LAPORAN STUDI KASUS
PENERAPAN KONSELING INDIVIDUAL PENDEKATAN COGNITIVE BEHAVIORAL THERAPY (CBT) DENGAN TEHNIK SELF INSTRUCTION UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK “M” KELAS X, DI SMK NEGERI 2 PANGKEP KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN
ERWAN RACHMAN, S.Pd NIM : 23902495045
PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) DALAM JABATAN KATEGORI 3 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2023
A. Deskripsi Studi Kasus
Motivasi Belajar adalah dorongan internal atau eksternal seseorang yang mendorong untuk belajar dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman mereka tentang subjek atau topik tertentu.
Motivasi ini bisa berasal dari keinginan untuk mencapai tujuan pribadi atau tujuan belajar, keinginan untuk memenuhi harapan orang lain, rasa ingin tahu tentang dunia dan sekitar kita. Motivasi belajar juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti lingkungan belajar, penghargaan yang diberikan atas pencapaian dan penilaian terhadap kemampuan individu untuk berhasil dalam pembelajaran disekolah
Sebagai peserta didik yang memiliki kewajiban untuk menuntut ilmu dan mengembangkan sikap serta karakter yang memiliki penguasaan kognitif, efektif dan psikomotorik, motivasi belajar sangat penting karena dengan motivasi belajar peserta didik akan mampu menyesuiakan diri dengan lingkungan dan pencapaian kearah yang lebih baik.
“M” adalah seorang peserta didik (Konseli) Kelas X di SMK Negeri 2 Pangkep Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan yang menunjukkan pola perilaku Jenuh dalam belajar, lingkungan keluarga kurang mendukung dalam proses belajar, malas karena terlalu banyak tugas dan mengalami kegagalan yang berulang ulang..
B. Analisis Situasi
Konseli “M” yang mengalami kejenuhan belajar, lingkungan keluarga yang kurang mendukung dalam proses belajarnya serta merasa malas dengan berbagai rutinitas sebagai peserta didik akan tugas tugas dari sekolah.
Kurangnya Motivasi Belajar diri “M” mempengaruhi interaksi sosialnya secara signifikan. Intraksi itu bisa diamati melalui observasi sebagai Konselor bahwa konseli cenderung jarang bergaul, malas mengerjakan tugas dan jarang hadir disekolah. Hal ini juga dapat dilihat dari tingkat keterbukaan konseli “M”untuk menyampaikan masalah yang dihadapinya baik di wali kelasnya dan juga dengan guru BK disekolah.
Pentingnya memiliki dukungan sosial yang positif juga harus dipertimbangkan dalam analisis ini. Apakah “M” mendapatkan dukungan yang cukup dari keluarga, teman, atau guru untuk membantunya mengatasi Motivasi Belajarnya yang kurang?
Kurangnya dukungan sosial yang memadai dapat membuat sulit bagi “M” untuk mengubah pola pikir dan perilaku negatifnya untuk lebih termotivasi dalam belajar dan hadir disekolah. Di sisi lain, penting juga untuk memahami bahwa Motivasi belajar bukan hal instant, namun dibutuhkan latihan dan pembiasaan kepada konseli setiap saat melalui layanan konseling individual dan dukungan dari semua pihak.
C. Alternatif Solusi
Untuk membantu Konseli “M” mengatasi rendahnya motivasi belajar adalah dengan menyediakan lingkungan yang mendukung di sekolah. Ini dapat dilakukan dengan konseling individu yang diarahkan untuk membantu “M” mengatasi Motivasi belajarnya yang rendah. Sebagai konselor, sekolah dapat bekerja sama dengan “M”
untuk mengidentifikasi akar penyebab Motivasi belajarnya yang rendah, Faktor-faktor penyebab dan kebiasaan apa yang perlu dibangun agar termotivasi dalam belajar serta mengembangkan strategi untuk mengatasinya. Pendekatan yang digunakan yaitu Cognitive Behavior Therapy dengan teknik Self Instruction.
Mengintegrasikan Pendekatan Cognitive Behavior Therapy dalam sesi konseling individu dapat menjadi langkah yang efektif dalam membantu “M” mengatasi rendahnya motivasi belajarnnya.
Teknik Self instruction yang digunakan dalam CBT dapat membantu “M”
mengevaluasi faktor-faktor penyebab motivasi belajarnya rendah, pemikiran positif tentang pentingnya motivasi belajar konseli kearah yang lebih positif.
Langkah-langkah kegiatan konseling individu dengan teknik Self Intruction yaitu: ( a )Tahap Strukturing, (b) Tahap Eksplorasi masalah, (c) Tahap Personalisasi, (d) Tahap Kerja/Initiating (integrasi Tehnik), (e) Tahap Terminasi, dan (f) Evaluasi.
Pada Layanan konseling Individual dengan konseli “M” sebagai konselor saya menggunakan pendekatan CBT dengan Tehnik Self Instuction pada tahapan inti atau kerja sebagai berikut: (a) Pemberian informasi yang berkaitan dengan kejenuhan belajar, (b) Konselor membantu konseli untuk lebih sensitif terhadap pikiran,perasaan, perbuatan, dan terhadap kejenuhan belajarnya, (c) Konselor memfasilitasi konseli, mengenali dan merubah kesalahan dari berbagai aspek kognitif yang menyebabkan kejenuhan belajar, (d) Melakukan perubahan langsung dengan ungkapan diri konseli, (e) Konseli melakukan verbalisasi diri secara langsung terhadap situasi yang membuat kejenuhan belajar agar lebih produktif dalam belajar, (f) Konselor mengamati perubahan konseli dengan pujian, dan (g) Konseli diminta untuk menyampaikan telah mengubah kebiasaan rendahnya motivsi belajar.
D. Evaluasi
Evaluasi dilakukan terhadap efektivitas pendekatan konseling individu dengan pendekatan CBT dan Teknik Self Instruction dalam membantu “M” mengatasi Rendahnya Motivasi belajar. Evaluasi ini mencakup analisis terhadap perubahan yang terjadi dalam pola pikir, perilaku, dan tingkat Motivasi belajar “M” setelah beberapa sesi konseling dilakukan.
Evaluasi dilakukan untuk menilai kemajuan jangka panjang “M” setelah program konseling selesai. Hal ini mencakup pemantauan terhadap perkembangan sikap dan pemahaman ”M” dalam jangka waktu yang lebih lama, serta kemampuannya untuk mengatasi tantangan dan situasi yang menuntut di masa depan.
Melalui evaluasi yang komprehensif terhadap berbagai aspek di atas, dapat diukur efektivitas dan keberhasilan solusi yang ditawarkan dalam membantu “M”
mengatasi Rendahnya Motivasi Belajar atau kejenuhan belajar. Evaluasi ini juga dapat menjadi dasar untuk perbaikan dan pengembangan lebih lanjut dalam pendekatan dan strategi yang digunakan dalam memberikan bantuan kepada “M” dan siswa lainnya dengan masalah serupa.
Adapun hasil yang dapat disimpulkan oleh konselor bahwa tehnik Self instruction dengan pendekatan Cognitive Behavior Therapy (CBT) memberikan dampak positif terhadap peningkatan motivasi belajar konseli “M”. Konseli lebih optimis dan lebih semangat dalam belajar, dan yang tak kalah pentingnya yaitu konseli
“M” lebih terbuka kepada konselor untuk membicarakan permasalahannya setiap saat.
Terima Kasih