LAPORAN HASIL PELAKSANAAN INTERSHIP/PKL PADA DIVISI LOGISTIK DI PT DIRGANTARA INDONESIA (IAe)
MENGENAL BISNIS PROSES PENGADAAN DAN LOGISTIK PT DIRGANTARA INDONESIA
.
Disusun Oleh : Nayla Aulia Azzahra
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI LOGISTIK SMKN 2 GARUT
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunianya sehinnga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Internship/PKL yang berjudul
“MENGENAL BISNIS PROSES PENGADAAN DAN LOGISTIK PT DIRGANTARA INDONESIA”. Berjalan dengan lancar.
Laporan Internship/PKL ini disusun untuk memenuhi syarat ujian akhir yang telah ditetapkan sekolah Internship/PKL yang dilaksanakan pada semeseter lima pada Program Studi Teknik Industri Logistik di SMK Negeri 2 Garut. Dalam proses penyelesaian Laporan Internship/PKL ini tentunya banyak sekali bantuan dan dukungan yang datang dari berbagai pihak, baik saran, motivasi dan bimbingannya. Oleh karena itu, dengan rasa hormat penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Orangtua dan keluarga yang telah mendoakan, membiayai, mendukung dan memberikan semangan sampai selesainya pelaksanaan Intership/PKL ini.
2. Santoso, S.Si., M.Kom. selaku Ka Prodi Logistik Niaga
3. Ir. Dr. Hariadi Ismail, M.Sc. Yang sudah membantu dalam pengajuan ke PT.
Dirgantara Indonesia
4. Asep Saepudin selaku Kepala Bagian Pergudangan Non Metal & Selaku Pembimbing selama kegiatan Internship II berlangsung.
Penulis menyadari bahwa laporan yang dibuat masih terdapat kekurangan dan kelemahan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca agar penulis bisa memberikan hasil yang lebih baik lagi. Semoga laporan ini menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Bandung, 1 September 2024 Penulis,
Nayla Aulia Azzahra NIS: 20006052
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan dalam kegiatan industri saat ini sangat pesat, salah satunya industri manufaktur produksi pesawat. Menghadapi era pasar global, setiap perusahaan harus siap untuk bersaing secara global. Meningkatnya intensitas persaingan adalah sebuah tantangan yang menuntut setiap perusahaan untuk selalu meningkatkan pula kualitas perusahaan tersebut dengan lebih memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga dapat memuaskan konsumen tersebut. Kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam memenangkan pasar. Salah satu cara untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen yaitu dengan menjaga kepercayaan dari konsumen itu sendiri.
Kepercayaan dari konsumen akan timbul apabila perusahaan mampu memenuhi janji atau kesepakatan yang telah disepakati oleh konsumen dan perusahaan sebelumnya, seperti kesepakatan due date penyelesaian pesanan dan ketepatan pengiriman pesanan tersebut.
Pesawat adalah alat transportasi yang memiliki makna yang sangat penting untuk pengembangan ekonomi dan pertahanan, mengingat Indonesia adalah negara kepulauan dengan kondisi geografis yang sulit ditembus tanpa alat transportasi yang memadai. Dari kondisi yang disebutkan di atas, muncul pemikiran bahwa sebagai negara kepulauan, Indonesia berada dalam posisi untuk memiliki industri maritim dan penerbangan. Hal ini menyebabkan lahirnya industri pesawat terbang di Indonesia.PT Dirgantara Indonesia (Persero), juga dikenal sebagai PTDI adalah salah satu perusahaan aerospace di Asia dengan kompetensi inti dalam desain dan pengembangan pesawat, pembuatan struktur pesawat, produksi pesawat, dan layanan pesawat untuk sipil dan militer dari pesawat ringan dan menengah. Di bidang pembuatan pesawat, PTDI telah memproduksi berbagai jenis pesawat, seperti CN235 untuk transportasi sipil atau militer, Pesawat Surveillance Maritim, Pesawat Patroli Maritim, dan pesawat Penjaga Pantai. Secara total, PTDI telah mengirimkan hampir 400 pesawat ke 50 operator di seluruh dunia.
1.1. Latar Belakang Intership
Program intership atau yang disebut juga sebagai praktik kerja lapangan menjadi salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa SMK Penerbangan Cakra Nusantara agar materi yang telah didapatkan di sekolah dapat langsung dipraktikan di perusahaan. Proses
pembelajaran ini dilakukan dengan mengamati dan mengikuti kegiatan pekerjaan secara langsung.
