LAPORAN
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
KARBOHIDRAT
TANGGAL PRAKTIKUM : 15 DESEMBER 2022
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4
1. RIEHAM MARTHA RISANTO NPM. 08.2021.1.01938 2. AFISYA ANINDITA DARMA NPM.08.2021.1.01946
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2022
Laboratorium Dasar Teknik Kimia
FTI-ITATS
ii LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM BERJUDUL : KARBOHIDRAT
Oleh : Kelompok 4
1. Rieham Martha Risanto NPM : 08.2021.1.01934 2. Afisya anindita darma NPM : 08.2021.1.01946
Telah diperiksa, diperbaiki dan disetujui sesuai hasil praktikum atas saran dan petunjuk dari asisten dan dosen pembimbing
Surabaya, 20 Januari 2023 Menyetujui
Dosen Pengampu Asisten Praktikum
Dr. Eka Cahya Muliawati., S.Si., M.T.
NIP. 143017
Chusnul Chotimah 08.2018.1.01816
Mengetahui,
Kepala Laboratorium Dasar Teknik Kimia
Dr. Eka Cahya Muliawati., S.Si., M.T.
NIP.143017
Laboratorium Dasar Teknik Kimia
FTI-ITATS
iii KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat Nya dan atas karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Penelitian Dasar Teknik Kimia yang berjudul “Karbohidrat”. Laporan praktikum ini dibuat untuk memenuhi tugas Praktikum Dasar Teknik Kimia. Kami juga berharap laporan praktikum ini mampu memberikan kontribusi dalam menunjang pengetahuan para mahasiswa khususnya dan pihak lain pada umumnya.
Pada penyusunan laporan praktikum ini, kami tidak dapat menyelesaikannya dengan baik dan benar tanpa adanya bantuan dorongan dari berbagai pihak yang berupa petunjuk, bimbingan, pengarahan maupun fasilitas yang di peroleh. Untuk itu pada kesempatan kali ini dengan segala kerendahan hati dan ketulusan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. Eka Cahya Muliawati, S.Si., M.T. selaku dosen pengampu.
2. Asisten laboratorium Penelitian Dasar Teknik Kimia 2022.
3. Teman-teman yang membantu kami baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan laporan praktikum ini.
Untuk lebih menyempurnakan laporan praktikum ini, kami memerlukan kritik dan saran dari pembacanya, sehingga dapat digunakan untuk membantu memperbaiki laporan praktikum ini. Akhir kata, kami mohon maaf apabila dalam penyusunan laporan praktikum ini terdapat kesalahan dan harapan kami semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Surabaya, 15 Desember 2022
Kelompok 4
Laboratorium Dasar Teknik Kimia
FTI-ITATS
iv ABSTRAK
Karbohidrat merupakan suatu golongan senyawa alam yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk energi. Tujuan dari parktikum ini yaitu mengetahui berbagai macam uji yang bisa dilakukan pada monosakarida, disakarida dan polisakarida, mengetahui kadungan karbohidrat pada sampel TS dan amilum. Uji fehling dan benedict dilakukan dengan mereaksikan sampel dengan reagen Fehling dan Benedict, lalu dipanaskan. Uji molisch mereaksikan sampel dengan α-naftol dan etanol lalu ditambahkan H2SO4. Uji hidrolisa sukrosa mereaksikan HCl dan NaOH pada sampel TS dan melakukan uji Fehling. Uji Barfoed mereaksikan sampel TS dengan reagen Barfoed. Uji reaksi Tollens mereaksikan sampel larutan TS dengan AgNO3, NaOH dan NH3 encer. Uji Hidroksi asam mereaksikan larutan amilum dengan HCl lalu dipanaskan dan menambahkan NaOH. Hasil dari uji Fehling pada sampel TS dan sampel amilum larutan berwarna biru dan endapan berwarna merah bata. Uji Benedict larutan berwarna biru dan tidak ada endapan. Uji Molisch pada sampel TS dan amilum larutan berwarna putih keruh dan terdapat cicin berwarna ungu. Uji Barfoed pada sampel TS larutan berwarna biru dan tidak ada endapan. Uji reaksi Tollens larutan berwarna clear dan tidak ada endapan. Uji hidrolisa sukrosa larutan berwarna hijau dan tidak ada endapan. Uji hidroksi asam pada sampel amilum larutan berwarna keruh dan tidak ada endapan. Kesimpulan dari praktikum yaitu pada sampel larutan TS dan amilum mengandung gula pereduksi sukrosa dan polisakarida yang mengandung gula perduksi sederhana yang ditandai dengan adanya gugus hidroksil pada hasil indikasinya.
