• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN LIMBAH DAPUR RUMAH TANGGA UNTUK PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

N/A
N/A
lukman hadi

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN LIMBAH DAPUR RUMAH TANGGA UNTUK PEMBUATAN PUPUK ORGANIK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN LIMBAH DAPUR RUMAH TANGGA

UNTUK PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

OLEH :

NAMA : SUPENO NIM : 042137955 UPBJJ-UT : SEMARANG

MK : PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN KODE MK : LUHT 4450

BIDANG MINAT PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS TERBUKA

2023

(2)

I. PENDAHULUAN

A. Ruang Lingkup

Kebersihan lingkungan mencangkup pada fundamental dalam ilmu kesehatan dan pecegahan yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan bermasyarakat. Setiap individu menjaga kebersihan lingkungan agar menciptakan kesehatan yang bebas dari berbagai penyakit yang akan menganggu aktivitas sehari-hari. Berdasarkan teori Hendrik L. Blum dalam Planning For Healty, Development and Application of Sosial Change Theory menjelaskan determain status kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor terdiri dari lingkungan 45%, perilaku 30%, disusul jasa pelayanan masyarakat 20%, serta faktor genetik atau keturunan hanya berpengaruh 5%. Hal ini disimpulkan bahwa kesehatan sangatlah berpengaruh terhadap lingkungan, perilaku dan genetika serta bukan hasil pelayanan medis semata-mata.

Manusia dan lingkungannya merupakan dua faktor yang tidak terlepas, salah satu hal yang harus diperhatikan bahwa lingkungan merupakan tempat tinggal manusia, tempat bekerja, tempat beribadah, yang artinya lingkungan tersebut tidak membahayakan keselamatan jiwanya. Untuk menciptakan lingkungan yang bersih dari penumpukkan sampah adalah merubah kebiasaan buruk menjadi perilaku hidup sehat dan bersih.

Pengaruh buruk dari lingkungan dapat menyebabkan permasalahan utama bagi kesehatan yang perlu ditangani segera agar tidak menimbulkan penyakit yang sering terjadi pada masyarakat,1 dan juga menyebabkan penumpukkan sampah dan limbah yang dihasilkan setiap harinya.

Segala aktivitas masyarakat selalu menimbulkan sampah. Sampah dihasilkan dari sisa kegiatan yang dilakukan oleh manusia, yang tidak disenangi, yang tidak berguna, tidak dipakai dan sampah tersebut dibuang percuma.2 Dalam hal penanganan sampah masih menjadi persoalaan yang besar, jika penanggulan sampah tidak ditangani dengan baik maka akan berimbas kepada keindahan lingkungan, mutu kehidupan, berpengaruh pada arus investor daerah, daya jual ataupun daya tarik daerah tersebut tidak menarik perhatian sehingga akan menurun drastis. Salah satu upaya yang dapat kita laksanakan mengurangi akibat buruk daripada penumpukkan sampah yaitu dengan mendaur ulang sampah. Seperti dalam UU 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah yang mengajak masyarakat agar mengurangi dan menangani sampah dengan cara mengelola sampah

(3)

tersebut yang bertujuan menciptakan lingkungan yang bersih dan meningkatkan kesehatan masyarakat. 3

Mengenai pengelolaan sampah yakni proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik, ataupun yang dapat terurai atau tidak terurai dari sisa kegiatan sehari-hari manusia. Seperti di lingkungan rumah tangga menghasilkan limbah dapur, berasal dari sisa bahan makanan yaitu sayur-sayuran dan buah-buahan yang dibuang secara open dumping tanpa pengelolaan lebih lanjut. Jika sampah tidak dikelola langsung akan membuat pencemaran lingkungan dan menjadikan gangguan kesehatan bagi masyarakat terutama bagi mereka yang berada disekitar sampah tersebut.

Penumpukan limbah dapur mengeluarkan aroma yang tidak sedap, sehingga mengundang hewan pengerat seperti nyamuk, tikus, lalat dan kecoa.

