• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM BIOPROSES

N/A
N/A
Karima Nur Faikoha

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM BIOPROSES"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM BIOPROSES

Disusun oleh :

Nama : Farhan Rif’at Mauludani NIM : 2141420044

Kelas : 1D D4

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2021

(2)

I. STERILISASI

1.1 Tujuan Sterilisasi

1. Menerapkan prinsip sterilisasi alat dan media di bidang ilmu Bioproses.

2. Menggunakan autoclave konvensional, autoclave Hirayama, serta oven dengan baik dan benar sesuai SOP autoclave.

1.2 ALAT DAN BAHAN

 Cawan petri

 Tabung reaksi beserta rak

 Pipet ukur 10 mL

 Labu takar 1000 mL

 Batang pengaduk

 Cawan arloji

 Kertas pembungkus

 Kain kassa

 Kapas berlemak

 Tali kasur

 Hot plate

 Gunting

 Oven

 Autoclave Hirayam

 Neraca Analitik

 Nutrient Agar Bubuk (NA)

 Aquades

(3)

1.3 PROSEDUR PERCOBAAN A. Sterilisasi Alat

.

B. Sterilisasi Media NA

Dibungkus peralatan (cawan petri,pipet ukur) dan ditutupi plastik (erlenmeyer berisi media NA, botol aquades, botol tip mikropipet) Dimasukkan dalam autoclave pada suhu 121℃, selama 30 menit

Setelah selesai disterilisasi, disimpan alat dalam oven bersuhu 80℃

selama 24 jam.

Dilarutkan dengan aquades 100 mL dalam erlenmeyer, lalu dipanaskan diatas penangas sambil diaduk.

Ditimbang 2 gram Nutrient Agar (NA) bubuk

Disterilisasi dalam autoclave pada suhu 121℃ selama 30 menit Dicuci alat yang digunakan dengan air sabun hingga tidak terasa berminyak, bilas dengan air mengalir kemudian dengan aquades atau

alkohol. Tiriskan hingga kering

Untuk tabung reaksi dan peralatan berleher disumbat dengan kapas berbungkus kain kassa steril. Sumbatan harus padat dibagian luar agar

dapat menahan debu dan kotoran.

(4)

1.4 HASIL PENGAMATAN

1. PERSIAPAN

 Mencuci peralatan sampai bersih

 Mengeringkan alat sampai kering didalam oven

 Membuat sumbat tabung reaksi, erlenmeyer dan botol aquades

 Membungkus cawan petri

 Mengisi botol aquades pada tabung reaksi

 Mengisi botol aquades ½ botol

 Yang sudah berisi aquades disumbat dan ditutup dengan plastik dan masukkan keranjang

2. PELAKSANAAN

 Ketika OFF dilarang membuka autoclave

 Jika airnya sudah memenuhi batas, masukkan keranjang ke autoclave

 Tutup autoclave dan klik mode LIQ

 Atur suhu 121℃ dengan waktu 30 menit

 Pilih program 1 (otomatis)

 Tekan tombol START

 Lampu Standby menyala yang artinya adalah melakukan pengaturan

 Lampu Heating berkedip artinya proses sterilisasi sedang dimulai (kenaikan suhu dan tekanan)

 Lampu Sterilisasi berkedip berkedip artinya proses berlangsung

 Lampu Exhaust berkedip artinya penurunan tekanan

 Lampu Warming berkedip artinya penurunan suhu

 Lampu Complete berkedip artinya proses selesai

(5)

3. PENYELESAIAN

 Tekan tombol “STOP” apabila suhu sudah mencapai 96℃

 Pada suhu 70℃ autoclave baru boleh dibuka

 Buka kunci autoclave sampai menutupi kata (UNLOCK)

 Lalu buka atau ambil alat dan media yang disterilkan (kondisi basah)

 Tekan tombol “OFF”

 Stop kontak dicabut

 Lalu keringkan alat dan media yang sudah disterilkan dalam oven pada suhu 105℃ selama 2 jam

