• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN

N/A
N/A
kywa

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN

PUSKESMAS S. PARMAN 03 JANUARI – 03 FEBRUARI 2024

Disusun oleh : Raiya Keysha Putri

293.12.22

SMK MUHAMADIYAH 5 AL-FURQAN BANJARMASIN

JURUSAN FARMASI KLINIS DAN KOMUNITAS 2024

LEMBAR PENGESAHAN

(2)

LAPORAN PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN PUSKESMAS S. PARMAN

03 JANUARI - 03 FEBRUARI 2024

Laporan ini untuk memenuhi salah satu syarat guna Lulusan sebagai tenaga kefarmasian pada SMK

Muhammadiyah 5 Al-Furqan Banjarmasin Banjarmasin, ………... 2024

Disetujui oleh

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Laily Meilia Sari, S. Farm., Apt Soraya, S.Si., Apt

Mengetahui

Kepala SMK Muhammadiyah 5 Al-Furqan Banjarmasin

Ghazali Rahman, S.Pd. I, M. Pd

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji dan syukur telah tercurah kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya lah saya dapat menyelesaikan laporan hasil kegiatan praktik belajar lapangan ini pertanggung laporan ini

(3)

merupakan mam bentuk pertanggung jawaban terhadap pelaksanaan Praktik Belajar Lapangan pada siswa dan Siswi SMK Muhammadiyah 5 Al-Furqan Banjarmasin, yang dilaksanakan di Puskesmas S. Parman tanggal 03 Januari sampai 03 Februari 2024

Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih atas bantuan, petunjuk serta bimbingan dari semua pihak, dan tidak lupa kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat yang luar biasa

2. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan dan bantuan baik secara moral maupun material.

3. Bapak Ghazali Rahman, S.Pd. I, M.Pd. Selaku Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 5 Al-Furqan Banjarmasin

4. Ibu Laily Meilia Sari, S. Farm., Apt selaku guru pembimbing selama proses penyusunan laporan ini

5. Ibu Apt Soraya, S. Si., selaku Apoteker penanggung jawab serta pembimbing lapangan di Puskesmas S. Parman Banjarmasin

6. Ibu Elisa Destiani, A. Md, Farm dan Ibu Lia Fatmawati, A. Md, Farm selaku tenaga teknis kefarmasian di puskesmas S.Parman Banjarmasin

7. Bapak/Ibu guru staf tata usaha SMK Muhammadiyah 5 Al-Furqan Banjarmasin yang telah membimbing kami selama menuntut ilmu di SMK Muhammadiyah 5 Al-Furqan Banjarmasin

8. Semua rekan-rekan yang telah memberikan bantuan dan saran sehingga laporan ini dapat selesai

Kami menyadari adanya keterbatasan yang dimiliki sehingga dalam penyusunan laporan ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun sehingga laporan ini bisa lebih baik lagi.

Harapan kami, semoga laporan pengantar Praktik Belajar Lapangan ini dapat bermanfaat dalam menambah pengetahuan dan wawasan bagi kami semua. Atas

(4)

dukungan, bantuan, tanggapan, kritik dan saran kerja sama dari pembaca saya ucapkan terima kasih

Banjarmasin, …… Januari 2024

Penyusun

DAFTAR ISI

(5)

HALAMAN PENGESAHAN....

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN..

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan Praktik Belajar Lapangan (PBL) 1.3 Manfaat Praktik Belajar Lapangan (PBL).

BAB II TINJAUAN UMUM PUSKESMAS 2.1 Pengertian Puskesmas

2.2 Pengelolaan Puskesmas

2.2.1 Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Lainnya 2.2.1.1 Perencanaan

2.2.1.2 Pengadaan 2.2.1.3 Penyimpanan 2.2.1.4 Distribusi 2.2.1.5 Pelaporan

2.3 Pengelolaan Obat Rusak, Kadaluwarsa, Pemusnahan Obat dan Resep 2.4 Aspek Pelayanan Kefarmasian

2.4.1 Pengelolaan Resep 2.4.1.1 Skrining Resep A. Persyaratan Administrasi B. Kesesuaian Farmasetik C. Pertimbangan Klinis 2.4.1.2 Penyiapan Obat 2.4.1.3 Peracikan 2.4.1.4 Etiket

2.4.1.5 Kemasan Obat Yang Diberikan 2.4.1.6 Penyerahan Obat

2.4.1.7 Informasi Obat

2.4.1.8 (Evaluasi Penggunaan Obat (Saran) BAB III TINJAUAN KHUSUS PUSKESMAS 3.1 Profil

3.2 Sejarah

3.3 Struktur Organisasi BAB IV PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(6)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar.. Peta puskesmas Struktur organisasi Denah

Lemari napza Ket obat

(8)

DAFTAR TABEL

(9)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kesehatan merupakan hal yang diutamakan oleh setiap orang untuk dapat melakukan setiap kegiatan yang diinginkan. Oleh karena itu untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dibentuklah suatu upaya kesehatan melalui pembangunan kesehatan. Menurut UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, pembangun kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam melaksanakan pembangunan kesehatan diperlukan upaya kesehatan (Anief, 2008).

