• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktek Kerja Lapangan Pengawasan Pekerjaan Struktur pada Proyek Pembangunan Perumahan 2 Lantai. Blok A Type 90, The Shafa Residence

N/A
N/A
Enroe Frank Rijkaard Mouwlaka

Academic year: 2025

Membagikan "Laporan Praktek Kerja Lapangan Pengawasan Pekerjaan Struktur pada Proyek Pembangunan Perumahan 2 Lantai. Blok A Type 90, The Shafa Residence"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PENGAWASAN PEKERJAAN STRUKTUR PADA PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN 2 LANTAI. BLOK A TYPE 90, THE

SHAFA RESIDENCE

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Disusun Oleh:

MIKHAEL UMBU DASA 2019520043

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG

2022

(2)

ii

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Segala Puji Dan Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Atas Segala Limpahan Rahmatnya Sehingga Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Dengan Judul “Pengawasan Pekerjaan Struktur Pada Proyek Pembangunan Perumahan 2 Lantai. Blok A Type 90, The Shafa Residence” dapat terselesaikan dengan baik.

Di dalam laporan ini akan diuraikan hasil dari pelaksanaan praktek kerja lapangan oleh penyusun dalam waktu 30 (tiga puluh) hari yang telah dilaksanakan pada tanggal 25-02-2022 sampai dengan tanggal 25-03-2022.

Penyusun menyadari bahwa keberhasilan pembuatan laporan ini tidak lepas dari peran serta bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Dengan terselesainya laporan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Hesty Poerwanto, M.S Selaku Dekan Fakultas Teknik Univeristas Tribhuwana Tunggadewi.

2. Bapak Galih Damar Pandulu, ST.,MT. Selaku Wakil Dekan Fakultas Teknik Universitas Tribhuwana Tunggadewi.

3. Bapak Handika Setya Wijaya, S.Pd., MT. Selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil.

4. Bapak Andy Kristafi Arifianto, S.T, M.T Selaku Dosen Pembimbing PKL.

5. Ibu Andika Afianda, S.T selaku pembimbing lapangan.

6. Kedua Orang tua, Bapak Yohanis Umbu Dasa dan Ibu Katerina Saingo tercinta yang selalu mendukung dan memotivasi dan juga teman-teman Teknik Sipil Angkatan 2019.

Semoga laporan PKL ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang terlibat dan membutuhkan, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan ataupun kekurangan didalam laporan ini. Sekian dan Terima Kasih.

Malang………2022 penulis

(4)

1 DAFTAR ISI

BAB I ... 5

PENDAHULUAN ... 5

1.1 Latar Belakang ... 5

1.1 Permasalahan ... 6

2.6.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan... 7

1.3.1 Tujuan Umum ... 7

1.3.2 Tujuan Khusus ... 7

1.4 Manfaat Praktek Kerja Lapangan ... 7

1.5.1 Manfaat bagi Mahasiswa ... 8

1.4.2 Manfaat bagi Jurusan ... 8

1.4.3 Manfaat bagi Pihak Perusahaan ... 8

BAB II ... 9

DESKRIPSI KEGIATAN ... 9

2.1 Deskripsi Proyek ... 9

2.2 Gambar kerja proyek ... 10

2.3 Lokasi Proyek ... 12

2.4 Struktur Organisasi Proyek ... 12

2.5 Kegiatan Khusus ... 13

2.6 Pekerjaan kolom Beton ... 13

2.6.1 Jenis- jenis Kolom ... 14

2.6.2 Keuntungan Dan Kerugian Beton ... 16

2.6.3 Bahan Pembuatan Beton ... 17

2.6.4 Pekerjaan Bekisting Kolom ... 19

2.6.6 Pekerjaan Pembersian ... 21

2.7 Pekerjaan Balok Beton ... 24

2.7.1 Prinsip Desain Balok ... 25

2.7.2 Jenis-jenis Balok ... 25

2.7.3 Macam-macam Balok ... 26

(5)

2

BAB III ... 27

HASIL KEGIATAN PELAKSANAAN ... 27

3.1 KEGIATAN UMUM ... 27

3.3.1 Pekerjaan perisapan... 27

3.3.2 Pekerjaan pengukuran ... 27

3.3.3 Pekerjaan Pembesian... 28

3.3.4 Pekerjaan Bekisting... 29

3.3.5 Pekerjaan Pengecoran ... 32

3.2 Perawatan Beton ... 36

3.3 Kendala Atau Hambatan Dalam Pelaksanaan Proyek Borobudur ... 37

3.4 Solusi Atau Alternatif ... 37

BAB IV ... 39

ESTIMASI BIAYA DAN TIME SCHEDULE ... 39

4.1 Perhitungan Volume Pekerjaan Pembesian ... 39

Gambar 4.5 sketsa bekisting balok ... 44

4.3 Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) ... 45

5.3 Rencana Anggaran Biaya ... 46

4.5 Time Schedule ... 47

BAB V ... 48

PENUTUP ... 48

5.1 Kesimpulan ... 48

5.2 Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50

LAMPIRAN ... 51

(6)

3

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Denah Lantai 1 ... 10

Gambar 2. 2 Denah Lantai 2 ... 11

Gambar 2. 3 peta lokasi proyek PT Ridhana Makmur Bersama ... 12

Gambar 2. 4 Struktur Organisasi Proyek PT Ridhana Makmur Bersama ... 13

Gambar 2. 5 kolom Utama ... 15

Gambar 2. 6 Kolom Praktis ... 16

Gambar 2. 7 semen ... 17

Gambar 2. 8 Agregat Kasar Dan Halus ... 19

Gambar 2. 9 Kayu ... 20

Gambar 3. 1 pekerjaan Pembesian ... 28

Gambar 3. 2 pekerjaan Pembesian balok ... 29

Gambar 3. 3 pemasangan bekisting kolom ... 30

Gambar 3. 4 pemasangan Bekisting Balok ... 32

Gambar 3. 5 pekerjaan pengecoran kolom ... 33

Gambar 3. 6 Pengecoran Plat lantai dan Balok ... 36

Gambar 4. 1 begel kolom ... 39

Gambar 4. 2 kolom beton Dan tulangannya ... 39

Gambar 4. 3 Detail Tulangan Balok 15/30 ... 41

Gambar 4. 4 Sketsa Bekisting Kolom ... 43

(7)

4

DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Analisa Harga Satuan Pekerjaan ... 45 Tabel 4. 2 RAB ... 46 Tabel 4. 3 Time Schedule ... 47

(8)

5 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang diakibatkan karena semakin banyaknya tuntutan zaman, begitu juga dengan tuntutan didalam dunia teknik sipil, tuntutan pembangunan yang semakin beragam mulai dari bentuk estetika dan fungsionalnya. Oleh karena itu untuk mendukung hal tersebut usaha untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dibidang teknik sipil harus ditingkatan demi tercapainya ahli-ahli dalam bidang Teknik Sipil seperti bidang keahlian struktur, manajemen konstruksi, keairan dan jalan raya.

Penerapan dan pengembangan teori merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap mahasiswa, di dalam perkuliahan seharusnya tidak hanya teori, tetapi dibutuhkan juga mengaplikasikan teori dilapangan, salah satu penerapan yang dilakukan oleh Fakultas Teknik Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang, adalah Praktek Lapangan atau yang dikenal dengan PKL.

PKL adalah salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh oleh setiap mahasiswa jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik.Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang. PKL wajib ditempuh oleh setiap mahasiswa S1 yang dilakukan secara terprogram dan terbimbing oleh setiap dosen pembimbing merupakan proses belajar ilmiah yang dikemas dalam kurikulum pendidikan.

Sedangkan bangunan lebih identik dengan aktivitas berupa aplikasi dan teori- teori yang diperoleh dalam dunia pendidikan.

Praktikum lapangan bagi Mahasiswa Teknik Sipil pelaksanaannya sangatlah penting, selain mendapatkan teori di perkuliahan mahasiswa juga mendapatkan teori dilapangan. Hal ini dapat menunjung apabila mahasiswa sudah masuk dunia kerja.Praktek lapangan juga bermanfaat bagi mahasiswa yang membandingkan antara teori dan prakteknya di lapangan, dan bisa memecahkan masalah yang terjadi di proyek pekerjaan suatu proyek.

