• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PPK MEI-AGUSTUS 2022

N/A
N/A
HAPPY FIRDAYANTI

Academic year: 2023

Membagikan " LAPORAN PPK MEI-AGUSTUS 2022"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

LAPORAN IMPLEMENTASI

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK) DI SMA N 1 KEPULAUAN SULA

(PERIODE MEI-AGUSTUS 2022)

PENYUSUN :

TIM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK)

TAHUN PELAJARAN 2022 – 2023

(3)

ii

KATA PENGANTAR

Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam kemajuan dan masa depan bangsa, tanpa pendidikan yang baik mustahil suatu bangsa akan maju. Berhasil atau tidaknya pendidikan dalam suatu negara salah satunya adalah karena guru. Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan dan kemajuan peserta didiknya. Pada abad 21 ini kompetensi atau keahlian yang harus dimiliki oleh Sumber Daya Manusia (SDM) saat ini. Kompetensi ini wajib dikuasi dan diperoleh manusia, oleh karena itu perlu adanya pengembangan kompetensi sejak dini yang bisa dilatihkan melalui pelaksanaan pembelajaran yang ada di kelas.

Kurikulum 2013 mencoba untuk menyiapkan SDM pada abad 21 melalui pembelajaran di kelas. Pembelajaran kurikulum 2013, pada keterampilan abad ke21 ini diistilahkan dengan 4C (Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, dan Creativity and Inovation) yang merupakan kemampuan yang ingin dicapai dengan Kurikulum 2013. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan kebijakan pendidikan yang tujuan utamanya adalah untuk mengimplementasikan Nawacita Presiden Joko Widodo – Jusuf Kalla dalam sistem pendidikan nasional. Kebijakan PPK ini terintegrasi dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yaitu perubahan cara berpikir, bersikap, dan bertindak menjadi lebih baik.

Nilai-nilai utama PPK adalah religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, integritas. Nilai- nilai ini ingin ditanamkan dan dipraktikkan melalui sistem pendidikan nasional agar diketahui, dipahami, dan diterapkan di seluruh sendi kehidupan di sekolah dan di masyarakat. PPK lahir karena kesadaran akan tantangan ke depan yang semakin kompleks dan tidak pasti, namun sekaligus melihat ada banyak harapan bagi masa depan bangsa. Hal ini menuntut lembaga pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik secara keilmuan dan kepribadian, berupa individu-individu yang kokoh dalam nilai-nilai moral, spiritual dan keilmuan.

Memahami latar belakang, urgensi, dan konsep dasar PPK menjadi sangat penting bagi kepala sekolah agar dapat menerapkannya sesuai dengan konteks pendidikan di daerah masing- masing. Indonesia emas 2045 adalah sebuah kondisi saat negara Indonesia diharapkan mampu bersaing dengan bangsa lainserta dapat menyelesaikan masalah-masalah kebangsaan seperti korupsi, ddan kemiskinan. Indonesia emas diproyeksikan pada 100 tahun kemerdekaan negara Indonesia pada tahun 2045.

Sumber daya manusia Indonesia merupakan salah satu faktor penting untuk mewujudkan negara Indonesia yang adil dan makmur. Kualitas sumber daya manusia tersebut dapat dilihat melalui kualitas generasi penerus bangsa Indonesia. Pemuda berperan sebagai generasi penerus bangsa yang kelak akan menjadi pemimpin bangsa dan mengambil keputusan-keputusan terkait dengan kemajuan negara. iv Pendidikan karakter pun dijadikan sebagai media sosialisasi yang patut dimiliki setiap individu agar m

(4)

iii

Laporan implementasi pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di SMA N 1 Kepulauan Sula periode Mei- Agustus merupakan fakta nyata yang dilaksanakan peserta didik dalam kegiatan sebelum pelaksanaan PBM. Peserta didik dibiasakan dengan kegiatan PPK yang mempunyai nilai-nilai religius, nasionalis, mandiri, integritas, dan gotong rotong. Kami sangat terbuka terhadap masukan dan akan terus melakukan perbaikan dan penympurnaan. Oleh karena itu kami mengundang para pembaca untuk memberikan kritik, saran, dan masukan guna perbaikan dan penyempurnaan untuk berikutnya.atas konstribusi tersebut, kami ucapkan terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat memberikan yang terbaik bagi dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia merdeka (2045).

