PROGRAM STUDI S1 TEKNIK LINGKUNGAN DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS
SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA
2023
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
ANALISIS POTENSI BAHAYA KERJA KEGIATAN PRODUKSI DI PT CIOMAS ADISATWA (JAPFA GROUP) DENGAN METODE JOB
SAFETY ANALYSIS
REZHYTA NAHATYA SHALVA
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK LINGKUNGAN DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS
SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA
2023
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
ANALISIS POTENSI BAHAYA KERJA KEGIATAN PRODUKSI DI PT CIOMAS ADISATWA (JAPFA GROUP) DENGAN METODE JOB
SAFETY ANALYSIS
REZHYTA NAHATYA SHALVA
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Judul : Analisis Potensi Bahaya Kerja Kegiatan Produksi di PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) dengan Metode Job Safety Analysis Penyusun : Rezhyta Nahatya Shalva
Nomor Induk : 082011133059
Program Studi : S-1 Teknik Lingkungan
Disetujui Oleh,
Pembimbing I Pembimbing II
Febri Eko W., S.T., M.T. Wahyu Rahmawati, S.T NIP 1991020320161131101
Ketua Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Airlangga
Mengetahui
Koordinator Program StudiS1 Teknik Lingkungan
Prof. Dr. Sri Puji Astuti W. M.Si NIP. 196602211992032001
Dr. Eko Prasetyo Kuncoro, S.T., DEA NIP. 1975083020081210
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan YME atas segala limpahan berkat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal Praktik Kerja Lapangan) yang berjudul “Analisis Potensi Bahaya Kerja Kegiatan Produksi di PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) dengan Metode Job Safety Analysis”.
Proposal ini merupakan bentuk dari rencana kegiatan yang akan penulis laksanakan selama kegiatan PKL di perusahaan yang dituju berlangsung. Adapun, proposal ini membahas seluk beluk dan metodologi kajian yang akan dilakukan.
Analisis yang akan dilakukan selama masa Praktik Kerja Lapangan di perusahaan yang dituju berlangsung. Topik yang akan diangkat adalah potensi bahaya kerja.
Penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah mendukung penulis baik secara moral maupun materi, dalam penyelesaian penulisan proposal ini, antara lain sebagai berikut:
1. Ibu, Ayah, dan Kakak-Kakak penulis yang tidak berhenti memberikan segala bentuk dukungan dan doa, sehingga penulis dapat melaksanakan segala kegiatan akademik.
2. Bapak Febri Eko Wahyudianto selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Praktik Kerja Lapangan yang telah membimbing penulis dalam persiapan pelaksanaan kegiatan.
3. Bapak Agus Supriyanto selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Mikrobiologi Lingkungan yang telah memperkenalkan penulis kepada bidang mikrobiologi dan terapannya.
4. Talitha Zafira Harjudi, Jessica Maya Leksono, M. Bagas Pramudya Pratama, Shafira Putri Nazila, dan Robiah Al Aminah selaku sahabat penulis yang bersedia mendengarkan segala keluh kesah dan tidak segan menawarkan bantuan kepada penulis.
5. Seluruh teman-teman EV13 yang telah membantu memberi masukkan pada penyusunan proposal ini.
6. Annisa Fitri selaku rekan penulis ketika PKL yang bersedia menemani penulis selama kegiatan Praktik Kerja Lapangan berlangsung.
Tentunya penulis juga menyadari bahwa proposal ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis memohon maaf karrena
masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan ini.
Penulis mengharapkan adanya saran maupun kritik yang dapat menyempurnakan Lapioran Praktik Kerja Lapangan ini. Sekian,
Surabaya, 01 Januari 2023 Penulis
Rezhyta Nahatya Shalva NIM 082011133059
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... 3
KATA PENGANTAR ... 3
DAFTAR ISI ... 5
DAFTAR GAMBAR ... 6
DAFTAR TABEL ... 7
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan ... 3
1.4 Manfaat ... 3
1.4.2. Manfaat Bagi Universitas ... 4
1.4.3. Manfaat Bagi Perusahaan ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5
2.1 Gambaran Umum PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) ... 5
2.2 Rumah Potong Ayam ... 7
2.3 Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) ... 8
2.5 Potensi Bahaya Kerja Rumah Potong Ayam... 8
2.6 Job Safety Analysis (JSA) ... 9
BAB III METODE PELAKSANAAN ... 10
3.1 Tempat dan Waktu ... 10
3.2 Cara Kerja ... 10
3.2.1 Perumusan Ide Studi ... 11
3.2.2 Studi Literatur ... 12
3.2.3 Penghimpunan Data ... 12
3.2.4 Analisis Data ... 12
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 3.1 Denah Lokasi PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) ……….10 Gambar 3.2 Bagan Alir Metodologi Praktik Kerja Lapngan ………11
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan………..13 Tabel 4.1 Job Safety Analysis Kegiatan Produksi PT Ciomas
Adisatwa (JAPFA Group ………...16
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun.
Dengan bertambahnya jumlah penduduk, demikian pula permintaan akan pangan, termasuk kebutuhan akan pangan asal hewan dan tumbuhan.
Pemenuhan kebutuhan pangan hewani berperan penting dalam pemenuhan kecukupan gizi untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, masyarakat mencari makanan yang mengandung protein hewandi dengan harga terjangkau (Khishaaluhussaniyyati et al., 2022.). Daging ayam broiler merupakan salah satu sumber protein hewani dengan harga yang relatif terjangkau dan mudah diperoleh. Permintaan terhadap ayam broiler diperkirakan terus meningkat (Wibowo et al., 2020).
Kebutuhan daging ayam broiler secara nasional pada tahun 2018 mencapai 11,5 kg/kapita/tahun. Seiring dengan naiknya, pendapatan perkapita penduduk, maka kebutuhan akan protein hewani bagi masyarakat juga meningkat. Peningkatan populasi penduduk dan perbaikan taraf hidup masyarakat menyebabkan permintaan terhadap berbagai kebutuhan bahan pangan yang bergizi terus meningkat (Sasongko Adi, 2017).
Menurut Asosiasi Rumah Potong Hewan Unggas Indonesia menunjukkan jumlah RPA di berbagai wilayah di Indonesia sebanyak 226 unit dengan kapasitas total per bulan dari jumlah RPA tersebut sebanyak 57.187.200 ekor.
Pertumbuhan jumlah Rumah Potong Ayam di Indonesia berkesinambungan dengan jumlah penduduk yang terus meningkat. Adapun jenis kegiatan- kegiatan yang terdapat di Rumah Potong Ayam, antara lain, terdiri dari kegiatan penyembelihan, pembersihan, dan penyimpanan ayam dalm bentuk ayam beku. Pertumbuhan jumlah Rumah Potong Ayam, juga diiringi dengan
pertumbuhan jumlah terjadinya kecelakaan kerja pada Rumah Potong Ayam. Hal tersebut diakibatkan kelelahan bekerja, dan bisa menimbulkan kurangnya konsentrasi pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Pada tahun 2019 pernah terjadi beberapa kecelakaan dan hampir celaka pada seperti terpleset karna sepatu dan lantai yang licin, tergores pada saat mengasah pisau (Putri et al., 2021).
PT Ciomas Adisatwa Sidoarjo merupakan perusahaan dengan kegiatan utama pemotongan ayam dan pengolahan produk asal ternak.
