ANALISIS HASIL PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGUJIAN KENDARAAN
BERMOTOR (UPTPKB) SIDOARJO
Disusun Oleh:
MUHAMAD ARDANI YUFRI 2201034
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI OTOMOTIF POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT BALI
TABANAN
2025
LEMBAR PENGESAHAN DARI INSTANSI
LAPORAN MAGANG II
DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR (UPTPKB) SIDOARJO
DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SIDOARJO
Disusun Oleh:
MUHAMAD ARDANI YUFRI 2201034
Mengetahui dan mengesahkan Tanggal : 20 Mei 2025 Kepala Unit Pelaksana Teknis Pengujian
Kendaraan Bermotor Sidoarjo
Pembimbing Lapangan
Amin Iswahyudi, S.Sos NIP. 196804231992021002
Anita Rahma Nuriqlima, S.T NIP. 198905242011012009
LAPORAN MAGANG II
ANALISIS PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGUJIAN KENDARAAN
BERMOTOR SIDOARJO
Disusun oleh:
MUHAMAD ARDANI YUFRI 2201034
Telah disetuji oleh:…………..
Tanggal,………..
DOSEN PEMBIMBING 1 DOSEN PEMBIMBING 2
Surya Aji Ermanto, M.Si.
NIP. 19910207 201902 1 002
Adrian Pradana, S.T., M.Si.
NIP. 19900130 201012 1 005
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI OTOMOTIF POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT BALI
TABANAN
2025
LAPORAN MAGANG II
ANALISIS HASIL PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGUJIAN KENDARAAN
BERMOTOR ( UPTPKB )SIDOARJO Disusun oleh:
MUHAMAD ARDANI YUFRI 2201034
Telah diseminarkan di depan Penguji Pada Tanggal,………2025 Dinyatakan lulus dan memenuhi syarat oleh:
DOSEN PEMBIMBING I DOSEN PENGUJJI 1
Surya Aji Ermanto, M.Si.
NIP. 19910207 201902 1 002
(………..) NIP………..
DOSEN PEMBIMBING 2 DOSEN PENGUJI 2
Adrian Pradana, S.T., M.Si.
NIP. 19900130 201012 1 005
(………..) NIP………..
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI OTOMOTIF POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT BALI
TABANAN
2025
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya berupa kesehatan, kesempatan sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan magang II yang berjudul “ANALISIS HASIL PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR (UPTPKB) SIDOARJO
”. Dengan diadakannya magang II, Mahasiswa/i diharapkan mampu mencapai tujuan yang diinginkan. Diantaranya Mahasiswa/i mampu mengenal dunia kerja dan menerapkan materi yang telah dipelajari dikampus dan praktik yang sesungguhnya dan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam dunia kerja.
Hasil dari laporan terkhusus pada analisis hasil uji dimana dalam laporan ini membahas apa saja kendala yang dihadapi dalam pengujian dan pada kesempatan ini nantinya akan ada hasil rekomendasi untuk perbaikan pelayanan pengujian kendaraan. Rekomendasi ini diharapkan bisa menjadi bahan dalam melakukan perbaikan untuk kedepannya mengingat juga banyaknya permasalahan yang ada dalam proses pengujian.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan laporan ini banyak mengalami kendala, namun dengan berkah dari Allah SWT melalui bantuan, bimbingan dan kerja sama dari berbagi pihak, kendala–kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih dengan penuh rasa ikhlas kepada:
1. Bapak Dr. I Made Suraharta, S.T., S.Si.T., M.T. selaku Direktur Poltrada Bali.
2. Bapak Adrian Pradana, S.T., M.Si. selaku Ketua Program Studi Diploma III Teknologi Otomotif Poltrada Bali dan pembimbing magang II.
3. Bapak Surya Aji Ermanto, M.Si. selaku pembimbing magang II.
4. Amin Iswahyudi, S.Sos selaku Kepala Unit Pelaksana Teknis Pengujian Kendaraan Bermotor
5. Para Pegawai di Unit Pengelola Pengujian Kendaraan Bermotor Sidoarjo 6. Orang tua dan keluarga tercinta yang telah mendukung dan memberikan
motivasi serta doa
7. Rekan-rekan Mahasiswa/i Diploma III Teknologi Otomotif angkatan III.
8. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Magang III.
Semoga dengan diadakannya Magang II ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis selaku Mahasiswa/i dan pembaca. Selanjutnya saya selaku penulis, merasa bahwa laporan kegiatan Magang II ini jauh dari kesempurnaan. Penulis berharap adanya segala masukan saran dan kritik terhadap laporan ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.
Sidoarjo, 2025 Penulis
MUHAMAD ARDANI YUFRI 2201034
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... 5
DAFTAR ISI...7
DAFTAR TABEL... 9
DAFTAR GAMBAR... 10
DAFTAR LAMPIRAN...11
BAB I PENDAHULUAN... 12
1.1 Latar Belakang Magang II...12
1.2 Maksud dan Tujuan Magang II...13
1.3 Kegunaan Magang II...13
1.4 Tempat Magang II...14
1.5 Jadwal Waktu Magang II...15
BAB II TINJAUAN UMUM TEMPAT MAGANG II...17
2.1 Sejarah Instansi/Perusahaan...17
2.2 Struktur Organisasi... 19
2.2.1 Sumber Daya Manusia...20
2.3 Kegiatan Umum Instansi /Perusahaan...22
BAB III TINJAUAN PUSTAKA...23
3.1 Kendaraaan Bermotor Wajib Uji...23
3.2 Pengujian Kendaraan Bermotor...23
3.3 Perlengkapan Keselamatan Kendaraan Bermotor...27
3.4 Surat Keterangan Tidak Lulus...28
BAB IV PELAKSANAAN MAGANG II...30
4.1 Bidang Kerja...30
4.2 Pelaksanaan Kerja...32
4.3 Analisis Hasil Uji...42
4.4 Kendala yang Dihadapi...50
4.5 Cara Mengatasi Kendala...51
5.1 Kesimpulan...53
5.2 Saran... 53
DAFTAR PUSTAKA... 54
LAMPIRAN...55
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Tabel Jadwal Kegiatan...15
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Magang II
Kegiatan magang II dilaksanakan di Unit Pelaksana Teknis Kendaraan Bermotor (UPTPKB) Dinas Perhubungan Kabupaten Sidoarjo. Intansi ini memberikan pelayanan di bidang pengujian berkala kendaraan bermotor. Sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 19 Tahun 2021 tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor pasal 1 angka 2 menyatakan,
“uji berkala adalah pengujian kendaraan bermotor yang dilakukan secara berkala terhadap setiap kendaraan bermotor, kereta gandengan, dan kereta tempelan, yang beroperasi di jalan.” Uji berkala dilakukan setiap 6 bulan sekali pada Kendaraan Bermotor Wajib Uji (KBWU) yang meliputi mobil penumpang umum, mobil bus, mobil barang, kereta gandengan, dan kereta tempelan.
Merujuk tujuan dari pengujian kendaraan bermotor, maka diperlukannya untuk menjamin keselamatan secara teknis kendaraan bermotor wajib uji, menurunkan angka kecelakaan yang diakibatkan oleh kurang laik jalannya kendaraan bermotor saat berkendara di jalan dan meminimalisir pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh sisa pembakaran kendaraan. Selaras dengan hal tersebut Unit Pelaksana Teknis Pengujian Kendaran Bermotor (UPTPKB) Sidoarjo telah mendapatkan penghargaan sebagai Unit Pelayanan dengan Sistem pelayanan terbaik dan dibuktikan dengan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor KP-DRJD 7896 Tahun 2023 tanggal 20 September 2023 yang menyatakan bahwa unit pelayanan ini telah terakreditasi “A”.
Pelaksanaan pengujian tidak luput terhadap kendaraan tidak lulus uji dalam proses pengujian. Kendaraan yang tidak lulus uji menjadi indikasi adanya komponen atau bagian yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan perundangan-undangan atau berdasarkan spesifikasi teknis. Tidak hanya kendaraan yang harus diperhatikan namun perihal pelayanan pengujian juga harus mendukung, hal ini harus disesuaikan dengan aturan dan standart yang ada.
