• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA (MBKM) SKEMA (MAGANG KERJA INDUSTRI) “PT. ORELA SHIPYARD”

tiara

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA (MBKM) SKEMA (MAGANG KERJA INDUSTRI) “PT. ORELA SHIPYARD”"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA (MBKM) SKEMA (MAGANG KERJA INDUSTRI)

“PT. ORELA SHIPYARD”

Oleh:

DWI MUTIARA WIDA PUTRI NIM. 362021302029

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV

TEKNIK MANUFAKTUR KAPAL POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI

2023

(2)

STUDI PROSES PEMBUATAN KONSTRUKSI FRAME 25-29 PADA KAPAL CREW BOAT L150 40M

DI PT. ORELA SHIPYARD

LAPORAN MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA

Laporan Resmi ini Dibuat dan Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Merdeka Belajar Kampus Merdeka

Program Studi Teknik Manufaktur Kapal Politeknik Negeri Banyuwangi

Oleh:

DWI MUTIARA WIDA PUTRI NIM. 362021302029

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV

TEKNIK MANUFAKTUR KAPAL POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI

2023

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA

STUDI PROSES PEMBUATAN KONSTRUKSI FRAME 25-29 PADA KAPAL CREW BOAT 40M

DI PT. ORELA SHIPYARD

Oleh:

DWI MUTIARA WIDA PUTRI NIM.362021302029

Telah diperiksa dan disetujui oleh dosen pengampu praktikum Pada tanggal: ...

Menyetujui, Pembibing Lapangan,

Aris Kustiawan, S.T.

Kepala Project

Dosen Pembimbing

Merdeka Belajar Kampus Merdeka

Rochmad Eko P.U, S.T.,M.Eng NIP. 199203102019031010 Mengetahui,

Wakil Direktur Bidang Akademik, Politeknik Negeri Banyuwangi

Abdul Rohman S.T., M.T NIPPPK. 198304132021211003

Ketua Program Studi Teknik Manufaktur Kapal

Anggra Fiveriati, S.T., M.T.

NIP. 198805042019032017

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan limpahan rahmat dan nikmat atas segala karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik yang berjudul Studi Proses Pembuatan Konstruksi Frame 25-29 Pada Kapal Crew Boat L150 40m di PT. Orela Shipyard. Kegiatan kerja praktik berlangsung pada tanggal 13 Februari 2023 hingga 21 Juli 2023 yang bertempat di PT. Orela Shipyard.

Penulisan laporan ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum dari kerja praktik yang penulis lakukan kepada masyarakat umum, khususnya mahasiswa Teknik Manufaktur Kapal Politeknik Negeri Banyuwangi.

Dalam pelaksanaan kerja praktik dan penyusunan Laporan Kerja Praktik ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang terkait. Oleh karena itu saya mengucapka terima kasih kepada :

1 Allah SWT yang telah melancarkan dan mempermudah semua urusan.

2 Segenap keluarga, terutama kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan doa, moral, dan materi.

3 Ibu Anggra Fiveriati, S.T, M.T. selaku Ketua Program Studi D-IV Teknik Manufaktur Kapal yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk melaksanakan kerja praktik di PT.

Orela Shipyard.

4 Bapak Rochmad Eko P.U, S.T.,M.Eng. selaku dosen pembimbing kerja praktik yang telah memberi dukungan, masukan, serta pengarahan selama kerja praktik.

5 Bapak A.K Jailani selaku Manager divisi project PT.Orela Shipyard

6 Bapak Aris Kustiawan selaku pembimbing lapangan, serta Bapak M. Najib Faishol dan Bapak Faizal Amsyari yang telah banyak memberikan waktu, pengetahuan, bimbingan, serta arahan selama masa kerja praktik dari awal hingga akhir pelaksanaan kerja praktik.

7 Teman – teman sekelompok kerja praktik antara lain Nabila Sadrine Z.H, Elsa Nurwahyunianti, dan Achmad Maulana yang selalu menemani dan memberikan semangat serta dukungan selama melaksanakan kerja praktik

Walaupun kegiatan kerja praktik ini terbatas waktunya, namun penulis bersyukur telah diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan kerja praktik di PT. Orela Shipyard. Penulis menyadari

(5)

bahwa dalam penulisan laporan kerja praktik ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar bisa menjadi lebih baik kedepannya.

Gresik, 30 Juni 2023

Penulis

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara Geografis Indonesia merupakan negara maritim karena memiliki luas lautan ¾ dari luasan daratan yang terbentang, sehingga tidak heran jika transportasi laut banyak dibutuhkan sebagai alat atau transportasi yang menghubungkan antar pulau bahkan antar negara. Kapal berfungsi sebagai pengangkut orang atau barang, sarana penelitian di laut, penangkap ikan, mendororg atau menarik kapal lain. Hal ini menjadikan kapal sebagai alat transportasi yang paling efektif untuk daerah perairan seperti Indonesia.

Pengertian konstruksi dalam kaitannya dengan disiplin ilmu perkapalan adalah bagaimana suatu kapal dibangun sesuai dengan urutan-urutannya, serta bagaimana hubungan dari bagian- bagian dari kapal serta bagaimana cara penyambungannya. Dalam pembangunan suatu kapal, diperlukan beberapa faktor yang harus diperhatikan. Selain perencanaan bentuk dan karakteristik badan kapal, juga perencanaan kekuatan dan susunan kapal itu sendiri. Konstruksi kapal pada umumnya terdiri dari dua bagian utama, yaitu badan kapal dan bangunan atas kapal atau rumah geladak.

Pada umumnya konstruksi dari badan kapal, terdiri dari lambung kapal, dasar dan atau beberapa geladak. Sedangkan bangunan atas kapal atau rumah geladak adalah bangunan tambahan yang terletak di bagian atas badan kapal. Bangunan atas yang terletak di sebelah depan kapal, dimulai dari linggi muka disebut forecastle, sedangkan bangunan atas yang terletak di tengah adalah bridge dan yang di belakang disebut poop.