Apotek merupakan salah satu lahan praktik yang berkaitan erat dengan kegiatan dan pelayanan kefarmasian. Di apotek masyarakat bisa mendapatkan pelayanan yang berhubung dengan obat-obatan, selain itu juga diharapkan dapat melakukan pengobatan sendiri yaitu melalui obat-obat bebas atau tanpa resep dokter. Keberadaannya sangat menunjang bagi kelangsungan kesehatan pasien. Pelayanan yang dilakukan di apotek antara lain adalah pengelolaan obat yaitu perencanaan pembelian obat, pengadaan, pembelian, pelayanan dan penyerahan obat kepada pasien serta pelaporan dan administrasi (Hartini Sulasmono, 2006).

Praktik Belajar Lapangan sangat memberi manfaat dan berperan bagi mahasiswa dalam menerapkan pengetahuan teoritis yang didapat selama mengenyam pendidikan di Akademik Farmasi. Kegiatan praktik ini sebagai penjabaran disiplin ilmu yang erat kaitannya dengan kefarmasian di apotek sehingga setiap bagian dari kegiatan praktik Belajar Lapangan tersebut berguna

(10)

bagi siswa Akademik Farmasi dan memberikan pengalaman dalam mengetahui dan memahami tugas sebagai Ahli Madya Farmasi di Apotek.

1.2. TUJUAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN (PBL)

Praktik Belajar Lapangan (PBL) bertujuan agar siswa dapat mengaplikasikan kompotensi yang telah diperoleh selama mengikuti Pendidikan pada dunia kerja sesuai dengan kondisi sebenarnya di tempat kerja. Di samping itu melalui pendekatan pembelajar ini juga bertujuan :

1. Agar siswa dapat mengaplikasikan kompetensi yang telah diperoleh selama mengikuti Pendidikan pada dunia kerja sesuai dengan kondisi sebenarnya di tempat kerja.

2. Untuk mengenalkan siswa pada dunia pekerjaan Farmasi terutama apotik, Rumah Sakit, dan puskesmas.

3. Menumbuhkan dan meningkatkan sikap professional yang diperlukan siswa untuk memasuki dunia kerja.

4. Meluaskan wawasan dan pandangan siswa terhadap jenis-jenis pekerjaan pada tempat dimana siswa melaksanakan PBL.

5. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk merenung tentang minat, keahlian, dan kekurangan mereka dalam konteks dunia kerja, membantu mereka mengambil Keputusan lebih terinformasi terkait pilihan karier.

(11)

1.3. MANFAAT PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN (PBL).

Kerjasama antara program studi dengan instansi tempat PBL dilaksanakan dalam prinsip saling membantu, saling mengisi, da saling melengkapi untuk keuntungan bersama.

Berdasarkan prinsip ini, pelaksanaan Praktek Belajar Lapanga (PBL) akan memberi nilai tambah atau manfaat bagi pihak-pihak yang bekerjasama :

1. Penerapan Teori ke Dunia Nyata: Memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan pengetahuan teoritis yang diperoleh di kelas ke dalam situasi praktis di lapangan kerja. Hal ini memungkinkan pemahaman yang lebih mendalam dan kontekstual terhadap konsep-konsep akademis.

2. Pengembangan Keterampilan Praktis: Memungkinkan mahasiswa mengembangkan keterampilan praktis yang dibutuhkan dalam profesi tertentu, seperti keterampilan komunikasi, pemecahan masalah, manajemen waktu, dan adaptabilitas.

3. Pemahaman Industri: Menyediakan wawasan langsung tentang operasi dan dinamika industri. Mahasiswa dapat mengamati secara langsung bagaimana organisasi beroperasi dan menghadapi tantangan di dunia nyata.

4. Pembentukan Jaringan Profesional: Memberikan kesempatan untuk membangun hubungan dengan profesional di industri yang relevan.

Mahasiswa dapat menjalin koneksi dan memperluas jaringan profesional mereka, yang dapat bermanfaat untuk karier masa depan.

5. Peningkatan Kemandirian: Memperkuat kemandirian mahasiswa dalam menghadapi tugas dan tanggung jawab di tempat kerja. Mereka belajar untuk mengelola diri sendiri, mengambil inisiatif, dan menjadi lebih mandiri dalam pengambilan keputusan.

