• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktik Kerja Lapangan Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Plat Lantai dan Tangga pada Pembangunan PT. Podo Rukun Nusantara

N/A
N/A
Gilberd Herdani Hau Pia

Academic year: 2025

Membagikan " Laporan Praktik Kerja Lapangan Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Plat Lantai dan Tangga pada Pembangunan PT. Podo Rukun Nusantara"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PENGAWASAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PLAT LANTAI DAN TANGGA PADA PEMBANGUNAN PT. PODO RUKUN NUSANTARA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Teknik Sipil

Oleh

ROYLISANDRO RENGGI TAY ( 2020520079 )

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FALKUSTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG

2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas berkat dan penyertaan-Nya sehingga penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan dengan judul “Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Plat Lantai dan Tangga Pada Pembangunan Permata Tunggul Wulung” ini dapat diselesaikan dengan baik.

Dalam melaksanakan dan menulis Laporan Praktek Kerja Lapangan ini penulis mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu, dengan hati yang tulus mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Ir. Hesti Poerwanto, M. Sc. , PhD Selaku Dekan Fakultas Teknik 2. Bapak Handika Setya Wijaya, S. Pd. , M. T Selaku Ketua Program Studi

Teknik Sipil.

3. Bapak M.SADILAH,, S.Pd,MT. Selaku Dosen Pebimbing.

4. Bapak Sonny Hariyanto Selaku Pembimbing Lapangan.

5. Kedua Orang Tua tercinta yang telah memberikan dukungan baik secara material maupun secara Spiritual. Serta teman – teman Teknik Sipil Angkatan 2020 yang selalu memberikan dukungan dan semangat dalam Penyusunan laporan ini dengan baik.

Penyusun menyadari bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan ini masih jauh dari sempurna. Untuk segala kritik dan saran yang bersifat positif dan membangun diharapkan dari semua pihak guna penyempurnaan lebih lanjut.

Akhir kata sebagai penyusun saya berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Teknik Sipil khususnya dan semua Masyarakat pada umumnya.

Malang, 3 Juni 2023

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

LEMBARAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI... ii

DAFTAR GAMBAR... iii

DAFTAR TABEL... v

BAB I...1

PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...2

1.3 Maksud dan Tujuan Pelaksanaan Pengawasan Praktik Kerja Lapangan...3

1.4 Manfaat Pelaksanaan Pengawasan Praktik Kerja Lapangan...3

1.5 Ruang Lingkup Pengawasan Praktik Kerja Lapangan...3

BAB II...5

DESKRIPSI PROYEK... 5

2.1 Kegiatan Umum ... 5

2.1.1 Nama Proyek... 5

2.1.2 Struktur Organisasi...6

2. 2 Peranan Pekerjaan (Job Desk)...7

2.2 .1 Kegiatan Khusus ...8

2. 3 Definisi Pelat Lantai dan Tangga...12

2. 3 . 1 Jenis – Jenis Pelat Lantai Dan Tangga...12

2.3 .2 Pengawasan ...12

2.4 Pengawasan...17

BAB III...18

HASIL KEGIATAN PELAKSANAAN ...18

3.1 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pelat Lantai...18

3.1.1 Pekerjaan Persiapan...18

3.1.2 Pekerjaan Bekisting...24

BAB IV... 33

ESTIMASI BIAYA DAN TIME SCHEDULE...33

4.1 Perhitungan Volume...33

(4)

4.1.2 knakdn...37

4. 2 Estimasi Biaya (Rencana Anggaran Biaya)...39

4.3 RAB...41

4.4 Time Schedule...43

BAB V...44

PENUTUP...44

5.1 Kesimpulan...44

5.2 Saran...45

DAFTAR PUSTAKA...46

LAMPIRAN 1...47

LAMPIRAN 2...47

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lokasi Proyek...6

Gambar 2.2 Site Plan Proyek...6

Gambar 2.3 Strutktur Organisasi PT.PODO RUKUN NUSANTARA...7

Gambar 3.1 Pemasangan Scaffolding...15

Gambar 3.2 Pemasangan Bekisting Plat Lantai...16

Gambar 3.3 Pemasangan Besi Plat Lantai...17

Gambar 3.4 Plat Lantai yang sudah di cor...18

Gambar 3.5 Bagian-bagian Tangga...20

(6)

DAFTAR TABEL

(7)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan infrastruktur konstruksi bangunan di era sekarang ini semakin hari semakin berkembang pesat, pembangunan didasari atas kebutuhan manusia akan tempat tinggal mereka. Hal ini juga tidak luput dari peran insinyur teknik sipil dimana mereka mempunyai sebagian peran dari proses pembangunan tersebut. Pekerjaan Teknik Sipil diantaranya adalah perencanaan, pelaksanan dan pengawasan.Perencanan memerlukan ahli analisis yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur, pelaksanan memerlukan konsep yang efektif dan efisien dalam memadukan antara bahan, struktur dan biaya. Sedangkan pengawasan di perlukan untuk mengontrol kesesusaian pelaksanan pekerjaan dengan waktu, volume dan biaya. Pengawasan Pekerjaan rumah dua lantai terdiri dari : pondasi, sloof, plat lantai, tangga, balok, kolom, dinding dan atap.

Plat lantai merupakan salah satu komponen struktur konstruksi pada suatu bangunan,baik itu gedung perkantoran maupun rumah tinggal biasa dan juga menjadi struktur konstruksi pada jembatan.Umumnya, pelat lantai dibangun dengan konstruksi beton bertulang sebagai dasar utamanya. Plat lantai adalah struktur yang pertama kali menerima beban, baik itu beban mati maupun beban hidup yang kemudian menyalurkannya ke sistem struktur rangka yang lain. Plat lantai berdasarkan sistem konstruksi materialnya dapat dibedakan menjadi bermacam-macam jenis, antara lain plat lantai kayu, plat lantai beton, plat lantai baja dan plat lantai yumen.

Sedangkan tangga merupakan sebuah konstruksi yang dirancang untuk menghubungi dua tingkat vertikal yang memiliki jarak satu sama lain. Konstruksi tangga pada perencanaan bangunan bertingkat seperti pada rumah atau bangunan umum perlu dirancang senyaman mungkin hal-hal yang harus diperhitungkan adalah beratnya sendiri, beban- beban bangunan (beban isi bangunan), gaya-gaya luar seperti: tekanan angin, gempa bumi, dan lain-lain.

Secara umum pengertian proyek merupakan sebuah kegiatan pekerjaan yang di laksanakan atas dasar permintaan dari seorang pembisnis atau pemilik

(8)

pekerjaan yang ingin mencapai suatu tujuan tertentu dan di laksanakan oleh pelaksana pekerjaan sesuai dengan keinginan dari pada pebisnis atau pemilik proyek dan spesifikasi yang ada. Dalam pelaksanan proyek. Sebuah proyek merupakan suatu usaha yang kompleks, tidak rutin, dibatasi oleh waktu, anggaran dan spesifikasi yang telah di rancang untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Sebuah proyek juga dapat di artikan sebagai upaya atau aktifitas yang di organisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran dan harapan penting dengan menggunakan anggaran dana serta sumber daya yang tersedia yang harus di selesaikan dalam jangka waktu tertentu.

