LAPORAN PENDAHULUAN
REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN MESUJI TAHUN 2008-2031
OUTLINE
1. Pendahuluan
2. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Mesuji 3. Tinjauan Teoritis
4. Tinjauan Kebijakan
5. Pendekatan Dan Metodologi
6. Organisasi Perencanaan Dan Rencana Kerja
Peninjauan Kembali RTRW
Revisi
RTRW Penyusunan Ranperda Naskah Akademik
KLHS RTRW
Rekomendasi DPRD Gubernur Persetujuan Substansi
ATR/BPN Perda
Legalisasi BIG
Validasi KLHS
Persetujuan Bupati (Rapat DKPRD
Kabupaten)
PENYUSUNAN PERDA RTRW
1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kab. Mesuji
2011–2031.
Telah ditetapkan menjadi Perda No. 6 Tahun 2012.
Dinamika Pembangunan Kab. Mesuji
Terintegrasi dengan perencanaan yang lain.
(Ex; RPJMD)
Faktor Internal
Faktor
Eksternal
PENDAHULUAN
DASAR HUKUM
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau
Sumatera
PENDAHULUAN
MAKSUD
Sebagai penyempurnaan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Mesuji yang akan menjadi pedoman pemanfaatan dan
pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Mesuji dalam konteks
mengoptimalkan pemanfaatan ruang dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan dan keberlanjutan pembangunan.
Merumuskan arahan perwujudan tata ruang wilayah yang sesuai dengan RTRW Kabupaten, sebagai acuan dalam
pemanfaatan ruang atau pengembangan wilayah.
Penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Mesuji terdiri atas 8 sasaran.
TUJUAN SASARAN
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
KEGIATAN ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA
Pemahaman KAK
Survey Sekunder
Perumusan Rencana Pembahasan Hasil
Perencanaan
Penentuan Metode Perencanaan
Rona Awal (Gamum Wilayah)
Survey Primer
Penginputan Data Analisis
Data Skenario
Perencanaan
GAMBARAN UMUM WILAYAH
2
ADMINISTRASI
Kabupaten Mesuji merupakan
pemekaran dari Kabupaten Tulang Bawang. Sesuai dengan UU No. 49 tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Mesuji, ditetapkan
pembentukan Kabupaten Mesuji dengan ibu kotanya Kecamatan Mesuji.
Kabupaten Mesuji memiliki luas 2.184
km
2, dengan 7 kecamatan dan 105
desa.
GEOLOGI
Kabupaten Mesuji tersusun dari
Formasi Alluvium, Endapan Danau, Formasi Kasai, dan. Formasi Muara Enim.
Struktur geologi terbesar yang dimiliki Kabupaten Mesuji adalah Endapan Danau dengan luas 65325,94 Ha dan terkecil adalah Formasi Kasai dengan luas 2662,36 Ha.
Sumber Hasil Olahan Arc GIS, 2021
MORFOLOGI
Morfologi Kabupaten Mesuji cukup beragam, terdiri atas 4 (empat) klasifikasi, yakni Dataran Fluvial
Sumatera, Dataran Gambut Sumatera,
Dataran Pantai Timur Sumatera, dan
Dataran Vulkanik Jalur Bukit Barisan
HIDROLOGI
Satuan litostratigrafi individu Kabupaten Mesuji terdiri atas Batuan Padu, Batuan Volkanik, dan Endapan Lepas yang memiliki tingkat kelulusan terhadap air yang berbeda-beda.
Sumber Hasil Olahan Arc GIS, 2021
TOPOGRAFI
Kecamatan dengan ketinggian 0-12 mdpl terluas berada di Kecamatan Rawajitu Utara dengan luas 9810.391 Ha, kecamatan dengan ketinggian 12-24 mdpl terluas berada di Kecamatan
Rawajitu Utara dengan luas 7364.1565 Ha, kecamatan dengan ketinggian 24-36 mdpl terluas berada di Kecamatan Way Serdang dengan luas 9830.2882 Ha, kecamatan dengan ketinggian 36-48 mdpl terluas berada di Kecamatan
Panca Jaya dengan luas 4562.5997 Ha,
dan kecamatan dengan ketinggian 48-60
mdpl terluas berada di Kecamatan Way
Serdang dengan luas 9552.6534 Ha.
KELERENGAN
Kemiringan lereng Kabupaten Mesuji sebagian besar landai atau berombak dengan luas lahan 77813,09 Ha.
