• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktik Kerja Lapangan Prosedur Audit Atas Kas dan Setara Kas PT BKMG

N/A
N/A
Ulfa Purbaningrum

Academic year: 2024

Membagikan "Laporan Praktik Kerja Lapangan Prosedur Audit Atas Kas dan Setara Kas PT BKMG"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PROSEDUR AUDIT ATAS KAS DAN SETARA KAS PT BKMG OLEH KAP THOMAS, BLASIUS, WIDARTOYO & REKAN

Diajukan Oleh:

IRNA RACHMAWATI NIM: 1401000005

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI PERPAJAKAN

INSTITUTE KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATKA ASIA (ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)

PERBANAS JAKARTA

2017

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini, yang merupakan salah satu persyaratan akademik untuk menyelesaikan studi D-III Akuntansi Perpajakan Perbanas Institute, dengan tepat waktu.

Penulis merasa bahwa banyak sekali pengalaman yang diperoleh selama menjalani semester akhir yang sebagian besar diisi oleh kegiatan magang di KAP Thomas, Blasius, Widartoyo & Rekan. Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah turut serta dalam penyelesaian tugas akhir ini. Sebab tanpa bantuan banyak pihak, tugas akhir ini tidak dapat terselesaikan tepat waktu. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan untaian kata sebagai ungkapan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Marsudi Wahyu Kisworo, selaku Rektor Perbanas Intitute.

2. Dr. Hidajat Sofyan Widjaja, S.E., M.M., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Perbanas Institute.

3. Drs. Edy Sukarno, Ak., M.M., CA selaku Ketua Prodi D-III Akuntansi Perpajakan dan meragkap sebagai dosen pembimbing magang atas kesediaan beliau di sela kesibukannya yang masih berkesempatan untuk memberikan bimbingan dan pengarahannya kepada penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini.

4. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Perbanas Institute

(3)

iii

5. Kedua orang tua, nenek dan adik saya yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan moral dan material sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

6. Seluruh partner, manajer, rekan auditor, dan seluruh pegawai di KAP Thomas, Blasius, Widartoyo & Rekan yang telah bekerjasama dengan penulis selama melaksanakan kegiatan magang.

7. Teman-teman satu tim DPS yang selalu membimbing saya dalam proses magang.

8. Rekan-rekan seperjuangan magang di KAP Thomas, Blasius, Widartoyo & Rekan atas dukungan dan perhatiannya.

9. Saudara Mochammad Alfian Pratama sebagai pacar saya yang selalu memberikan doa dan dukungan penuh terhadap saya.

10. Sahabat terbaik saya saudari Sophia Herviani dan Shaila Adinda yang sedang sama-sama berjuang dan saling memberikan dukungan untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

11. Teman-teman sekelas D-III Akuntansi Perpajakan angkatan 2014, yang sedang sama-sama berjuang dan selalu saling membantu memberikan informasi untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

12. Seluruh teman-teman HIMA, khususnya angkatan 2014 yang selalu memberikan keceriaan, semangat dan dukungan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

13. Serta pihak-pihak lain yang belum disebutkan oleh penulis satu persatu yang telah memberikan andil dalam hidup penulis

(4)

iv

Atas kesadaran akan keterbatasan, penulis merasa bahwa tugas akhir ini jauh dari sempurna karena itu penulis terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun.

Meskipun demikian penulis berharap tugas akhir ini dapat pula berguna bagi pihak-pihak lain yang membutuhkannya.

Jakarta, 5 Juni 2017 Penulis

Irna Rachmawati

(5)

v DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ... ii

Daftar isi ... v

Daftar Gambar ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Tujuan Penulisan ... 4

1.3 Manfaat Penulisan ... 4

1.4 Metode Pengumpulan Data ... 5

BAB II PENYAJIAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN 2.1 Objek Penelitian ... 6

2.1.1 Sejarah KAP Thomas, Blasius, Widartoyo & Rekan ... 6

2.1.1.1 Partner KAP Thomas, Blasius, Widartoyo & Rekan ... 8

2.1.1.2 Jasa KAP Thomas, Blasius, Widartoyo & Rekan ... 9

2.1.1.3 Struktur Organisasi ... 10

2.1.2 Profil PT BKMG ... 11

2.1.2.1 Kerjasama Operasi ... 12

2.2 Penyajian Data .... ... 13

2.2.1 Pengertian Auditing ... 13

2.2.1.1 Jenis Audit ... 16

2.2.1.2 Pengendalian Intern ... 17

2.2.1.3 Asersi Manajemen ... 17

2.2.2 Akun Kas dan Setara Kas ... 20

2.2.2.1 Jenis-Jenis Akun Kas dan Setara Kas ... 20

(6)

vi

2.2.2.2 Tujuan Pemeriksaan Kas dan Setara Kas ... 22

2.2.2.3 Prosedur Audit Kas dan Setara Kas ... 23

2.3 Penyajian Hasil PKL ... 24

2.3.1 Prosedur Pemeriksaan Akun Kas dan Setara Kas ... 24

2.3.1.1 Pemahaman Internal Control PT BKMG ... 26

2.3.1.2 Pemeriksaan Kas Kecil ... 29

2.3.1.3 Pemeriksaan Bank ... 34

2.3.1.4 Pemeriksaan Deposito Berjangka ... 42

BAB III KESIMPULAN ... 45

3.1 Kesimpulan ... 45

3.2 Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 47 LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(7)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi ... 10

Gambar 2.3.1 Audit Program ... 25

Gambar 2.3.1.1 (1) Alur Pengeluaran Biaya ... 27

Gambar 2.3.1.1 (2) Alur Pengisian Kas Kecil ... 27

Gambar 2.3.1.2 (1) Audit Working Papper Kas Kecil... 30

Gambar 2.3.1.2 (2) General Ledger Pengeluaran Kas Kecil... 31

Gambar 2.3.1.2 (3) General Ledger Pengisian Kas Kecil ... 31

Gambar 2.3.1.2 (4) Berita Acara Kas Opname... 33

Gambar 2.3.1.3 (1) Rekapitulasi Bank ... 37

Gambar 2.3.1.3 (2) Selisih Debit & Kredit Bank ... 38

Gambar 2.3.1.3 (3) Daftar Konfirmasi Bank ... 39

Gambar 2.3.1.3 (4) General Ledger Subsequent Payment ... 40

Gambar 2.3.1.3 (5) Catatan Atas Laporan Keuangan... 41

Gambar 2.3.1.3 (6) Neraca ... 42

(8)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelaksanaan kegiatan magang merupakan salah satu mata kuliah prasyarat kelulusan bagi mahasiswa D-III Akuntansi Perpajakan, Perbanas Institute. Dalam pelaksanaan kegiatan magang ini, para mahasiswa dibebaskan untuk memilih perusahaan tempat kegiatan magang yang minimal dilaksanakan selama satu bulan. Sebagai mahasiswa akuntansi, Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan salah satu opsi yang baik dalam melaksanakan program magang. Selain karena idealisme, KAP merupakan tempat pembelajaran yang baik bagi mahasiswa akuntansi khususnya dalam mendalami dan mengimplementasikan ilmu-ilmu yang telah dipelajari selama di bangku kuliah.

Penulis merasa bersyukur kepada Tuhan YME, karena atas rahmat dan hidayah-NYA lah, penulis dapat diterima di Kantor Akuntan Publik Thomas, Blasius, Widartoyo & Rekan sebagai tempat penulis menjalankan kegiatan magang. Pada pelaksanaan kegiatan magang, penulis ditugaskan untuk mengaudit laporan keuangan tahunan PT BKMG. Dalam pelaksanaanya, penulis hanya ditugaskan untuk melakukan audit atas satu pos saja, yaitu kas dan setara kas. Proses audit atas PT BKMG bertujuan untuk memberikan opini

(9)

2

terhadap laporan keuangan akhir tahun beserta laporan auditor independen periode 31 Desember 2016. Atas berbagai pertimbangan, penulis memilih untuk membahas proses audit pos kas dan setara kas pada PT BKMG karena dinilai mempunyai kecukupan isu untuk dibahas secara komprehensif.

