LAPORAN MAKALAH
MATA KULIAH PERANCANGAN PABRIK KIMIA Studi Kasus
KELOMPOK 4:
Nabila Oktavia (215061100111004)
Redhita Wahyuningtyas Yulianto (215061101111020)
Muhamad Irfan (215061100111010)
Aidan Muhammad Dien (215061101111002)
Mayland Faizal Al Chuzamy (215061100111018)
Ahmad Yunan Miharjo (215061107111016)
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2023
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Dalam era globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, industri kimia memegang peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan memenuhi berbagai kebutuhan manusia dalam berbagai sektor. Salah satu komponen krusial dalam industri kimia adalah styrene, sejenis senyawa organik yang memiliki aplikasi luas dalam pembuatan berbagai produk plastik dan material lainnya.
Pendirian pabrik styrene perlu menguraikan rincian lebih lanjut termasuk analisis pasar, kebijakan lingkungan, infrastruktur, dan strategi operasional yang direncanakan untuk menjawab tantangan dan peluang dalam industri styrene saat ini.
Styrene, yang juga dikenal sebagai vinyl benzene, merupakan senyawa organik yang digunakan sebagai bahan baku utama dalam produksi berbagai jenis plastik termoplastik, seperti polistirena, ABS, dan polimer lainnya. Permintaan akan produk-produk ini terus meningkat secara signifikan di berbagai sektor industri, termasuk otomotif, elektronik, konstruksi, dan peralatan rumah tangga. Dengan pertumbuhan populasi global dan urbanisasi yang terus berlanjut, styrene menjadi komoditas yang semakin penting dalam memenuhi kebutuhan pasar akan produk plastik yang inovatif dan fungsional.
Industri plastik telah mengalami pertumbuhan yang luar biasa dalam beberapa dekade terakhir. Teknologi canggih, peningkatan kesadaran lingkungan, dan inovasi dalam desain produk telah mendorong penggunaan plastik dalam berbagai aplikasi. Oleh karena itu, pendirian pabrik styrene merupakan langkah strategis untuk mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan industri plastik. Pabrik ini akan menjadi sumber pasokan yang andal untuk memenuhi permintaan bahan baku dalam industri ini.
Pemilihan lokasi untuk pabrik styrene adalah pertimbangan penting. Pabrik ini harus ditempatkan dekat dengan sumber bahan baku utama, seperti etilbenzena, yang merupakan prekursor styrene. Selain itu, lokasi yang strategis juga harus mempertimbangkan aksesibilitas ke pasar utama. Ini akan mengurangi biaya transportasi, mempercepat distribusi
produk, dan meningkatkan daya saing perusahaan.
Pemerintah daerah atau nasional sering memberikan insentif dan dukungan kepada perusahaan yang ingin mendirikan pabrik, terutama jika proyek tersebut dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Selain itu, keandalan infrastruktur, seperti pasokan listrik dan air yang stabil, serta fasilitas transportasi yang baik, adalah faktor kunci dalam keberhasilan operasi pabrik styrene.
Pabrik styrene harus mematuhi regulasi lingkungan yang ketat. Oleh karena itu, investasi dalam teknologi pengolahan limbah dan pengendalian polusi harus menjadi bagian integral dari perencanaan pendirian pabrik. Seiring dengan itu, penting untuk merencanakan inovasi dalam proses produksi dan mengurangi dampak lingkungan agar tetap relevan dalam pasar yang terus berubah.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana analisa pasar dan penentuan kapasitas perancangan pabrik Styrene yang akan didirikan pada tahun 2026. Jelaskan pula spesifikasi bahan dan produk serta pemilihan lokasi yang sesuai menurut tim anda.
II. DASAR TEORI
2.1 Analisa Pasar
Dengan perkembangan industri di Indonesia beberapa senyawa yang digunakan sebagai bahan baku memiliki peningkatan permintaan dari produsen. Salah satu bahan baku yang terdampak akibat perkembangan industri adalah Styrene. Styrene digunakan dalam produksi polistiren, polimer termoplastik yang dikenal luas dengan sifat mudah dibentuk.
Pasar dari styrene sendiri cukup luas, beberapa pabrik industri polimer yang membutuhkan styrene sebagai bahan baku diantaranya adalah PT. Indonesia Polymer Compound. PT.
Petrokimia Butadiene Indonesia, PT. Golden Prima Sejahtera, PT. Prima Plastindo, PT.
Mufasa Specialties Indonesia, PT. Chemindo Interbuana. Untuk menghitung Analisa Pasar dari pabrik styrene dapat digunakan data impor dan ekspor Styrene di Indonesia lalu dihitung menggunakan least square.