Salah satu industri perkapalan yang ada di Indonesia adalah PT. Orela Shipyard yang terletak di Kabupaten Gresik Jawa timur. PT. Orela Shipyard bergerak di bidang reparasi kapal dan pembuatan kapal baru baik kapal baja maupun kapal alumunium. PT. Orela Shipyard didirikan pada tahun 2011 dan beroprrasi di lahan seluas 32.000 m² yang mampu menampung hingga 10 kapal atau mencapai 5000 DWT perbulan. Pada saat pelaksanaan kerja praktik terdapat pembuatan kapal baru yaitu Crew Boat L150 40M Kapal Crew Boat adalah speed boat atau kapal yang digunakan untuk mengangkut personel atau karyawan perusahaan menuju site atau bangunan lepas pantai.

(7)

Crew Boat biasanya juga membawa alat kerja, air dan peralatan lainnya untuk menyupport pekerjaan yang ada di site atau bangunan lepas pantai.

Salah satu pekerjaan baru yang ada di PT. Orela Shipyard adalah pembuatan Kapal Crew Boat berbahan aluminium dengan panjang 40m. Prosesnya dimulai dengan pembuatan konstruksi frame, karena dalam proses perkuliahan sering dijumpai pembelajaran tentang konstruksi kapal maka saya tertarik untuk mengangkat judul laporan kerja praktik “STUDI PROSES PEMBUATAN KONSTRUKSI FRAME 25-29 PADA KAPAL CREW BOAT L150 40M DI PT.

ORELA SHIPYARD”

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam laporan ini yaitu sebagai berikut :

a. Bagaimana model dan komponen konstruksi midship pada Kapal Crew Boat L150?

b. Bagaimana proses pembuatan frame 25-29 pada Kapal Crew Boat L150?

1.3 Tujuan Magang Kerja Industri (MKI)

Tujuan kerja praktik adalah agar mahasiswa mendapatkan ilmu serta pengalaman di dalam kingkungan kerja dan mendapatkan peluang untuk membandingkan antara teori yang sudah didapatkan di perkuliahan dengan bagaimana teori tersebut diaplikasikan di tempat kerja praktik.

Selain tujuan yang sudah disebutkan diatas, penulis memeiliki tujuan yang diharapkan dapat tercapai dengan penulisan laporan kerja praktik ini, yaitu sebagai berikut:

a. Mengetahui model dan komponen konstruksi midship pada Kapal Crew Boat L150 b. Mengetahui proses pembuatan frame 25-29 pada Kapal Crew Boat L150.

1.4 Manfaat Magang Kerja Industri (MKI)

Manfaat bagi Politeknik Negeri Banyuwangi penyelenggaraan kegiatan kerja praktik yang dilakukan di PT. Orela Shipyard adalah sebagai berikut :

a. Mencetak tenaga kerja yang terampil dan jujur dalam menjalankan tugas.

b. Sebagai bahan masukan mengevaluasi sampai sejauh mana kurikulum yang telah diterapkan sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja yang terampil dibidangnya.

c. Meningkatkan, memperluas dan mempercepat kerjasama antara politeknik negeri banyuwangi dengan dunia kontruksi atau instansi melalui progam magang merdeka belajar kampus merdeka.

(8)

1.5 Batasan Masalah

Penulis laporan ini tentu saja mengambil topik yang sudah di dalami oleh penulis. Berikut ini batasan-batasan masalah yang dipakai oleh penulis untuk membatasi pembahasan agar tidak keluar dari topik yang dibahas:

a. Profil perusahaan PT. Orela Shipyard berdasarkan website resmi dan wawancara langsung dengan pegawai.

b. Tidak membahas proses konstruksi frame hingga selesai karena pembuatan bangunan baru dimulai kurang dari 14 hari sebelum masa kerja praktik selesai

c. Tidak membahas mengenai rules dalam pembahasan model, dan konstruksi frame

1.6 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktik

Waktu dan tempat pelaksanaan kerja praktik ini adalah sebagai berikut : Waktu : 13 Februari – 21 Juli

Jam Kerja : 08.00 – 17.00 Hari Kerja : Senin s/d Jum’at Tempat : PT. Orela Shipyard

Alamat :Jalan Raya Ngemboh RT. 02 RW. 01, Ngemboh UjungPangkah, Kabupaten Gresik Jawa Timur (61154)

1.7 Sistematika Penulisan laporan

Penulisan Laporan Sistematika dalam penulisan laporan magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) ini adalah sebagai Beriku:

1. Bab I Pendahuluan 2. Bab II Profil Perusahaan 3. Bab III Pelaksanaan 4. Bab IV Pembahasan 5. Bab V Penutup

(9)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Profil PT. Orela Shipyard

PT. Orela Shipyard merupakan perusahaan galangan kapal yang menyediakan solusi bagi industri transportasi laut di Indonesia berupa pembangunan kapal baru dan menawarkan jasa perawatan dan perbaikan kapal baja dan alumunium agar selalu laik laut dan memenuhi standar klasifikasi dan statutory. PT. Orela Shipyard didirikan pada tahun 2011, berlokasi di Gresik.

Perusahaan Beroperasi di lahan seluas 32.000 m² yang mampu menampung hingga 10 kapal atau mencapai 5000 DWT perbulan. PT Orela Shipyard telah berpengalaman dalam melayani berbagai klien dari swasta dan pemerintah. PT. Orela Shipyard mempunyai visi misi sebagi berikut, visi PT.