1.5 PEMBAHASAN

Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme (fungi, virus, bakteri dan protozoa) yang terdapat dalam suatu benda. Sedangkan steril adalah keadaan dimana suatu bahan atau alat terbebas dari mikroorganisme baik bentuk vegetatif maupun sporanya. Sterilisasi adalah langkah awal dalam pembuatan sediaan steril. Dalam praktikum ini penggunaan alat dan media sangat berperan penting dalam sterilisasi. Pada proses sterilisasi alat dan media kali ini kita menggunakan alat Autoclave Hirayama. Peralatan yang biasanya disterilisasi biasanya terbuat dari gelas atau kaca, plastik dan besi. Dalam melakukan sterilisasi perlu diketahui mana alat yang terbuat dari bahan yang tahan dan tidak tahan panas maupun bahan yang memiliki batas panas maksimal yang mampu diterimanya. Hal ini bertujuan agar peralatan yang disterilkan tidak rusak, misalnya saja untuk mensterilkan peralatan plastik dengan menggunakan sterilisasi panas kering, sudah tentu yang terjadi adalah hal-hal yang tidak diinginkan seperti rusaknya perlatan.

(6)

1.6 KESIMPULAN

1. Sterilisasi merupakan suatu usaha untuk mensterilkan alat agar tidak terkontaminasi dengan mikroba atau mikroorganisme lainnya.

2. Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan media dan praktikum isolasi mikroorganisme metode cawan tuang, cawan gores dan agar miring harus memperhatikan kontrol kualitasnya dan sterilisasinya sebagai pendukung pembuatan media yang steril dan aseptik.

3. Prinsip kerja autoclave adalah penggunaan uap air jenuh pada tekanan diatas tekanan atmosfer dan digunakan untuk memanaskan isi autoclave.

(7)

II. METODE CAWAN TUANG

2.1 Tujuan Cawan Tuang

1. Menerapkan prinsip isolasi mikroorganisme metode cawan tuang dengan baik dan benar.

2. Menggunakan pipet mikro, vortex mixer dengan baik dan benar.

3. Membuat pengenceran biakan secara aseptik dengan baik dan benar.

4. Memindahkan biakan ke dalam cawan petri steril secara aseptic dengan baik dan benar.

5. Mengisolasi mikroorganisme dengan metode cawan tuang dengan baik dan benar.

2.2 ALAT DAN BAHAN

 Cawan petri steril

 Tabung reaksi steril

 Pembakar spiritus

 Korek api

 Pipet mikro 100-1000 µL

 Tip pipet mikro steril

 Pipet ukur steril 10 mL

 Ball pipet

 Vortex mixer

 Inkubator oven

 Autoclave

 Air steril

 Etanol 70%

 Media NA

 Biakan mikroorganisme campuran

(8)

2.3 PROSEDUR PERCOBAAN

Disiapkan alat dan bahan (6 tabung reaksi yang berisi 9 mL air steril, letakkan rak dan beri nomor)

Dikocok tabung reaksi yang berisi suspensi campuran bakteri

Diambil 1 mL campuran biakan aseptik pindahkan ke tabung reaksi(kocok)

Diambil 1 mL dari tabung reaksi 1 campuran biakan aseptik dan pindah ke tabung reaksi 2

Dari masing-masing tabung reaksi, dipindahkan 1 mL campuran biakan secara aseptik ke 5 cawan petri (memberi penomoran dengan

pengenceran sesuai dengan asal biakan) Variasi pengenceran adalah 10-2, 10-4, dan 10-6

Ditambahkan agar cair dengan keadaan masih hangat-hangat kuku. Lalu diputar searah jarum jam sebanyak 5 kali, berawanan arah jarum jam 5

kali dan membentuk angka 8 sebanyak 5 kali.

Dibiarkan hingga beku

Dibungkus cawan petri menggunakan kertas pembungkus

Diinkubasi selama 2x24 jam pada suhu 37℃

Diamati koloni, warna dan bentuknya.

(9)

2.4 HASIL PENGAMATAN

Pengenceran 10-2

Bentuk, Tepian, Elevasi

Bentuk : - Tepian : - Elevasi : -

Kontaminan : Ada Jumlah koloni : -

(10)

Pengenceran 10-4

Bentuk, Tepian, Elevasi

Bentuk : Bulat

Tepian : Tak beraturan Elevasi : Cembung Kontaminan : Tidak

Pengenceran 10-6

Bentuk, Tepian, Elevasi

Bentuk : Bulat Tepian : Tak braturan Elevasi : Cembung Kontaminan : Tidak ada

(11)

REFERENSI KOLONI Monococcus (mikroskop)