Kata kunci : Uji Fehling, Uji Benedict, Uji Molisch, Uji Barfoed, Uji Hidrolisis Asam, Uji Reaksi Tollens, Uji Hidroksi Asam, Larutan TS, Amilum
Laboratorium Dasar Teknik Kimia
FTI-ITATS
v DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
ABSTRAK ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan Praktikum ... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 3
2.1 Karbohidrat ... 3
2.2 Uji Fehling ... 6
2.3 Uji Benedict ... 6
2.4 Uji Molisch ... 7
2.5 Uji Barfoed ... 7
2.6 Uji Reaksi Tollens ... 7
2.7 Uji Hidrolisa ... 8
2.8 Hidroksi Asam ... 8
BAB III METODE PERCOBAAN ... 9
3.1 Skema Percobaan Karbohidrat ... 9
3.1.1 Skema Percobaan Uji Fehling pada Larutan TS ... 9
3.1.2 Skema Percobaan Uji Benedict pada Larutan TS ... 10
3.1.3 Skema Percobaan Uji Molisch pada Larutan TS ... 11
3.1.4 Skema Percobaan Uji Hidrolisa Sukrosa pada Larutan TS ... 12
3.1.5 Skema Percobaan Uji Berfoed pada Larutan TS... 13
3.1.6 Skema Percobaan Uji Reaksi Tollens pada Larutan TS ... 13
3.1.7 Skema Percobaan Uji Fehling pada Amilum ... 14
3.1.8 Skema Percobaan Uji Molisch pada Amilum ... 14
3.1.9 Skema Percobaan Uji Hidroksi Asam pada Amilum ... 15
Laboratorium Dasar Teknik Kimia
FTI-ITATS
vi
3.2 Alat dan Bahan Percobaan Karbohidrat ... 15
3.2.1 Alat ... 15
3.2.2 Bahan... 15
3.3 Gambar Alat... 16
BAB IV DATA HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN ... 19
4.1 Data Hasil Percobaan... 19
4.2 Pembahasan ... 20
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 24
5.1 Kesimpulan ... 24
5.2 Saran ... 24
DAFTAR PUSTAKA ... ix LAMPIRAN
Laboratorium Dasar Teknik Kimia
FTI-ITATS
vii DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Monosakarida ... 4
Gambar 2.2 Struktur Disakarida ... 5
Gambar 2.3 Struktur Oligosakarida ... 6
Gambar 2.4 Struktur Polisakarida ... 6
Gambar 3.1 Skema Uji Fehling pada Larutan TS ... 9
Gambar 3.2 Skema Uji Benedict pada Larutan TS ... 10
Gambar 3.3 Skema Uji Molisch pada Larutan TS ... 11
Gambar 3.4 Skema Uji Hirolisapada Larutan TS ... 12
Gambar 3.5 Skema Uji Berfoed pada Larutan TS ... 13
Gambar 3.6 Skema Uji Reaksi Tollens Pada Larutan TS ... 13
Gambar 3.7 Skema Uji Fehling pada Amilum ... 14
Gambar 3.8 Skema Uji Molisch pada Amilum... 14
Gambar 3.9 Skema Uji Hidroksi Asam pada Amilum ... 15
Gambar 3.10 Bunsen ... 16
Gambar 3.11 Penjepit Kayu... 16
Gambar 3.12 Tabung Reaksi ... 17
Gambar 3.13 Rak Tabung Reaksi ... 17
Gambar 3.14 Pipet Tetes ... 17
Gambar 3.15 Gelas Beker 100 mL ... 17
Gambar 3.16 Gelas Beker 250 mL ... 18
Gambar 3.17 Pipet Volum 10 mL ... 18
Gambar 3.18 Gelas Ukur 50 mL ... 18
Gambar 3.19 Pengaduk ... 18
Gambar 4.1 Reaksi Gugus Aldehida dengan Larutan TS ... 21
Gambar 4.2 Reaksi Molisch pada TS ... 22
Laboratorium Dasar Teknik Kimia
FTI-ITATS
viii DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Hasil Perrcobaan Larutan TS ... 19 Tabel 4.2 Data Hasil Percobaan pada Amilum ... 20
Laboratorium Dasar Teknik Kimia
FTI-ITATS
1 BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan pada manusia dipengaruhi oleh dua faktor yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal atau merupakan faktor yang berasal dari dalam tubuh manusia seperti gen, ras, dan jenis kelamin, sedangkan faktor ekternal atau luar berasal darilingkungan, stimulus, lingkungan sosial, ekonomi dan nutrisi. Nutrisi atau gizi merupakan faktor mutlak yang diperlukan oleh tubuh dalam proses tumbuh kembang. Nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh salah satunya adalah karbohidrat. Karbohidrat tersebut bisa didapatkan dari sumber makanan yang dikonsumsi setiap hari yaitu dari nasi (Rahmi, P., 2019).