Data Impor Styrene di Indonesia menurut Badan Pusat Statistik Indonesia adalah sebagai berikut
Sumber BPS 2022
Data Ekspor Styrene di Indonesia menurut Badan Pusat Statistik Indonesia adalah sebagai berikut
Sumber BPS 2022
2.2 Penentuan Kapasitas Produksi
Perencanaan kapasitas produksi adalah proses untuk menentukan kapasitas produksi yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan manufaktur untuk memenuhi perubahan permintaan terhadap setiap produknya. Perencanaan kapasitas produksi adalah rencana sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk menghasilkan target produksi tertentu. Dalam kasus fluktuasi permintaan, perusahaan mengalami kesulitan dalam memenuhi permintaan. Hal ini disebabkan ketakseimbangan antara penawaran dan permintaan. Tujuan utama dari perencanaan kapasitas produksi adalah penjadwalan manajemen produksi yang strategis untuk menghasilkan kapasitas yang efektif.
Hal – hal yang dilakukan pada proses perencanaan kapasitas produksi adalah sebagai berikut :
1. Memprediksi permintaan dimasa yang akan datang
2. Mempersiapkan kebutuhan material atau bahan baku dalam bentuk fisik 3. Mengatur jadwal produksi yang terencana dengan kebutuhan
4. Mengkaji pertumbuhan ekonomi
5. Menentukan jadwal pengoperasian fasilitas produksi Terdapat dua jenis perencanaan kapasitas produksi, yaitu :
1. Perencanaan kapasitas jangka pendek
Perencanaan kapasitas jangka pendek untuk mengantisipasi kejadian yang bersifat serempak pada kurun waktu yang terbatas, misalnya memenuhi permintaan konsumen dengan waktu yang cukup pendek.
2. Perencanaan kapasitas jangka panjang
Perencanaan kapasitas jangka panjang merupakan merupakan aktivitas penjadwalan produksi yang kemungkinan akan terjadi dan sudah diprediksi sebelumnya, misalnya perencanaan produksi dengan skala besar untuk memperingati perayaan hari besar.
Strategi kapasitas produksi digunakan untuk mendapatkan akses tujuan perusahaan dalam pengendalian kapasitas produksi yang terarah. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan nilai investasi yang tinggi dan pembatasan ukuran fasilitas, untuk mencapai tujuan tersebut maka perusahaan perlu pengelolaan kapasitas yang tepat.
Pertimbangan untuk menentukan kapasitas produksi disuatu perusahaan, diperlukan bahan pertimbangan untuk tercapainya keputusan yang terarah mengenai kapasitas produski.
Dalam mengadakan suatu keputusan yang berkaitan dengan pertimbangan kapasitas produksi, ada tiga aspek yang menjadi pertimbangan dalam menentukan kapasitas produksi, yaitu :
1. Peramalan permintaan secara aktual
Dalam sebuah perusahaan peramalan merupakan hal yang utama untuk menentukan keputusan kapasitas yang direncanakan. Manajemen harus menjadwalkan produk yang sedang ditingkatkan kapasitasnya dan produk yang sedang dihentikan produksinya, sedemikian juga kapasitas yang diperkirakan.
2. Memahami teknologi dan peningkatan kapasitas
Jumlah alternatif yang tersedia mungkin cukup banyak, tapi setelah kapasitas ditentukan keputusan teknologinya dapat dipandu dengan analisis biaya. Kajian ulang biasanya dapat mengurangi jumlah alternatif menjadi beberapa saja. Teknologi juga menentukan peningkatan kapasitasnya.
3. Menentukan tingkat operasi (kapasitas) yang optimal
Teknologi dan peningkatan kapasitas menentukan ukuran optimal suatu fasilitas.
Ada juga kemungkinan dengan tingkat operasi, yaitu lebih kecil, maka biaya tetapnya akan sangat memberatkan dan jika lebih besar, maka fasilitas tersebut memerlukan lebih dari satu manajer untuk mengawasi.
Perencanaan produksi adalah merencanakan serta mengendalikan material masuk dalam sistem produksi (baik bahan baku maupun bahan pembantu) mengalir dalam sistem produksi (menjadi komponen atau subassembly), dan keluar dari sistem produksi (berupa produk jadi atau spare parts) sehingga permintaan dapat dipenuhi dengan efektif dan efisien (tepat jumlah, tepat waktu penyerahan dan biaya produksi yang minimum). Maksud dan tujuan perencanaan produksi adalah untuk memberikan otoritas penguraian rencana produksi ke dalam jadwal induk produksi (master production schedule) menyediakan input untuk mendukung rencana induk dan menjaga kestabilan kegiatan produksi terhadap fluktuasi permintaan.