Sumber Hasil Olahan Arc GIS, 2021
JENIS TANAH
Terdapat 14 (empat belas) jenis tanah yang dapat ditemukan di Kabupaten Mesuji. Jenis tanah yang memiliki luas terbesar di Kabupaten Mesuji ialah Gleisol Molik, sedangkan jenis tanah yang memiliki luas terkecil ialah
Kambisol Gleik.
KLIMATOLOGI
Pada tahun 2020 jumlah curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November dengan rata-rata curah hujan 369 mm, sedangkan yang terendah terjadi pada bulan Juni dengan rata-rata curah hujan 72 mm. Berdasarkan data dari BMKG Stasiun Klimatologi Masgar Lampung, curah hujan rata-rata tahunan
tertinggi terjadi di Gedum Ram dengan 3081 mm, sedangkan curah hujan rata- rata tahunan terendah terjadi di
Sidomulyo dengan 2115 mm.
Sumber Hasil Olahan Arc GIS, 2021
TUTUPAN LAHAN
Tutupan lahan yang terdapat di
Kabupaten Mesuji memiliki keberagaman terdiri dari danau, sungai, hutan,
tanaman budidaya, perkebunan, dan permukiman. Luasan terluas tutupan lahan pada Kabupaten Mesuji adalah lahan ladang/tegalan dengan tanaman palawija dengan luas 67.120,52 Ha.
Tutupan lahan terkecil yaitu
danau/telaga alami sebesar 5,06 Ha.
KEPENDUDUKAN
Jumlah penduduk Kabupaten Mesuji pada akhir tahun 2020 sebesar 227,578 jiwa. Diketahui bahwa jumlah penduduk terbesar berada pada Kecamatan Way Serdang yakni 45.536 jiwa. Sedangkan, jumlah penduduk terkecil berada di
Kecamatan Panca Jaya sebesar 18,633 jiwa.
Sumber Hasil Olahan Arc GIS, 2021
GAMBARAN UMUM WILAYAH PEREKONOMIAN
PDRB Atas Harga Konstan
No Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019 2020
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2.748,02 2.803,06 2.885,89 2.938,62 2.962,66
2 Pertambangan dan Penggalian 33,71 36,84 39,12 40,77 42,30
3 Industri Pengolahan 1.271,42 1.390,89 1.509,98 1.652,02 1.569,53
4 Pengadaan Listrik dan Gas 7,50 7,95 8,40 9,05 9,84
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur
Ulang 1,68 1,78 1,82 1,88 1,95
6 Konstruksi 449,70 502,91 545,95 582,86 558,23
7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor 714,66 749,44 786,11 847,72 822,95
8 Transportasi dan Pergudangan 100,56 107,11 115,42 125,55 120,12
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 51,48 55,49 59,87 65,26 61,94
10 Informasi dan Komunikasi 135,44 148,88 159,56 172,54 184,73
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 21,75 22,44 23,04 23,55 23,98
12 Real Estate 151,63 160,48 164,28 169,84 167,19
13 Jasa Perusahaan 1,07 1,11 1,14 1,17 1,16
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial
Wajib 145,99 149,59 160,97 170,60 175,82
TINJAUAN TEORITIS
3
Perencanaan Tata Ruang
Suatu proses untuk menentukan Struktur Ruang dan Pola Ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan Rencana Tata Ruang.
Pola Ruang
Distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
Struktur Ruang
Susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.
Kawasan Strategis
- Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Wilayah Yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia.
- Kawasan Strategis Provinsi
Wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan serta merupakan bagian tidak terpisahkan dari rencana tata ruang wilayah provinsi.
- Kawasan Strategis Kabupaten/Kota
Wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budata, dan/atau lingkungan serta merupakan bagian tidak terpisahkan dari rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota.
Pemanfaatan Ruang
TINJAUAN TEORITIS
Perencanaan Tata Ruang Tata ruang merupakan wujud
struktur ruang dan polar uang yang disusun secara nasional, regional, dan local. Tata ruang erat kaitannya dengan perencanaan, untuk melihat struktur ruang pada kota.
Lahirnya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU CK) merubah banyak undang-
undang serta peraturan terdahulu,
salah satu yang terkena dampak
dari lahirnya UU Cipta Kerja ini
adalah Undang-Undang 26 Tahun
2007 tentang Penataan Ruang.