Orela Shipyard adalah One Stop Solution untuk industri kemaritiman. Sedangkan misinya adalah Fokus pada proses dan kepuasan pelanggan, Membangun solusi inovativ yang handal dan efisien, Mengembangkan kompetensi pada semua lini perusahaan agar mampu bersaing secara kompetitif.

Selain itu PT. Orela Shipyard telah mendapatkan sertifikasi tingkat nasional maupun internasional di antaranya:

1. ISO 9001:2008 : Mengatur tentang sistem management mutu (Quality Management System)

2. OHSAS 18001:2007 : Mengatur tentang resiko keselamatan dan Kesehatan kerja 3. ISO 14001:2004 : Mengatur tentang sistem manajemen lingkungan

Gambar 2.1. Logo PT. Orela Shipyard (Sumber: Orela, 2023)

(10)

2.2 Sejarah Perusahaan PT. Orela Shipyard

PT. Orela Shipyard didirikan pada tahun 2011. Selama 12 tahun berdiri Orela Shipyard terus berkembang dengan berkomitmen meningkatkan pelayanan dengan menjalankan kegiatan yang mengutamakan keselamatan, kualitas, dan fokus pada kebutuhan pelanggan. PT. Orela Shipyard merancang, membangun dan melakukan perbaikan berbagai jenis kapal umum, kapal angkut barang, kapal kenavigasian, Anchor Handling Tugboats (AHTS), Offshore Support Vessel (OSV), kapal penumpang dengan kecepatan tinggi (crewboat), tanker, dan tongkang. PT. Orela Shipyard memiliki personel yang ahli dan berpengalaman untuk melakukan modernisasi kapal yang kompleks sehingga dapat menawarkan berbagai solusi inovativ dalam mengembangkan konsep ideal yang klien butuhkan. Berikut merupakan perkembangan milestone PT. Orela Shipyard :

Gambar 2.2. Milestone PT. Orela Shipyard (Sumber: Orela, 2023)

a. 2011 PT. Orela Shipyard berdiri b. 2013 Mendapatkan sertifikat ISO

c. 2013 Produksi pertama kapal Crew boat 13 meter alumunium TEGUH 16 d. 2013 Produksi pertama kapal Crew boat 36 meter alumunium SUBERKO – 01 e. 2013 Ekspor perdana kapal LCT GURIA TRADER ke Papua New Guinea

f. 2014 Produksi pertama Shallow Draft Tanker 3000 KL BERKAT ANUGERAH 5 g. 2014 Produksi pertama kapal Crew boat 40 meter alumunium KCT 4001

h. 2015 Produksi pertama kapal Crew boat 19 meter alumunium KCT 1906

(11)

Gambar 2.3. Milestone PT. Orela Shipyard (Sumber: Orela, 2023)

a. 2016 Produksi pertama kapal Utility Offshore 30 meter KCT -3001 UT

b. 2016 Mendapat proyek pertama kapal milik negara jenis kapal patroli milik Kemenhubla KN 5203

c. 2016 Produksi pertama kapal Crew boat 11 meter alumunium KCT -1103 untuk operasi sungai dan pantai

d. 2017 Produksi pertama kapal navigasi KN BACAN

e. 2017 Divisi Docking dan perbaikan kapal dibuka untuk umum

f. 2018 Produksi Pertama kapal model Coaster Vessel SABUK NUSANTARA 78 g. 2019 Produksi pertama kapal kontainer 100 TEUS Kendhaga Nusantara

h. 2019 Produksi Harbour Tug 2 x 2000

2.3 Fasilitas PT. Orela Shipyard

PT. Orela Shipyard adalah galangan kapal yang terstandarisasi baik dalam layanannya, maka dari itu galngan ini memiliki fasilitas-fasilitas yang baik guna menunjang pelayanan Ship Building, atau Ship repair and Maintenance serta untuk menjaga standar klasifikasi. Berikut merupakan fasilitas perusahaan yang ada di PT. Orela Shipyard:

a. PT. Orela Shipyard memiliki luas lahan keseluruhan 32.000 m² b. Lifting Fasility

Overhead Crane 5 Ton

(12)

Gambar 2.4 Overhead Crane 5 Ton

Overhead Crane 2 Ton

Gambar 2.5 Overhead Crane 2 Ton

Gantri Crane 80 Ton

Gambar 2.6 Gantri Crane 80 Ton

Mobile & Crawler Crane 100 Ton

(13)

Gambar 2.7 Mobile & Crawler Crane 100 Ton

Forklift 10 Ton

Gambar 2.8 Forklift 10 Ton

Airbag store & Winch

(a) (b)

Gambar 2.9 (a) Airbag store (b) Winch c. Supportinng Facility

Welding Machine (MIG, SMAW, GTAW, FCAW, ESAB FCAW, ESAB GMAW)

• CNC Auto Cutting

Gambar 2.10 CNC Auto Cutting

(14)

Lathe Workshoop complete with bending, drilling, milling, and multi purphose machine

Fillet Welding Gantry d. Workshop

Painting & Blasting

Fabrication

Outfitting

Electrical

Piping e. Hanggar

Memiliki tiga bangunan dengan luas total ± 8000 m²

Gambar 2.11 Hanggar PT. Orela Shipyard (Sumber: Orela, 2023)

2.4 Lokasi Perusahaan

Lokasi perusahaan PT. Orela Shipyard dimana penulis melakukan kerja praktik adalah sebagai berikut :

Alamat : Jalan Raya Ngemboh Rt. 02 Rw. 01 , Cabean, Ngimboh, Kec.

Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur (61154)

Head Office : Jl. WR. Supratman NO.23, Dr Sutomo Surabaya, Jawa Timur- Indonesia

Laman : https://www.orela.co.id Telepon : (62)31-568 0121 Email : [email protected]

(15)

Gambar 2.12. Lokasi PT. Orela Shipyard (Sumber:

Orela, 2023)

2.5 Struktur Organisasi PT. Orela Shipyard

PT. Orela Shipyard sebagai sebuah perusahaan tentunya memiliki struktur organisasi yang merupakan gambaran dari tanggung jawab perusahaan, tugas dan kewajiban serta kekuasaan yang ada pada perusahaan dalam rangka memberi isi dan arah terhadap perusahaan untuk memudahkan personil dalam melaksanakan aktivitasnya guna mencapai visi dan misi. Berikut struktur organisasi dari PT. Orela Shipyard:

Gambar 2.13 Struktur Organisasi PT. Orela Shipyard (Sumber: Orela, 2023)

Berdasarkan gambar bagan diatas PT. Orela Shipyard dipimpin oleh direktur utama yang membawahi empat direktur. Direktur utama juga membawahi secara langsung tim HSE, TOD, CLD yang bertugas sebagai K3, tata letak, dan CLD yang berfungsi sebagai solusi pemecah masalah dalam menimbang bebagai faktor didalam perusahaan.

(16)

BAB III

PELAKSANAAN MBKM

3.1 Tempat Pelaksanaan MBKM

Gambar 3.1 Potret Tempat Pelaksanaan Magang PT.

Orela Shipyard

PT. Orela Shipyard merupakan perusahaan galangan kapal yang menyediakan solusi bagi industri transportasi laut di Indonesia berupa pembangunan kapal baru dan menawarkan jasa perawatan dan perbaikan kapal baja dan alumunium agar selalu laik laut dan memenuhi standar klasifikasi dan statutory. PT. Orela Shipyard didirikan pada tahun 2011, berlokasi di Gresik.

3.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kerja praktik yang dilaksanakan di PT. Orela Shipyard dimulai pada tanggal 13 Februari 2023 dan berakhir pada tanggal 21 Juli 2023. Dimana seluruh kegiatan yang dilakukan selama kerja praktik telah tercatat dan terdokumentasikan. Lokasi kerja praktik terletak di Jalan Raya Ngemboh Rt. 02 Rw. 01 , Cabean, Ngimboh, Kec. Ujungpangkah, Kab. Gresik, Jawa Timur (61154)

(17)

3.3 Jadwal Kegiatan

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan MKI Nama

Kegiatan

Bulan

Februari Maret April Mei Juni Juli

Kegiatan MBKM Penyusunan Laporan

Keterangan :

: Waktu Pelaksanaan

(18)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Macam-Macam Sistem Konstruksi

Pada dasar badan kapal terdiri dari komponen-komponen konstruksi yang letaknya arah melintang dan memanjang. Dalam menyusun komponen-komponen di atas menjadi konstruksi badan kapal secara keseluruhan.

4.1.1 Sistem Rangka Konstruksi Melintang

Sistem rangka konstruksi melintang merupakan konstruksi dimana beban yang bekerja pada konstruksi diterima oleh pelat kulit dan balok-balok memanjang dari kapal dengan pertolongan balok-balok yang terletak melintang kapal. Fungsi balok-balok memanjang adalah:

1) Menjamin kestabilan bentuk lengkungan balok-balok melintang utama

2) Untuk pembagian gaya yang terpusat pada beberapa balok melintang utama yang berdekatan

4.1.2 Sistem Rangka Konstruksi Memanjang

Sistem konstruksi rangka memanjang merupakan konstruksi dimana beban yang bekerja diterima oleh rangka konstruksi dan diuraikan pada hubungan- hubungan kaku melintang kapal dengan pertolongan balok-balok memanjang.

4.1.3 Sistem Rangka Konstruksi Campuran

Sistem kombinasi ini diartikan bahwa sistem melintang dan sistem membujur dipakai bersama-sama dalam badan kapal. Dalam sistem ini geladak dan alas dibuat menurut sistem membujur sedangkan sisinya menurut sistem melintang.

Perbedaan dari ketiga sistem konstruksi terletak pada beban yang diterima oleh kapal.

Dimana beban yang bekerja pada sistem konstruksi melintang diterima oleh pelat kulit dan balok-balok memanjang dari kapal dengan pertolongan balok- balok yang terletak melintang kapal. Sistem konstruksi memanjang, penguat berada pada pelat memanjang kapal, dan semua pembujur yang dipasang memanjang kapal. Sistem konstruksi campuran daerah yang mendapat pembebanan tarik dan tekan yang paling besar, yakni di alas dan di geladak sistem kerangka memanjang kapal, sedangkan untuk daerah yang terutama mendapat pembebanan geser yaitu pelat sisi dan sekat digunakan sistem kerangka melintang kapal (Maihuru,2011).

(19)

4.2 Bengkel Fabrikasi

Fabrikasi merupakan tahap awal dalam proses pembangunan kapal dengan memproduksi komponen-komponen untuk konstruksi lambung kapal dibengkel fabrikasi.

Sebelum proses fabrikasi, maka material yang ada dilakuakan identifikasi dengan mengecek nomor plat sesuai dengan daftar pada klas yang dipakai. Proses fabrikasi terdiri dari beberapa tahap, berikut tahapan dalam proses fabrikasi:

a. Proses Mould lofting (lantai gambar)

Pada tahap ini yang dilakukan adalah pembuatan gambar produksi ke ukuran yang sebenarnya. Namun karena perkembangan zaman penggambaran ini bisa diganti dengan gambar produksi yang dibuat dengan menggunakan software dengan skala yang diperlukan.

b. Proses Keel Laying (peletakan lunas)

Keel Laying merupakan proses awal pembangunan kapal baru, proses ini bersifat simbolik dari awal pembangunan kapal. Untuk kapal besi pelaksanaan peletakan lunas kapal ditandai dengan pengelasan pertama. Umur kapal dihitung sejak tanggal peletakan lunas (keel laying) yang dilakukan di galangan kapal (shipyard).

c. Proses Fabrikasi

1) Penandaan (marking)

Marking adalah adalah pembuatan sketsa gambar atau pola gambar tiap section sesui dengan drawing plate pada base material

2) Pemotongan (cutting)

Proses cutting adalah pemotongan pada plat yang tadi sudah dilakukan proses marking.