TIM PPK 2021-2022

(5)

iv DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Struktur, Tugas dan Jadwal ... 4

BAB II IMPLEMENTASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK) ... 7

A. Progam Kerja ... 7

B. Implementasi Kegiatan PPK ... 8

C. Dokumentasi Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter ( PPK) ... 9

BAB III PENUTUP ... 13

(6)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.

Pendidikan karakter merupakan sebuah bentuk kegiatan manusia yang di dalamnya terdapat suatu tindakan mendidik sehingga ada perubahan sikap dan diperuntukkan bagi generasi selanjutnya. Tujuan pendidikan karakter adalah untuk membentuk penyempurnaan diri baik individu maupun kelompok secara terus menerus dan melatih kemampuan diri demi menuju kearah hidup yang lebih baik sesuai dengan norma dan adat yang berlaku di masyarakat.

Manusia mewariskan nilai yang menjadi bagian penting dari budaya masyarakat dimana tempat mereka hidup lalu mewariskan nilai tersebut kepada generasi selanjutnya. Pendidikan karakter ini memiliki peran penting karena pendidikan tidak hanya menentukan keberlangsungan masyarakat namun juga menguatkan identitas individu dalam pergaulan di masyarakat.

Istilah karakter dalam konteks pendidikan, muncul pada akhir abad ke 18 Masehi kemudian berkembang dan memiliki beberapa perubahan serta penyesuaian seiring dengan kemajuan zaman. Ada banyak contoh karakter yang harus dipahamkan kepada anak didik atau generasi yang akan datang sehingga memiliki keteraturan dalam bersosialisasi.

New normal adalah transformasi sosial untuk bertahan hidup pada pandemi Covid-19. Di era new normal terjadi perubahan pola perilaku kehidupan sosial dan tatanan nilainya.

Dibutuhkan sikap asertif dan altruistik masyarakat serta penerimaan nilai karakter, kreatif, tanggung jawab, jujur, mandiri, disiplin dan peduli sosial. Sikap dan nilai karakter yang penting untuk menjamin keseimbangan sosial. Menghadapi pendidikan karakter normal baru sangat mendesak. Pendidikan karakter sebagai proses sosial bertanggung jawab terhadap internalisasi sikap dan nilai karakter tersebut oleh peserta didik.

Persoalan pendidikan karakter di Indonesia sejauh ini menyangkut pendidikan moral dan dalam aplikasinya terlalu membentuk satu arah pembelajaran khusus sehingga melupakan mata pelajaran lainnya, dalam pembelajaran terlalu membentuk satu sudut kurikulum yang diringkas kedalam formula menu siap saji tanpa melihat hasil dari proses yang dijalani. Kecenderungan mengarahkan prinsip moral umum secara satu arah tanpa melibatkan partisipasi siswa untuk bertanya dan mengajukan pengalaman empiriknya sehingga pendidikan karakter hanya menghasilkan nilai yang semu, artinya bagus pada saat proses saja sedangkan output nya kurang sejalan dengan apa yang diharapkan.