1.2 Ruang Lingkup Pelaksaan Praktek Kerja Lapangan

Ruang lingkup pelaksanan pengawasan praktek kerja lapangan adalah kegiatan yang dilakukan dalam praktek kerja lapangan meliputi :

1. Metode pelaksanaan a. Plat Lantai

Metode pelaksanan pekerjaan Plat Lantai pada pembangunan perumahan Permata Tunggul wulung tersebut meliputi pemasangan scaffoding, pemasangan bekisting, pembesian, pengecekan, pengecoran, pembongkaran bekisting, dan perawatan.

b. Tangga

Metode pelaksanan pekerjaan Tangga pada pembangunan perumahan Permata Tunggul Wulung tersebut meliputi pemasangan bekisting, pemasangan tulangan, pengecoran, pembongkaran bekisting.

c. Kesesuaian jadwal pelaksanan pekerjaan Plat Lantai dan tangga

Kesesuain jadwal pelaksanan bertujuan untuk mengetahui kesesuain pelaksanan pengawasan yaitu, volume pekerjaan, metode pelaksanan maupun rencana anggaran biaya (RAB) apakah sesuai dengan jadwal yang telah ditargetkan.

d. Rencana Anggran Biaya(RAB)

Rencana Anggran Biaya (RAB) adalah suatu acuan atau metode penyajian rencana biaya yang harus di keluarkan dari awal pekerjaan di mulai, hingga pekerjaan tersebut selesai. secara garis besar RAB terdiri dari 2

(9)

komponen utama yaitu volume pekerjaan dan harga satuan. Volume pekerjaan dapat di peroleh dengan cara melakukan perhitungan dari gambar rencana yang tersedia atau berdasarkan kebutuhan real di lapangan, sedangkan harga satuan didapat dari analisa harga satuan dengan mempertimbangkan banyak hal di antaranya :

a) Harga dan bahan harus sesuai dengan kondisi di lapangan b) Faktor susut atau faktor kehilangan material

c) Upah tenaga kerja d) Biaya peralatan e) Biaya tukang f) Dan lain-lain 1.3 Rumusan Masalah

1. Apa itu Plat Lantai dan Tangga ?

2. Bagaimana metode atau cara yang digunakan dalam pekerjaan plat lantai dan tangga ?

3. Bagaimana kesesuaian jadwal pelaksanaan plat lantai dan tangga ? 1.4 Tujuan Pelaksanaan Pengawasan Praktek Kerja Lapangan

1. Untuk mengetahui plat lantai dan tangga dalam struktur bangunan.

2. Mengetahui metode/cara yang digunakan dalam proses pekerjaan plat lantai dan tangga.

3. Mengetahui kesesuaian jadwal pelaksanaan pekerjaan plat lantai dan tangga.

1.5 Manfaat Pelaksanaan Pengawasan Praktek Kerja Lapangan Adapun manfaat Praktek Kerja Lapangan (PKL) sebagai berikut :

A. Bagi Program Studi

1. Dijadikan bahan masukan untuk mengembangkan ilmu dibidang teknik sipil.

2. Menambah perbendaharaan kepustakaan yang berkaitan dengan materi perkuliahan terutama Praktek Kerja Lapangan (PKL).

(10)

3. Mendapatkan lulusan yang terampil dibidang kontruksi terutama dibidang pengawasan.

B. Bagi Mahasiswa

1. Memberikan sikap mental disiplin, tanggung jawab dan berbagai ketrampilan dilapangan.

2. Mahasiswa dapat membandingkan teori-teori yang didapat dari perkuliahan dengan praktek dilapangan.

3. Mahasiswa dapat menjelaskan pelaksaan pekerjaan plat lantai dan tangga.

(11)

BAB II

DESKRIPSI KEGIATAN

2.1 Kegiatan Umum 2.1.1 Defenisi Proyek

Proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang terbatas. Sehingga pengertian proyek konstruksi adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan infrastruktur (Tinta pena, 1995).

Adanya keterbatasan-keterbatasan dalam mengerjakan suatu proyek, maka sebuah organisasi proyek sangat dibutuhkan untuk mengatur sumber daya yang dimiliki agar dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang singkron sehingga tujuan proyek bisa tercapai. Organisasi proyek juga dibutuhkan untuk memastikan bahwa pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara yang efisien, tepat waktu dan sesuai dengan kualitas yang diharapkan.

Proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumberdaya yang terbatas. Sehingga pengertian proyek konstruksi adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan infrastruktur (Azwaruddin, 2008).

Pengawasan dalam manajemen konstruksi meliputi mutu fisik konstruksi, biaya dan waktu. Pengawasan dalam manajemen konstruksi memiliki beberapa fungsi antara lain :

1. Sebagai pengawasan mutu (quality control) untuk menjaga kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan.

2. Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi lapangan dan mengatasi kendala – kendala pada waktu pelaksanaan.

3. Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai, hal itu dilakukan dengan membuat laporan harian, mingguan dan bulanan.

4. Hasil evaluasi dapat dijadikan tindakan pengambilan keputusan terhadap masalah– masalah yang terjadi di lapangan

(12)

Sasaran manajemen konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen dan mengatur pelaksanaan pekerjaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimal sesuai dengan persyaratan (spesification).

Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:

1. Mutu bangunan (Quality Control) 2. Biaya yang digunakan (Cost Control)

3. Waktu pelaksanaan pekerjaan (Time Control).

2.1.2 Lokasi Proyek

Lokasi proyek Perumahan Permata Tunggul Wulung, Kecamatan Lowokwaru, Kabupaten Kota Malang, Jawa Timur.

Gambar 2.1 Lokasi Proyek

(13)

Gambar 2.2 Site Plan Proyek

2.2 Struktur Organisasi Proyek

STRUKTUR ORGANISASI KONTRAKTOR PELAKSANA PT. PODO RUKUN NUSANTARA

Gambar 2.3 Strutktur Organisasi PT. PODO RUKUN NUSANTARA

(14)

2.2.1 Tugas dan wewenang organisasi proyek 1. Komisaris

Tugas seorang pimpinan adalah Melakukan koordinasi dengan divisi marketing yang berkaitan dengan jadwal pembangunan rumah konsumen. Dari divisi marketing seorang pimpinan proyek mendapatkan informasi tentang proses pembelian oleh konsumen untuk kemudian ditindaklanjuti dengan mempersiapkan pembangunannya. Dengan divisi konstruksi seorang pimpinan proyek juga perlu berkoordinasi tentang rencana dan jadwal pembangunan fisik proyek, baik pembangunan unit maupun pembangunan fasum fasos proyek. Selain itu, pimpinan proyek terus berkoordinasi dengan divisi perencanaan berkaitan dengan desain dan perubahanny, gambar kerja, spesifikasi material dan lain-lain. Tak lupa ia juga melakukan koordinasi dengan divisi keuangan yang berkaitan dengan proses pembayaran pekerjaan.

2. Direktur

Adalah pembantu tugas Project Manager (Manager Proyek) yang bertanggung jawab dalam perencanaan teknis dan material konstruksi, termasuk menyediakan seluruh shiw drawing, membuat perhitungan konstruksi yang diperlukan, dan menentukan spesifikasi data teknis bahan dan volume pekerjaan konstruksi. Berikut ini tugas-tugasnya sebagai berikut :

1) Menyusun schedule, metode pelaksanaan dan breakdown aktivis bulanan dan mingguan

2) Mengkoordinasikan kepada pemilik proyek (owner) mengenai penentuan schedule material dan persetujuan bahan material apa saja yang akan digunakan dalam pekerjaan.

3) Menyusun dan menyediakan shop drawing

4) Menentukan cara pelaksanaan pekerjaan yang efektif dan murah

(15)

5) Melakukan supervise di lapangan mengenai pelaksanaan pekerjaan.

3. Manager Marketing

Tugas administrasi proyek ini adalah :

1) Melakukan seleksi atau perekrutan pekerja di proyek untuk pegawai bulanan sampai dengan spesialisasi keahlian masing- masing sesuai posisi organisasi proyek yang dibutuhkan

2) Pembuatan laporan keuangan atau laporan kas bank proyek, alporan pergudangan, laporan bobot prestasi proyek, daftar hutang dal lain-lain

3) Membuat dan melakukan vertifikasi bukti-bukti pekerjaan yang akan dibayar oleh owner sebagai pemilik proyek 4) Membuat laporan akuntasi proyek dan menyelesaikan

perpajanakn setra retreibusi.