Perencanaan produksi dapat didefinisikan sebagai proses untuk memproduksi barang – barang pada suatu periode tertentu sesuai dengan yang diramalkan atau dijadwalkan melalui pengorganisasian sumber daya seperti tenaga kerja, bahan baku, mesin dan peralatan lainnya. Perencanaan produksi menurut para ahli adalah aktivitas penjadwalan produksi yang tepat untuk memenuhi permintaan produk berdasarkan kemampuan sumber daya perusahaan.
Setelah jumlah peluang kapasitas diketahui maka kapasitas pabrik dapat ditetapkan dengan berorientasi pada : pasar atau konsumen, investasi, bahan baku dan kapasitas optimal reaktor neraca massa peluang kapasitas terlihat pada persamaan (3):
m3 = (m4 + m5) - (m1-m2) (3) Keterangan :
m1 = jumlah impor
m2 = jumlah produksi dalam negeri, pabrik lama m3 = jumlah produksi dalam negeri, pabrik baru m4 = jumlah ekspor
m5 = jumlah konsumsi dalam negeri
Data-data m1, m2, m3, m4 dan m5, bisa didapatkan dari survey lapangan ataupun didapatkan dari lembaga tertentu, misalnya : BPS (Biro Pusat Statistik) tau majalah-majalah yang berkaitan atau mengkhususkan dalam masalah tersebut. Akurasi perhitungan akan lebih baik dengan memperhatikan data-data untuk lima tahun sebelumnya dan beberapa tahun kedepan yaitu tahun dimana pabrik siap beroperasi dengan memperhitungkan pertumbuhan rata-rata pertahun dapat dilakukan secara linier maupun secara discounted.
2.3 Penentuan Lokasi Pabrik
Lokasi suatu perusahaan merupakan salah satu faktor yang cukup penting, karena hal tersebut akan mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam persaingan dan menentukan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Penentuan lokasi perusahaan sangat berkaitan erat dengan aspek-aspek lain, diantaranya lokasi tersebut harus mempunyai keuntungan jangka panjang termasuk pertimbangan untuk memperluas perusahaan pada masa yang akan datang.
Tujuan penentuan lokasi perusahaan dengan tepat, adalah untuk dapat membuat operasi perusahaan berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. Dalam penentuan lokasi pabrik, perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya biaya produksi dan biaya distribusi dari barang yang dihasilkan, sehingga biaya-biaya ini dapat ditekan serendah mungkin. Serta mampu menyediakan barang tepat pada waktunya dengan jumlah, kualitas dan harga yang sesuai serta memperoleh keuntungan.
Dengan adanya penentuan lokasi pabrik yang tepat atau baik akan menentukan:
1. Kemampuan melayani konsumen dengan memuaskan
2. Mudah mendapatkan bahan-bahan baku yang cukup secara kontinyu dengan harga yang layak/memuaskan.
3. Mendapatkan jumlah tenaga kerja dalam jumlah yang cukup 4. Memungkinkan diadakannya perluasan pabrik di kemudian hari
Banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam penentuan lokasi pabrik di mana fasilitas produksi dari sebuah pabrik seharusnya didirikan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan atau pemilihan lokasi adalah:
1. Tersedia tenaga kerja dan tenaga ahli 2. Tersedia fasilitas
3. Tersedia transportasi 4. Tersedia masukan 5. Tersedia jasa-jasa
6. Kecocokan tanah dan iklim 7. Peraturan-peraturan regional 8. Ruangan untuk perluasan 9. Persyaratan keamanan 10. Biaya tempat
2.4 Kegunaan Styrene
Styrene, yang juga dikenal sebagai vinil benzena, merupakan senyawa organik penting dengan berbagai kegunaan dalam industri. Salah satu aplikasi utamanya adalah sebagai bahan dasar dalam pembuatan polistirena, salah satu jenis plastik paling umum yang digunakan di seluruh dunia. Polistirena, yang dikenal dengan merek dagang seperti
"Styrofoam," memiliki sifat isolasi termal yang baik, kekuatan, dan kemampuan untuk dicetak dengan mudah, sehingga cocok digunakan dalam berbagai produk, termasuk wadah makanan, gelas, perabotan, mainan, dan banyak lagi. Selain itu, styrene juga digunakan dalam pembuatan karet sintetis, seperti karet stirena-butadiena (SBR), yang banyak digunakan dalam pembuatan ban kendaraan dan alas kaki.