Perusahaan tersebut merupakan anak perusahaan dari PT Japfa Comfeed. PT Ciomas Adisatwa RPA Sidoarjo ini dalam kegiatan produksinya menggunakan mesin modern dan seluruhn unit RPAnya telah tersertifikasi sistem HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) sebagai jaminan keamanan pangan sejak tahun 2002 (Japfacoomfeed.co.id).
Meskipun seluruh operasional telah mempergunakan mesin yang modern namun perusahaan tetap menerapkan K3 pada perusahaan guna agar kegiatan operasional usaha berjalan lebih lancar. Adapun kegiatan produksi yang dilakukan di PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) meliputi kegiatan penyembelihan, pembersihan, dan penyimpanan yang melibatkan alat-alat tajam dan berat. Maka dari itu, kajian ini sangatlah penting dilakukan untuk dapat mengidentifikasi potensi bahaya yang ditimbulkan dari adanya kegiatan produksi di PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group), mengingat kegiatan produksi di PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) pengoperasiannya menggunakan alat-alat tajam dan berat. Selain itu, kajian identifikasi bahaya juga dapat digunakan sebagai acuan upaya antisipasi adanya kecelakaan kerja.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah untuk analisis yang dilakukan di PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) selama kegiatan Praktik Kerja Lapangan adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan produksi apa saja yang berpotensi menimbulkan bahaya kerja sesuai dengan Job Safety Analysis di PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group)?
2. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi tingkat kecelakaan kerja pada kegiatan produksi di PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group)?
3. Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi kecelakaan kerja pada kegiatan produksi di PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group)?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari dilakukannya Praktik Kerja Lapangan di PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui kegiatan-kegiatan produksi di PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) yang berpotensi menimbulkan bahaya kerja dengan Job Safety Analysis.
2. Mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kecelakaan kerja pada kegiatan produksi di PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group).
3. Mengetahui dan mempelajari upaya-upaya yang dilakukan oleh PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) untuk mengantisipasi kecelakaan kerja.
1.4 Manfaat
1.4.1. Manfaat Bagi Mahasiswa
Adapun manfaat yang akan didapatkan mahasiswa melalui kegiatan Praktik Kerja Lapangan di PT Ciomas Adisatwa, adalah sebagai berikut:
1. Menumbuh kembangkan semangat kerja pada mahasiswa.
2. Menambah dan memperkaya wawasan mahasiswa mengani situasi dan sistem kerja pada suatu lapangan pekerjaan,
3. Meningkatkan keterampilan sebagai bekal untuk kehidupan mahasiswa pasca kuliah.
4. Menciptakan pola pikir dan perilaku ilmiah seperti hal nya akademisi di lingkungan Fakultas Sains dan Teknologi.
5. Menerapkan ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan untuk menyelesaikan permasalahan selaku praktisi di lingkungan kerja.
1.4.2. Manfaat Bagi Universitas
Adapun manfaat yang akan didapatkan Universitas melalui kegiatan Praktik Kerja Lapangan di PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group), adalah sebagai berikut:
1. Menjalin kerja sama yang kuat antara Universitas Airlangga dengan PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group).
2. Menjadi tolak ukur pencapaian kinerja program studi untuk evaluasi hasil pembelajaran di dunia kerja.
3. Menjadi tambahan referensi atas perkembangan dunia.
4. Menjalin kerja sama yang kuat antara Universitas Airlangga dengan PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group).
1.4.3. Manfaat Bagi Perusahaan
Adapun manfaat yang akan didapatkan perusahaan yang terlibat dalam kegiatan Praktik Kerja Lapangan, adalah sebagai berikut:
1. Membina kerja sama yang baik antara lingkungan kerja dan akademis.
2. Mempersiapkan tenaga kerja yang terampil sebelum terjun ke industri.
3. Memperoleh bantuan tenaga dan analisis dari mahasiswa dalam berbagai aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan kesehatan, keselamatan kerja.
4. Menambah informasi perihal penerapan K3 dalam skala industri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Umum PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group)
PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) Sidoarjo merupakan perusahaan dengan kegiatan uatam pemotongan ayam dan pengolahan produk asal ternak. Perusahaan tersebut merupakan anak perusahaan dari PT Japfa Comfeed (Al-Fajri &
Almanshur, 2022). PT Japfa Comfeed Indonesia sendiri membawahi JAPFA Group yang terbagi menjadi empat sektor atau bidang usaha, yaitu, poultry, beef and dairy, aquaculture, dan supporting. Dimana, pada bidang supporting membawahi PT Vaksindo Satwa Nusantara, PT Bhirawa Mitra Sentosa, Cnetral Kitchen, dan Business Development, sedangkan bidang poultry, beef and dairy, dan aquaculture memiliki tempat khusus untuk mengembangbiakan hewan-hewan ternak yang akan menjadi bahan utama dalam proses produksi nantinya.
Adapun, pengembangbiakan hewan-hewan ternak itu sendiri dilakukan atau ditanggung jawabkan pada PT Multibreeder Adirama Indonesia, Tbk, yang kemudian hewan-hewan hasil budidaya akan didistribusikan kepada tiga perusahaan lain yang dibawahi oleh JAPFA Group, yaitu, Ciomas Commercial Farm, PT Santori Agrindo, dan PT Suri Tani Pemuka. Adapun PT Santori Agrindo membawahi PT Greenfields Indonesia dan PT Proteindo Cipta Pangan. Sedangkan Ciomas Commercial Farm membawahi dua anak perusahaan dan JAPFA Group, yaitu, PT Ciomas Adisatwa dan PT So Good Food, dimana, PT Ciomas Adisatwa juga membawahi PT Proteindotama Cipta Pangan. Adapun struktur organisasi dari JAPFA Group sebagai berikut.
Gambar
PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) sendiri merupakan salah satu perusahaan agri-food yang terintegrasi di Indonesia. Adapun produk-produk yang disajikan meliputi produk ayam mentah beku dan produk-produk olahan ayam. PT Ciomas Adisatwa sendiri juga memliki beberapa unit pabrik yang tersebar di beberapa daerah, yaitu, Medan, Lampung, Purwakarta, Pemalang, Magelang, Sleman, Sidoarjo, Banjarmasin, Bali, dan Makassar. Pada PT Ciomas Adisatwa terbagi menjadi dua unit kegiatan produksi, yaitu, Rumah Potong Ayam dan Further Process. Further Process sendiri merupakan kegiatan produksi pengolahan bahan mentah menjadi siap saji atau produk makanan setengah jadi atau frozen food.
Adapun proses produksi di PT Ciomas Adisatwa Sidoarjo meliputi pemotongan ayam dan further process. Pada unit kegiatan produksi pemotongan ayam memiliki dua area kerja, yaitu, area kotor dan area bersih. Kegiatan produksi pada area kotor meliputi seleksi ayam setelah ayam diistirahatkan, penggantungan ayam, penyetruman ayam, penyembelihan ayam yang dilakukan dengan manual, perendaman karkas pada air panas, pencabutan bulu karkas, pengeluaran organ dalam, dan pemotongan leher karkas. Kegiatan produksi pada area bersih meliputi disinfeksi karkas, seleksi karkas berdasarkan beratnya, pemotongan karkas sesuai pesanan konsumen, marinasi karkas dengan bumbu sesuai pesanan konsumen, quality control, dan pengemasan karkas. Kegiatan produksi pada unit further process meliputi loading-in bahan baku, penggilingan bahan baku (daging karkas
atau dagiang hewan ternak lainnya), pencampuran bahan baku dengan bahan tambahan (tepung, bumbu, dll), dan pengovenan atau pemasakan produk setengah jadi.