Karbohidrat di dalam tubuh berfungsi untuk mencegah tumbuhnya ketosis, pemecahan tubuh protein yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein. Sebagian besar karbohidrat yang dikonsumsi oleh manusia adalah tepung, jagung, beras, kentang, dan jenis padi lainnya. Selain itu, karbohidrat juga menjadi salah satu komponen penting pada manusia atau makhluk hidup lainya dalam bentuk serat (fiber) seperti halnya peptin, lignin, dan selulosa. Itu, karbohidrat harus dipecah menjadi bentuk yang lebih sederhana untuk dapat diserap melalui mukosa saluran pencernaan. Karbohidrat dalam makanan lebih banyak diserap ke dalam aliran darah dalam bentuk monosakarida glukosa. Jenis gula lain akan diubah oleh hati menjadi glukosa.
(Wulandari, D., dan dkk., 2018).
Karbohidrat merupakan sumber energi utama dan yang paling cepat diproses dan hanya memerlukan paling sedikit oksigen ketika dioksidasi di mitokondria.
Akan tetapi, kelebihan dan kekurangan karbohidrat juga dapat berdampak buruk pada tubuh manusia. Kekurangan maupun kelebihan karbohidrat akan berdampak negative bagi tubuh manusia. Kekurangan karbohidrat akan mengakibatkan tubuh mengalami penurunan energi, ketidakcukupan cadangan glikogen. Kekurangan secara berkelanjutan akan berdampak pada penurunan berat badan manusia. Bagi atlet yang mengkonsumsi terlalu banyak maka akan berdampak pada peningkatan berat badan (Puspitawati, 2018).
Laboratorium Dasar Teknik Kimia
FTI-ITATS
2 Karbohidrat harus dikonsumsi setiap hari, terutama setelah berolahraga. Hal ini untuk mengembalikan kadar karbohidrat (glikogen) yang akan disimpan dalam otot dan hati. paling tidak harus mendapatkan 50 hingga 55% dari total kalori mereka dalam bentuk karbohidrat, atau sekitar 2,7 gram per pon berat badan. Seorang remaja yang membutuhkan 2.500 kalori per hari perlu makan setidaknya 313 hingga 343 gram karbohidrat per hari (ada 4 kalori dalam 1 gram karbohidrat), Karbohidrat seperti halnya dengan kalori, harus diberikan secara imbang atau proporsional terutama pada atlet remaja. Hal ini karena terlalu banyak karbohidrat dari sumber yang salah dapat menyebabkan penambahan berat badan dan resistensi insulin (Muhlisin, 2020)
Berdasarkan permasalahan yang telah dijabarkan maka akan dilakukan praktikum uji terhadap karbohidrat untuk mengetahui kandungan yang ada pada karbohidrat. Sampel karbohidrat yang ada dilakukan uji berasal dari karbohidrat golongan monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Penggunaan sampel larutan TS adalah berfungsi untuk mengetahui apakah di dalam sampel larutan TS mengandung karbohidrat golongan monosakarida dan disakarida. Sampel amilum ( tepung tapioka) adalah sampel kedua yang digunakan untuk uji karbohidrat apakah di dalam sampel amilum mengandung karbohidrat golongan polisakarida.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum karbohidrat adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui berbagai macam uji yang bisa dilakukan pada monosakarida dan disakarida.