6. Evaluasi Karier: Praktik Belajar Lapangan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menguji apakah jalur karier yang mereka pilih sesuai dengan minat dan kemampuan mereka. Hal ini dapat membantu mereka mengambil keputusan yang lebih terinformasi terkait rencana karier di masa depan.

(12)

BAB II

TINJAUAN UMUM PUSKESMAS

2.1 Pengertian Puskesmas

Puskesmas atau Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit organisasi bersifat fungsional dan unit layanan yang bekerja secara profesional serta unit pelaksana teknis yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas Kesehatan daerah Kabupaten/Kota (Pemerintah RI, 2019) sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerja.

2.2 Pengelolaan Puskesmas

2.2.1 Pengelolaan sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Lainnya

Pengelolaan sediaan farmasi dan pembekalan Kesehatan merupakan suatu siklus kegiatan dari Ruang Farmasi di Puskesmas dalam menyediakan obat, bahan obat, alat Kesehatan, gas medis.

Pengelolaan Sediaan Farmasi dan bahan medis habis pakai merupakan salah satu kegiatan pelayanan kefarmasian, yang dimulai dari perencanaan , permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusi, pengendalian, pencatatan, dan pelaporan serta pemantauan dan evaluasi.

2.2.1.1 Perencanaan

Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai untuk menentukan jenis dan jumlah sediaan farmasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan puskesmas.

Tujuan Perencanaan adalah untuk mendapatkan :

(13)

1. Perkiraan jenis dan jumlah sediaan farmasi dan bahan medis harus pakai yang mendekati kebutuhan

2. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional 3. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat

‘Perencanaan kebutuhan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai di puskesmas setiap periode, dilakukan oleh ruangan farmasi di puskesmas, Adapun data yang diperlukan untuk membuat perencanaan ini, pemakaian obat periode sebelumnya (data konsumsi), data morbiditas, program Kesehatan yang telah ditetapkan, sisa stok yang ada, dan pola penyakit yang diperkirakan akan timbul di periode mendatang dan stok penyangga (buffer stock)

Data pemakaian, sisa stok dan permintaan kebutuhan obat puskesmas dituangkan dalam laporan pemakaian dan lembar permintaan obat (LPLPO) puskesmas, yang berisi jumlah pemakaian obat dalam satu periode dan lembar permintaan berisi jumlah keutuhan obat puskesmas dalam satu periode. LPLPO Puskesmas menjadi dasar untuk rencana kebutuhan obat yang data pengajuannya kebutuhan obat ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

2.2.1.2 Pengadaan

Pengadaan obat di puskesmas, dilakukan dengan dua cara yaitu dengan melakukan permintaan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan pengadaan mandiri (pembelian).

1. Permintaan

Sumber penyedian obat di puskesmas berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Obat yang disediakan di Puskesmas harus sesuai dengan Formularium Puskesmas. Permintaan obat puskesmas diajukan oleh kepala puskesmas kepada kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kot dengan menggunakan format LPLPO. Permintaan obat dari sub unit ke kepala puskesmas dilakukan secara periodik menggunakan LPLPO sub unit. Permintaan terbagi atas dua yaitu :

(14)

a. Permintaan rutin

Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing puskesmas

b. Permintaan khusus

Dilakukan diluar jadwal distribusi rutin. Proses permintaan khusus sama dengan proses permintaan rutin.

Permintaan khusus dilakukan apabila : 1) Kebutuhan meningkat

2) Terjadi kekosongan obat

3) Ada kejadian Luar Biasa (KLB/Bencana) 2. Pengadaan mandiri

Pengadaan obat secara mandiri oleh Puskesmas dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Puskesmas dapat melakukan pembelian obat ke distributor. Dalam hal terjadi kekosongan persediaan dan kelangkaan di fasilitas distribusi, Puskesmas dapat melakukan pembelian obat ke apotek. Pembelian dapat dilakukan dengan dua mekanisme :

1) Puskesmas dapat membeli obat hanya untuk memenuhi kebutuhan obat yang diresepkan dokter.

2) Jika letak puskesmas jauh dari apotek, puskesmas dapat menggunakan surat SP (Surat Pemesanan), dimana obat yang tidak tersedia di fasilitas distribusi dapat dibeli sebelumnya, sesuai dengan stok yang dibutuhkan.