Gambar
2.2 Rumah Potong Ayam
Rumah Pemotongan Ayam (RPA) merupakan salah satu industry peternakan di mana dilakukan pemotongan ayam hidup dan pengolahan ayam menjadi karkas ayam siap konsumsi (Singgih & Kariana, 2008). PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) sendiri sebagai salah satu industry yang bergerak dalam bidang pemotongan ayam dan pengolahan unggas dan sumber protein lainnya memiliki unit Rumah Pemotongan Ayam (RPA). Adapun, kegiatan yang ada di unit Rumah Pemotongan Ayam (RPA) pada PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) terbaggi menjadi dua area, yaitu, area kotor (Dirty Area) dan area bersih (Clean Area).
Kegiatan yang dilakukan pada area kotor pada Rumah Pemotongan Ayam (RPA) PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) meliputi penggantungan ayam, pemingsanan ayam dengan listrik bertegengan kecil, penyembelihan ayam, pembersihan ayam dari bulu-bulu, dan pemisahan jeroan ayam. Setelah seluruh proses pada area kotor selesai, kemudian dilanjutkan pemrosesan pada area bersih.
Adapun kegiatan pada area bersih meliputi desinfeksi karkas, dan pemotongan bagian-bagian karkas sesuai permintaan konsumen, dan pengemasan karkas.
Pemrosesan karkas pada area kotor dan area bersih dilakukan dengan beberapa alat berat dan juga dilakukan secara manual untuk menjaga kehalalan karkas. Oleh karena itu, kegiatan pemrosesan karkas pada kedua area ini memiliki potensi bahaya untuk para pekerja sendiri.
2.3 Kesehatan Keselamatan Kerja (K3)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja disebuah institusi maupun di lokasi proyek. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (3) merupakan upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat melindungi dan menghindarkan pekerja dari kecelakaan kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerjanya (Al-Fajri & Almanshur, 2022).
Rumah Potomg Hewan (RPH) belum memiliki Ahli K3, Rumah Potong Hewan memiliki waktu pekerjaan yang cukup lama. Hal tersebut dapat mengakibatkan kelelahan bekerja, dan bisa menimbulkan kurangnya konsentrasi pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Pada tahun 2019 pernah terjadi beberapa kecelakaan dan hampir celaka seperti terplesetkarna sepatu dan lantai yang licin,tergores pada saat mengasah pisau (Putri et al., 2021).
2.4 Potensi Bahaya Kerja
Menurut International Labour Organization (ILO) pada tahun 2013, potensi bahaya didefinisikan sebagai sesuatu yang berpotensi untuk terjadinya insiden yang berakibat pada kerugian. Dengan demikian potensi bahaya kerja dapat dikatakan sebagai suatu kegiatan pekerjaan dalam suatu bidang yang memiliki potensi untuk terjadi kecelakaan atau insiden yang mengakibatkan kerugian.
Adapun potensi bahaya kerja terdiri dari beberapa faktor, yaitu, bahaya faktor kimia, bahaya fisik, bahaya faktor biologi, dan bahaya faktor ergonomi dan pengaturan kerja.
2.5 Potensi Bahaya Kerja Rumah Potong Ayam
Pekerjaan di Rumah Potong Hewan (RPH) memiliki beberapa jenis pekerjaan, dan memiliki potensi bahaya diantaranya: terpeleset, terbentur, terjatuh, dan terpotong. Beban kerja yang tinggi bagi pekerja peternakan seharusnya bisa menjadi alasan agar diperhatikan keselamatan dan kesehatan para pekerjanya.
Bahaya lain di Rumah Potong Hewan juga banyak ditemui contohnya bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomic, dan psikologis (Putri et al., 2021).
2.6 Job Safety Analysis (JSA)
Job Safety Analysis (JSA), yang juga dikenal sebagai Analisis Bahaya Pekerjaan, adalah Tindakan proaktif yang efisien untuk penilaian risiko keselamatan yang digunakan dalam pengaturan manufaktur industry (Rozenfeld et al., 2010). JSA, juga disebut dengan Analisis Bahaya Kerja dan Analisis Bahaya Tugas, yang merupakan metode penilaian risiko kualitatif (dalam beberapa kasus terbatas pada identifikasi bahaya) untuk operasi ujung tombak, yang secara sistematis dan bertahap mempertimbangkan semua risiko yang terkait untuk tugas kerja tertentu(Albrechtsen et al., 2019). Namun, tidak seperti pengaturan manufaktur yang dikembangkan JSA, di lokasi konstruksi lingkungan fisik terus berubah, pekerja bergerak melalui lokasi selema pekerjaan mereka, dan mereka sering terancam oleh aktivitas yang dilakukan oleh tim kerja (Rozenfeld et al., 2010).
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Tempat dan Waktu
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) akan dilaksanakan di area produksi PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group). PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) beralamat di Jalan Raya Tarik Km. 02, Desa Waruberon, Kec. Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61263 dengan titik koordinat (- 7.4261407121730425, 112.52535805275446). Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) akan dilaksanakan selama 4 minggu, dimulai pada tanggal 1—29 Januari 2023. Denah lokasi kegiatan Praktik Kerja Lapangan ditunjukkan pada gambar 3.1.
Gambar 3.1 Denah Lokasi PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) (Sumber: Google Maps, 2023)
3.2 Cara Kerja
Adapun rangkaian kegiatan Praktik Kerja Lapangan yang akan dilaksanakan di PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group), tersaji pada gambar 3.2
Gambar 3.2 Bagan Alir Metodologi Praktik Kerja Lapangan
3.2.1 Perumusan Ide Studi
Kajian dan lokasi PKL ditentukan melalui penyesuaian topik yang linier dengan program studi yang ditempuh serta minat dan kesempatan yang tersedia.
Ide studi dari kegiatan ini didasari oleh potensi kenaikan output limbah cair di perusahaan agrifood yang selaras dengan kenaikan kebutuhan akan bahan makanan, salah satunya daging ayam. Hal ini menimbulkan persoalan lingkungan yang harus ditangani, salah satunya melalui pengolahan limbah. Maka
Perumusan Ide Studi
Studi Literatur
Analisis Data
Jenis Kegiatan Produksi di PT Ciomas Adisatwa
(JAPFA Group)
Sumber Potensi Bahaya Kerja di PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group)
Kesesuaian Penerapan K3 pada Kegiatan Produksi di PT Ciomas
Adisatwa (JAPFA Group)
Penyusunan Laporan
Kesimpulan dan Saran
Selesai
dari itu, kajian terhadap pengolahan limbah cair dari proses produksi perlu dilaksanakan di PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group).
3.2.2 Studi Literatur
Studi literatur yang dilakukan berupa pengumpulan informasi penunjang.
Informasi yang dikumpulkan berasal dari sumber yang dianggap valid. Sumber yang digunakan meliputi laporan penelitian, buku, jurnal ilmiah, tugas akhir, dan/atau sumber lainnya yang relevan dengan topik kegiatan ini adalah Kajian Potensi Bahaya Kerja pada Kegiatan Produksi di PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group). Informasi yang terkumpul akan digunakan sebagai data pendukung dan referensi dalam penyusunan laporan.