Kemampuan styrene untuk membentuk polimer, bersama dengan sifat-sifatnya yang tahan terhadap bahan kimia tertentu, membuatnya sangat berharga dalam berbagai aplikasi industri, termasuk produksi perekat, karet tahan minyak, komponen pengecoran, dan berbagai produk lainnya. Dengan demikian, styrene berperan kunci dalam memenuhi beragam kebutuhan industri modern dan memfasilitasi berbagai produk yang kita gunakan sehari-hari.
2.5 Pemasaran Produk Styrene
Dalam menentukan target pasar produk stirena melibatkan pemahaman tentang
karakteristik produk stirena, kegunaannya, dan siapa yang paling mungkin membutuhkannya.
Berikut adalah beberapa hal yang diperhatikan terkait dengan target pasar produk stirena:
1. Karakteristik Produk Stirena: Stirena adalah senyawa organik yang digunakan dalam berbagai aplikasi industri, termasuk pembuatan polistirena, karet stirena-butadiena (SBR), perekat, karet nitril-butadiena (NBR), komponen pengecoran, dan banyak lagi.
Pemahaman tentang berbagai produk dan aplikasi yang menggunakan stirena merupakan dasar penting dalam menentukan target pasar.
2. Kegunaan dan Sifat Produk Stirena: Kegunaan stirena meliputi sifat-sifatnya yang kuat, tahan terhadap bahan kimia tertentu, dan kemampuan untuk dicetak atau dibentuk sesuai kebutuhan. Ini membuatnya cocok untuk berbagai industri, seperti industri otomotif, konstruksi, elektronik, manufaktur, dan lainnya.
3. Segmen Industri: Stirena digunakan dalam berbagai segmen industri, termasuk industri manufaktur, industri konstruksi, industri otomotif, industri elektronik, dan sektor lainnya.
Memahami segmen industri yang paling bergantung pada produk stirena adalah kunci untuk menentukan target pasar yang tepat.
4. Profil Demografis: Target pasar produk stirena mungkin mencakup berbagai profil demografis, termasuk perusahaan besar, produsen kecil, produsen produk konsumen, produsen industri, dan lain-lain. Pemahaman tentang profil demografis ini membantu dalam menentukan jenis bisnis yang akan menjadi pelanggan potensial.
5. Lokasi Geografis: Lokasi geografis juga merupakan faktor penting dalam menentukan target pasar. Beberapa daerah atau negara mungkin memiliki permintaan yang lebih besar untuk produk stirena daripada yang lain, tergantung pada jenis industri yang mendominasi di daerah tersebut.
6. Tren Industri dan Regulasi: Mengetahui tren terkini dalam industri yang menggunakan produk stirena dan peraturan yang berkaitan adalah penting untuk memahami bagaimana pasar dapat berubah seiring waktu.
7. Persaingan di Pasar: Memahami persaingan di pasar produk stirena juga penting. Ini melibatkan mengidentifikasi pesaing utama, produk yang serupa, dan strategi yang digunakan oleh pesaing.
8. Kebutuhan Pelanggan: Mendengarkan kebutuhan pelanggan potensial adalah kunci untuk memahami apa yang dibutuhkan oleh pasar. Ini melibatkan penelitian pasar dan interaksi
dengan calon pelanggan untuk memahami masalah dan tantangan yang mereka hadapi yang dapat diatasi dengan produk stirena.
9. Harga dan Kualitas: Menentukan titik harga yang tepat dan tingkat kualitas produk yang diharapkan oleh pasar adalah hal yang krusial dalam menarik pelanggan potensial.
Dengan pemahaman yang kuat tentang karakteristik produk stirena dan lingkungan pasar, pabrik kimia dapat menentukan target pasar yang tepat dan merancang strategi pemasaran yang efektif untuk mencapai kelompok pelanggan yang paling relevan.
III. PEMBAHASAN
3.1 Spesifikasi Bahan untuk Proses Produksi Styrene Pemilihan Bahan Baku
Ketersediaan Bahan Baku Bahan baku Ethylbenzene yang digunakan dalam pembuatan styrene dapat diperoleh dari PT. Styrindo Mono Indonesia yang berada di kawasan industri Pulo Ampel di daerah Serang, Banten.
Bahan baku: Ethylbenzene Sifat Kimia (Ulman’s, 2002):
• Reaksi Dehidrogenasi
Proses ini dilakukan pada fase gas dengan katalis Fe2O3 dan membutuhkan panas.