Pemenuhan-pemenuhan tersebut, difungsikan sebagai bagian dari tujuan keselamatan teknis kendaraan bermotor. Dalam proses pelaksanaan magang II Mahasiswa/i mencoba mencari informasi terkait dengan hasil pengujian. Hasil pengujian dapat menjadi indikator, apakah Unit Pelaksana Teknis Pengujian Kendaraan Bermotor Sidoarjo perlu melakukan tindakan dari evaluasi hasil uji kendaraan bermotor.
Berdasarkan latar belakang tersebut pokok pembahasan dalam laporan magang yang diangkat adalah berkaitan dengan hasil pengujian kendaraan bermotor.
Mahasiswa/i mencoba mendapatkan informasi tentang hasil pengujian selama pelaksaan Magang II di UPTPKB Sidoarjo. Hasil pengujian dapat menunjukkan apakah UPTPKB Sidoarjo harus melakukan suatu tindakan berdasarkan evaluasi hasil pengujian kendaraan bermotor guna meningkatkan kualitas pelayanan pengujian kendaraan bermotor.
1.2 Maksud dan Tujuan Magang II
Kegiatan Magang II yang dilakukan oleh Mahasiswa/i di Unit Pelaksana Pengujian Kendaraan Bermotor (UPTPKB) Sidoarjo memiliki maksud dan tujuan sebagai berikut:
1. Menganalisa data hasil pengujian kendaraan bermotor di UPTKB Sidoarjo.
2. Memberikan evaluasi yang bermanfaat bagi UPTPKB Sidoarjo dan juga Politeknik Transportasi Darat Bali.
3. Menambah pengetahuan dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang pengujian kendaraan bermotor yang diperoleh selama pelaksanaan kuliah di kampus dan mampu mengenal serta beradaptasi dengan dunia kerja
1.3 Kegunaan Magang II
Pelaksanaan Magang II ini memiliki beberapa manfaat, sebagai berikut:
1.3.1 Bagi Politeknik Transportasi Darat Bali:
1. Memperkenalkan dan mempromosikan Program Studi D-III Teknologi Otomotif kepada masyarakat khususnya Provinsi Jawa Timur.
2. Menjalin kerja sama dalam bidang pelatihan dan keilmuan serta menjaga hubungan baik antara Politeknik Transportasi Darat Bali dengan Dinas Perhubungan Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur khusunya UPTPKB.
3. Mendapatkan penilaian secara langsung oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur terkait Sumber Daya Manusia (SDM) yang dihasilkan oleh Politeknik Transportasi Darat Bali khususnya bidang penguji kendaraan bermotor.
1.3.2 Bagi Mahasiswa/i:
1. Mahasiswa/i mengembangkan kemampuan di bidang soft skill, mulai dari perilaku (attitude), kemampuan berkomunikasi, kemandirian, dan kerja sama secara kelompok.
2. Mahasiswa/i mendapat pengalaman secara langsung terkait lingkungan kerja yang akan dihadapi setelah lulus dari Politeknik Transportasi Darat Bali baik dari segi etika maupun profesionalisme dalam bekerja.
3. Mahasiswa/i dapat menambah pengalaman dalam dunia kerja tentang memahami prosedur, mekanisme pelayanan dan persyaratan pengujian kendaraan bermotor baik administrasi maupun pelaksanaan teknis.
1.3.3 Bagi Dinas Perhubungan Kabupaten Sidoarjo khusunya UPTPKB:
1. Meningkatkan produktivitas kerja dengan adanya kerja sama dengan Mahasiswa/i dalam kegiatan pekerjaan;
2. Mengetahui tingkat kemampuan atau skill yang dimiliki oleh Mahasiswa/i yang dapat digunakan sebagai bahan rekomendasi pemenuhan kebutuhan SDM;
3. Menjalin kerja sama dengan Politeknik Transportasi Darat Bali guna peningkatan kualitas SDM di tempat magang II.
1.4 Tempat Magang II
UPTPKB Sidoarjo merupakan unit bagian dari pemerintah daerah Kabupaten Sidoarjo yang bertugas dalam melaksanakan kegiatan pelayanan
pengujian kendaraan bermotor wajib uji. Beralamatkan di Jalan Raya Candi Nomor 107 Gelam, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo. Lokasi UPTPKB Sidoarjo dapat dilihat pada Gambar 1 Gedung UPTPKB berikut:
Gambar 1 Gedung UPTPKB
1.5 Jadwal Waktu Magang II
Pelaksanaan magang II Mahasiswa/i Politeknik Transportasi Darat Bali merupakan kegiatan wajib Mahasiswa/i pada semester 6 (enam) sebagai salah satu pemenuhan syarat kelulusan sesuai dengan aturan yang berlaku di akademik.
Kegiatan magang II dilakukan 13 minggu terhitung dari tanggal 24 Februari 2025 hingga tanggal 23 Mei 2025. Jadwal kegiatan magang II tertera pada Tabel 1.1 Tabel Jadwal Kegiatan berikut:
N
o Kegiatan
Waktu (Bulan)
Februari Maret Aprol Mei
I II III IV III II III IV III II III IV III II III IV 1
.
Menghadap ke UPTPKB Sidoarjo 2
.
Pengenalan UPTPKB Sidoarjo
T a b e l 1 . 1
T a b e l J a d w a l K e g i a t a n
Pengujian persyaratan teknis Administrasi hasil uji Kendaraan Bermotor Administrasi pendaftaran Kendaraan Bermotor Pengujian Kendaraan Bermotor (Brake)
BAB II
TINJAUAN UMUM TEMPAT MAGANG II
2.1 Sejarah Instansi/Perusahaan
Dinas Perhubungan Kabupaten Sidoarjo berlokasi di Jl. Raya Candi No.107, Gelam, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, dan berbagi tempat dengan Unit Pelaksana Teknis Pengujian Kendaraan Bermotor (UPTPKB). Dinas ini merupakan bagian dari perangkat daerah yang menangani urusan di bidang transportasi, lalu lintas, serta berbagai aspek perhubungan lainnya. Instansi ini pertama kali dibentuk pada 22 Juni 1970, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. 234 Tahun 1970 dengan nama awal Lalu Lintas dan Angkutan Sungai dan Danau (LLASD), yang kala itu disebut juga Lalu Lintas Angkutan Sungai Danau dan Ferry (LLASDF). Pada saat itu, UPTPKB masih menjadi bagian dari struktur organisasi yang berada di bawah seksi sarana dan prasarana.
Dua tahun kemudian, tepatnya pada 16 Agustus 1972, LLASDF mengalami perubahan nama menjadi LLASDP (Lalu Lintas Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan). Kemudian, berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. 13 Tahun 1992 mengenai organisasi dan tata kerja kantor LLASD, pada bulan Mei 1992 nama tersebut kembali berubah menjadi LLASD. Setelah diberlakukannya Undang-Undang No. 32 Tahun 1999 tentang otonomi daerah, LLASD Sidoarjo resmi bergabung dalam struktur Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo, dan selanjutnya berubah nama menjadi Dinas Perhubungan Kabupaten Sidoarjo.
Sementara itu, UPTPKB Sidoarjo merupakan unit pelaksana teknis di bawah Dinas Perhubungan yang bertugas untuk melakukan pengujian dan sertifikasi kendaraan bermotor, guna memastikan kelayakan dan keamanan kendaraan di jalan. Unit ini telah berdiri sejak tahun 1970, dan secara resmi berada di bawah naungan pemerintah daerah sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 1999. Dalam perjalanannya, UPTPKB telah mengalami beberapa kali pergantian kepemimpinan.
Bapak Adhi Sudjatmiko tercatat sebagai kepala unit pertama, dan saat ini dipimpin oleh Bapak Amin Iswahyudi, S.Sos. Kabupaten Sidoarjo sendiri merupakan salah satu wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk dan kendaraan yang tinggi di Jawa Timur. Pertumbuhan jumlah kendaraan setiap tahunnya menunjukkan perlunya pengawasan dan pengujian kendaraan yang semakin intensif.
Gambar 2 Peta wilayah Kabupaten Sidoarjo (Sumber: Google Maps)
2.1.1 Visi, Misi, Motto, dan Maklumat Pelayanan 1. Visi
Terwujudnya keterpaduan moda transportasi dan jasa layanan pos dan telekomunikasi sebagai ketentuan pemersatu, pendorong dan pendukung pembangunan daerah yang berwawasan nusantara dan global.