3.2.3 Penghimpunan Data
Penghimpunan dilakukan terhadap data primer sebagai bahan analisis dan sekunder sebagai pendukung/pelengkap. Selain itu, penghimpunan data juga dilakukan melalui telaah pada dokumen yang berhubungan erat dengan pengolahan limbah cair. Data primer berasal dari hasil observasi dan wawancara dengan pihak yang terlibat, sedangkan data sekunder berasal dari literatur dan referensi yang memiliki korelasi kuat dengan data primer. Data primer yang dikehendaki berupa kualitas dan kuantitas air limbah yang dihasilkan dari kegiatan produksi di PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group). Sementara itu, data sekunder yang dipergunakan meliputi peraturan yang berlaku dan informasi lain yang relevan dengan topik yang dikaji.
3.2.4 Analisis Data
Data primer dan sekunder yang didapatkan selama kegiatan Praktik Kerja Lapangan akan dianalisis untuk menjawab dan memenuhi rumusan masalah dalam kajian. Metode yang akan
digunakan dalam analisis data adalah Job Safety Analysis (JSA). Metode ini menggunakan penilaian risiko yang secara sistematis dan bertahap mempertimbangkan semua risiko yang terkait untuk tugas kerja tertentu.
3.2.5 Penyusunan Laporan
Penyususnan laporan dilakukan pasca kegiatan Praktik Kerja Lapangan, yang mana di minggu ketiga dan keempat. Penyusunan laporan akan disesuaikan dengan petunjuk yang berlaku di perusahaan yang terlibat. Kegiatan ini bertujuan untuk melaporkan segala bentuk hasil analisis terhadap data yang dikumpulkan selama kegiatan Praktik Kerja Lapangan dan akan dipertanggung jawabkan dan dipresentasikan di kemudian hari.
3.3 Jadwal Pelaksanaan
Rangkaian kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang tercantum pada tabel 3.1
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
No. Kegiatan Minggu Ke-
1 2 3 4
1. Pengenalan 2. Studi Literatur
3. Observasi dan Wawancara 4. Penghimpunan Data dan
Dokumentasi 5. Analisis Data
6. Penyusunan Laporan
BAB IV PEMBAHASAN
JAPFA Group merupakan salah satu perusahaan agri-food terbesar di Indonesia. JAPFA Group bergerak dalam bidang beef, supporting, poultry, dan aqua. Dimana, masing-masing cabang perusahaan pada JAPFA Group memiliki tanggung jawab pada masing-masing sektor. Pada sector beef bergerak di bidang pembudidayaan atau multibreeder. Pada sektor aqua bergerak pada bidang akuakultur, dimana pada sektor ini memiliki unit kegiatan berupa budidaya atau multibreeder pada ikan Tilapia dan ikan Sidat. Pada sektor supporting, unit kegiatan berfokus pada bidang ekspedisi dan truk dan dikelola oleh PT. Bhirawa Mitra Sentosa. Pada sektor poultry bergerak dalam bidang produksi dan pengolahan ternak.
4.1 Kegiatan Produksi PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group)
Salah satu anak perusahaan dari JAPFA Group adalah PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group). PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) sendiri merupakan anak perusahaan dari PT Japfa Comfeed Indonesia, Tbk. yang bergerak pada sector poultry atau unggas. Dimana, kegiatan-kegiatan produksi pada PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) bertanggung jawab pada kegiatan potong ayam dan produksi olahan ternak atau yang biasa disebut dengan further process.
4.1.1 Rumah Potong Ayam
Proses produksi ayam mentah di PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) dilakukan di Rumah Potong Ayam. Kegiatan pemotongan ayam di PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) ini diawali dengan tahap rest atau pengistirahatan ayam-ayam siap potong yang telah melalui perjalanan menuju Rumah Potong Ayam di PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) yang dilakukan selama kurang lebih 1 jam di unit shelter. Ayam-ayam yang diistirahatkan ini kemudian diberikan kipas dan semprotan embun air. Hal ini dilakukan dengan tujuan menghindari ayam stres saat akan dipotong.
Tahap selanjutnya adalah seleksi ayam, dimana pada tahap ini krat-krat yang berisi ayam dibongkar dan ayam-ayam yang dimuat diseleksi satu persatu untuk memastikan ayam yang akan dipotong merupakan ayam yang layak.
Pada tahap ini tidak jarang ditemukan ayam yang mati, pingsan, dan terluka.
Selanjutnya, ayam akan digantung dengan alat sheckel yang kemudian alat penggantug ayam tersebut akan bergerak menuju unit stunner.
Pada unit stunner, ayam akan dicelupkan kedalam air yang dialiri listrik dengan tegangan yang kecil, sehingga ayam akan pingsan selama beberap detik. Setelah ayam dipingsankan pada unit stunner, ayam selanjutnya disembelih. Kegiatan penyembelihan ayam ini masih dilakukan secara manual.
Hal ini bertujuan untuk memenuhi syarat-syarat kehalal-an dari produk ayam mentah tersebut. Pekerja yang bertanggung jawab pada penyembelihan ayam, harus bersertifikasi JuLeHa (Juru Sembelih Halal) yang dikerluarka MUI.
Setelah melalui proses penyembelihan, selanjutnya ayam yang telah disembelih direndam dengan air panas pada unit schalder. Tujuan dari adanya proses ini adalah untuk memudahkan pencabutan bulu ayam pada unit plucker. Setelah melalui tahap perendaman, selanjutnya, bulu ayam dicabut pada unit plucker dan dilanjutkan dengan proses evisceration. Pada proses evisceration, ayam yang sudah bersih dari bulu selanjutnya akan dikeluarkan organ-organ dalamnya. Proses evisceration sendiri dilakukan seecara manual oleh para pekerja. Proses pemotongan ayam hingga proses pengeluaran organ dalam ayam ini, dilakukan di area kotor atau dirty area. Dimana, pekerja yang bekerja dalam area tersebut diberi tanda berupa seragam yang berwarna merah.
Setelah organ dalam ayam dikeluarkan, ayam yang sudah bersih kemudian akan didistribusikan menuju area bersih atau clean
area dan dimasukkan ke dalam drum chiller untuk disterilisasi dengan menggunakan zat klorin yang telah berstandar food grade. Ayam yang sudah steril kemudian akan diolah sesuai pesanan konsumen. Pada bagian ini, ayam akan dipotong-potong dan dimarinasi dengan bumbu sesuai pesanan konsumen dan dikemas sesuai standar. Setelah melalui proses pengemasan, selanjutnya ayam akan langsung dibekukan di unit blast freezer hingga suhu ayam menyentuuh -18℃, kemudian ayam disimpan pada unit cold storage.
4.1.2 Further Process
Selain produk ayam mentah, PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) juga memproduksi produk olahan ternak. Produk-produk olahan ternak yang diproduksi adalah sosis ayam, kornet, bakso, dan scallop. Proses pengolahan produk olahan ini disebut dengan further process. Bahan baku yang digunakan untuk produk olahan ini Sebagian berasal dari Rumah Potong Ayam PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group).
Proses produksi produk-produk olahan ini diawali dengan penggilingan daging ayam, sapi, atau ikan yang akan digunakan sebagai bahan dasar dari produk. Selanjutnya, daging yang telah digiling akan diberi bumbu dan bahan- bahan tambahan lainnya dan diaduk hingga merata. Selanjutnya, daging yang telah diberi bumbu dicetak dan dioven sesuai produk. Selanjutnya, produk dikemas dan disimpan ke dalam cold storage.