GAMBAR REFERENSI MIKROBA

PENGENCERAN 10-4 BENTUK, TEPIAN, ELEVASI

Bentuk : Bulat

Tepian : Tak beraturan Elevasi : Cembung Kontaminasi : Tidak

Bakteri yang berbentuk bulat tunggal. Yaitu Monococcus

(12)

2.5 PEMBAHASAN

Cawan Tuang adalah teknik lain yang dapat digunakan untuk mendapatkan koloni murni mikroorganisme. Isolasi menggunakan cawan tuang ini memiliki tujuan tertentu salah satunya adalah untuk mendapatkan isolasi tunggal dari mikroorganisme tertentu. Pada praktikum ini, biakan yang digunakan adalah dari yoghurt kin dan didapati sampel yang mengandung bakteri Monococcus yang berbentuk bulat tunggal seperti pada gambar referensi yang didapatkan. Sebenarnya pada pengamatan mikroskop juga didapatkan vakteri yang berbentuk Streptococcus, tetapi tidak sebanyak bakteri yang berbentuk bulat tunggal. Sebelum melakukan isolasi, sampel diencerkan hingga 10-6 dengan tujuan mendapatkan isolasi tunggal yang diinginkan dan memperkecil jumlah koloni saat diinkubasi.

Semakin encer biakan maka semakin sedikit jumlah koloninya, begitupun sebaliknya. Pada praktikum kali ini 1 mL biakan diencerkan dengan 9 mL aquadest steril dengan menggunakan pengenceran 10-2,10-4, dan 10-

6.Biakan dipindahkan ke dalam cawan petri menggunakan mikropipet lalu dituangkan media NA cair yang suhunya hangat-hangat kuku agar bakterinya tidak mati. Setelah dituangi media maka diputar searah jarum jam sebanyak 5 kali, berlawanan arah jarum jam 5 kali dan membentuk angka 8 sebanyak 5 kali. Jumlah koloni akan terlihat setelah di inkubasi selama 2x24 jam dengan suhu kurang lebih 30℃, karena pada suhu tersebut pertumbuhan bakteri akan lebih cepat. Hal ini dikarenakan suhu tersebut merupakan suhu optimal bakteri untuk berkembang. Permukaan NA atau media akan tumbuh koloni berwarna putih dan rata-rata berbentuk lingkaran. Diwaktu yang sama, jika tumbuh bercak berwarna lain berarti cawan petri terkontaminasi karena praktikum yang dilakukan tidak secara aseptik. Dalam satu koloni belum tentu hanya ada satu jenis bakteri. Hal itu yang menyebabkan kita harus melakukan pengecekan menggunakan mikroskop. Saat mengambil sampel untuk preparat, kita harus mengambil koloni yang letaknya paling jauh untuk bisa melihat isolasi tunggal. Pada pengenceran 10-2, 10-4, 10-6 koloni berbentuk bulat, tepiannya tak beraturan dan elevasinya cembung. Pada pengenceran 10-2 terdapat kontaminasi dan

(13)

tidak tumbuh mikroba sama sekali, pada pengenceran 10-4 tidak terdapat kontaminasi, dan pada pengenceran 10-6 tidak terdapat kontaminasi.

2.6 KESIMPULAN

1. Prinsip isolasi mikroorganisme metode cawan tuang adalah

memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba jenis lainnya yang berasal dari macam-macam jenis mikroba. Isolasi memisahkan bakteri yang diinginkan dari gabungan bakteri untuk mendapatkan biakan murni.

2. Kesalahan teknik pengenceran dapat menyebabkan bakteri tidak dapat hidup pada cawan petri.

3. Pada pengenceran 10-2, 10-4, 10-6 koloni berbentuk bulat, tepiannya tak beraturan, dan elevasinya cembung.

4. Pada pengenceran 10-2 terdapat kontaminasi, pada pengenceran10-4 tidak terdapat kontaminasi dan pada pengenceran 10-6 juga tidak terkontaminasi.

(14)

III. METODE CAWAN GORES

3.1 TUJUAN

1. Menerapkan prinsip isolasi mikroorganisme metode cawan gores dengan baik dan benar.

2. Memindahkan biakan ke dalam cawan petri steril secara aseptik dengan baik dan benar

3. Mengisolasi mikroorganisme dengan metode cawan gores dengan baik dan benar.

3.2 ALAT DAN BAHAN

 Cawan petri steril

 Lup inokulasi

 Pembakar spiritus

 Media agar NA steril

 Suspensi campuran bakteri 10-4 (Yogurt dengan starter kin)

3.3 PROSEDUR PERCOBAAN

Disiapkan cawan petri kering dan steril.