3) Pembentukan (Roll, press, and bending)

Proses Bending ini menghasilkan bermacam komponen ukuran kecil sampai ukuran besar kapal yang nantinya akan disambung menjadi panel pada proses assembly. Rolling adalah proses membentuk pelat logam untuk menjadi berbentuk roll atau bentuk tergulung.

(20)

4.3 Bengkel Assembly

Pada bengkel assembly terdapat kegiatan pengerjaan pembuatan panel-panel lalu dirangkai untuk menjadi sebuah block atau section, dalam proses ini terdiri dari dua bagian yaitu:

a. Proses Sub-Assembly

Proses sub-assembly merupakan suatu proses kegiatan penyambungan (fit up) dan pengelasan panel-panel yang sebelumnya dibuat di bengkel fabrikasi.

b. Proses Assembly

Proses assembly merupakan proses lanjutan dari sub-assembly. Panel-panel yang sudah dirangkai pada proses sub-assembly kemudian dilakukan penyambungan hingga menjadi sebuah block.

c. Proses Erection

Proses ini merupakan pekerjaan terakhir dalam pembuatan badan kapal. Proses ini melakukan penyambungan antar block yang sebelumnya telah dikerjakan pada proses assembly.

4.4 Material Pelat Aluminium

Material adalah sebagai beberapa bahan yang dijadikan untuk membuat suatu produk atau barang jadi yang lebih bermanfaat.

Pelat adalah struktur planar kaku yang secara khusus terbuat dari material monolit yang tinggi nya lebih kecil dibandingkan dengan dimensi-dimensi lainnya. Beban yang umumnya bekerja pada pelat mempunya sifat banyak arah dan tersebar. Pelat dapat ditumpu diseluruh tepinya, atau hanya pada titik tertentu (misalnya kolom-kolom), atau campuran menerus dan tittik. Adanya kemungkinan variasi kondisi tumpuan menyebabkan pelat dapat digunakan untuk berbagai keadaan.

Gambar 4.1 Pelat Aluminium

(21)

Dalam ilmu metalurgi dikenal dengan istilah aluminium murni dan aluminium paduan (alloy). Aluminium paduan adalah perpaduan antara logam aluminium dengan logam lainnya, salah satunya adalah aluminium 6061. Aluminium paduan seri 6061 adalah jenis aluminium yang banyak digunakan dalam dunia industri, khususnya untuk konstruksi perkapalan dan penerbangan. Paduan seri 6xxx adalah tipe paduan aluminium, magnesium dan silikon sebagai komposisi utama yang memiliki sifat tidak dapat diperlakupanaskan, tetapi memiliki sifat yang baik dalam segi kekuatan dan daya tahan korosi terutama korosi oleh air laut serta sifat mampu las yang sangat baik.

4.5 Project New Build

Proyek bangunan baru ini bernama ALUMINIUM CREW BOAT 40 M, dengan owner PT. PELAYARAN NASIONAL EKALYA PURNAMASARI. Sebuah Kapal Crew Boat berjenis Fast Utility Vassel (FUV). Kapal ini dirancang untuk memberikan dukungan logistik dan transportasi cepat dilaut. FUV umumnya memiliki kecepatan yang lebih tinggi dari kapal pada umumnya, sehingga dapat dengan cepat dan efisien mengirimkan kargo, personel, dan peralatan ke lokasi yang dituju.

Data utama Kapal Aluminium Crew Boat 40 M

a) LOA : 40.30 M

b) B Mld : 7.60 M

c) Depth : 3.65 M d) Draft : 1.95 M e) Speed : 25 Knot f) Main Engine Power : 3 x 1800 HP g) Crews : 12 Persons

(22)

Gambar 4.2 General Arrangement

Rencana umum (General Arrangement) dari sebuah kapal dapat didefinisikan sebagai perancangan di dalam penentuan atau penandaan dari semua ruangan yang dibutuhkan,

ruangan yang dimaksud seperti ruang muat, ruang kamar mesin, dan akomodasi. Disamping itu juga direncanakan penempatan peralatan- peralatan, letak jalan-jalan dan berbagai sistem serta perlengkapan lainnya.

4.6 Konstruksi Penampang Kapal

Bagian-bagian konstruksi kapal adalah lunas, penumpu tengah (center girder), gading- gading (frame), pelat atas, penumpu samping, pelat alas dalam, pelat bilga, wrang. Pada gambar frame dibawah dapat diketahui, sistem konstruksi yang digunakan, bentuk lambung, dan komponen-komponen penyusun.

Gambar 4.3 Frame kapal

(23)

Sistem konstruksi yang digunakan pada kapal ini yaitu sistem konstruksi memanjang, dapat dilihat dari bentuk frame terdapat deck longitudinal, bottom longitudinal, dan side longitudinal yang dimana itu merupakan salah satu karakteristik dari sistem konstruksi memanjang. Dikarenakan kapal ini termasuk kapal cepat dengan power engine 3x1800, maka bentuk lambung kapal ini berbentuk V yang mempunyai hambatan kecil sehingga kapal memiliki performa kecepatan yang besar, manuver yang baik, dan lebih hemat dalam penggunaan bahan bakar. Profil merupakan komponen yang ada pada frame, profil itu sendiri meliputi profil T, siku, dan plat bar.