Sejauh ini dalam proses pendidikan di Indonesia yang berorientasi pada pembentukan karakter individu belum dapat dikatakan tercapai karena dalam prosesnya pendidikan di Indonesia terlalu mengedepankan penilaian pencapaian individu dengan tolak ukur tertentu terutama logik-matematik sebagai ukuran utama yang menempatkan seseorang sebagai warga kelas satu. Dalam prosesnya pendidikan karakter yang berorientasi pada moral seakan-akan dikesampingkan dan akibatnya banyak kegagalan nyata pada dimensi pembentukan karakter individu, sebagai contoh: Indonesia terkenal di pentas dunia karena kisah yang buruk seperti korupsi dengan moralitas yang lembek. Hal inilah yang harus dihilangkan, secara bersama-sama dan konsisten membentuk karakter baik sehingga merubah paradigma buruk tentang mindset yang sudah melekat tersebut.

(7)

2

Pendidikan Karakter di sekolah tidak cukup hanya diberi bekal pembelajaran dalam hal intelektual belaka tetapi juga harus diberi hal lain seperti dalam segi moral dan spiritualnya, seharusnya pendidikan karakter seiring dengan perkembangan intelektualnya yang dalam hal ini harus dimulai sejak dini khususnya dilembaga pendidikan. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan kebijakan pendidikan yang tujuan utamanya adalah untuk mengimplementasikan Nawacita Presiden Joko Widodo – Jusuf Kalla dalam sistem pendidikan nasional.

Kebijakan PPK ini terintegrasi dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yaitu perubahan cara berpikir, bersikap, dan bertindak menjadi lebih baik. Nilai-nilai utama PPK adalah religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, integritas. Nilai-nilai ini ingin ditanamkan dan dipraktikkan melalui sistem pendidikan nasional agar diketahui, dipahami, dan diterapkan di seluruh sendi kehidupan di sekolah dan di masyarakat. PPK lahir karena kesadaran akan tantangan ke depan yang semakin kompleks dan tidak pasti, namun sekaligus melihat ada banyak harapan bagi masa depan bangsa. Hal ini menuntut lembaga pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik secara keilmuan dan kepribadian, berupa individu-individu yang kokoh dalam nilai-nilai moral, spiritual dan keilmuan. Memahami latar belakang, urgensi, dan konsep dasar PPK menjadi sangat penting bagi kepala sekolah agar dapat menerapkannya sesuai dengan konteks pendidikan di daerah masing-masing. Tujuan pelaksanaan PPK yaitu :

1) Membangun dan membekali Peserta Didik sebagai generasi emas Indonesia Tahun 2045 guna menghadapi dinamika perubahan di masa depan;

2) Mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan pendidikan karakter sebagai jiwa utama dengan memperhatikan keberagaman budaya Indonesia;

3) Merevitalisasi dan memperkuat potensi dan kompetensi ekosistem pendidikan.

Kualitas karakter merupakan salah satu aspek untuk membangun Generasi Emas 2045, disertai kemampuan dalam aspek literasi dasar dan kompetensi abad 21.

(8)

3

Lahirnya pendidikan karakter bisa dikatakan sebagai sebuah usaha untuk menghidupkan spiritual yang ideal. Foerster seorang ilmuan pernah mengatakan bahwa tujuan utama dari pendidikan adalah untuk membentuk karakter karena karakter merupakan suatu evaluasi seorang pribadi atau individu serta karakter pun dapat memberi kesatuan atas kekuatan dalam mengambil sikap di setiap situasi. Pendidikan karakter pun dapat dijadikan sebagai strategi untuk mengatasi pengalaman yang selalu berubah sehingga mampu membentuk identitas yang kokoh dari setiap individu dalam hal ini dapat dilihat bahwa tujuan pendidikan karakter ialah untuk membentuk sikap yang dapat membawa kita kearah kemajuan tanpa harus bertentangan dengan norma yang berlaku. Pendidikan karakter pun dijadikan sebagai media sosialisasi yang patut dimiliki setiap individu agar menjadikan mereka sebagai individu yang bermanfaat seluas- luasnya bagi lingkungan sekitar.