Dinyalakan pembakar spirtus, dikerjakan pada radius 30 cm maksimal dari api

Dipanaskan bibir cawan petri beberapa kali pada api spirtus

Diletakkan dimeja dan buka tutup cawan petri. Jangan terlalu lebar, cukup

untuk menuangkan media akar 1/3 bagian dari kedalaman cawan petri.

Tunggu hingga membeku.

(15)

Dibuat sketsa area penggoresan dengan menggunakan spidol

Diletakkan cawan petri di atas meja dengan posisi tutup terletak disisi atas sektor 0 disisi kiri.

Digunakan biakan yang sudah dibuat pada isolasi cawan tuang. Pilih koloni yang bukan kontaminan.

Dipijarkan kawat ose dan biarkan dingin

Digoreskan lup ke sektor 0 satu sampai 3 kali dan susul goresan ke arah tepi luar sektor 1. Lanjutkan dengan goresan zig zag padas sektor 1 dan

tidak tumpang tindih.

Diputar cawan petri hingga sektor 1 terletak disisi kiri, ulangi untuk mengencerkan biakan dari sektor 1 ke sektor 2.

Dipanaskan bibir cawan petri dengan pembakar spiritus kemudian bungkus rapi.

Inkubasi cawan petri terbalik dalam inkubator oven pada suhu 30 derajat celcius selama 2x24 jam.

Diamati diameter (mm), warna, ketinggian koloni dan bentuk.

Dengan menggunakan lup inokulasi, pindahkan secara aseptik satu lup penuh biakan mikroba pada sektor 0 dan goreskan membentuk pola zig-

zag. Perhatikan agar tutup cawan petri tidak terbuka terlalu lebar.

Karena permukaan agar dapat terlukai oleh lup, maka goresan dilakukan tanpa tekanan berlebih.

(16)

3.4 HASIL PENGAMATAN

Koloni Monococcus Pengenceran

10-4

Bentuk, Tepian, Elevasi

Bentuk : Bulat

Tepian : Tak beraturan Elevasi : Cembung Kontaminasi : Tidak

Mikroba tumbuh pada sektor 0,1,2, dan 3. Mikoba paling banyak tumbuh pada sektor 0 dan yang paling sedikit pada sektor 3

Gambar referensi cawan gores

Bentuk, Tepian, Elevasi

Mikroba tumbuh pada sektor 0,1,2, dan 3. Mikoba paling banyak tumbuh pada sektor 0 dan yang paling sedikit pada sektor 3

(17)

3.5 PEMBAHASAN

Cawan Gores adalah isolasi bakteri yang bertujuan untuk membuat garis sebanyak mungkin pada permukaan medium biakan menggunakan kawat ose atau lup inokulasi. Inokulasi merupakan salah satu metode yang ada di dalam bioproses untuk memindahkan biakan mikroorganisme dari suatu media ke media lain secara aseptik. Tujuan dari inokulasi adalah untuk mendapatkan isolasi tunggal dari biakan yang diamati. Namun koloni yang tumbuh pada media tidak selalu satu jenis sehingga kita perlu melakukan pengamatan menggunakan mikroskop terlebih dahulu. Pada praktikum kali ini, yang digunakan adalah cawan gores untuk menginokulasi biakan hasil cawan tuang dan didapat bakteri Monococcus. Suhu inokulasi kurang lebih 30℃ karena pada suhu tersebut bakteri bisa berkembang dengan baik. Waktu untuk inkubasi adalah 2x24 jam. Koloni akan tumbuh sesuai dengan bentuk zig zag yang telah digoreskan. Jika ada atau tumbuh warna lain selain putih bisa jadi cawan petri terkontaminasi untuk koloni yang diambil adalah koloni yang paling ujung (peta 3) dan jauh dari koloni lain.

Penggoresan media yang baik dan benar akan terlihat hasil biakan bakteri murni pada satu titik koloni pada sektor tiga. Pada praktikum ini berhasil didapatkan koloni tunggal pada sektor 3 yang berwarna putih.