Untuk menilai keandalan laporan keuangan yang dikeluarkan oleh manajemen, pemilik perusahaan membutuhkan sebuah penilaian dari auditor eksternal atau yang biasa disebut auditor independen. Auditor eksternal akan mengeluarkan laporan yang berisi efektivitas pengendalian internal perusahaan atas laporan keuangan serta pendapat terhadap kewajaran dari sebuah laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Dalam melaksanakan tugasnya seorang auditor harus berpedoman pada sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan beserta interpretasinya. Standar auditing merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis.

Kas ialah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Tujuan dilaksanakannya pemeriksaan atas akun kas karena kas merupakan aset lancar perusahaan yang sangat menarik dan mudah untuk diselewengkan. Selain itu banyak transaksi perusahaan yang menyangkut penerimaan dan pengeluaran kas. Karena itu, untuk memperkecil kemungkinan terjadi kecurangan atau penyelewengan yang menyangkut uang kas perusahaan, diperlukan adanya pengendalian intern (internal control) dengan

(10)

3

memisahkan fungsi-fungsi penyimpanan, pelaksanaan, dan pencatatan yang baik atas kas dan setara kas. Kas dan setara kas menurut PSAK No.2 tahun 2015 hal 2.2 dan 2.3 menjelaskan bahwa kas terdiri atas saldo kas (cash on hand) dan rekening giro (demand deposits). Sedangkan setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek, yang dengan cepat dapat segera dikonversikan menjadi kas dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan.

Pengauditan terhadap kas diperlukan prosedur-prosedur memadai dalam melindungi pengeluaran dan pemasukan kas baik dalam kegiatan audit maupun pengendalian intern. Prosedur yang digunakan dalam audit kas dapat berbeda- beda sesuai dengan kebijakan masing-masing perusahaan. Pengendalian internal dipahami dengan cara observasi maupun dengan bertanya kepada bagian tertentu.

Prosedur audit dan pengawasan pengendalian berupaya menghindari adanya kecurangan dalam aktivitas kas.

Aktivitas audit kas terhadap transaksi perusahaan meliputi kas kecil dan kas setara kas. Penyusunan laporan audit kas dilatarbelakangi adanya perbedaan informasi pencatatan kas antara bank dengan catatan dalam buku klien, sehingga saldo akhir kas tercatat pada bank maupun klien menunjukan nilai yang berbeda, perbedaan informasi tersebut umumnya terjadi karena adanya outstanding check, deposit in transit, kesalahan catat, dan cek kosong.

Berdasarkan uraian di atas dan praktik kerja lapangan yang telah penulis lakukan di KAP Thomas, Blasius, Widartoyo & Rekan, penulis tertarik untuk membahas lebih dalam mengenai pemeriksan atas kas dan setara kas yang

(11)

4

dilakukan oleh KAP Thomas, Blasius, Widartoyo & Rekan dalam mengaudit PT BKMG, mengingat kas merupakan hal yang rentan dengan tindak penyelewengan. Oleh karena itu penulis memilih tugas akhir berjudul

PROSEDUR AUDIT ATAS KAS DAN SETARA KAS PT BKMG OLEH KAP THOMAS, BLASIUS, WIDARTOYO & REKAN”.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan Laporan Tugas Akhir ini yaitu:

1) Untuk mengetahui kebijakan akuntansi akun kas dan setara kas PT BKMG.

2) Untuk mengetahui bagaimana sistem dan prosedur yang diterapkan KAP Thomas, Blasius, & Rekan dalam pemeriksaan kas dan setara kas.

3) Untuk mendeskripsikan kertas kerja audit atas kas dan setara kas pada PT BKMG.

1.3 Manfaat Penulisan

Manfaat penulis dalam membuat laporan praktik kerja lapangan ini adalah:

 Bagi penulis, laporan tugas akhir ini diharapkan dapat melatih penulis dalam menulis karya ilmiah dan untuk mengembangkan wawasan dan ilmu pengetahuan penulis dalam bidang audit.

 Bagi Perbanas Institute, laporan tugas akhir ini dapat menambah koleksi karya ilmiah perpustakaan di bidang akuntansi khususnya

(12)

5

 mengenai prosedur audit kas dan setara kas pada suatu perusahaan, sebagai referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

 Bagi pembaca, memberikan pengetahuan, informasi, dan referensi mengenai prosedur audit kas dan setara kas pada suatu perusahaan baik dalam proses pelaksaan prosedur audit kas dan setara kas maupun penyusunan laporan tugas akhir di bidang akuntansi.

1.4 Metode Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Observasi/Pengamatan

Metode pengumpulan data observasi dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yang diselidiki. Dalam memperoleh data, penulis melaksanakan praktik kerja lapangan pada KAP Thomas, Blasius, Widartoyo & Rekan.

2) Wawancara

Metode pengumpulan data wawancara dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab langsung sesuai informasi yg dibutuhkan penulis kepada pihak terkait yang bekerja di perusahaan tersebut.

3) Dokumentasi

Untuk memperkuat hasil penelitian penulis, maka penulis mengumpulkan bukti bukti terkait audit atas kas dan setara kas sebagai

bukti dalam pembuatan tugas akhir ini.

(13)

6 BAB II

PENYAJIAN HASIL PKL 2.1 Objek Penelitian

Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, disusun penulis berdasarkan penelitian pada saat praktik kerja lapangan selama 3 bulan lebih 11 hari, terhitung dari tanggal 18 Januari 2017 s.d 29 April 2017 di KAP Thomas, Blasius, Widartoyo & Rekan.

2.1.1 Sejarah KAP Thomas, Blasius, Widartoyo & Rekan

Kantor Akuntan Publik atau yang di singkat KAP merupakan badan usaha yang telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik dalam memberikan jasanya. Jasa yang ditawarkan oleh KAP adalah jasa atestasi dan jasa non-atestasi. Salah satu KAP yang berada di Indonesia adalah KAP Thomas, Blasius, Widartoyo & Rekan yang didirikan oleh Drs. Thomas Iguna, KAP ini sebelumnya bernama KAP Thomas, Lesmana, Henky yang didirikan pada tanggal 21 April 2000 yang terletak di Jl. Wahyu I No. 18, Cilandak, Jakarta Selatan. Namun pada tahun 2008, Menteri Keuangan membekukan izin Akuntan Publik Drs. Thomas Iguna, auditor yang melakukan pemeriksaan atas Laporan Keuangan PT Bank Global International Tbk.

Pencabutan izin tersebut tertuang di dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 132/KM.1/2008 tanggal 26 Februari 2008 selama 12 (dua belas). Hal tersebut

(14)

7

karena yang bersangkutan telah melakukan pelanggaran terhadap Standar Auditing (SA) - Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam pelaksanaan audit atas Laporan Keuangan PT Bank Global International Tbk untuk tahun buku yang berakhir tanggal 31 Desember 2002. Pembekuan merupakan bagian dari kasus Bank Global. Bank Indonesia sebelumnya membekukan usaha Bank Global pada tanggal 13 Desember tahun 2004. Saat itu, Bank Global terbukti melakukan pidana perbankan dengan memanipulasi data rasio kecukupan modal (CAR). Selama masa pembekuan izin KAP yang dipimpin oleh Drs. Thomas Iguna dilarang memberikan jasa audit apapun, meliputi jasa atestasi termasuk audit umum atas laporan keuangan, jasa pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, jasa pemeriksaan atas pelaporan informasi keuangan proforma, review atas laporan keuangan, serta jasa atestasi lainnya sebagaimana tercantum dalam SPAP. Drs.Thomas Iguna juga dilarang menjadi Pemimpin Rekan dan atau Pemimpin Cabang Kantor Akuntan Publik, serta wajib mengikuti Pendidikan Profesi Berkelanjutan (PPL), dan tetap bertanggung jawab atas jasa-jasa yang telah diberikan.