4.2 Potensi Bahaya Kerja pada Kegiatan Produksi PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group)
Kegiatan produksi di PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) telah dioperasikan dengan menggunakan berbagai mesin yang dapat menunjang kemudahan pekerjaan bagi para pekerja yang bekerja dengan durasi yang cukup panjang.
Selain itu, kriteria desain khusus pada setiap area kerja juga harus sesuai standar yang berlaku dan ditetapkan. Hal ini bertujuan untuk menghindari kontaminasi pada setiap produk PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group). Namun, kriteria-kriteria desain tersebut tidak jarang menimbulkan potensi-potensi bahaya kerja yang dapat membahayakan pekerja.
Tabel 4.1 Job Safety Analysis Kegiatan Produksi di PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group)
No. Aktivitas Produksi Upaya Pengendalian
Resiko Penilaian Risiko
Aspek Bahaya Bagian Terdampak
Dampak Frekuensi Keparahan Kategori
Dirty Area 1. Kedatangan ayam siap
sembelih
- - - -
2. Pengistirahatan ayam Debu dan bulu halus terhirup
Pernafasan Sesak nafas Jarang terjadi
Level 1 Ringan Penggunaan APD masker, dilakukan di area terbuka
3. Seleksi ayam Bakteri pada ayam
Pencernaan Infeksi Mungkin terjadi
Level 3 Sedang Penggunaan APD safety gloves
4. Penggantungan ayam (Hanging)
Kegiatan manual lifting
Lengan, persendian bahu
Nyeri, pegal
Pasti terjadi
Level 2 Sedang Pekerjaan dilakukan bergantian
5. Pemingsanan (stunning)
- - - Ruang pemingsanan
dilakukan tertutup
6. Penyembelihan ayam Tersayat mata pisau
Jari tangan Luka sayat Mungkin terjadi
Level 1 Ringan Penggunaan APD safety gloves
7. Perendaman karkas ke air panas (scalding)
Cipratan air panas
Tangan Luka bakar Kecil kemungki nan terjadi
Level 1 Ringan Penggunaan APD
8. Pencabutan bulu ayam - - - Dilakukan di mesin
tertutup
9. Pemotongan ceker - - - Penggunaan alat potong
khusus yang aman
10. Pemotongan kepala - - - Penggunaan alat potong
khusus yang aman 11.
Pengeluaran organ
dalam karkas
(evisceration)
Aliran air di lantai ruang kerja
Kaki tergelincir
Lebam, cedera pada kaki atau
punggung
Sering terjadi
Level 3 Sedang Penggunaan safety boots
Clean Area 12.
Disinfeksi karkas
Paparan klorin Tangan Terpapar Jarang Level 1 Ringan Quality control kadar
16
klorin terjadi klorin secara berkala setiap 1 jam sekali 13.
Pemisahan karkas sesuai berat
- - - Dilakukan dengan mesin
seleksi otomatis 14.
Pemotongan bagian- bagian karkas
Mata pisau Jari-jari tangan
Jari terluka, terpotong
Mungkin terjadi
Level 3 Sedang Penggunaan APD safety gloves
15.
Boneless karkas
Mata pisau Jari-jari tangan
tergores Mungkin terjadi
Level 2 Ringan Penggunaan APD safety gloves
16.
Marinasi
- - - Dilakukan dengan mesin
tertutup 17.
Pengemasan
- - - Kegiatan relatif aman
tidak menimbulkan bahaya kerja 18.
Distribusi ke tahap selanjutnya
Tertabrak troli pengangkut
Kaki, punggung
Luka, lebam
Kecil kemungki nan terjadi
Level 1 Ringan Komunikasi antar pekerja
Further Process
17
19.
Loading-in bahan baku
Jatuhan muatan bahan baku
Kepala, punggung, kaki
Luka, lebam
Mungkin terjadi
Level 3 Sedang Penggunaan APD, pengaturan jarak aman
20.
Penggilingan bahan baku
Tangan terkena bagian mesing giling
Tangan Luka
tergores
Jarang terjadi
Level 2 Ringan Pengadaan SOP pengoperasian
21.
Pencampuran bahan tambahan
Bahan yang berupa bubuk
pernafasan Sesak nafas Jarang terjadi
Level 1 Ringan Penggunaan APD masker
22.
Pengovenan produk setengah jadi
Permukaan mesin oven
Kulit Luka bakar Kecil kemungki nan terjadi
Level 1 Ringan Penggunaan APD, pengadaan SOP, pembekalan keadaan darurat kebakaran Area Gudang
23.
Pengawetan produk dengan blast freezer
Jatuhan produk beku
Kepala, kaki Luka, lebam
Mungkin terjadi
Level 3 Sedang Penyediaan APD khusus pada area dingin,
pengadaan SOP pengoperasian
18
24.
Loading-in produk siap edar pada cold storage
Jatuhan produk beku
Kepala, kaki Luka, lebam
Mungkin terjadi
Level 3 Sedang Penyediaan APD, pengadaan SOP pengoperasian forklift
19
4.2.1 Potensi Bahaya Kerja pada Dirty Area Rumah Potong Ayam
Area kotor atau dirty area pada Rumah Potong Ayam PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) terdiri dari beberapa bagian yang masih dikerjakan secara manual. Bagian tersebut adalah penyembelihan dan evisceration. Pada area kotor tentunya akan menghasilkan banyak kotoran yang dapat mengkontaminasi produk itu sendiri. Maka dari itu, lantai pada area kotor harus dialiri oleh air mengalir.
Berdasarkan tabel 4.1, kegiatan produksi pada area kotor memiliki potensi bahaya kerja yang dapat membahayakan keselamatan dan keamanan para pekerja. Pada tabel tersebut menunjukkan kegiatan kegiatan pengistirahatan ayam memiliki potensi bahaya berupa debu dan bulu halus yang dapat terhirup. Kegiatan tersebut memiliki risiko yang dapat memberikan dampak pada terganggunya sistem pernafasan para pekerja. Namun, hal tersebut masih jarang terjadi dan tergolong ke dalam kategori risiko ringan karena jarang terjadi dan masih dapat dicegah. Adapun upaya pencegahan yang dilakukan adalah dengan penggunaan APD masker untuk para pekerja.
Selanjutnya, pada kegiatan seleksi ayam memiliki aspek bahaya yang berasal dari bakteri pada ayam yang dapat menginfeksi system pencernaan para pekerja. Hal ini mungkin terjadi kepada para pekerja, karena tidak jarang ditemukan ayam yang pingsan atau mati di dalam krat. Ayam tersebut bisa jadi membawa beberapa bakteri yang dapat menginfeksi para pekerja yang dapat membuat pekerja sakit dan harus mengambil tindakan tenaga medis. Selanjutnya, kegiatan penggantungan ayam pada shackle yang masih dilakukan secara manual oleh para pekerja akan menyebabkan nyeri dan pegal di bagian tangan pekerja. Pada tahap pemingsanan ayam tidak pernah terjadi kecelakaan kerja, karena tahap ini dilakukan secara tertutup dengan aliran listrik yang relatif kecil.
