• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Acara VIII

N/A
N/A
Hania Nuriafauzi

Academic year: 2024

Membagikan "Laporan Praktikum Acara VIII"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN

ACARA VIII

PEMBUATAN MEDIA VW DAN PENANAMAN SUBKULTUR ANGGREK

Dosen Pengampu : Ir. Yenisbar, M.Si dan Dr. Tengku Laila Kamaliah, SP., M.Si

Disusun oleh:

Hania Nuriah Fauzi 215001516031

B

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS BIOLOGI DAN PERTANIAN

UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA

JANUARI 2024/2025

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Anggrek merupakan tanaman hias yang sangat populer karena memiliki jenis yang beragam. Bunganya dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti upacara keagamaan, hiasan dan dekorasi ruangan, ucapan selamat serta ungkapan sukacita maupun dukacita. Anggrek yang banyak digemari salah satunya adalah jenis Dendrobium sp. Menurut Widiastoety (2010) dalam Saleh, et al (2022) Anggrek Dendrobium sp banyak digunakan dalam rangkaian bunga karena memiliki kesegaran yang relatif lama, warna dan bentuk bunganya bervariasi, tangkai bunga lentur sehingga mudah dirangkai (Heriansyah & Gusti, 2021).

Perbanyakan tanaman anggrek secara konvensional memiliki masalah fisiologis, karena biji anggrek tidak memiliki endosperm, dan dikondisi alami anggrek biasanya bersimbiosis dengan jamur mikoriza dalam proses perkecambahannya, untuk itu anggrek perlu diperoleh biakan yang steril (mother stock) sehingga dapat digunakan sebagai bahan untuk perbanyakan selanjutnya (Lestari, 2011 dalam Saleh., et al., 2022). Kultur jaringan adalah salah satu teknik perbanyakan tanaman secara in-vitro (Heriansyah, 2020). Dengan menggunakan teknik kultur jaringan akan diperoleh bibit yang berkualitas unggul dalam jumlah banyak dan seragam, selain itu akan banyak menggunakan teknik kultur jaringan (Ashari, 1995 dalam Saleh, et al., 2022). Perbanyakaan tanaman dengan kultur jaringan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti komposisi media saat penanaman terutama sumber energi pada media yaitu karbohidrat yang digunakan salah satu sumber karbohidrat adalah sukrosa (Heriansyah & Marlina 2021).

Media tumbuh yang biasa digunakan untuk pembesaran anggrek adalah media VW (Vacint and Went), baik berupa media padat, ataupun media cair. Media cair biasanya digunakan untuk merangsang pertumbuhan plb (prowcorm like bodies). Media padat biasanya digunakan untuk memperbanyak eksplan (sub kultur) dan rooting (Yenisbar & Kamaliah, 2023). Media VW digunakan oleh HO pada saat penanaman planlet yang telah terbentuk daun dan akar, tetapi belum terbentuk sempurna. Media VW merupakan media yang sering digunakan dalam

(3)

perbanyakan tanaman anggrek Dendrobium sp., media VW ini mengandung beberapa senyawa hara makro dan mikro (Sucandra, et al., 2015 dalam Nisa, et al., 2021).

Menurut Silalahi (2015) dalam Istiqomah, et al (2020) media VW diformulasikan dan diperkenalkan oleh E. Vacin dan F. Went sejak tahun 1949 ini terdiri dari unsur hara makro dan mikro dalam bentuk garam-garam anorganik dengan jumlah yang sesuai serta penambahan air kelapa untuk pertumbuhan tanaman khususnya anggrek.

1.2 Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan media VW dan untuk mengetahui cara penanaman subkultur tanaman anggrek pada media VW.