4. Supervisor Marketing

Project manager adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk mengatur, merencanakan, dan melaksanakan project dengan berdasarkan anggaran dan penjadwalan. Project manager juga bertanggung jawab untuk memimpin tim, menentukan tujuan, berkomunikasi dengan para stakeholder, dan menyelesaikan project dari awal hingga akhir. Seorang project manager juga memiliki tugas dan tanggung jawab lainnya di antaranya:

1) Memulai proyek seperti memeriksa kelayakan dan menyusun anggaran, tim, dan sumber daya

2) Melaksanakan perencanaan yang mencakup penetapan tujuan dan sasaran, menentukan peran dan penjadwalan tugas agar sesuai dengan kebutuhan klien

3) Memimpin dan memotivasi tim proyek dan para pemangku kepentingan (stakeholder)

(16)

4) Mengelola proyek yang mencakup mengkoordinasikan tim proyek agar mereka tetap pada jalurnya dan menjaga proyek sesuai anggaran

5) Melakukan kegiatan pemantauan dan pengendalian untuk melacak kemajuan proyek

6) Mengidentifikasi dan mengelola risiko untuk memastikan proyek tepat waktu

7) Menerapkan perubahan yang diperlukan selama proses proyek

8) Membuat laporan secara teratur kepada manajemen dan klien

9) Mengevaluasi keberhasilan dan tantangan untuk meningkatkan pembelajaran untuk proyek berikutnya.

10)

5. Pimpinan Proyek

Orang yang bisa memperkirakan suatu biaya dalam sebuah proyek konstruksi. Seorang Estimator bisa mempersepsikan gambar 3 dimensi ke dua dimensi ataupun sebaliknya, dari 2 dimensi ke 3 dimensi. Estimator bisa memberikan informasi-informasi untuk perhitungan bangunan. Secara umum tugas-tugas seorang estimator adalah sebagai berikut:

1) Menganalisis pekerjaan 2) Menetapkan proses produksi

3) Memilih alat dan bahan sesuai spesifikasi pekerjaan 4) Menetapkan spesifikasi pekerjaan yang diterima 5) Mencari informasi perkembangan harga bahan 6) Menetapkan harga pokok

7) Memberikan alternatif harga kepada pimpinan

Selain itu, berikut ini adalah tugas-tugas pokok yang harus dikerjakan oleh estimator:

(17)

1) Menerima dokumen/drawing/spec dari atasan, klien atau divisi lain. kemudian melakukan penghitungan / calculation kebutuhan jumlah, spec dan harga material, scope of work, subkontraktor, man hours untuk keperluan biding (tender) berdasarkan dokumen tersebut.

2) Melakukan penghitungan MTO (material take off) dan Bill of Quantity (BoQ) untuk keperluan proyek.

3) Estimator membantu membuat surat penawaran (quotation) atau dokumen proposal lain untuk keperluan tender.

4) Menjalin hubungan/jaringan kerja kepada supplier/pabrik untuk mendapatkan informasi update harga, spesifikasi material yang nantinya digunakan untuk keperluan estimasi proposal tender.

5) Melakukan pengadministrasian dokumen-dokumen / surat-surat / drawing berkaitan dengan hasil estimasi proyek yang sudah dikerjakan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebagai dokumen arsip jika suatu saat nanti diperlukan.

6) Menjaga dan memelihara aset milik perusahaan, baik yang digunakan untuk dan /atau berkaitan dengan bidang tugas pekerjaannya maupun yang langsung berada di bawah tanggung jawabnya.

7) Melaksanakan kegiatan-kegiatan lain sesuai penugasan untuk kepentingan perusahaan secara menyeluruh.

(18)

2.3 Kegiatan Khusus

2.3.1 Definisi Pelat Lantai dan Tangga A. Definisi Pelat Lantai

Pelat Lantai adalah lantai yang tidak langsung terletak diatas tanah.

Dengan kata lain, pelat lantai merupakan tingkat pembatas antara lain bawah lantai di atasnya. Pelat lantai didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan.

Pada pelat lantai hanya diperhitungkan adanya beban tetap saja (penghuni, perabotan, berat lapis tegel, berat sendiri pelat) yang bekerja secara tetap dalam waktu lama. Sedangkan beban tak terduga seperti gempa, angin, getaran, tidak diperhitungkan.

B. Definisi Tangga

Tangga merupakan penghubung antara 2 bidang secara vertikal.

Pada rumah tingkat tentu saja membutuhkan tangga sebagai penghubung antar lantai. Ibu tangga, anak tangga, bordes dan railing dan baluster merupakan bagian-bagian tangga

Tangga bangunan merupakan jalur yang mempunyai undak-undak (trap) yang menghubungkan satu lantai dengan lantai di atasnya dan mempunyai fungsi sebagai mobilitas jalan untuk naik dan turun lantai tingkat

2.3.2 Jenis – Jenis Pelat Lantai dan Tangga A. Jenis-Jenis Pelat Lantai

 Pelat Lantai Kayu

Pelat lantai kayu ialah pelat lantai yang terbuat dari kayu.

Papan kayu yang dipakai umumnya memiliki ukuran lebar 20-30 cm, tebal 2-3 cm, dan panjang menyesuaikan. Kelebihan pelat lantai kayu di antaranya anggaran yang dikeluarkan relatif murah, gampang dibuat, dan bobotnya cukup ringan. Di sisi lain, kekurangannya yaitu hanya bisa diterapkan di konstruksi sederhana, bersifat permeable, gampang terbakar, tidak bisa dilapisi ubin, cenderung tidak awet, dan terpengaruh cuaca.

(19)

Gambar 2.4 Pelat Lantai Kayu Sumber Google

 Pelat Lantai Beton

Jenis pelat lantai ini dibuat dari beton bertulang dengan arah bidang horizontal yang terbuat dari campuran semen, pasir, kerikil, air, admixture. Ketentuan tentang pelat lantai ini tercantum dalam buku SNI I Beton tahun 1991 yang meliputi ukuran ketebalan minimal pelat lantai yaitu 12 cm dan 7 cm untuk pelat atap.

Aturan tebal pelat tersebut harus diisi dengan tulangan baja lunak atau baja sedang yang ditumpuk silang dengan diameter 8mm. Pastikan tulangan baja terbungkus beton dengan ketebalan minimal 1 cm. Sementara, untuk jarak ideal antar tulangan beton sekitar 2 kali tebal pelat yang digunakan.

Gambar 2.5 Pelat Lantai Beton Sumber Google

 Pelat Lantai Kayu Semen

(20)

Dikenal juga dengan nama pelat lantai yumen, jenis ini terbuat dari potongan kayu berukuran 80x90 cm yang dicampur dengan semen. Untuk membangunnya, pertama pasang kayu bengkirai ukuran 5/7 dengan jarak 40 cm. setelah itu pasang ring balok di atasnya lalu cor dengan beton. Lembaran kayu semen yang telah jadi kemudian disusun rapat di atas beton dan dipasang baut agar lebih kuat. Di sisi lain, jenis pelat satu ini ternyata masih baru dan belum banyak digunakan.

Gambar 2.6Pelat Lantai Kayu Semen Sumber Google

B. Jenis – Jenis Tangga

 Tangga Lurus

Bentuk tangga lurus merupakan bentuk tangga yang paling sederhana yang paling sederhana dan yang paling kuat. Tangga lurus juga merupakan bentuk tangga paling mudah digunakan termasuk untuk menaikkan barang dan bagi disabilitas yang menggunakan alat bantu.

(21)

Gambar 2.7 Tangga Lurus Sumber Google

 Tangga Berbelok (Letter L)

Tangga berbelok merupakan jenis tangga yang biasanya diletakkan di sudut ruangan. Tangga bentuk ini juga memiliki desain yang simpel dan cukup mudah dilalui meskipun masih cukup sulit dilalui jika mengangkut barang besar seperti kasur.

Gambar 2.8 Tangga Berbelok (Letter L) Sumber Google

 Tangga Berbalik (Letter U)

Tangga berbalik merupakan bentuk tangga yang cukup ringkas dan tidak memakan banyak ruang. Tangga ini dapat menghemat tempat, meskipun demikian tetap mudah dilewati.

Namun desain tangga ini juga memiliki kekurangan karena agak sulit dilewati ketika mengangkut barang seperti kasur atau lemari. Dalam membuat tangga ini dapat dibuat bordes datar atau dibuat bordes berbentuk seperti kipas.

(22)

Gambar 2.9 Tangga Berbalik (Letter U) Sumber Google

 Tangga Spiral

Bentuk tangga merupakan bentuk yang paling hemat tempat sehingga cocok diletakkan pada rumah kecil dengan ruang yang terbatas. Desain tangga dibuat melingkar untuk menghemat ruang tangga namun membuat pengguna harus berjalan memutar untuk melewatinya.