Tahap selanjutnya, yaitu, penyembelihan ayam yang dilakukan secara manual oleh penyembelih bersertifikasi. Pada tahap ini memungkinkan terjadinya tangan penyembelih tersayat oleh mata pisau yang digunakan untuk menyembelih ayam. Namun, risiko tersebut masih tergolong ke dalam kategori ringan. Tahap selanjutnya, dilanjutkan dengan perendaman ayam yang sudah disembelih ke dalam air panas untuk memudahkan proses pencabutan bulu ayam. Pada proses ini, memungkinkan terjadinya pekerja terkena cipratan-cipratan air panas. Namun, risiko tersebut juga tergolong ke dalam risiko ringan, karena, perendaman ayam dilakukan dengan mesin, sehingga tidak terjadi kontak langsung dengan pekerja.
Tahap selanjutnya, dilanjutkan dengan pencabutan bulu ayam dengan unit plucker. Pada proses ini dilakukan dengan mesin yang tertutup dan terdapat radius tertentu untuk para pekerja, sehingga pada proses ini aman.
Selanjutnya, setelah karkas melalui proses pencabutan bulu, leher dan ceker karkas dipotong dengan manual dengan gunting khusus, sehingga memudahkan para pekerja. Pada proses ini juga aman, karena penggunaan alat khusus yang lebih aman untuk pekerja.
4.2.2 Potensi Bahaya Kerja pada Clean Area Rumah Potong Ayam
Clean area atau area bersih, merupakan area dimana karkas yang sudah bersih dan steril siap dikemas, diawetkan, dan disimpan. Suhu ruangan pada area bersih atau clean area harus selalu dingin. Hal ini bertujuan untuk menjaga kebersihan dan kesterilan produk. Suhu pada area bersih ini berkisar 4-5℃.
Selain pada dirty area, kegiatan yang dilakukan di clean area juga dapat menimbulkan potensi kecelakaan kerja pada para pekerja. Berdasarkan tabel 4.1, kegiatan disinfeksi karkas pada proses produksi yang dapat menimbulkan bahaya kerja pada pekerja apabila
kadar klorin tidak dipantau secara berkala, karena akan berdampak buruk kepada para pekerja yang terpapar klorin yang kadarnya melebihi standar yang telah diharuskan.
Setelah melalui proses disinfeksi, karkas kemudian akan diseleksi berdasarkan beratnya. Kegiatan ini aman dari kecelakaan kerja, karena kegiatan ini dilakukan dengan mesin penimbang dan seleksi otomatis. Setelah melalui proses seleksi dan penimbangan, karkas yang dipesan dalam bentuk potongan atau fillet kemudian akan dipotong sesuai pesanan konsumen.
Pada proses pemotongan ini dilakukan dengan mesin dan pekerja. Sehingga, pada kedua kegiatan ini dapat menimbulkan bahaya kerja berupa jari-jari pekerja yang terluka apabila pekerja kurang berhati-hati. Risiko kegiatan tersebut tergolong ke dalam kategori sedang.
Tahap selanjutnya adalah proses marinasi sesuai pesanan konsumen.
Proses marinasi hanya dilakukan apabila terdapat konsumen yang memesan ayam siap masak. Proses ini juga dilakukan dengan mesin tertutup, sehingga potensi kecelakaan kerja pada bagian ini sanga minim. Tahap selanjutnya adalah tahap pengemasan. Pada tahap ini juga dilakukan dengan mesin vakum dan sealer yang tertutup, sehingga potensi kecelakaan kerja pada bagian juga minim.
Kegiatan pada clean area yang dioperasikan langsung dengan manusia, membuat alur lalu lintas distribusi tahap-tahap produksi pada area ini sangatlah sibuk. Banyak lalu lalang troli pengantar yang melintasi area kerja. Para pekerja juga sering tertabrak satu sama lain akibat padatnya lalu lintas pendistribusian karkas menuju tahap produksi lainnya. Komunikasi antar para pekerja sangatlah dibutuhkan pada bagian ini, agar tidak mencelakai satu sama lain.
4.2.3 Potensi Bahaya Kerja pada Area Further Process
Area further process merupakan area pengolahan lanjut bahan mentah menjadi produk olahan seperti sosis, scallop, kornet, dan
bakso. Pada area ini sudah terdapat mesin-mesin yang dapat menunjang pekerjaan, seperti mesin giling, mesin pengaduk, pencetak, dan pengemas.
Pengoperasian alat-alat di area further process, harus dilakukan sesuai SOP yang berlaku. Hal ini bertujuan untuk menghindari produk-produk olahan tidak lolos dalam quality control.
Pengoperasian pada proses pengolahan hasil ternak yang mengharuskan menggunakan mesin, tentunya membuat para pekerja harus berhati-hati dalam bekerja. Karena, apabila pengoperasian mesin-mesin tersebut tidak dilakukan dengan hati-hati, maka akan menimbulkan potensi kecelakaan pada para pekerja. Berdasarkan tabel 4.1, beberapa kecelakaan yang berpotensi dialami pekerja pada area further process, yaitu kecelakaan pada lalu lintas industri pada saat loading-in, cedera akibat mesin giling atau oven, dan terpapar bahan tambahan yang berupa bubuk.
4.2.4 Potensi Bahaya Kerja pada Area Gudang
Area Gudang merupakan area penyimpanan dari seluruh produk- produk yang dihasilkan oleh PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group). Untuk hasil produk mentah, sebelum dimasukkan ke dalam cold storage, produk harus dibekukan di unit blast freezer sampai suhunya mencapai -18℃ terlebih dahulu. Unit penyimpanan dari hasil produk sendiri, harus disimpan dalam cold storage yang bertujuan untuk memperpanjang masa simpan dari produk.
Unit cold storage, harus dioperasikan selama 24 jam dan dengan suhu 4-5℃
tiap harinya.
Pada area Gudang, potensi kecelakaan kerja pada para pekerja dapat terjadi. Potensi kecelakaan kerja yang dapat terjadi pada area gudang salah satunya adalah para pekerja rawan tertabrak satu sama lain ketika sedang memuat barang menuju gudang. Para pekerja juga dapat mengalami penurunan suhu tubuh hingga mencapai cold stress (hipotermia) apabila bekerja terlalu lama di dalam cold storage atau
blast freezer. Selain itu, para pekerja juga rawan tertimpa oleh produk- produk yang sudah beku.
4.3 Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kecelakaan Kerja
Kecelakaan-kecelakaan kerja yang berpotensi dialami pekerja PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group), tentunya juga dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Factor-faktor tersebut, antara lain factor kimia, biologis, fisika, ergonomic, dan psikologi. Factor kimia pada PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) yang mempengaruhi potensi kecelakaan kerja terdiri dari cairan bahan kimia dan debu bahan-bahan yang berbentuk bubuk. Factor biologis yang dapat mempengaruhi potensi kecelakaan kerja terdiri atas virus dan jamur. Factor fisika terdapat pada PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) adalah suhu. Pada factor ergonomic yang terdiri atas posisi kerja, perlengkapan bekerja, dan desain ruang bekerja.
Sedangkan pada factor psikologi adalah beban kerja.
4.3.1 Faktor Kimia
Faktor kimia merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja pada pekerja yang diakibatkan adanya zat-zat atau energi kimia atau radioaktif. Zat-zat kimia yang dimaksud dapat berupa larutan atau berupa bahan bubuk yang digunakan sebagai tambahan pada tahap produksi. Pada PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) sendiri terdapat beberapa bahan berupa larutan dan bubuk yang digunakan pada tahap sterilisasi dan bahan tambahan pada produk. Pada tahap sterlisasi digunakan zat klorin food grade, sedangkan pada tahap produksi dibutuhkan tepung dan tepung bumbu sebagai bahan tambahan dari produk.