Setelah masa pembekuan izin akutan publik berakhir, Drs. Thomas Iguna membuka kembali kantor akuntan publiknya dengan menerapkan standar pengendalian mutu dan prosedur audit yang lebih baik dari yang sebelumnya.

Sehingga dapat dipercaya kembali hingga sekarang. Selain itu kantor akuntan publik Drs. Thomas Iguna memiliki beberapa partner baru dan mengganti nama kantor akuntan publiknya menjadi KAP Thomas, Blasius, Widartoyo & Rekan yang pada saat ini terletak di Jalan Matraman Raya No. 85 RT.001/005,

(15)

8

Palmeriam, Jakarta Timur. KAP Thomas, Blasius, Widartoyo & Rekan didirikan dengan bersetifikat akta notaris No. 3 dari Leny Janis Ishak, SH, Jakarta tanggal 11 Februari 2010 dan saat ini akuntan yang terdaftar di Departemen Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. KEP-1305 / KM.1 / 2009, serta Pasar Modal Indonesia dan Bank Indonesia. Bentuk usaha KAP Thomas, Blasius, Widartoyo & Rekan adalah pesekutuan dan memiliki 2 (Dua) kantor cabang yaitu:

 Cabang Makassar yang terletak di Jalan Boulevard Ruko Jascinth I No. 10, Makassar 90174 dengan nomor dan tanggal izin usaha 41/KM.1/2010 tanggal 20 April 2010.

 Cabang Surabaya yang terletak di Jalan Taman Kendangsari No. 7, Surabaya 60292 dengan nomor dan tanggal izin usaha 43/KM.1/2010 tanggal 20 April 2010.

2.1.1.1 Partner KAP Thomas, Blasius, Widartoyo & Rekan

KAP Thomas, Blasius, Widartoyo & Rekan pada tahun 2010 s.d sekarang memiliki 6 Partner diantaranya:

1. Drs. Thomas Iguna, Ak., M.B.A., M.Sc., CPA., CA. (AP.0426) dengan jabatan sebagai pemimpin umum atau managing partner.

2. Drs. Blasius Mangande, M.Si., Ak., CPA. (AP.0418) dengan jabatan pemimpin KAP Cabang Makassar.

3. Drs. Widartoyo, Ak., M.M., M.Si., CPA. (AP.0550) dengan jabatan pemimpin KAP Cabang Surabaya.

(16)

9

4. Thomas Aquino Tody, S.E., Ak., CPA. (AP.0417) dengan jabatan sebagai pemimpin KAP Kantor Pusat (Jakarta).

5. Alexander Mangande, S.E., Ak., CPA. (AP.0759) dengan jabatan partner dan wakil pemimpin partner Cabang Makassar.

6. Prof. Dr. Soegeng Soetedjo, S.E, Ak., CA. (NAP.0067) dengan jabatan partner dan wakil pemimpin partner Cabang Surabaya.

2.1.1.2 Jasa KAP Thomas, Blasius, Widartoyo & Rekan

Kantor Akuntan Publik Thomas, Blasius, Widartoyo & Rekan menyediakan jasa di bidang audit, konsultasi manajemen (keuangan dan manajemen umum), jasa rekonstruksi perusahaan dan insolvensi, perpajakan dan jasa lainnya sebagai berikut:

1. Jasa Audit, meliputi:

Audit Laporan Keuangan, Audit Khusus, Bantuan Audit Internal, Pemeriksaan Laporan Perusahaan, Investigasi Keuangan, Audit Manajemen.

2. Konsultasi Manajemen, meliputi:

Penilaian Bisnis, Kelayakan Usaha, Mentoring Proyek, Manual Akuntansi, Monitoring Akun Escrow.

3. Rekonstruksi perusahaan dan jasa insolvency, meliputi:

Jasa Review Bisnis dan Monitoring Keuangan, Due Diligence Keuangan, Jasa sebagai Kurator dan Pengurus Jasa Kreditur.

4. Jasa Perpajakan, meliputi:

(17)

10

Bantuan Penanganan Permintaan Kantor Pajak, Pemeriksaan Pajak Lapangan, Investasi dan Keberatan Pajak, Penyiapan Berbagai Surat Pemberitahuan Pajak, Perencanaan Pajak untuk Perusahaan dan Perorangan agar dapat meminimumkan kewajiban perpajakan Sesuai Undang-Undang dan Peraturan Perpajakan yang berlaku.

2.1.1.3 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi (STO) dalam sebuah KAP dimaksudkan untuk merumuskan tugas pokok dan fungsi yang terbagi dalam unit – unit bagian divisi atau departemen agar meminimalisir terjadinya kesalahan dalam pemberian opini audit. Berikut adalah struktur organisasi di Kantor Akuntan Publik Thomas, Blasius, Widartoyo & Rekan yang tertera pada gambar 2.1

Gambar 2.1

Sumber: Data KAP TBW yang telah diolah MANAGING

PARTNER

MANAGER

FINANCE &

ACCOUNTING

JUNIOR AUDITOR SENIOR AUDITOR

INCHARGE

(18)

11

Diskripsi struktur organisasi KAP Thomas, Blasius, Widartoyo & Rekan:

1. Managing Partner

Managing Partner bertanggungjawab atas hubungan dengan klien, proses audit; menandatangangi laporan audit, management letters.

2. Manager

Manager sebagai pengawas audit atas pekerjaan auditor senior serta pengawas bagi finance dan accounting.

3. Senior Auditor

Senior Auditor bertanggungjawab atas proses teknis audit, pembuat laporan audit dan review pekerjaan auditor junior.

4. Junior Auditor

Melakukan Pekerjaan lapangan Auditing (field-work).

5. Finance & Accounting

Manager finance mengatur semua keuangan perusahaan dan bagian accounting bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pencatatan akuntansi perusahaan.

2.1.2 Profil PT BKMG

PT BKMG (selanjutnya disebut "Perusahaan") adalah sebuah badan usaha berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang bergerak di bidang jasa persewaan tenant pada pusat perbelanjaan.. Akta pendirian Perusahaan telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C2- 2430.HT.01.01.TH.91 pada tanggal 22 Juni 1991.

(19)

12

Perusahaan membentuk dewan komisaris dan direksi. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris

Komisaris: Ny. Theresia Yosita Shanti Wiryadi Dewan Direksi

Direktur Utama: Tn. Johannes Karundeng Direktur: Tn. Ir. Sutadi Rusli

Lokasi Perusahaan terletak di Komplek Plaza Pondok Gede, Jatiwaringin, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi. Jumlah karyawan pada tanggal 31 Desember 2016 sebanyak 27 orang.

2.1.2.1 Kerjasama Operasi

Berdasarkan perjanjian kerja sama antara Induk Koperasi TNI Angkatan Udara (INKOPAU) dan PT BKMG, tanggal 24 Nopember 1990 mengenai pembangunan dan pengelolaan sarana pariwisata di atas tanah TNI-AU Pondok Gede, Bekasi. Sesuai dengan perjanjian KSO tersebut, INKOPAU menyediakan lahan seluas 85.640 M² yang berlokasi di Desa Jatiwaringin, Pondok Gede dan Perusahaan melakukan pembangunan dan pengoperasian atas obyek KSO tersebut dengan pola sewa BOT (Built, Operate and Transfer). Pada tahun 1991, Perusahaan mulai membangun pusat perbelanjaan PPG I dan pada tahun 1993 telah siap dan mulai dioperasikan. Kemudian pada tahun 2008, Perusahaan mulai membangun PPG II, dan pada bulan September 2009 telah siap dan mulai

(20)

13

dioperasikan. Kerjasama ini berlangsung selama 30 tahun terhitung mulai tanggal ditandatanganinya perjanjian ini dan akan berakhir pada tanggal 24 Nopember 2020 dan jangka waktu diperpanjang sampai dengan tanggal 27 Juni 2026.