2. Misi
a. Mewujudkan sistem transportasi yang dapat menjangkau seluruh wilayah secara efisiensi dan akuntanbel;
b. Pembangunan transportasi daerah yang berwawasan dan berkelanjutan serta pihak pada rakyat dan manusia;
c. Mewujudkan pelayanan pos dan telekomunikasi yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat;
d. Pemberdayaan potensi daerah untuk mewujudkan perekonomian daerah dan handal melalui jasa layanan transportasi, pos dan telekomunikasi yang berbasis dan berorientasi kerakyatan;
e. Membangun citra manusia perhubungan yang taqwa, tanggap, tangguh, terampil dan tanggung jawab dalam melayani di bidang jasa perhubungan.
3. Motto
Pelanggan adalah prioritas utama, kepuasaan pelanggan adalah tanggung jawab kita bersama.
4. Maklumat Pelayanan
Dengan ini kami menyatakan sanggup menyelenggarakan pelayanan pengujian kendaraan bermotor sesuai standar pelayanan yang telah ditetapkan dan apabila tidak menepati janji, kami siap menerima sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
2.2 Struktur Organisasi
Susunan Organisasi Unit Pelaksana Teknis Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 13 Tahun 2019 Sekitar Kedudukan, Tatanan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Perhubungan Kabupaten Sidoarjo yaitu sebagai berikut:
Gambar 3 Struktur UPTPKB
2.2.1 Sumber Daya Manusia
Persyaratan yang harus dipenuhi SDM Penguji sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 156 Tahun 2016 tentang kompetensi Penguji Berkala Kendaraan Bermotor telah diatur mengenai kompetensi penguji kendaraan bermotor yang harus ada dalam lingkungan pengujian di kabupaten/kota. Dalam pasal 7 Tentang jenjang, tugas dan wewenang penguji terdiri dari:
1. Pembantu Penguji 2. Penguji Pemula 3. Penguji Tingkat Satu 4. Penguji Tingkat Dua
5. Penguji Tingkat Tiga 6. Penguji Tingkat Empat 7. Penguji Tingkat Lima 8. Master Penguji
Adapun sumber daya manusia yang ada di UPTPKB Kabupaten Sidoarjo :
No. NAMA PENGUJI
KOMPETENSI PENGUJI TINGKAT
MASA BERLAKU KOMPETENSI
PENGUJI
NOMOR REGISTRA
SI PENGUJI 1. AMIN
ISWAHYUDI,S.SOS (KUPT)
PT 5 11 Juli 2026 035.015.PT5.01.002
2. MOCH RUDI KRISMANTO,S.T
PT 5 6 Desember
2026
035.015.PT5.01.005
3. YOS KURNIANSYAH, S.M
PT 5 23 September 2026
035.015.PT5.01.005
4. YOSSY WAHYONO,S.T PT 4 10 November
2026
035.016.PT4.01.004
5. ILHAM MIFTAKHUL ROHMAN, S.T
PT 4 23 September 2026
035.015.PT4.01.004
6. ANITA RAHMA NURIQLIMA, S.T
PT 4 22 Desember
2026
035.015.PT4.01.005
7. ROHMAD MIZA NUR HASAN, S.T
PT 4 22 Desember
2026
035.015.PT4.01.009
8. MOHAMAD ZAINI, Ama.PKB
PT 3 24 September 2026
035.015.PT3.01.010
9.
IDA BAGUS KOMANG SURYA DHARMA PUTRA, A.Ma.PKB
PT 3 24 September 2026
035.015.PT3.01.011 Tabel 2. 1 Daftar nama pegawai UPTPKB Sidoarjo
2.3 Kegiatan Umum Instansi /Perusahaan
Pelaksanaan Pengujian Kendaraan Bermotor pada UPTPKB Sidoarjo didasarkan pada Undang – Undang No.22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Peraturan Pemerintah No.55 Tahun 2012 tentang Kendaraan, Peraturan Menteri Perhubungan No. 19 Tahun 2021 tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor, Peraturan Menteri No. 156 Tahun 2016 tentang Kopetensi Penguji Berkala Kendaraan Bermotor, Undang – Undang No.1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.Pelayanan.
No. NAMA PENGUJI
KOMPETENSI PENGUJI TINGKAT
MASA BERLAKU KOMPETENSI
PENGUJI
NOMOR REGISTRA
SI PENGUJI
10. AKHMAD DHARSONO PT 2 22 Desember
2026
035.015.PT3.01.008
11. ATIKA RISMAWATI A.,A.Ma.PKB
PT 2 22 Desember
2026
035.015.PT3.01.001
12. RIFKI
DARMAWAN,A.Ma.P KB
PT 2 21 Desember
2026
035.015.PT3.02.004
13. FIKRI
SETIAWAN,A.Ma.PKB
PT 2 21 Desember
2026
035.015.PT3.02.005
14. AYU
RACHMAWATI,A.Ma
PT 2 21 Desember
2026
035.015.PT3.02.006
15. WAHYU EKO PRASETYO,A.Ma.PKB
PT 2 22 Desember
2026
035.015.PT3.02.003
16. YOHANES EDI BAHTIAR PT 2 22 Desember
2026
035.015.PT3.01.003
17. MISTO PT 2 21 Desember
2026
035.015.PT3.01.005
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Kendaraaan Bermotor Wajib Uji
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2012 Tentang Kendaraan menjelaskan dalam pasal 1 bahwa kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor. Jenis kendaraan bermotor dikelompokkan mulai dari sepeda motor, mobil penumpang, mobil barang, mobil bus dan kendaraan khusus. Beberapa dari jenis kendaraan bermotor tersebut dikelompokkan menjadi Kendaraan Bermotor Wajib Uji (KBWU). Adapun jenis kendaraan bermotor yang wajib melaksanakan pengujian secara berkala untuk menjamin keselamatan berkendara sebagai berikut:
1. Mobil penumpang umum;
2. Mobil bus;
3. Mobil barang;
4. Kereta gandengan; dan 5. Kereta tempelan.
3.2 Pengujian Kendaraan Bermotor
Salah satu tindakan pemerintah untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas adalah pengujian kendaraan bermotor. Dengan demikian, pengujian kendaraan bermotor bertanggung jawab untuk memastikan bahwa kondisi kendaraan sesuai dengan persyaratan teknis dan laik jalan kendaraan bermotor. Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 19 Tahun 2021 tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor, pengujian kendaraan bermotor adalah serangkaian kegiatan menguji dan/ atau memeriksa bagian atau komponen kendaraan bermotor, kereta gandengan, dan kereta tempelan dalam rangka pemenuhan terhadap persyaratan teknis dan laik jalan. Adapun tujuan pengujian kendaraan bermotor sebagai berikut:
1. Memberikan jaminan keselamatan secara teknis terhadap penggunaan kendaraan bermotor wajib uji berkala di jalan.
2. Mendukung terwujudnya kelestarian lingkungan dari kemungkinan pencemaran yang diakibatkan oleh penggunaan kendaraan bermotor wajib uji berkala di jalan.
3. Memberikan pelayanan umum kepada masyarakat.
Pengujian kendaraan bermotor terdiri atas uji berkala pendaftaran kendaraan wajib uji berkala, uji berkala pertama, dan uji berkala perpanjangan masa berlaku.
Uji berkala kendaraan bermotor meliputi pemeriksaan dan pengujian fisik serta pengesahan hasil pada bukti lulus uji. Dalam hal ini, pemeriksaan dan pengujian fisik mencakup pengujian persyaratan teknis dan laik jalan.
3.2.1 Pengujian Persyaratan Teknis
Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 19 Tahun 2021 tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor pasal 10, Pengujian persyaratan teknis adalah suatu kegiatan pengujian dengan menggunakan atau tanpa menggunakan peralatan uji untuk memastikan dalam pemenuhan terhadap ketentuan persyaratan teknis kendaraan bermotor. Pengujian persyaratan teknis meliputi:
1. Susunan;
2. Perlengkapan 3. Ukuran
4. Rumah-rumah;
5. Rancangan teknis kendaraan bermotor sesuai dengan peruntukannya.
Pengujian persyaratan teknis dilakukan secara visual dan manual.
Berikut merupakan perbedaan proses pemeriksaan secara visual dan manual.
