• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIK KERJA KESESUAIAN PROSEDUR OPERASI FORKLIFT DI PT. MATRA ENGINEERING & CONSTRUCTION

N/A
N/A
Qomzes CS

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN PRAKTIK KERJA KESESUAIAN PROSEDUR OPERASI FORKLIFT DI PT. MATRA ENGINEERING & CONSTRUCTION"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

KESESUAIAN PROSEDUR OPERASI FORKLIFT DI PT. MATRA ENGINEERING & CONSTRUCTION

Oleh Mhd. Hamzah Qosem NIM NIM 2020.11.023

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI ILMU KOMPUTER INSAN UNGGUL

2024

(2)

PENGEMBANGAN WEBSITE PENERIMAAN MAHASISWA BARU STTIKOM INSAN UNGGUL

LAPORAN PRAKTIK KERJA

Sebagai salah satu syarat untuk membuat Tugas Akhir Program Studi S1 - Teknik Informatika

Oleh :

Oleh Mhd. Hamzah Qosem NIM NIM 2020.11.023

Menyetujui, Pembimbing

Gustina, M.Kom.

Cilegon, 15 Januari 2024 Pembimbing Lapangan,

Suyanto

Mengetahui Ketua Program Studi,

Teguh Sutopo, S.Kom., M.Kom.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Telah dipresentasikan pada :

Hari : ………...

Tanggal : ……….

Tim Penguji :

Ketua Penguji : ...: : ...:

Anggota Penguji : ...: : ...:

Mengetahui Ketua Program Studi,

Teguh Sutopo, S.Kom., M.Kom.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis ini dengan judul Kesesuaian Prosedure Operasi Forklip di PT Matra Engineering & COnstruction. Karya tulis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas Praktik Kerja dan Syarat untuk mengikuti Skripsi dengan Program Study Teknik Informatika di Sttikom Insan Unggul Cilegon Banten.

Selama penyusunan karya tulis ini, kami mendapat banyak bantuan, dukungan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

Pembimbing: Bpk Suyanto, atas bimbingan, arahan, dan masukan yang sangat berharga selama proses penyusunan karya tulis ini.

Dosen Pembimbing Mata Kuliah: Gustina M.Kom, atas ilmu dan wawasan yang telah dibagikan, serta panduan yang membantu kami dalam memahami dan menjelaskan konsep-konsep yang terkait dengan topik ini.

Rekan-rekan Kuliah: Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan dukungan, pemahaman, dan motivasi selama perjalanan perkuliahan.

Pihak Perpustakaan: Kami berterima kasih kepada pihak perpustakaan Sttikom Insan Unggul Cilegon yang telah menyediakan referensi dan sumber daya informasi yang sangat bermanfaat bagi penyusunan karya tulis ini.

Keluarga: Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada keluarga kami yang selalu memberikan doa, dukungan, dan kasih sayang selama kami menjalani proses belajar mengajar.

Semua bantuan dan dukungan yang telah diberikan sangat berarti bagi kami dalam menyelesaikan karya tulis ini. Kami menyadari bahwa tanpa kerjasama dan kontribusi dari berbagai pihak, penyusunan karya tulis ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik.

(5)

Akhir kata, semoga laporan praktik kerja ini memberikan kontribusi positif dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini, oleh karena itu, kritik dan saran yang

membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Penulis, Cilegon 16 Januari 2024

Mhd Hamzah Qosem

(6)

DAFTAR ISI

(7)

DAFTAR GAMBAR

(8)

DAFTAR TABEL

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Era globalisasi mengacu pada periode yang ditandai dengan meningkatnya keterhubungan, saling ketergantungan, dan integrasi ekonomi, budaya, masyarakat, dan teknologi dalam skala global. Hal ini ditandai dengan arus barang, jasa, informasi, modal, dan manusia melintasi batas negara sehingga mendorong usaha di dalam banyak bidang termasuk di bidang enginering dan konstruksi untuk turut mengikuti kebutuhan zaman.

Era globalisasi mendapatkan momentum yang signifikan pada paruh kedua abad ke-20, didorong oleh kemajuan komunikasi, transportasi, dan teknologi.

Globalisasi Teknologi ditandai dengan pesatnya kemajuan dan penyebaran teknologi untuk memudahkan pekerjaan manusia dengan rumus efisiensi dan efektivitas pekerjaan. Di dalam praktik kerja ini secara khusus mengetengahkan penggunaan teknologi Forklift.

Forklift adalah alat yang memungkinkan seseorang untuk mengangkat dan menempatkan barang dengan beban yang berat dan besar. Namun, ada risiko cidera atau kematian apabila operator forklift belum terlatih untuk menggunakan forklift, tidak mengerti cara mengoperasikan forklift, pengoperasian forklift dengan sembarangan atau menggunakan forklift yang tidak aman karena forklift tersebut rusak. Maka dari itu dijelaskan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER.09/MEN/VII/2010 tentang operator dan petugas pesawat angkat dan angkut, bahwa setiap pengoprasian forklift harus ada seorang operator yang sudah mempunyai Lisensi K3 dan buku kerja.

Setiap tahun hampir 100 operator forklift meninggal dan 20.000 terluka parah dalam kecelakaan forklift. Menurut National Traumatic

(11)

Occupational Fatalities (NTOF). Dua hasil penelitian yang dilakukan oleh Health and Safety Executive di Inggis tahun 2010/2011 menyatakan bahwa kendaraan besar dan forklift merupakan agen yang paling sering terjadi kecelakaan. Di sektor industri, transportasi dan storage adalah penyumbang terbesar kecelakan kerja, faktor terbesar penyebabnya adalah forklift.

PT. Matra Engineering & Construction sebagai perusahaan yang berdomisili di Kota Cilegon, Provinsi Banten, bergerak di bidang kontruksi menggunakan forklift di dalam proses pengerjaan berbagai proyek. Forklift di PT. Matra Engineering & Construction sebagaimana umum nya juga digunakan sebagai alat bantu kerja yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan barang dan memindahkan barang dari satu tempat ke tempat yang lain.

Untuk operasi pengangkatan (lifting), menggerakkan mast ke depan atau belakang (tilting) dan meringankan kerja pengemudian (power steering) pada forklift, maka digunakan sistem hidrolik. Pada pengoperasian forklift, faktor keselamatan barang, operator dan orang yang berada di sekitar forklift menjadi prioritas utama. Apabila terjadi kecelakaan pada pengoperasian forklift dapat mengakibatkan kerugian pada pihak pekerja, baik mengalami kecatatan atau bahkan kehilangan nyawa.

Berdasarkan latar belakang dan masalah tersebut maka peneliti ingin menganalisis penerapan prosedur pengoperasian forklift di PT. Matra Engineering

& Construction meliputi pra-operasi, traveling dan manuver serta load handling apakah sudah sesuai dengan standar safe operation forklift OSHA (2016), dimana safe operation forklift OSHA (2016) merupakan dokumen prosedur operasi forklift yang menerapkan standar pengoperasian forklift yang sangat terstruktur.

1.2. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari penelitian tentang Maintenance pada Forklift sebagai Sarana Pesawat Angkat dan Angkut di PT. Matra Engineering & Construction guna mencegah dan mengendalikan kecelakaan kerja adalah sebagai berikut:

(12)

1. Mengetahui apa saja fungsi forklift di PT. Matra Enngineering &

Construction.

2. Mengetahui penataan forklift PT. Matra Engineering & Contruction 3. Mengetahui maintenance dari penggunaan forklift di PT. Matra

Engineering & Construction.

4. Mengetahui upaya yang dilakukan PT. Matra Engineering & Construction dalam rangka usaha maintenance dalam kondisi yang tidak aman dalam penggunaan forklift.

1.3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kerja praktek dilaksanakan di PT. Matra Engineering & Constrution (MEC), yaitu suatu perusahaan Bidang : Sewa Alat Berat, Jasa Kontruksi dan Pembangunan Proyek. Kerja praktek ini dilaksanakan pada tanggal 1 September 2023 dan berakhir pada tanggal 30 November 2023 dalam hari kerja aktif Nasional.

(13)

BAB II

GAMBARAN UMUM DAN DASAR TEORI

2.1. Sejarah Instansi Tempat Praktik Kerja

PT. Matra Engineering & Construction yang beralamat di Cilegon High Way, Blok B No. 08, RT. 01/RW.04, Desa Kedaleman Kecamatan Cibeber, Kota Cilegon-Banten. pada mulanya adalah PT. Matra Upaya Tangguh yang didirikan pada tahun 1990, sebelum kemudian berubah nama PT. Matra Engineering &

Construction pada tahun 2009. Bergiat dalam lintas usaha teknik, pengadaan barang, konstruksi, dan pemeliharaan dalam bidang pembangkit minyak dan gas, pembangkit listrik, pembangkit industri, pembangkit petrokimia, struktur baja dan konstruksi bangunan, saluran pipa, dan pembangkit pertambangan.