Reaksi yang terjadi:
• Reaksi Oksidasi
Reaksi oksidasi menghasilkan ethylbenzene hidroperokside . Reaksi yang terjadi :
Reaksi fase cair dengan udara digelembungkan melalui cairan terhadap katalis.
Hidroperoksida merupakan senyawa yang tidak stabil, maka kemungkinan kenaikan temperatur harus dihindari karena akan terjadi dekomposisi. Poliethylbenzene merupakan produk samping dari pembuatan ethylbenzene.
• Reaksi Hidrogenasi
Dapat terjadi dengan bantuan katalis Ni, Pt, atau Pd menghasilkan etilsiklohexana
• Reaksi Halogenasi
Dapat terjadi dengan adanya bantuan panas atau cahaya. Reaksi yang terjadi :
Spesifikasi Bahan Baku Ethylbenzene (PT. Styrindo Mono Indonesia, 2009) Wujud = Cair
Kenampakan = Tidak berwarna Bau = Khas aromatis
Komposisi :
Ethylbenzene = Minimal 99,85 % berat Benzene = Maksimal 0,15 % berat Berat jenis pada 25°C = 0,867 g/mL Viskositas pada 25°C = 0,6268 cp
Spesifikasi Bahan Pembantu Spesifikasi Katalis (Chemsource Enterprice,Pte, Ltd, 2009)
a. Katalis Shell 105
Spesifikasi bahan tambahan katalis shell 105 menurut Lee et al., (2005) sebagai berikut:
Komposisi : 62% Fe2O3, 2% Cr2O3, 36% K2CO3
Kode dagang : Shell 105
Bentuk : pellet
Kenampakan : merah Bulk density : 1.422 kg/m3 Pellet density : 2.500 kg/m3
Void fraction internal : 0,4 m3f/m3pellet
Void fraction bed : 0,4 m3f /m3reactor
Diameter : 0,0055 m
b. Tertiary Buthyl Catechol (TBC) Spesifikasi bahan tertiary buthyl catechol menurut CIC Indochemical, (2003) yaitu:
Bentuk : bubuk Warna : putih
Komposisi : 99,50% Di-tert-buthylcatechol; 0,5% tert buthyl catechol 3.2 Spesifikasi Produk untuk Proses Produksi Styrene
Spesifikasi produk yang akan diproduksi ditentukan pada spesifikasi yang dibutuhkan oleh customer, produsen polystyrene misalnya. Cara efektif yang dapat digunakan untuk menentukan spesifikasi produk adalah dengan didasarkan pada produk serupa yang telah diproduksi oleh pabrik yang sudah ada yaitu PT. Chandra Asih yang merupakan salah satu pabrik yang memproduksi styrene
3.2.1. Spesifikasi Produk Styrene Monomer Chemical Name : Styrene Monomer Molecular formula : 8�8
Concentration : ≥ 99.7 %wt
3.2.2. Spesifikasi Produk Samping 3.2.2.1 Produk samping Benzene
Chemical Name : Benzene (C6H6)
Concentration : ≥ 99.9 %wt
Sumber : Pertamina 2017
3.2.2.2 Produk samping Toluene
Chemical Name : Toulene (C H (C H CH )₇ ₈ ₆ ₅ ₃ ) Concentration : ≥ 99 %wt
Keadaan fisik Cairan
Warna Jernih
Bau Bau yang berkarakter
Titik lebur -139 F / -95 C
Titik didih 232 F / 4 C
Tekanan uap 3.8 kPa pada 20 C
Kerapatan uap 3.1 (Air:1)
Berat jenis 0.87 g/mol
Auto ignition temperature 896 F / 480 C
3.3 Analisa Pasar Produk Styrene di Indonesia
Dengan perkembangan industri di Indonesia beberapa senyawa yang digunakan sebagai bahan baku memiliki peningkatan permintaan dari produsen. Salah satu bahan baku yang terdampak akibat perkembangan industri adalah Styrene. Styrene digunakan dalam produksi polistiren, polimer termoplastik yang dikenal luas dengan sifat mudah dibentuk. Pasar dari styrene sendiri cukup luas, beberapa pabrik industri polimer yang membutuhkan styrene sebagai bahan baku diantaranya adalah PT. Indonesia Polymer Compound. PT. Petrokimia Butadiene Indonesia, PT. Golden Prima Sejahtera, PT. Prima Plastindo, PT. Mufasa Specialties Indonesia, PT. Chemindo Interbuana. Untuk menghitung Analisa Pasar dari pabrik styrene dapat digunakan data impor, ekspor, kebutuhan dan produksi Styrene di Indonesia.