4.7 Jenis Material Yang Digunakan

Jenis aluminium yang digunakan pada project ini adalah aluminium paduan seri 6061 dan seri 5053. Aluminium paduan seri 6061 merupakan tipe paduan aluminium, magnesium dan silikon sebagai komposisi utama. Aluminium seri ini sangat baik untuk bahan konstruksi kapal, karena material yang lebih ringan, kuat, dan tahan lama. Oleh karena itu pada project bangunan ini seri 6061 digunkan untuk pembuatan konstruksi alas kapal. Aluminium paduan seri 5053 merupakan paduan aluminium dan magnesium. Keberadaan magnesium juga menjadikan logam paduan dapat bekerja dengan baik pada temperatur yang sangat rendah, sehingga lebih kuat terhadap korosi yang disebabkan air laut. Dalam project ini alumunium seri 5053 digunakan untuk bagian lambung kapal.

Gambar. 4.4 Material aluminium

Sebagaimana sifat aluminium yang tahan korosi, ketika terkena udara atau air, paduan aluminium 6061 membentuk lapisan oksida yang membuatnya tidak reaktif dengan unsur-unsur yang korosif pada logam yang mendasarinya. Besarnya kekuatan untuk bertahan pada korosi tergantung pada kondisi atmosfer. Akan tetapi karena mengandung tembaga, aluminium dengan tipe ini sedikit kurang tahan terhadap korosi dibandingkan jenis paduan lainnya, seperti paduan dengan tipe 5052 yang tidak mengandung tembaga. Aluminium tipe 6061 sangat baik dalam

(24)

menahan korosi dari asam nitrat pekat serta amonia dan amonium hidroksida. Meskipun dikatakan tahan terhadap korosi namun, untuk meningkatkan ketahanannya, sebaiknya aluminium 6061 dilapisi oleh pelapis yang menghalangi adanya reaksinya dengan atmosfer luar atau berbagai unsur yang dapat membuat ketahan korosi menjadi terganggu.

4.8 Proses Fabrikasi

Proses Fabrikasi Merupakan kegiatan pembuatan komponen-komponen yang akan digunakan dalam Proses Sub-Assembly.

4.8.1 Proses Penandaan (Marking)

Marking adalah pembuatan sketsa gambar atau pola gambar tiap section sesuai dengan drawing plate pada base material. Proses penandaan pada pelat mualai dari penandaan profile maupun frame. Setiap bagian material yang telah di marking harus diberi nama dengan jelas agar tidak tertukar atau keliru dengan material lain pada saat perakitan. Nama tersebut disesuaikan dengan kode yang tercantum di material list dan marking list, nama tersebut mencakup nomor kapal, nomor blok, posisi marking.

Manual marking, seluruh penandaan penggambaran komponen diatas permukaan material dilakukan secara manual dengan menggunakan peralatan sederhana. Electro Photo Marking (EPM) merupakan pengembangan dari projection marking. Proses marking ini tidak membutuhkan pengerjaan awal (pre- processing) pada material yang akan di marking, karena sudah menggunakan photo conductive powder (EPM photoner) dan fixative. Sedangkan Numerically Controlled Marking dibantu dengan peralatan komputer (CNC) dimana data inputnya hanya merupakan data numerik. Selama penandaan pelat ini terlebih dahulu dicatat nomor pelat/identifikasi pelat dan dibuat daftar pemakaian dan penempatannya di kapal tersebut (cutting plan) untuk keperluan telusur material (traceability material).

4.8.2 Proses Pemotongan (Cutting)

Cutting merupakan tahapan fabrikasi setelah penandaan di mana pemotongan dilakukan mengikuti kontur garis marking dengan toleransi sebagaimana yang ditetapkan di dalam rencana pemotongan pelat (cutting plan). Pemotongan dengan oxygen cutting dengan memperhatikan jarak dari nozzle ke pelat agar menghasilkan pemotongan yang efektif.

(25)

Gambar 4.5. Cutting menggunakan CNC Plasma

Setelah dilakukan proses pemotongan, pelat kemudian diangkat dan diletakan di bengkel fabrikasi. Pemotongan pelat tidak dilakukan menyeluruh mengikuti garis, dan hanya disisakan sedikit bagian yang tidak terpotong. Hal itu dilakukan agar hasil potongan tetap menempel pada lembaran pelat, dan agar memudahkan dalam pemindahan pelat itu sendiri.

Bagian yang belum terpotong kemudian dipotong secara manual menggunakan blander.

(a) (b)

Gambar 4.6. (a) Hasil pemotongan CNC (b) Hasil pemotongan blander

4.8.3 Proses Pembentukan (Roll, press, and bending)

Roll, press dan bending merupakan kelanjutan proses fabrikasi dari marking dan cutting.

Roll adalah proses pembentukan pelat dimana pelat akan berubah bentuk secara radial dengan tekanan dan gerakan antara dua die (round bar). Press adalah proses penekanan pelat untuk pelurusan dan perataan permukaan pelat yang mengalami waving. Bending adalah proses pembentukan pelat atau profil hingga membentuk seksi tiga dimensi (frame/profil) sesuai yang dibutuhkan. Bagian yang dilakukan bending terdapat pada bagian bottom transverse.

Gambar 4.7. Bagian yang di bending

(26)

Pada gambar diatas merupakan salah satu bagian dari hasil bending, dimana materialnya berupa plat bar yang di bending sesuai dengan bentuk dan tempat yang sesuai.

4.9 Pengelasan

Pengelasan adalah salah satu metode penyambungan dua material atau lebih, dengan tanpa menggunakan atau dengan menggunakan material tambahan yang dicairkan sebagian pada letak sambungan (kampuh) sehingga menghasilkan sambungan yang kontinu.