PT. Matra Engineering & Construction memiliki pemimpin pasar selama bertahun-tahun, aktif melayani minyak dan gas, pipa, pengilangan kimia, industri dan tenaga pembangkit listrik, spesialis industri pembangkit pertambangan PT.

Matra Engineering & Construction di teknik mesin, fabrikasi dan pemasangan pipa tangki, kapal, struktur baja, alat listrik dan pekerjaan sipil, proses sandblasting dan pekerjaan pengecatan, pembersihan tube, pemasangan, saluran pipa, melayani perdagangan pemeliharaan pembangkit listrik. Jaminan kualitas tertentu PT. Matra Engineering & Construction yang sangat penting

Kualitas adalah prioritas paling utama, ini adalah pengawal dunia untuk semua karyawan yang bersangkutan untuk memastikan kualitas produk, kepatuhan serta kesesuaian dengan spesifikasi klien. Kekuatan perusahaan telah dibangun di atas hubungan dengan suara pelanggan dan pemasok. PT. Matra Engineering & Construction memiliki berbagai persediaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

PT. Matra Engineering & Construction ini mengalami kemajuan yang sangat pesat seiring dengan berkembangnya Pembangunan Industri secara Global. PT.

Matra Engineering & Construction berdiri sejak tahun 2009 merupakan kelanjutan dari pendahulunya PT. Matra Upaya Tangguh yang dimulai pada tahun 1980-an,

(14)

sehingga jajaran tingkat manajerial banyak dari perusahaan sebelumnya. PT.Matra Engineering & Construction merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang Sewa Alat Berat, Scaffolding dan bidang Kontruksi untuk suatu proyek perusahaan yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing client. Salah satu Produk yang digunakan dari perusahaan ini adalah forklift dengan merk TCM (Tokyo Carrier Manufacturing, Co. Ltd) dan alat berat lainnya.

Forklift ialah suatu alat bantu kerja yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan barang dan memindahkan barang dari satu tempat ke tempat yang lain. Untuk operasi pengangkatan (lifting), menggerakkan mast ke depan atau belakang (tilting) dan meringankan kerja pengemudian (power steering) pada forklift, maka digunakan system hidrolik. Kerusakan yang sering terjadi pada pengoperasian sistem hidrolik forklift ialah pada pompa hidroliknya. Akibat dari kerusakan pompa ini akan menyebabkan gangguan pada sistem hidrolik baik untuk pengangkatan, tilting maupun power steering. Pengalaman tersebut mendorong saya untuk menysunnya Praktek Kerja ini untuk mempelajari karakteristik forklift dalam maintenace mesin.

Pada pengoperasian forklift, faktor keselamatan barang, operator dan orang yang berada di sekitar forklift menjadi prioritas utama. Apabila terjadi kecelakaan pada pengoperasian forklift dapat mengakibatkan kerugian yang besar.

Sejak awal berdirinya hingga saat ini PT.Matra Engineering & Construction telah mengalami kemajuan yang signifikan, hal ini terlihat dari pendapatan yang terus meningkat dan dari jumlah karyawan yang terus bertambah banyak dari semula hanya berjumlah 30 orang sampai sekarang sudah memiliki 300 orang karyawan. Peningkatan juga terlihat dari bertambahnya customer baru setiap tahunnya yang menggunakan jasa PT.Matra Engineering & Construction untuk memenuhi kebutuhan Client dan Jasa.

Demi memenuhi kebutuhan para pelanggan yang kian meningkat PT.Matra Engineering & Construction terus berusaha untuk selalu memberikan yang terbaik kepada pelanggannya dengan selalu berusaha untuk bisa terus memenuhi kebutuhan mereka yang kian meningkat, termasuk tetap selalu menjaga kualitas dari jasa yang dihasilkan, sehingga kepercayaan konsumen tetap terjaga.

(15)

Kolaborasi antara kualitas produk, dukungan sumber daya manusia yang berkembang dinamis, serta system yang tangguh telah mengantarkan perusahaan merebut kepercayaan pelanggan dan terus berkembang maju. Sebagai bagian dari perusahaan mapan yang terus berkembang memperbaiki mutu pelayanan di semua sector baik dalam : sewa alat berat, pembangunan kontruksi, atau pembangunan proyek tak terkecuali pula dengan memenuhi penyediaan dan permintaan client.

Komitmen perusahaan pada kepuasan pelanggan terus ditingkatkan melalui dukungan tim manajemen dan operasional yang berpengalaman, solid dan tanggap terhadap tuntutan perkembangan zaman.

2.2. Dasar Terori

2.2.1 Definisi Forklift

Forklift adalah mesin yang menggunakan dua garpu untuk mengangkat dan menempatkan beban ke posisi yang biasanya sulit dijangkau. Forklift umumnya terbagi dalam dua kategori yaitu untuk medan industri dan kasar. Forklift umum digunakan dalam gudang rumah dan di sekitar dermaga truk dan kereta. Mereka memiliki ban kecil yang dirancang untuk berjalan pada permukaan aspal dan biasanya didukung oleh sebuah mesin pembakaran internal yang berbahan bakar bensin, solar, atau bahan bakar propana. Beberapa forklift industri kecil yang didukung oleh sebuah motor listrik berjalan dari baterai internal. Forklift medan kasar, seperti namanya, dirancang untuk berjalan pada kasar, permukaan beraspal. Forklift umumnya digunakan di seluruh lokasi konstruksi atau dalam aplikasi militer. Alat ini memiliki besar, ban pneumatik dan

Gambar .1 Forklift

(16)

biasanya didukung oleh sebuah mesin pembakaran internal yang berjalan pada bensin, solar, atau bahan bakar propana. Forklift medan kasar dapat memiliki sebuah menara vertikal, yang mengangkat beban lurus ke atas, atau ledakan teleskopis, yang mengangkat beban dan keluar dari dasar mesin.

Forklift awal digunakan di sekitar lokasi konstruksi dan bisa mengangkat sekitar 1.000 pon (454 kg) hingga ketinggian 30 inci (76 cm). Perkembangan pesat dari forklift menara vertikal untuk keperluan industri disesuaikan dengan forklift medan kasar juga. Pada pertengahan 1950-an, kapasitas dari 2.500 pound (1.135 kg) dan tinggi angkat hingga 30 kaki (9 m) yang tersedia.

Forklift sekarang ini banyak dibutuhkan untuk pengoperasian gudang. Setiap perusahaan atau perusahaan manufaktur hampir secara keseluruhan memiliki forklift. Hampir setiap gudang setidaknya punya satu forklift, sebuah perangkat yang dapat mengangkat puluhan bahkan ratusan kilogram dengan bantuan dua garpu terbuat dari logam besi. Forklift adalah kendaraan seperti truk kecil, yang dikendarai oleh operator yang bisa mengankat kontainer atau bahan menggunakan dua buah garpu. Forks, juga disebut tines atau pisau, biasanya terbuat dari baja dan mampu mengangkat berat berton-ton.

Forklift juga merupakan kendaraan yang difungsikan sebagai alat angkut dalam pemindahan barang berkapasitas besar baik indoor maupun outdoor, termasuk dalam kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan, pabrik, gudang, ekspedisi, supermarket, dll. Dioperasikan secara electric untuk dapat menaik turunkan beban serta bermanuver dengan jarak yang cukup jauh. Operator dapat dengan mudah mengoperasikan alat ini dengan duduk diatas cab operator yang telah disediakan dengan beragam fitur, diantaranya layar LCD digital multi fungsi, tombol kendali kecepatan, alarm, rem otomatis, sabuk pengaman, dll.

2.2.2 Jenis – jenis Forklift

Menurut sumber energi yang digunakan, ada 2 macam jenis forklift yang saat ini populer digunakan.

1. Forklift diesel

Forklift ini menggunakan mesin diesel sebagai

(17)

penggeraknya. Secara otomatis, forklift ini berbahan bakar solar dan biasanya memiliki jenis ban yang terbuat dari karet seperti ban kendaraan pada umumnya.

(18)

2. Forklift electric

Forklif ini menggunakan tenaga batery sebagai sumber energinya. Batery ini mempunyai lifetime sehingga diperlukan sebuah alat untuk mer- recharge sehingga batery dapat berfungsi kembali. Fungsi perawatan ini sangat penting untuk kelangsungan hidup dari sebuah batery.