(4)

BAB III METODA 2.1 Alat dan Bahan

Alat:

1. Laminar Air Flow (LAF) 2. Gelas ukur.

3. Spatula.

4. Panci.

5. Kompor listrik.

6. Timbangan analitik.

7. Blender.

8. Botol kultur steril.

Bahan:

1. Agar-agar

2. Bubuk Media VW Instan.

3. Gula pasir 4. Aquades steril

5. Sub-kultur tanaman anggrek

2.2 Cara Kerja

Pembuatan Media Vacin and Went (VW) 1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan

2. Ditimbang agar-agar sebanyak 3,5 gram dan gula sebanyak 15 gram

3. Dimasukkan 500 ml aquadest steril kedalam panci dan dipanaskan diatas kompor listrik

4. Dimasukkan gula pasir, media VW, dan agar-agar kedalam panci tersebut, kemudian diaduk sampai mendidih, lalu diangkat

5. Dituang cairan media VW kedalam botol kultur yang telah disiapkan, setiap botol berisi ±15 ml cairan media

(5)

6. Ditutup mulut botol kultur dengan kertas alumunium foil dan dilapisi dengan plastik kemudian diikat menggunakan karet 7. Disterilkan media menggunakan autoklaf dengan tekanan 13-17,5 psi dan suhu 12°C selama 20 menit

7. Disimpan media yang telah disterilkan pada rak-rak lemari ruang kultur yang sebelumnya telah disemprot dengan alkohol

Penanaman Sub-kultur Anggrek

1. Disiapkan botol kultur media vw yang akan digunakan dan disiapkan sub-kultur anggrek

2. Dibuka plastik dan aluminium foil pada mulut botol media VW

3. Dibakar mulut botol media VW dan pinset yang akan digunakan penanaman 4. Diambil sub-kultur anggrek yang akan ditanam dan ditancapkan sedikit pada

media VW 5. Dibakar kembali mulut botol media VW serta aluminium foil 5. Ditutup kembali mulut botol media VW dengan aluminium foil dan plastik serta

diikat dengan karet

6. Diletakkan botol media VW yang telah dilakukan penanaman sub-kultur anggrek pada rak penyimpanan 8. Diamati pertumbuhan tanaman tersebut

(6)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil

Tabel 1. Hasil Pengamatan Subkultur Anggrek pada Media VW Mi

ngg u ke-

Presentase Kontaminasi

Jumlah Akar Panjang Akar (cm)

Umur Tanaman Saat Akar Tumbuh U

1 U

2 U

3 U

4 U1 U2 U3 U4 U 1

U 2

U 3

U 4 1

0

4 𝑥 100%

= 0%

3 2 1 2 0,7 1,2 0,6 0,3 1 1 1 1

2 2

4 𝑥 100%

= 50%

0 2 1 0 0 1,6 0,4 0 0 0 0 0

3 1

2 𝑥 100%

= 50%

0 2 0 0 0 2,4 0 0 0 0 0 0

4 0

1 𝑥 100%

= 0%

0 2 0 0 0 2,7 0 0 0 0 0 0

5 0

1 𝑥 100%

= 0%

0 2 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0

6 0

1 𝑥 100%

= 0%

0 2 0 0 0 3,2 0 0 0 0 0 0

3.2 Pembahasan

Dalam praktikum ini dilakukan penanaman sub-kultur anggrek dendrobium sp.

Menggunakan teknik kultur jaringan dengan media Vacin and Went (VW). Media tumbuh yang biasa digunakan untuk pembesaran anggrek adalah media VW (Vacint and Went), baik berupa media padat, ataupun media cair. Media padat biasanya digunakan untuk memperbanyak eksplan (sub kultur) dan rooting (Yenisbar & Kamaliah, 2023). Media VW digunakan oleh HO pada saat penanaman planlet yang telah terbentuk daun dan akar, tetapi belum terbentuk sempurna. Media VW merupakan media yang sering digunakan dalam perbanyakan tanaman anggrek Dendrobium sp., media VW ini mengandung beberapa senyawa hara makro dan mikro (Sucandra, et al., 2015 dalam Nisa, et al., 2021).