Zat klorin yang digunakan harus selalu dipantau kualitas dan kadar klorin yang ada pada unit drum chiller. Hal ini bertujuan untuk memastikan kadar dan kualitas klorin pada unit tersebut berada pada takaran yang tepat.
Paparan zat klorin yang berlebihan tentunya akan memberikan efek samping yang buruk bagi para pekerja. Beberapa penelitian yang telah dilakukan menujukkan residu dari klorin dapat
menyebabkan risiko kanker kandung kemih dan rectum (Morris et al., 1992).
Selain paparan zat klorin yang berlebihan, penggunaan bahan- bahan yang berupa bubuk juga dapat memberikan efek samping untuk para pekerja.
Bahan-bahan bubuk sangatlah ringan, sehingga mudah terbawa oleh angin. Hal ini tentunya dapat mengganggu indra penglihatan para pekerja. Selain itu, juga dapat membuat pekerja sesak nafas yang diakibatkan masuknya bahan-bahan yang ringan ke saluran pernafasan.
4.3.2 Faktor Biologis
Faktor biologis merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi potensi bahaya kerja atau kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh suatu makhluk hidup.
Faktor biologi yang meliputi tumbuhan atau hewan (Astuti, 2016.). Faktor- faktor biologis yang berpotensi terjadi di PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) sendiri dapat berasal dari darah ayam, jeroan ayam, atau mikroorganisme air.
Darah pada RPA yang terpapar udara ruangan terlalu lama akan meningkatkan pertumbuhan bakteri-bakteri yang dapat menginfeksi pekerja.
Karena, limbah darah yang dihasilkan dari RPA sendiri dapat menjadi tempat yang ideal untuk bakteri dapat tumbuh. Kelompok bahaya biologi tersebut dalam industri RPH karena daging, darah serta limbah yang dihasilkan selama proses merupakan habitat umum yang menjadi tempat perindukan (Bahtiyar et al., 2022). Selain itu, ayam- ayam yang belum dibersihkan juga bisa membawa mikoorganisme yang dapat menginfeksi.
Selain melalui karkas, potensi bahaya kerja pada faktor biologis juga dapat dipengaruhi oleh kualitas air yang dialirkan pada ruang kerja. Area kotor sendiri, mengharuskan ruangannya teraliri oleh air mengalir secara terus menerus. Hal ini menimbulkan tangan pekerja dapat terjangkit kutu air. Kutu air sendiri berasal dari jamur yang disebabkan oleh lingkungan yang bersuhu hangat dan lembab.
4.3.3 Faktor Fisika
Faktor fisika merupakan faktor penyebab kecelakaan kerja yang dipengaruhi oleh suhu, cahaya, tekanan, dan parameter-parameter fisika yang lain. Faktor fisika adalah faktor di dalam tempat kerja yang bersifat fisika yang dalam keputusan ini terdiri dari iklim kerja, kebisingan, getaran, gelombang mikro, sinar ultra ungu dan medan magnet (PerMenKenTrans No.PER.13/MEN/X/2011). Faktor fisika yang terdapat pada PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) sendiri, antara lain suhu ruangan kerja. Pada area kotor RPA, memiliki suhu yang cenderung hangat.
Suhu ruangan kerja yang cenderung hangat pada area kotor, akan membuat ruangan tersebut menjadi pengap dan lembab. Hal inni tentunya membuatpara pekerja tidak nyaman dalam bekerja. Sehingga dapat menimbuljan hilangnya fokus para pekerja yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja lainnya. Bahkan para pekerja juga dituntu untuk bekerja dengan posisi berdiri selama kurang lebih 8 jam, tentunya akan membuat pekerja semakin tidak nyaman.
4.3.4 Faktor Ergonomi
Faktor ergonomic merupakan faktor penyebab kecelakaan kerja yang dipengaruhi oleh kondisi pekerjaan dalam suatu perusahaan. Faktor ergonomic perlu dipertimbangkan dalam mendukung kenyamanan operator saat bekerja serta memberikan pemahaman kepada operator tentang risiko yang bisa terjadi terutama pada perusahaan (Sukwadi et al., 2017). Faktor ergonomic penyebab kecelakaan kerja pada di PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) sendiri berasal dari posisi kerja, perlengkapan bekerja, dan desain ruang bekerja. Dimana, hal- hal tersebut tentunya dapat membahayakan keselamatan dan keamanan para pekerja di PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group).
Posisi kerja di PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) sendiri mengharuskan para pekerja untuk terus berdiri sepanjang jam kerja.
Posisi ini tentunya akan membuat para pekerja kelelahan dan mudah kehilangan konsentrasi. Apalagi, posisi kerja berdiri harus dilakukan selama kurang lebih 8 jam tanpa ada pergantian. Tentunya hal tersebut akan membuat kaki para pekerja sakit.
4.3.5 Faktor Psikologi
Yang terakhir, yaitu faktor psikologis. Faktor psikologis merupakan faktor penyebab kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh kondisi psikis dari pekerja itu sendiri. Umumnya, kondisi-kondisi psikir pekerja yang terganggu dilatar belakangi oleh kelelahan dalam bekerja dan beban kerja yang tinggi.
Faktor manusia seperti kelelahan fisik maupun psikologis yang menyebabkan perilaku kerja yang tidak aman dan hanya sedikit dikarenakan oleh kondisi kerja yang tidak aman (Document (1), n.d.) Ketidak sesuaian antara beban kerja dengan kemampuan bekerja pada individu akan mempengaruhi kesehatan mental dan psikis dari para pekerja.
Indikasi faktor psikologis penyebab terjadinya kecelekaan kerja pada PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) sendiri berasal dari kelelahan. Jam kerja di PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) yang tergolong panjang tentunya akan membuat Sebagian pekerja mengalami stress dan kelelahan. Apalagi selama jam bekerja berlangsung, pekerja harus siap berdiri dengan durasi yang panjang. Hal ini berkaitan dengan jumlah produksi per harinya di PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group). Dimana, per harinya PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) mampu menghasilkan ribuan produk, sehingga beban kerja pada pekerja akan semakin bertambah seiring dengan beban produksi yang dihasilkan.
4.4 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja
Dalam menjamin keamanan dan keselamatan para pekerja, suatu perusahaan wajib mengupayakan program-program dan memfasilitasi saran prasarana yang dapat memudahkan dan menjamin keamanan dan
keselamatan para pekerja. Pada PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) sendiri sudah melaksanakan upaya-upaya pengendalian kecelakaan kerja. Adapun upaya- upaya yang telah dilaksanakan oleh PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group), yaitu penyediaan dan penggunaan APD, pengadaan SOP kegiatan, dan penyediaan penunjang lainnya, seperti kotak P3K dan kantin.
4.4.1 Penyediaan dan Penggunaan APD
Alat Pelindung Diri (APD) merupakan salah satu bagian terpenting dalam upaya pencegahan terjadinya kecelakaan kerja, terutama dalam skala industry. APD merupakan pengendalian risiko untuk melindungi tenaga kerja dari bahaya keselamatan kerja (Download-Fullpapers-Kklk1d0764ead72full, 2014). APD sudah semestinya dirancang khusus sesuai kebutuhan keamanan pada kegiatan di suatu industry. Penyediaan APD sendiri merupakan tanggung jawab dari perusahaan.