Berdasarkan bentuknya, forklift dibagi menjadi:

1. Forklift dengan sumber energi listrik

(19)

2. Forklift dengan sumber energi diesel / LPG

Gambar 2.3 Jenis Forklift Sumber Energi Diesel / LPG Sumber: [lit.1, 2015]

2.2 Bagian Utama Forklift

Gambar 2.4 Komponen

(20)

Pada umumnya Forklift tersusun atas:

1. Fork

Adalah bagian utama dari sebuah forklift yang berfungsi sebagai penopang untuk membawa dan mengangkat barang. Fork berbentuk dua buah besi lurus dengan panjang rata-rata 2.5 m. Posisi peletakan barang di atas pallet masuk ke dalam fork juga menentukan beban maksimal yang dapat diangkat oleh sebuah forklift.

2. Carriage

Carriage merupakan bagian dari forklift yang berfungsi sebagai penghubung antara mast dan fork. Ditempat inilah fork melekat. Carriage juga berfungsi sebagai sandaran dan pengaman bagi barang-barang dalam pallet untuk transportasi atau pengangkatan.

3. Mast

Mast adalah bagian utama terkait dengan fungsi kerja sebuah fork dalam forklift. Mast adalah satu bagian yang berupa dua buah besi tebal yang terkait dengan hydrolic system dari sebuah forklift. Mast ini berfungsi untuk lifting dan tilting.

4. Overhead Guard

Overhead guard merupakan pelindung bagi seorang forklift driver.

Fungsi pelindungan ini terkait dengan safety user dari kemungkinan terjadinya barang yang jatuh saat diangkat atau diturunkan, juga sebagai pelindung dari panas dan hujan.

5. Counterweight

Counterweight merupakan bagian penyeimbang beban dari sebuah forklift. Letaknya berlawanan dengan posisi fork.

(21)

2.2.3 Prinsip Kerja Forklift Secara Umum

Pada forklift terdapat suatu alat yang disebut dengan fork. Fungsi fork ini adalah sebagai pemegang landasan beban yang mana fork ini terpasang pada kerangka (backrest) sebagai pembawa garpu dan tiang penyokong mast. Fork assembly diikatkan ke salah satu ujung rantai dan yang lainnya terikat pada beam

(22)

Handle

Gear Penggerak Pedal

Roda Gear yang digerakkan

tiang penyokong. Rantai ini bergerak sepanjang puli (wheel) yang melekat pada ujung atas dari batang torak pada lift silinder.

Berputarnya puli ini akibat dari tekanan fluida di dalam lift silinder yang mengakibatkan tertariknya salah satu ujung yang terikat pada beam tiang penyokong (outer mast). Karena rantai terikat, maka pulilah yang berputar sekaligus naik turun oleh gaya tarik yang timbul pada rantai, sedangkan ujung rantai yang lainnya akan bergerak mengangkat backrest dan fork-nya sampai ketinggian maksimum yaitu 3 m.

Prinsip kerja proses lifting dan travel pada rancang bangun forklift

Gambar 2.5 Diagram alir proses lifting forklift Sumber: [Diolah]

Gambar 2.6 Alir proses travel forklift Sumber: [Diolah

Rem Rantai

Gear Penggerak

Gear yang digerakkan Gear Input Reduction Gear

Gear Output Reduction Gear Rantai

Gear

Lift

(23)

2.2.4 Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja merupakan keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja juga dapat diartikan sebagai suatu usaha atau kegiatan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, serta mencegah semua bentuk kecelakaan yang mungkin terjadi (5).

2.2.5 Tempat Kerja

Menurut Undang – undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 1 ayat 1, yang dimaksud tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja dimana tenaga kerja bekerja, atau yangsering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber- sumber bahaya. Termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, ruangan dan sekelilingnya yang merupakan bagian – bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut. Oleh karena pada tiap tempat kerja terdapat sumber bahaya maka pemerintah mengatur keselamatan kerja baik di darat, di tanah, di permukaan air, di dalam air, maupun di udara yang berada di wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia (6).

Ketentuan tersebut berlaku dalam tempat kerja yang merupakan tempat- tempat:

1. Dibuat, dicoba, dipakai, atau dipergunakan mesin, pesawat, alat perkakas, peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau peledakan.

2. Dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut atau disimpan bahan atau barang yang dapat meledak, mudah terbakar, menggigit atau beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi.

3. Dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, perbaikan atau pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya yang termasuk bangunan pengairan, saluran atau terowongan dibawah tanah dan sebagianya atau dilakukan pekerjaan persiapan.

4. Dilakukan usaha pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pekerjaan hutan, pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, perternakan, perikanan, lapangan

(24)

kesehatan.

5. Dilakukan usaha pertambangan, dan pengolahan emas, perak, logam atau biji logam lainnya, batuan – batuan, gas, minyak atau mineral lainnya baik di permukaan atau di dalam bumi, maupun di dasar perairan.

6. Dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia baik di daratan, melalui terowongan, di permukaan air dalam air maupun di udara

7. Dikerjakan bongkar muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun atau gudang.

8. Dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air.

9. Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian di atas permukaan tanah atau perairan

10. Dilakukan pekerjaan di bawah tekan udara atau suhu tinggi atau yang rendah

11. Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan, terkena pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau terpelantin.

12. Dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau lubang.

13. Terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu, kotoran, api, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran.

14. Dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah.

15. Dilakukan pemancaran, penyinaran atau penerimaan radio atau radar, televisi atau telepon.

16. Dilakukan pendidikan pembinaan, percobaaan, penyelidkan atau riset (penelitian) yang menggunakan alat tehnis.

17. Dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi – bagikan atau disalurkan listrik, gas, minyak atau air.

18. Diputar film, dipertunjukan sandiwara atau diselenggarakan rekreasi lainnya yang memakain peralatan, instalasi listrik atau mekanik.

2.2.5 Pesawat Angkat dan Angkut

Pesawat angkat dan angkut adalah suatu pesawat atau alat yang digunakan untuk memindahkan, memindahkan muatan baik bahan atau barang atau orang

(25)

secara vertical dan atau horizontal dalam jarak yang ditentukan.

Jenis-jenis pesawat angkat angkut diantaranya adalah peralatan angkat, pita transport, pesawat angkutan di atas landasan dan di atas permukaan, serta alat angkutan jalan ril.

1. Peralatan angkat adalah alat yang dibuat khusus untuk mengangkat naik dan menurunkan muatan antara lain Gondola, Pesawat pneumatic, keran lokomotif, keran dinding.

2. Pita transport adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan muatan secara continu dengan menggunakan bantuan pita. ini sering kita sebut dengan conveyor antara lain conveyor dan ekskalator.

3. Pesawat angkutan di atas landasan dan di atas permukaan adalah alat yang digunakan untuk memindahkan muatan atau orang dengan menggunakan kemudi (baik kemudi dalam atau di luar) dan bergerak di atas landasan atau permukaan. contoh pesawat angkutan di atas landasan dan di atas permukaan : truk, truk Derek, gerobak, forklift, traktor dan kereta gantung.

4. Alat angkutan jalan ril adalah alat angkutan yang berjalan di atas ril antara lain alat angkutan jalan ril adalah lokomotif, lori, gerbong

2.2.6 Sebab – Sebab Kecelakaan Pada Forklift

Banyak kasus kecelakaan yang melibatkan penggunaan forklift termasuk yang berakibat fatal. Ini sangat memprihatinkan bagi semua bahwa sebenarnya kejadian- kejadian kecelakaan tersebut seharusnya bisa dicegah. Beberapa sebab - sebab kecelakaan saat mengoperasikan forklift diantaranya:

1. Forklift ambruk saat mengangkut / mengangkat beban.

2. Beban terjatuh pada saat diangkut / diangkat.

3. Pekerja tertimpa beban yang diangkat.

4. Forklift menabrak atau ditabrak unit lain.

5. Pekerja terkena fork atau garpu.

6. Forklift terjatuh pada lantai yang beda ketinggiannya.

(26)

Keselamatan dalam penggunaan forklift sangat diperlukan dalam mencegah terjadinya kecelakaan yang dapat mengakibatkan cidera ataupun kematian pada pekerja. Jika kita melihat penyebab - penyebab yang sering mengakibatkan kecelakaan dalam pengoperasian Forklift adalah sebagai berikut :

1. Kurang pengetahuan atau keterampilan dari operator forklift 2. Operator tidak fokus pada pekerjaannya atau ceroboh 3. Metode pengangkutan / pengangkatan yang tidak benar 4. Ketidaksesuaian beban yang diangkut / diangkat dengan 5. Safety weight load (SWL) forklift.