4.9.1 Tipe Pengelasan

Pada umumnya pengelasan aluminium menggunakan proses las GMAW (Gas Metal Arc Welding) dengan jenis MIG (Metal Inert Gas) maupun dengan proses las GTAW (Gas Tungsten Arc Welding).

a) GMAW (Gas Metal Arc Welding)

Pengelasan aluminium dengan metode GMAW (Gas Metal Arc Welding) adalah salah satu jenis proses penyambungan bahan logam yang menggunakan sumber panas dari energi listrik yang diubah menjadi energi panas, pada proses las GMAW ini menggunakan kawat las yang digulung dalam suatu roll dan menggunakan gas sebagai pelindung logam las yang mencair saat proses pengelasan berlangsung. Proses pengelasan GMAW ini terjadi karena adanya perpindahan ion anoda dan katoda pada logam induk (base metal) dan logam pengisi (filler metal) sehingga menyebabkan timbulnya energi panas yang menyebabkan logam induk (base metal) dan logam pengisi (filler metal) mencair.

Gambar 4.8. Mesin las GMAW

Untuk pengelasan aluminium digunakan metode pengelasan MIG (Metal Inert Gas) yang merupakan jenis pengelasan GMAW yang menggunakan gas pelindung Argon dan Helium, karena penggunaan inert gas (gas mulia) ini maka disebut dengan Las MIG (Metal Inert Gas).

(27)

b) GTAW (Gas Tungsten Arc Welding)

Metode yang lain untuk pengelasan aluminium adalah proses las GTAW (Gas Tungsten Arc Welding) atau juga disebut proses las TIG (Tungsten Inert Gas). GTAW adalah proses pengelasan busur listrik yang menggunakan elektroda tak terumpan atau tidak ikut mencair. Pada pengelasan GTAW ini elektroda atau tungsten ini hanya berfungsi sebagai penghasil busur listrik saat bersentuhan dengan benda kerja, sedangkan untuk logam pengisi adalah filler rod. Pengelasan GTAW ini juga sering disebut dengan Las Argon, hal tersebut dikarenakan gas pelindung yang digunakan adalah gas Argon.

Gambar 4.9. Mesin las GTAW (Sumber: pengelasan.net, 2023) 4.9.2 Pengelasan Komponen Frame

Setelah proses fabrikasi selesai, komponen-komponen kecil penyusun sebuah frame dirakit dengan cara dilas menggunakan tipe pengelasan yang sesuai. Pemasangan komponen frame ini meliputi pemasangan komponen profil, web frame. Pada saat pengelasan bagian profil setelah di setel dan di titik pada bagian sisi-sisinya kemudian ditambahkan penyangga agar posisi profil tidak bergeser.

Gambar 4.10. Pengelasan komponen

4.10 Proses Sub-Assembly

Sub Assembly merupakan tahapan perakitan awal yang fungsinya adalah untuk mengurangi volume kerja diatas assembling jig. Pekerjaan sub assembly meliputi

penyambungan pelat, perakitan pelat dengan konstruksi penguat, pera kitan profil-profil I,

(28)

T, siku (angle) dsb, yang akan membentuk panel-panel untuk posisi vertikal dan horizontal.

4.10.1 Perakitan frame a. Frame 25

Frame 25 merupakan bulkhead atau sekat melintang kedap air. Perakitan yang dilakukan pada frame 25 meliputi perakitan bagian pelat yang terpotong

kemudian digabungkan sehingga membentuk sebuah bulkhead. Perakitan profil- profil pada frame 25, Paling banyak menggunakan profil T dengan ukuran 63.5x63.5 ketebalan 6 mm dan juga terdapat flat bar dengan lebar 80 mm serta ketebalan 6 mm.

Gambar 4.11. Perakitan frame 25 b. Frame 26, 27, 28

Dikarenakan bentuk ketiga frame ini hampir sama tentunya tidak jauh berbeda dalam hal perakitannya. Perakitan yang dilakukan pada frame 25, 26, 27 selama saya mengikuti kerja praktik hanya sampai pada tahap perakitan bagian konstruksi tangki fresh water. Pada bagian web frame sudah dilas hanya saja belum dirakit atau digabungkan dengan konstruksi tangki fresh water. Bagian konstruksi tangki menggunakan pelat dengan ukuran ketebalan 6 mm.

Gambar 4.12 Perakitan frame 25, 26, 27

(29)

c. Frame 29

Frame 29 merupakan bagian bulkhead pada bagian konstruksi tangki memiliki ketebalan 5 mm, dengan penguat profil T berukuran 50.8x50.8 ketebalan 4.5 mm dan terdapat flat bar lebar 60 mm dan tebal 8 mm.

Gambar 4.13. Perakitan frame 29

4.10.2 Pemasangan Frame

Setelah perakitan tiap komponen pada frame selesai, proses dilanjutkan dengan pemasangan frame pada centre girder. Dalam pemasangan ini bagian yang terpasang pada frame 26 – frame 29 adalah bagian konstruksi tangki. Sedangkan pada frame 25 terpasang bulkhead secara utuh. Pemasangan dilakukan satu persatu, diangkat menggunakan bantuan crane. Pada saat peletakan sesuai posisi terlebih dahulu dilakukan penyetelan menggunakan alat waterpas magnet.

Gambar 4.14. Penyetelan posisi frame

Setelah dilakukan penyetelan dan presisi sesuai dengan posisi, selanjutnya dititik dengan las. Kemudian dipasang penyangga antara center girder dengan frame agar tetap bisa mempertahankan posisi yang presisi. Pemasangan ini menggunakan metode las GMAW dengan jenis las MIG.

(30)

(a) (b)

Gambar 4.15 (a) Pemasangan frame, (b) Hasil pemasangan

(31)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pembahasan yang telah dijelaskan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

a. Konstruksi dari Kapal Crew Boat L150 menggunakan sistem konstruksi memanjang.