(7)

Berdasarkan hasil pada tabel 1. Hasil Pengamatan Subkultur Anggrek pada Media VW, hasil pengamatan sub-kultur anggrek pada minggu ke-1 presentase kontaminasinya adalah 0%, dengan jumlah akar U1: 3; U2: 2; U3: 1; U4: 2, panjang akar U1: 0,7 cm; U2: 1,2 cm; U3: 0,5 cm; U4: 0,3 cm. Pada minggu ke-2 presentase kontaminasinya adalah 50%, dengan jumlah akar U1: 0; U2: 2; U3: 1; U4: 0, panjang akar U1: 0; U2: 1,6 cm; U3: 0,6 cm; U4: 0. Pada minggu ke-3 presentase kontaminasinya adalah 0%, dengan jumlah akar U1: 0; U2: 2; U3: 0; U4: 0, panjang akar U1: 0; U2: 2,4 cm; U3: 0 cm; U4: 0. Pada minggu ke-4 presentase kontaminasinya adalah 0%, dengan jumlah akar U1: 0; U2: 2; U3: 0; U4: 0, panjang akar U1: 0; U2: 2,7 cm; U3: 0 cm; U4: 0. Pada minggu ke-4 presentase kontaminasinya adalah 0%, dengan jumlah akar U1: 0; U2: ; U3: 0; U4: 0, panjang akar U1: 0; U2: 3 cm; U3: 0 cm; U4: 0. Pada minggu ke-4 presentase kontaminasinya adalah 0%, dengan jumlah akar U1: 0; U2: 2; U3: 0; U4: 0, panjang akar U1: 0; U2: 3,2 cm; U3: 0 cm; U4: 0.

Sub kultur 1, yaitu sub kultur planlet dari fase sebelumnya yang telah terbentuk daun dan akarnya walaupun belum sempurna. Tujuannya untuk memberikan ruang tumbuh yang lebih luas, sehingga jumlah planletnya lebih sedikit dibandingkan pada penyemaian . Fase ini berlangsung selama 3-4 bulan.

Sub kultur 2, yaitu sub kultur planletdari sub sebelumnya yang ditekankan pada pengembangan daun dan akar tanaman. Planlet dari botol lama di-sub kultur ke dalam botol berisi media baru sebanyak 20 planlet per botolnya. Planlet dibiarkan tumbuh selama 3-4 bulan hingga berukuran 3-5 mm.

Kontaminasi media VW bisa terjadi pada saat praktikum dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya pada proses akhir memasak yaitu kurang kuat dalam menutup botol dan tempat penyimpanan media. Penutupan tutup botol yang kurang kuatdapat mengakibatkan terjadinya pertukaran udara dari dalam dan luar botol, sehingga terjadinya kontaminasi. Tempat penyimpanan media VW (modifikasi) sangat lembab, sehingga media banyak terkontaminasi oleh cendawan. Untuk meminimalisir terjadinya kontaminasi, praktikan harus menutup botol dengan kuat dan media harus dipindahkan ke tempat yang tidak begitu lembab.

(8)

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Media VW merupakan media yang sering digunakan dalam perbanyakan tanaman anggrek Dendrobium sp., media VW ini mengandung beberapa senyawa hara makro dan mikro. Kontaminasi media VW bisa terjadi pada saat praktikum dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya pada proses akhir memasak yaitu kurang kuat dalam menutup botol dan tempat penyimpanan media.

Penutupan tutup botol yang kurang kuatdapat mengakibatkan terjadinya pertukaran udara dari dalam dan luar botol, sehingga terjadinya kontaminasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam melakukan kultur jaringan pada anggrek yaitu, sterilisasi ruangan, alat, dan bahan yang digunakan dalam kultur jaringan, pemilihan sub kultur yang sesuai, media yang digunakan, dan lingkungan.

(9)

DAFTAR PUSTAKA.

Ashari 1995, Perbanyakan Vegetatif pada Anggrek. Kanisius. Jakarta.

Heriansyah, P. 2019. Multiplikasi Embrio Somatis Tanaman Anggrek (Dendrobium sp) Dengan Pemberian Kinetin Dan Sukrosa Secara In- Vitro. Jurnal Ilmiah Pertanian,15(2).