Karakter akan membentuk kepribadian seseorang walaupun pada dasarnya semua orang yang lahir sudah membawa personality atau kepribadian sesuai gennya. Kepribadian bukanlah karakter, setiap orang punya kepribadian yang berbeda-beda dan memiliki kelemahan dan keunggulan tertentu dari kepribadian tersebut. Pendidikan karakter bagi individu bertujuan agar:

1) Mengetahui berbagai karakter baik manusia. Dapat mengartikan dan menjelaskan berbagai karakter.

2) Menunjukkan contoh perilaku berkarakter dalam kehidupan sehari-hari . 3) Memahami sisi baik menjalankan perilaku berkarakter.

Salah satu contoh karakter baik yang dilakukan masyarakat Indonesia adalah bersalaman yaitu merupakan wujud rasa saling menghormati, menunjukkan sikap moral baik, serta perwujudan pendidikan karakter dengan cara menempelkan kedua tangan masing-masing.

Bersalaman juga dapat mempererat hubungan silaturahmi dan menunjukan sikap santun yang sangat dijunjung tinggi dalam pergaulan masyarakat Indonesia. Akan tetapi pada masa fisical distancing atau sosial distancing, bersalaman tidak boleh dilakukan karena hal tersebut akan memicu persebaran covid 19 semakin meluas dan tidak terkontrol. Tidak bersalaman adalah karakter yang harus dilakukan selama masa pandemi dan masa new normal, orang yang bertemu akan menjaga jarak minimal satu hingga dua meter, jangankan bersalaman, bersentuhan secara tidak disengaja pun tak akan terjadi jika haltersebut dilakukan. Mungkin kita akan kesulitan menerapkan sosial distancing tersebut pada masa New Normal karena karakter itu 4 harus ditanamkan sejak dini, didukung oleh berbagai kalangan dan secara kontinyu dilakukan.

Ada dua cara mutakhir dalam membentuk karakter ketika seseorang itu sudah dewasa, bentuk ulang lingkungannya atau bentuk emosinya (hati). Misal: menyaksikan liputan orang yang meninggal akibat virus covid 19 yang dijauhkan dari keluarganya, atau memberi contoh memakai masker ketika bepergian, cuci tangan dengan sabun sesering mungkin setelah beraktivitas di luar rumah dan hal tersebut dilakukan secara bersama-sama. Lakukan perubahan dalam hal setting lingkungan dan sentuh emosi setiap orang yang ada di dalamnya maka apa yang diharapkan dari perubahan karakter itu, akan terjadi. Pendidikan karakter bukanlah pelajaran berupa hapalan tetapi pendidikan perilaku yang terbentuk melalui pembiasaan, butuh waktu dan komitmen dari berbagai pihak untuk membentuknya.

(9)

4

Disamping itu, elemen lingkungan harus juga ikut menjaga agar “nyawa” pendidikan karakter di masyarakat terus berjalan misalnya dengan memberikan contoh, jadi jika kita mau melakukan physical distancing dan nyaman pada saat new normal maka lakukan dengan penuh disiplin, tanggung jawab dan kontrol sosial juga diperlukan untuk menegakkannya.

B. Struktur, Tugas dan Jadwal.

Berdasarkan keputusan kepala sekolah SMA N 1 Sanana nomor 420/349/SMAN.1- KS/VII/2021 tentang Tim Pelaksana Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) SMA N 1 Kepulauan Sula tahun pelajaran 2020//2021, terdiri dari :

Dalam pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di SMA N 1 Kepulauan Sula ada pembagian tugas yang dilakukan oleh Tim PPK 2021, yaitu:

SMA N 1 Kepulauan Sula telah melaksanakan nilai-nilai karakter Pancasila dari pendidikan karakter sesuai amanat Permendikbud No. 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal, walaupun belum seluruhnya dari nilai- nilai tersebut dilaksanakan secara sempurna yaitu :

(10)

5

1) Menumbuhkembangkan nilai-nilai moral dan spiritual, seperti membiasakan sholat berjamaah.