6. Rendahnya kualitas maintenance unit, termasuk pergantian Spare par yang tidak original.

7. Ketidaklayakan pada unit.

Secara umum kecelakaan pada forklift sangat dipengaruhi oleh operator unit, walaupun untuk beberapa point (seperti kualitas maintenance, kelayakan unit) operator tidak bisa berperan penuh dalam memperbaiki, namun pada hal tersebut operator dapat berperan dalam memastikan unitnya layak dan siap untuk digunakan dengan cara melakukan pemeriksaan sebelum unit Forklift dioperasikan.

2.2.7 Bahaya Pada Operasi Forklift

a) Banyak operator-operator forklift yang mengabaikan bahaya-bahaya yang timbul pada saat mengoprasikan forklift. Forklift itu sendiri dalam pemakaian di tempat kerja mengandung sumber-sumber bahaya potensial. Oleh karena itu dalam rangk mencegah dan mengurangi kecelakaan ditempat kerja perlu usaha dini yang bersifat refresif.

Bahaya- bahaya yang ada pada forklift tersebut diantaranya sebagai berikut (11) :

1. Pengisian / penggantian bahan bakar

1.1 Bensin / solar : matikan mesin, jangan merokok atau melakukan sesuatu yang bisa menimmbulkan api pada saat pengisian bahan bakar. Ingat bahaya kebakaran II.

(27)

1.2 Apabila terdapat sebagian bahan bakar yang tumpah ke lantai, harus segera ditimbun dengan pasir atau sejenisnya.

1.3 LPG (Liquified Petroleum Gas) : Sebelum melakukan penggantian tabung LPG tutuplah valve tabung LPG dan kemudian habiskan gas yang ada pada saluran bahan bakar, baru melepas valve dan mengganti tabung yang baru.

1.4 Baterai : Hati-hatilah pada saat charging atau penggantian baterai terhadap sengatan listrik.

b) Pemeriksaan Forklift

1. Baterai : Bila penggantian battery lepaskan kabel pada terminal negatif terlebih dahulu, dan alat-alat yang ada jangan sampai menyentuh terminal positif karena bisa menimbulkan bunga api, Bila elektrolit battery mengenai pakaian atau kulit segeralah cuci dengan air yang cukup banyak.

2. Elemen / filter : Pada saat membersihkan dengan tekanan angina, atau uap harap menggunakan masker anti debu, agar debu tidak terhisap.

3. Radiator : Bila terjadi kehabisan air pada radiator pada saat mesin berjalan, tempatkan forklift pada daerah yang aman dan matikan mesin dengan segera, jangan membuka tutup radiator pada saat mesin masih panas.

2.2.7 Keselamatan Kerja Operator Forklift

Hal yang harus diperhatikan pada keselamatan kerja operator forklift diantaranya:

1. Operator forklift yang professional adalah operator yang telah mengikuti pelatihan dan memahami:

a. Pengoprasian yang benar dan aman

b. Perawatan harian forklift dengan benar dan baik c. Mengerti peraturan K3 khusus bidang kerja terkait\

2. Sebelum mengoprasikan / menghidupkan forklift, periksalah terlebih

(28)

dahulu kondisi forklift anda.

3. Laporkan segera kelainan yang ditemukan pada atasan sebelum forklift dioperasikan.

4. Jangan melebihi beban angkat maksimum yang diperkenankan sesuai dengan loud chart pada forklift.

5. Gunakan palet yang sesuai dengan besarnya / volume beban yang akan di angkat.

6. Setelah garpu / fark pada forklift anda sesuai dengan beban yang di angkat (disesuaikan dengan setelan yang paling mungkin).

7. Tanganilah dan aturan beban anda stabil dan seaman mungkin.

8. Posisikan beban seseimbang mungkin.

9. Hindari pengangkatan beban pada posisi lantai dasar tidak rata (usahakan pada saat pengangkatan posisi tegak lurus)

10. Dilarang keras berada dibawah beban yang sedang diangkat.

11. Jangan sekali-kali menahan beban dengan tangan atau kaki pada mast yang sedang dioperasikan ingat 1 tangan anda atau kaki anda dapat terjepit/cidera.

12. Gunakanlah load backrest pada forklift agar terlindung dari bahaya jatuhnya beban pada saat mengangkat tinggi.

13. Jangan mengankat beban dengan posisi tilt kedepan. Dalam hal ini beban akan mudah merosot jatuh kedepan.

14. Pada saat berjalan dengan muatan usahakan beban yang dibawa serendah mungkin dengan lantai jalan (10 s/d 15 cm)

15. Posisikan beban pada sisi tilt backward (Tarik belakang) sehingga tersandar pada load backrest agar lebih aman.

16. Sebelum memulai bergerak, lihat dan awasi lokasi/arah tujuan forklift anda. Pastikan aman dan kemudian jalan/bergerak.

17. Start dan stoplah forklift secara bertahap dan perlahan- lahan. Jangan gunakan rem dengan cara mendadak.

18. Kurangi kecepatan dan bunyikan klakson/horn pafda saat akan membelok ditikungan tertutup (tikungan buta).

(29)

19. Pada saat melintasi rel, usahakan sepelan mungkin dan lintasi rel secara diagonal memotong untuk menghindari tipping.

20. Perhatikan jarak ketinggian daerah operasi pada saat mengangkat beban atau menyusun beban.

2.2.8 Standar Operasional Prosedur (SOP)

Standar Operasional Prosedur atau disingkat dengan SOP adalah dokumen yang berkaitan dengan prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memperoleh hasil kerja yang paling efektif dari para pekerja dengan biaya yang serendah-rendahnya. SOP juga dapat dikatakan sebagai acuan atau pedoman untuk melakukan pekerjaan atau tugasnya sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja para karyawan sesuai indikator-indikator administrasi, teknik dan prosedural berdasarkan tata kerja, sistem kerja dan prosedur kerja pada unit kerja yang berkaitan.

a. Tujuan Standar Operasional Prosedur (SOP)

Secara umum tujuan dari SOP adalah untuk :

1. Agar petugas (pegawai) menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas/pegawai atau tim dalam organisasi atau unit kerja.

2. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi

3. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas/pegawai terkait.

4. Melindungi organisasi (unit) kerja dan petugas/pegawai dari malpraktek atau kesalahan administrasi lainnya.

5. Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan, keraguan, duplikasi dan inefisiensi.

b. Fungsi Standar Operasional Prosedur (SOP)

1. Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.

2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.

(30)

3. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.

4. Mengarahkan petugas (pegawai) untuk sama-sama disiplin dalam bekerja.

5. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.

c. Manfaat dan Kegunaan Standar Operasional Prosedur (SOP)

Setelah mengetahui pengertian dan fungsi SOP, manfaat dan kegunaan Standar Operasional Prosedur (SOP) :

1. SOP yang baik akan menjadi pedoman bagi pelaksana, menjadi alat komunikasi dan pengawasan dan menjadikan pekerjaan diselesaikan secara konsisten

2. Para pegawai akan lebih memiliki percaya diri dalam bekerja dan tahu apa yang harus dicapai dalam setiap pekerjaan.

3. SOP juga bisa dipergunakan sebagai salah satu alat trainning dan bisa digunakan untuk mengukur kinerja pegawai.

d. Manfaat Standar Operasional Prosedur (SOP) Menurut Permenpan No.PER/35/M-PAN/11/2012) adalah (13) :

1. Sebagai standarisasi cara yang dilakukan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan khusus, mengurangi kesalahan dan kelalaian.

2. SOP membantu staf menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada intervensi manajemen, sehingga akan mengurangi keterlibatan pimpinan dalam pelaksanaan proses sehari-hari.

3. Meningkatkan akuntabilitas dengan mendokumentasikan tanggung jawab khusus dalam melaksanakan tugas.

4. Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan pegawai. cara konkret untuk memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi usaha yang telah dilakukan.

5. Menciptakan bahan-bahan training yang dapat membantu pegawai baru untuk cepat melakukan tugasnya.

6. Menunjukkan kinerja bahwa organisasi efisien dan dikelola dengan

(31)

baik.

7. Menyediakan pedoman bagi setiap pegawai di unit pelayanan dalam melaksanakan pemberian pelayanan sehari-hari.

8. Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas pemberian pelayanan.

9. Membantu penelusuran terhadap kesalahan-kesalahan prosedural dalam memberikan pelayanan. Menjamin proses pelayanan tetap berjalan dalam berbagai situasi.

2.2.9 Safe Operation Forklift OSHA (2016)

Pengoperasian forklift yang aman membutuhkan persiapan, antisipasi dan perhatian untuk mempertahankan kontrol kendaraan setiap saat. Hal-hal yang perlu diketahui terkait dengan pengoperasian aman forklift Menurut OSHA ( 2016) sebagai berikut:

2.2.9.1 Pra-Operasi

Sebuah kendaraan yang membutuhkan perbaikan, rusak atau dengan cara apapun yang tidak aman harus tidak diikutkan dalam daftar penggunaan.