2.2 Penyajian Data

2.2.1 Pengertian Auditing

Menurut Sukrisno Agoes (2012), auditing merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Proses audit setiap auditor mempunyai kriteria yang berbeda-beda terhadap informasi yang akan diaudit. Sebagai contoh, audit historis yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) biasanya menggunakan prinsip- prinsip akuntansi yang berlaku umum sebagai kriteria audit. Prinsip akuntansi umum yang digunakan antara lain adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang berlaku di Indonesia dan International Accounting Standard (IAS) yang berlaku secara global.

Standar auditing merupakan kriteria atau ukuran mutu kinerja tindakan tersebut dan berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai melalui penggunaan prosedur tersebut. Dalam Pernyataan Standar Auditing (PSA) 1 (SA 150) tahun 2011 dijelaskan bahwa, standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Institute Akuntan Publik Indonesia terdiri atas sepuluh standar yang

(21)

14

dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar yaitu:

 Standar Umum

1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor

2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan saksama.

 Standar Pekerjaan Lapangan

1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya 2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus

diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.

3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

 Standar Pelaporan

1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan

(22)

15

keuangan telah disusun sesuai dengan standar akutansi yang berlaku umum di Indonesia.

2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan standar akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan standar akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.

3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan.

Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor (IAPI, 2011: 150.1 &

150.2).

(23)

16

2.2.1.1 Jenis Audit

Menurut Arens, Beasley, & Elder (2010), terdapat tiga jenis audit yang dapat diterapkan oleh Kantor Akuntan Publik (Certified Public Accountant), yaitu:

 Audit Laporan Keuangan Historis (Financial Statement Audit) Audit yang dilakukan dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan suatu perusahaan atau entitas sudah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Di Indonesia, kriteria prinsip akuntansi yang berlaku umum adalah mengacu pada PSAK, sedangkan dalam cakupan global mengacu pada IAS.

 Audit Operasional (Operational Audit)

Audit operasional adalah jenis audit yang bertujuan untuk mengevaluasi tingkat efisiensi dan efektivitas dari prosedur dan metode operasional suatu organisasi. Pada saat penyelesaian audit operasional, manajemen perusahaan biasanya mempunyai ekspektasi untuk mendapatkan rekomendasi untuk meningkatkan aktivitas operasional perusahaan.

 Audit Kepatuhan (Compliance Audit)

Audit kepatuhan dilakukan untuk menentukan apakah klien telah mengikuti prosedur, peraturan, atau regulasi spesifik yang telah diatur oleh otoritas berpengaruh.

(24)

17

2.2.1.2 Pengendalian Intern

IAPI (2011) mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dijalankan dewan komisaris, manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini:

1. Keandalan pelaporan keuangan 2. Efektivitas dan efisiensi operasi

3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku

Untuk mencegah kemungkinan terjadinya kesalahan, ketidakakuratan ataupun kecurangan dalam perusahaan, maka saat auditor menyimpulkan bahwa pengendalian intern tidak berjalan dengan efektif maka auditor harus memperluas ruang lingkup pemeriksaannya pada waktu melakukan Substantive Test. Apabila pengendalian intern berjalan sebaliknya atau berjalan dengan efektif maka ruang lingkup pemeriksaan pada wakti melakukan substantive test bisa dipersempit (Sukrisno Agoes (2012)

2.2.1.3 Asersi Manajemen

Asersi (assertion) adalah pernyataan manajemen yang terkandung di dalam komponen laporan keuangan. Asersi (assertion) adalah suatu deklarasi, atau suatu rangkaian deklarasi secara keseluruhan, oleh pihak yang bertanggung jawab atas deklarasi tersebut. Jadi, asersi adalah pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang secara implisit dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain (pihak ketiga). Untuk laporan keuangan historis, asersi merupakan pernyataan dalam

(25)

18

laporan keuangan oleh manajemen sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Pernyataan tersebut dapat bersifat implisit atau eksplisit serta dapat diklasifikasikan berdasarkan penggolongan besar sebagai berikut ini:

1. Asersi tentang keberadaan atau keterjadian (existence or occurance) berhubungan dengan apakah aktiva atau uang entitas ada pada tanggal tertentu dan apakah transaksi yang dicatat telah terjadi selama periode tertentu. sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa persediaan produk jadi yang tercantum dalam neraca adalah tersedia untuk dijual. Begitu pula, manajemen mambuat asersi bahwa penjualan dalam laporan laba-rugi menunjukkan pertukaran barang atau jasa dengan kas atau aktiva bentuk lain (misalnya piutang) dengan pelanggan.

2. Asersi tentang kelengkapan (completeness) berhubungan dengan apakah semua transaksi dan akun yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan telah dicantumkan di dalamnya. Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa seluruh pembelian barang dan jasa dicatat dan dicantumkan dalam laporan keuangan. Demikian pula, manajemen membuat asersi bahwa utang usaha di neraca telah mencakup semua kewajiban entitas.

3. Asersi tentang hak dan kewajiban (rights and obligations) berhubungan dengan apakah aktiva merupakan hak entitas dan utang merupakan kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu.

(26)

19

Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa jumlah sewa guna usaha (lease) yang dikapitalisasi di neraca mencerminkan nilai perolehan hak entitas atas kekayaan yang disewa-guna-usahakan (leased) dan utang sewa usaha yang bersangkutan mencerminkan suatu kewajiban entitas.

4. Asersi tentang penilaian atau alokasi (valuation and allocation) berhubungan dengan apakah komponen-komponen aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya sudah dicantumkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang semestinya. Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa aktiva tetap dicatat berdasarkan harga pemerolehannya dan pemerolehan semacam itu secara sistematik dialokasikan ke dalam periode-periode akuntansi yang semestinya.

Demikian pula, manajemen membuat asersi bahwa piutang usaha yang tercantum di neraca dinyatakan berdasarkan nilai bersih yang dapat direalisasikan.

5. Asersi tentang penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure) berhubungan dengan apakah komponen-komponen tertentu laporan keuangan diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan semestinya. Misalnya, manajemen membuat asersi bahwa kewajiban- kewajiban yang diklasifikasikan sebagai utang jangka panjang di neraca tidak akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Demikain pula, manajemen mambuat asersi bahwa jumlah yang disajikan sebagai pos

(27)

20

luar biasa dalam laporan laba-rugi diklasifikasikan dan diungkapkan semestinya.

2.2.2 Akun Kas dan Setara Kas

Menurut PSAK No.2 tahun 2015 hal 2.2 dan 2.3 menjelaskan bahwa kas terdiri atas saldo kas (cash on hand) dan rekening giro (demand deposits).

Sedangkan setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek, yang dengan cepat dapat segera dikonversikan menjadi kas dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan.

2.2.2.1 Jenis-jenis Akun Kas dan Setara Kas

Perusahaan biasanya menggunakan beberapa jenis kas dalam melakukan aktivitas transaksi. Sebelum malaksanakan proses audit, auditor harus memelajari terlebih dahulu. jenis- jenis akun kas yang digunakan dalam proses bisnis klien.

Arens, Elder, & Beasley (2010) menjelaskan beberapa jenis akun kas yang biasa digunakan oleh proses bisnis klien, yaitu:

 Akun Kas Umum (General Cash Account) Jenis akun kas ini merupakan fokus utama dari kebanyakan kas perusahaan. Hal ini disebabkan karena setiap penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan pada umumnya akan mengalir melalui akun ini. Sebagai contoh, pengeluaran kas pada siklus akusisi dan pembayaran biasanya dibayar melalui akun kas umum, dan

(28)

21

penerimaan kas dalam siklus penjualan dan penagihan juga disetorkan ke akun tersebut.