Pada saat pelaksanaa program intership penulis diberikan kesempatan untuk mengetahui alur proses pengadaan dan logistik PT Dirgantara Indonesia Kantor Wilayah Jawa Barat tepatnya di Bandung. dimana penulis yakin bisa mendapatkan banyak pengalaman dan pengetahuan dari perusahaan ini. Saat melakukan intership, penulis di tempatkan di divisi Logistik Departemen Pergudangan Produksi. Selama proses intership, penulis dibimbing oleh pembimbing eksternal mengenai ruang lingkup pekerjaan yang akan penulis kerjakan berikut dengan cara pengerjaannya. Adapun data pribadi pembimbing eksternal program intership adalah berikut ini :
Nama : Asep Saepudin
Jabatan : Kepala bagian Pergudangan Non Metal Telepon : 089654359225
Email : [email protected] 1.2. Waktu Instership
penulis melaksanakan intership selama 3 bulan yang di mulai dari tanggal 07 Juli 2022 sampai dengan 07 Oktober 2022. Setiap minggu penulis melakukan kegiatan intership selama 5 (lima) hari kerja yang dimulai dari hari Senin sampai dengan hari Jumat.
Waktu pelaksanaan intership adalah sebagai berikut :
Hari kerja Masuk Istirahat Pulang
Senin 08.00 12.00-13.00 16.00
Selasa 08.00 12.00-13.00 16.00
Rabu 08.00 12.00-13.00 16.00
Kamis 08.00 12.00-13.00 16.00
Jumat 08.00 12.00-13.00 16.00
1.3. Tujuan dan Manfaat Intership 1.3.1. Tujuan Intership
Program internship mempunyai tujuan umum untuk memberikan nilai tambah kepada para siswa SMK dimana para siswa dapat praktek langsung pada situasi yang sebenarnya yaitu dunia kerja.
Tujuan diadakannya internship adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui proses-proses kerja yang terdapat di perusahaan. Proses kerja yang dimaksud adalah bagaimana hasil produk, tenaga kerja, kedisiplinan dan keselamatan kerja.
2. Membandingkan ilmu yang diperoleh di sekolah dengan pelaksanaan magang di industri pesawat terbang.
3. Mengaplikasikan kemampuan praktik yang diperoleh di sekolah ke dunia industri.
4. Untuk memperoleh pengalaman kerja secara langsung di perusahaan
1.3.2. Manfaat Intership
Adapun manfaat dari program intership ini yang akan berdampak ke berbagai pihak yang terlibat di dalamnya, mulai dari siswa, institusi pendidikan maupun pihak perusahaan akan sama-sama diuntungkan dengan adanya program ini.
1) Bagi siswa
Manfaat intership yang akan diperoleh siswa antara lain : a) Mendapatkan pengalaman praktek kerja sesungguhnya b) Dapat menerapkan ilmu yang sudah diperoleh di sekolah 2) Bagi PT Dirgantara Indonesia
Manfaat intership bagi PT Dirgantara Indonesia antara lain : a) Menjalin kerjasama dengan berbagai perusahaan atau instansi b) Mengantarkan siswa untuk mendapatkan pengalaman kerja
c) Memahami kondisi dunia kerja sesungguhnya dapat menyesusaikan dengan kurikulum pendidikan.
3) Bagi perusahaan
Perusahaan akan mendapatkan manfaat sebagai berikut : a) Menjalin kerjasama dengan instansi pendidikan
b) Mendapatkan gambaran kualitas tenaga kerja masa kini.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Identitas Perusahaan 2.1.1 Tinjauan Perusahaan
PT Dirgantara Indonesia (Persero), juga dikenal sebagai PTDI adalah salah satu perusahaan aerospace di Asia dengan kompetensi inti dalam desain dan pengembangan pesawat, pembuatan struktur pesawat, produksi pesawat, dan layanan pesawat untuk sipil dan militer dari pesawat ringan dan menengah. Didirikan pada tahun 1976, sebagai perusahaan milik negara di Bandung, Indonesia, Kegiatan bisnis utamnya adalah :
1. Produksi, pemasaran, penjualan, dan distribusi :
a. Pesawat terbang lengkap (Fixed Wing&Rotary Wing) dan pertahanan, baik yang dikebangkan sendiri atau dengan lisensi termasuk dukungan produknya.
b. Produk dan jasa (termasuk integrasinya) yang terkait dengan teknologi industri penerbangan, part-part dan komponen termasuk dukungan produknya.