Pada sektor nol, satu, dan dua didapatkan tumpukan koloni bakteri yang sangat banyak. Hal ini sesuai dengan referensi pada data pengamatan jika sektor 3 hanya akan terbentuk koloni tunggal, yang membedakan antara hasil praktikum dengan hasil referensi adalah untuk praktikum terbentuk koloni berwarna putih yang berbentuk zig-zag tapi melebar sedangkan pada referensi terbentuk koloni berwarna kuning dengan bentuk zig-zag, tetapi garis halus. Hal ini dapat diidentifikasi jika hasil praktikum telah mengalami penumpukan koloni sehingga bentuknya melebar

(18)

3.6 KESIMPULAN

1. Prinsip isolasi mikroorganisme metode cawan tuang adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba jenis lainnya yang berasal dari macam-macam jenis mikroba. Isolasi memisahkan bakteri yang diinginkan dari gabungan bakteri untuk mendapatkan biakan murni.

2. Koloni yang terbentuk dalam cawan gores adala Monococcus 3. Pada percobaan kali ini koloni berbentuk bulat, tepiannya tak beraturan elevasi cembung, tidak terkontaminasi, dan berhasil mendapatkan koloni tunggal pada sektor tiga.

(19)

IV. MEDIA AGAR MIRING

4.1 TUJUAN

1. Membuat agar miring di tabung reaksi

2. Menginokulasi biakan secara aseptik ke agar miring dengan baik dan benar

4.2 ALAT DAN BAHAN

 Tabung reaksi steril

 Rak tabung reaksi steril

 Batang penyangga

 Lup inokulasi

 Pembakar spiritus

4.3 PROSEDUR PERCOBAAN

Disiapkan tabung reaksi kering lengkap dengan sumbat kapasnya

Dituangkan media agar NA yang belum disterilisasi hingga 1/3 tinggi tabung reaksi

Dituangkan media agar NA yang belum disterilisasi hingga 1/3 tinggi tabung reaksi

Ditutup tabung reaksi dengan sumbat kapas yang sudah dibuat

Disterilisasi tabung reaksi yang berisi media dengan menggunakan autoclave

Setelah proses sterililisasi selesai, disimpan dalam posisi miring, atur sedemikian rupa hingga media adar didasar tabung tidak terlalu tebal

dan ujung agar miring cukup jauh kurang lebih 8 cm dari lubang

(20)

Agar miring dinyatakan jadi bila tidak ada embun didalam tabung

Diletakkan pembakar spiritus pada jarak kurang lebih 30 cm dari kita

Dibersihkan meja kerja dan tangan dengan menyemprot etanol 70%

Pegang cawan petri berisi isolat dengan tangan kiri dan lup inokulasi di tangan kanan. Pijarkan lup inokulasi hingga memerah, kemudian

panaskan bibir cawan petri dalam beberapa putaran

Gerakkan ibu jari tangan kiri ke arah atas sedemikian hingga tutup cawan petri terangkat sedikit dan tahan dengan telunjuk dan jari tengah

tangan kiri.

Pegang tabung reaksi dengan tangan kiri dan lup inokulasi ditangan kanan. Buka tutup kapasnya dengan kelingking tangan kanan dan

jepitkan ke telapak tangan kanan.

Dipanaskan bibir tabung reaksi dalam beberapa putaran, lalu masukkan lup inokulasi dan goreskan ke agar miring dalam tabung reaksi degan

pola zig-zag.

Lup inokulasi harus dipijarkan sebelum disimpan

Diambil satu lup biakan isolat 10-3 dan cepat tutup cawan petri. Dan panaskan lagi bibir cawan petri.

Dipanaskan bibir tabung reaksi sebelum kapasnya ditutupkan lagi. Lalu inokulasi selama 2x24 jam dalam inkubator oven pada suhu yang sesuai.

(21)

4.4 HASIL PENGAMATAN Koloni Monococcus

Tabung ke 1 Keterangan

Ditumbuhi koloni pada hasil dari penggoresan.

REFERENSI GAMBAR AGAR MIRING

REFERENSI Keterangan

Ditumbuhi koloni pada hasil dari penggoresan.

(22)

4.5 PEMBAHASAN

Medium agar miring yang digunakan pada praktikum ini terdiri dari suatu campuran nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba dan dibuat dalam tabung reaksi yang diletakkan miring pada waktu pendinginan. Selain itu medium juga bisa digunakan untuk isolasi memperbanyak, pengujian sifat fisiologi dan perhitungan mikroba.