Kekurangan yang paling terlihat dari tangga spiral adalah kesulitan untuk mengangkut barang besar naik ke atas. Tangga spiral sebaiknya hanya dilalui oleh orang tanpa membawa banyak barang

Gambar 2.10 Tangga Spiral Lokasi Proyek

2.4 Pengawasan

Manajemen konstruksi meliputi mutu fisik konstruksi, biaya dan waktu.

Sedangkan Pengawasan dalam manajemen konstruksi memiliki beberapa fungsi antara lain:

(23)

a) untuk menjaga kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan, (quality control).

b) Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi lapangan dan mengatasi kendala - kendala pada waktu pelaksanaan.

c) Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai, hal itu dilakukan dengan membuat laporan harian, mingguan dan bulanan.

d) Mengevaluasi baik itu kinerja ataupun dari segi konstruksi dan hasil evaluasi dapat dijadikan tindakan pengambilan keputusan terhadap masalah - masalah yang terjadi di lapangan.

(24)

BAB III

HASIL KEGIATAN DAN PELAKSANAAN

3.1 Tahapan Kegiatan

3.1.1 Pekerjaan Plat Lantai

Plat lantai adalah lantai yang tidak langsung terletak di atas tanah.

Dengan kata lain, plat lantai merupakan tingkat pembatas antara lantai bawah dengan lantai di atasnya. Dalam pembuatannya, plat lantai disokong oleh balok yang bertumpu pada kolom bangunan.

Ketika menggunakan plat lantai untuk membangun rumah, ketebalannya bervariasi dan ditentukan oleh beberapa faktor antara lain:

1) Besar lendutan (lekungan ke bawah) yang diinginkan 2) Lebar jarak antara balok-balok penyangga

3) Bahan material konstruksi dan pelat lantai 4) Besar beban yang harus didukung.

Dari penjelasan di atas, kita telah mengetahui bahwa fungsi utama dari pelat lantai adalah sebagai pemisah antara lantai pertama dengan lantai kedua, ketiga, dan seterusnya. Tidak hanya itu, plat lantai juga memiliki fungsi lain yakni:

1) Mampu memperkuat struktur bangunan

2) Menerima beban yang akan disalurkan ke struktur lainnya 3) Sebagai peredam suara dari lantai atas ke lantai bawahnya 4) Tempat memasang kabel listrik dan lampu untuk lantai bawah 5) Menambah kekakuan bangunan dari arah horizontal

Dengan fungsinya yang cukup fundamental pada bangunan, plat lantai harus direncanakan dengan kaku, rata, lurus, waterpass (ketinggiannya sama dan tidak boleh miring).

Jenis plat lantai yang dgunakan pada pembangunan proyek kali ini adalah plat lantai beton. Jenis plat ini dibuat dari beton bertulang dengan arah bidang horizontal yang terbuat dari campuran semen, pasir, kerikil, air, admixture. Ketentuan tentang plat ini tercantum dalam buku SNI I

(25)

beton tahun 1991 yang meliputi ukuran ketebalan minimal plat lantai yaitu 12 cm dan 7 cm untuk plat atap. Aturan tebal plat tersebut harus diisi dengan tulangan baja lunak atau baja sedang yang ditumpuk silang dengan diameter 8mm. Perlu diperhatikan, apabila Anda menggunakan plat lantai beton, pastikan tulangan baja terbungkus beton dengan ketebalan minimal 1 cm. Sementara, untuk jarak ideal antar tulangan beton sekitar 2 kali tebal plat yang digunakan.

Pemasangan plat lantai terutama jenis beton tidak boleh sekadar memasukan material semen dan beton. Ada beberapa syarat yang harus Anda penuhi agar hasil konstruksi kuat dan tidak mudah roboh. Berikut penjabarannya:

1) Pastikan ketebalan plat lantai minimal 12 cm dan 7 cm untuk plat atap

2) Pasang tulangan baja menyilang dengan diameter minimal 8 mm 3) Untuk ketebalan plat lantai di atas 25 cm, struktur wajib dipasang

tulang rangkap atas dan bawah

4) Beri jarak tulang sejajar 2 kali tebal plat yang digunakan atau 2, 5- 20 cm

5) Pastikan tulangan baja dibungkus lapisan beton setebal minimal 1 cm.

A. Tahapan Pengawasan Plat Lantai di Lapangan 1. Persiapan

 Pekerjaan pengukuran ini sangat penting guna memastikan ukuran yang sama pada masing-masing konstruksi plat dan balok. Alat yang biasa digunakan adalah waterpass,meter,benang siku,dan lainnya.

 Pengukuran dilakukan guna mengetahui bahan yang dibutuhkan dan memastikan jarak antar konstruksi.

Sebelum melakukan pengukuran kita harus mempersiapkan peralatan dan bahan seperti usuk 5/7,triplex tebal 10 mm,benang,meteran,pensil,gergaji,palu,paku

(5cm,7cm,10cm)dan bondek

(26)

 Kawat

Kawat sangat penting di karenakan sebagai pengikat besi yang satu dengan yang lain

 Besi

Untuk pembuatan besi plat lantai biasa di rakit secara manual dan juga ada yang siap pakai biasanya dikenal dengan wiremesh.

2. Pemasangan Scaffolding

Scaffolding disusun secara berjajar bersama-sama dengan scaffolding untuk balok. Mengingat posisi plat lantai lebih tinggi daripada balok, maka scaffolding untuk plat pun harus lebih tinggi serta dibutuhkan main frame tambahan menggunakan joint pin.

Anda bisa memperhitungkan ketinggian scaffolding plat dengan mengatur bagian base jack dan U-head jack.

Gambar 3.1 Pemasangan Scaffolding

(27)

3. Pemasangan Bekisting

Pemasangan balok kayu 6/12 sebagai girder sejajar dengan arah cross brace. Kemudian pasang juga suri-suri dengan arah melintangnya di atas girder tersebut. Setelah itu, plywood dipasang sebagai alas dari plat lantai. Tak lupa, pasang pula dinding untuk tepi plat yang dijepit menggunakan siku. Plywood ini harus dipasang serapat mungkin untuk mencegah terbentuknya rongga yang menyebabkan kebocoran saat dilakukan pengecoran.

Agar beton yang sudah jadi nantinya tidak menempel pada bekisting, disarankan untuk mengolesi solar sebagai pelumas di semua bekisting yang sudah terpasang dengan rapat. Cara ini akan memudahkan kita dalam melakukan pekerjaan pembongkaran bekisting. Manfaat yang lainnya yaitu bekisting tersebut akan terhindar dari kerusakan yang fatal dan cenderung utuh sehingga masih dapat digunakan untuk pekerjaan yang selanjutnya.

Setelah proses pemasangan bekisting plat lantai telah selesai dilaksanakan, proses selanjutnya yaitu pengecekan hasil kerja. Lakukan pengecekan terhadap bekisting yang telah dipasang, terutama pemeriksaan tinggi level bekisting tersebut. Di sini Anda membutuhkan alat bantu yaitu waterpass untuk mengecek ketinggian bekisting. Jika hasilnya sudah sesuai dengan rencana, maka bekisting tersebut pun telah siap untuk digunakan.

(28)

Gambar 3.2 Pemasangan Kerangka dan bekisting Plat Lantai

4. Pemasangan besi plat lantai

Proses pembesian ini dilakukan secara langsung di atas bekisting plat. Untuk mempermudah pekerjaan, tulangan-tulangan besi dapat diangkat menggunakan tower crane untuk dipasang di atas bekisting plat. Lakukan perakitan tulangan besi ini dengan tulangan bawah terlebih dahulu. Setelah itu, pasang tulangan besi yang berukuran D100-200.

Pembesian berikutnya dilakukan secara menyilang, lalu ikat menggunakan kawat. Letakkan beton deking antara tulangan bawah plat dan bekisting alas plat. Kemudian pasang juga tulangan kaki ayam antara untuk tulangan atas serta bagian bawah plat. Lakukan proses ini sampai pekerjaan pembesian plat lantai selesai.