 Akun Bank Cabang (Branch Akun bank)

Perusahaan yang beroperasi di berbagai lokasi biasanya memiliki saldo bank terpisah di setiap lokasinya. Oleh karena itu, perusahaan tersebut membuat akun bank cabang untuk membangun relasi antar bank dalam komunitas lokal serta dapat membuat kegiatan operasional perusahaan tersentralisasi pada tingkat cabang. Dalam beberapa perusahaan, penyetoran dan pengeluaran untuk setiap cabang dibuat dalam akun yang berbeda. Kelebihan kas secara periodik dikirimkan ke akun bank umum pada kantor pusat. Akun cabang dalam hal ini diperlakukan seperti akun kas umum, tetapi pada tingkat cabang.

 Akun Kas Kecil (Imprest Petty Cash Fund)

Berbeda dengan akun kas di bank, akun kas kecil merupakan bentuk kas dalam jumlah yang lebih simpel yang dapat digunakan untuk pengeluaran yang bersifat dadakan. Akun ini juga digunakan untuk pengeluaran kas dalam jumlah kecil yang lebih mudah dibayarkan jika menggunakan uang tunai dibandingkan cek, atau untuk memudahkan pegawai dalam mencairkan cek gaji atau uang pribadi. Akun kas impres dibentuk dengan dasar yang sama dengan akun bank cabang impress, yaitu menggunakan jumlah cadangan yang sudah ditetapkan (fixed amount is reseved) dan akan diisi kembali pada akhir periode jika diperlukan. Akun kas kecil

(29)

22

digunakan untuk pengeluaran yang lebih kecil, misalnya seperti untuk peralatan kecil kantor, stempel, dan donasi berjumlah kecil. Akun kas kecil biasanya tidak melebihi satu juta rupiah dan hanya diisi kembali sekali atau dua kali dalam sebulan.

2.2.2.2 Tujuan Pemeriksaan Kas dan Setara Kas

Pemeriksaan akun kas dan setara kas memiliki beberapa tujuan yaitu:

1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas kas dan setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank.

2. Untuk memeriksa apakah saldo kas dan setara kas yang ada di laporan posisi keuangan (neraca) per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) benar-benar ada dan dimiliki perusahaan (Existence).

3. Untuk memeriksa apakah terdapat pembatasan untuk penggunaan saldo kas dan setara kas.

4. Untuk memeriksa, seandainya terdapat saldo kas dan setara kas dalam valuta asing, apakah saldo tersebut dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan ke dalam laba rugi komprehensif tahun berjalan.

(30)

23

5. Untuk memeriksa apakah penyajian di laporan posisi keuangan (neraca) sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS) (Presentation & Disclosure).

2.2.2.3 Prosedur Audit Kas dan Setara Kas

Menurut Sukrisno Agoes (2012), prosedur pemeriksaan akun kas dan setara kas yang sesuai dengan standar yang berlaku umum di Indonesia dibagi menjadi 13 prosedur, yaitu:

1. Pahami dan evaluasi internal control atas kas dan setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank.

2. Buat Top Schedule kas dan setara kas per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) contoh pada PT BKMG adalah 31 Desember 2016.

3. Lakukan Cash Count (perhitungan fisik uang kas) per tanggal neraca, bisa juga sebelum atau sesudah tanggal neraca.

4. Kirim konfirmasi atau dapatkan pernyataan saldo dari kasir dalam hal tidak dilakukan kas opname.

5. Kirim konfirmasi untuk seluruh rekening bank yang dimiliki perusahaan.

6. Minta rekonsiliasi bank per tanggal neraca (misalnya 31 Desember 2016) untuk masa audit final, jika masa audit interim maka minta sampai tanggal interim (misalnya 30 Oktober 2016).

7. Lakukan pemeriksaan atas rekonsiliasi bank tersebut.

8. Review jawaban konfirmasi bank, notulen rapat dan perjanjian kredit untuk mengetahui apakah ada pembatasan dari rekening bank yang dimiliki perusahaan.

9. Periksa interaksi bank transfer, kurang lebih 1 mingggu sebelum dan sesudah tanggal neraca, untuk mengetahui adanya kitting dengan tujuan untuk window dressing.

(31)

24

10. Periksa transaksi kas sesudah tanggal neraca (subsequent payment &

subsequent collection) sampai mendekati tanggal selesainya pemeriksaan lapangan.

11. Seandainnya ada saldo kas dan setara kas dalam mata uang asing per tanggal neraca, periksa apakah saldo tersebut sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan.

12. Periksa apakah penyajian kas dan setara kas dineraca dan catatan atas laporan keuangan, sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/ IFRS).

13. Buat kesimpulan di Top Schedule kas dan setara kas atau di memo tersendiri mengenai kewajaran dari cash on hand dan cash in bank setelah kita menjalankan seluruh prosedur di atas.

2.3 Hasil Praktik Kerja Lapangan

2.3.1 Prosedur Pemeriksaan Akun Kas dan Setara Kas PT BKMG

Dalam bab ini, penulis ingin membahas hasil dari prosedur audit kas dan setara kas yang sudah dijelaskan di bab sebelumnya. Dalam melakukan prosedur audit atas kas dan setara kas ini, penulis mencari perbedaan serta persamaan dengan prosedur yang penulis pelajari selama di bangku kuliah.

Penulis mencoba untuk membagi pembahasan ini ke dalam tiga bagian, yaitu:

1. Audit cash on hand (petty cash) 2. Audit cash in bank

3. Audit Deposito Berjangka (Time Deposit)

Saldo kas dan setara kas disajikan hanya dalam mata uang Rupiah (Rp). Hal ini disebabkan karena Rupiah merupakan mata uang fungsional PT BKMG. Setelah audit plan yang dibuat oleh auditor senior telah di approve oleh partner langkah

(32)

25

DRS.THOMAS, BLASIUS, WIDARTOYO & REKAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK

(CERTIFIED PUBLIC ACCOUNTANTS)

Nama Perusahaan : PT BKMG W.P No. : B Tanggal Neraca : 31 Desember 2016 Disiapkan Oleh/Tgl :

Audit Gauge :……….. Tolerable Error :………

W.P Tujuan Disiapkan Ref. Tercapai? Oleh

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11 12 13 14

No 1 2 3 4 5

Menanyakan tentang persyaratan dan pembatasan penggunaan kas.

Keberadaan atau Keterjadian

Menelaah penyajian kas dan bank apakah sesuai dengan SAK (Standar Akuntansi Keuangan)

B. KAS DAN SETARA KAS

No PROSEDUR PEMERIKSAAN

Penyajian dan Pengungkapan

Mengkonfirmasi saldo bank.

Melakukan penghitungan fisik kas yang dipegang oleh kasir.

Memeriksa daftar transfer bank mendekati akhir tanggal neraca.

Melakukan prosedur analitis Menelaah rekonsiliasi bank.

Melakukan pisah batas (penerimaan dan pembayaran kas).

Menelaah buku bank dan rekening koran.

Hak dan Kewajiban

Melakukan pisah batas rekening koran bank untuk menguji kebenaran rekonsiliasi bank/ membandingkan mutasi yang terdapat antara buku bank dengan rekening koran.

Penilaian Kelengkapan

Kami telah menguji pos kas dan bank. Menurut kami, kesimpulan atas internal control untuk pos kas dan bank adalah……….

WP Ref Menghitung kembali penjumlahan rekapitulasi kas dan bank.

Merekonsiliasi daftar rekapitulasi kas dan bank ke buku besar kas dan bank.

Menguji konversi mata uang asing ke kurs yang berlaku.

Perhatikan keberadaan uang palsu atau bon-bon gantung pada saat cash opname.

Temuan-temuan

selanjutnya adalah auditor senior harus menyusun audit program. Audit Program merupakan kumpulan dari prosedur audit yang dibuat secara tertulis yang akan membantu auditor senior dalam memberikan perintah kepada auditor junior mengenai pekerjaan yang harus dilaksanakan. Berikut adalah prosedur audit kas dan setara kas untuk PT BKMG.