2. Mengetahui berbagai macam uji yang bisa dilakukan pada polisakarida 3. Mengetahui kandungan karbohidrat pada monosakarida dan disakarida.
4. Mengetahui kandungan karbohidrat pada polisakarida.
Laboratorium Dasar Teknik Kimia
FTI-ITATS
3 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karbohidrat
Karbohidrat merupakan suatu golongan senyawa yang terdiri dari atau dapat dihidrolisis menjadi polisakarida aldehida dan keton. Karbohidrat dalam tanaman berupa amilum atau pati. Amilum adalah homopolimer (suatu polimer yang terbentuk oleh hanya satu macam unit monomerik) dari glukosa yang digabung oleh mata rantai yang sama dengan maltosa. Macam amilum utama adalah amilosa dan amilopektin (bila dilarutkan dengan iodin memberikan warna merah ungu), sedangkan amilosa memberikan warna biru. Proses fotosintesis akan menghasilkan karbohidrat, terutama glukosa, diantara berbagai karbohidrat yang penting dapat dibentuk oleh tumbuhan dari glukosa adalah selulosa, sukrosadan pati atau amilum.
Amilum di dalam tumbuhan banyak tersimpan dalam akar, umbi atau biji-bijian, butir-butir amilum itu sebenarnya semula terdapat di dalam kloroplas daun sebagai hasil fotosintesis. Peningkatan kandungan karbohidrat terlarut di dalam tanaman dalam upaya mempertahankan dari kondisi cekaman kekeringan. Kandungan karbohidrat dalam tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor luar. Faktor-faktor yangberpengaruh terhadap penyusunan amilum salah satunya yaitu pengaruh air.
Daun yang layu di dalamnya banyak terdapat amilum berubah menjadi gulasukrosa dan beberapa monosakarida. (Nurcahyani, 2019).
Selain itu, karbohidrat juga suatu bahan makanan utama yang diperlukan oleh tubuh manusia. Sebagian besar karbohidrat yang dikonsumsi manusia terdapat dalam bentuk polisakarida yang tidak dapat diserap secara langsung. Oleh karena itu,karbohidrat harus dipecah menjadi bentuk yang lebih sederhana untuk dapat diserap melalui mukosa saluran pencernaan Karbohidrat dalam makanan lebih banyak diserap ke dalam aliran darah dalam bentuk monosakarida glukosa. Jenis gula lain akan diubah oleh hati menjadi glukosa. (Wulandari, 2018).
Karbohidrat dikelompokkan menjadi empat macam, berikut jenis-jenis karbohidrat :
1. Monosakarida
Monosakarida merupakan karbohidrat yang paling sederhana karena
Laboratorium Dasar Teknik Kimia
FTI-ITATS
4 susunan molekulnya hanya terdiri dari satu unit polihidroksi aldehida atau keton (3-6 atom C). Penamaan kimia monosakarida selalu berakhiran -osa-.
Berdasarkan jumlah atom karbon yang dimilikinya monosakarida digolongkan menjadi triosa (3-C), tetrosa (4-C), pentosa (5-C) dan heksosa (6-C). Zat ini tidak dapat lagi dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana lagi, karena rasanya manis monosakarida disebut juga sebagai gula sederhana. Tiga jenis monosakarida yang palingpenting dan termasuk kedalam kelompok heksosa karena hanyakelompok ini yang dapat dicerna di dalam tubuh, yaitu glukosa, fruktosa,dan galaktosa. Ketiga monosakarida ini mengandung jenis dan jumlah atom yang sama yaitu 6 atom karbon (C), 12 atom hidrogen (H) dan 6 atom oksigen (O), perbedaannya hanya terletak pada cara penyusunan atom-atom hidrogen dan oksigen disekitar atom atom karbon (Azrimaidaliza, S.K.M., dkk.