TINJAUAN TEORITIS
Ubahan UU No. 11/2020 terhadap UU No.
27/2007 dalam UU No.1/2014
Pasal 7A
1. RZWP-3-K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf a diintegrasikan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi.
2. RZ KSN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf b diintegrasikan ke dalam Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional.
3. RZ KSNT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf c diserasikan, diselaraskan, dan diseimbangkan dengan rencana tata ruang, rencana zonasi kawasan antar wilayah, dan rencana tata ruang laut.
4. Dalam hal RZWP-3-K sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sudah ditetapkan, pengintegrasian dilakukan pada saat peninjauan kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi.
5. Dalam hal RZ KSN sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sudah ditetapkan, pengintegrasian dilakukan pada saat peninjauan
Ubahan UU No. 11/2020 terhadap UU No. 32/2014
Pasal 43
1. Perencanaan ruang laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2) meliputi:
a. Perencanaan tata ruang laut nasional;
b. Perencanaan zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil; dan c. Perencanaan zonasi kawasan laut.
2. Perencanaan tata ruang laut nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan perencanaan untuk menghasilkan
rencana tata ruang laut nasional yang diintegrasikan ke dalam perencanaan tata ruang wilayah nasional.
3. Perencanaan zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b menghasilkan rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang
diintegrasikan ke dalam perencanaan tata ruang wilayah provinsi.
4. Rencana zonasi kawasan strategis nasional diintegrasikan ke
KAJIAN PP. 21 TAHUN 2021
• Jangka waktu penyusunan dan penetapan RTRW dibatasi paling lama 18 bulan, terhitung sejak pelaksanaan penyusunan RTRW.
• Kajian lingkungan hidup strategis diintegrasikan ke dalam materi teknis RTRW, tidak lagi disusun dalam dokumen terpisah.
• Khusus untuk RTRW Kabupaten/Kota, evaluasi Rnaperda RTRW sebelum penetapan dilakukan oleh Gubernur, bukan lagi oleh Kemendagri.
• Penghapusan RTR KS Provinsi dan Kabupaten/Kota, untuk menghindari tumpang tindih produk RTR.
Substansi KS tersebut diintegrasikan ke dalam RTRW Provinsi dan Kabupaten/Kota.
4
TINJAUAN KEBIJAKAN
NASIONAL
• RTRWN merupakan Wilayah Sungai (WS), Mesuji – Tulang Bawang (II-IV/A/1)
• RTRWN merupakan kawasan andalan meliputi Kawasan Mesuji dan sekitarnya, sektor unggulan pertanian, perkebunan, industri, dan minyak serta gas bumi
• RTR Pulau Sumatera dilewati Jl. Lintas Timur Pulau Sumatera (Arteri Primer)
• RTR Pulau Sumatera merupakan (WS), Mesuji – Tulang Bawang (Wilayah sungai Lintas Provinsi)
• RTR Pulau Sumatera merupakan Daerah Irigasi (DI), Mesuji dan Rawa Mesuji atas
• Kepmen PU No. 248/KPTS/M2015
peningkatan status jaringan jalan kolektor primer 1 (JKP), Simpang Bujung Tenuk – Batas Kab. Lamteng/Kab. Tuba, Simpang Penawar – Gedong Aji Baru – Rawajitu
• RTRW Provinsi Hirarki Kab. Mesuji Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
• RTRW Provinsi Rencana Struktur Ruang: Terminal tipe B, Jembatan Simpang Pematang, Bandara Sungai Merah dan Sungai Buaya, SDA
Mesuji – Tuba – Padang Guci, SPAM Mesuji – Tuba
• RTRW Provinsi Rencana Pola Ruang: Kawasan sempadan danau, waduk, dan bendungan, Kawasan rawan kekeringan dan kebakaran hutan, Kawasan ekosistem
mangrove, Kawasan perikanan dan industri, Kawasan pengembangan pariwisata daerah (KPPD)
Perda Kab. Mesuji No. 11 Tahun 2017 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Tahun 2017 - 2022
PROVINSI DAERAH
TINJAUAN PK RTRW KAB. MESUJI
PROGRESS CAPAIAN PK RTRW
KAB. MESUJI 2011 - 2031 Penilaian Peninjauan Kembali RTRW Kab. Mesuji 2011 – 2031
Memperhatikan:
• Aspek kualitas RTRW
• Kesesuaian dengan perundang – undangan
• Pelaksanaan pemanfaatan ruang
NILAI AKHIR PENILAIAN:
“48”
TINJAUAN PK RTRW KAB. MESUJI
PROGRESS CAPAIAN PK RTRW KAB. MESUJI 2011 - 2031
Rekomendasi pertimbangan penyusunan Revisi RTRW Kab. Mesuji:
1. Terjadi perubahan kebijaksanaan pemerintah/sektor untuk pembangunan berskala besar atau kegiatan penting yang tidak dapat ditampung oleh struktur dan pola pemanfaatan ruang dalam Rencana Tata Ruang yang ada
2. Terjadi perubahan faktor-faktor internal dalam pembangunan daerah karena adanya perubahan prioritas, perkembangan kawasan atau sektor yang tidak dipertimbangkan sebelumnya;
3. Terjadi perubahan terhadap faktor eksternal dalam konteks konstelasi regional yang lebih luas sehingga mempengaruhi pemanfaatan ruang di Kabupaten Mesuji;
4. Terjadinya simpangan-simpangan besar dalam struktur dan pola pemanfaatan
ruang.