Masalahnya harus dicatat pada log dan dilaporkan kepada supervisor segera.

Operator harus melakukan pra- operasi dan pemeriksaan operasional untuk memastikan bahwa forklift akan beroperasi dengan aman. Hanya operator yang terlatih dan dievaluasi yang dapat mengoperasikan forklift.

1) Pra-Operasi Inspeksi

OSHA mensyaratkan bahwa semua forklift diperiksa setidaknya setiap hari sebelum digunakan. Forklift yang digunakan secara round the clock harus diperiksa setiap pergatian shift.

Operator harus melakukan pra-mulai pemeriksaan visual dangan kunci off dan kemudian melakukan pemeriksaan operasioanl dengan mesin menyala. Forklift tidak harus ditempatkan dalam daftar penggunaan, jika pemeriksaan menunjukan bahwa kendaraan mungkin tidak aman untuk beroperasi.

Sebuah kendaraan membutuhkan perbaikan, rusak atau dengan cara apapun yang tidak aman, tidak harus didorong dan harus dibawa

(32)

keluar dari tempat penggunaannya. Setiap masalah harus dicatat pada dokumen yang sesuai dan dilaporkan kepada supervisor. Sebelum memulai mengoperasikan forklift, operator melakukan pra-operasi atau pre-start inspeksi memeriksa berbagai hal, tidak terbatas pada :

a) Tingkatan cairan-minyak,air dan cairan hidrolik.

b) Kebocoran, retak atau cacat terlihat lainya termasuk selang hidrolik dan rantai tiang

c) Kondisi ban dan tekanan

d) Kondisi garpu termasuk klip penahan pin atas dan tumit e) Beban ekstensi sandaran

f) Penjaga jari

g) Decals dan nameplates. Pastikan semua decals peringatan dan piring berada di tempat dan dapat dibaca. Periksa bahwa informasi pada papan nama sesuai model dan nomor seri dan lampiran.

h) Pengguna operator pada forklift dan dapat dibaca.

i) Semua perangkat keselamatan bekerja dengan benar termasuk sabuk pengaman.

2) Pemeriksaan Operasional

Setelah menyelesaikan pemeriksaan pra-operasi, operator harus melakukan pemeriksaan operasional dengan mesin menyala, Pemeriksaan ini meliputi:

a) Accelator Linkage b) Rem

c) Pengemudian

d) Mendorong katrol maju dan mundur e) Kontrol miring depan dan belakang f) Menaikkan dan menurunkan control g) Garpu

h) Lampu

i) Back up alarm

(33)

j) Hours meter

3) Penghapusan dari daftar penggunaan a) Potensi Hazard

b) Kerusakan mekanis c) Api

d) Overheating e) Kebocoran

4) Persyaratan dan rekomendasi

a) Kondisi dimana forklift harus dihapus dari daftar penggunaan . Jika operator mencatat kondisi ini saat mengemudi, operator harus berhenti, parkir kendaraan dan mendapatka bantuan.

b) Setiap forklift dalam kondisi yang tidak aman harus dihapus dari daftar penggunaan. Semua perbaikan dilakukan oleh petugas berwenang.

c) Cacat saat ditemui harus segera dilaporkan dan diperbaiki.

d) Setiap kendaraan yang memancarkan percikan berbahaya atau api dari sistem pembuangan harus segera dihapus dari daftar penggunaan, dan tidak kembali ke daftar penggunaan sampai penyebab emisi bunga api dan api tersebut telah dieliminasi (5) Ketika suhu forklift didapati lebih dari suhu operasi normal, sehingga menciptakan kondisi berbahaya, forklift harus dihapus dari daftar penggunaan dan tidak kembali ke daftar penggunaan sampai penyebab overheating seperti telah dieliminasi.

Tidak ada forklift harus dioperasikan dengan kebocoran di sistem bahan bakar sampai kebocoran telah diperbaiki.

5) Pemeliharaan

Pemeliharaan terjadwal sangat penting untuk operasi yang aman dari forklift. Tidak pernah mengoperasikan forklift yang membutuhkan perawatan, dan selalu melaporkan masalah perbaikan kepada atasan.

Ikuti prosedur perusahaan.

a) Potensi bahaya

(34)

(1) Penyaradan forklift atau geser karena minyak kebocoran, tumpahan.

(2) Kerusakan mekanis karena pemeliharaan yang buruk.

(3) Kecelakaan dan cedera akibat peralatan kerja tidak benar.

b) Persyaratan dan rekomendasi praktek

(1) Tidak pernah mengoperasikan kendaraan yang membutuhkan perawatan atau dengan cara apapun yang tidak aman.

(2) Hapus dari setiap daftar penggunaan, jika forklift tidak dalam kondisi operasi yang aman. Semua perbaikan harus dilakukan oleh petugas yang berwenang. Jangan mencoba untuk memperbaiki sendiri kecuali terlatih dan berwenang untuk melakukannya.

(3) Melakukan perawatan preventif sesuai dengan rekomendasi pabrik yang sudah dijadwalkan.

(4) Menjaga truk industri dalam kondisi bersih, bebas dari serat, minyak berlebih, dan lemak

(5) Gunakan agen non-mudah terbakar untuk membersihkan truk.

(6) Mengambil tindakan pencegahan yang direkomendasikan mengenai toksisitas, ventilasi dan bahaya kebakaran

2.2.10 Traveling dan Manuver

``Operator forklift harus mengikuti aturan operasi aman setiap saat. Operator harus selalu mempertahankan kontrol forklift, terus pengintai yang tepat, dan beroperasi forklift dengan kecepatan yang aman untuk kondisi operasi dan tempat kerja tertentu.

1. Naik dan turun dari forklift a) Potensi bahaya

(1) Kepala terbentur di overhead atau atap forklift.

(2) Slip dan jatuh, terutama kaki tergelincir dari langkah b) Persyaratan dan rekomendasi praktek

(1) Pastikan bahwa tangan bersih dan kering untuk mencegah tergelincir saat meraih pegangan.

(2) Periksa sepatu untuk grease sebelum memasuki kendaraan.

(35)

(3) Pegang pegangan dan mendapatkan pegangan yang baik. Tidak pernah ambil kemudi karena bisa menyebabkan kehilangan keseimbangan jika bergerak.

(4) Menarik atau menurunkan tubuh dengan hati- hati ke dalam atau keluar dari forklift

(5) Tidak melompat.

(6) Memakai sepatu yang tepat untuk mencegah tergelincir.

2. Mulai / berhenti a) Mulai

(1) Sebelum memulai forklift, pastikan untuk melakukan pemeriksaan pra-operasi. Selain itu, melakukan pemeriksaan operasional setelah memulai mesin.

(2) Pastikan bahwa cara jelas. Membunyikan klakson di peringatan atau menggunakan spotter jika pandangan terhambat.

(3) Lanjutkan dengan hati-hati menuruni jalan mengawasi blind spot berbahaya.

b) Henti

(1) Memilih area untuk parkir. Jangan parkir di area yang tidak sah.

Jangan menghalangi lorong atau keluar. Ikuti prosedur parkir perusahaan.

(2) Terapkan rem perlahan dan berhenti.

(3) Menetralisir kontrol.

(4) Mengatur rem parkir.

(5) Matikan kunci kontak.

(6) Jika truk diparkir di sebuah lereng, memblokir roda.

(7) Beroperasi pada kecepatan c) Potensi bahaya

(1) Tipover disebabkan oleh mengemudi terlalu cepat.

(2) Tabrakan dengan pejalan kaki dan hambatan yang disebabkan oleh kurangnya perhatian dan tidak bisa berhenti pada waktunya.

d) Persyaratan dan rekomendasi praktek

(36)

(1) Menyadari kondisi perjalanan sepanjang rute yang direncanakan:

(2) Di bawah semua kondisi perjalanan truk harus beroperasi pada kecepatan yang akan memungkinkan untuk dibawa ke berhenti dengan cara yang aman.

(3) Sopir harus melihat ke arah, dan menjaga pandangan yang jelas, jalan perjalanan.

(4) Pengemudi harus memperlambat dan membunyikan klakson di lorong lintas dan lokasi lain di mana visi terhambat. Jika beban yang dibawa menghalangi pandangan ke depan, pengemudi wajib untuk bepergian dengan beban miring.

(5) Berjalan di atas objek longgar pada permukaan jalan harus dihindari.

3. Kemudi, putar dan berubah arah a) Mengubah arah

(1) Potensi Bahaya:

(a) Tipover.