2020).
Sumber : (Ilmu Gizi Dasar, 2021)
Gambar 2.1 Struktur Monosakarida 2. Disakarida
Disakarida merupakan gabungan antara 2 molekul monosakarida yang dihubungkan oleh ikatan glikosidik. Disakarida dapat dihidrolisis oleh larutan asam dan air sehingga terurai menjadi 2 molekul monosakarida. Jenis disakarida yaitu sukrosa, maltosa, dan laktosa. Sukrosa merupakan gabungan dari glukosa dan fruktosa. Maltosa merupakan gabungan dari glukosa dan glukosa, sementara laktosa ialah gabungan dari glukosa dan galaktosa. Sukrosa dan maltosa terutama terdapat dalam bahan makanan nabati, sementara laktosa hanya dijumpai pada mamalia, yaitu dari jenis gula di dalam air susu, baik susu hewan atau susu manusia (Azrimaidaliza, S.K.M., dkk. 2020).
Laboratorium Dasar Teknik Kimia
FTI-ITATS
5
Sumber : (Ilmu Gizi Dasar, 2021)
Gambar 2.2 Struktur Disakarida 3. Oligosakarida
Olisakarida adalah kelompok penting dari polimer karbohidrat yang ditemukan baik bebas atu dalam bentuk gabungan di semua organisme hidup.
Istilah “oligosakarida” digunakan untuk sakarida yang memiliki polimerisasi lebih dari 2 dan kurang dari 10. Secara struktural, oligosakarida terdiri dari 3- 10 molekul gula sederhana. Molekul gula sederhana didalam oligosakarida ini dihubungkan oleh ikatan glikosidik yang dapat dihidrolisis menjadi gula sederhana. Oligosakarida adalah salah satu bioaktif substansial dari komponen susu. Peran fungsional dari oligosakarida susu dilambangkan sebagai efek prebiotik (Yunianto, A. E,. dkk, 2021).
Sumber : Ilmu Gizi Dasar (2021)
Gambar 2.3 Struktur Oligosakarida 4. Polisakarida
Polisakarida merupakan senyawa karbohidrat kompleks yang terdiri dari 3 atau lebih gabungan molekul-molekul monosakarida, baik yang bergabung dengan rantai lurus ataupun rantai cabang. Senyawa ini bisa dihidrolisis menjadi banyak molekul monosakarida. Contoh polisakarida yaitu amilum, dekstrin, glikogen, dan selulosa. Karbohidrat
Laboratorium Dasar Teknik Kimia
FTI-ITATS
6 kompleks (polisakarida) terdiri dari beberapa gula sederhana (monosakarida) atau kumpulan unit-unit glukosa. Bahan makanan nabati terdapat dua jenis polisakarida yang dapat dicerna(amilum dan dekstrin) dan tidak dapat dicerna (selulosa dan hemiselulosa). Sedangkan, dalam bahan makanan hewani terdapat polisakarida yang dapat dicerna dengan sempurna dalam bentuk (glikogen) (Azrimaidaliza, S.K.M., dkk. 2020).
Sumber : (Ilmu Gizi Dasar, 2021)
Gambar 2.4 Polisakarida 2.2 Uji Fehling
Uji Fehling digunakan untuk menunjukkan sifat khusus karbohidrat dengan adanya karbohidrat pereduksi. Hasil uji menunjukkan bahwa glukosa dan sukrosa merupakan gula yang dapat mereduksi larutan Fehling dan sebagai karbohidrat pereduksi. Hal ini dapat dinyatakan bahwa golongan karbohidrat monosakarida dan disakarida positif terhadap kegiatan mereduksi larutan Fehling tersebut. Pereaksi Fehling ditambah karbohidrat kemudian dipanaskan, akan terbentuk endapan merah bata pada hasil akhir. Reaksi yang terjadi yaitu :
R-CHO + 2CuO + OH- → R-COOH + Cu2O + H2O
Pereaksi Fehling dapat direduksikan dengan karbohidrat yang tidak mempunyai siat mereduksi. Test Fehling bertujuan untuk mengetahui apakah hidrolisis berlangsung dengan baik (Fitri, 2020).
