spon Press.

Das, B. M. (2013). Principles of Geotechnical Engineering. 8th Edition. Cengage Learning.

Terzaghi, K., Peck, R. B., & Mesri, G. (1996). Soil Mechanics in Engineering Practice. 3rd Edition. John Wiley & Sons.

Coduto, D. P. (2001). Foundation Design: Principles and Practices. 2nd Edition.

Prentice Hall.

Nuraini, R., Ismaili, A. F., & Asyifa, A. (2020). Modul Mekanika Tanah II.

Pristianto, H., Amri, I., & Rusdi, A. (2018). Pedoman Penulisan Laporan Kerja Praktek Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sorong 2014.

Sarwono Hardjowigeno. (2007). Ilmu Tanah. Akademik Pressindo, 2007.

Sembiring, N., Iswan, I., & Jafri, M. (2016). Studi Perbandingan Uji Pemadatan Standar dan Uji Pemadatan Modified Terhadap Nilai Koefisien Permeabilitas Tanah Lempung Berpasir. Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain, 4(3), 371-380.

Septianugraha, R., & Suriadikusumah, A. (2014). Pengaruh penggunaan lahan dan kemiringan lereng terhadap c-organik dan permeabilitas tanah di sub DAS Cisangkuy Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung.  Agrin18(2)..

Siti Maro’ah, (2011) Kajian laju infiltrasi dan permeabilitas tanah pada beberapa model tanaman. Surakarta : Fakultas pertanian Universitas Surakarta

(47)

LAMPIRAN HASIL

DATA

(48)
(49)

Pengujian : Kuat Geser Langsung sample peneliti : Team Penelitian Geoteknik

Lokasi Pengujian : Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Muhammadiyah Sorong Lokasi Sampel : DAS katapop 2 (A2)

Tanggal Pengujian : Selasa, 25 Juni 2024 0-0.9 m

Gaya Normal Luas Tegangan

Normal Gaya Normal Luas Tegangan Normal Gaya Normal Luas Tegangan Normal

(kg) (cm2) (kg/cm2) (kg) (cm2) (kg/cm2) (kg) (cm2) (kg/cm2)

3.00 31.17 0.10 6.10 31.17 0.20 12.60 31.17 0.40

Gaya Geser Tegangan Geser Gaya Geser Tegangan Geser Gaya Geser Tegangan

Geser

(kg) (kg/cm2) (kg) (kg/cm2) (kg) (kg/cm2)

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

15 1.5 0.80 0.03 2.0 1.06 0.03 2.0 1.06 0.03

30 2.5 1.33 0.04 3.5 1.86 0.06 2.2 1.17 0.04

45 3 1.59 0.05 3.6 1.91 0.06 3.0 1.59 0.05

60 3.1 1.65 0.05 4.0 2.13 0.07 3.6 1.91 0.06

75 3.1 1.65 0.05 5.2 2.76 0.09 4.9 2.60 0.08

90 4.2 2.23 0.07 5.5 2.92 0.09 5.2 2.76 0.09

105 4.2 2.23 0.07 6.0 3.19 0.10 5.9 3.14 0.10

120 4.4 2.34 0.08 6.2 3.30 0.11 6.2 3.30 0.11

135 4.4 2.34 0.08 6.3 3.35 0.11 6.9 3.67 0.12

150 4.4 2.34 0.08 6.8 3.61 0.12 7.0 3.72 0.12

165 5.0 2.66 0.09 7.0 3.72 0.12 7.2 3.83 0.12

180 7.0 3.72 0.12 7.9 4.20 0.13

195 7.0 3.72 0.12 8.0 4.25 0.14

210 7.0 3.72 0.12 8.5 4.52 0.14

225 7.0 3.72 0.12 9.0 4.78 0.15

240 7.5 3.99 0.13 9.5 5.05 0.16

255 10.0 5.32 0.17

270 11.5 6.11 0.20

285 12.0 6.38 0.20

300 12.5 6.64 0.21

315 13.0 6.91 0.22

330 13.5 7.18 0.23

345 14.0 7.44 0.24

360 14.5 7.71 0.25

375 15.0 7.97 0.26

390 15.6 8.29 0.27

405 16.0 8.50 0.27

420 16.5 8.77 0.28

Max 5.00 2.66 0.09 7.50 3.99 0.13 16.50 8.77 0.28

Kohesi (c) Sudut Geser

(kg/cm²) (°)