c. Produk dan jasa terkait dengan pengoperasian, perawatan, dan modifikasi pesawat terbang (Fixed Wing&Rotary Wing) dan produk-produk teknologi penerbangan lainnya
2. Jasa penelitian dan pengembangan produk pesawat terbang, komunikasi dan pertahanan
PTDI telah berhasil mengembangkan dan mengembangkan kemampuannya sebagai industri kedirgantaraan. Di bidang pembuatan pesawat, PTDI telah memproduksi berbagai jenis pesawat, seperti CN235 untuk transportasi sipil atau militer, Pesawat Surveillance Maritim, Pesawat Patroli Maritim, dan pesawat Penjaga Pantai. Secara total, PTDI telah mengirimkan hampir 400 pesawat ke 50 operator di seluruh dunia. Di bawah Perjanjian Kerjasama strategis dengan Airbus Defense & Space, Spanyol, PTDI mengembangkan dan memproduksi NC212i (versi perbaikan NC212-400), memproduksi komponen CN235 dan CN295 untuk diekspor ke Airbus Defense & Space, dan juga melakukan Light Final Assembly and Delivery. Pusat CN295.
PTDI bekerja sama dengan LAPAN telah sukses membangun pesawat N219 dan telah melakukan uji terbang perdana pesawat N219 pada tanggal 16 Agustus 2017. Pesawat N219 merupakan pesawat penumpang dengan kapasitas 19 orang dengan dua mesin turboprop yang mengacu kepada regulasi CASR Part 23. Pesawat ini memiliki kemampuan lepas landas di landasan pendek yang tidak dipersiapkan sehingga akan
menjadi pendukung konektivitas antar pulau terutama di wilayah Perintis.Selain pesawat sayap tetap, PTDI juga memproduksi berbagai jenis helikopter, seperti NAS330 Puma, NAS332 C1 Super Puma, H215, H225M/H225, AS365/565, H125M/H125 dengan lisensi dari Airbus Helicopters dan Bell 412EPI dengan lisensi dari Bell Helicopter Textron Inc. (BHTI).
Dalam bisnis aerostructure, PTDI memproduksi komponen, peralatan, dan perlengkapan pesawat untuk Airbus A320/321/330/350/380, untuk Helikopter Airbus MKII dan H225M/H225, juga untuk Airbus Defense & Space CN235 dan CN295.
Di bidang teknik & pengembangan, PTDI memiliki kemampuan teknis dalam desain, pengujian dan sertifikasi pesawat, simulator penerbangan, dan Kendaraan Udara Tak Berawak (UAV).Akhirnya, Unit Layanan Pesawat PTDI menyediakan pemeliharaan, perbaikan, perbaikan, dan dukungan logistik untuk CN235, NC212-100/200/400, NC212i, Bell412, BO-105, NAS 330 Puma, NAS332 Super Puma, B737- 200/300/400/500
2.1.2 Visi dan Misi
Visi:
Menjadi Pemimpin Pasar Pesawat Turboprop Kelas Menengah Dan Ringan Serta Menjadi Acuan Dari Perusahaan Dirgantara Di Wilayah Asia Pasifik Dengan Mengoptimalkan Kompetensi Industri Dan Komersial Terbaik.
Misi:
Sebagai pusat kompetensi dalam industri kedirgantaraan dan misi militer serta untuk aplikasi non-aerospace yang relevan.
Sebagai pemain kunci di industri global yang memiliki aliansi strategis dengan industri kedirgantaraan kelas dunia lainnya.
Memberikan produk dan jasa yang kompetitif dalam hal kualitas dan biaya.
2.2 Produk Perusahaan 2.2.1Fixed Wing
2.2.2Rotary Wing
2.3 Customer
2.3.1 Customer Dalam Negri
TNI angkatan Darat, Laut dan Udara, SAR, Polut dll
2.3.2 Customer Luar Negri
Venezuela, Senegal, Burkina Faso, Turkey, United Arab Emirates, Pakistan, Thailand, Malaysia, Brunei, Philippines, South Korea dll
2.4 Organisasi Perusahaan
Perusahaan disusun menjadi 3 (tiga) direktorat Bisnis, 3 (tiga) direktorat pendukung, dan 1 (satu) unit bisnis strategis sbb:
Direktorat-direktorat bisnis adalah : 1. Direktorat Produksi
2. Direktorat Teknologi dan Pengembangan 3. Direktorat Niaga
Direktorat- direktorat pendukung adalah : 1. Direktorat Utama
2. Direktorat Keuangan
3. Direktorat Umum & Sumber Daya Manusia
Adapun unit bisnis strategis adalah Sub Direktorat Services
Divisi Pengadaan dan Logistik dibawah Sub Direktorat Material & Supply Chain
Management termasuk kedalam Direktorat Produksi yang fungsinya adalah merencanakan kebutuhan material dan pengadaan material baik untuk kebutuhan Develovement,
produksi dan Services
Logo tersebut mengandung makna sebagai berikut :
a. Warna biru angkasa melambangkan langit tempat pesawat terbang.