Dalam praktikum kali ini, media yang digunakan adalah media Nutrient Agar (NA). Medium ini digunakan sebagai sumber makanan bagi mikroba. NA sendiri merupakan suatu medum padat yang merupakan perpaduan antara bahan alamiah. Kesesuaian suhu atau temperatur, pH, kecukupan nutrient pada media merupakan beberapa syarat agar mikroba tumbuh dan berkembang dengan baik (Stainer, 2011) pembuatan media untuk berbagai macam organisme harus menggunakan bahan yang mengandung banyak protein dengan bebagai konsentrasinya sehingga dapat menumbuhkan bakteri. Setiap perlakuan yang diinginkan dilakukan secara aseptis didekat api bunsen berfungsi agar saat inokulasi bahan serta alatyang digunakan tetap steril.

Digoreskan dengan menggunakan metode zig zag agar bentuk koloni merata dan tidak bertumpuk. Hasil cawan gores disimpan dalam inkubator selama 2x24 jam pada suhu kurang lebih 37℃. Apabila terjadi kesalahan penggoresan menyebabkan bakteri tidak hidup dalam tabung reaksi yang berisi media tersebut . Pada media agar miring saya tidak ada kontaminan sama sekali dan setelah diinokulasikan bakteri pada agar miring tumbuh koloni yang sangat banyak dan bertumpuk, hal ini dikarenakan waktu yang dibutuhkan dalam inkubasi melebihi batas waktu, beda dengan gambar referensi yang didapatkan hasil kembangbiakan bakteri pada agar miring terlihat zig-zag dan tidak bertumpuk.

(23)

4.6 KESIMPULAN

1. Prinsip isolasi mikroorganisme metode cawan tuang adalah

memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba jenis lainnya yang berasal dari macam-macam jenis mikroba. Isolasi memisahkan bakteri yang diinginkan dari gabungan bakteri untuk mendapatkan biakan murni.

2. Memindahkan biakan kedalam cawan petri dan inokulasi secara aseptik didekat api bunsen untuk mendapatkan media agar miring yang baik dan benar.

3. Pada hasil percobaan kali ini agar miring ditumbuhi koloni pada hasil percobaan.

(24)

V. PERHITUNGAN MIKROBA DENGAN COLONY COUNTER

5.1 TUJUAN

1. Mengetahui jumlah mikroorganisme dengan menggunakan metode yang sesuai.

2. Mengoperasikan colony counter dengan baik dan benar.

3. Menentukan jumlah mikroorganisme dengan menggunakan colony counter.

5.2 ALAT DAN BAHAN

 Cawan petri yang berisi biakan mikroba pengenceran 10-4.

 Alat colony counter.

 Spidol

5.3 PROSEDUR PERCOBAAN

Disiapkan cawan petri hasil isolasi dengan metode cawan tuang.

Perhatikan faktor pengencerannya

Dihidupkan colony counter, letakkan cawan petri di wadah yang sudah disediakan dengan posisi tutup dibawah

Ditunjuk tiap titik koloni dengan spidol permanen hingga tercatat angka yang menunjukkan jumlah koloni yang ada dalam cawan petri tersebut.

Angka yang diperoleh dikalikan dengan faktor pengencernya.

Jumlah koloni adalah perkalian dari hasil perhitungan dengan angka pengencerannya. (cfu/mL)

(25)

5.4 HASIL PENGAMATAN

Pengenceran 10-4 Hasil

perhitungan colony counter

210 sel

SPC

210 x 104 = 2,10 x 106 Maka jumlah koloninya adalah 2,10 x 106 cfu/ml

5.5 PEMBAHASAN

Pada praktikum dengan metode perhitungan cawan, kali ini menggunakan alat yang namanya colony counter. Colony counter merupakan alat yang digunakan di Laboratorium Mikrobiologi. Alat ini digunakan untuk menghitung jumlah koloni bakteri atau

mikroorganisme yang ditumbuhkan di media yang disimpan dalam cawan petri. Prinsip kerjanya yang sangat simple secara otomatis dengan bantuan spidol dan tombol hitung. Pada praktikum kali ini menggunakan pengenceran 10-4. Jumlah koloninya juga berbeda- beda pada setiap pengenceran. Pada perhitungan colony counter terdapat jumlah sah, yaitu antara 30-300, apabila >300 maka dianggap tidak sah dihitung dan kemungkinan kesalahan perhitungan sangat besar, apabila <30 jumlah koloni sangat sedikit. Pada perhitungan

pengenceran 10-4 jumlah sel yang dihitung terdapat 210 koloni sehingga memenuhi syarat, lalu dikalikan dengan faktor pengeceran 104 sehingga jumlah koloni dalam pengenceran ini adalah 2,10 x 106 cfu/ml.