(b) Tabrakan dengan pejalan kaki, kendaraan lain atau benda.

(c) Persyaratan dan Rekomendasi Praktek:

(d) Datang ke berhenti lengkap sebelum mengubah arah.

(e) Gunakan tanduk atau peringatan cahaya untuk memperingatkan pejalan kaki ketika membalikkan.

(f) Membalikan 2) Potensi bahaya

(a) Pejalan kaki disambar atau ditabrak oleh forklift.

(b) Tabrakan dengan forklift lain.

3) Persyaratan dan rekomendasi praktek (a) Menjaga pandangan yang jelas.

(b) Melihat ke arah perjalanan. Ketika membalikkan, melihat ke belakang.

(37)

(c) Menyadari visibilitas terbatas, dan menggunakan hati-hati ketika mengemudi secara terbalik.

(d) Mempertimbangkan penggunaan panduan dasar, rear-view mirror, pemandu, atau alat bantu lainnya untuk meningkatkan visibilitas.

(e) Jangan berasumsi pejalan kaki atau pengamat menyadari kehadiran alat berat dan arah dimaksudkan perjalanan.

(f) Jangan ambil penjaga atas kepala ketika bepergian secara terbalik. Ini bisa mengekspos jari operator untuk cedera serius.

b) Balik dan steering (1) Potensi bahaya

(a) Tabrakan dengan pejalan kaki atau benda karena ekor forklift ini berayun ke sisi berlawanan arah belokan.

(b) Jatuh mengikuti beban tabrakan.

(c) Tipover disebabkan dengan memutar terlalu tajam.

(2) Persyaratan dan rekomendasi praktek

(a) Ketika memutar, mengurangi kecepatan ke tingkat yang aman.

(b) Lanjutkan dengan hati-hati ketika membuat bergantian, terutama ketika bekerja di daerah terbatas atau gang sempit.

(c) Tidak pernah berubah dengan garpu ditinggikan.

4. Berpergian di tanjakan a) Potensi bahaya

(1) Tipover (2) Jatuh beban

b) Persyaratan dan rekomendasi praktek

(1) Mendorong forklift dimuat ke depan akan naik,ramp dengan upgrade beban dan mendorong secara terbalik akan turun jalan dengan upgrade beban.

(2) Selalu mengemudi forklift dibongkar dengan garpu downgrade.

(38)

5. Parkir

Kendaraan tanpa pengawasan adalah bahaya bagi operator dan orang lain a) Potensi bahaya

(1) Bahaya forklift parkir tidak benar disambar tenaga kerja atau benda.

(2) Bahaya gerakan yang tidak diinginkan dari forklift b) Persyaratan dan rekomendasi praktek

(1) Ketika forklift, beban terlibat berarti harus sepenuhnya diturunkan, kontrol harus dinetralkan, daya harus mematikan, dan rem set.

Roda akan diblokir jika forklift diparkir di sebuah lereng.

(2) Memarkir jarak yang aman dari gang kebakaran, tangga atau peralatan kebakaran. Tidak memblokir lalu lintas.

6. Menetralisir kontrol:

a) Potensi bahaya

(1) Forklift terjungkir balik.

(2) Beban jatuh.

(3) Tertabrak oleh forklift

(4) Persyaratan dan rekomendasi praktek

(5) Selalu melihat ke segala arah sebelum melanjutkan.

(6) Selalu melihat ke arah perjalanan. Jika beban menghalangi pandangan, perjalanan secara terbalik. Menjaga pandangan yang jelas.

(7) Amati semua peraturan lalu lintas, termasuk berwenang batas kecepatan. Menjaga jarak aman, sekitar tiga panjang forklift dari forklift ke depan, dan menjaga forklift di bawah kontrol setiap saat (8) Lintas kereta api trek diagonal sedapat mungkin.

(9) Beroperasi pada kecepatan yang akan memungkinkan truk untuk dibawa ke berhenti dengan cara yang aman di bawah semua kondisi perjalanan.

(10) Tidak terlibat dalam aksi mengemudi dan permainan kasar.

(39)

(11) Memperlambat kecepatan untuk lantai basah dan licin.

(12) Tidak pernah membawa penumpang.

(13) Menjaga lengan atau kaki di dalam batas- batas forklift.

(14) Perhatikan penghalang permukaan; bahkan benjolan kecil dapat menyebabkan beban jatuh, garpu ditinggikan.

7. Visibilitas

a) Potensi bahaya (1) Tabrakan (2) Beban jatuh (3) Jatuh dari dock

(4) Tenaga kerja tertabrak forklift

(5) Persyaratan dan rekomendasi praktek (6) Menjaga pandangan yang jelas.

(7) Melihat ke arah perjalanan. Ketika membalikkan, melihat ke belakang.

(8) Gunakan pengadu, rear view mirror, atau alat bantu lainnya untuk meningkatkan visibilitas.

(9) Jika tersedia, gunakan cermin cekung ketika memasuki bangunan atau gang.

(10) Membekali forklift dengan lampu di mana pencahayaan umum kurang dari dua lumen per kaki persegi. Secara umum, forklift harus memiliki lampu jika bekerja di malam hari, di luar ruangan, atau di dalam area di mana pencahayaan tambahan akan meningkatkan kualitas.

(11) Berhati-hatilah pada loading dermaga.

(12) Menambahkan "peringatan track" cat kuning di lantai dekat bukaan dermaga.

(13) Memperlambat dan membunyikan klakson di lorong lintas dan lokasi lain di mana visibilitas terhambat.

(40)

2.2.11 Load Handling

Forklift digunakan untuk mengambil, mengangkut, penumpukan dan beban unstacking. Berikut ini adalah aturan operasi yang aman untuk setiap langkah load handling yang aman:

1. Safe Handling Preparation a) Potensi bahaya

(1) Off-pusat beban yang dapat menyebabkan tipover atau jatuh beban.

(2) Overloading yang dapat menyebabkan tipover atau beban jatuh.

(3) Rusak atau loose loads.

b) Persyaratan dan rekomendasi prakter

(1) Mengamankan beban sehingga aman diatur dan stabil.

Jangan membawa barang rusak kecuali telah dijamin dengan membungkus atau banding.

(2) Pusat beban sedekat mungkin. Hati-hati saat menangani beban off-center yang tidak dapat terpusat. Distribusikan bagian terberat dari beban terdekat roda depan forklift.

(3) Tidak membebani. Mengetahui kapasitas forklift dan tidak melebihi kapasitasnya. Hanya dengan menjaga batas berat, operator dapat mengoperasikan forklift dengan aman.

(4) Kapasitas Sebuah forklift pusat beban tertentu. Jika beban off- center, tidak benar didistribusikan, atau kebesaran, mungkin melebihi kapasitas dan ketidakseimbangan forklift.

(5) Gunakan sandaran ekstensi beban.

(6) Approaching c) Potensi bahaya

(1) Mendekati terlalu cepat.

(2) Memutar terlalu cepat.

d) Persyaratan dan rekomendasi praktek

(1) Mendekati beban perlahan-lahan dan hati-hati.

(a) Berhenti 20 sampai 30 cm (8 sampai 12 inci) di depan

(41)

beban.

(b) Pastikan bahwa forklift di tempatkan tepat di depan beban dan garpu berada di ketinggian yang tepat.

(c) Mengatur kontrol arah ke netral.

(d) Jangan menaikan atau menurunkan garpu kecuali forklift dihentikan dan rem diatur.

8. Posisi mast

a) Potensi bahaya

Tipovers dan beban terjatuh saat mast bergerak.

b) Persyaratan dan rekomendasi praktek\

(1) Hati-hati ketika memiringkan beban. Jangan miring ke depan dengan garpu ditinggikan kecuali ketika mengambil atau menyimpan beban. Ketika menyusun atau tiering, memiringkan mundur hanya cukup untuk menstabilkan beban.

(2) Ekstra hati-hati saat handling loads ketika mendekati kapasitas maksimum forklift:

(3) Miringkan tiang belakang dan posisi bagian terberat dari beban.

(4) Bepergian dengan tiang miring ke belakang untuk menjaga beban stabil.

(5) Miringkan tiang depan hati-hati ketika posisi beban ke stack.

(6) Tidak pernah bepergian dengan beban miring ke depan.

(7) Memiringkan beban maju meningkatkan jarak beban dan membuat beban kurang stabil.

9. Posisi Fork

a) Potensi bahaya (1) Tipover (2) Beban jatuh (3) Tabrakan

b) Persyaratan dan rekomendasi praktek

(1) Tingkat garpu sebelum memasukkan mereka ke palet.

(2) Garpu harus ditempatkan di bawah beban sejauh mungkin.