b. Sayap pesawat terbang sebanyak 3 buah,melambangkan fase PT.Dirgantara Indonesia yaitu : 1.PT .Industri Pesawat Terbang Nurtanio 2.PT.Industri Pesawat Terbang Nusantara 3.PT.Dirgantara Indonesia
c. Pada ukuran pesawat terbang yang semakin membesar melambangkan keinginan PT.DI untuk menjadi perusahaan dirgantara yang semakin membesar disetiap fasenya.
d. Lingkaran melambangkan bola dunia dimana PT.DI ingin menjadi perusahaan kelas dunia.
III-1 2.5 Proses Bisnis Perusahaan
Fungsi Umum Sub Ditrektorat Mterial & SCM (Divisi Pengadaan & Divisi Logistik) Adalah Merencanakan kebutuhan material, pengadaan material, pengelolaan penyimpanan, mantenance, dan pengiriman spare part tujuannya adalah agar kebutuhan material baik untuk produksi, services, develovement dan penjualan terpenuhi secara qualitas (cost, time &
Quality)
III-2
I. BAB III
PELAKSANAAN INTERNSHIP
Tempat penulis melakukan Internship adalah pada Divisi Logistik Sub Direktorat Direktorat Supply Chain Management & Material di PT Dirgantara Indonesia (Persero) Jl Pajajaran 154 Bandung Jawa Barat. Penulis melaksanakan program internship ini selama 3 bulan terhitung mulai dari 07 Juli 2022 sampai dengan 07 oktober 2022. Penulis melakukan kegiatan internship mulai Senin s/d Jumat dlaksanakan pada hari kerja melalui pertemuan langsung di lapangan.
Ruang Lingkup Internship
Selama tiga bulan melaksanakan internship, penulis diwajibkan mengikuti kegiatan yang diberikan oleh Supervisor dan Manager Logistik yang selanjutnya menjadi pembimbing penulis dalam melakukan kegiatan internship. Kegiatan yang diberikan terbagi menjadi tiga sesi yaitu :
1. Sesi Penyampaian & Pembahasan Materi ( Lisan )
Pembimbing menyampaikan materi mengenai sejarah perusahaan; company profile perusahaan; ruang lingkup kegiatan pada Sub Direktorat Supply Chain Management
& Material serta business process setiap fungsi departemen yang ada di dalam Sub Direktorat Supply Chain Management & Material. Adapun fungsi- fungsi yang dimaksud adalah :
a) Material Planner
Merencanakan Kebutuhan Material b) Procurement/buyer
Melaksanakan Purchase Order c) Receiving (Penerimaan)
Melakukan pengecekan/pemeriksaan pada setiap kedatangan material yang telah di order fungsi procurement/buyer
d) Warehouse
III-3
Fungsi penyimpanan material dan pelayanan produksi e) Kitting
Mempaket material permintaan produksi berdasarkan Jidno Proses f) Shipping
Melaksanakan printah pengiriman material ke supplier & customer
2. Sesi Interaksi langsung
Pada sesi ini penulis diberikan hak untuk bertanya secara detail mengenai rangkayan proses logistik yang telah di sampaikan pada sesi pembahasan materi 3. Sesi Test
Pada sesi ini pembimbing bertanya kepada penulis mengenai materi yang telah disampaikan selama kegiatan internship
3.1 Business Process Perusahaan
III-3
Penjelasan Mengenai Business Process Perusahaan 1. Customer
Order Pesawat ke PTDI 2. PTDI
Menerima Order Customer
Crate Order
Create Master Data
Run MRP
a) Order material di internal/ dibuat oleh produksi
Production Planning→ Shop Floor→ Production→ Warehouse→
Production (DM,CA,FAL) → Customer b) Order material ke vendor/supplier
Planner Material→ Procurement→ Receiving→ Warehouse→ Kitting→
Production (DM,CA,FAL)→ Customer
3.2 Process Kegiatan Procurement & Logistik PTDI 3.3.1 Planner Material
1. Merencanakan kebutuhan material untuk program tahunan berdasarkan MBOM (Manufacturing Bill of Material), spesifikasi, drawing, kebutuhan customer, master schedule, KBJ dari user, Plan Order
Note : Untuk Material yang tidak didefinisikan dalam BOM. User harus menerbitkan KBJ (Kebutuhan Barang & Jasa). Menerima KBJ dari user yang telah dilengkapi dengan spesifikasi, standar material, data teknis dan Jadwal Pengiriman dari user