IMPLIKASI UU 11/2020 TERHADAP UU 26/2007
Terobosan Kebijakan terkait Perencanaan Tata Ruang
Penyederhanaan Produk RTR
UU CK dan PP No. 21/2021 memandatkan penyederhanaan (streamlining) hierarki penataan ruang.
Penghapusan RTR KS Provinsi dan Kabupaten/Kota, untuk menghindari tumpang tindih antar produk RTR.
Substansi KS tersebut akan diintegrasikan ke dalam RTRW Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Penghapusan Ketentuan Penetapan Kawasan Strategis (KS)
Pasal 15 PP No. 21/2021:
(1) Rencana tata ruang wilayah provinsi paling sedikit memuat:
f. kebijakan pengembangan kawasan strategis provinsi
IMPLIKASI UU 11/2020 TERHADAP UU 26/2007
Terobosan Kebijakan terkait Perencanaan Tata Ruang
Integrasi Tata Ruang Darat dan Laut
Penataan ruang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang dalam bumi sebagai satu kesatuan (satu dokumen penataan ruang). Pengelolaan sumber daya ruang laut dan ruang udara diatur dengan UU tersendiri.
PP No. 21 Tahun 2021 telah
mengatur
pengintegrasian muatan teknis ruang laut menjadi satu produk rencana tata ruang.
Ruang Udara
Ruang Darat
Ruang Dalam Bumi Ruang Laut
‘One Spatial Planning Policy’
Satu Produk Rencana Tata Ruang
PP No. 21/2021: Pasal 5 dan Pasal 7
IMPLIKASI UU 11/2020 TERHADAP UU 26/2007
Ketentuan Muatan RTR yang Diintegrasikan pada Pembahasan Lintas Sektor
Pasal 63 PP No. 21/2021:
Pembahasan lintas sektor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (1) huruf d, dilaksanakan untuk
mengintegrasikan program/kegiatan sektor, kegiatan yang bersifat strategis nasional, Batas Daerah, garis pantai, dan Kawasan Hutan.
PP No. 21/2021 Pasal 64, 78, dan 87 Pengintegrasian menggunakan batas daerah yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri.*
*Berdasarkan PP No. 43/2021, penetapan seluruh Batas Daerah dilakukan dalam waktu paling lama 5 bulan (+1 bulan) setelah PP No.
43/2021 terbit.
PP No. 21/2021 Pasal 65, 79, 88 Pengintegrasian menggunakan batas garis pantai dalam Peta RBI termutakhir dan telah ditetapkan oleh BIG.