2) Menumbuhkembangkan nilai-nilai kebangsaan dan kebhinnekaan : menyanyikan lagu nasional setiap hari senin, membaca doa sebelum jam pertama dimulai dan setelah jam terakhir selesai.

3) Mengembangkan interaksi positif antara peserta didik dengan guru dan orangtua : memberi salam, senyum, dan sapa pada orang lain dikomunitas sekolah, pamitan pada orang tua sebelum berangkat, dan menyalami orang tua setelah pulang sekolah.

4) Mengembangkan interaksi positif antara peserta didik, seperti membantu teman yang mengalami musibah melalui penggalangan dana dari peserta didik lainnya.

5) Merawat diri dan lingkungan sekolah, membiasakan peserta didik untuk membaca buku pada 15 menit sebelum jam pertama dimulai (pada hari selasa dan kamis), melakukan olah raga pada hari jumat.

6) Mengembangkan potensi diri peserta didik secara utuh : melatih peserta didik untuk berani bertanya, melatih kepemimpinan peserta didik dengan memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk menjadi pemimpin di kelompoknya secara bergilir, membiasakan peserta didik untuk menabung.

7) Pelibatan orangtua dan masyarakat di sekolah : orang tua mendampingi anaknya selama 20 menit setiap malam, melibatkan masyarakat dalam berbagai profesi untuk berbagi ilmu dan pengalamannya di sekolah, ikut terlibat dalam kegiatan sosial anak-anaknya di sekolah.

Merujuk pada simulasi model implementasi PPK, kami tim PPK menyusun jadwal harian yaitu :

(11)

6

Sedangkan jadwal mingguan tim PPK mengadakan kerjasama dengan lembaga pemerintah daerah setempat untuk mengadakan sosialisasi yang berhubungan dengan tujuan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) SMA N 1 Kepulauan Sula.

(12)

7 BAB II

IMPLEMENTASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK) A. Progam Kerja

Format implementasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) SMA N 1 Kepulauan Sula dibagi menjadi tiga ranah yaitu :

1) Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis kelas.

2) Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis budaya sekolah.

3) Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis masyarakat

(13)

8

Dalam pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) SMA N 1 Kepulauan Sula, Tim PPK menyusum progam kerja yaitu :

1) Mengkoordinir kegiatan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) SMA N 1 Kepulauan Sula intra kurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler, dan non kurikuler.

2) Menjalankan progam harian, mingguan dan bulanan.

3) Mengkoordinir kegiatan shalat Dzuhur di Mushola sekolah bekerjasama dengan OSIS SMA N 1 Kepulauan Sula.

4) Bekerjasama dengan lembaga pemerintah daerah setempat untuk mengadakan sosialisasi yang berhubungan dengan tujuan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) SMA N 1 Kepulauan Sula.

B. Implementasi Kegiatan PPK.

NO NAMA KEGIATAN WAKTU PELAKSANAAN KETERANGAN 1 Mengkoordinir

kegiatan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) SMA N 1 Kepulauan Sula intra kurikuler,

kokurikuler,

ekstrakurikuler, dan non kurikuler.

Mei-Agustus Sudah terlaksana

2 Menjalankan progam harian, mingguan dan bulanan.

Mei-Agustus Sudah terlaksana

3 Mengkoordinir kegiatan shalat Dzuhur di Mushola sekolah bekerjasama dengan OSIS SMA N 1 Kepulauan Sula.

Mei-Agustus Sudah terlaksana

4 Bekerjasama dengan lembaga pemerintah daerah setempat untuk mengadakan sosialisasi yang berhubungan dengan tujuan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) SMA N 1 Kepulauan Sula.

Mei-Aguatus Sudah terlaksana

(14)

9

C. Dokumentasi Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter ( PPK).

1) Penerapan nilai karakter religius.

Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain. Nilai karakter religius ini meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan individu dengan alam semesta (lingkungan). Nilai karakter religius ini ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan.Subnilai religius antara lain cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih.