Data Impor Styrene di Indonesia menurut Badan Pusat Statistik Indonesia adalah sebagai berikut
Tahun Kg
2018 16151333
2019 6560964
2020 10637550
2021 8365483
2022 6201627
Sumber: Badan Pusat Statistik 2023
Untuk menghitung kebutuhan impor styrene pada tahun 2026, bisa dibuat persamaan dengan cara least square, maka dapat diperkirakan sebagai berikut :
Σy = n.c + m.Σx
47916957 = 5c + 10100m Σxy = Σx.c + m.Σx2
96774158247 = 10100c + 20402010m
Dari persamaan diatas, didapatkan nilai m = 1809489,3 dan nilai c = -3645584995 sehingga dihitung dengan persamaan :
Y = m.x + c
Diperkirakan jumlah impor Styrene pada tahun 2025, sebesar : Y = 1809489,3*2026 + (-3645584995)
Y = 20440327,2 kg
Dari perhitungan least square didapat hasil impor Styrene di Indonesia pada tahun 2026 yaitu sebanyak 20440327,2 kg
Data Ekspor Styrene di Indonesia menurut Badan Pusat Statistik Indonesia adalah sebagai berikut
Tahun Kg
2018 142538048
2019 162076203
2020 35862168
2021 87938076
2022 13399600
Sumber: Badan Pusat Statistik 2023
Untuk menghitung kebutuhan ekspor styrene pada tahun 2026, bisa dibuat persamaan dengan cara least square, maka dapat diperkirakan sebagai berikut.
Σy = n.c + m.Σx
441814095 = 5c + 10100m Σxy = Σx.c + m.Σx2
892132056877 = 10100c + 20402010m
Dari persamaan diatas, didapatkan nilai m = 33241502,3 dan nilai c = -67059471827 sehingga dihitung dengan persamaan :
Y = m.x + c
Diperkirakan jumlah ekspor Styrene pada tahun 2025, sebesar : Y = 33241502,3*2026 + (-67059471827)
Y = 287811832,8 kg
Dari perhitungan least square didapat hasil ekspor Styrene di Indonesia pada tahun 2026 yaitu sebanyak 287811832,8 kg
Sedangkan data mengenai kebutuhan styrene di Indonesia adalah sebagai berikut.
Tahun Kg
2016 269469000
2017 172298000
2018 247685000
2019 206510000
2020 325506000
Sumber: Badan Pusat Statistik 2023
Untuk menghitung kebutuhan styrene pada tahun 2026, bisa dibuat persamaan dengan cara least square, maka dapat diperkirakan sebagai berikut
Σy = n.c + m.Σx
1221468000 = 5c + 10090m Σxy = Σx.c + m.Σx2
892132056877 = 10090c + 20361630m
Dari persamaan diatas, didapatkan nilai m = -14628600 dan nilai c = 29764808400 sehingga dihitung dengan persamaan :
Y = m.x + c
Diperkirakan jumlah kebutuhan Styrene di Indonesia pada tahun 2025, sebesar : Y = 1809489,3*2026 + (-3645584995)
Y = 127264800 kg
Dari perhitungan least square didapat hasil kebutuhan Styrene di Indonesia pada tahun 2026 yaitu sebanyak 127264800 kg.
Sementara untuk produksi styrene yang ada di Indonesia sebesar 340.000 ton/tahun yang di hasilkan oleh PT. Styrindo Mono Indonesia.
Dari data jumlah impor, ekspor, kebutuhan, dan jumlah produksi maka dihitung kapasitas pabrik yang diperlukan yaitu,
Kapasitas produksi = (kebutuhan + ekspor) - (produksi + impor)
Kp = (127264800 + 287811833) - (340000000 + 20440327,2) Kp = 54636306
Dari perhitungan kapasitas produksi yang didapat, kapasitas produksi yang akan dibangun untuk tahun 2026 adalah 60% dari kapasitas yang diperlukan sebesar 33.000.000 kg/tahun atau 33.000 ton/tahun.
3.4 Penentuan Lokasi
Rencana lokasi pembangunan pabrik styrene adalah di Kawasan Industri Pulo Ampel di daerah Serang, Banten. Adapun factor-faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi pabrik, yaitu:
1. Bahan baku merupakan kebutuhan utama bagi kelangsungan suatu pabrik untuk beroperasi sehingga pengadaannya harus benar-benar diperhatikan. Sehingga diutamakan lokasi pabrik yang akan didirikan dekat dengan bahan baku. Hal ini dapat mengurangi biaya transportasi dan penyimpanan serta mengurangi investasi pabrik. Lokasi pabrik yang dipilih adalah kawasan industri Pulo Ampel di daerah Serang, Banten. Ketersediaan Bahan Baku Bahan baku etilbenzena diperoleh dari PT. Styrindo Mono Indonesia (SMI) yang terletak di Bojonegara, kab. Serang, Banten. Dan persediaan cadangan dapat diperoleh dari Hebei Guanlang Biotechnology Co., Ltd, China. Dengan bahan baku yang terjamin dan dapat menunjang keberlangsungan pabrik styrene yang akan di bangun.