Apabila terdapat perbedaan dengan kebutuhan RTR dan/atau kepentingan HAT, maka Persetujuan Substansi oleh Menteri mencantumkan:
• Garis pantai dalam Peta RBI, dan
• Garis pantai sesuai kebutuhan yang digambarkan dengan simbol atau warna khusus
Penyelesaian ketidaksesuaian antara garis pantai dan HAT/HPL berdasarkan PP No.43/2021
PP No. 21/2021 Pasal 66, 80, 89 Pengintegrasian menggunakan:
• Delineasi kawasan hutan termutakhir yang ditetapkan oleh Menteri LHK, atau
Batas Daerah
Kawasan Hutan
Garis Pantai
IMPLIKASI UU 11/2020 TERHADAP UU 26/2007
Proses Penetapan RTRW
Provinsi/Kabupaten/Kota
5
TINJAUAN KEBIJAKAN
Prinsip Dasar
a) Penyusunan Rencana Tata Ruang harus mempertimbangkan tiga aspek pokok yakni aspek strategis, aspek teknis dan aspek pengelolaan.
b) Diperlukan rumusan kebijakan pengembangan dengan
mempertimbangkan asas manfaat bagi semua kepentingan secara terpadu,
berdaya guna dan berhasil guna, serasi, selaras, seimbang
c) dirumuskan berdasarkan tipe kemampuan tumbuh dan
berkembangnya daerah serta fungsi dan peranannya.
a) Pendekatan Menyeluruh dan Terpadu
b) Penataan Ruang Yang Partisipatif
c) Berorientasi Pada
Kesejahteraan masyarakat d) Berorientasi Pada Lingkungan
(Sustainable Development) e) Pertumbuhan Ekonomi
Pendekatan
a) Pemahaman KAK b) Penyelesaian
administrasi pekerjaan
c) Persiapan peralatan dan personil
d) Penyusunan Pendekatan dan metodologi studi e) Penyusunan detail
rencana kerja f) Kegiatan
persiapan/perizinan
Tahap
Persiapan Tahap Pengolahan &
Analisis
METODOLOGI PENYUSUNAN RTRW
Tah ap Pengumpulan Data & Informasi
Tahap Penyusunan Konsep & Rencana
a) Pengumpulan data primer b) Pengumpulan data
sekunder
c) Data dan informasi
a) Analisis kebijakan pembangunan;
b) Analisis regional;
c) Analisis fisik/lingkungan;
d) Analisis Sumber Daya Alam;
e) Analisis Sumber Daya Buatan (SDB);
f) Analisis kependudukan (sumber daya manusia);
g) Analisis sosial budaya;
h) Analisis ekonomi dan sektor unggulan;
1) Rumusan tentang tujuan, kebijakan, dan strategi pengembangan wilayah kabupaten; dan 2) Konsep pengembangan wilayah Kabupaten Mesuji
Analisis Fisik &
Lingkungan
Analisis Ekonomi
TEKNIK ANALISIS YANG DIGUNAKAN
Analisis
Demografi Analisis
Infrastruktur
Analisis Kelembagaan
a) Analisis Kemampuan Lahan
• SKL morfologi
• SKL kemudahan dikerjakan
• SKL kestabilan pondasi dsb.
b) Analisis Kesesuaian Lahan
• Arahan tata ruang pertanian
• Arahan rasio penutupan lahan
• Arahan ketinggian bangunan dsb.
a) Pertumbuhan penduduk b) Proyeksi
penduduk c) Kepadatan
penduduk d) Sex ratio dan
depemdemcy ratio e) Analisis sosial
budaya
Analisis tabel (IO) input –
output LQ Shift Share
a) Analisis
ketersediaan infrastruktur b) Analisis
kebutuhan sarana dan prasarana c) Analisis
sebaran dan layanan
infrastruktur
Analisis pembiayaan dan
tata kelola Analisis kebijakan
pembangunan
6
Laporan Pendahuluan
TAHAP PELAPORAN
Laporan Antara Laporan Akhir
• Laporan Pendahuluan memuat:
• Jadwal rencana kerja
• Tahapan pelaksanaan pekerjaan
• Jumlah personil pendukung Tenaga Ahli
• Dll.
• Hasil Analisis fisik lingkungan
• Analisis satuan kemampuan lahan
• Analisis kemampuan lahan dan kesesuaian lahan
• Analisis sosial, budaya dan kependudukan
• Analisis Ekonomi Wilayah
• Analisis Infrastruktur Wilayah
• Analisis fasilitas umum dan fasilitas sosial
• Analisis sistem permukiman.
• Dll.
• Rumusan hasil pembahasan dan diskusi.
• Perumusan konsepsi rencana yang memuat tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah
• Rencana struktur ruang wilayah kabupaten Rencana pola ruang wilayah
• Arahan pemanfaatan ruang wilayah
• Ketentuan pengendalian pemanfaatan
ruang wilayah
Lingkup Pekerjaan
RANCANGAN KEGIATAN KONSULTAN
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN