LAPORAN PENDAHULUHAN PADA PASIEN LANSIA DENGAN VERTIGO DI PANTI PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA
BISMA UPAKARA PEMALANG
Disisun Oleh : Eka Musyifatun Solikha
P1337421021034
POGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2024
LAPORAN PENDAHULUAN
A. DASAR TEORI
A.1. DEFINISI DIAGNOSA MEDIS
Vertigo adalah ilusi geakan, yaitu pasien merasa bahwa ia sedang berputar dialam raya (Vertigo subyektif) atau bahwa sekelilingnya berputar di sekitar dirinya (Vertigo objektif).
Vertigo adalah sensasi berputar atau berpusing yang merupakan suatu gejala, penderita merasakan benda-benda di sekitarnya bergerak-gerak memutar atau bergerak naik-turun karena gangguan pada sistem keseimbangan (Arsyad Soepardi efiaty dan Nurbaiti, 2002).
Perkataan vertigo berasal dari bahasa Yunani “Vertere” yang artinya memutar. Pengertian vertigo adalah : sensai gerakan atau rasa gerak dari ntubuh atau lingkungan sekitarnya, dapat diserai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan tubuh. Vertigo mungkin bukan hanya terdiri dari satu gejala pusing saja, melainkan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala somatik (nistagmus, unstable), otonomik (pucat, peluh dingin, mual, muntah) dan pusing. Dari (http://www.kalbefarma.com).
A.2. ETIOLOGI
Menurut (Burton, 1990:170) yaitu :
1. Lesi vestibular : Fisiologik, Labirinitis, Meniere, Obat (misalnya quinine, salsilat), Otitis media (Motion sickness), Benign post-traumatic, Positional vertigo.
2. Lesi saraf vestibularis : Neuroma akustik, Obat (misalnya streptomycin), Neuronitis vestibular.
3. Lesi batang otak, serebelum atau lobus temporal : Infark atau pendarahan pons Insufisiensi vertebri-basilar, Migreine arteri basilaris, sklerosi diseminata, Tumor, Siringobulbia, Epilepsy lobus temporal.
Menurut (http://www.kalbefarma.com) 1. Penyakit sistem Vestibuler Perifer :
a. Telinga bagian luar : Serumen, benda asing
b. Telingan bagian tengan : Retraksi membrane timpani, otitis media purulenta akuta, otitis media dengan efusi, labrintitis, kolesteatoma, rudapaksa dengan perdarahan
c. Telingan bagian dalam : Labrintitis akuta toksika, trauma, serangan vascular, alergi, hidrops labirin d. Nervus VIII : Infeksi, trauma , tumor
e. Inti; Vetibularis : Infeksi, trauma, perdarahan, thrombosis arteria serebeli posterior inferior, tumor, sklerosis multipleks
2. Penyakit SSP :
a. Hipoksia Iskemia otak : Hipertensi kronis, arteries-klerosis, anemia, hipertensi kardiovaskular, fibrilasi atrium paroksismal, stenosis dan insufisiensi aorta, sindrom sinus karotis, hipotensi ortostatik, blok jantung
b. Infeksi : Meningitis, ensefalitis, abses, lues c. Trauma kepala/labirin
d. Tumor e. Migren f. Epilepsy
3. Kelainan endokrin: Hipotroid, hipogllikemi, hipoparatiroid, tumor medulla adrenal, keadaan menstruasi-hamil-menopause
4. Kelianan psikiatrik : Depresi, neurosa cemas, sindrom hiperventilasi, fobia
5. Kelainan mata : Kelainan proprioseptik 6. intoksikasi
A.3. TANDA & GEJALA
Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reak dan lembab yaitu:
1. Mual, muntah 2. Rasa kepala berat 3. Nafsu makan menurun 4. Lelah
5. Lidah pucat dengan selaput putih lengket 6. Nadi lemah
7. Puyeng (dizziness) 8. Nyeri kepala 9. Penglihatan kabur 10. Tinitus
11. Mulut pahit 12. Mata merah
13. Mudah tersinggung 14. Gelisah
A.4. PEMERIKSAAN PENUNJANG & HASILNYA SECARA TEORITIS
1. Pemeriksaan fisik : Pemeriksaan mata, pemeriksaan alat keseimbangan tubuh, pemeriksaan neurologic, pemeriksaan otologik, pemeriksaan fisik umum.
2. Pemeriksaan khusus : ENG, audiometric dan BAEP, psikiatrik.
3. Pemeriksaan tambahan : Laboratorium, radiologic dan imaging, EEG, ENG dan EKG.
A.5. PENATALAKSANAAN MEDIS 1. Terapi kasual
2. Terapi simtomik 3. Terapi rehabilitatif
PATHWAY
Sensasi sepert bergerak, berputar
Otot tegang Ketdakcocokan informasi
yang di sampaikan ke otak oleh saraf aferen
Transmisi persepsi ke reseptor propriocepton
terganggu Proses pengolahan informasi terganggu Sistem keseimbangan
tubuh (vestbuler) terganggu
Nyeri akut Nyeri, sakit kepala
Spasme saraf/
peningkatan intrakarnial
VERTIGO
Tertekan/
kaku
Gangguan pola tidur
Kegagalan koordinasi otot
Ketdak teraturan kerja otot
Intoleransi aktivitas
B. ASUHAN KEPERAWATAN
B.1. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Diagnosis Keperawatan : Gangguan rasa nyaman: Nyeri b.d gejala penyakit yang timbul (Vertigo).
2) Diagnosis Keperawatan : Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan pergerakan akibat vertigo.
Definisi : Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
3) Diagnosis Keperawatan : Gangguan pola tidur b.d RAS menurun Definisi : Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur
akibat faktor eksternal DS & DO Yg mendukung :
B.2 INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA HASIL
INTERVENSI Gangguan rasa nyaman
nyeri b.d gejala penyakit yang timbul ( vertigo )
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri menurun ditandai dengan
Nyeri menurun
Meringis meurun
Tekanan darah menurun
Manajemen Nyeri (I.08238) Observasi
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri 2. Identifikasi skala
nyeri
3. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Terapeutik
1. Berikan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (mis: TENS, hypnosis, akupresur, terapi music,
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, Teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
2. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
1. Jelaskan strategi meredakan nyeri 2. Anjurkan
menggunakan
analgesik secara tepat
3. Ajarkan Teknik farmakologis untuk mengurangi nyeri Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian analgetik, jika perlu
Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan pergerakan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan aktivitas yang membutuhkan tenaga meningkat dengan kriteria hasil:
Frekuensi nadi meningkat
Kemudahan
melakukan aktivitas sehari-hari
meningkat
Kecepatan berjalan meningkat
Kekuatan tubuh meningkat
Terapi Aktivitas (I.01026) Observasi
4. Identifikasi defisit tingkat aktivitas 5. Identifikasi
kemampuan
berpartisipasi dalam aktivitas tertentu Terapeutik
3. Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan tujuan aktivitas yang konsisten sesuai kemampuan fisik, psikologis, dan sosial 4. Fasilitasi aktivitas
rutin (mis: ambulasi, mobilisasi, dan perawatan diri), sesuai kebutuhan 5. Jadwalkan aktivitas
dalam rutinitas sehari-hari Edukasi
4. Anjurkan melakukan aktivitas fisik, sosial, spiritual, dan
kognitif dalam menjaga fungsi dan Kesehatan
5. Jelaskan metode aktivitas fisik sehari- hari, jika perlu Kolaborasi
2. Kolaborasi dengan terapis okupasi dalam merencanakan dan memonitor program aktivitas, jika sesuai
3. Rujuk pada pusat atau program aktivitas komunitas,
jika perlu Gangguan pola tidur b.d ras
menurun
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan kualitas tidur membaik dengan kriteria hasil :
Keluhan sulit tidur menurun
Keluhan sering terjaga menurun
Kemampuan beraktivitas membaik
Keluhan istirahat yang tidak cukup menurun
Dukungan tidur (I. 05174) Observasi
1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur 2. Identifikasi faktor
penyebab mengaggu tidur
Terapeutik
1. Memodifikasi lingkungan
2. Batasi waktu tidur siang
3. Tetapkan jadwal tidur rutin
Edukasi
1. Tetapkan jadwal tidur rutin
2. Anjurkan menghindari makanan/minuman yang mengganggu tidur
B.3 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperwatan adalah realisasi tindakan keperwatan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan pada bagian intervensi untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi baik secara optimal
B.4 EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan yang dalam menilai tindakan keperawatan yang telah ditentukan , untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dalam mengukur hasil dari proses tindakan keperawatan menggunakan metode SOAP
DAFTAR PUSTAKA
1. https://id.scribd.com/doc/266863531/Askep-Pendahuluan-Vertigo 2. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia definisi dan Indikator Diagnostik Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
3. Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2018. Standar Intervensi Keperawtan Indonesia Definisi dan Tindakan keperawatan Edisi 1. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
4. Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan Edisi 1. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.