(9)

6

Dalam laporan ini penulis membahas tentang “Pengawasan Pekerjaan Struktur Pada Proyek Pembangunan Perumahan 2 Lantai. Blok A, Shafa Residence. Kita ketahui bersama bahwa dalam struktur bangunan, entah itu gedung maupun rumah, kolom dan balok merupakan peranan penting.Hal inilah yang mendasari penulis untuk membahas mengenai pekerjaan kolom dan balok.

Kolom adalah komponen struktur bangunan yang bertugas meyangga beban aksial tekan vertical dengan tinggi yang di topang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil(Dipohisidi, 1994) SK SNI T-15-1991-03 mendefenisikan kolom adalah komponen struktur bangunan yang ugas utamanya meyangga beban aksial tekan vertical.

Balok adalah bagian structural sebuah bangunan yang kaku dan dirancang untuk menganggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom penopang yang memiliki fungsi sebagai rangka penguat horizontal bangunan akan beban-beban.

Dengan pengertian kolom dan balok ini, kita bisa tau fungsi dan peran utama dari kolom dan balok tersebut. Dan ada hal yang membuat penulis mengambil judul ini karena ingin berkonsentrasi atau terjun pada pembangunan, lebih fokusnya pada stuktur bangunan itu sendiri.

1.1 Permasalahan

Berdasarkan analisis situasi di atas, permasalahan yang akan diangkat dalam pelaksanaan kegiatan PKL ini adalah:

a) Bagaimana situasi dan kondisi pada pekerjaan kolom dan balok di lapangan?

b) Bagaimana struktur dan organisasi proyek?

c) Bagaimana metode pelaksanaan pekerjaan kolom dan balok yang ada di lapangan?

(10)

7 2.6.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan

1.3.1 Tujuan Umum

a) Untuk memperoleh pengalaman kerja pada mahasiswa di lapangan agar bisa menjadi tenaga kerja yang terampil.

b) Untuk memahami pelaksanaan proyek di lapangan secara nyata sesuai dengan konsep yang benar.

c) Untuk membentuk sikap mental dan kemampuan berkomunikasi dengan para pekerja dilapangan.

d) Untuk mengkaji dan menganalisis secara lebih mendalam mengenai pekerjaan yang dilakukan dilapangan, kemudian menggabungkannya dengan teori yang ada.

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari laporan ini, perlunya tujuan khusus ini agar para pembaca dapat mengetahui secara lebih dalam lagi tujuan laporan yang di buat penulis, yaitu lebih memfokuskan atau konsentrasinya mengarah pada pekerjaan kolom dan balok.

a) Untuk memahami dan mengetahui managemen pelaksanaan pekerjaan yang baik dalam suatu proyek.

b) Untuk memahami dan mengetahui struktur organisasi proyek.

c) Untuk memahami dengan jelas pekerjaan beton bertulang ( kolom dan balok).

d) Untuk memahami cara pemasangan bekisting pada kolom dan balok.

e) Untuk memahami cara merangkai tulangan pada pekerjan kolom dan balok.

f) Dapat memahamicara pengecoran pada pekerjaan kolom dan balok.

1.4 Manfaat Praktek Kerja Lapangan

Praktek bangunan mempunyai peran yang sangat penting khususnya bagi mahasiswa berupa pengaplikasian dan penerapan sistem pelaksanaan praktik yang ada di lapangan sesuai dengan mata kuliah dan metode yang ada diperkuliahan.

(11)

8 1.5.1 Manfaat bagi Mahasiswa

Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan praktek bangunan bagi mahasiswa antara lain :

a) Dapat memberikan pengalaman nyata dan aktual kepada mahasiswa dalam penerapan mata kuliah yang didapatkan dengan praktek yang ada dilapangan.

b) Memberikan sikap mental disiplin, tanggung jawab dan berbagai keterampilan dilapangan.

c) Mahasiswa dapat membandingkan teori – teori yang di dapat dari perkuliahan dengan praktek di lapangan dalam tahapan pengawasan pekerjaan balok dan yang merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung.

d) Mahasiswa memahami konstruksi bangunan dan setiap komponen didalam pelaksanaan pekerjaan balok.

e) Mahasiswa mampu memahami tentang pemasangan bekisting dalam konstruksi bangunan proyek.

f) Mahasiswa mengerti dan dapat memahami sistem kerja yang baik di bidang pelaksanaan pekerjaan balok.

1.4.2 Manfaat bagi Jurusan

a) Dapat dijadikan bahan masukan untuk mengembangkan ilmu dibidang Teknik Sipil.

b) Menambah perbendaharaan kepustakaan yang berkaitan dengan materi perkuliahan terutama PKL.

c) Mendapatkan lulusan yang terampil di bidang konstruksi.

1.4.3 Manfaat bagi Pihak Perusahaan

Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan, industri konstruksi akan mendapatkan masukan-masukan yang dapat diterima di lapangan dan berguna untuk Industri konstruksi.

(12)

9 BAB II

DESKRIPSI KEGIATAN

2.1 Deskripsi Proyek

Adapun nama dan alamat proyek yang diambil sebagai tempat Praktek Kerja Lapangan(PKL):

Nama Proyek : Pembangunan Perumahan The Shafa Residence di Jl.

Panderman, Oro-Oro Ombo, Kec. Batu, Kota Batu, Jawa Timur

Luas Bangunan : 72 m² (8m x 9m)

Pemilik proyek : PT. RIDHANA MAKMUR BERSAMA

Pekerjaan : Pengawasan Struktur Pada Proyek Pembangunan Perumahan 2 Lantai Type 90. Blok A, Shafa Residence.

Pelaksanaan pembangunan rumah 2 lantai ini, bertujuan untuk sebagai tempat tinggal pribadi sehari-hari bagi Pemilik rumah. Dalam hal ini, memberikan kenyamanan dan kesejatraan bagi keluarga.

(13)

10 2.2 Gambar kerja proyek

Sumber PT. Ridhana Makmur Bersama Gambar 2. 1 Denah Lantai 1

(14)

11

Sumber PT. Ridhana Makmur Bersama Gambar 2. 2 Denah Lantai 2

(15)

12 2.3 Lokasi Proyek

Lokasi proyek ini terletak di Jl. Panderman, Oro-Oro Ombo, Kec. Batu, Kota Batu, Jawa Timur. Lokasi proyek ini merupakan tempat yang cukup strategis. Karena Lokasi Proyek Pembangunan Perumahan ini cukup dekat dengan berbagai tempat wisata yang ada di Kota Batu.

Berikut peta lokasi proyek:

, Gambar 2.3 Peta LokasiProyek

2.4 Struktur Organisasi Proyek

Pembangunan Perumahan The Shafa Residence ini melibatkan beberapa pihak dimana pihak yang satu dengan yang lain sangat erat hubungannya dan dapat harus bekerja sama agar terwujudnya keinginan owner untuk tinggal di rumah impiannya.

LEGENDA

Lokasi Proyek

Gambar 2. 3 peta lokasi proyek PT Ridhana Makmur Bersama

(16)

13

Gambar 2. 4 Struktur Organisasi Proyek PT Ridhana Makmur Bersama

2.5 Kegiatan Khusus

Kegitan khusus yang di maksud ialah pekerjaan kolom dan balok beton pada pembangunan Perumahan The Shafa Residence kota Batu.

2.6 Pekerjaan kolom Beton

Kolom merupakan salah satu pekerjaaan beton bertulang. Kolom beton (tiang beton) adalah beton bertulang yang di letakan dengan posisi vertical.

Kolom berfungsi sebagai pengikat pasangan dinding bata dan penerus beban dari atas menuju sloof dan kemudian di teruskan pada pondasi. Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah bangunan di mulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom.

Seluruh beban yang di terima kolom didistribusikan permukaan tanah dan di bawahnya. Akan tetapi kolom menanggung beban secara vertical.

Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari kerusakan bila besar dan jenis pondasinya sesuai dengan perhitungan fungsi dari kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila di umpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain

Direktur Utama:

Muza Fakhru

Marketing:

Adham Dove

Pim.pro:

Andika Afianda, ST

Pelaksana:

1. Nadiono 2. Dwiyatno

Perencana:

PT. Ridhana Makmur Bersama

Admin:

1. Bagus Pratama 2. Ervina Syahira

(17)

14

seperti beban hidup (manusia dan barang-barang) yang terdapat dalam bangunan, beban gempa serta beban angin dan hujan.

Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh dan kokoh.Beban sebuah bangunan di mulai dari atap. Beban atap akanmeneruskan beban yang di terima ke kolom. Seluruh beban yang di terima oleh kolom didistribusikan kepermukaan tanah di bawahnya.Struktur kolom, di buat dari besi dan beton.Keduanya merupakan gabunngan antara material yang tarikan dan tekanan. Besi adalah material yan g tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan akan tekanan. Gabungan kedua material ini di dakam struktur beton memungkinkan kolom atau bagian structural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya arik pada tarik bangunan tersebut.(arief sabarrudin. dalam bukunya membangun Rumah Sederhana Tahan Gempa)

2.6.1 Jenis- jenis Kolom

Untuk kolom pada bangunan sederhana bentuk kolom ada dua jenis yaitu:

kolom utama dan kolom praktis.( Wang,F. (1986). Jenis-Jenis Kolom) a) Kolom Utama

Kolom utama adalah kolom yang berfungsi untuk menyangga beban utama yang berada di atasnya. Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3,5 m, agar dimensi balok untuk menopang lantai tifak begitu besar, dan apabilah jarak antara kolom di buat lebih dari 3,5 meter, maka struktur bangunan harus di hitung. Sedangkan dimensi kolom untuk rumah 2 lantai biasanya di pakai 15/30, dengan tulangan pokok 4d10cm, 4d12cm d1015cm (4d10 maksudnya jumlah besi beton diameter 10cm, 4 buah, 4d12cm maksudnya jumlah besi beton diameter 12cm, 4 buah dan maksud dari 10- 15cm adalah begel ukuran 10 dengan jarak 15cm). Jadi total besi yang di gunakan untuk kolom pada rumah 2 lantai type 90 Perumahan The Shafa Residence kota Batu, sebanyak 8 buah besi beton untuk pembuatan satu kolom.

(18)

15

Gambar 2. 5kolom Utama

b) Kolom Praktis

Kolom praktis adalah kolom yang berfungsi untuk membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimal 3,5 meter, atau pada pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut) Dimensi kolom praktis 15/20 dengan tulangan beton 4D10 begel D8-150mm.

Tulangan kolom 15/30

Diameter begel 6mm

Jarak begel 15cm

Diameter Tulangan pokok 10&12

(19)

16

Gambar 2. 6Kolom Praktis

2.6.2 Keuntungan Dan Kerugian Beton

Adapun keuntungan dan kerugian dari beton bertulang sebagai berikut 1. Keuntungan beton bertulang

 Mempunyai daya dukung yang besar, melebihi bahan-bahan kayu, batu bata dan sebagainya. Karena kuat tekan sangat tinggi dari betonnya dan kuat tarik yang sangat besar dari bajanya

 Mempunyai daya tahan terhadaptemperatur yang tinngi dan dapat tahan lama asalkan dipelihara dengan baik.

 Cukup tahan terhadap kejutaan serta getaran, misalnya akibat gempa bumi, mesin yang bergetar, angin kencang dan lainnya.

 Beton dapat dicor sesuai dengan bentuk yang dikehendaki, dan mendapatkan keteguhan yang disyaratkan sehingga penggunaannya praktis.

2. Kerugian beton bertulang.

 Biaya yang relatif mahal dan pembongkarannya sulit sehingga tidak sesuai untuk bangunan yang sifatnya sementara.

 Berat sendiri yang relative besar

 Sisa pembongkaran kontruksi beton tidak dapat digunakan lagi(sulit untuk di bongkar pasang)

 Mutu beton tergantung pada pelaksanaannya

3. Sift keteguhan beton dicapai pada saat pelaksanaannya, sehingga untuk mengetahui kekuatan beton harus mengadakan pngujian

(20)

17

beton dan slump test. Relative sulit dalam pelaksanaannya, dimana membutuhkan keahlian dan pengawasan khusus di dalam pengerjaannya.

2.6.3 Bahan Pembuatan Beton a) Semen

Semen digunakan sebagai pengikat antara agregat-agregat menjadi satu kesatuan. Semen yang digunakan adalah semen hidrolik yaitu suatu bahan pengikat yang akan mengeras apabilah bereaksi dengan air dan akan menghasilkan suatu produk yang tahan air. Semen yang digunakan sebaiknya disimpan dengan baik agar mutu semen tidak berubah dan dalam pengangkutannya harus terlindungi dari hujan.Penyimpanan semen sebaiknya di lakukan di dalam gudang yang berventilasi yang di letakan minimal 30cm dari permukaan tanah dan tinggi tumpukan maksimal 2 meter.

Gambar 2. 7 semen b) Air

Karena pengerasan beton berdasarkan reaksi kimia antara semen dan air, Maka air sangat diperlukan proses pemeriksaannya terhadap mutu air, apakah air

tersebut telah memenuhi prasyarat yang telah ditentukan. Air tawar yang dapat diminum, tanpa diragukan dapat di pakai. Persyaratan mutu air sesuai dengan PBI1971-NI-2, antara lain:

 Air yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, alkali, garam, zat organic atau bahan lain yang dapat adukan dalam hal ini sebaiknya mengunakan air bersih yang dapat diminum.

(21)

18

 Apabilah terjadi keragu-raguan mengenai air, dilanjutkan untuk mengirim contoh air kepada lembaga pemeriksaan bahan yang di akui, untuk di selidiki seberapa jauh air itu mengandung zat-zat yang dapat merusak adukan..

 Jumlah air yang dipakai utuk membuat adukan beton, dapat ditentukan.

 Menurut ukuran isi dan ukuran berat harus di lakukan dengan tepat. Selain hal tersebut di atas, air yang digunakan untuk perawatan selanjutnya tujuan utama dalam penggunaan air untuk pengecoran adukan beton adalah agar terjadi proses hidrasi, yaitu suatu proses kimia antara semen dan air, sehingga mengakibatkan campuran menjadi mengeras, air yang digunakan dalam pembangunan rumah tinggal adalah air yang di ambil dari kran yang bersumber dari PDAM dan di tampung didalam drom, yang berada di samping proyek.

c) Agregat

Agregat adalah bahan-bahan campuran beton yang dikat oleh perekat semen.

Agregat yang umum di pakai adalah pasir, kerikil,dan batu-batuan pecah/koral.

Pemilihan agregat tergantung dari:

 syarat-syarat yang ditentukan oleh jenis beton

 perbandingan yang telah ditentukan antara biaya dan mutu.

Dari pemakaian agregat spesifik, sifat-sifat beton dapat dipengaruhi, dibawah ini adalah pembagian agregat berdasarkan tingkatan kekerasannya:

1) Agregat normal (kuarsit, pasir, kerikil, basalt)

2) Agregat halus (puing batu, terak lahar, serbuk batu/bims) 3) Agregat kasar (barite, biji besi, magnetite dan limonite)

Pemilihan agregat halus hendaknya memenuhi persyaratan yang sesuai dengan pengawasan dan mutu agregat pada berbagai mutu beton, antara lain:

1) Butir-butir agregat halus harus bersifat kekal, artinya tidak mudah pecah atau hancur oleh pengaruh- pengaruh cuaca, seperti terik matahari maupun hujan.

2) Tidak terlalu banyak mengandung bahan-bahan organic

(22)

19

3) Kadar lumpur yang terkandung dalam agregat tidak boleh lebih dari 5% erhadap berat kering

4) Terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam ukurannya (max 5mm) dalam pekerjaan pembangunan perumahan ini pasir yang digunakan, adalah pasir yang diambil dari dasar sungai.

Gambar 2. 8 Agregat Kasar Dan Halus

2.6.4 Pekerjaan Bekisting Kolom a) Pengertian bekisting

Bekisting adalah konstruksi sementara yang dipergunakan untuk mendukung dan memberikan bentuk pada beton. Meskipun bekisting hanyalah struktur yang dalam penggunaannya bersifat sementara, namun kualitas dan kekuatan bekisting harus juga diperhatikan dengan baik karena beton mortat mempunyai daya tekan yang cukup besar untuk membuat bekisting melengkung oleh karena itu, bekisting harus dibuat dari bahan yang bermutu dan perlu direncanakan sedemikian rupa sehingga kontruksi tidak mengalami kerusakan akibat lendutan atau lenturan ketika beton di tuangkan

b) Syarat-syarat pembuatan bekisting

Pembuatan bekisting harus memenuhi beberapa persyaratan agar kontruksinya sesuai yang di harapkan. Persyaratan pembuatan bekisting menurutArief Sabaruddin dalam bukunya membangun rumah sederhana tahan gempa antara lain:

(23)

20

1. Papan bekisting harus dipasang dengan tepat dan kuat, kaku awet dan diberi rangka secukupnya untuk mencegah melengkungnya maupun terpelintirnya papan pengaruh dari sinar matahari dan hujan 2. Bekisting ddsn penyongkongnya atau rangka harus kuat dalam menahan beban bekisting itu sendiri, beban orang, peralatan dan bahan-bahan lain yang digunakan.

3. Sambungan antara bagian bekisting harus cukup rapat agar adukan tidak keluar dari bekisting yang dapat menyebapkan pemborosan akibat dari terbuannga adukan beton dari bekisting yang mengalami kebocoran. Kebocoran dapat menimbulkan cacat pada beton itu sendiri

a) Bahan dan alat pembuatan bekisting kolom

Pembuatan bekisting kolom harus mempertimbangkan segi ekonomi biaya yang diperlukan selain itu, permukaan beton yang dihasilkan maupun kecepatan pengeringannya harus diperhatikan.

 Bahan yang diperlukan dalam pembuatan bekisting antara lain:

1. Kayu

Gambar 2. 9 Kayu

Kayu yang digunkan berupa papan dari kayu randu, dan sejenisnya; mutu kayu kelas I, II, III, IV.Tebal berkisar 2-5cm lebar maksimal 20 cm.

 Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan bekisting adalah:

1. Gergaji yang digunakan untuk memotong kayu besi dari papan sesuai dengan ukuran yang diperlukan. Paku yang digunakan sebagai pengikat rangka bekisting yang mau dibuat

(24)

21

2. Pemukul/palu yang digunakan sebagai alat perekat antara pakudan kayu agar bisa menjadi rangka bekisting, dengan baok sebagai media penembus papan agar menjadi bekisting.

3. Meteran digunakan untuk mengukur jarak antara balok yang akan di tempelkan kepapan mengunakan paku sebagi media perekat.

4. Pensil sebagai alat pembatas/tanda agar ukuran bisa pas dsn tepat.

2.6.6 Pekerjaan Pembersian 1. Tulangan Baja

Tulangan merupakan suatu fungsi yang sangat penting untuk struktur beton karena daya dukung struktur beton bertulang didapatkan dari hasil kerja sama antara beton dan tulangan. Tulangan tersebut terdiri dari suatu jaringan batang- batang besi. Baja tulangan adalah baja yang berbentuk batang yang digunakan untuk penulangan beton. Dalam konstruksi bangunan dikenal dengan baja ulir dan baja polos, di mana baja berpenampang ulir mempunyai kekuatan lebih jika dibandingkan dengan baja polos.

Syarat syarat yang ditentukan dalam tulangan baja

1. Baja tulangan tidak boleh mengandung serpih-serpih, lipatan-lipatan, retak-retak dan gelombang.

2. permukaan hanya diperbolehkan untuk berkarat ringan.

3. Batang-batang baja tulangan harus lurus.

Untuk kolom pembangunan perumahan The Shafa Residence ini hanya mengunakan 2 ukuran dimensi yaitu 15x30 cm2 dan 15x20 cm2. Diameter dari tulangan yang dipakai yaitu Ø12mm, sedangkan diameter untuk sengkang atau begel yaitu Ø8 mm. Mutu beton yang dipakai adalah K250/fc1 = 25 Mpa mutu baja U24/fy = 240 Mpa

2. Pembengkokan Baja Tulangan

(25)

22

Pekerjaan tulangan,ujung tulangan harus dibuat kait. Pada peralihan momen positif ke momen negatif pada umumnya sebagian tulangan pokokdibengkokan dari daerah positif ke daerah negatif.

Syarat-syarat pembengkokan tulangan sbb:

a. Batang tulangan tidak boleh bengkok atau di luruskan dengan cara- cara yang merusak tulangan tersebut.

b. Batang tulangan yang di profilkan, setelah bengkok dan diluruskan kembali tidak boleh bengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan sebelumnya.

c. Batang tulangan yang yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh dibengkokan atau di luruskan di lapangan, kecuali apabila di tentukan dalam gambar-gambar rencana atau disetujui oleh perencana.

d. Membengkokan dan meluruskan batang tulangan harus di lakukan dalam keadan dingin, kecuali apabila pemanasan diijinkan oleh perencana.

e. Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak dapat dapat dipanaskan sampai kelihatan berwarna merah padam, tetapi tidak boleh mencapai suhu lebih dari 850ºC.

f. Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan dingin dalam pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan di atas100ºC yang bukan pada waktu dilas, maka dalam perhitungan sebagian kekuatan baja harus diambil kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami pengerjaan dingin.

g. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan dan tidak boleh didinginkan dengan jalan disiram dengan air.

h. Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak 8 kali diameter batang dari setiap bagian bengkokan.

3. Perangkaian Baja Tulangan

Baja tulangan yang sudah dibengkokan diikat dengan kawat baja diameter 1 mm yang telah dibakar (bindrad). Perangkaian tulangan dilakukan setelah disusun terlebih dahulu, meliputi pemasukan begel kedalam tulangan dan

(26)

23

mengikatnya dengan kuat.Cara mengikat harus kuat, dilakukan secara bersilang dan sebaiknya kelihatan sejajar dengan tarikan yang kokoh. setelah diikat bindrad diputus disisakan sedikit dan tidak boleh terlalu berimpit. Bila sulit diatur dapat digunakan besi penolong untuk memberi jalan agar beton tidak menumpuk menjadi satu. Untuk menghindari berhimpitnya sengkang, maka diletakan ditengah-tengah agar jarak penulangan bawah dan atas sesuai dengan kedudukannya dalam gambar toleransi ukuran diluar sengkang, lilitan dan ikatan diperbolehkan sebesar ± 6 mm.

Menurut R. Soemadi (1985) dalam bukunya Pelaksanaan Pekerjaan Beton adalah setelah bekesting seluruhnya maupun sebagian selesai, tulangan disetel atau dipasang oleh pekerja, batang-batang saling ikat pada sisi persilangan dengan kawat pengikat, setelah dibuat ikatan mengelilingi kedua batang yang saling menyilang kedua ujung kawat pengikat diputar bersama-sama serta lilitan dipotong, tulangan itu harus diikat kuat-kuat agar selama dituangi adukan tidak dapat bergeser atau berpindah tempat.

4. Pengecoran

Pengecoran kolom dilakukan dengan cara manual yaitu dengan menggunakan tenaga manusia dan bantuan peralatan seperti gerobak sebagai alat pengangkut campuran beton dari molen ketempat pengecoran dan ember untuk menuangkan adukan beton kedalam cetakan beton yang telah disiapkan.

Pemadatan dan pengeteran saat pengecoran tidak menggunakan alat penggetar seperti vibrator tetapi dilakukan secara manual yaitu dengan menggunakan tenaga manusia. Mutu beton yang digunakan adalah K 250 dengan perbandingan campuran yaitu 1 semen, 2 pasir dan 3 krikil.

Adapun langkah-langkah pengecoran kolom dalam proyek ini adalah sebagai berikut:

1) Pembersihan lokasi yang akan di cor dari kotoran seperti kawat pengikat potongan kayu sehingga hal tersebut tidak mengganggu kondisi beton setelah di cor.

2) Pemerikasaan bekesting untuk mengetahui bocor atau tidaknya bekesting tersebut agar menghasilkan beton sesuai dengan ukurannya.

(27)

24

Proses penuangan adukan beton dilakukan bersamaan dengan proses pemadatan.

2.7 Pekerjaan Balok Beton

Balok adalah salah satu elemen struktur yang berfungsi untuk menghubungkan kolom satu dengan lainnya.Selain itu balok berfungsi sebagai tempat bertumpunya salah satu elemen bangunan lainnya yaitu pelat beton. Pada prinsipnya dalam ilmu teknik sipil adalah kolom strong column weak beam atau kuat balok lemah. Dari prinsip tersebut akan diperoleh berapa nilai kuat tekan beton yang ada pada kolom harus lebih besar dari kuat beton yang ada di balok.

Balok beton terdiri dari bahan beton dan tulangan. Beton berfungsi untuk menahan gaya tekan, sedangkan tulangan baja berfungsi untuk menahan gaya tarik yang timbul dari berat sendiri balok tersebut dan berat konstruksi lain.

Balok merupakan penyangga beban struktural bangunan yang secara fisik terdistribusi pada arah horizontal.Balok sendiri juga digunakan sebagai pengikat/pengaku struktur karena letaknya pada ujung-ujung yang terhubung dengan kolom bangunan. Balok dikenal sebagai elemen lentur,yaitu elemenstrukturyang dominan mememikul gaya dalam berupa momen lentur dan gaya geser. Analisis tegangan regangan beton memiliki sifat rangka yang terjadi p ada beton yang dibebani secara tetap dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu pada balok beton dikenal istilah short- term(immediate) deflection dan long- termdeflection yang membuat lendutan.

Lendutan adalah fungsi dari kekakuan yaitu perkalian antara modulus elastisitas betonEc dengan inersia penampang I. Lendutan itu harus dibatasi, karena berkaitan dengan kenyamanan dan seni dalam arsitektur. SNI beton 2013 dengan tegas menyebut dalam butir 9.5 terhadap Kontrol lendutan.

Balok beton bisa retak ketika menahan momen lentur. Sewaktu serat bawah tertarik (momenpositif), beton sebenernya bisa menahan tegangan tarik tersebut, tetapi tegangan tarik sangat kecil.

(28)

25

Perilaku keruntuhan yang dominan pada struktur balok pada umumnya adalah lentur, tentu saja itu akan terjadi jika resio bentang (L) dan tinggi balok (h) cukup besar. Jika rasionya kecil maka digolongkan sebagai balok tinggi (deep beam) keruntuhan geser dominan.

2.7.1 Prinsip Desain Balok

Pada sistim structural yang ada di gedung, elemen balok adalah elemen yang paling banyak digunakan dengan pola berulang. Umumnya pola ini menggunakan susunan hirarki balok, dimana beban pada permukaan mula-mula dipukul oleh elemen permukaan diteruskan ke elemen struktur sekunder, dan selanjutnya diteruskan ke kolektor dan tumpuan. Semakin besar beban, yang disertai dengan bertambah panjang, pada umumnya akan memperbesar ukuran atau tinggi elemen struktural.

Tegangan actual yang timbul pada balok tergantung pada besar dan distribusi material pada penampang melintang elemen struktur.Semakin besar balok maka semakin kecil tegangannya.Luas penampang dan distribusi beban merupakan hal yang penting. Semakin tinggi suatu elemen, semakin kuatkemampuan untuk memikul lentur. Variable dasar yang penting dalam desain adalah besar beban yang ada, jarak antara beban-beban dan perilaku kondisi tumouan balok, kondisi tumpuan jepit lebih kaku dari pada yang ujung- ujungnya dapat berputar bebas. Balok dengan tumpuan jepit dapat memikul beban terpusat ditengah bentang dua kali lebih besar dari pada balok yang sama tidak dijepit ujungnya.

2.7.2 Jenis-jenis Balok

Beberapa Jenis balok antara lain:

a) Balok sederhana bertumpu pada kolom di ujung-ujungnya, dengan suatu ujung bebas berotasi dan tidak memiliki momen tahan. Seperti strutkut statis lainnya, nilai dari semua reaksi pergeseran dan momen untuk balok sederhana adalah tidak tergantung bentuk ;penampang dan material.

(29)

26

b) Kantilever adalah balok yang diproyeksi atau struktur kaku lainnya didukung hanya pada satu ujung tetap.

c) Balok teritisan adalah balok sederhana yang memanjang dan melewati salah satu kolom tumpuannya. Balok dengan ujung-ujung tetap (dikaitkan kuat) menahan translasi dan rotasi

d) Bentangan tersuspensi adalah balok sederhana yang ditopang oleh teristisan dari dua bentangan dengan kontruksi sambungan pin pada momen nol.

e) Balok kontinu memanjang secara menerus melewati lebih dari dua kolom tumpuan untuk menghasilkan kekakuan yang lebih besar dan momen yang lebih kecil dari serangkaian balok tidak menerus dengan panjang dan beban yang sama.

2.7.3 Macam-macam Balok Macam-macam balok antara lain:

a) Balok kayu

Balok kayu menopang papan atau dek structural atau dec balok dapat di topang oleh balok induk, tiang, atau dinding penopang beban.

b) Balok baja

Balok baja menopang dek baja atau papan beton pracetak.Balok dapat di topang oleh balok induk (grider), kolom, atau dinding penahan.

c) Balok beton

Pelat beton yang dicor ditempat dikategorikan menurut bentangan dan bentuk cetakannya.

Dalam pengerjaan balok, bahan dan alat yang di gunakan sama dengan pengerjaan kolom. Hanya saja berbeda pada fungsinya. Balok dikerjakan pada saat pengecoran lantai dua setelah pemasangan bata pada lantai dasar selesai.

(30)

27 BAB III

HASIL KEGIATAN PELAKSANAAN 3.1 KEGIATAN UMUM

Selama praktek kerja lapangan berlangsung saya mengawasi pekerjaan kolom dan balok antara lain kolom utama dan kolom praktis, balok dan prinsip kerjanya, mengamati pekerjaan persiapan keduanya ( balok dan kolom), pekerjaan, pembesian tulangan balok dan kolom, bekisting, serta pengecoran dan perwatan kolom dan balok.saya mengawasi rumah II lantai dengan tipe 90 dengan luas bangunan 204 di tiap lantainya

Pada proses pengerjaan, lama waktu pengerjaan sekitar 24 hari, hal tersebut di karenakan berbagai kendala yang dihadapi seperti hujan, kehadiran tenaga kerja, material yang kadang lambat tersedia di lokasi, serta kerusakan alat saat pekerjaan. Adapun tahapan pekerjaan dari judul yang saya ambil sebagai berikut:

3.3.1 Pekerjaan perisapan

Pekerjaan persiapan diantaranya adalah penyediaan bahan atau material yang antara lain yaitu besi beton, pasir, agregat halus dan kasar, semen air PDAM, dan kayu bekisting. Setelah pekerjaan persiapan masuklah pada pekerjaan kolom terlebih dahulu baru setelah pekerjaan kolom selesai baru di lanjutkan pekerjaan balok (setelah pemasangan dinding bata baru proses pengecoran balok dilakukan). Adapun proses dalam pembuatan kolom dan balok yaitu:

3.3.2 Pekerjaan pengukuran

1. Pekerjaan Pengukuran Kolom

Setelah pekerjaan persiapan, kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan pengukuran.Pekerjaan pengukuran ini mencakup pengukuran dimensi kolom.Kemudian pengukuran terhadan luasan kolom. Pengukuran ini bertujuan untukmengetahui panjang dan lebar kolom untuk kebutuhan pengerjaan bekisting kolom. Pekerjaan pengukuran ini dilakukan juga bertujuan untuk tulangan bagian lapangan, tulangan bagian tumpuan, begel dan sengkang. Ukuran kolom yang digunakan pada rumah 2 lantai ini yaitu 15x30, dengan ukuran besi yang

(31)

28

digunakan yaitu besi 10 d dan besi 12 d untuk pengikat cincin. Sedangkan untuk begel dan sengkang digunakan besi 8 d.

2. Pekerjaan Pengukuran Balok

Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan ketinggian balok dan pelat. Agar bangunan simetris dan kuat.

3.3.3 Pekerjaan Pembesian 1. pekerjaan pembesian kolom

diawali dengan pemotongan dan pembengkokan besi. Untuk pekerjaan kolom pada perumahan The Shafa Residence Kota Batu ini perakitan tulangan di lakukan di luar tempat pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan kolom berjalan lebih cepat.

Gambar 3. 1 pekerjaan Pembesian

2. Pekerjaan pembesian balok.

Tahap pembesian pada balok sebagai berikut:

 untuk pembesian balok pada awalnya dilakukan pabriksasi di los besi kemudian diangkat mengunakan alat pengangkat ke lokasi yang akan di pasang.

(32)

29

 Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakan diatas bekisting balok dan ujung besi balok dimasukan kekolom

 Pasang beton decking untuk jarak selimut beton pada alas dan samping balok lalu diikat.