Heriansyah, P. 2020. Rahasia Mudah Menguasai Kultur Jaringan Tanaman:

Teori dan Praktiknya. Penerbit Lindan Bestari. Bogor.

Heriansyah, P., & Marlina, G. (2021). Ex-situ conservation of the native orchid Coelogyne rochussenii de Vriese from the Bukit Rimbang and Baling Wildlife Reserve Areas. Biogenesis: Jurnal Ilmiah Biologi, 9(1), 102- 108.

Nisa, N. A., T. Rahayu., G. E. Jayanti. 2021. Peranan BAP dan Air Kelapa pada Medium VW terhadap Organogenesis Dendrobium sp. Jurnal Metamorfosa, 8(2): 293-303.

Saleh, R., P. Heriansyah., & N. Tri. 2022. Pengaruh Berbagai Konsentrasi Sukrosa dan Nicotinic Acid terhadap Pertumbuhan Subkultur Tanaman Anggrek Dendrobium sp. Jurnal Agro Indragiri, 10(2).

Silalahi, M. (2015) Pengaruh Modifikasi Media Murashige-Skoog (MS) Dan Zat Pengatur Tumbuh BAP Terhadap Pertumbuhan Kalus Centella asiatica L.

(Urban.). Jurnal ProLife. 2 (1), 14-23

Sucandra, A., S. Fetmi, dan E. Y. Arnis. 2015. Uji Pemberian Beberapa Konsentrasi Glisin Pada Media Vacin and Went (VW) Terhadap Pertumbuhan Plantlet Anggrek (Dendrobium sp.) Secara In Vitro. J Faperta. 2(1): 1.

Widyastuti, S. M., & Yuniarti, D. 2003. Biological control of Sclerotium rolfsi damping-off of tropical pine (Pinus merkusii) with three isolates of Trichoderma spp. OnLine Journal of Biological Sciences (Pakistan).

Yenisbar., & T. L. Kamaliah. 2022. Penuntun Praktikum Bioteknologi Pertanian.

Universitas Nasional Jakarta.

(10)

LAMPIRAN

Disiapkan alat dan bahan

Ditimbang agar-

agar Ditimbang gula VW 0,815 gram

Penuangan agar- agar dan gula

Penuangan VW pada beaker

glass

Penuangan larutan VW

Botol kultur yang sudah ditutup

Referensi

Dokumen terkait

Tubuh anda memerlukan karbohidrat, antara lain sebagai sumber energi utama ( setiap 1 gram karbohidrat mengandung 4,1 kalori), untuk menjaga keseimbangan kondisi asam dan basa

Keberhasilan dalam mencapai perbanyakan tanaman dengan metode kultur jaringan dapat dipengaruhi beberapa variable diantaranya yaitu jenis pada media dasar yang dipakai,

Setiap jenis tanaman yang ditanam atau dibiakkan dengan menggunakan jenis media MS (Murashige And Skoog) mempunyai komposisi yang sedikit berbeda yaitu pada penggunaan bahan

Teknik kultur jaringan tanaman adalah suatu cara atau teknik untuk menumbuhkan sel, jaringan, organ atau bagian tanaman lainnya untuk menjadi tanaman secara utuh,

Badan keton diproduksi ketika karbohidrat tidak dapat digunakan untuk menghasilkan energi yang disebabkan oleh : gangguan metabolisme karbohidrat (mis. diabetes mellitus

Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan komposisi media yang tepat pada perbanyakan tanaman jarak pagar dengan menggunakan teknik kultur jaringan.. Manfaat

Beberapa sumber kontaminasi mikroorganisme pada sistem kultur jaringan, adalah: (1) media, (2) lingkungan kerja yang kurang steril dan pelaksana penanaman yang kurang hati-hati

Beberapa sumber kontaminasi mikroorganisme pada sistem kultur jaringan, adalah: (1) media, (2) lingkungan kerja yang kurang steril dan pelaksanaan penanaman yang kurang hati-hati