Dapat diketahui dari bentuk frame terdapat deck longitudinal, bottom longitudinal, dan side longitudinal yang dimana itu merupakan salah satu karakteristik dari sistem konstruksi memanjang. Selain itu terdapat profil sebagai komponen-komponen penyusun frame.

b. Terdapat beberapa proses atau tahapan dalam pembuatan frame 25-29 pada Kapal Crew Boat L150, Adapun proses pembuatan frame seperti berikut:

1) Proses Fabrikasi : Merupakan kegiatan pembuatan komponen- komponen yang akan digunakan dalam Proses Sub-Assembly. Terdapat beberapa tahapan lagi dalam proses fabrikasi yaitu:

• Penandaan (marking)

• Pemotongan (cutting)

• Pembentukan (roll, press, bending)

2) Proses Sub-Assembly : merupakan tahapan perakitan awal yang fungsinya adalah untuk mengurangi volume kerja diatas assembling jig.

Pekerjaan sub assembly meliputi penyambungan pelat, perakitan pelat dengan konstruksi penguat, perakitan profil-profil I, T, siku (angle) dsb, yang akan membentuk panel-panel untuk posisi vertikal dan horizontal.

5.2 Saran

Saran yang diberikan penulis dalam pennulisan laporan ini mencakup beberapa hal sebagai berikut:

a. Pada saat observasi terdapat beberapa tahap yang mungkin terlewati. Observasi lapangan tidak dilaksanakan secara intents karena terdapat kegiatan lain selama berada di galangan. Oleh karena itu, terdapat beberapa tahap yang kurang dalam segi

(32)

penjelasan atau bahkan tidak dijelaskan pada laporan ini, berikut juga dokumentasi.

Oleh karena itu supaya bisa dilengkapi untuk penulisan kedepannya.

b. Pelaksanaan observasi disarankan untuk lebih aktif lagi dalam berinteraksi atau bertanya mengenai proses kerja dan data – data serta menggali informasi lebih dalam lagi melalui pembimbing lapangan, pekerja, serta studi literatur.

c. Sebaiknya untuk mahasiswa yang akan melaksanakan kegiatan keja praktik, untuk tidak terpaku serta membatasi diri megenai misi dari instansi yang berupa tugas khusus yang digumakan untuk melaksanakan seminar kerja praktik. Untuk itu perlunya lebih mengobservasi tentang hal - hal lain diluar topik tugas didalam perusahaan tempat kerja praktik berlangsung

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Syahrani, Awal, Naharuddin, and Muhammad Nur. 2018. “Analisis Kekuatan Tarik, Kekerasan Dan Struktur Mikro Pada Pengelasan SMAW Stainless Steel 312 Dengan Variasi Arus Listrik.” Jurnal Mekanikal 9(1): 814–22.

httpjurnal.untad.ac.idjurnalindex.phpMekanikalarticledownload104668247.

Arifin, Achmad. 2019. “Proses Penyambungan Dan Peralatannya.” Buku Ajar Proses Produksi: 105–30.

Larasati, RMC. 2016. “Pengertian Material.” : 6–19.

WORLD, MARITIME. 2011. “Proses Pembuatan Kapal.” Maritime World.

https://www.maritimeworld.web.id/2011/04/proses-pembuatan- kapal.html?m=1 diakses pada 3 Juni 2023 pukul 03.01

Aji Nurhafid, Sarjito Jokosisworo, Untung Budiarto. 2018. “Analisa Pengaruh Perbedaan Feed Rate Terhadap Kekuatan Tarik Dan Impak Aluminium 6061 Metode Pengelasan Friction Stir Welding.” Jurnal Teknik Perkapalan 5(2): 473–

81.

Wahyuddin, Mohamad. 2011. “Konstruksi Kapal.” Http://Kapal-

Cargo.Blogspot.Com/. http://kapal-cargo.blogspot.com/2011/01/konstruksi- kapal-eps1.html.

Maihuru, Thomas. 2011. “KEKUATAN STRUKTUR KONSTRUKSI KAPAL AKIBAT PENAMBAHAN PANJANG Thomas Mairuhu *).” Kekuatan Struktur Konstruksi Kapal Akibat Penambahan Panjang II.

(34)

LAMPIRAN

a. General Arrangement

(35)

b. Konstruksi Frame 25-29

(36)
(37)
(38)

c. Jurnal Mingguan

Gambar

Gambar 2.2. Milestone PT. Orela Shipyard             (Sumber: Orela, 2023)
Gambar 2.3. Milestone PT. Orela Shipyard   (Sumber: Orela, 2023)
Gambar 2.5 Overhead Crane 2 Ton
Gambar 2.6 Gantri Crane 80 Ton
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penilaian hendaklah meliputi semua faktor yang relevan termasuk kondisi pembuatan, hasil pengujian atau pengawasan selama proses, pengkajian dokumen produksi termasuk

Di dalam CPOB dijelaskan peralatan untuk pembuatan obat hendaknya memiliki desain dan konstruksi yang tepat, ukuran dan penempatan, yang memadai dan disesuaikan dengan

Secara akademik, Kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan FEB Universitas Riau berlandaskan kepada Permendikbud Nomor 3 Tahun

Secara akademik, Kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan FEB Universitas Riau berlandaskan kepada Permendikbud Nomor 3

1) Proses Pembelajaran di luar Program Studi dilaksanakan berdasarkan perjanjian kerja sama antara Perguruan Tinggi dengan Peguruan Tinggi atau lembaga lain yang terkait dan

Serata semua pihak yang Namanya tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang juga telah memberikan bantuan kepada penulis selama proses pembuatan laporan praktik

BKP pada Gambar 1. dilaksanakan dengan ketentuan yang ada Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan UMSIDA. Dan dalam pelaksanaannya akan didampingi

Laporan magang mahasiswa S-1 Teknik Sistem Tenaga pada Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka di PT. PLN Nusantara Power UP Muara Karang Blok