(42)

(3) Geser garpu ke dalam palet sampai mereka sepenuhnya di bawah beban. Garpu harus setidaknya dua pertiga panjang beban.

(4) Memusatkan berat beban antara garpu. Sesuaikan garpu untuk mendistribusikan berat badan secara merata. Perhatikan bahwa garpu yang disesuaikan secara manual atau dengan positioner garpu.

(5) Miringkan tiang kembali dengan hati-hati untuk menstabilkan beban.

(6) Mengambil beban off-center dengan hati-hati. Ada bahaya yang lebih besar dari tipover.

10. Mengankat Beban a) Potensi bahaya

(1) Insufficient clearance (2) Beban jatuh

(3) Stuck loads

b) Persyaratan dan rekomendasi praktek

(1) Hati-hati mengangkat beban di atas tumpukan yang lebih rendah sekitar 10 cm (4 inci).

(2) Angkat beban dan kemudian miringkan tiang kembali sedikit untuk beban terhadap perpanjangan beban sandaran.

(3) Pastikan bahwa beban tidak menyentuh pada setiap penghalang.

(4) Perlahan kembali kontrol angkat tuas ke posisi netral.

11. Menurunkan beban a) Potensi bahaya

(1) Beban jatuh (2) Striking objects

b) Persyaratan dan rekomendasi praktek

(1) Mast harus hati-hati miring ke belakang untuk menstabilkan beban.

(2) Pastikan beban dijamin sebelum pindah

(3) Hati-hati memiringkan mast kebelakan untuk menstabilkan beban.

(4) Menghentikan forklift.

(43)

(5) Mast embali ke posisi vertikal sebelum menurunkan beban.

(6) Menurunkan beban sehingga titik terendah adalah 15 sampai 20 cm (6 sampai 8 inci) dari lantai. Saat bepergian, tetap beban pada ketinggian perjalanan yang aman.

12. High Tiering a) Potensi bahaya

(1) Overloading.

(2) Tipover.

b) Persyaratan dan rekomendasi praktek

(1) Mengatur beban terberat ditingkat bawah.

(2) Mengatur beban ringan di tingkat atas.

(3) Mengurangi beban di bawah kapasitas forklift jangkauan sebagai tiang sepenuhnya diperpanjang.

(4) Perlahan-lahan dan hati-hati memperpanjang mekanisme jangkauan ke depan saat menaruhkan beban pada tingkat atas.

(5) Hati-hati ketika memiringkan beban maju atau mundur, terutama ketika tumpukan yang tinggi

13. Truck Trailer dan Railroad Cars a) Potensi bahaya

(1) Jatuh dari loading dock

(2) Truk atau kereta api bergerak selama bongkar- muat.

(3) Tergelincir atau dockboards tidak memadai b) Persyaratan dan rekomendasi praktek

(1) Rem truk dipasang dan wheel chocks ditempatkan di bawah roda belakang untuk mencegah truk bergerak saat tenaga kerja naik forklift.

(2) Pemberhentian roda atau perlindungan lainnya yang harus disediakan untuk mencegah kereta api bergerak selama proses bongkar muat.

(3) Jack tetap mungkin diperlukan untuk mendukung semitrailer dan mencegah upending selama bongkar muat ketika trailer tidak

(44)

digabungkan ke traktor. Persyaratan dockboard antara lain.

(a) Dockboards portabel dan bertenaga harus cukup kuat untuk membawa beban yang dikenakan.

(b) Dockboards portabel harus dijamin dalam posisi, baik dengan cara berlabuh atau dilengkapi dengan perangkat yang akan mencegah mereka tergelincir.

Prosedur bongkar muat trailer adalah sebagai berikut

(a) Periksa lantai trailer untuk memastikan bahwa itu akan mendukung forklift dan beban.

(b) Pastikan bahwa ketinggian pintu masuk cukup atau sesuai ketinggian forklift.

(c) Gunakan lampu dermaga ketika bekerja di sebuah trailer gelap.

(d) Membunyikan klakson saat masuk atau keluar trailer.

(45)

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Urgensi Penerapan Standar Pengoperasian Forklift

Penerapan standar pengoperasian forklift sangatlah penting karena beberapa alasan kuat, semuanya berpusat pada memastikan keselamatan, efisiensi, dan kepatuhan di tempat kerja sehingga sejak dalam proses kerja hingga hasil kerja dapat memenuhi target yang diinginkan. Pengoperasian forklift yang sesuai dengan standar memberikan keuntungan pada semua pihak. Berikut beberapa hal yang berkenaan dengan pentingnya penerapan standar pengoperasian forklift:

1. Keselamatan Personil

Forklift menimbulkan risiko yang melekat baik bagi operator maupun personel lain yang bekerja di area tersebut. Penerapan standar operasi memastikan penerapan protokol keselamatan untuk meminimalkan risiko kecelakaan, cedera, dan kematian.

2. Pencegahan Kecelakaan dan Kerusakan Properti

Forklift adalah mesin bertenaga yang mampu mengangkat beban berat.

Tanpa standar operasional yang tepat, terdapat peningkatan risiko kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan barang, peralatan, dan infrastruktur. Mematuhi standar membantu mencegah insiden tersebut.

3. Kepatuhan Hukum

Banyak negara dan wilayah mempunyai peraturan dan standar ketat yang mengatur pengoperasian forklift. Mematuhi standar-standar ini bukan hanya soal keselamatan tetapi juga memastikan kepatuhan hukum, membantu perusahaan menghindari hukuman dan konsekuensi hukum. Di Indonesia aturan yang menjadi acuan dalam kaitannya adalah Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per.09/Men/Vii/2010 tentang Operator dan Petugas Pesawat Angkat dan Angkut.

(46)

Pada Bagian Kesatu tentang Operator Pesawat Angkat dan Angkut pada Pasal 5 dinyatakan bahwa:

1) Pesawat angkat dan angkut harus dioperasikan oleh operator pesawat angkat dan angkut yang mempunyai Lisensi K3 dan buku kerja sesuai jenis dan kualifikasinya.

2) Operator pesawat angkat dan angkut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi operator peralatan angkat, pita transport, pesawat angkutan di atas landasan dan di atas permukaan, dan alat angkutan jalan rel.

Di dalamnya secara sistematis diatur tentang Operator Peralatan Angkat (Paragraf Kesatu), Operator Pita Transport (Paragraf Kedua) Operator Pesawat Angkutan di atas Landasan dan di atas Permukaan (Paragraf ketiga) Operator Alat Angkutan Jalan Rel (Paragraf Keempat) Petugas Pesawat Angkat dan Angkut (Bagian Kedua), Juru Ikat (Paragraf Kesatu) , dan lain sebagainya.

4. Produktivitas Tempat Kerja

Operator forklift yang terlatih dengan baik dan mengikuti standar yang ditetapkan akan lebih efisien dalam tugas mereka. Hal ini mengarah pada peningkatan produktivitas dan operasi penanganan material yang lebih lancar di tempat kerja.

5. Mengurangi Waktu Henti:

Kecelakaan dan kerusakan peralatan dapat mengakibatkan waktu henti (downtime) sehingga mempengaruhi produktivitas secara keseluruhan.

Dengan menerapkan dan mematuhi standar pengoperasian forklift, kemungkinan kecelakaan dapat diminimalkan, sehingga menghasilkan alur kerja yang lebih konsisten.

6. Pelatihan dan Sertifikasi Operator:

Menerapkan standar operasi termasuk menetapkan program pelatihan untuk operator forklift. Operator yang terlatih dan bersertifikat akan lebih siap menangani peralatan, sehingga mengurangi risiko kesalahan dan kecelakaan.

7. Penghematan biaya:

Kepatuhan terhadap standar operasional dapat menghasilkan

(47)

penghematan biaya dengan mengurangi frekuensi kecelakaan, kerusakan barang dan peralatan, serta waktu henti yang terkait. Hal ini juga membantu menghindari konsekuensi hukum dan klaim asuransi yang mahal.

8. Peningkatan Umur Panjang Peralatan:

Forklift yang dioperasikan sesuai dengan standar yang ditetapkan cenderung tidak mengalami keausan dini. Hal ini dapat memperpanjang umur peralatan, sehingga menghemat biaya dalam hal pemeliharaan dan penggantian.

Kesimpulannya, urgensi penerapan standar pengoperasian forklift didorong oleh kebutuhan untuk memprioritaskan keselamatan personel, mencegah kecelakaan dan kerusakan properti, mematuhi peraturan hukum, meningkatkan produktivitas tempat kerja, dan mencapai efisiensi operasional secara keseluruhan.

3.2. Kesesuaian Prosedur Pengoperasian Forklift

Secara umum pengoperasian forklift di PT. Matra Engineering &

Construction terpenuhi sekitar 83 persen, sementara itu di dalam proses praktik kerja ditemukan beberapa hal yang belum terpenuhi.