Gambar 2.3.1

Sumber: Data KAP TBW yang telah diolah

(33)

26

Audit Program atau Prosedur audit diisi setelah kita sudah melakukan point yang dibuat oleh auditor senior dan tuliskan temuan temuan apa yang kita temukan pada saat pengauditan diklien (field work) . Pada KAP Thomas, Blasius, Widartoyo & Rekan, Audit Working Papper atau kertas kerja audit biasanya di singkat menjadi WP dan untuk akun kas dan setara kas diberi simbol huruf B.

Berikut adalah prosedur-prosedur yang penulis lakukan sesuai dengan audit program saat megaudit PT BKMG per 31 Desember 2016:

2.3.1.1 Pemahaman atas Internal Control PT BKMG

Internal Control atau Pengendalian Intern sangat penting bagi perusahaan karena sistem ini merupakan suatu pengawasan atas transaksi penerimaan dan pengeluaran kas. Pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan ruang lingkup pengujian serta penaksiran resiko. Untuk mendapatkan pengendalian intern klien, auditor dapat melakukan tanya jawab dengan klien atau memberikan internal control questionnaires. Pada PT BKMG auditor melakukan metode tanya jawab untuk mendapatkan informasi mengenai pengendalian intern perusahaan. Berikut adalah flowchart pengendalian intern PT BKMG 2016 atas penerimaan dan pengeluaran kas dan bank:

(34)

27

DRS. THOMAS, BLASIUS, WIDARTOYO & REKAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK

Alur pengisian kas kecil :

Kasir Ibu J

* Pengisian kas kecil dilakukan setiap hari Kamis. Kalau kurang diadakan pengisian lagi pada hr Jumat.

Alur pengeluaran kas kecil :

Kasir Ibu J

* Jabatan Ibu R I Pranata (Dir Keuangan)

*Jabatan Ibu L ( Spv. Keuangan)

*Jabatan Ibu J (Sekertariat/Kasir) Pemegang Bank & Bagian Keuangan : Ibu J

INDEX Sumber : * Inqury dengan ibu J

Ibu L Ibu L

B/a

Ibu I

Ibu R Ditandatangani oleh

Ditandatangani oleh Ibu R Bon-bon reimbursement atau

advanced pengeluaran uang

dibuatkan voucher cash payment atau advanced payment beserta lampiran bon-bon (Acc)

Uang diberikan

otorisasi dan di cek oleh INTERNAL CONTROL CASH AND BANK

Untuk kas kecil, menggunakan sistem dana imprest fund dan untuk pengeluarannya menggunakan sistem reimbursement serta advanced cash.

membuat permohonan pengisian kas kecil

otorisasi dan di cek oleh Dibukukan ke dalam GL oleh Bagian Accounting dan

diotorisasi

Gambar 2.3.1.1 (1)

Sumber: Data KAP TBW yang telah diolah

Gambar 2.3.1.1 (2)

Sumber: Data KAP TBW yang telah diolah

Alur pengeluaran biaya :

Kasir Ibu J

* Jabatan Ibu R I Pranata (Dir Keuangan)

*Jabatan Ibu L ( Spv. Keuangan)

*Jabatan Ibu J (Sekertariat/Kasir)

- Pemegang Bank & Bagian Keuangan : Ibu J

INDEX Sumber : * Inqury dengan ibu J

Bon-bon reimbursement atau advanced pengeluaran uang

dibuatkan voucher cash payment

atau advanced payment beserta

lampiran bon-bon (Acc) Uang

diberikan

otorisasi dan di cek oleh Ibu L

B/a Ditandatangani oleh

Ibu R

(35)

28

Kas Kecil digunakan untuk membayar pengeluaran operasional perusahaan, baik untuk membayar pembelian bensin, pembayaran tol, tinta kertas fotocopy, dan lain-lain. Metode yang digunakan adalah metode imprest fund, metode ini baru diterapkan pada tahun 2014, PT BKMG menetapkan limit dalam mengisi maupun mengeluarkan uang kas. Untuk pengisian kas, biasanya dilakukan apabila saldonya sudah menipis, dan batas maksimal pengisian saldo sebesar Rp5.000.000,- dan menetapkan dana maksimal yang di keluarkan menggunakan kas kecil yakni sebesar Rp1.000.000,- Untuk otorisasi, pengeluaran kas harus disetujui dan ditandatangani oleh Ibu J dan diperiksa oleh ibu L dan ditandatangani oleh Ibu R. Pembayaran dengan jumlah tertentu harus melalui cek misalnya pembayaran di atas Rp100.000.000,-. Cek dibuat oleh kasir dan ditandatangani oleh ketua umum. Uang tunai di simpan oleh Ibu J di dalam cashbox atau brankas dan jika terdapat uang kas yang menganggur maka oleh pihak perusahaan dijadikan deposito berjangka. Jika terjadi kehilangan uang yang dilakukan oleh bagian kasir atau Ibu J, maka Ibu J harus mengganti kehilangan uang tersebut. Penerimaan kas merupakan pendapatan penjualan atas sewa pemindahan hak guna pakai. Selain itu penerimaan kas juga berasal dari pendapatan lain-lain seperti: pendapatan bunga deposito, pendapatan jasa giro dan pendapatan deviden.

Dari informasi di atas dapat disimpulkan bahwa:

 Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab antara yang menerima dan mengeluarkan kas dengan yang melakukan pencatatan, memberikan otorisasi atas pengeluaran dan penerimaan kas dan bank.

(36)

29

 Diotorisasi oleh lebih dari satu orang

 Digunakannya imprest fund system untuk mengelola kas kecil.

 Terdapat pembatasan dan persyaratan atas penggunaan kas

 Uang tunai disimpan di tempat yang cukup aman dan uang tersebut tidak dibiarkan menggangur dalam jangka waktu yang lama.

 Terdapat asuransi oleh pihak kasir jika terdapat kehilangan uang.

Hasil evaluasi internal control kas dan bank PT BKMG auditor menyimpulkan bahwa internal control cukup baik, maka pengujian kas atas kewajaran saldo kas dan setara kas per tanggal neraca 31 Desember 2016 dapat dipersempit karena kemungkinan terjadinya kesalahan adalah kecil.

Internal Control dimasukkan ke dalam WP B atau audit working papper cash

& cash equivalent.

2.3.1.2.Pemeriksaan Kas Kecil

1) Pemeriksaan pengeluaran dan pengisian kas kecil

Setelah internal control sudah dipahami dan data klien sudah auditor dapatkan seperti General Legder (GL), Trial Balance, serta Supporting Documents lainnya. Masukkan saldo kas kecil tahun lalu yang didapatkan dari laporan audit tahun 2015. Lalu masukkan saldo kas kecil tahun berjalan (per 31 Desember 2016).

(37)

30

REGISTERED PUBLIC ACCOUNTANT

Deskripsi WP

Index Dr

Saldo 31 Desember 2015 2.408.693 AR 2.408.693 AR

Saldo interim 31 Sptember 2016 6.604.230 6.604.230

Saldo 31 Desember 2016 262.168.273 - - 262.168.273

Saldo diatas terdiri dari : Saldo

30-Sep-16 Dr Cr

Kas:

Kas Kecil 2.408.693 AR 2.952.300 935.200 - - 935.200 <

2.408.693

6.604.230 262.168.273 - - 262.168.273

^ ^

Notes :

Cr

Saldo Audit Saldo

31-Des-16

AJE/RJE Saldo

31 Des '15

Saldo Klien AJE/RJE

DRS. THOMAS, BLASIUS, WIDARTOYO & REKAN

PT Budikencana Megahjaya KAS (CASH) 31 DESEMBER 2016

Saldo Audit

Total

Kas dan setara kas mencakup kas, simpanan yang sewaktu-waktu bisa dicairkan, dan investasi likuid jangka pendek lainnya dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang.

Kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya, disajikan sebagai "aset yang dibatasi penggunaannya" yang dikategorikan sebagai dimiliki jatuh tempo yaitu pada saat selesai pembatasan penggunaannya.