2.2.1.3 Penyimpanan

Tujuan penyimpanan adalah untuk memelihara mutu sediaan farmasi, menghindari penggunaan yang tidak bertanggungjawab, menjaga ketersediaan, serta memudahkan pencarian dan pengawasan. Aspek umum yang perlu diperhatikan :

(15)

a. Persediaan obat dan BMHP puskesmas disimpan di gudang obat yang dilengkapi lemari dan rak rak penyimpanan obat.

b. Suhu ruang penyimpanan harus dapat menjamin kestabilan obat.

c. Sediaan farmasi dalam jumlah besar (bulk) disimpan diatas pallet, teratur dengan memperhatikan tanda-tanda khusus.

d. Penyimpanan sesuai alfabet atau kelas terapi dengan sistem, First Expired First Out (FEFO), high alert dan life saving (obat emergency).

e. Sediaan psikotropik dan narkotik disimpan dalam lemari terkunci dan kuncinya dipegang oleh apoteker atau tenaga teknis kefarmasian yang dikuasakan.

f. Sediaan farmasi dan BMHP yang mudah terbakar, disimpan di tempat khusus dan terpisah dari obat lain.

g. Tersedia lemari pendingin untuk penyimpanan obat tertentu yang disertai dengan alat pemantau dan kartu suhu yang diisi setiap harinya.

h. Jika terjadi pemadaman listrik, dilakukan tindakan pengamanan terhadap obat yang disimpan pada suhu dingin. Sedapat mungkin, tempat penyimpanan obat termasuk dalam prioritas yang mendapatkan listrik cadangan (genset).

i. Obat yang mendekati kadaluarsa (3 sampai 6 bulan sebelum tanggal kadaluarsa tergantung kebijakan puskesmas) diberikan penandaan khusus dan diletakkan ditempat yang mudah terlihat agar bisa digunakan terlebih dahulu sebelum tiba masa kadaluarsa.

j. Inspeksi/pemantauan secara berkala terhadap tempat penyimpanan obat.

Untuk obat high alert (obat dengan kewaspadaan tinggi) berupa elektrolit konsentrasi tinggi dan obat risiko tinggi harus disimpan terpisah dan penandaan yang jelas untuk menghindari kesalahan

(16)

pengambilan dan penggunaan. Penyimpanan dilakukan terpisah, mudah dijangkau dan tidak harus terkunci. Disarankan pemberian label high alert diberikan pada gudang atau lemari obat untuk menghindari kesalahan (penempelan stiker High Alert pada satuan terkecil).

Puskesmas menetapkan daftar obat Look Alike Sound Alike (LASA)/nama-obat-rupa-ucapan-mirip (NORUM). Penyimpanan obat LASA/NORUM tidak saling berdekatan dan diberi label khusus sehingga petugas dapat lebih mewaspadai adanya obat LASA/NORUM.

2.2.1.4 Distribusi

Distribusi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dari puskesmas induk kepada jaringan pelayanan puskesmas secara merata dan teratur.

Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi sub unit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan waktu yang tepat.

Langkah-langkah distribusi obat :

1. Menentukan frekuensi distribusi dengan mempertimbangkan : a. Jarak distribusi.

b. Biaya distribusi yang tersedia.

2. Menentukan jumlah dan jenis obat yang diberikan dengan.

mempertimbangkan:

a. Pemakaian rata-rata per periode untuk setiap jenis obat.

b. Sisa stok

(17)

c. Pola penyakit

d. Jumlah kunjungan di masing-masing jaringan pelayanan puskesmas

3. Melaksanakan penyerahan obat ke jaringan pelayanan puskesmas. Obat diserahkan bersama-sama dengan form LPLPO jaringan. pelayanan puskesmas yang ditandatangani oleh penanggungjawab jaringan pelayanan puskesmas dan pengelola obat puskesmas induk sebagai penanggungjawab pemberi obat.

2.2.1.5 Pelaporan

Pelaporan adalah kumpulan catatan dan pendataan kegiatan administrasi sediaan farmasi, tenaga dan perlengkapan kesehatan yang disajikan kepada pihak yang berkepentingan.

Tujuan pelaporan ialah :

1. Bukti bahwa suatu kegiatan telah dilakukan

2. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian 3. Sumber data untuk perencanaan kebutuhan

4. Sumber data untuk pembuatan laporan

Referensi

Dokumen terkait

Distribusi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka menyalurkan/menyerahkan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dari tempat penyimpanan sampai

a) Pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai untuk persediaan di ruang rawat disiapkan dan dikelola oleh Instalasi Farmasi.. b) Sediaan

Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku meliputi perencanaan,

Penerimaan obat dan bahan medis habis pakai adalah suatu kegiatan dalam menerima obat dan bahan medis habis pakai dari instalasi farmasi Kabupaten/Kota sesuai

Agar penyediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dapat membantu pelayanan kesehatan, maka jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis

Tujuan permintaan obat dan bahan medis habis pakai adalah memenuhi kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai di puskesmas, sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang telah

Mampu melakukan penanganan dan distribusi sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai, mulai dari perencanaan, memilih cara pengadaan, penyimpanan dan

Pengendalian penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai dapat dilakukan oleh Instalasi Farmasi harus bersama dengan Tim Farmasi dan Terapi (TFT) di