3.2.1. Tidak Ada Safety Man

Tidak ada tim safety man atau tim manajemen keselamatan khusus untuk pengoperasian forklift merupakan kekurangan yang memiliki implikasi yang signifikan dalam prosedur perusahaan dan menimbulkan potensi risiko terhadap keselamatan tempat kerja.

Berikut beberapa alasan mengapa memiliki tim manajemen keselamatan yang secara khusus bertanggung jawab atas pengoperasian forklift sangatlah penting:

1. Pengetahuan Khusus

Pengoperasian forklift memerlukan pengetahuan khusus dalam hal protokol keselamatan, penanganan peralatan, dan praktik terbaik operasional. Tim manajemen keselamatan khusus dapat memiliki keahlian ini dan memberikan panduan mengenai

(48)

langkah-langkah keselamatan khusus forklift.

2. Tugas berisiko

Tim manajemen keselamatan dapat melakukan penilaian risiko menyeluruh terkait pengoperasian forklift. Hal ini termasuk mengidentifikasi potensi bahaya, menerapkan tindakan pencegahan, dan menetapkan rencana tanggap darurat untuk memitigasi risiko secara efektif.

3. Pelatihan dan Sertifikasi

Tim manajemen keselamatan dapat mengawasi proses pelatihan dan sertifikasi bagi operator forklift. Hal ini memastikan bahwa operator terlatih dengan baik, memahami prosedur keselamatan, dan bersertifikat untuk mengoperasikan peralatan dengan aman.

4. Inspeksi dan Audit Reguler

Tim keselamatan dapat melakukan inspeksi rutin terhadap forklift dan lingkungan operasionalnya.

Pendekatan proaktif ini membantu mengidentifikasi dan mengatasi masalah sebelum menjadi lebih besar, memastikan bahwa peralatan berada dalam kondisi kerja yang baik dan langkah-langkah keselamatan dipatuhi.

5. Investigasi Insiden

Jika terjadi kecelakaan atau nyaris celaka yang melibatkan forklift, tim manajemen keselamatan khusus dapat melakukan penyelidikan menyeluruh. Hal ini termasuk menganalisis akar permasalahan, mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki, dan menerapkan tindakan perbaikan untuk mencegah insiden di masa depan.

6. Pengembangan dan Penegakan Kebijakan:

(49)

Tim keselamatan dapat bertanggung jawab untuk mengembangkan dan menegakkan kebijakan keselamatan khusus untuk operasi forklift. Hal ini termasuk menetapkan pedoman, prosedur, dan konsekuensi yang jelas atas ketidakpatuhan untuk memastikan lingkungan kerja yang aman.

7. Perencanaan Tanggap Darurat

Tim manajemen keselamatan dapat mengembangkan dan menerapkan rencana tanggap darurat yang disesuaikan dengan insiden terkait forklift. Persiapan ini memastikan respons yang cepat dan efektif jika terjadi kecelakaan, meminimalkan potensi cedera dan kerusakan.

8. Perbaikan terus-menerus

Tim keselamatan dapat secara aktif terlibat dalam inisiatif perbaikan berkelanjutan untuk pengoperasian forklift. Hal ini mencakup selalu mengikuti perkembangan praktik terbaik industri, kemajuan teknologi, dan perubahan peraturan untuk meningkatkan standar keselamatan dari waktu ke waktu.

9. Komunikasi dan Kesadaran

Tim keselamatan yang berdedikasi dapat memfasilitasi program komunikasi dan kesadaran terkait keselamatan forklift. Hal ini memastikan bahwa semua personel, termasuk operator forklift, mendapat informasi lengkap tentang langkah-langkah keselamatan, protokol, dan pembaruan prosedur apa pun.

Pada pendapat penulis merujuk peraturan-peraturan yang tersedia, membentuk tim manajemen keselamatan yang secara khusus bertanggung jawab atas pengoperasian forklift sangat

(50)

penting untuk menjaga tempat kerja yang aman dan terjamin. Tim ini dapat membawa pengetahuan khusus, melakukan penilaian risiko, mengawasi pelatihan, melakukan inspeksi, menyelidiki insiden, menegakkan kebijakan, merencanakan keadaan darurat, mendorong perbaikan berkelanjutan, dan meningkatkan komunikasi dan kesadaran seputar keselamatan forklift.

3.2.2. Operator atau supervisor Bertanggung Jawab Terhadap Pengoperasian Forklift

Pada pengoperasian forklift di PT. Matra Engineering &

Construction dalam konteks pengoperasian forklift belum sampai pada sistem yang ideal. Hal ini riskan dapat menghadirkan permasalahan khusus dengan sistem forklift, penting untuk mengatasinya untuk memastikan keamanan dan efisiensi.

Berkenaan dengan catatan-catatan tersebut, para pelaku industri perlu memahami bagaimana hubungan industri, alat-alat industri, dan manusia di dalam sebuah industri. Tentu saja, memahami keterkaitan antara industri, peralatan industri, dan keterlibatan manusia sangat penting untuk keberhasilan dan efisiensi setiap operasi industri. Mari kita jabarkan hubungan antara elemen-elemen ini:

1. Tinjauan Industri

Definisi: Industri mengacu pada sekelompok perusahaan atau bisnis yang memproduksi barang atau jasa serupa. Aspek Utama: Industri bisa sangat beragam, termasuk manufaktur, energi, teknologi, layanan kesehatan, dan banyak lagi.

2. Peralatan Industri

Definisi: Peralatan industri terdiri dari mesin, perkakas, dan perangkat yang digunakan di berbagai industri untuk manufaktur, pemrosesan, atau tugas industri lainnya. Pentingnya: Peralatan industri yang efisien dan andal sangat penting untuk mengoptimalkan proses produksi, memastikan kualitas, dan memenuhi standar industri.

(51)

3. Keterlibatan Manusia

Tenaga Kerja: Manusia memainkan peran penting dalam mengoperasikan dan memelihara peralatan industri, mengelola proses, dan mengambil keputusan. Keterampilan dan Pelatihan: Pelatihan dan pengembangan keterampilan yang tepat sangat penting bagi pekerja untuk mengoperasikan peralatan dengan aman dan efisien. Keamanan: Kesejahteraan manusia adalah prioritas utama. Langkah-langkah dan protokol keselamatan harus diterapkan untuk melindungi pekerja dari kecelakaan dan memastikan lingkungan kerja yang sehat.

4. Integrasi dan Interaksi

Interaksi Manusia-Mesin: Integrasi efektif manusia dengan peralatan industri melibatkan perancangan antarmuka yang ramah pengguna, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi kesalahan. Kolaborasi kerja tim dan kolaborasi antar pekerja, serta antara manusia dan mesin, sangat penting untuk kelancaran operasional industri.

5. Efisiensi dan Produktivitas

Optimalisasi: Memahami cara menyelaraskan keterampilan manusia dengan kemampuan peralatan industri dapat menghasilkan peningkatan efisiensi dan produktivitas. Perbaikan berkelanjutan terus perlu dilakukan dalam hal pelatihan rutin, pemantauan, dan mekanisme umpan balik membantu mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan menerapkan perubahan untuk meningkatkan kinerja.

6. Tantangan dan Solusi

7. Otomasi dan Teknologi: Kemajuan teknologi, termasuk otomasi dan kecerdasan buatan, dapat meningkatkan efisiensi namun juga dapat menimbulkan tantangan seperti perpindahan pekerjaan. Kemampuan industri dan tenaga kerja untuk beradaptasi terhadap perubahan teknologi

(52)

dan tuntutan industri yang terus berkembang sangat penting untuk keberhasilan jangka panjang.

8. Kepatuhan terhadap peraturan

9. Standar dan Peraturan: Industri harus mematuhi standar keselamatan dan kualitas, dan kepatuhan terhadap peraturan sangat penting untuk kesejahteraan pekerja dan reputasi industri.

Singkatnya, industri yang sukses memerlukan keseimbangan yang harmonis antara peralatan industri, keahlian manusia, dan manajemen yang efektif.

Menyadari keterkaitan elemen-elemen ini memungkinkan terciptanya sistem yang tidak hanya efisien dan produktif namun juga aman dan berkelanjutan dalam jangka panjang.

Gambar

Gambar 2.3 Jenis Forklift Sumber Energi  Diesel / LPG Sumber: [lit.1, 2015]
Gambar 2.4  Komponen
Gambar 2.6 Alir proses travel forklift  Sumber: [Diolah
Gambar 2.5 Diagram alir proses lifting forklift  Sumber: [Diolah]

Referensi

Dokumen terkait