Gambar 3.3 Pembesian Plat Lantai

5. Pengecoran Plat lantai

Proses pengecoran plat lantai harus dilakukan bersama- sama dengan pengecoran balok. Peralatan pendukung yang digunakan untuk pekerjaan pengecoran balok antara lain bucket,

(29)

truck mixer, vibrator, lampu kerja, dan papan perata. Setelah engineer mendapatkan izin pengecoran dari konsultan pengawas, engineer kemudian menghubungi pihak beaching plan untuk mengecor sesuai dengan mutu dan volume yang dibutuhkan.

Pembersihan ulang area yang akan dicor dilakukan menggunakan air kompresor sampai benar-benar bersih. Bucket disiapkan dan dibersihkan dari debu atau sisa pengecoran sebelumnya. Setelah itu, siapkan satu keranjang dorong untuk mengambil sampel dan test slump cor yang diawasi oleh engineer dan pihak pengawas. Apabila sudah dinyatakan bagus, maka pekerjaan pengecoran pun telah siap untuk dilaksanakan.

Gambar 3.5 Proses Pengecoran Plat Lantai Beton

(30)

Gambar 3.6 Plat Lantai yang sudah di cor

6. Pembongkaran Bekisting

Pembongkaran bekisting harus dilakukan pada waktu yang tepat untuk memperoleh hasil beton yang berkualitas baik serta agar tidak merusak beton tersebut. Hal ini tidak terlepas dari fungsi bekisting tersebut, selain sebagai cetakan, berguna juga sebagai penunjang sampai beton benar-benar mengeras. Untuk pekerjaan plat lantai, pembongkaran bekisting dilaksanakan dalam waktu 4 hari setelah pengecoran. Sedangkan untuk pekerjaan balok, pembongkaran bekisting dilakukan setelah 7 hari pengecoran.

3.1.2 Pekerjaan Tangga

Tangga merupakan suatu sambungan yang dapat dilalui antara tingkat sebuah bangunan, dan dapat dibuat dari kayu, pasangan batu, baja, beton bertulan dan lain-lain. Statistik yang dikompilasi oleh Dewan Keamanan Nasional menunjukkan bahwa tangga adalah penyebab jumlah terbesar kecelakaan di rumah, kecelakaan ini dapat dikaitkan dengan berbagai faktor, yang tentu berada di luar kendali mereka yang merancang dan membangun tangga.

(31)

Teknik Keselamatan Departemen Biro Jasa Pekerja Nasional Kompensasi telah menyiapkan standar berikut sebagai saran untuk pembangun tangga untuk membantu menghilangkan beberapa penyebab yang bertanggung jawab untuk banyak kecelakaan, diantaranya:

1. Tangga harus bebas dari goncangan keras.

2. Dimensi bordes harus sama dengan atau lebih besar dari lebar tangga antara pegangan tangan dengan dinding.

3. Semua aantride dan optride dalam setiap anak tangga harus sama.

4. Semua tangga harus dilengkapi dengan substansial dan 36 inci pegangan tangan di ketinggian dari pusat dari tapak yang permanen.

5. Semua pegangan tangan harus memiliki sudut bulat dan permukaan yang halus dan bebas dari serpihan.

6. Sudut tangga dengan horisontal tidak boleh lebih dari lima puluh derajat dan tidak kurang dari dua puluh derajat.

7. Anak tangga tidak boleh licin, dan tanpa ada baut, sekrup, atau paku yang menonjol.

Pada konstruksi Proyek kali ini menggunakan tangga Tangga dengan konstruksi cor beton mengekspose papan anak tangga hanya dari satu sisi saja. Fungsinya hanya membungkus beton supaya secara estetika lebih indah, baik dibungkus semua atau hanya bagian atas (bagian pijakan/

steps) saja. Adapun ukuran tebal papan kayu adalah dari 1. 5 – 2. 5 cm, ukuran lebar dari 26 – 30 cm, sedangkan ukuran panjang menyesuaikan ukuran lebar tangga Anda. Tangga dengan konstruksi cor beton ini dapat memakai papan kayu baik dari papan kayu utuh maupun papan kayu sambungan.

Tulangan/ pembesian: Ukuran penampang tulangan/pembesian didasari atas perhitungan/ perencanaan dan pada umumnya untuk konstruksi tangga beton bertulang dipergunakan:

a. untuk pelat tangga:

 tulangan utama/pokok : Ø 8, Ø 10, Ø 12, D. 12

(32)

 tulangan pembagi : Ø 8, Ø 10 a. untuk balok:

 tulangan utama : D. 13, D. 16, D. 19

 beugel/sengkang : Ø 8, Ø10 b. untuk anak tangga:

 tulangan utama : Ø10, Ø 12, D. 12

 tulangan pembagi : Ø 8, Ø 10

Bagian-bagian tangga

Gambar 3.7 Bagian-bagian Tangga

(33)

a) Ibu Tangga:

Ibu tangga merupakan bagian tangga yang berfungsi mengikat anak tangga. Material yang digunakan untuk membuat ibu tangga misalnya antara lain, beton bertulang, kayu, baja, pelat baja, baja profil canal, juga besi. Kombinasi antara ibu tangga dan anak tangga misalnya, beton bertulang di padukan dengan anak tangga dari bahan papan kayu, bisa juga keduanya dari bahan baja, untuk ibu tangga menggunakan profil kanal untuk menopang anak tangga yang menggunakan pelat baja.

b) Anak Tangga:

Anak Tangga merupakan elemen dari tangga yang perlu perhatian cukup penting. Karena sering dilalui untuk naik turun pengguna, bahan permukaan anak tangga harus benar-benar aman, nyaman agar terhindar dari kemungkinan kecelakaan seperti terpeleset karna licin atau terlalu sempit. Anak tangga terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian horizontal (pijakan datar) dan vertical (pijakan untuk langkah naik). Ukuran lebar anak tangga untuk hunian berkisar antara 20-33 cm, dan untuk bagian vertical langkah atasnya berkisar antara 15-18 cm. Untuk ukuran tangga darurat biasanya bagian vertical mencapai 20 cm. Ukuran lebar tangga juga penting diperhatikan, untuk panjang atau lebar tangga pada hunian tempat tinggal adalah minimal 90 cm. sedangkan untuk tangga servis biasanya lebih kecil, yaitu 75 cm.

c) Railing:

Railing merupakan pegangan dari tangga. Material yang bisa digunakan bermacam jenis nya. Misalnya menggunakan pegangan dari bahan kayu, besi hollow bulat, baja, dan lain-lain. Terkadang saya juga sering jumpai tangga yang tanpa railing, dan ini penting untuk diperhatikan, misalnya menjaga anak-anak yang ingin menaiki tangga, jangan sampai terjatuh karena tidak ada railingnya. Ukuran pegangan railing tangga dengan ukuran diameter 3, 8 cm merupakan ukuran yang bisa mengakomodasi sebagian besar ukuran tangan manusia. Untuk kenyamanan pegangan tangga, perlu diperhatikan juga jarak antara railing pegangan tangga dengan jarak tembok, jarak 5 cm saya rasa sudah cukup.

(34)

d) Bordes:

Bordes biasa juga disebut Landing. Merupakan bagian dari tangga sebagai tempat beristirahat menuju arah tangga berikutnya. Bordes juga berfungsi sebagai pengubah arah tangga. Umumnya, keberadaan bordes setelah anak tangga ke 15. Kenyamanan bordes juga perlu diperhatikan, untuk lebarnya harus diusahakan sama dengan lebar tangga.

e) Baluster:

Merupakan penyangga pegangan tangga, biasanya bentuknya mengarah vertical. Material baluster bisa terbuat dari kayu, besi, beton, juga baja. Terkadang juga saya pernah melihat material baluster menggunakan kaca. Untuk keamanan dan kenyamanan pengguna tangga, usahakan jarak antar baluster tidak terlalu jauh, terutama untuk keamanan anak kecil. Untuk ukuran ketinggian baluster, standarnya kurang lebih antara 90-100 cm.

A. Tahapan Pengawasan Pekerjaan Tangga di Lapangan

1. Pada pekerjaan tangga ada 3 hal yang perlu dipersiapkan, yaitu : a) Pekerjaan Pengukuran

Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan ketinggian pelat. Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukur Waterpass.

b) Pembuatan Bekisting

Pekerjaan bekisting tangga pekerjaan pemasangan tulangan bordes dan badan tangga selesai, kemudian dipasang dinding tangga pada sisi yang lainnya dan dinding bordes diatas badan tangga. Bekisting dinding tangga dipaku dengan bekisting badan tangga.

c) Pabrikasi besi

Untuk tangga, pemotongan besi dilakukan sesuai kebutuhan dengan barcutter. Pembesian plat lantai dilakukan diatas bekisting yang sudah jadi.

(35)

2. Pemasanga Bekisting

Pekerjaan bekisting merupakan tahapan pekerjaan pada konstruksi tangga sebelulm pekerjaan penulangan. Bekisting sendiri berfungsi sebagai wadah atau cetakan untuk beton. Pekerjaan bekisting tangga menggunakan sistem semi konvensional. Sistem konvensional ini terlihat dengan adanya pemakaian plywood dan scaffolding. Adapun langkah – langkah pelaksanaan pekerjaan bekisting tangga adalah sebagai berikut :

 Sebelum pemasangan bekisting, pekerjaan pengukuran dan pekerjaan marking terlebih dahulu dilakukan, pekerjaan marking sebagai tanda untuk kemiringan tangga yang akan dipasang bekisting, dan juga marking untuk injakan dan tanjakan.

 Memasang jack base yang berfungsi sebagai penyangga utama untuk tetap menjaga mainframe berdiri kokoh menahan beban yang dipikul. Penggunaan jack base sebagai pengatur ketinggian atau elevasi scaffolding sesuai ketinggian yang telah direncanakan.

 Memasang mainframe sebagai struktur utama dari scaffolding itu sendiri

 Memasang cross brase sebagai pengikat antar mainframe untuk menjaga struktur scaffolding tetap kokoh dan berdiri tegak

 Memasang plywood dengan kemiringan yang telah direncanakan sebagai dasar plat tangga. Selanjutnya di pasang plywood pada bagian kanan dan kiri tangga untuk cetakan tannjakan

(36)

Gambar 3.8 Bekisting Tangga

3. Pekerjaan Pembesian Tangga

Tahap pembesian tangga, antara lain :

 Pembesian tangga diakukan langsung di atas bekisting tangga yang sudah siap. Besi tulangan diangkat dan dipasang di ata bekisting tangga

 Rakit pembesian dengan tulangan bawah terlebih dahulu.

Kemudian pasang tulangan ukuran tulanagn D10-200

 Selanjutnya secara menyilang dan diikat menggunakan kawat ikat

 Letakkan beton deking antara tulangan bawah plat dan bekisting atas plat. Pasang juga tulangan kaki ayam antara untuk tulangan atas dan bawah plat.

(37)

Gambar 3.8 Pembesian Tangga

4. Pengecoran Tangga

Pengecoran tangga dilakukan secara manual oleh pekerja, beton segar yang ada di kolam penampungan beton dibawa dengan ember secara estavet. Pemerataan beton segar yang dicetak dibekisting dilakukan secara manual menggunakan stik perata dan menggunakan mesin penggetar atau vibrator. Pemadatan ini bertujuan agar beton nantinya tidak terdapat rongga – rongga udara yang dapat membuat kekuatannya menurun. Semua kegiatan pengecoran harus dilakukan dibawah pengawasan oleh tim

(38)

pengawas. Pekerjaan pengecoran tangga dilakukan setelah penulangan telah selesai dikerjakan.

Gambar 3.10 Pengecoran Tang

(39)

BAB IV

ESTIMASI BIAYA DAN TIME SCHEDULE

4.1 Perhitungan Volume

4.1.1 Perhitungan Volume Plat Lantai

No Item Perhitungan Volume

1 Volume Plat Lantai

Beton Plat A1 dan A2

Panjang plat : 3 m Lebar plat : 3 m Tebal plat : 12 cm

Rumus : p x l x tebal plat lantai : 3 x 3 x 0,12 : 9 x 0,12 : 1,08 m3

Plat B

Panjang plat : 1,75 m Lebar plat : 1 m Tebal plat : 12 cm

Rumus : p x l x tebal plat lantai : 1,75 x 1 x 0,12 : 1,75 x 0,12 : 0,21 m3

Plat C

Panjang plat : 1,75 m Lebar plat : 2 m Tebal plat : 12 cm

Rumus : p x l x tebal plat lantai : 1,75 x 2 x 0,12 : 3,5 x 0,12 : 0,42 m3

Plat D

1,08 m3

0,21 m3

0,42 m3

(40)

Panjang plat : 1,25 m Lebar plat : 2 m Tebal plat : 12 cm

Rumus : p x l x tebal plat lantai : 1,25 x 2 x 0,12 : 2,50 x 0,12 : 0,3 m3

Plat E1 dan E 2 Panjang plat : 0,45 m Lebar plat : 1 m Tebal plat : 12 cm

Rumus : p x l x tebal plat lantai : 0,45 x 1 x 0,12 : 0,45 x 0,12 : 0,054 m3

Plat F

Panjang plat : 2,35 m Lebar plat : 1,20 m Tebal plat : 12 cm

Rumus : p x l x tebal plat lantai : 2,35 x 1,20 x 0,12 : 2,82 x 0,12 : 0,33 m3

Total Volume = A1 + A2 + B + C + E1 + E2 + F = 3,528 m3

0,3 m3

0.054 m3

0,33 m3 3,528 m3 2 Perhitungan Besi Besi arah X : Lebar (6 m)

Besi arah Y : Panjang (6 m) Jarak antar besi : 15 cm

Besi arah X : 6 m = 600 cm

(41)

: 600cm 15cm : 40 bh

( 40 x 6 ) / 12 m / lonjor : 240m 12m/lonjor

:

20 Dibutuhkan 20 lonjor ukuran Ø 12 Besi arah Y : 6 m

: 600 cm :600cm

15cm : 40 bh

( 40 x 6) / 12 m/lonjor : 240 ÷ 12 m/lnjr = 20

Dibutuhkan 20 lonjor Ø 12.

40 lnjor

3 Volume Bekisting Luas Plat Lantai : 6 x 6 : 362

Jadi triplek yang digunakan ukuran 1,22 m x 2,44 m jadi, luas triples adalah 2,9768 m2. Jadi jumlah triplek yang diperlukan

:

2,976836

: 12,10 = 13 lembar

13 lbr

4 Kebutuhan Material Beton dengan campuran 1 : 2 : 3 Volume 1 zak semen : 0,024 m3

Ukuran plat lantai : 4,32 m3 dengan 0,024 m3 semen

Semen PC : 1

6x4,32 = 0,72 m3

(42)

: 0,72

0,00048 = 1.500 kg : 1.500

40 = 37,5

Pasir : 2

6x4,32 : 1,44

Kerikil : 3

6x4,32 : 2,16

Kawat Bendrat : 10% dari berat besi beton : 40 lonjor x 7,40 kg/lnjr 10mm

: 296 kg

: 1,5% x 296 kg : 4,44 = 5 kg atau 5 rol Paku : 362 x 0,3 kg

: 10,8

Besi 12 mm : Arah X dan arah Y : 20+ 20

Kayu usuk 5/7 : Panjangg 4 meter : 4,32 (4 x 0,5 x 0,7) : 4,32 (1,4)

: 6,048

38 sak

2 m3

3 m3

5 rol

11 kg

40 lnjr

7 btng

(43)

4.1.2 Perhitungan Volume Tangga

No Item Perhitungan volume Volume

1 Volume Tangga

Tebal plat beton : 12 cm = 0,12 m Tinggi trap : 21 cm = 0,21 m

Lebar : 30 cm = 0,30 m

Panjang : 100 cm = 1 m

Jumlah anak tangga : 16 buah Luas tangga : 16 x 0,30 x 1

: 4,8 m3 Jadi, volume tangga beton

: 4,8 m3 x 0,12 : 0,1728 m3

 Volume anak tangga beton

: (1/2 x 0,21 m) x (0,30 x 1) x 16 buah : 0,105 x 0,30 x 16 buah

: 0,504 m3

 Volume Bordes : (1 m x 1 x 0,21) : 0,21 m3

Total volume beton tangga

: 0,1728 m3 + 0,504 m3 + 0,21

0,1728 m3

0,8868 m3 2 Perhitungan Besi

 Besi arah X

: 3,25 m : 325cm 15cm

:

21,7

: 22 lonjor Ø 12

 Besi arah Y : 0,90 m : 90cm

15cm

(44)

: 6 Buah

: ( 6 buah x 0,90) x 2 lapis : 10,8 m

: 0,75 x 2 lapis : 2 lonjor Ø 12 Total : X + Y

: 22 + 2

: 24 lonjor Ø 12 24 lnjr

3 Volume Bekisting  Pelat : (3,50 m x 2m ) + (0,21 x 3,50 m) x 2 sisi

: 7,73 m

 Pelat Tangga : (1

2 x 0,21 x 0,30) x 16 x 2 sisi

: 1,008 m : 7,73 + 1,008 : 8,738 m2

Jadi, tripleks yang digunakan ukuran 1,22 x 2,44

Luas tripleks adalah 2,9768 m2

Jumlah tripleks yang diperlukan adalah 8,738

2,9768 = 2,93 = 3 lembar

7,73 m

8,738 m

3 lbr 4 Kebutuhan

Material Beton dengan campuran 1:2:3 Volume 1 zak semen : 0,024 m3 Ukuran plat tangga : 54,73 m3 Semen PC : 1

6x54,73 : 2,208

Pasir : 2

6x54,73

Kerikil : 3

6x54,73

3 sak 16,4 m3

27,36 m3

(45)

Kawat Bendrat : 10% dari berat besi beton : 1,5 x 10%

Kayu usuk 5/7 : panjang 4 meter : arah X (lebar) : 325/50

: 6,8 batang : arah Y (panjang) : 90/50

: 1,8 batang Total kayu usuk : 6,8 + 1,8

: 8,3 batang

15 kg

9 btng

4.2 Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP)

Analisa harga satuan pekerjaan adalah suatu metode perhitungan harga satuan pekerjaan konstruksi yang berupa perkalian kebutuhan bahan, upah, dan peralatan dengan harga bahan bangunan, standar upah pekerja dan harga sewa / beli peralatan untuk menyelesaikan per satuan pekerjaan. Angaka koefisien dapqat mempengaruhi analisa harga satuan pekerjaan yang dimana menunjukkan nilai satuan bahan, alat, dan upah tenaga kerja yang dapat digunakan sebagai acuan untuk merencanakan atau mengendalikan biaya suatu pekerjaan. Perhitungan analisa harga satuan pekerjaan dapat di lihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1 Analisa Harga Satuan Pekerjaan I. PEKERJAAN PLAT LANTAI

1 m3 bekisting

Kebutuhan Sat Indeks

Harga Satuan Bahan/Upah

(Rp)

Jumlah Harga (Rp)

Bahan Tripleks kg 0,350 98.000,00 34.300

Kayu usuk 5/7 Kg 0,030 1.800.000,00 54.000

Paku liter 0,400 18.000,00 7.200

Tenaga Pekerja Oh 0,660 149.000,00 98.340

(46)

Kepala tukang Oh 0,033 157.000,00 5.181

Mandor Oh 0,033 165.000,00 5.445

Jumlah harga per satuan pekerjaan 253.466

Profit 15% 38.019

Total Harga + Profit 291.485

1 kg pembesian

Kebutuhan Sat Indeks

Harga Satuan Bahan/Upah

(Rp)

Jumlah Harga (Rp)

Bahan Besi 12 mm kg 1,500 13.000,00 19.500

Kawat bendrat kg 0,150 15.000,00 2.250

Tenaga Pekerja Oh 0,070 149.000,00 10.430

Tukang Oh 0,070 149.000,00 10.430

Kepala tukang Oh 0,007 157.000,00 1.099

Mandor Oh 0,004 165.000,00 660

Jumlah harga per satuan pekerjaan 43.271

Profit 15% 6.490

Total Harga + Profit 49.761

1 m3 pengecoran

Kebutuhan Sat Indeks

Harga Satuan Bahan/Upah

(Rp)

Jumlah Harga (Rp)

Bahan Pasir kg 692 204,00 141.168

Semen sak 384 1.200,00 460.800

kerikil kg 1,039 204,00 211.956

Tenaga Pekerja Oh 1,650 149.000,00 245.000

Tukang Oh 0,275 149.000,00 40.975

Kepala tukang Oh 0,028 157.000,00 4.393

Mandor Oh 0,083 165.000,00 13.000

Jumlah harga per satuan pekerjaan 1.117.292

Profit 15% 167.593

Total Harga + Profit 1.284.872

II. PEKERJAAN TANGGA 1 m2 bekisting

Kebutuhan Sat Indeks

Harga Satuan Bahan/Upah

(Rp)

Jumlah Harga (Rp) Bahan Kayu usuk 5/7 m3 0,030 1.800.000,00 54.000

Paku kg 0,400 18.000,00 7.200

Tripleks m3 0,350 98.000,00 34.300

Tenaga Pekerja Oh 0,660 149.000,00 98.340

Tukang kayu Oh 0,330 149.000,00 49.000

Kepala tukang Oh 0,033 157.000,00 5.181

Mandor Oh 0,033 165.000,00 5.445

Jumlah harga per satuan pekerjaan 253.466

(47)

Profit 15% 38.019 Total Harga + Profit 291.485

1 kg pembesian

Kebutuhan Sat Indeks

Harga Satuan Bahan/Upah

(Rp)

Jumlah Harga (Rp)

Bahan Besi 12 mm kg 10,500 13.000,00 19.500

Kawat bendrat kg 0,150 15.000,00 2.250

Tenaga Pekerja Oh 0,070 149.000,00 10.430

Tukang batu Oh 0,070 149.000,00 10.430

Kepala tukang Oh 0,007 157.000,00 1.099

Mandor Oh 0,004 165.000,00 660

Jumlah harga per satuan pekerjaan 43.271

Profit 15% 6.490

Total Harga + Profit 49.761

1 m2 pengecoran

Kebutuhan Sat Indeks

Harga Satuan Bahan/Upah

(Rp)

Jumlah Harga (Rp)

Bahan Kerikil kg 1.039 204,00 211.956

Semen kg 384 1.200,00 460.800

Pasir m3 692 204,00 141.204

Tenaga Pekerja Oh 1,650 149.000,00 245.850

Tukang batu Oh 0,275 149.000,00 40.000

Kepala tukang Oh 0,028 157.000,00 4.393

Mandor Oh 0,083 165.000,00 13.695

Jumlah harga per satuan pekerjaan 1.117.898

Profit 15% 167.593

Total Harga + Profit 1.284.872

4.3 Rancangan Anggaran Biaya (RAB)

Rencana anggaran biaya adalah perhitungan kebutuhan biaya bahan dan upah yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tertentu.

Pembuatan RAB bertujuan untuk mengetahui harga setiap item pekerjaan sebagai acuan untuk mengeluarkan biaya-biaya dalam masa pelaksanaan.

Tujuan lainnya yaitu agar bangunan yang akan didirikan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Adapun Fungsi RAB yaitu sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan dan sebagai alat pengontrol pelaksanaan pekerjaan.

(48)

Tabel 4.4 Rancangan Anggaran Biaya Plat Lantai

No Pekerjaan Vol. Sat Harga

Satuan Jumlah Harga I Pekerjaan Pelat Lantai

1 Pekerjaan Bekisting 36 m2 409.727 14.750.172

2 Pekerjaan Pembesian 428 kg 49.761 21.297.708

3 Pekerjaan Pengecoran Beton 3,528 m3 1.284.872 4.533.028 Sub Total 40.580.908 II Pekerjaan Tangga

1 Pekerjaan Bekisting 8,738 m2 409,727 3.580.194

2 Pekerjaan Pembesian 256,8 kg 49.761 12.778.624

3 Pekerjaan Pengecoran Beton 0,1728 m3 1.284.872 222.025 Sub Total 16.580.843 JUMLAH TOTAL 57.161.751 Jadi, RAB Plat Lantai dan Tangga didapatkan jumlah total Rp 57.161.751 4.4 Time Schedule

Kurva S ialah grafik yang berhubungan antara waktu pelaksanaan proyek dengan nilai akumulasi progres pelaksanaan proyek mulai dari awal sampai proyek selesai. Kurva S sendiri memang tidak asing bagi penyelenggara proyek.