1. Pemeriksaan visual, paling sedikit meliputi:
a. Nomor dan kondisi rangka kendaraan bermotor;
b. Nomor dan tipe motor penggerak;
c. Kondisi tangka bahan bakar, corong pengisi bahan bakar, pipa saluran bahan bakar;
d. Kondisi sistem converter kit bagi kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar bertekanan;
e. Kondisi sistem baterai, untuk kendaraan bermotor menggunakan energi penggerak Listrik;
f. Kondisi dan posisi pipa pembuangan, kecuali kendaraan bermotor listrik baterai;
g. Ukuran roda dan ban serta kondisi ban;
h. Kondisi sistem suspensi;
i. Kondisi rem utama;
j. Kondisi penutup lampu dan alat pemantul Cahaya;
k. Kondisi panel instrumen pada dashboard kendaraan;
l. Kondisi kaca spion;
m. Kondisi spakbor;
n. Bentuk bumper;
o. Keberadaan dan kondisi perlengkapan kendaraan;
p. Rancangan teknis kendaraan sesuai peruntukannya;
q. Keberadaan dan kondisi fasilitas tanggap darurat khusus untuk mobil bus; dan
r. Kondisi badan kendaraan, kaca, engsel, tempat duduk, perisai kolong, pengarah angin untuk mobil barang bak muatan tertutup.
2. Pemeriksaan manual, paling sedikit meliputi:
a. Kondisi penerus daya;
b. Sudut bebas kemudi;
c. Kondisi rem parkir;
d. Fungsi lampu dan alat pemantul cahaya;
e. Fungsi penghapus kaca;
f. Tingkat kegelapan kaca;
g. Fungsi klakson;
h. Kondisi dan fungsi sabuk keselamatan;
i. Ukuran kendaraan; dan
j. Ukuran tempat duduk, bagian dalam kendaraan dan akses keluar darurat khusus untuk mobil bus.
Dalam proses pengujian persyaratan teknis yang dilakukan terhadap kereta gandengan dan kereta tempelan paling sedikit meliputi:
1. Pengukuran berat;
2. Pengukuran dimensi;
3. Pemeriksaan alat penggandeng (kopling);
4. Pemeriksaan sambungan listrik dan sambungan tekanan udara atau hidrolik dari mobil penarik ke kereta gandengan atau kereta tempelan; dan
5. Pemeriksaan konstruksi.
3.2.2 Pengujian Laik Jalan
Berdasarkan PM 19 tahun 2021 pasal 12, pengujian persyaratan laik jalan merupakan kegiatan pengujian yang dilakukan dengan pengukuran kinerja minimal kendaraan bermotor berdasarkan ambang batas laik jalan dan wajib menggunakan peralatan uji. Pengujian laik jalan paling sedikit meliputi:
1. Emisi gas buang, kecuali kendaraan bermotor listrik baterai;
2. Tingkat kebisingan suara klakson atau kanlpot;
3. Kemampuan rem utama;
4. Kemampuan rem parkir 5. Kincup roda depan;
6. Kemampuan pancar dan arah sinar lampu utama;
7. Akurasi alat penunjuk kecepatan;
8. Kedalaman alur ban; dan 9. Daya tembus cahaya pada kaca.
Pengujian laik jalan dilakukan terhadap kereta gandengan dan kereta tempelan paling sedikit meliputi:
1. Uji kemampuan rem;
2. Kedalaman alur ban; dan 3. Uji sistem lampu.
Setiap kendaraan yang diuji untuk memenuhi standar laik jalan kendaraan bermotor harus memenuhi standar nilai ambang batas. Berikut merupakan standar nilai ambang batas tersebut, yaitu:
3.3 Perlengkapan Keselamatan Kendaraan Bermotor
Untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan, mencegah dan mengurangi fatalitas akibat terjadinya kecelakaan kendaraan bermotor, serta mengikuti perkembangan teknologi keselamatan kendaraan bermotor, perlu adanya penambahan perlengkapan keselamatan yang harus dipasang di setiap kendaraan bermotor. Berdasarkan PM 74 Tahun 2021 tentang Perlengkapan Keselamatan Kendaraan Bermotor Pasal 3, perlengkapan keselamatan umum yang digunakan pada kendaraan meliputi:
1. Sabuk keselamatan;
2. Ban cadangan;
3. Segitiga pengaman;
4. Dongkrak;
5. Pembuka roda;
6. Helm dan rompi pemantul cahaya untuk kendaraan tidak dilengkapi dengan rumah-rumah; dan
7. Perlengkapan pertolongan pertama.
Selain perlengkapan keselamatan di atas, kendaraan bermotor kecuali sepeda motor harus dilengkapi dengan perisai kolong dan harus menambah perlengkapan berupa alat pemantul cahaya tambahan.
3.3.1 Perisai Kolong
Perisai kolong dipasang pada bagian samping dan belakang kendaraan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Tinggi bagian samping bawah badan kendaraan 700 mm dari permukaan tanah dan/atau sumbu paling belakang berjarak lebih dari 1.000 mm dari sisi terluar bagian kendaraan;
2. Bagian bawah perisai kolong samping memiliki jarak tidak lebih dari 550 mm dengan permukaan tanah;
3. Perisai kolong belakang wajib dipasang pada mobil barang dengan JBB >
5.000 kg dan kereta gandengan serta kereta tempelan;
4. Panjang perisai kolong belakang minimal 80% dari lebar kendaraan dengan tinggi maksimal 550 mm dari permukaan tanah dan sudut pergi minimal 8 derajat;
5. Perisai kolong samping dan belakang tidak melebihi sisi terluar bagian kendaraan atau sejajar; dan
6. Pemasangan dilakukan oleh perusahaan karoseri.
3.3.2 Alat Pemantul Cahaya Tambahan
Terdapat beberapa jenis warna yang digunakan sebgai alat pemantul cahaya tambahan yang berupa stiker, yaitu merah, kuning, dan putih. Kereta gandengan dan tempelan menggunaakn stiker pematul cahaya berwarna putih untuk bagaian samping, sedangkan kendaraan selain kriteria tersebut menggunakan warna kuning untuk bagaian samping kendaraan. Pada bagaian belakang semua kendaraan yang disyaratakan menggunakan alat pemantul cahaya berupa stiker menggunakan warna merah.
Ketetuan penggunaan stiker reflektor dikhusukan untuk jenis KBWU dengan JBB lebih dari 7.500 kg. Penjelasan lebih detail terkait dengan jenis KBWU sebagai berikut:
1. Kendaraan angkutan barang bak terbuka;
2. Kendaraan angkutan barang bak tertutup;
3. Mobil tangki;
4. Mobil concrete pump;
5. Kereta gandingan; dan 6. Kereta tempelan.
3.4 Surat Keterangan Tidak Lulus
Setiap KBWU wajib melaksanakan pengujian secara berkala setiap 6 (enam) bulan sekali. Dalam pelaksanaan pengujian tentunya terdapat kendaraan yang lulus dan tidak lulus uji. Sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 19 Tahun 2021 Pasal 22 bahwa setiap kendaraan bermotor, kereta gandengan, atau kereta tempelan yang telah dinyatakan tidak lulus uji, penguji kendaraan bermotor setempat wajib menerbitkan surat keterangan tidak lulus uji. Surat keterangan tidak lulus uji disampaikan secara tertulis kepada pemilik dengan mencantumkan:
1. Item tidak lulus uji;
2. Alasan tidak lulus uji;
3. Perbaikan yang harus dilakukan; dan
4. Waktu dan tempat dilakukan pengujian ulang.
Pemilik KBWU, kereta gandengan, atau kereta tempelan yang mengalami tidak lulus uji diwajibkan melakukan perbaikan dan melakukan uji ulang kembali pada waktu dan tempat yang telah ditentukan untuk memastikan bahwa kendaraan tersebut memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan untuk beroperasi di jalan raya.
BAB IV
PELAKSANAAN MAGANG II
4.1 Bidang Kerja
Analisis hasil pengujian kendaraan bermotor adalah proses mencari dan menyusun data pengujian kendaraan bermotor secara sistematis. Proses pencarian data dilakukan dengan mengakses semua sumber data, melakukan pendataan, pengamatan dan praktek pengujian langsung yang ada di lokasi pengujian Sidoarjo.
Namun data kegiatan pengambilan data diatas difokuskan dalam konteks hasil uji kendaraan. Selanjutnya data yang didapatkan akan disortir sesuai dengan tujuan analisis tersebut serta mendapatkan implikasi yang belum pernah menjadi perhatian. Dalam pelaksanaan magang ini, adapun jadwal waktu pelayanan pada Unit Pelaksana Teknis Berkala Kendaraan Bermotor (UPTPKB) Kabupaten Sidoarjo pada Tabel 4.1 Jadwal Waktu Pelayanan.