2. Mengevaluasi MBOM, Plan Order, material, cek stok persediaan untuk menghitung kebutuhan bersih (bahan harus dipesan) dan menentukan jadwal untuk menjaga keseimbangan pasokan dan permintaan
3. Menyiapkan PR dan memastikan PR sesuai dengan jadwal produksi yang berlaku, kebutuhan pengujian spesimen, berdasarkan spesifikasi material, data teknis, drawing, dll
III-4
4. Memastikan bahwa PR yang akan dikirim ke Procurement telah memenuhi persyaratan engineering, spesifikasi, data teknis, persyaratan kualitas dan persyaratan pelanggan
5. Mengirimkan PR ke fungsi procurement (Buyer)
6. Mengevaluasi DR (Discrepancy Report) claim dari fungsi receiving terkait spesifikasi material, missing part, incorect part dan disposisi atas DR dan dikirmkan ke fungsi procurement (Buyer)
3.3.2 Procurement
1. Menerima PR dari Material Planning (Planner)
2. Fungsi Procurement menyiapkan PO dan mengajukan ke QP (Quality Procurement) & SC (Source Control) untuk disetujui
3. Fungsi Procurement membuat dan mengirimkan Permintaan Penawaran (RFQ) ke supplier yang tercantum dalam ASL (Approved Supplier List) dan/atau ACSL (Approved Chemical Supplier List) minimal 3 supplier/vendor, dan menginformasikan kepada supplier bahwa RFQ telah dikirim.
4. Dalam hal supplier yang dipilih tidak terdaftar di ASL PTDI, langkah-langkah yang diperlukan harus diambil untuk mendaftarkan supplier tersebut dalam ASL PTDI sebelum pesanan dapat dikirimkan ke supplier
5. Menerima penawaran/quotation dari supplier.
Note :
Jika hanya satu atau dua supplier yang memberikan jawaban, Buyer melakukan pertanyaan ulang kepada pemasok yang tidak memberikan jawaban. Jika dalam 3 hari tidak ada jawaban, Buyer dapat melanjutkan dengan Evaluation Quotation (EQ) dan hanya dapat memilih satu pemasok.
Jika tidak ada kutipan dari supplier, Buyer mencari pemasok lain yang tidak ada di ASL, setelah kutipan diterima, buyer dapat mengajukan permohonan ASL menggunakan formulir MPSR (Permintaan Survei Material & Procurement) kepada Manajer QA dan setelah pemasok
III-5
sudah terdaftar, Pembeli dapat melakukan evaluasi selanjutnya.
Jika ada masalah yang berkaitan dengan spesifikasi, jumlah, waktu pengiriman dan harga yang lebih tinggi, Buyer harus menginformasikan kepada Planner.
Dalam menentukan supplier, karena jadwal program, Buyer dapat memilih waktu pengiriman terbaik dari pemasok potensial meskipun harganya lebih tinggi
6. Memasukan quotation (setelah mendapatkan harga akhir) untuk membuat EQ (Evaluation Quotation) disetujui dan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang
7. Menerbitkan dan mengirimkan EQ ke Supervisor Procurement untuk diperiksa dan ditandatangani, kirimkan ke Manajer Procurement dan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang
8. Mengubah kontrak ketika data supplier yang berkaitan dengan dasar persetujuan mereka telah berubah
9. Setelah ditandatangani oleh Manajer Procurement, mengirimkan EQ kepada pejabat yang berwenang sesuai dengan nilai harga yang disebutkan di atas untuk mendapatkan persetujuan
Note :
Fungsi Procurement menerima penawaran dari pemasok, mengevaluasi dan memilih satu pemasok dengan pertimbangan: kualitas, biaya dan waktu pengiriman
10. Mengajukan draft PO (berdasarkan EQ yang disetujui) ke supplier terpilih, cetak dan kirim draft PO ke supplier sebagai Order of Confirmation (OC) untuk mendapatkan Order Acnowledgment (Pengakuan Pesanan)
Note :
Dalam hal barang / jasa dapat bersumber dari satu sumber, harus disetujui oleh pejabat yang berwenang dengan bukti tak terbantahkan bahwa barang / jasa tidak dapat bersumber di tempat lain. supplier sumber tunggal harus mengirimkan surat yang mengonfirmasi status pemasok tunggal.