Gambar 3. 2 pekerjaan Pembesian balok

3.3.4 Pekerjaan Bekisting

Adapun syarat-syarat yang perlu dperhatikan pada saat pemasangan bekisting antara lain:

 Bekisting harus menghasilkan kontruksi akhir yang membentuk ukuran dan batas-batas sesuai dengan gambar rencana

Bekisting harus diberikan ilatan-ikatan secukupnya sehingga dapat terjamin kedudukan dan bentuk yang tetap

 Bekisting harus kokoh dan cukup rapat sehingga dapat mencegah kebocoran adukan

 Bekisting dalam keadaan lembab atau harus dibasahkan terlebih dahulu sebelum pengecoran dikerjakan agar air semen tidak meresap pada waktu pengecoran

 Pemasangan harus rapi dan kaku, sehingga setelah dibongkar akan memberikan bidang yang rata dan hanya sedikit memerlukan penghalusan serat celah-celah antara papan harus cukup sehingga pada waktu pengecoran tidak ada air pengecoran yang keluar.

(33)

30

 Pembongkaran bekisting dilakukan apabilah bagian kontruksi dengan system bekisting telah mencapai umur sesuai dengan beban yang diterima oleh kontruksi tersebut.

1. Pekerjaan Bekisting Kolom

Pada pekerjaan bekisting kolom dalam proyek ini menggunakan papan randu tebal 5 cm dan peyangga rangka kolom mengunakan bambu. Adapun langkah- langkah pembuatan bekisting kolom sebagai berikut:

 Menyiapkan alat dan bahan

Alat yang disiapkan antara lain palu, pensil, meteran, dan gergaji.Sedangkan bahannya adalah papan randu dan balok berukuran 10cm dan paku sebagai perekat.

 Memotong/gergaji papan randu dan balok kayu sesuai ukuran yang ditentukan.

 Merangkai bekisting kolom yang sudah dipasang sebelumnya

 Papan randu disambung dengan cara dipaku atau diikat dengan kawat pada balok-balok yag telah disiapkan sebelumnya.

 Mengecek kembali kekuatan bekisting yang telah dipasang

Gambar 3. 3 pemasangan bekisting kolom

Papan tebal 2 x20

(34)

31 2. Pekerjaan Bekisting balok

Adapun syarat-syarat yang perlu diperhatikan pada saat pemasangan bekisting antara lain:

1. Bekesting harus menghasilkan konstruksi akhir yang membentuk ukuran dan batas-batas sesuai dengan gambar rencana.

2. Bekesting harus kokoh dan cukup rapat sehingga dapat mencegah kebocoran adukan.

3. Bekesting harus diberi ikatan-ikatan secukupnya sehingga dapat terjamin kedudukan dan bentuk yang tetap.

4. Bekesting dalam keadaan lembab atau harus dibasahkan terlebih dahulu sebelum pengecoran dikerjakan agar air semen tidak meresap pada waktu pengecoran.

5. Pemasangan bekesting harus rapi dan kaku, sehingga setelah dibongkar akan memberikan bidang yang rata dan hanya sedikit memerlukan penghalusan serta celah-celah antara papan harus cukup rapat sehingga pada waktu pengecoran tidak ada air pengecoran yang keluar.

6. Pembongkaran bekesting dilakukan apabila bagian konstruksi dengan sistem bekisting telah mencapai umur sesuai dengan beban yang diterima oleh konstruksi tersebut. Apabila beban besar, sebaiknya dibuka setelah beton mencapai umur 28 hari. Apabila pada saat pembongkaran terjadi cacat, maka harus diperbaiki dengan melapisinya dengan campuran beton yang sama dengan yang telah ada.

Pemasangan bekisting balok akan dilaksanakan bersamaan dengan pemasangan bekisting plat lantai, tapi dikerjakan sesuai fungsi masing-masing. Pekerjaan pertama yang dilakukan untuk membuat bekisting balok adalah pemasangan gelegar akan mengikuti benang yang telah diukur sesuai permukaan balok.

Pada pekerjaan bekisting, ada beberapa balok yang tidak memerlukan penopang atau tiang perancah, yaitu pada bagian yang dibawanya pasangan dinding bata merah, karena penepatan tersebut lansung dinding bata yang menopangnya dan

(35)

32

hanya menggunakan papan setebal 2 cm untuk mengukur sesuai dimensi balok dan kasu usuk 5/7 untuk mengikat pada setiap ujung balok sehingga kuat dan tidak goyah atau bergeser pada saat pengecoran

Gambar 3. 4 pemasangan Bekisting Balok

3.3.5 Pekerjaan Pengecoran

1. Pekerjaan Pengecoran Kolom

Volume kolom = panjang x lebar x tinggi

Volume untuk tiap 1 kolom utama dengan ukuran 15x30 dengan tinggi 5 meter. Adalah sebagai berikut:

Volume kolom = panjang x lebar x tinggi = 0,15 m x 0,30 m x 5 m = 0,225

Jadi volume untuk tiap satuan kolom = 0,225

Dalam bangunan rumah tersebut ada 9 buah kolom utama. Jadi, volume untuk 9 buah kolom adalah:

Volume beton kolom utama = volume dalam 1 kolom ( ) x jumlah kolom = 0,225 x 9 buah

= 2,025

Volume kolom praktis/ pembantu 15 x 20 cm Volume kolom = panjang x lebar x tinggi

Jadi total volume beton kolom Utama = 2,025 𝑚

(36)

33 = 0,15 x 0,20 x 3 = 0,090

Jadi volume satu kolom praktis =0,090

Dalam pembangunan rumah tersebut terdapat 17 kolom pendukung jadi volume beton untuk 17 buah kolom pendukung adalah:

Volume beto kolom = volume dalam 1 kolom x jumlah kolom pendukung = 0,090 x 17 buah

= 1,530

Jadi total volume beton kolom = volume kolom utama + volume kolom pendukung/ praktis

= 3,555

Gambar 3. 5pekerjaan pengecoran kolom

Besi kolom Utama 15 x 30

Besi kolom Praktis 15 x 20

(37)

34

Pengecoran kolom dilakukan dengan cara manual yaitu dengan menggunakan tenaga manusia dan bantuan perlatanseperti gerobak sebagai alat pengangkutan campuran beton dari moleng ketempat pengecoran dan ember untuk menuangkan adukan beton kedalam cetakan beton yang telah disiapkan.

Pemadatan dan pengetran pada saat pengecoran tidak mengunakan alat pengeteran seperti vibrator tetapi dilakukan secara manual yaitu dengan menggunakan tenaga manusia. Mutu beton yang digunakan adalah k 250 dengan perbandingan campuran 1:2:3 yaitu 1 semen, 2 pasir dan 3 kerikil/koral.

Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam pengecoran kolom ini yaitu:

 Pembersihan lokasi yang akan di cor dari kotoran seperti kawat pengikat potongan kayu sehingga hal tersebut tidak mengganggu kondisi beton setelah cor

 Pemeriksaan bekisting untuk mengetahui bocor atau tidaknya bekisting tersebut agar menghasilkan beton sesuai dengan ukurannya.

 Proses penuangan adukan beton dilakukan bersamaan dengan proses pemadatan. Proses pemadatan beton dalam proyek ini adalah secara manual dengan menggunakan tongkat besi untuk pemadatan campuran dalam bekisting.

Dalam pengecoran kolom terdapat juga proses pengadukan campuran beton antara lain yaitu: 1semen, 2 pasir, 3 kerikil dan air dalam perbandingan yang telah ditentukan sehingga siap untuk dicetak. Pengadukan dapat mempengaruhi kualitas beton yang campurannya direncanakan dengan baik.

Meskipun perbandingan bahan dasar campuran beton sudah tepat tetapi kalau pengadukan kurang tepat hasilnya tidak akan baik seperti yang diharapkan. Kualitas beton sangat dipengaruhi oleh ketepatan komposisi campurannya. Beton yang digunakan dilapangan berbeda-beda tergantung dari fungsinya. Pada proyek pembagunan rumah tinggal mutu beton untuk kolom yaitu: K250.

(38)

35

SKSNI T-15-1991-03 pasal 3.11.16 ayat 4 menyatakan bahwa campuran diadukan dalam alat yang mampu untuk mengaduk secara mekanis dan beragitasi dengan menerus yang akan mendistribusikan semua bahan secara

2. Pekerjaan Pengecoran Balok

Dimensi Balok pada pekerjaan struktur pekerjaan perumahan ini adalah balok ukuran 10/20.

 Panjang balok Keseluruhan: 38,39 m

 Volume Balok:

= panjang balok x lebal balok x tinggi balok

= 38,39 m x 0,10 m x 0,20 m

= 0,7678

Jadi total volume balok beton adalah: 0,7678

Pengecoran balok dilakukan bersamaan dengan pengecoran pelat. Peralatan pendukung untuk pekerjaan pengecoran balok diantaranya yaitu: molen, vibrator, bucket dan papan perata. Dalam pengecoran pada perumahan The Shafa Residence ini dilakukan secara manual dengan kata lain menggunakan tenaga manusia, hanya campurannya saja yang di mol menggunakan molen/truk mixer.

Adapun langkah-langkah dalam pengecoran balok sebagai berikut:

a) Memasang batas pengecoran dengan menggunakan kawat, pengecoran dihentikan pada ¼ bentang dari tumpuan.

b) Lahan dibersihkan dari sampah-sampah kemudian disemprot dengan mesin compressor untuk menghilangkan debu.

c) Melakukan inspeksi sebelum pengecoran dilakukan.

d) Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete pump, kemudian beton readymix diratakan dengan penggaruk dan cangkul serta dipadatkan dengan menggunakan concrete vibrator secara merata

e) Pengecoran dihentikan pada batas zona pengecoran, kemudian diratakan dengan kayu perata diatas relat agar tinggi peil merata.

f) Setelah beton setengah kaku angkat relat dan ratakan bekas relat dengan menggunakan ruskam.

(39)

36

g) Untuk perawatan beton lantai, tebarkan karung goni basah dan disiram air selama 7 hari berturut-turut atau dengan cara spraying menggunakan curing compound.

h) Mutu beton yang digunakan adalah K-250

Gambar 3. 6 Pengecoran Plat lantai dan Balok

3.2 Perawatan Beton

Curing secara umum dipahami sebagai perawatan beton, yang bertujuan untuk menjaga supaya beton tidak terlalu cepat kehilangan air, atau sebagai tindakan menjaga kelembaban dan suhu beton, segera setelah proses finishing beton selesai dan waktu total setting tercapai. Tujuan pelaksanaan curing/perawatan beton adalah: memastikan reaksi hidrasi senyawa semen termasuk bahan tambahan atau pengganti supaya dapat berlangsung secara optimal sehingga mutu beton yang diharapkan dapat tercapai, dan menjaga supaya tidak terjadi susut yang berlebihan pada beton akibat kehilangan

(40)

37

kelembaban yang terlalu cepat atau tidak seragam, sehingga dapat menyebabkan retak. Waktu dan Durasi Pelaksanaan Curing

 Metoda dan lama pelaksanaan curing tergantung dari :

 jenis atau tipe semen dan beton yang digunakan, termasuk bahan tambahan atau pengganti yang dipakai

 jenis/tipe dan luasan elemen struktur yang dilaksanakan

 kondisi cuaca, suhu dan kelembaban di area atau lokasi pekerjaan

 penetapan nilai dan waktu yang digunakan untuk kuat tekan karakteristik beton (28 hari atau selain 28 hari, tergantung dari spesifikasi yang ditentukan oleh Konsultan Perencana/Desain)

 Kualitas dan durasi/lama pelaksanaan curing/perawatan beton berpengaruh pada :

 mutu/kekuatan beton (strength)

 keawetan struktur beton (durability)

 kekedapan air beton (water-tightness)

 ketahanan permukaan beton, misal terhadap keausan (wear resistance)

 kestabilan volume, yang berhubungan dengan susut atau pengembangan (volume stability : shrinkage and expansion)

3.3 Kendala Atau Hambatan Dalam Pelaksanaan Proyek Borobudur Adapun hambatan atau kendala yang di temui selama proses pembangunan perumahan The Shafa Residence tersebut yaitu sebagai berikut:

 Kekurangan pekerja pada saat pekerjaan pembesian

 Keterlambatan material proyek

 Keterlambatan penyediaan listrik serta air PDAM

 Cuaca kota Batu yang kurang bersahabat (hujan)

3.4 Solusi Atau Alternatif

Adpun solusi yang bisa dilakukan untuk kelancaran proyek tersebut sebagai berikut:

(41)

38

 Sebelum memulai proses pembangunan, harus menyediakan pekerja yang cukup atau memadai berdasarkan tingkat kesulitan masing- masing item pekerjaan

 Material proyek harus di kirimkan tepat waktu, atau pembelian satu kali semua meterialnya, hanya di simpan di gudang kerja, jadi saat habis bisa langsung digunakan.

 Listirk dan air merupakan peranan yag sangat penting dalam proses pembangunan. Diusahakan mengadakan/ menyediakan sebelum proses penggalian dan pemasangan bowplank

 Mengenai cuaca, tidak begitu bisa di minimalisir, karena berkaitan dengan alam yang tidak bisa ditentang oleh manusia.

 Untuk kondisi tanah ada baiknya di diamkan dulu atau di lakukan pengalian lebih awal sebelum pembangunan, agar tidak kesulitan saat proses pembangunan.

(42)

39 BAB IV

ESTIMASI BIAYA DAN TIME SCHEDULE

Adapun perhitungan biaya dari setiap item pekerjaan, dalam hal ini lebih di fokuskan pada perhitungan estimasi biaya dari pekerjaan kolom dan balok serta time schedule(waktu pengerjaan) pada pembangunan rumah dua lantai di daerah Batu, Kota Batu.

4.1 Perhitungan Volume Pekerjaan Pembesian 1. Perhitungan Volume Pekerjaan Pembesian kolom

Gambar 4. 1begel kolom

Gambar 4. 2 kolom beton Dan tulangannya 5 m

Kolom beton

Tulangan kolom 15/30

Diameter begel 6 mm

(43)

40

Dimensi beton 15/25 dengan rincian penulangannya:

 Tulangan 8 diameter 10,12 (tulangan utama atau pokok)

 Tulangan diameter 6 jarak 15cm (tulangan begel) Perhitungan volume 1m3 beton dengan ukuran 15/25

 1m3 beton = 1/(0,15 x 0,25) m (panjang beton 1m3, dimensi 15/25) = 26,67 27 m

 Asumsi yang digunakan panjang 1 lonjor besi = 12 m Panjang besi Tulangan yang dibutuhkan:

 Besi tulangan utama

Panjang besi diameter 10 = 4 buah x (27 m – 0,02 (selimut beton)) = 4 x 26,98

= 107,92 m

Panjang besi diameter 12 = 4 buah x (27 m – 0,02( selimut beton)) = 4 x 26,98

= 107,92 m

total panjang besi pokok = 107,92 m + 107,92 m = 215,84 m

Panjang besi dalam lonjor = 215,84/12 = 17,98 18 ljr

Panjang besi 10 per-lonjor = 7,40kg/ljr (dari table pembesian) Panjang besi 12 per-lonjor = 10,66 kg/ljr (dari table pembesian) Jumlah berat besi dalam 1m3 ukuran 15/25

= (7,40 kg/ljr + 10,66 kg/ljr) x 18 ljr

= 18,06 kg/ljr x 18ljr

= 325,08 kg/ljr

 Besi tulangan begel

Jumlah begel dengan jarak 15 cm deengan tingi kolom beton bertulangan 5 m sengkang yang dibutuhkan untuk 1 buah kolom yaitu:

(44)

41

= 5 m/ 0,15

= 33 buah sengkang

Untuk total kolom pada lantai satu ada 28 kolom, jadi total sengkang yang dibutuhkan untuk pembuatan tulangan kolom pada lantai yaitu

= 33 buah x 27 kolom = 891 buah sengkang

Panjang besi 1 buah sengkang 25cm + 25 cm + 15cm + 15cm = 80cm 0,8 m Panjang pembengkokan tulangan 5cm x 3 m = 15cm

Panjang total satuan begel = 80 + 15cm = 95cm 0.95 m Berat besi 6 per-lonjor = 2,66 kg/ ljr (mengunakan table) Jumlah panjang total = 0.95 m x 33 = 31,35/12

= 2,6125 3 batang Jumlah berat total begel = 2,6125 ljr x 2,66 kg/ljr

= 6,94925 kg

Jumlah berat isi total dalam 1 m3 beton ukuran 15/25 = 325,08 kg/ljr + 6,9425 kg

= 332,0225 kg

2. Perhitungan Volume Pekerjaan Pembesiaan Balok

Gambar 4. 3Detail Tulangan Balok 15/30

(45)

42

 Tulangan Pokok d12

 Panjang balok 15/30 = 38,39 m

 Terdapat 22 tulangan pokok d12

= 22 x 38,39 m

= 844,58

 1 lonjor besi = 12 m, maka jumlah tulangan pokok D12 yang dibutuhkan untuk balok 15/30

= 844,58 / 12 m

= 70,38 lonjor ( 71 lonjor )

 Berat Besi D12 per-lonjor = 10,66 kg/ljr (dari table pembesian)

= 71 ljr x 10,66 kg/ljr

=756,86 kg/ljr

 Tulangan sengkang (begel) d8

 Panjang balok 15/30 = 844,58

 Jarak antara sengkang 15 cm = 0,15

 Banyaknya sengkang :

= 844,58

= 5.631,53 buah

 Panjang besi untuk 1 buah sengkang:

= 11cm + 11cm + 26cm + 26cm + 6cm

= 80 cm

= 0,8 m

 Panjang besi begel:

= banyaknya sengkang x panjang besi untuk 1 buah sengkang = 5,631 buah x 0,8 m

= 4.504,42 m

 1 lonjor = 12 m jumlah tulangan sengkang D8 yang dibutuhkan untuk balok 15/30:

= 375,37 lonjor ( 375 lonjor)

(46)

43

 Berat besi D8 per-lonjor = 4,74 kg/ljr (dari table pembesian)

= 375 ljr x 4,74 kg/ljr

=1.777,5 kg/ljr

 Berat total pembesian Balok

= 756,86 + 1.777,5

= 2.543 kg

4.2 Perhitungan Volume Pekerjaan Bekisting 1. Perhitungan Volume Bekisting Kolom

Gambar 4. 4Sketsa Bekisting Kolom

Volume bekisting kolom = luas kolom x tinggi bekisting kolom x 4 (sisi triplek yang digunakan)

= (0,25m x 0,15m) x 5 m x 2 = 0,75

Jadi untuk menghitung volume pekerjaan bekisting kolom ialah luas kolom tripleks dikalikan tinggi kolom x 4 (jumlah sisi triplek yang digunakan) dengan hasil = 0,75 dari hasil tersebut dikalikan lagi dengan jumlah bekisting yang digunakan dalam bangunan tersebut sehinga hasil perhitungan volume bekisting = 20,25 .

(47)

44 2. Perhitungan Volume Bekisting Balok

Gambar 4.5 sketsa bekisting balok

 Material bekisting a. Tripleks

 Panjang balok 15/20 = 38,39 m

 Luas sisi balok.

 Luas sisi alas balok:

= 0,15 m x 38,39 m

= 5,578

 Luas sisi samping (dinding) balok:

= (0,20 m x 38,39 m) x 3 sisi

= 7,678

 Luas total:

= 5,578 + 7,678 = 13,256

(48)

45 4.3 Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP)

AHSP adalah perhitungan kebutuhan biaya tenaga kerja, bahan dan peralatan untuk mendapatkan harga satuan atas satu jenis pekerjaan tertentu.

Tabel 4. 1 Analisa Harga Satuan Pekerjaan

Nama Proyek : Pembangunan Perumahan The Shafa Residence Pemilik Proyek : PT Ridhana Makmur Bersama

1 M3 Pekerjaan Beton K 225 Bahan:

0.650 m3 Koral @ Rp. 250,000.00 Rp. 162,500.00 0.650 m3 Pasir Cor @ Rp. 900,000.00 Rp. 585,000.00 388.000 kg Semen @ Rp. 1,150.00 Rp. 446,200.00

Rp 1,193,700.00 Upah :

0.100 hari Kepala tukang @ Rp. Rp. -

1.000 hari Tukang Batu @ Rp. 110,000.00 Rp. 110,000.00 6.000 hari Pekerja @ Rp. 85,000.00 Rp. 510,000.00

0.300 hari Mandor @ Rp. Rp. -

Rp 620,000.00 Jumlah Rp 1,813,700.00 1 Kg Pembesian Dengan Besi Polos

1.050 kg Besi Beton Polos @ Rp. 10,851.06 Rp. 11,393.62 0.015 kg Bendrat @ Rp. 20,000.00 Rp. 300.00

Rp 11,693.62 Upah :

0.0003 hari Mandor @ Rp. Rp. -

0.007 hari Tukang Besi @ Rp. 85,000.00 Rp. 595.00

0.0007 hari Kepala Tukang @ Rp. Rp. -

0.007 hari Pekerja @ Rp. 70,000.00 Rp. 490.00

Rp 1,085.00 Jumlah Rp 12,778.62

1. M2 Bekisting Untuk Kolom dan balok Bahan :

0.045 m3 Kayu terentang @ Rp. 562,500.00 Rp. 25,312.50 0.030 kg Paku Balok @ Rp. 17,000.00 Rp. 510.00 0.100 lt Minyak Bekisting @ Rp. 5,000.00 Rp. 500.00

Rp 26,322.50 Upah :

0.026 hari Kepala tukang @ Rp. Rp. -

0.005 hari Mandor @ Rp. Rp. -

0.260 hari Tukang Kayu @ Rp. 85,000.00 Rp. 22,100.00 0.300 hari Pekerja @ Rp. 70,000.00 Rp. 21,000.00

Rp 43,100.00 Jumlah Rp 69,422.50

1 M3 Pekerjaan Kolom Struktur Beton K 225 Besi Polos

1.000 m3 Beton K 225 @ Rp. 1,813,700.00 Rp. 1,813,700.00 110.000 kg Besi polos @ Rp. 12,778.62 Rp. 1,405,647.87 5.000 m2 Bekisting @ Rp. 69,422.50 Rp. 347,112.50

Jumlah Rp. 3,566,460.37

ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN

(49)

46 5.3 Rencana Anggaran Biaya

RAB adalah Suatu acuan atau metode penyajian rencana biaya yang harus dikeluarkan dari awal pekerjaan dimulai hingga pekerjaan tersebut selesai dikerjakan. Rencana biaya harus mencakup dari keseluruhan kebutuhan pekerjaan tersebut, baik itu biaya material atau bahan yang diperlukan, biaya alat (Sewa atau beli), Upah Pekerja, dan biaya lainnya yang diperlukan. Secara garis besar RAB terdiri dari 2 Komponen utama yaitu, Volume pekerjaan dan Harga satuan Pekerjaan. Volume pekerjaan dapat diperoleh dengan cara melakukan perhitungan dari gambar rencana yang tersedia atau berdasarkan kebutuhan real di lapangan upah kerja dan harga satuan alat dengan kondisi setempat.

Tabel 4. 2 RAB Nama Proyek : Pembangunan Perumahan The Shafa Residence

Pemilik Proyek : PT Ridhana Makmur Bersama

SAT. VOL. BOBOT

I

1 Pembesian Kolom Kg 332.023 8.223

2 Pembesian Balok Kg 2543.36 62.988

II PEKERJAAN BEKISTING

1 Pemasangan bekisting Balok m2 13.256 1.784

2 pemasangan bekisiting kolom m2 20.25 2.725

III PEKERJAAN BETON

1 Pekerjaan Kolom K300 m3 1.215 8.398

2 Pekerjaan Balok m3 0.7678 5.307

3 Pekerjaan Kolom praktis K300 m3 1.530 10.575

TOTAL 100.00

NO

69,422.50

Rp Rp 920,264.66

Rencana Anggaran Biaya

URAIAN PEKERJAAN HARGA SATUAN TOTAL

PEKERJAAN PEMBESIAN

12,778.62 Rp

12,778.62

Rp Rp 32,500,623.39 4,242,788.37 Rp

69,422.50

Rp Rp 1,405,805.63

2,738,328.27 Rp 3,566,460.37

Rp 3,566,460.37 Rp

3,566,460.37 Rp

51,597,744.04 Rp

4,333,249.35 Rp

5,456,684.37 Rp

Referensi

Dokumen terkait