2. Ketersediaan Utilitas Kebutuhan air untuk unit utilitas, sanitasi, konsumsi, hingga pemadam kebakaran dipenuhi dari pengolahan air sungai Ci Banten, Serang, Banten.
Kawasan industri Pulo Ampel menyediakan fasilitas berupa fasilitas untuk memenuhi kebutuhan listrik dari PLTU Sulfindo dengan kapasitas 1050 MW yang mampu mensuplai kebutuhan tenaga listrik pabrik serta menggunakan generator yang dibangun sendiri sebagai cadangan. Kebutuhan air untuk operasional pabrik diperoleh dari PT.
Sauh Bahtera Samudera yang berada di kawasan industri. Sedangkan kebutuhan bahan bakar untuk kebutuhan generator yang berupa IDO (Industrial Diesel Oil) dapat diperoleh dari Pertamina.
3. Transportasi Sarana angkutan dan transportasi dari lokasi pabrik atau ke lokasi pabrik merupakan faktor yang penting karena berhubungan dengan pengiriman bahan baku,
pengadaan peralatan, serta pengiriman produk. Untuk jalur transportasi dapat dilakukan dengan jalur darat melewati jalan Tol Trans Jawa, atau dengan lewat jalur laut Pelabuhan Merak, Banten.
4. Pemasaran Produk Hasil produk digunakan terutama untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan juga memungkinkan untuk diekspor. Konsumen utama Styrene di Indonesia adalah industri polimer dan plastik. Pemasaran produk perlu diperhatikan letak pabrik dengan pasar yang membutuhkan produk tersebut guna menekan biaya pendistribusian ke lokasi pasar dan waktu pengiriman. Sehingga diutamakan lokasi pabrik yang akan didirikan dekat dengan lokasi industry yang membutuhkan Styrena. Hal ini dapat mengurangi biaya transportasi dan penyimpanan serta mengurangi investasi pabrik.
Lokasi pabrik yang dipilih adalah kawasan industri Pulo Ampel di daerah Serang, Banten. Product Styrena bisa digunakan oleh PT. Styrindo Mono Indonesia (PT. SMI) sebagai bahan baku Polystyrene, PT Synthetic Rubber Indonesia sebagai bahan baku styrene butadiene rubber, PT Petrokimia Butadine Indonesia sebagai bahan baku Styrene Butadiene Rubber (SBR) Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS) Styrene Butadiene Rubber (SBR) dan PT Arbe Styrindo yang juga terletak di Cilegon, Banten.
5. Sosial Masyarakat Pembangunan pabrik tidak mengganggu kehidupan masyarakat sekitar, karena daerah yang dipilih merupakan daerah industri. Selain itu karena daerah tersebut merupakan daerah industri maka perizinan tentang pendirian pabrik dan pelaksanaannya akan relatif lebih mudah
6. Area kawasan industri Pulo Ampel berlokasi tidak jauh dari wilayah Jabodetabek yang memiliki banyak lembaga pendidikan formal maupun nonformal sehingga memiliki potensi tenaga ahli maupun non ahli baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Berdasarkan Buku Statistik Pendidikan Tinggi 2018 terdapat 5 Lembaga Perguruan Tinggi Negeri dan 106 Perguruan Tinggi Swasta di Provini Banten, dengan jumlah lulusan pada tahun 2018 Perguruan Tinggi Negeri dan lulusan Perguruan Tinggi Swasta pada tahun 2018 sebanyak 36.983 mahasiswa. Menurut Data Referensi Pendidikan terdapat 186 SMA & SMK negeri dan 532 SMA & SMK swasta yang terdapat di provinsi Banten dengan kelulusan tahun 2018 sebesar 178.717 lulusan SMA dan 250.250 lulusan SMK. Dengan didirikannya pabrik ini maka akan mengurangi tingkat pengangguran baik dari penduduk sekitar ataupun penduduk urban yang tercatat tahun
Februari 2020 sebanyak 489.216 orang.
Dari beberapa pertimbangan dan berbagai keunggulan di atas maka kawasan Industri Pulo Ampel, Serang-Banten dirasa sangat tepat untuk lokasi pendirian pabrik.
3.5 Kegunaan Styrene
Styrene dalam industri dapat digunakan antara lain dalam bentuk:
1. Polystyrene
Polystyrene merupakan polimer yang terbentuk melalui polimerisasi styrene dan digunakan dalam industri pengemasan, alat-alat rumah tangga, dan elektronik.
2. Acrylonitrile Butadiena Styrene (ABS)
Styrene adalah salah satu komponen utama dalam pembuatan ABS, bersama dengan acrylonitrile dan butadiene. ABS digunakan dalam industri pipa karena ketahanannya terhadap air dan kemampuannya untuk mempertahankan kekuatan struktural dalam lingkungan yang keras dan kelistrikan/elektronik karena sifatnya yang tahan lama.
3. Styrene Acrylonitrile
Styrene Acrylonitrile (SAN) adalah polimer yang terbuat dari campuran styrene dan acrylonitrile. Digunakan dalam barang-barang rumah tangga, pengemas kosmetik.
4. Styrene Butadiena Rubber
Kegunaan styrene dalam pembuatan SBR adalah untuk memberikan beberapa sifat fisik yang diinginkan seperti ketahanan aus, elastisitas, dan kemampuan pengikatan, sehingga menjadikan SBR banyak digunakan dalam industri perekat, ikat pinggang, sepatu dan otomotif.
5. Styrene Butadiena Latex
Styrene Butadiene Latex (SBL) adalah suspensi air dari polimer kopolimer styrene dan butadiene. SBL digunakan dalam berbagai aplikasi, terutama dalam industri karet dan tekstil.
6. Unsaturated Polyester Resins
Styrene adalah komponen utama dalam produksi Unsaturated Polyester Resins (UPR), yang juga dikenal sebagai poliester tak jenuh. Digunakan dalam industri resin plastic thermosetting.
3.6 Pemasaran Produk Styrene
Hasil produk digunakan terutama untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang terus meningkat. Konsumen utama Styrene di Indonesia adalah industri polimer dan plastik. Berikut beberapa contoh pabrik industri polimer yang membutuhkan styrene sebagai bahan baku diantaranya adalah PT. Indonesia Polymer Compound, PT.
Petrokimia Butadiene Indonesia, PT. Golden Prima Sejahtera, PT. Prima Plastindo, PT.
Mufasa Specialties Indonesia, PT. Chemindo Interbuana. Dengan menyediakan styrene untuk perkembangan industri lain yang menggunakan styrene dalam proses produksinya maka akan mempermudah dalam pemasarannya.
III. KESIMPULAN
Berdasarkan dari data ekspor dan impor styrene di Indonesia pada tabel di atas didapatkan perhitungan kebutuhan impor styrene untuk tahun 2026 adalah 20440327,2 kg dan kebutuhan ekspor styrene untuk 2026 sebesar 287811832,8 kg. Berdasarkan perhitungan dari
data-data yang diperoleh, untuk peluang kapasitas produksi styrene di Indonesia yaitu 546.636.306 kg/tahun. Untuk memenuhi kebutuhan styrene dari peluang tersebut, akan didirikan pabrik styrene dengan kapasitas 60% dari peluang yang ada yaitu sebesar 33.000.000 ton/tahun.
Bahan baku utama dalam pembuatan styrene adalah ethylbenzene. Ethylbenzene diperoleh melalui proses pemisahan fraksinasi minyak bumi yang dimana dalam perencanaan pembangunan pabrik styrene ini didapatkan dari PT. Styrindo Mono Indonesia yang berada di kawasan industri Pulo Ampel yaitu kawasan Serang, Banten,. Ethylbenzene diubah menjadi bahan baku styrene melalui proses kimia dehidrogenasi toluena. Produk utama dari proses produksi styrene dari etilbenzen adalah styrene dan produk samping berupa Poliethylbenzene.
Hasil produk digunakan terutama untuk memenuhi konsumen kebutuhan bahan baku styrene industri polimer dan plastik dalam negeri yang terus meningkat.
IV. DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2023. Buletin Statistik Perdagangan Luar negeri Ekspor dan Impor. Diakses melalui www.bps.go.id/publication/2023. Diakses pada tanggal 02 September 2023.
Ulrich, G.D. 1984. A Guide to Chemical Engineering Process Design and Economics, John Willey and Sons, New York.
Levenberg, K. 1944. A method for the solution of certain non-linear problems in least squares. Quarterly of applied mathematics, 2(2), 164-168.
Björck, Å. 1990. Least squares methods. Handbook of numerical analysis, 1, 465-652.