III-6
Dalam hal keusangan terjadi karena penghentian part / komponen, evolusi pasar, evolusi teknologi, dll, Fungsi Procurement harus segera meng informasikan Divisi Manufacturing Engineering untuk mengidentifi-kasi dan mengevaluasi material yang sudah usang tersebut untuk mencari ekuivalen, alternatifnya
11. Mengontrol status pengiriman barang dari customer sampai diterima oleh fungsi receiving
12. Menerima Claim DR (Discrepancy Report)/laporan ketidaksesuaian dari fungsi receiving dan meneruskan claim kepada supplier/vendor atas ketidaksesuaian order dan kedatangan barang
3.3.3 Receiving
1. Menerima barang/material, termasuk dokumen pengiriman dari Supplier / Vendor melalui fungsi traffic
2. Pengecekan spesifikasi material + kelengkapan dokumen material sesuai yang dipersyaratkan oleh PO/Kontrak (Sertifikat, test report, invoice, packing list dan Certificate of Conformity, Authorization Realese Certificate dokumen lainnya).
3. Jika material & kelengkapan dokumen material sudah sesuai PO maka fungsi Receiving menerbitkan RV (Receiving Voucher) dan selanjutnya menyerahkan RV+ kelengkapan dokumen dan material ke fungsi Quality Receiving untuk dilakukan pemeriksaan secara kualitas
4. Terima RV+material yang sudah disertai yellow label setelah realese QA dan kirim RV beserta material ke fungsi penyimpanan (Gudang)
Note :
Berkoordinasi dengan All Production Shop Untuk material lokal /NonA/C / investasi /non stock (Material langsung dikirim ke produksi)
5. Menerbitkan DR (Descrepancy Report) jika barang/material tidak sesuai PO/Kontrak (misalnya doc, qty) dan kirim ke fungsi Procurement/Buyer untuk diproses (maksimal dalam satu bulan)
6. Menerima jawaban atas claim dari fungsi procurement/ buyer kemudian
III-7
mengirimkan material + dokumen ke fungsi quality Note :
Apabila proses permasalahan pada butir 1 belum terealisasi maka fungsi Procurement/Buyer akan membentuk tim settement MRCU (Material Review Central Unit) yang terdiri dari fungsi Receiving, QA Receiving, Planner, Engineering Liaison dan Source Control untuk penyelesaian DR.
.
Tim MRCU Akan :
Tinjau materi yang dikirim ke Tim MRCU
Berkoordinasi dengan semua fungsi terkait
Masukkan disposisi ke dalam material (RTS, Scrap, Rework, Repair, Used as is or disposition lainnya)
1. Mengirimkan material beserta dokumen RV Ke fungsi penyimpanan (warehouse) setelah material release fungsi quality
3.3.4 Warehouse 1. Receive Material
a. Receiving
Semua Material yang di order dari supplier
Cek spesifikasi material, Qty, Serial Number dll yang harus sesuai dengan dokumen RV (Receiving Voucher) yang di terbitkan oleh fungsi receiving
Material harus dilengkapi yellow label yang diterbitkan oleh fungsi Quality
b. Produksi
Semua material yang dibuat dari produksi (PTDI)
Cek spesifikasi material, Qty, Jidno, Serial Number dll yang harus sesuai dengan dokumen OC (Order Completion) yang di terbitkan oleh fungsi PC (Production Control)
III-8 2. Penyimpanan Material
a. Tempatkan material berdasarkan bin penyimpanan material yang disesuaikan dengan entry pada SAP System
b. Tandai material sesuai dengan kedatangan (Hijau= Baru, Kuning=Pertengahan & Merah=lama) agar memudahkan ketika pelayanan (PIPO)
3. Handling Material/Penanganan Material a. Safety Material
Bungkus material dengan kertas yang disyaratkan untuk material DPM
Bungkus dengan palastik yang disyaratkan untuk material Standar Part
Untuk material Avionic, Equipment Instrument (AEI) pelindung material/box harus sesui dengan paket/box yang pertama kali dikirim oleh vendor/ suplier
Suhu pada ruangan gudang harus disesuaikan dengan requirements humidity
b. Preservation
Membuat perencanaan preservasi & melakukan preservasi untuk material yang memerlukan preservasi dalam menjaga kualitas material sampai dikirim ke customer
4. Melaksanakan Good houskeeping & 5R 5. Pelayanan
a. Plan to Plan (Customer merupakan internal PTDI/berasal dari unit bisnis selain produksi (Direktorat Services, Direktorat Teknologi dll)
Playanan material harus dilengkapi dengan dokumen PO/IWO (Intruction Work Order) dari fungsi Planner Mterial
Menerbitkan TM (Transfer Order) sebagai bukti transaksi b. Produksi
Pelayanan material harus berdasarkan Process Sheet/Jidno Process yang diterbitkan PC
Menerbitkan MT (Material Ticket) Sebagai bukti transaksi)
III-9 6. Cycle Counting
a. Melakukan pengecekan stock
Methode Cycle Counting yang dilaksanakan berdasarkan kelompok nilai sebagai berikut :
Class ‘A’ adalah kelompok persediaan yang nilai per item per kuantiti diatas Rp. 200 juta dan atau Ekuivalent diatas USD. 20,000 dengan durasi Cycle Counting setiap 120 hari atau 2 kali dalam satu Tahun.