Di PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) telah melaksanakan penyediaan APD untuk para pekerja. APD yang disediakan juga sesuai dengan bidang pekerjaan yang diamanahkan pada masing-masing pekerja. Pada area kotor APD yang disediakan baju khusus berwarna merah, penutup kepala, masker, sarung tangan, dan safety boots. Pada area bersih dan further process disediakan baju khusus berwarna putih, penutup kepala, masker, sarung tangan, dan safety boots. Pada area gudang disediakan baju khusus berwarna coklat, jaket atau mantel pelindung, penutup kepala, masker, dan safety boots.
4.4.2 Pengadaan SOP
Selain upaya penyediaan APD, pengadaan SOP kegiatan juga sangat penting dalam menunjang kemudahan pekerjaan dan keamanan pekerja.
Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan aturan-aturan yang harus disusun dan dimiliki oleh perusahaan dan disusun oleh perusahaan dan disusun untuk masing-masing bagian atau departemen
dalam perusahaan (Evianti, 2019). Isi dari SOP sendiri, yaitu berupa rangkaian panduan yang berfungsi untuk memastikan kegiatan operasional dalam industry berjalan dengan semestinya.
Pada PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) sendiri SOP seluruh kegiatan produksi telah dirancang. Pelaksanaan SOP di PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) juga terus dikontrol. Selain itu, para pekerja juga diberikan pelatihan khusus untuk dapat lebih memahami SOP yang berlaku di PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group). Hal ini juga bertujuan untuk mengenalkan pekerja kepada bidang pekerjaannya, agar pekerja dapat berhati-hati dalam bekerja.
4.4.3 Penunjang Lainnya
Selain penyediaan APD dan Pengadaan SOP, upaya pencegahan terjadinya kecelakaan kerja juga harus didukung dengan saran dan prasaran penunjang lainnya. adapun pada PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) sarana penunjang keamanan kegiatan produksi berupa penyediaan kotak P3K pada area kegiatan produksi dan juga terdapat kantin yang dapat digunakan para pekerja untuk beristirahat. Selain itu, terdapat rambu-rambu bahaya K3 atau safety sign yang dipasang pada beberapa titik. para pekerja di PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) juga diberikan pembekalan mengenai K3.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Setelah dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group), maka dapat disimpulkan, bahwa:
1. Kegiatan produksi yang dilakukan di PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) meliputi kegiatan pemotongan ayam di Rumah Potong Ayam (RPA) dan pengolahan produk setengah jadi hasil ternak (further process).
2. Beberapa kegiatan produksi yang berpotensi menimbulkan bahaya kerja di PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group), yaitu kegiatan pemotongan ayam, pengeluaran organ dalam, disinfeksi karkas, pemotongan bagian-bagian karkas, pengolahan produk setengah jadi hasil ternak pada bagian further process, dan kegiatan pergudangan
3. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi potensi bahaya kerja pada PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) berasal dari faktor kimia, faktor biologis, faktor fisika, faktor ergonomis, dan faktor psikologis.
4. Beberapa upaya pencegahan dan pengendalian kerja yang telah dilaksanakan oleh PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group), yaitu penyediaan dan penggunaan APD, pengadaan SOP kegiatan, dan penyediaan penunjang lainnya, seperti kotak P3K dan kantin.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dalam pengupayaan pengendalian dan pencegahan kecelakaan kerja pada PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) adalah:
1. PT Ciomas Adisatwa (JAPFA Group) dapat mengoptimalkan penyediaan APD.
2. Pengoptimalan sarana dan prasarana yang dapat menunjang K3 untuk pekerja.
3. Pengaturan jam kerja yang lebih memudahkan.
DAFTAR PUSTAKA
Albrechtsen, E., Solberg, I., & Svensli, E. (2019). The application and benefits of job
safety analysis. Safety Science, 113, 425–437.
https://doi.org/10.1016/j.ssci.2018.12.007
Al-Fajri, M. A., & Almanshur, F. (2022). 3091-13-6458-1-10-20220628. Jurnal
Manajemen, 12(1), 117–126.
http://jurnalfe.ustjogja.ac.id/index.php/manajemen/article/view/3091/850
Astuti, M. (n.d.). PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) SISWA DI WORKSHOP TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK NEGERI 7 PADANG.
Bahtiyar, M. H., Nuraini, H., Cyrilla, L., & Aditia, E. L. (2022). Kajian Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Rumah Potong Hewan (RPH) di DKI Jakarta Study of Occupational Heath and Safety Program Slaughterhouse in Jakarta.
Oktober, 10(3), 105–111. https://doi.org/10.29244/jipthp.10.2.105-111
Candra Wibowo, K., Susilo Putri, D., Sri Hidayati, dan, Magister Teknologi Industri Pertanian, M., Bandar Lampung, U., Pengajar Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, S., Pertanian, F., & Bandar Lampung Jl Soemantri Brodjonegoro Bandar Lampung, U. (2020). ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI DAGING AYAM RAS PEDAGING DI INDONESIA DALAM RANGKA MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN. In Majalah Teknologi Agro Industri (Tegi) (Vol. 12, Issue 2).
document (1). (n.d.).
download-fullpapers-kklk1d0764ead72full. (n.d.).
Evianti, D. (n.d.). Perancangan SOP Divisi Keuangan Dalam Menunjang Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas PT. Smartelco Solusi Tekhnologi.
Khishaaluhussaniyyati, M., Cahyaningtyas, P., Nugrahani, R. P., Muhammad, W. N., Antoko, A., Wibowo, E., & Faiziyah, N. (n.d.). BREAK EVEN POINT ANALYSIS OF CHINCKEN HENS IN SMK N 1 TULUNG KLATEN.
Moms, R. D., Audet, A.-M., Angelillo, I. F., Chalmers, T. C., & Mosteller, F. (n.d.).
Chlorination, Chlorination By-products, and Cancer: A Meta-analysis _EIC"=
e=5~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~’,~fl-I1.
Putri, D., Asril, A., & Yulianto, B. (2021). ANALISIS KESELAMATAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP RISIKO BAHAYA LINGKUNGAN FISIK DENGAN METODE “HIRARC” DI RUMAH POTONG HEWAN KOTA PEKANBARU TAHUN 2020. Media Kesmas (Public Health Media), 1(2), 215–
224. https://doi.org/10.25311/kesmas.vol1.iss2.50
Rozenfeld, O., Sacks, R., Rosenfeld, Y., & Baum, H. (2010). Construction Job Safety
Analysis. Safety Science, 48(4), 491–498.
https://doi.org/10.1016/j.ssci.2009.12.017
Sasongko Adi, E. (2017). ANALISIS PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP DAGING AYAM BROILER DI KABUPATEN MEMPAWAH. In Jurnal Social Economic of Agriculture (Vol. 6, Issue 2).
Sukwadi, R., Wenehenubun, F., & Wenehenubun, T. W. (n.d.). Pendekatan Fuzzy FMEA dalam Analisis Faktor Risiko Kecelakaan Kerja.
http://journal.unpar.ac.id/index.php/jrsi/index
Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan Produksi
No. Dokumentasi Keterangan
Dirty Area
1. Pengistirahatan ayam
siap potong
2. Penyembelihan ayam
3. Proses pencabutan bulu
ayam
34
4. Proses evisceration atau pengeluaran organ dalam karkas
Clean Area
1. Disinfeksi karkas
2. Pemotongan bagian-
bagian karkas
35
3. Pengemasan ayam
36