Pengelolaan limbah dapur dilakukan dengan cara pengomposan untuk dijadikan pupuk organik. Pengomposan mengandung bahan organik biodegradable (dapat diuraikan mikroorganisme), dengan mengelola limbah padat dapat memperbaiki struktur tanah, memperbesar kemampuan tanah dalam menyerap air dan menahan air serta zat-zat hara lainnya.5 Proses pengomposan memerlukan waktu lama, yaitu sekitar 2-3 bulan tergantung percepatan pembusukan yang terjadi. Dengan melakukan pengomposan terhadap limbah dapur maka dapat mengurangi penumpukan sampah yang ada dilingkungan, usaha pengomposan juga membuka peluang kerja bagi masyarakat, selain mendapatkan manfaat masyarakat juga terbantu dalam perekonomian dari pengomposan yang dihasilkan dalam skala besar.

Salah satu bentuk mengurangi limbah dapur adalah dengan cara mengelolanya menjadi pembuatan pupuk organik dan pupuk organik cair yang bertujuan untuk mengurangi masalah limbah sekaligus pembelajaran kepada santriwati dalam pembuatan pupuk organik, tentu saja dapat menambah pengetahuan santriwati dan juga dapat menyediakan pupuk kebutuhan pondok yang nantinya akan digunakan pada tanaman yang ada disekitar pondok. Dikarenakan harga pupuk kimiayang semakin mahal dan sulit dicari, maka peluang penggunaan pupuk pada masa datang cukup besar. Selain menghemat uang pembuatan pupuk organik juga ramah lingkungan.

B. Tujuan Praktikum

Adapun Tujuan praktik ini yaitu :

1. Munculnya kesadaran masyarakat untuk memenfaatkan limbah/kotoran dapur untuk pembuatan pupuk organik.

(4)

2. Munculnya kesadaran masyarakat untuk agar menggunakan pupuk organik dari sisa limbah dapur.

3. Meningkatkan krativitas masyarakat.

4. Menghemat biaya untuk tidak membeli pupuk kimia dengan cara memanfaqatkan limbah dapur menjadi pupuk organik.

C. Manfaat Praktik

1. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai cara pemanfaatan limbah kotoran sapi menjadi pupuk, bagi Masyarakat.

2. Diharapkan mahasiswa selanjutnya dapat memberikan pandangan tentang pupuk pupuk yang bisa di kelola dan di manfaatkan oleh masyarakat untuk menjadikan pupuk rumah bagi Masyarakat.

3. Diharapkan mahasiswa dapat memberikan pengetahuan bagi masyarakat dalam mengelola pupuk.

D. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

1. Praktik dilaksanakan di rumah mahasiswa, di desa Tenogo, Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan.

2. Praktik ini dilaksanakan pada 9 Oktober sampai 14 Oktober 2023

(5)

II. PELAKSANAAN PRAKTIK

A. Alat dan Bahan Praktik 1. Pisau

2. Ember (Digunakan untuk tempat mengaduk sampah sayur)

3. Komposter (tempat menampung sampah organik dalam proses pembusukan) 4. Sampah dapur

5. EM-4 6. Sekam

7. Tetes tebu (gula)

B. Langkah-langkah Praktik

1. Cacah sampah organik hingga berukuran kecil.

2. Tambahkan sekam sebagai inokulan.

3. Larutkan EM4 dan tetes dengan air, kemudian tuangkan ke wadah berisi campuran bahan kompos, lalu aduk hingga rata.

4. Masukkan semua bahan ke dalam wadah pengomposan, tutup rapat.

5. Aduk seminggu sekali agar proses aerasi dalam wadah berjalan lancar.

6. Jika suhu naik selama pengomposan, artinya mikroorganisme sedang bekerja.

7. Suhu akan kembali normal pada minggu ketujuh atau kedelapan saat pengomposan selesai, pupuk kompos pun siap dipakai.

8. Kompos yang baik akan menghasilkan warna cokelat kehitaman, berbau tanah, dan berbutir halus.

(6)

C. Hasil Pengamatan

Daftar Checklist Pengamatan Limbah Pertanian No

.