Gambar 2.3.1.2 (1)

Sumber: Data KAP TBW yang telah diolah

Pada gambar di atas saldo tahun lalu sebesar Rp2.408.693,- dan saldo per 31 Desember 2016 sebesar Rp935.000,-. Penurunan tersebut disebabkan banyaknya pengeluaran di tahun 2016. Pengeluaran kas kecil terbesar terjadi pada bulan April sebesar Rp564.000,- dengan kode voucher KK 16/089 dipergunakan untuk pembelian ATK di Toko Maju Bersama.

Pengeluaran terbesar pada PT BKMG sesuai dengan internal control nya bahwa untuk kas kecil maksimal pengeluaran pada kas kecil sebesar Rp1.000.000,-

(38)

31

Gambar 2.3.1.2 (2)

Sumber: Data KAP TBW yang telah diolah Jurnal saat pengeluaran kas kecil menurut data klien:

Biaya Rp xxx

Kas Kecil Rp xxx

Selanjutnya periksa pengisian kas kecil apakah sesuai dengan internal control.

Pada pengisian kas kecil PT BKMG adalah dengan metode imprest fund atau dana tetap, jumlah pengisian kas kecil harus sesuai dengan jumlah yang dikeluarkan sehingga jumlah uang dalam kas kecil kembali lagi seperti semula.

Gambar 2.3.1.2 (3)

Sumber: Data KAP TBW yang telah diolah

(39)

32

Total pengeluaran yang diberi tanda kotak merah adalah sebesar Rp4.602.600,- sesuai dengan pengisian kas kecil pada tanggal 15/01/2016 dengan kode voucher BNK 028/01/2016 yang dilakukan oleh Ibu J.

Jurnal saat pengisian kas kecil menurut data klien:

Kas Kecil Rp xxx Bank Rp xxx

Pengambilan sampel pada pengisian kas kecil dengan pengeluaran kas kecil pada KAP Thomas, Blasius, Widartoyo & Rekan tahap ini dinamakan KKIS (Kertas Kerja Identifikasi Sampel)

Pengisian dan penngeluaran kas kecil:

 Pada Ms. Excel filter akun kas kecil lalu sort bagian sisi debit untuk sampel pengisisan kas kecil dan kredit unuk pengeluaran kas kecil setelah itu pilih “Sort by Largest to Smallest”

 Ambil 5 sampel dengan nilai tertinggi

 Periksa otorisasi dari pejabat perusahaan yang berwenang, lihat supporting documents nya, apakah lengkap dan sesuai, cek kembali apakah perhitungan matematis nya telah sesuai dan periksa apakah jurnal telah sesuai

2) Lakukan Cash Count

Saat melakukan cash count atau kas opname auditor harus melakukan secara mendadak dan harus disaksikan oleh kasir. Penulusuran keberadaan kas setelah tutup buku per tanggal neraca disebut dengan Trace Back. Berita Acara Kas Opname harus dibuat pada waktu pelaksaan kas opname dan ditandatangani oleh kasir PT BKMG

(40)

33

Gambar 2.3.1.2 (4)

Sumber: Data KAP TBW yang telah diolah

Setelah berita acara sudah diotorisasi oleh pihak klien yang bersangkutan langkah auditor selanjutnya ialah membuat trace back atau penelusuran ke belakang kas setelah tanggal tutup buku (neraca). Langkah tersebut untuk memastikan benar atau tidaknya saldo 31 Desember 2016 pada GL klien.

(41)

34

2.3.1.3 Pemeriksaan Bank

1) Kirim konfirmasi untuk seluruh rekening bank yang dimiliki perusahaan Surat konfrimasi tersebut harus ditandatangani oleh pejabat perusahaan yang nama dan contoh tanda tangannya tercantum di signature card bank perusahaan. Konfirmasi tersebut bisa mencantumkan nomor rekening bank perusahaan, tetapi akan lebih baik jika nomor rekening tersebut tidak dicantumkan. Surat konfirmasi harus tetap dikirim walaupun perusahaan sudah menerima rekening koran dari bank karena:

 Hal tersebut merupakan standar audit prosedur untuk mendapatkan bahan bukti audit.

 Yang ditanyakan dalam surat konfirmasi bukan hanya saldo bank tetapi banyak hal lainnya seperti: jumlah kredit, pendiskontoan wesel tagih, dan lain lain.

 Jawaban konfirmasi diminta untuk dikirim langsung kepada auditor, sedangkan rekening koran selalu dikirim kepada klien.

2) Mencocokan Saldo Rekening Koran dengan Saldo Buku Bank

PT BKMG memiliki 16 rekening bank dengan 6 bank yang sama tetapi berbeda nomor rekening. Semua rekening bank PT BKMG adalah bernilai mata uang Rupiah (Rp) sehingga pada prosedur audit atas konversi kurs mata uang asing tidak digunakan. Kesulitan auditor dalam melakukan pemeriksaan atas saldo bank klien dengan rekening koran

(42)

35

adalah dikarekan banyaknya rekening bank yang klien miliki maka auditor sangat diharuskan untuk lebih teliti pada tahap ini. Berikut adalah langkah- langkah melakukan pemeriksaan saldo bank:

 Rekapitulasi semua saldo debit dan kredit per bulan pada rekening koran, lalu pada bulan Desember pastikan kembali total saldo debit dan kredit telah sesuai dengan rekening koran.

 Setelah rekapitulasi rekening koran sesuai, masukan total debit dan kredit per bulan yang diambil dari Trial Balance klien yang sudah diolah oleh auditor senior.

 Lalu buat kolom selisih debit dan selisih kredit, kolom tersebut dimasukan rumus saldo debit klien dikurang dengan saldo kredit bank, dan saldo kredit klien dikurang dengan saldo debit bank. Ketentuan sisi debit dan kredit antara bank dengan perusahaan adalah berbanding terbalik.

Langkah ini dibuat untuk mencocokan saldo buku bank dengan rekening koran.

 Jika pada kolom tersebut tertera angka, hal tersebut menunjukan bahwa terdapat selisih antara saldo buku bank dengan saldo rekening koran. Maka jika selisih telusuri dengan cara completeness rekening koran dengan general ledger.

(43)

36

 Periksa outstanding check dan deposit in transit ke rekening koran bulan berikutnya. Perhatikan apakah ada check yang beredar lebih dari 70 hari sehingga perlu dibuatkan jurnal koreksi.

 Periksa biaya administrasi bank, biaya meterai dan pendapatan jasa giro antara rekening koran dengan buku bank klien. Biasanya sering terjadi kekurangan catat pada transaksi ini. Meskipun nilainya terkadang tidak material namun jika kesalahan ini sistemik atau dilakukan terus menerus akan menjadi material.

(44)

37

Gambar 2.3.1.3 (1)

Sumber: Data KAP TBW yang telah diolah

Pada gambar di atas yang diberi kotak merah merupakan selisih antara buku bank klien dengan rekening koran, untuk mempermudah pencarian selisih tersebut auditor harus melihat rekonsiliasi bank yang sudah dibuat oleh klien.

Namun klien atau PT BKMG tidak membuat rekonsiliasi bank perbulan maka auditor harus menelusuri secara luas dengan cara completeness. Completeness pada saldo bank ialah mencocokan angka per transaksi antara rekening koran dengan saldo buku bank (General Ledger). Jika angka antara rekening koran dengan saldo buku bank sesuai maka diberi nomor urut. Jika tidak sesuai maka harus ditelusuri lebih dalam kembali kemungkinan penjumlahan atau pengurangan yang tidak ditulis secara rinci pada General Ledger klien.