Tabel 4. 1 Jadwal Waktu Pelayanan.
HARI WAKTU
Senin s/d Kamis 08.30 – 16.00 WIB
Istirahat 11.30 – 14.00 WIB
Jum’at 08.30 – 16.00 WIB
Istirahat 11.00 – 14.00 WIB
Sabtu s/d Minggu Libur
Adapun dalam penulisan laporan ini lebih mengutamakan pada bidang analisis hasil pengujian kendaraan bermotor untuk mengidentifikasi item-item pengujian yang paling sering menyebabkan kegagalan uji di UPTPKB Kabupaten Sidoarjo, dimana data terdiri dari beberapa indikator, meliputi:
4.3.1. Pencatatan dan Identifikasi Kendaraan
Pencatatan dan Identifikasi merupakan kegiatan input data yang mengacu pada data terkait penentuan daya angkut, penentuan Muatan Sumbu Terberat (MST), penentuan kelas jalan, dan Jumlah Berat yang Diizinkan (JBI).
Data tersebut diperoleh pada saat kendaraan baru melakukan uji pertama, sehingga dalam pelaksanaannya terdapat perhitungan penentuan daya angkut, penentuan Muatan Sumbu Terberat (MST), penentuan kelas jalan, dan Jumlah Berat yang Diizinkan (JBI). Kegiatan ini juga dilakukan pada kendaraan yang melakukan mutasi masuk seta numpang uji masuk.
4.3.2. Data Jumlah kendaraan yang melaksanakan pengujian
Data Jumlah kendaraan yang melaksanakan pengujian mengacu pada kendaraan yang melaksanakan pengujian di UPTPKB Kabupaten Sidoarjo.
Kendaraan yang didata merupakan KBWU yang melaksanakan kegiatan uji berkala. peng Periode observasi dilakukan pada Bulan Januari - April 2025.
4.3.3. Data jumlah kendaraan tidak lulus uji berkala
Data jumlah kendaraan tidak lulus uji berkala merupakan data yang mengacu pada pemilik kendaraan bermotor yang mendapatkan surat keterangan tidak lulus karena terdapat item yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan sehingga perlu melakukan perbaikan. Perbaikan yang dilakukan memerlukan waktu lebih dari 1 hari terhadap item yang tidak lulus uji. Periode observasi dilakukan pada Bulan Januari - April 2025.
4.3.4. Data jumlah kendaraan numpang uji keluar dan masuk
Data jumlah kendaraan numpang uji keluar dan masuk mengacu pada kendaraan yang melakukan uji berkala di luar atau di dalam wilayah administrasi UPTPKB Kabupaten Sidoarjo, berbeda dari tempat kendaraan tersebut terdaftar. Numpang uji keluar merupakan kendaraan yang terdaftar di Kabupaten Sidoarjo, tetapi melaksanakan uji berkala di daerah lain (misalnya Surabaya, Gresik, atau daerah lain di luar Sidoarjo). Numpang uji masuk
adalah kendaraan dari luar daerah yang terdaftar di luar Kabupaten Sidoarjo namun melakukan uji berkala di UPTPKB Kabupaten Sidoarjo.
Numpang uji ini dilakukan berdasarkan kebutuhan pemilik kendaraan, seperti lokasi operasional kendaraan yang jauh dari wilayah asal, efisiensi waktu, atau pertimbangan teknis lainnya. Meskipun uji dilakukan di luar wilayah asal, hasil uji tetap sah secara hukum dan akan dilaporkan ke dinas perhubungan wilayah asal kendaraan sesuai ketentuan yang berlaku.
4.3.5. Data Jumlah kendaraan tidak uji
Data jumlah kendaraan tidak uji mengacu pada jumlah KBWU yang tidak melaksanakan uji berkala. Data diperoleh berdasarkan hasil rekapitulasi hasil uji di setiap bulannya pada periode Bulan Januari - April 2025.
4.2 Pelaksanaan Kerja
Pada pelaksanaan Magang II di UPTPKB Sidoarjo terdapat pelaksanaan kerja yang dilakukan di lapangan terkait pemeriksaan persyaratan teknis dan pengujian laik jalan kendaraan bermotor. kegiatan Mahasiswa/i tidak terpaku dalam satu kegiatan namun juga beberapa kegiatan yang dapat memberikan wawasan dan pengetahuan baru untuk dipelajari, kegiatan tersebut berupa pendampingan penerbitan hasil uji dan membantu pencatatan dan identifikasi kendaraan, penerbitan hasil uji dan juga Penegakan Hukum (Gakum). Dalam pelaksanaan kerja ini penulis juga melakukan kegiatan pengamatan terhadap sistem serta metode kerja. Hal ini dilakukan untuk mengetajui apakah pengujian dilakukan dengan benar sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) karena ketika kegiatan tidak dilakukan secara benar makan akan berdampak terhadap hasil pengujian. Implikasi ini yang menjadi salah satu dalam penulisan laporan.
4.2.1 Pendampingan pencatatan dan identifikasi kendaraan
Kegiatan pencatatan dan identifikasi kendaraan dilakukan untuk pemenuhan data administrasi terhadap kendaraan yang melakukan uji berkala
pertama, uji berkala mutase dan numpang uji. Kendaraan harus sesuai dengan Sertifikat Regristrasi Uji Tipe (SRUT) yang dimana meliputi nomor mesin, nomor rangka, dimensi kendaraan dan spesifikasi lainya. Setelah seluruhya sama maka tahapan selanjutnya yaitu penguji melakukan penentuan Jumlah Berat Izinkan (JBI) dengan melakukan perhitungan Daya angkut kendaraan. Hal ini merupakan hal yang penting karena apabila terjadi kesalahan perhitungan atau in put data maka akan menjadi tidak pidana karena dianggap sebagai upaya pemalsuan data.
Gambar 4 pencatatan dan identifikasi kendaraan
Pada proses pelaksanaan kerja penulis melakukan pengamatan kerja, dalam hal proses ini masih didapati kegiatan dilakukan tidak sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) seperti contoh penguji tidak melakukan pengambilan data dimensi secara langsung namun hanya melakukan metode pendekatan degan cara mengakses laman website milik kementerian yaitu sistem registrasi uji tipe. Hal ini atau metode ini tentu tidak dapat dilakukan, kegiatan ini mungkin terkesan cepat dan mudah namun dalam hal pengujian tentu hal ini tidak dapat dibenarkan.
Pada perhitungan penentuan JBI kendaraan ada beberapa aspek yang harus diperhatikan yaitu megenai Jumlah Berat Yang Diizinkan, kelas jalan, kemampuan sumbu, kekuatan ban. Keempat aspek ini menjadi patokan dalam penentuan daya angkut. Penulis dalam kegiatan ini berkesempatan melakukan
perhitungan, dengan diberikannya kesempatan itu penulis dapat melakukan pengamatan secara detail.
4.2.2 Pengujian Persyaratan Teknis (Pra Uji)
Pelaksanaan kerja pengujian persyaratan teknis kendaraan bermotor di UPTPKB (Unit Pelaksana Teknis Pengujian Kendaraan Bermotor) Sidoarjo merupakan bagian dari rangkaian pelayanan. Kegiatan ini mencakup serangkaian proses pemeriksaan teknis yang meliputi susunan kendaraan, ukuran ,rumah-rumah dan rancangan teknis kendaraan sesuai dengan peruntukannya. serta komponen lainnya yang sesuai dengan standar teknis yang telah ditetapkan. Dalam pengujian ini penulis juga melakukan kegiatan pengamatan terhadap sistem serta metode kerja.