Jenis

Limbah Warna Bentuk Aroma Unsur Hara Pemanfaatan Limbah

1. Kulit Pisang Kuning-

coklat padat

Aroma buah pisang

Natrium, magnesium, sodium, fosfor dan sulfur

Untuk pupuk organik/kompos

2. Air leri Putih

keruh cair Aroma air leri

Nitrogen, Fosfor, Kalium, Kalsium, Magnesium dan Sulfur

Untuk pupuk organik/kompos

3. Kulit

Bawang merah padat menyenga

t

Kalium, Magnesium, Fosfor,

Untuk pupuk organik/kompos

4. Sisa Sayuran hijau padat

Aroma sayuran busuk

Nitrogen, Fosfor, Kalium, Kalsium, Magnesium dan Sulfur

Untuk pupuk organik/kompos

Daftar Checklist Pengamatan Praktik

No Komponen Pemaparan Keterangan

(7)

.

1. Alat dan Bahan 1. Pisau 2. Ember 3. Komposter 4. Sampah dapur 5. EM-4

6. Sekam

7. Tetes tebu (gula) 2. Langkah

pelaksanaan

praktik pengolahan limbah pertanian

1. Cacah sampah organik hingga berukuran kecil.

2. Tambahkan sekam sebagai inokulan.

3. Larutkan EM4 dan tetes dengan air, kemudian tuangkan ke wadah berisi campuran bahan kompos, lalu aduk hingga rata.

4. Masukkan semua bahan ke dalam wadah pengomposan, tutup rapat.

5. Aduk seminggu sekali agar proses aerasi dalam wadah berjalan lancar.

6. Jika suhu naik selama pengomposan, artinya

mikroorganisme sedang bekerja.

7. Suhu akan kembali normal pada minggu ketujuh atau kedelapan saat pengomposan selesai, pupuk

kompos pun siap dipakai.

8. Kompos yang baik akan menghasilkan warna cokelat kehitaman, berbau tanah, dan berbutir halus.

(8)

3. Produk yang sudah jadi

Pupuk Organik

4. Kendala yang dihadapi

1. Keterbatasan waktu untuk pembuatan pupuk yang sempurna 2. Keterbatasan pengetahuan tentang

pemanfaatan limbah dapur

3. Kemauan yang kurang untuk memanfaatkan limbah dapur

D. Pembahasan

Dengan melihat kondisi riil dan mengamati secara langsung aktivitas yang dilakukan masyarakat disetiap harinya, serta memperoleh data dari hasil wawancara bersama ibu rumah tangga terutama menjaga kebersihan rumah agar menciptakan lingkungan yang bersih, asri, indah, dan nyaman. Maka mahasiswa memutuskan pada bidang kesehatan dan lingkungan sebagai aset pengabdian, kemudian untuk menemukan skala prioritas dari pengabdian ini terdapat permasalahan yang banyak dijumpai di setiap dapur dapur rumah, yakni banyak sisa-sisa sayur yang terbuang dan tidak digunakan sehingga terjadi pembuangan sampah sayur dan penumpukan di TPS. Untuk mengatasi permasalahan sisa-sisa sayur tersebut, mahasiswa membuat program kerja berfokus pada pembuatan pupuk organik, dengan alasan untuk mengubah kebiasaan membuang limbah organik menjadi mengelola limbah, mewujudkan kesadaran dan kepedulian santriwati atas kebersihan dan pelestarian lingkungan.

Pemanfaatan limbah rumah tangga ini diharapkan dapat membantu petani dalam mengatasi permasalahan kelangkaan pupuk, karena pembuatannya yang mudah dan biayanya bisa terbilang ramah dikantong. Selain itu pupuk organik juga ramah lingkungan karena terbuat dari bahan organik. Dari pemanfaatan limbah rumah tangga dengan metode pemanfaatan starter sepert EM-4 untuk memicu proses fermentasi pada bahan organik. Kompos dapat juga dipakai sebagai sumber mikroba perombak untuk pengomposan bahan yang lain seperti kotoran kandang ternak atau dedaunan. Pupuk organik yang dihasilkan juga bisa terbilang efektif dalam meningkatkan hasil tanam.

Kendala yang dihadapi dalam melaksanakan praktik antara alain adalah keterbatasan waktu untuk pembuatan pupuk yang sempurna. Pupuk organik yang baik membutuhkan waktu paling tidak 3 minggu untuk mendapatkan pupuk yang baik.