Class ‘B’ adalah kelompok persediaan yang nilai per item per kuantiti dari Rp. 50 Juta sampai dengan Rp. 199,99 Juta dan atau ekuivalen USD. 5,000 sampai dengan USD 19.999,99 dengan Durasi waktu Cycle Counting berikutnya 180 hari atau 2 kali dalam satu tahun.
Class ‘C’ adalah kelompok persediaan yang nilai per item per kuantiti sampai dengan Rp. 49,99 Juta dan atau ekuivalen dengan USD. 4.999,99 dengan Durasi waktu Cycle Counting berikutnya 360 hari atau 1 kali dalam satu tahun.
b. Menerbitkan Berita Acara
Jika dalam proses cycle counting ditemukan selisih dan sudah dilakukan penelusuran baik fisik material maupun dokumen pejabat logistik wajib membuat berita acara koreksi catatan persediaan
3.3.5 Shipping
a. Menerima perintah pengiriman
Nota perintah pengiriman/statement latter dari procurement
Nota perintah pengiriman/DIL (Delivery Item List) dari Program Management
Nota perintah pengiriman dari SO (Sales Order) b. Membuat dokumen pengiriman
Dokumen SA (Shipping Authorization)
III-10
Dokumen Pengiriman untuk barang/material RTS (Return to Supplier), di-repair/rework diluar PTDI/dipinjam & outsource (Material Reject, Alat ukur yang memerlukan kalibrasi diluar)
Dokumen MD (Material Delivery)
Dokumen Pengiriman untuk barang/material yang dikirim ke customer (Penjualan atau Waranty)
c. Memeriksa kesesuaian antara dokumen pengiriman MD/SA (part list) dengan aktual material yang akan dikirim
d. Packaging material
e. Berkoordinasi dengan fungsi traffic (kawasan berikat) untuk proses administrasi pengiriman
III-11
I.BAB IV PEMBAHASAN
Selama pemulis melaksanakan PKL di PTDI tepatnya di bidang Procurement and Logistic terdapat beberapa fungsi-fungsi dari yaitu Material Planner, Procurement, Receiving, Warehouse, Kitting dan Shipping. Terkait permasalahan, penulis menganalisa pada Gudang Produksi, diantaranya Honeycomb Store Type AJ, Standard Part Manufacture Store Type CJ, dan Detail Part Manufacture Store Type CTR di Department Pergudangan Produksi
Diagram Check sheet
Bulan Total
Item CC Sesuai
Catatan Selisih
Minus Selisih Plus
Total Permasalahan
item %
Agust-24 2671 2358 86 37 123 4.61%
Sept-24 1644 1533 46 15 61 3.71%
Oct-24 1066 917 14 15 29 2.72%
Total 5381 4808 146 67 213 3.96%
Dari diagram check sheet diatas dapat terlihat bahwa data dari total item
cycle counting yang telah diolah dari bulan Juli, Agustus, September
tahun 2022 terdapat selisih antara data catatan pada sistem inventori
dengan aktual fisik material. Dimana pada bulan Juli terdapat selisih
sebesar 4.61%, pada bulan Agustus sebesar 3.71%, dan pada bulan
September sebesar 2.72%. Sehingga total permasalahan yang terjadi
selama 3 bulan sebesar 3.96% dari total item cycle counting.