1 0.014 56.56

2 3

1

LAB MEKTAN

SNI 2813:2008

Pembacaan Dial

Pembacaan

Dial Pembacaan Dial

Pengujian Kuat Geser Langsung

No Tegangan Normal Tegangan Geser

Waktu (detik)

Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3

(Kg/cm²) (Kg/cm²)

0.10 0.09

0.20 0.13

0.40 0.28

0.09 0.13

0.28

0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50

0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45

Tegangan Geser (kg/cm2)

Tegangan Normal (kg/cm2)

Hubungan Tegangan Normal dan Tegangan Geser

(50)

Pengujian : Kuat Geser Langsung sample peneliti : Team Penelitian Geoteknik

Lokasi Pengujian : Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Muhammadiyah Sorong Lokasi Sampel : DAS katapop 2 (A2)

Tanggal Pengujian : Selasa, 25 Juni 2024 0.45-0.9m

Gaya Normal Luas Tegangan

Normal Gaya Normal Luas Tegangan

Normal Gaya Normal Luas Tegangan Normal

(kg) (cm2) (kg/cm2) (kg) (cm2) (kg/cm2) (kg) (cm2) (kg/cm2)

3.00 31.17 0.10 6.10 31.17 0.20 12.60 31.17 0.40

Gaya Geser Tegangan Geser Gaya Geser Tegangan

Geser

Gaya Geser

Tegangan Geser

(kg) (kg/cm2) (kg) (kg/cm2) (kg) (kg/cm2)

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

15 2 1.06 0.03 2.0 1.06 0.03 2.0 1.06 0.03

30 2.4 1.28 0.04 2.5 1.33 0.04 2.1 1.12 0.04

45 2.8 1.49 0.05 3.0 1.59 0.05 3.0 1.59 0.05

60 3 1.59 0.05 3.5 1.86 0.06 3.5 1.86 0.06

75 3.2 1.70 0.05 3.9 2.07 0.07 4.0 2.13 0.07

90 3.6 1.91 0.06 4.2 2.23 0.07 4.5 2.39 0.08

105 4 2.13 0.07 4.8 2.55 0.08 5.0 2.66 0.09

120 4.5 2.39 0.08 5.0 2.66 0.09 5.8 3.08 0.10

135 4.5 2.39 0.08 5.3 2.82 0.09 6.0 3.19 0.10

150 4.5 2.39 0.08 5.7 3.03 0.10 6.7 3.56 0.11

165 4.5 2.39 0.08 6.0 3.19 0.10 7.9 4.20 0.13

180 6.5 3.45 0.11 8.5 4.52 0.14

195 7.0 3.72 0.12 9.2 4.89 0.16

210 7.8 4.15 0.13 9.4 5.00 0.16

225 8.0 4.25 0.14 10.0 5.32 0.17

240 8.4 4.46 0.14 10.5 5.58 0.18

255 9.0 4.78 0.15 11.3 6.01 0.19

270 9.6 5.10 0.16 12.4 6.59 0.21

285 10.0 5.32 0.17 12.9 6.86 0.22

300 10.3 5.47 0.18 13.0 6.91 0.22

315 10.3 5.47 0.18 14.5 7.71 0.25

330 10.3 5.47 0.18 15.2 8.08 0.26

345 10.3 5.47 0.18 17.10 9.09 0.29

360 17.90 9.51 0.31

375 17.90 9.51 0.31

390 17.90 9.51 0.31

405 17.90 9.51 0.31

420 19.00 10.10 0.32

Max 4.50 2.39 0.08 10.30 5.47 0.18 19.00 10.10 0.32

2

Pengujian Kuat Geser Langsung SNI 2813:2008

LAB MEKTAN

Pembacaan Dial Waktu

(detik)

Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3

Pembacaan

Dial Pembacaan Dial

0.50

)

Hubungan Tegangan Normal dan Tegangan Geser

(51)

LAMPIRAN

(52)

DOKUMENTASI LAPANGAN

(53)

PENGUJIAN HANDBORING

(54)

DOKUMENTASI LABORATORIUM

(55)

Referensi

Dokumen terkait