(9)

Kebutuhan akan pupuk biasanya membutuhkan waktu yang cepet untuk penyediaannya.

Dengan lamanya waktu pembuatan pupuk organik akan mengakibatkan telambatnya pemupukan. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut guna memangkas waktu pembuatan pupuk organik. Keterbatasan pengetahuan tentang pemanfaatan limbah dapur juga menjadi kendala yang umum di Masyarakat yang biasanya membuang sampah tanpa memanfaatkannya. Sehingga bahan organik yang sangat bermanfaat hanya terbuang di TPA. Kemauan yang kurang untuk memanfaatkan limbah dapur akan menjadi kendala berikutnya yang perlu diperbaiki dengan sosialisasi yang baik terhadap masyarakat.

E. Kesimpulan

1. Pemanfaatan limbah dapur untuk pembuatan pupuk organik cukup dapat mengurangi sampah yang terbuang sia-sia.

2. Pupuk organik dari limbah dapur menunjukkan hasil yang baik dalam memberi unsur hara pada tanaman dan menyuburkan tanah.

3. Dengan pupuk organik akan mengurangi penggunaan pupuk kimia yang semakin mahal dan susah didapatkan.

4. Perlu penelitian dan praktek lebih lanjut untuk membuat pupuk organik yang lebih cepat waktunya.

5. Perlu adanya sosialisasi pemanfaatan bahan organik dari sisa limbah dapur untuk Pembuatan pupuk organik

F. Daftar Pustaka

Deviar A.M., Budiyono, dan Rahardjo. 2016. Indeks Kesehatan Lingkungan di Wilayah Kerja

Elamin Z.E., Ilmi N.K. T, Tahriroh. 2018. Analisis Pengelolaan Sampah Pada Masyarakat Desa

Jogloabang. 2019. UU 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

Subandriyo, Anggoro D.D, Hardiyanto. 2012. Optimasi Pengomposan Sampah Organik Rumah Tangga

Setiati Y., dan Nurlaila, N. 2014. Pemanfaatan Limbah Dapur Sebagai Menjadi Berbagai Produk Komersial BagiIbu Rumah Tangga

(10)

Dapur Sebagai Mikroorganisme Lokal (MOL) Untuk Mengurangi Penggunaan Pupuk Kimia di

Nur Thoyib, Noor A.R, Elma Muthia. 2020. Pembuatan Pupuk Organik Cair Dari Sampah Organik Rumah Tangga Dengan Penambahan Bioktivator Em4, Konverensi, (5) 2 : 8-9.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan merancang proses pembuatan pupuk cair organik dari limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) serta menghasilkan pupuk.. Bahan yang digunakan

Pembuatan Pupk Organik Cair Fermentasi Dari Rine Sapi (Ferunsa) dengan Vaiasi Penambahan Limbah Darah Sapi Terhadap Kualitas Pupuk Organik Cair.. Studi Penambahan

Limbah organik yang dihasilkan dari sekolah yang dapat digunakan dalam pembuatan pupuk cair yaitu limbah dari kantin sekolah (limbah dapur). SMAN 1 Dukupuntang belum pernah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik cair dari limbah kulit Pisang dalam meningkatkan pertumbuhan semai Pala Myristica fragrans Houtt serta

Tahapan Kegiatan Pengabdian HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan cara memberikan pelatihan pembuatan pupuk organik cair menggunakan limbah kulit pisang

Metode yang dilakukan pada pengabdian ini yaitu dengan mengadakan penyuluhan tentang manfaat pupuk organik cair untuk tanaman pertanian, pelatihan pembuatan pupuk organik cair dalam hal

*Corresponding author hikmahwatihasen@gmail.com Abstrak Kegiatan Pelatihan dan Workshop Proses membuat Pupuk Organik Cair POC yang berasal dari bahan Limbah Organik bertujuan agar

Sosialisasi/ Penyuluhan Kegiatan berupa penyuluhan mengenai apa itu pupuk organik cair, bahan-bahan yang berpotensi dan dapat digunakan dalam pembuatan pupuk cair, metode