2.3 Uji Benedict
Uji Benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat) pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida seperti laktosa dan maltosa. Nama Benedict merupakan nama seorang ahli kimia asal Amerika, Stanley Rossiter Benedict yang lahir di Cincinnati dan studi di University of Cincinnati. Pada uji Benedict, pereaksi ini akan bereaksi dengan gugus aldehida, kecuali aldehida dalam gugus aromatik, dan hidroksi keton.
Oleh karena itu, meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi, namun karena
Laboratorium Dasar Teknik Kimia
FTI-ITATS
7 memiliki gugus hidroksi keton, maka fruktosa akan berubah menjadi glukosa dan mannosa dalam suasana basa dan memberikan hasil positif dengan pereaksi Benedict (Laksana Arie S, D., 2018).
2.4 Uji Molisch
Uji Molisch adalah uji sensitifitas kimia terhadap kehadiran karbohidrat, berdasarkan dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat menjadi furfural atau hydroxymethylfurfural (aldehida) yang berkondensasi dengan dua molekul fenol (biasanya α-naftol, resorsinol, dan timol) menghasilkan warna merah atau ungu.
Secara kualitatif uji Molisch menentukan adanya karbohidrat dalam sampel.
Uji adalah uji umum terhadap semua golongan karbohidrat, dan beberapa senyawa gabungan yang mengandung karbohidrat. Semua karbohidrat mulai dari monosakarida, disakarida, sampai dengan polisakarida, asam nukleat dan glikoprotein akan memberikan reaksi positif. Hasilnya positif pada sampel ditandai dengan terbentuknya cincin ungu antara sampel dan asam sulfat (Safitri, A., dan Roosdiana, A., 2021).
2.5 Uji Barfoed
Uji Barfoed digunakan untuk membedakan disakaria pereduksi dengan monosakarida. Uji Barfoed mengandung kupri asetat yang dilarutan dalam aquadest dan ditambhkan asam laktat. Pereaksi Barfoad dalam suasana asam akan bereaksi dengan gugus aldehida atau gugus keton pada karbohidrat dalam sampel.
Reaksi yang ditumbulkan yaitu:
RCHO + 2Cu2++ H2O → RCOOH + Cu2O + 4H+
hasilnya endapan berwarna bata merah yang menunjukkan adanya gula monosakarida pereduksi pada sampel yang dianalisa (Nurjanah, 2017).
2.6 Uji Reaksi Tollens
Uji reaksi Tollens dibuat dengan mereaksikan larutan perak nitrat dengan larutan amonium hidroksida. Uji reaksi Tollens dilakukakan secara perlahan sehingga endapan yang mula-mula terbentuk larut. Bila karbohidrat pereduksi dipanaskan dengan pereaksi Tollens dalam tabung reaksi maka akan terbentuk lapisan tipis menyerupai cermin padabagian bawah tabung percobaan. Pada proses ini,karbohidrat pereduksi dioksidasi menjadi asam aldonatyang segera membentuk garam amonium. Reaksi yang terjadi yaitu:
Laboratorium Dasar Teknik Kimia
FTI-ITATS
8 AgNO3 + NaOH + NH3 → Ag(NH)3 + NaNO3 + H2O
Pereaksi Tollens selanjutnya akan direduksi sehingga akan bebas dari logamperak yang akan melekat pada bagian bawah dindingtabung (Hanum, G, R., 2017).
2.7 Uji Hidrolisa
Hidrolisa dilakukan dengan tujuan untuk memecah karbohidrat kompleks menjadi sederhana. Penambahan asam sulfat berfungsi sebagai dekstruktif dan menghidrolisis ikatan disakarida agar menajdi monosakarida. Pemanasan yang dilakukan bertujuan untuk mempercepat reaksi. Penambahan NaOH 10% bertujuan untuk menangkap senywa yang tidak ikut bereaksi dan sebagai zat penguji gula.