III-12
Diagram Pareto 1
Total Item CC Sesuai Catatan Selisih Minus Selisih Plus
Jul-22 2671 2358 86 37
Agust-22 1644 1533 46 15
Sep-22 1066 917 14 15
250 750 1250 1750 2250
2750 2671
2358
3.22% 1.39%
1644 1533
2.8% 0.91%
1066 917
1.31% 1.41%
Jul-22 Agust-22 Sep-22
Dari diagram pareto diatas dapat kita lihat bahwa permasalahan yang terjadi di ketiga gudang yaitu CTR, AJ, dan CJ dari bulan Juli sampai September adalah selisih minus (Kekurangan barang) sebesar 7,33%
dengan rincian 3,22% pada bulam Juli, 2,8% pada bulan Agustus, 1,31%
pada bulan September dan selisih plus (Kelebihan barang) sebesar 3,71% dengan rincian 1,39% pada bulam Juli, 0,91% pada bulan Agustus, 1,41% pada bulan September.
Diagram Pareto 2
III-13 Total Item
CC Sesuai
Catatan Selisih Mi-
nus Selisih Plus Item CC % JuliAgus-
tusSep- tem-ber
5381 4808 146 67 213 0.0395837
20498048 7 500
1500 2500 3500 4500
5500 5381
4808
2,71%
146 1,25%
67 213 0.0395837204980487 Juli Agustus September
Dari diagram pareto diatas dapat kita lihat bahwa permasalahan utama yang terjadi di ketiga gudang yaitu CTR, AJ, CJ dari bulan Juli sampai September ada di selisih minus (Kekurangan barang) sebesar 2,71%.
Selain itu ada juga permasalahan di selisih plus (Kelebihan barang) sebesar 1,25%.
Diagram Fishbone
III-14
Selisih Minus & Plus Manusia
Material
Metode
Kurang Teliti Salah dalam
mengalokasikan Material pada bin
Menyebabkan barang kurang/lebih
Terdapat banyak spec material
dalam 1 BIN
Menyulitkan proses Cycle counting yang membuat orang
mengalami Fetigue Kualitas cc menurun rentan
terjadi kesalahan hitung Persediaan/stock
load capacity
III-15
II. BAB V PENUTUP
5.1Kesimpulan
Gudang Produksi memiliki total gudang atau store type sebanyak 61 (enam puluh satu) gudang yang berada pada 5 (lima) lokasi yaitu :
1. KP2 Hanggar DM
2. KP2 Hanggar Fixed Wing 3. KPW Hanggar Rotary Wing
4. Geding Ditek kalimantan & Hanggar N219 5. KP4-CBC
6. KP4-MK2
Berdasarkanhasil analisa cycle counting sampling pada 3 (tiga) gudang atau store type yaitu : Gudang AJ (Honey Comb); Gudang CTR (Detail Part Manufacture); Gudang CJ (Standar Part) yang telah di tuangkan pada diagram diatas adalah sebagai berikut :
1. Total item CC yang dilakukan pada bulan Juli 2022 sebanyak 267.
Sesuai catatan 2358 dengan selisih minus sebanyak 86 dan selisih plus sebanyak 37.
2. Total item CC yang dilakukan pada bulan Agustus 2022 sebanyak 1644. Sesuai catatan 1533 dengan selisih minus sebanyak 46 dan selisih plus sebanyak 15.
3. Total item CC yang dilakukan pada bulan September 2022 sebanyak 1066. Sesuai catatan 917 dengan selisih minus sebanyak 14 dan selisih plus sebanyak 15.
Dapat disimpulkan bahwa selama 3 bulan melakukan cycle counting terdapat, total cycle counting sebanyak 5381 item. Sesuai catatan
III-16
sebanyak 4808 dengan selisih minus sebanyak 146 dan selisih plus sebanyak 67.
Terjadinya Selisih Minus dan Plus pada material disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kurangnya ketelitian pada proses pengerjaan cycle counting serta terlalu banyak menyimpan barang pada satu bin (keranjang) sehingga menyulitkan proses cycle counting.
Agar tidak terjadinya selisih minus dan plus pada material dapat disarankan bahwa perlunya perluasan gudang dan alokasi item per bin (keranjang). Sehingga setiap item dapat ter alokasi dengan baik dan proses cycle counting dapat berjalan dengan lancar
5.2Saran
1) Dapat dikakukan perluasan gudang untuk gudang yang memiliki load capacity agar penyimpanan material pada BIN tidak terlalu banyak sehingga dapat memudahkan proses penyimpanan, pelayanan dan juga meminimalisir selisih pada saat dilakukan cycle counting
2) Diberikan pelatihan manajemen inventori sehingga dapat meminimalisir terjadinya ketidaksesuaian, terciptanya praktek administrasi yang baik dan pengelolaan pergudangan yang lebih efektif dan efisien