Kebanyakannya kurva S untuk perencanaan dan monitoring proyek, baik dari pemerintahan maupun swasta. Serta merupakan suatu kurva yang dipakai untuk menunjukkan interkasi anatara nilai komulatif anggaran atau jam-orang (man hours) yang sudah digunakan atau persentase penyelesaian pekerjaan terhadap waku. Kurva S menggambarkan kemajuan volume pekerjaan yang terselesaikan sepanjang berlangsungnya proyek.

Tabel 4.6 Time Schedule

(49)

BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN

Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan pada proyek pembangunan Perumahan Permata Tunggul Wulung, Kecamatan Lowokwaru, Kabupaten Kota Malang, Jawa Timur. Penulis menyimpulkan bahwa pelaksanaan tidak selamanya sesuai yang direncanakan atau jadwal time schedule karena dipengaruhi oleh masalah-masalah yang terjadi di lapangan. Keberhasilan melaksanakan proyek sampai pekerjaan strukturnya selesai merupakan wujud nyata dari pengalaman - pengalaman kontraktor sebelumnya sehingga selesai dengan hasil yang baik dan berkualitas, sehingga sangat bermanfaat bagi penulis karena dapat melihat dan mempraktekan langsung dari teori yang didapatkan di dalam bangku kuliah.

Selama melaksanakan kegiatan praktek kerja lapangan Perumahan Permata Tunggul Wulung, Kecamatan Lowokwaru, Kabupaten Kota Malang, Jawa Timur, ada banyak manfaat yang dapat penulis pelajari, baik itu pengalaman, pengetahuan, kedisiplinan, dan yang terkait dalam dunia kerja.

Dari praktek juga penulis bisa lebih memahami apa dan bagaimana proses pelaksanaan kerja di lapangan seperti proses pelaksanaan pekerjaan pembangunan Perumahan Permata Tunggul Wulung, Kecamatan Lowokwaru, Kabupaten Kota Malang, Jawa Timur, dan materi-materi yang penulis pelajari di bangku perkuliahan. Dengan demikian ketika saya

(50)

berhadapan langsung dengan dunia kerja baik sesuai profesi di bidang teknik sipil maupun lainnya saya sudah siap. Dari hasil pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan pada pembangunan Perumahan Permata Tunggul Wulung, Kecamatan Lowokwaru, Kabupaten Kota Malang, Jawa Timur, penulis dapat menyimpulkan bahwa :

Pekerjaan Pelat Lantai dan Tangga pada pembangunan Perumahan Permata Tunggul Wulung, Kecamatan Lowokwaru, Kabupaten Kota Malang, Jawa Timur.

1. meliputi beberapa tahapan :

 Pekerjaan persiapan

 Pemasangan bekisting

 Pembesian / Pemasangan tulangan

 Pengecoran

 Pembongkaran bekisting

2. Dari hasil pembahasan diatas total biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan Pelat Lantai dan Tangga pada pembangunan Perumahan Permata Tunggul Wulung, Kecamatan Lowokwaru, Kabupaten Kota Malang, sebagai berikut :

 Pekerjaan Pelat Lantai dengan anggaran biaya sebesar Rp.

12.393.461

 Pekerjaan Tangga dengan anggaran biaya sebesar Rp. 4.407.310

 Jadwal rencana pelaksanaan pekerjaan Plat Lantai adalah 10 hari dan terealisasi dalam waktu 5 hari

 Jadwal rencana pelaksanaan pekerjaan Tanga adalah 10 hari dan terealisasi dalam waktu 5 hari

5.2 SARAN

Setelah melihat keadaan dilapangan, dimana telah dilaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL), maka pada pembangunan Perumahan Permata Tunggul Wulung, Kecamatan Lowokwaru, Kabupaten Kota Malang, ini, juga tidak terlepas dari berbagai kualiatas dan hambatan selama pekerjaan

(51)

berlangsung. Untuk mengatasi kesulitan dan hambatan tersebut, hal-hal yang perlu di perhatikan adalah :

 Ketelitian dalam melakukan suatu pekerjaan sangat dibutuhkan mengingat resiko yang akan mempengaruhi suatu pekerjaan sangatlah besar.

 Pengelolaan dan manajemen yang baik sangat mutlak bagi suatu proyek dalam mengontrol dan mengendalikan situasi dan kondisi di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] J. S. dan N. M. Pratikto, “PLAT LANTAI PRACETAK DENGAN BETON RINGAN,” POLITEKNOLOGI VOL, vol. 15, no. 1, 2016.

[2] P. Ravelino* and 1, “Kajian Tingkat Kenyamanan dan Kemudahan Penggunaan Tangga di Fakultas Teknik Universitas Lancang Kuning,” J. Karya Ilm.

Multidisiplin, vol. 2, no. 1, p. 55, 2022.

[3] F. Tunas and R. L. I. Jermias Tjakra, “METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN BALOK DAN PLAT LANTAI DUA PADA PEMBANGUNAN MALL PELAYANAN PUBLIK (MPP) MANADO,” J. Sipil Statik, vol. 8, no. 6, p. 901, 2020.

[4] P. D. S. MAYANTI1* and NURMAIDAH2, “Evaluasi Perencanaan Pelat Lantai Pada Gedung Yayasan Pendidikan Saffiyatul Amaliyyah Jalan Kemuning Medan,” J. REKAYASA Konstr. Mek. SIPIL, vol. 04, no. 01, p. 9, 2021.

[5] Mahfud, “Analisa Plat Lantai Dasar Gedung Serbaguna Politeknik Negeri Balikpapan,” J. Teknol. TERPADU, vol. 4, no. 1, p. 48.

[6] G. Sual and A. K. T. D. Tisano Tj. Arsjad, “METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGECORAN PLAT LANTAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN LUWANSA HOTEL AND CONVENTIONS JL.

PUMOROW KEC. WANEA MANADO PROVINSI SULAWESI UTARA,” J.

Sipil Statik, vol. 8, no. 6, p. 943, 2020.

[7] J. P. 1) and dan I. K. S. 3) , I Komang Alit Astrawan Putra 2), “ANALISA CASH FLOW KONTRAKTOR BERDASARKAN TIME SCHEDULE PADA PROYEK

(52)

PEMBANGUNAN GEDUNG LANTAI III (6 RKB, TANGGA) SDN 2 PANJER, DENPASAR,” J. Tek. Gradien, vol. 14, no. 02, p. 49, 2022.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan ini berdasarkan hasil praktik yang telah Praktikan kerjakan di PT Sarana Pancakarya Nusapada divisi Administrasi Dewan

Menyatakan bahwa Laporan Kerja Praktik berjudul Metode Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Kolom, Balok, dan Pelat Lantai Pada Proyek Pembangunan Balai Kesehatan Ibu dan

Laporan akhir ini disampaikan kepada Pejabat Penandatangan Kontrak (PPK) Bidang Bina Marga sebagai gambaran pelaksanaan kegiatan supervisi dilapangan oleh CV. Buana Telaga Consultant atas pekerjaan paket 2 pengawasan pembangunan jalan Kabupaten Mamuju tahun anggaran

Laporan Praktik Kerja Lapangan Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak Restoran Oleh Suku Badan Pendapatan Daerah Jakarta Utara dan Kabupaten Kepulauan

Laporan Praktik Lapangan Industri tentang sistem AMR di PT PLN (Persero) UP3

Laporan praktik kerja lapangan prosedur audit atas kas dan setara kas di PT

Laporan praktik kerja lapangan di PT PLN (Persero) Rayon

Laporan praktik kerja lapangan mahasiswa Prodi Teknik Pertambangan Batubara di PT Ulima Nitra