(45)

38

Gambar 2.3.1.3 (2)

Sumber: Data KAP TBW yang telah diolah

Pada kasus ini, penulis telah menemukan keberadaan selisih debit dan kredit tersebut yaitu pada pendapatan jasa giro pada bulan Januari-Desember 2016 PT BKMG mencatat secara pendapatan jasa giro secara netto (pendapatan bunga – pajak atas bunga bank) sedangkan rekening koran mecatat secara terpisah (lihat panah hitam). Pada bulan Oktober dan Desember terdapat selisih yang cukup besar pada debit dan kredit (lihat kolom yang diberi block merah) dikarenakan terdapat tolakan kliring yang tidak dicatat pada GL klien. Namun pada 2 kasus tersebut, tidak menimbulkan selisih pada saldo akhir tetapi harus dijelaskan dalam management letter.

(46)

39

3) Review jawaban konfirmasi bank

Gambar 2.3.1.3 (3)

Sumber: Data KAP TBW yang telah diolah

Dari hasil pemeriksaan saldo konfirmasi bank dengan pencatatan saldo kas di bank yang ada di Trial Balance PT BKMG, penulis menyimpulkan bahwa keberadaan saldo kas di bank telah dinyatakan dengan tepat. Walaupun terdapat beberapa perbedaan yang tidak material, namun penulis dapat mengetahui penyebab perbedaan tersebut setelah memeriksa rekonsiliasi bank dan mencocokan saldo perbedaanya dengan yang tertera di konfirmasi bank.

Pendapatan jasa giro, biaya administrasi dan biaya meterai yang kurang pencatatan mengakibatkan perbedaan antara saldo konfirmasi bank dengan saldo buku bank perusahaan

(47)

40

No Voucher No Account Nama Akun Tanggal Bulan Deskripsi Debit Kredit

023/JV/12/2016 206.7 LAIN - LAIN 31/12/2016 Desember Adj.Beban audit th.2016 yg belum dibayar 0,00 21.000.000,00 023/JV/12/2016 604.3 AUDITOR (AKUNTAN) 31/12/2016 Desember Adj.Beban audit th.2016 yg belum dibayar 21.000.000,00 0,00

4) Periksa transaksi kas sesudah tanggal laporan posisi keuangan (subsequent payment dan subsequent collection) sampai mendekati tanggal selesainya pemeriksaan lapangan.

Tujuan diadakannya pemeriksaan subsequent payment dan subsequent event adalah untuk mengetahui apakah ada unrecorded liabilities (kewajian yang belum tercatat) per tanggal neraca yang baru dibayar di periode berikutnya. Pada PT BKMG unrecorded liabilitis per tanggal neraca tidak ditemukan atau sudah dilakukan Accrued. Contohnya adalah ditemukan biaya audit yang belum dilunasi oleh PT BKMG terhadap KAP Thomas, Blasius, Widartoyo & Rekan sebesar Rp21.000.000,- dan PT BKMG telah melakukan adjustment atas accrued biaya yang masih harus dibayar tersebut dengan nomor voucher 023/JV/12/2016.

Gambar 2.3.1.3 (4)

Sumber: Data KAP TBW yang telah diolah

Jurnal

Lain-lain (hutang beban) Rp21.000.000,-

Auditor (Biaya Audit) Rp21.000.000,-

(48)

41

INFORMASI YANG MENDUKUNG POS-POS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan a. Kas dan Setara Kas - Lanjutan

31 Des. 2016 31 Des. 2015

Jumlah - Dipindahkan 513.258.295 2.794.118.012

PT Bank CIMB Niaga, Tbk 01791.00.8 6.436.666 25.641.177

PT Bank CIMB Niaga, Tbk 00142.00.7 4.686.277 - PT Bank CIMB Niaga, Tbk 00143.00.3 5.000.000 -

PT Bank Mandiri (Persero), Tbk 0989888-2 2.500.000 -

PT Bank Mandiri (Persero), Tbk 0909090-2 2.068.000 -

PT Bank Maybank Indonesia, Tbk 270.000.6261 9.812.658 -

PT Bank Maybank Indonesia, Tbk 270.000.6556 5.000.000 -

Jumlah 548.761.896 2.819.759.189

b. Deposito

31 Des. 2016 31 Des. 2015

PT Bank CIMB Niaga, Tbk 5.076.438.356 -

PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. ** 1.000.000.000 -

PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk*** - 1.500.000.000

Jumlah 6.076.438.356 1.500.000.000

5) Periksa apakah penyajian kas dan setara kas di laporan keuangan (neraca) dan catatan atas laporan keuangan sesuai dengan strandar akuntans keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).

Gambar 2.3.1.3 (5)

Sumber: Data KAP TBW yang telah diolah

(49)

42

Gambar 2.3.1.3 (6)

Sumber: Data KAP TBW yang telah diolah

Penyajian di laporan posisi keuangan (neraca) PT BKMG , kas dan setara kas PT BKMG merupakan aset lancar, sedangkan deposito berjangka pada PT BKMG tidak dilaporkan sebagai bagian dari kas dan bank (liat gambar 2.3.1.3 (5)), dan tidak terdapat saldo bank sisi kredit dengan jumlah yang material. Maka tidak perlu direklasifikasi sebagai utang jangka pendek.

2.3.1.4 Pemeriksaan Deposito Berjangka (Time Deposit)

Deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan. Bank diberi kebebasan untuk menetapkan sendiri jangka waktu, suku bunga dan syarat syarat pencairan deposito berjangka. Apabila ada

(50)

43

deposito yang diblokir atau dijadikan agunan kredit, harus dikendalikan dan diadministrasikan secara terpisah. Setara kas yang dimiliki. PT BKMG adalah Deposito Berjangka (Time Deposit) Namun terdapat syarat bahwa deposito dinyatakan dalam setara kas apabila jika akan jatuh tempo maksimal 3 bulan.

Berikut adalah langkah-langkah pemeriksaan deposito berjangka:

1. Dapatkan daftar rincian deposito berjangka.

2. Periksa apakah rincian deposito tersebut didukung dengan reverse slip ataupun tembusan/salinan bilyet deposito.

3. Totalkan seluruh reverse slip/salinan bilyet deposito dan cocokkan dengan daftar rincian deposito dan saldo buku besar (General Ledger) deposito pada neraca.

4. Bandingkan formulir pembukaan deposito dengan seluruh deposito yang outstanding khususnya yang menyangkut nama, tanggal, tingkat bunga dan nilai nominal.

5. Hitung pendapatan bunga yang akan diterima PT BKMG setelah jatuh tempo deposito berdasarkan bilyet deposito.

6. Jika terdapat deposito yang belum dicairkan melewati masa jatuh temponya dan diperpanjang secara otomatis (Automatic Roll Over) hitung pendapatan bunga deposito s.d cutoff atau tanggal neraca (31 Desember 2016) .

7. Selain bunga, auditor juga harus memperhitungkan pajak atas bunga deposito. Bila nilai uang yang didepositokan lebih dari Rp7.500.000,-

(51)

44

(tujuh juta lima ratus ribu rupiah) maka bunga yang diperoleh harus dikurangi dahulu pajak 20% dari bunga deposito

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berdasarkan penyusunan laporan magang “ Prosedur Audit Atas Persediaan PT SUKA MAJU” dapat ditarik kesimpulan bahwa KAP MNK &amp; Partners telah melakukan proses audit

Laporan ini mendokumentasikan pengalaman praktik kerja lapangan siswa di PT. Pazia Anugrah Jaya dari 02 Januari 2023 hingga 31 Maret

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PEMILAHAN DAN PENYUSUNAN BERKAS DOKUMEN PADA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DPRD Disusun untuk memenuhi kelengkapan penyelesaian Praktik Kerja

Laporan Praktik Kerja Lapangan PKL berjudul “Prosedur Pencatatan Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada PT Menara Astra Astra Property”, yang telah dilaksanakan sejak bulan Januari sampai

Laporan magang tentang prosedur penerimaan kas di PT Adhikarya

Laporan praktik kerja lapangan mahasiswa Prodi Teknik Pertambangan Batubara di PT Ulima Nitra

Tesis ini menganalisis penerapan prosedur audit kas pada PT Semen Tonasa di Pangkep dan membandingkannya dengan standar audit yang