(26)

5.6 KESIMPULAN

1. Perhitungan mikroba menggunakan colony counter merupakan perhitungan yang sangat mudah dan sangat simple karena hanya menggunakan spidol dan tombol hitung.

2. Pada hasil pengamatan pengenceran 10-4 terdapat 210 sel.

3. Perhitungan jumlah koloni (SPC) pada pengenceram 10-4 terdapat 2,10 x 106 cfu/ml.

(27)

VI. PERHITUNGAN MIKROBA DENGAN HAEMOCYTOMETER

6.1 TUJUAN

1. Menggunakan hemasitometer dengan baik dan benar 2. Menentukan jumlah mikroorganisme dengan menggunakan

hemasitometer

6.2 ALAT DAN BAHAN

 Biakan hasil isolasi metode cawan tuang

 Pipet mikro

 Tip pipet mikro steril

 Pembakar spiritus

 Hemasitometer

 Mikroskop binokuler

6.3 PROSEDUR PERCOBAAN

Dibersihkan permukaan hitung hemasitometer dengan secarik tissue dan setetes etanol 70%. Jangan digosok terlalu kuat karena kaca

Diletakkan kaca tutup hemasitometer diatas permukaan hitung hemasitometer diatas permukaan hitung hemasitometer

Dibuat pengenceran 10-2 untuk suspensi biakan mikroba hasil isolasi metode cawan gores atau cawan tuang.

Dengan cermat menaruh ujung pipet mikro pada tepi kaca tutup hemasitometer dan biarkan ruang hitung terpenuhi suspensi secara

kapiler. Dan tutup dengan deeglass

(28)

Diletakkan hemasitometer diatas pentas mikroskop dengan hati-hati.

Mengamati dengan lensa obyektif berkekuatan rendah (40x) dan hitunglah jumlah sel yang terdapat pada 80 buah kotak kecil yang

terletak didalam kotak bagian tengah yang berukuran 1mm2

Pembagian ruang hitung hemasitometer. Seluruhnya ada sembilan area, masing-masing berukuran 1 mm2 . Kotak yang di tengah , yang kesemua

sisinya dibatasi garis ganda juga berukuran sama, dibagi menjadi 25 kotak besar. Setiap kotak besar ini dibagi lagi menjadi 16 kotak kecil.

Sehingga di dalam kotak tengah tersebut seluruhnya terdapat 25 x 16 kotak atau 400 kotak kecil yang merupakan ruang hitung.

Kotak yang merupakan tempat sampling hitungan adalah 4 kotak besar di ujung dan I kotak besar di tengah. Tiap kotak ini terdiri atas 16 kotak

kecil, hingga totalnya adalah 80 kotak kecil

Bila ditemukan sel mikroba tepat di garis batas, maka yang boleh dihitung HANYALAH yang tcrletak di sudut kiri atas kotak.

(29)

6.4 HASIL PENGAMATAN

PENGENCERAN 10-4 PADA PERBESARAN 100X

PERBESARAN 100X

PENGENCERAN 10-4 PADA PERBESARAN 400X

GAMBAR KETERANGAN

Sektor 1

20 sel

(30)

Sektor 2

18 sel

Sektor 3

33 sel

(31)

HASIL PERHITUNGAN DENGAN HAEMACYTOMETER

a) Perhitungan 25 kotak besar seluruhnya

 Jumlah sel seluruhnya= 187 sel

 Kedalaman hemasitometer= 0,1 mm3

 Jumlah dalam 1 mm2 adalah 187 sel : 0,1 mm3= 1870 sel/mm2

 Dalam 1 cm3 terdapat

1870 sel/mm3 x 1000mm3/cm3= 1.870.000 sel/cm3 atau 1,87 x 106 sel/cm3

Sektor 4

30 sel

Sektor 5

24 sel

(32)

b) Perhitungan menggunakan sampling

• Jumlah sel dalam 5 sektor Sektor 1 : 20 sel Sektor 2 :18 sel Sektor 3 :33 sel Sektor 4 :30 sel Sektor 5 :24 sel