Gambar 5 Pelaksanaan pra uji
Pada pelaksanaan pemeriksaan persyaratan teknis dilakukan untuk memastikan kondisi kendaraan sebelum memasuki tahap uji kelaikan lebih lanjut. Pemeriksaan awal meliputi inspeksi visual terhadap kondisi fisik kendaraan serta pengecekan kelengkapan administrasi, Mahasiswa/i dilengkapi dengan perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD) standar berupa
helm keselamatan dalam pelaksanaan pemeriksaan. Kendaraan yang diperiksa diposisikan di area parkir yang telah ditandai dengan cone sebagai batas titik pengambilan foto kendaraan. Pada pelaksanaan di lapagan pengujian hanya dilakukan dengan penguji berdiri di sisi depan kendaraan tanpa memutari atau melakukan pemeriksaan secara menyeluruh pada semua sisi kendaraan. Dalam hal ini tentunya dapat membatasi item yang diperiksa yang tent
4.2.3 Pengujian Laik Jalan
Pelaksanaan pengujian laik jalan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan pengukuran kinerja minimal Kendaraan Bermotor berdasarkan ambang batas laik jalan. Proses pengujian ini melibatkan beberapa tahapan yang dilaksanakan secara sistematis agar semua aspek keselamatan dapat diuji secara menyeluruh.
4.2.3.1 Pengujian Emisi Gas Buang
Salah satu kegiatan yang dilakukan selama magang di UPTPKB Sidoarjo adalah pengujian emisi gas buang kendaraan, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pencemaran yang dihasilkan oleh kendaraan, sesuai dengan peraturan baku mutu emisi gas buang yang berlaku di Indonesia.
Pengujian emisi dilakukan dengan dua jenis alat, yaitu:
1. Smoke Tester (untuk kendaraan diesel)
Smoke tester digunakan untuk mengukur tingkat kepekatan asap (opacity) pada kendaraan bermesin diesel. Proses pengujiannya sebagai berikut:
1. Kendaraan ditempatkan pada posisi netral dan mesin dalam kondisi hidup.
2. Pengemudi diminta menekan pedal gas penuh (full throttle) sebanyak tiga kali untuk mendapatkan hasil pengukuran rata-rata kepekatan asap.
3. Probe alat smoke tester dimasukkan ke dalam knalpot kendaraan.
4. Hasil pengujian ditampilkan dalam satuan persen opacity. Semakin tinggi nilai opacity, semakin pekat asap yang dihasilkan dan semakin buruk emisi kendaraan.
Penulis terlibat dalam proses pengujian serta penulis memperhatikan metode kerja dari penguji dalam pelaksanaan kegiatan. Hasil dari pengamatan selama periode magang pengujian smoke tester ini hanya dilakukan sekali, untuk proses kegiatan pengujian alat ini tidak pernah digunakan namun untuk hasil data tetap diinput dengan mencantumkan nilai data pada aplikasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) dibawah ambang batas. Nilai ambang batas opacity disesuaikan dengan tahun produksi dan jenis kendaraan sesuai regulasi yang berlaku.
2. CO-HC Tester Atau Gas Analyzer (untuk kendaraan bensin)
Untuk kendaraan bermesin bensin, digunakan alat gas analyzer yang mengukur kadar gas karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon (HC) dalam gas buang.
1. Langkah-langkah pengujiannya adalah:
2. Kendaraan dalam kondisi idle (diam namun mesin hidup) dengan suhu kerja normal.
3. Probe dari alat CO-HC analyzer dimasukkan ke dalam knalpot kendaraan.
4. Setelah beberapa detik, alat akan menampilkan hasil berupa kadar CO (dalam %) dan HC (dalam ppm – parts per million).
5. Hasil dibandingkan dengan ambang batas emisi kendaraan sesuai peraturan.
Gambar 6 Pengujian Emisi
Penulis turut serta dalam proses pengujian dan mengamati secara langsung metode kerja penguji selama kegiatan berlangsung. Berdasarkan pengamatan selama masa magang, alat gas analyzer hanya digunakan satu kali dalam pengujian. Namun, dalam praktiknya, alat tersebut tidak digunakan secara rutin untuk proses pengujian, meskipun demikian data hasil tetap dicatat dan dimasukkan ke dalam aplikasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) dengan nilai yang dicantumkan berada di bawah ambang batas. Batas ambang tersebut disesuaikan dengan tahun pembuatan dan jenis kendaraan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
4.2.3.2 Pengujian Kolong
Pengujian kolong kendaraan merupakan salah satu tahapan penting dalam proses pengujian kendaraan bermotor di UPT PKB Sidoarjo. Pengujian ini bertujuan untuk memeriksa kondisi komponen- komponen yang berada di bagian bawah kendaraan, terutama yang berkaitan dengan sistem kemudi, sistem suspensi, sistem rem, landasan atau chasis, sistem pembuangan, dan sistem penerus daya. Beberapa aspek yang diperiksa dalam pengujian kolong antara lain:
1. Sistem kemudi, kondisi ball joint pitmen arm, ball joint draglink, ball joint idle arm, king pin, dan ball joint tierod end.
2. Sistem suspensi, seperti leaf spring, pengikat leaf spring, gantugan leaf spring, shock absorber, dan suspensi udara (balon) bocor.
3. Sistem pengereman, meliputi kebocoran minyak rem, kondisi selang, tabung kompresor, kondisi camber dan sambungan mekanis rem.
4. Sistem transmisi, untuk melihat adanya kebocoran oli atau kerusakan visual.
5. Rangka dan dudukan bodi, untuk memastikan tidak ada retakan, korosi berat, atau sambungan yang lepas.
Gambar 7Uji Kolong
Selama magang, penulis turut membantu penguji dalam proses inspeksi, seperti memegang alat bantu, mencatat hasil pemeriksaan, serta belajar mengidentifikasi tanda-tanda kerusakan atau keausan komponen.
Pemeriksaan dilakukan dengan hati-hati karena berkaitan langsung dengan aspek keselamatan kendaraan di jalan raya. Pengujian kolong ini juga menjadi dasar apakah kendaraan layak untuk mendapatkan sertifikat lulus uji atau tidak. Jika ditemukan kerusakan, kendaraan akan dinyatakan tidak lulus dan harus melakukan perbaikan sebelum diuji ulang.
4.2.3.3 Pengujian Kincup Roda Depan
Pemeriksaan kincup roda depan merupakan bagian dari proses pengujian kendaraan bermotor yang bertujuan untuk memastikan keselarasan roda depan kendaraan. Pengujian ini penting untuk menjaga
stabilitas kendaraan saat berjalan lurus, mengurangi keausan ban yang tidak merata, dan meningkatkan keselamatan serta kenyamanan pengemudi. Kincup roda depan merujuk pada sudut antara dua roda depan kendaraan jika dilihat dari atas. Ada dua jenis kondisi yang mungkin terjadi:
1. Toe-in : Ujung depan roda mengarah sedikit ke dalam.
2. Toe-out : Ujung depan roda mengarah sedikit ke luar.
Gambar 8Pengujian Kicup Roda Depan
Selama kegiatan magang, penulis berkesempatan untuk mengamati dan membantu proses pengujian ini, mulai dari mengarahkan kendaraan, mengoperasikan alat uji, menginput hasil pengukuran. Berdasarkan pengamatan selama masa magang, alat side slip hanya digunakan satu kali dalam pengujian. Namun, dalam praktiknya, alat tersebut tidak digunakan secara rutin untuk proses pengujian.
4.2.3.4 Pengujian Pancar dan Arah Sinar Lampu Utama
Pengujian pancar dan arah sinar lampu utama bertujuan untuk memastikan bahwa lampu depan kendaraan mampu memberikan penerangan yang cukup dan terarah dengan benar, tanpa menyilaukan pengendara dari arah berlawanan. Pengujian ini merupakan bagian dari uji laik jalan kendaraan bermotor dan menjadi syarat penting dalam proses uji.
Gambar 9 Uji Head Light
Penulis selama magang ikut membantu dalam menyiapkan posisi kendaraan, mengarahkan pengemudi untuk menyalakan lampu, melakukan pengujian. Penulis juga mempelajari bahwa selain arah sinar, intensitas cahaya juga menjadi penilaian jika terlalu redup, lampu dianggap tidak memenuhi standar keselamatan jalan. Pengujian ini sangat penting karena lampu yang tidak tepat arah atau tidak terang dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas, terutama saat malam hari atau dalam kondisi hujan dan kabut. Selama masa magang, berdasarkan hasil pengamatan, alat uji intensitas cahaya hanya digunakan beberapa kali untuk pengujian. Meski demikian, dalam pelaksanaannya, alat tersebut tidak digunakan secara rutin, namun data hasil tetap diinput ke dalam aplikasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) dengan nilai yang tercantum berada di bawah ambang batas.