Nama Kegiatan Pembiasaan Pelaksanaan

senyum, salam, salim, sapa, sopan, santun Setiap hari Senin- Sabtu Shalat berjamaah dhuhur Setiap hari Senin- Sabtu Berdoa sebelum dan sesudah

pembelajaran Setiap awal dan akhir KBM

Peringatan hari besar islam Menyesuaikan momen

Halal bihalal Setiap awal masuk setelah libur hari raya Buka Puasa dan hatam Quran Setiap bulan Ramamdhan

Penyembelihan Hewan Qurban Setiap perayaan Hari Raya Idul Adha

Penyaluran Zakat Fitrah Setiap bulan Ramadhan menjelang Hari Raya Idul Fitri

(15)

10 2) Penerapan nilai karakter nasionalis.

Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa,rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku,dan agama.

(16)

11 3) Penerapan nilai karakter mandiri.

Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita. Subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.

4) Penerapan Nilai karakter gotong royong.

Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/ pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan. Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong- menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.

(17)

12 5) Penerapan nilai karakter integritas.

Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral).

6) Penerapan Nilai-nilai karakter PPK di SMA N 1 Kepulauan Sula.

(18)

13 BAB III PENUTUP

Di era milenial terjadi perubahan pola perilaku kehidupan sosial dan tatanan nilainya, dibutuhkan sikap asertif dan altruistik masyarakat serta penerimaan nilai karakter, kreatif, tanggung jawab, jujur, mandiri, disiplin dan peduli sosial. Sikap dan nilai karakter yang penting untuk menjamin keseimbangan sosial. Menghadapi pendidikan karakter normal baru sangat mendesak.

Pendidikan karakter sebagai proses sosial bertanggung jawab terhadap internalisasi sikap dan nilai karakter tersebut oleh peserta didik. Implementasi PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) pada penerapan nilai religius dapat di tunjukkan pada kegiatan pembiasaan peserta didik, setiap hari Rabu pagi dengan jadwal ceramah agama Kultum yang disampaikan oleh peserta didik perwakilan dari kelas secara bergiliran. Hari Sabtu pagi yaitu pembacaan Asmaul Husna sebelum masuk ke kelas yang disampaikan oleh peserta didik perwakilan dari kelas secara bergiliran. Nilai karakter mandiri melalui keberanian siswa dalam menghadapi tantangan selama berada di lingkungan sekolah. Nilai karakter nasionalis melalui kegiatan belajar mengajar, pembiasaan upacara bendera setiap hari senin. Nilai karakter gotong royong melalui kerja bakti kelas, senam pagi di hari Jumat, dan integritas melalui pengumpulan tugas sesuai dengan deadline yang di berikan oleh guru.

Walaupun proses pembelajaran Belajar saat ini masih memiliki beberapa kendala maka semangat dan improvisasi para guru telah menunjukkan hasil nyata dengan produk yang telah dihasilkan para siswa. Pendidikan karakter bukanlah pelajaran berupa hapalan tetapi pendidikan perilaku yang terbentuk melalui pembiasaan, butuh waktu dan komitmen dari berbagai pihak untuk membentuknya. Disamping itu, elemen lingkungan harus juga ikut menjaga agar “nyawa” pendidikan karakter di masyarakat terus berjalan maka lakukan dengan penuh disiplin, tanggung jawab dan kontrol sosial juga diperlukan untuk menegakkannya

Mengetahui, Kepala Sekolah

SAIDAH DAENG HANAFI, S.Pd NIP: 19780221 200312 2 008

Sanana, 31 Agustus 2022 Guru Mata Pelajaran

HAPPY FIRDAYANTI, S.Pd.I NIP: 19860409 201503 2 001

Referensi

Dokumen terkait

Biaya operasional suatu pe- rusahaan dapat diartikan sebagai biaya yang terjadi dalam kaitannya dengan operasi pokok perusahaan untuk proses pencipataan pendapatan yang pada hakekatnya