Sektor total : 125 sel

• 5 kotak besar = 80 kotak kecil = 125 sel

• Sehingga setiap 1 mm2 terdapat 125 x 5 = 625 sel

• Kedalaman hemasitometer 0,1 mm3 Sehingga dalam 1 mm2 terdapat 0,1 mm3 / 625 sel = 6250 sel/mm3

• Jumlah per cm3 adalah

6250 sel/mm3 x 1000mm3/cm3

= 6,25x 106 sel/cm3

6.5 PEMBAHASAN

Pada praktikum perhitungan mikroba selanjutnya menggunakan Hemasitometer. Sebelum digunakan sebaiknya Hemasitometer disemprot dengan etanol 70% terlebih dahulu dan lap dengan tissue akan tetapi jangan terlalu ditekan karena permukaan Hemasitometer mudah tergores. Setelah itu ambil pengenceran 10-2 menggunakan mikropipet dan letakkan disalah satu ruang hitung Hemasitometer. Lalu tutup dengan deeglass dan amati menggunakan mikroskop. Pada

pengamatan menggunakan mikroskop harus dengan hati-hati dan penuh ketelitian. Penggunaan mikroskop pada perbesaran 100x dan 400x.

Harus teliti untuk mencari sektor yang akan dihitung dengan bantuan

(33)

mikroskop dan agar tidak tertukar dengan sektor lainnya. Apabila sektor sudah ditemukan jangan lupa untuk difoto dan diamati dihitung berapa jumlah mikrobanya. Sektor yang dipilih dalam hemasitometer adalah sektor 1 (pojok kiri atas) terdapat 20 sel, sektor 2 (pojok kanan atas) terdapat 18 sel, sektor 3 (pojok kanan bawah) terdapat 33 sel, sektor 4 (pojok kiri bawah) terdapat 30 sel, dan sektor 5 (tengah- tengah) terdapat 24 sel. Total dari semua sector adalah 125 sel. Jumlah dalam 1 cm3 adalah 6,25 X 106 sel/cm3. Pada setiap sektor terdiri dari 16 kotak kecil untuk diamati. Sedangkan secara keseluruhan langsung dihitung 25 kotak besar maka akan didapatkan hasil jumlah mikroba sebesar 1.87 x 106 sel/cm3. Pada perhitungan secara keseluruhan dan sampling memiliki perbedaan di jumlah bakterinya, tetapi perubahan yang terjadi tidak terlalu besar karena masih tetap pada 106. Kesalahan yang terjadi adalah 4,36 x 106 sel/cm3 hal ini disebabkan oleh

perhitungan yang kurang teliti.

6.6 KESIMPULAN

1. Hemasitometer adalah alat yang digunakan untuk menghitung mikroba dengan bantuan mikroskop.

2. Kelebihan dari hemasitometer adalah dapat menghitung jumlah sel yang hidup maupun yang mati, tergantung juga dari pewarna yang digunakan.

3. Pada sektor 1 terdapat 20 sel, sektor 2 terdapat 18 sel, pada sektor 3 terdapat 33 sel, pada sektor 4 terdapat 30 sel dan pada sektor 5 terdapat 24 sel.

4. Jumlah total semua sektor adalah 125 sel.

5. Jumlah total secara keseluruhan adalah 187 sel

6. Dengan melakukan perhitungan yang sesuai, didapatkan total sel untul setiap 1 cm3 secara sampling adalah 6,25 x 106 sel/cm3 dan untuk setiap 1 cm3 secara keseluruhan adalah 1,87 x 106 sel/cm3

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Yanty Maryanty, Dwi Moentamaria, Sri Rulianah, Nanik Hendrawati, Khalimatus Sa'diyah, Mutia Devi Hidayati, Noor Isnaini Azkiya, & Dyah Ratna Wulan. (2020). Buku Ajar Praktikum BIOPROSES. Malang:

POLINEMA PRESS

Halimatus sadiyah. 2017. Laporan Praktikum Mikrobiologi. Magelang

Andra Hermawan. Lilis. 2019. Laporan Isolasi Mikroba dalam berbagai Metode. 2015. ITB: BandunG

Anonim. 2020. Laporan Teknik Sterilisasi. Web di akses 16 Desember 2021

Gambar

GAMBAR REFERENSI MIKROBA
Gambar  referensi  cawan gores
GAMBAR  KETERANGAN

Referensi

Dokumen terkait

10 kilo ohm/volt dapat mengukur tegangan, arus, dan hambatan... Rak Tabung Reaksi kapasitas