4.2.3.5 Pengujian Rem
Pengujian sistem rem merupakan salah satu tahapan penting dalam proses pengujian kendaraan bermotor di UPTPKB Sidoarjo. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk memastikan bahwa kendaraan memiliki kemampuan pengereman yang baik, seimbang, dan sesuai dengan standar keselamatan yang ditetapkan. Sistem rem yang berfungsi secara optimal sangat berperan dalam menjaga keselamatan pengemudi, penumpang, maupun pengguna jalan lainnya.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat uji rem otomatis (Brake Tester) yang terdiri dari sepasang roller dan sensor digital. Alat ini bekerja dengan cara mengukur gaya pengereman dan keseimbangan antara roda kiri dan kanan, serta menghitung efisiensi pengereman terhadap berat kendaraan.
Gambar 10 Pengujian Rem
4.2.3.6 Pengujian Akurasi Alat Penunjuk Kecepatan
Pengujian akurasi alat penunjuk kecepatan atau speedometer merupakan salah satu bagian penting dalam proses uji kendaraan bermotor di UPT PKB Sidoarjo. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk memastikan bahwa informasi kecepatan yang ditampilkan pada panel kendaraan sesuai dengan kecepatan sebenarnya yang dialami kendaraan saat berjalan.
Speedometer yang tidak akurat dapat menyebabkan pengemudi tidak menyadari bahwa kendaraan melaju melebihi batas kecepatan, yang berpotensi menimbulkan pelanggaran lalu lintas bahkan kecelakaan.
Gambar 11 Pengujian Spedometer
Penulis ikut serta dalam proses pengujian dan mengamati secara langsung cara kerja penguji selama kegiatan berlangsung. Selama masa magang, berdasarkan hasil pengamatan, alat uji speedometer hanya digunakan satu kali untuk pengujian. Setelah dilakukan wawancara dengan sejumlah penguji didapatkan kesimpulan bahwa alat tidak digunakan karena faktor jarak alat yang terlalu mepet dengan jarak break tester serta pertimbangan waktu uji.
4.2.4 Pendampingan penerbitan Hasil Uji
Penerbitan hasil uji Setelah seluruh tahapan pengujian kendaraan selesai dilaksanakan, langkah selanjutnya adalah proses penerbitan hasil uji kendaraan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan bukti resmi bahwa kendaraan telah diuji dan dinyatakan memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan. Penerbitan hasil uji dilakukan oleh petugas yang berwenang di unit pengujian kendaraan bermotor. Data hasil pengujian jika seluruh parameter memenuhi standar yang ditetapkan, maka kendaraan dinyatakan lulus uji.
Gambar 12 Penerbitan Hasil Uji
Dalam gambar mahasiswa/i diminta untuk melakukan pendampingan penerbitan hasil uji. Hasil uji nantinya yang akan diterima oleh pemilik kendaraan berupa sertifikat lulus uji, kartu uji dan stiker hologram. Ketiga item
bukti lulus ini diberikan pada pengemudi setelah dilakukannya penandatanganan oleh petugas. Dalam kegiatan pencetakan hasil terdapat beberapa tahapan, berikut merupakan tahapan daripada pencetakan hasil pengujian.
Gambar 13 Alur Penerbitan Hasil Uji
Gambar tersebut adalah diagram alir (flowchart) proses cetak hasil pengujian kendaraan menggunakan sistem. Berikut merupakan penjelasan alurnya:
1. Mulai
Proses dimulai dari titik awal.
2. Persiapan Software dan Hardware
Melakukan persiapan sistem pengujian, baik perangkat lunak maupun perangkat keras.
3. Input Nomor Uji Kendaraan
Memasukkan nomor identifikasi kendaraan yang akan diuji.
4. Cek Hasil
Sistem melakukan analisis hasil pengujian kendaraan.
5. Keputusan Lulus / Tidak Lulus
1. Jika LULUS, proses dilanjutkan ke:
a. Cetak Hasil Uji
Mencetak dokumen resmi hasil pengujian.
b. Penyerahan Hasil
Memberikan hasil uji kepada pemilik kendaraan.
2. Jika TIDAK LULUS :
a. Banding
Pemilik kendaraan dapat mengajukan banding terhadap hasil uji. Kemudian dilanjutkan dengan pengujian ulang Jika banding diterima atau langsung mengulang pengujian.
4.3 Analisis Hasil Uji
Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi item-item pengujian yang paling sering menyebabkan kegagalan uji di UPTPKB Sidoarjo. Untuk identifikasi hanya dilaksanakan pada data kendaraan bulan Januari sampai Mei 2025 sesuai dengan waktu pelaksanaan magang II. Dengan memahami pola dan fr ekuensi kegagalan diharapkan dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ketidaklulusan, sehingga langkah perbaikan yang efektif dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas pengujian di masa mendatang.
4.3.1. Rekapitulasi Hasil uji
Pada periode Januari hingga April 2025, telah dilakukan serangkaian pengujian terhadap kendaraan bermotor untuk pemeriksaan persyaratan teknis dan laik jalan terhadap standar yang ditetapkan. Hasil pengujian yang dilakukan selama empat bulan tersebut tercatat dalam Tabel 4. 2 Rekapitulasi Pengujian Kendaraan, karena dalam konteks pengujian kendaraan terdapat klasifikasi maka dilakukan pendataan secara terpisah yang dimana ada pengujian pendaftaran, pengujian pertama, pengujian berkala, numpang uji masuk, mutasi masuk, pengujian rubah bentuk dan rubah sifat, mutasi keluar dan numpang uji keluar.
Tabel 4. 2 Rekapitulasi Pengujian Kendaraan
NO Bulam Jumlah Teknis Administrasi
Uji pertama Uji Berkala Numpang Uji Masuk Mutasi Masuk R. Bentuk & R. sifat Mutasi keluar Numpang Uji keluar Jumlah
1 Januari 4776 154 3866 254 57 6 37 402 439
2 Februari 4765 151 3960 171 43 5 63 372 435
3 Maret 4350 115 3655 174 55 8 55 288 343
4 April 3171 112 2534 150 43 7 15 310 325
Tabel di atas menunjukkan hasil pengujian kendaraan yang dilakukan secara berkala. Setiap bulannya kendaraan yang melakukan pengujian ada pada angka empat ribu kendaraan, dengan pegujian perpanjangan masa berlaku atau pengujian berkala menjadi pengujian yang banyak dilakukan. Namun disamping itu kegiatan numpang uji masuk juga tidak bisa dianggap kecil karena dalam kurun waktu satu bulan pernah menyentuh angka 254 kendaraan.
Januari Februari Maret April
- 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500
3,047 3,208
2,873
2,085
34 41 32 19
3,081 3,249
2,905
2,104
Data Kendaraan Uji Pendaftaran UPTPKB SIDOARJO
Lulus Tidak Lulus Total Uji
Gambar 14 Diagram Rekapitulasi Pengujian
Dalam data ini menampilakan jumlah rekapitulasi kendaraan lulus dan tidak lulus uji dalam periode bulan Januari sampai April, data ini menjadi acuan dalam melakukan analisis awal penulis untuk dikembangkan dalam pemecahan kendala.
4.3.1.1 Data Tidak Lulus Uji
Data kendaraan yang tidak lulus uji merupakan data informasi mengenai kendaraan-kendaraan yang gagal memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan dalam proses pengujian kendaraan bermotor. Data ini mencerminkan tingkat kepatuhan pemilik kendaraan terhadap peraturan keselamatan dan kelayakan kendaraan di jalan raya.
Tabel 4. 3 Data Tidak Lulus Uji Maret
Data Kendaraan Minggu
Total %
1 2 3 4
Pos Pemeriksaan
Dokumen - - - - - -
Pra Uji 4 5 5 4 18 56%
Uji Emisi - - - - - -
Uji
Kolong 3 3 1 3 9 28%
Head
Light - - - - - -
Uji Rem 2 1 2 - 5 20%
Tabel di atas menunjukkan hasil item pengujian kendaraan yang dilakukan secara berkala sepanjang bulan maret. Pengujian dilakukan pada hari kerja, untuk hari libur ditandai dengan kolom berwarna biru, dan kendaraan yang menggalami tidak lulus uji ditunjukkan dalam setiap sel. Dari total seluruh pengujian, item
pengujian pemeriksaan pra uji menjadi yang paling banyak mentidak luluskan kendaraan, data menunjukan 56% kendaraan yang tidak lulus uji hal ini tentunya menjadi temuan yang cukup menarik dikarenakan pemeriksaan kendaraan pada item ini tidak menggunakan alat dan hanya dilakukan secara visual dan manual.
Ada beberapa kendaraan yang juga mengalami tidak lulus pada item pengujian kolong dan pengujian rem kendaraan, namun berdasarkan data diatas angkanya tidak sebanyak item pemeriksaan pra uji. Tapi hal ini tidak bisa juga serta merta bisa disepelekan karena seluruh kendaraan yang melakukan pengujian harus lulus dari semua aspek pengujian.
Tabel 4. 4 Data Tidak Lulus April
Data Kendaraan Minggu
Total %
1 2 3 4
Pos Pemeriksaan
Dokumen - - - - - -
Pra Uji - 4 7 2 13 68%
Uji Emisi - - - - - -
Uji
Kolong - 1 1 - 2 10%
Head
Light - - - - - -
Uji Rem - 1 2 1 5 26%
Tabel di atas menyajikan hasil item pengujian kendaraan yang dilakukan secara berkala selama bulan April. Pengujian dilaksanakan pada hari kerja, sementara hari libur ditandai dengan kolom berwarna biru. Kendaraan yang tidak lulus uji ditandai secara spesifik pada masing-masing sel. Dari keseluruhan pengujian, item pemeriksaan pra-uji tercatat sebagai penyebab terbanyak kendaraan tidak lulus, dengan persentase mencapai 67%. Temuan ini cukup menarik, mengingat pemeriksaan pada tahap pra-uji dilakukan secara visual tanpa bantuan alat, namun tetap menghasilkan tingkat ketidaklulusan yang cukup tinggi.
4.3.1.2 Rekap Kendaraan Tidak Lulus uji
Tabel 4. 5 Item Tidak Lulus Pada Kendaraan
No Nomor Kendaraan Tanggal Uji Keterangan
1. W 8837 PM 8 April 2025 1. Jenis rumah atau bak tidak sesuai STUK/SRUT
2. Lampu rem kanan tidak menyala 2. W 7814 UO 8 April 2025 1. Lampu rem kiri tidak menyala
2. Lampu posisi mati 3. W 8187 PG 9 April 2025 1. Klakson tidak berfungsi
2. Lampu utama jauh tidak menyala 4. W 8842 PV 10 April 2025 1. Lampu utama dekat depan kiri tidak
menyala
2. Ball joint tierod aus 5. W 8375 UV 10 April 2025 1. Tangki bahan bakar bocor
2. Lampu rem kiri tidak menyala 6. W 9436 PD 11 April 2025 1. Kebocoran oli mesin
2. Kebocoran oli transmisi
7. W 9311 P 14 April 2025 1. Lampu utama jauh tidak menyala 2. Klakson tidak berfungsi
8. W 9745 PE 15 April 2025 1. Kondisi ban S2 kiri rusak
2. Ukuran Tinggi tidak sesuai STUK/SRUT 3. ROH Tidak sesuai STUK/SRUT
9. W 9692 QD 15 April 2025 1. Ukuran Tinggi tidak sesuai STUK/SRUT 2. Ukuran Lebar tidak sesuai STUK/SRUT 3. Jenis rumah – rumah tidak sesuai
STUK/SRUT
10. W 9497 NB 16 April 2025 1. Lampu penunjuk arah kiri depan tidak menyala
2. Klakson tidak berfungsi
11. W 9169 PB 17 April 2025 1. Jenis rumah – rumah tidak sesuai STUK/SRUT
2. Cabin/ bak diubah/ tidak sesuai type kendaraan
12. W 9815 PG 21 April 2025 1. Ukuran Tinggi tidak sesuai STUK/SRUT 2. Ukuran Lebar tidak sesuai STUK/SRUT 13. W 9851 PR 22 April 2025 1. Ukuran Tinggi tidak sesuai STUK/SRUT
2. Ukuran Lebar tidak sesuai STUK/SRUT 3. Ukuran Tinggi bak muatan tidak sesuai
STUK/SRUT 14. W 9406 NJ 22 April 2025 1. Ball joint tierod aus
2. Ukuran Lebar tidak sesuai STUK/SRUT 3. Ukuran Tinggi bak muatan tidak sesuai
STUK/SRUT
15. W 8489 XH 23 April 2025 1. Lampu utama dekat depan kiri tidak menyala
2. Ball joint tierod aus
16 W 8517 QE 24 April 2025 1. Lampu rem kiri tidak menyala 2. Lampu posisi mati
17. W 9895 PD 25 April 2025 1. Ukuran Tinggi tidak sesuai STUK/SRUT 2. Ukuran Lebar tidak sesuai STUK/SRUT 3. Jenis rumah – rumah tidak sesuai
STUK/SRUT
18. W 9772 P 28 April 2025 1. Lampu rem kanan tidak menyala 2. Jenis rumah atau bak tidak sesuai
STUK/SRUT
19. W 8711 PQ 29 April 2025 1. Jenis rumah atau bak tidak sesuai STUK/SRUT
4.3.2. Pencatatan dan Identifikasi
Untuk kendaraan baru, numpang uji, ataupun mutasi uji juga dilaksanakan pengukuran dimensi kendaraan pada tahap ini pengujian dialakukan oleh penguji tingkat 5 kemudian dilakukan penetapan daya angkut kendaraan. Adapun dalam penetapan daya angkut dilapangan rumus yang digunakan sesuai dengan rumus perhitungan daya angkut yang telah Mahasiswa/i peroleh di kampus, akan tetapi terdapat beberapa kebijakan penentuan hasil serta pada kendaraan tertentu dilakukan metode pendekatan sebagai salah satu cara perhitungan.
Berikut adalah contoh soal perhitungan daya angkut kendaraan sebagai berikut:
Tabel 4. 3 Data Kendaraan
No Gambar Keterangan
1
Identitas kendaraan Pick Up Box dengan merek Suzuki W 8072 PW Type 2 (4x2) M/T
2 Sertifikat Registrasi Hasil
Uji Tipe
3
HasilPengukuranDimensi Lapangan
4 Penentuan penurunan rumus
daya angkut
(Sumber: Data Pengujian Lapangan)
4.4 Kendala yang Dihadapi 1. Integrasi Hasil uji
Permasalahan pada bidang analisis hasil uji ini terdapat pada integrasi hasil uji, maksud integrasi hasil uji adalah proses penerbitan hasil pengujian berupa Bukti Lulus Uji Elektronik (BLU-E) pada setiap unit pengujian daerah saat ini memiliki server dan sistem yang berbeda. Sesuai peraturan memang memiliki kesamaan dalam penerbitan hasil uji yang mana meliputi sertifikat bukti lulus uji, kartu uji dan stiker hologram. Namun pada setiap unit pengujian dalam penerbitan masih memiliki sistem yang tidak bisa dibaca apabila ada kendaraan yang tidak memiliki kartu uji yang diterbitkan oleh pengujian itu sendiri. Kartu uji yang semestinya dapat dipakai 6 kali pengujian apabila kendaraan melakukan pengujian di daerah lain maka hal ini tidak bisa berlaku karena harus mengganti dengan yang baru
Dalam hal ini dicontohkan kendaraan dengan domisili pengujian kabupaten A akan melakukan numpang uji pada Kabupaten B dalam penerbitan hasil uji kabupaten B nantinya kartu uji yang seharusnya dapat digunakan kembali tidak dapat digunakan karena perbedaan sistem dan server. Dalam pengadaan bukti lulus uji pihak pengujian harus menganggarkan sebesar Rp. 25.000,00/ kartu. Hal ini tentunya apabila dibiarkan akan banyak memakan biaya terlebih lagi kendaraan yang melakukan pengujian tidak ada rektribusi.
2. Kendaraan Tidak Lulus Uji
Kendala berikutnya ada pada kendaraan yang tidak lulus uji, bidang analisis hasil uji ini mengkaji seberapa banyak kendaraan yang tidak lulus uji dengan mencari penyebabnya, dalam hal ini kendaraan yang mengalami tidak lulus (TL) uji terbanyak didapatkan pada proses pra uji. Pra uji menjadi penyumbang terbanyak tidak meluluskan kendaraan. Jika dilihat lebih jauh pada data Bulan April dan Maret sebanyak 56% dan 68 %. Dari data ini bisa ditarik kesimpulan bahwa pemilik