Indikator phenolpthalein (PP) digunakan sebagai indikator. Hidrolisisa dapat dilakukan dengan bantuan asam atau enzim pada suhu, pH, dan waktu reaksi tertentu. Pada hidrolisis pati menggunakan asam yaitu HCl, larutan pati ditambahkan HCl dan dipanaskan dengan variasi waktu (Fitri, 2020).
2.8 Hidroksi Asam
Hidrolisis merupakan reaksi kimia yang memecah molekul menjadi dua bagian dengan penambahan molekul air. Tujuan Hidrolisis ini untuk mengkonversi polisakarida menjadi monomer-monomer sederhana. Metode yang banyak digunakan untuk memecah rantai selulosa menjadi glukosa adalah hidrolisi dengan asam dan enzim. Komponen yang dapat terlarut pada proses ini dengan katalis asam adalah xilosa, selobiosa, glukosa, furfuraldehida, hidrosimetilfurfural, dan asam- asam organik seperti asam format, asam levulinat,serta asam asetat. Hidrolisis asam dapat dikategorikan menjadi dua yaitu hidrolisis asam konsentrasi tinggi pada suhu rendah dan hidrolisis asam konsentrasi rendah pada suhu yang tinggi (Wardani, A, K., 2018).
Laboratorium Dasar Teknik Kimia
FTI-ITATS
9 BAB III
METODE PERCOBAAN 3.1 Skema Percobaan Karbohidrat
3.1.1 Skema Percobaan Uji Fehling pada Larutan TS
Gambar 3.1 Skema Uji Fehling pada Larutan TS Uji Fehling
Glukosa Sukrosa
2 mL larutan Fehling A dan B dicampur lalu dipanaskannya
sampai mendidih.
2 mL larutan fehling A dan B dicampur lalu dipanaskannya
sampai mendidih.
3 tetes larutan TS ditambahkan ke dalam campuran Fehling A dan B lalu panaskan sampai mendidih.
3 tetes larutan TS ditambahkan ke dalam campuran Fehling A dan B lalu panaskan sampai mendidih.
Larutan ditambahkan 3 tetes larutan TS ditambahkan ke dalam
campuran Fehling A dan B lalu panaskan sampai mendidih.
. Larutan ditambahkan 3 tetes
larutan TS ditambahkan ke dalam campuran Fehling A dan B lalu
panaskan sampai mendidih.
Laboratorium Dasar Teknik Kimia
FTI-ITATS
10 3.1.2 Skema Percobaan Uji Benedict pada Larutan TS
Gambar 3.2 Skema Uji Benedict pada Larutan TS Uji Benedict
Glukosa Sukrosa
Larutan Benedict 2 mL diambil lalu dipanaskan sampai mendidih.
Larutan Benedict 2 mL diambil lalu dipanaskan sampai mendidih.
Larutan ditambahkan 3 tetes larutan TS kemudian didihkannya
kembali dandi amati perubahan yang terjadi.
Larutan ditambahkan 3 tetes larutan TS kemudian didihkannya
kembali dandi amati perubahan yang terjadi.
Setelah 2 menit, di tambahkan 3 tetes larutan TS dan dipanaskannyatiap penambahan,
sampai warna biru menghilang.
Larutan di tambahkan 3 tetes larutan TS dan dipanaskannyatiap
penambahan, sampai warna biru menghilang.
Hasil akhir larutan diamati indikasinya
Hasil akhir larutan diamati indikasinya
Laboratorium Dasar Teknik Kimia
FTI-ITATS
11 3.1.3 Skema Percobaan Uji Molisch pada Larutan TS
Gambar 3.3 Skema Uji Molisch pada Larutan TS Uji Molisch
Glukosa Sukrosa
Larutan TS 2 mL ditambahkan 5 tetes larutan α-naftol 15% dan larutan etanol 2 dalam tabung
reaksi.
Larutan TS 2 mL ditambahkan 5 tetes larutan α-naftol 15% dan larutan etanol 2 dalam tabung
reaksi.
Larutan dikocok hingga homogen, lalu dimiringkan 45o
Larutan dikocok hingga homogen, lalu dimiringkan 45o
. Larutan dalam tabung reaksi
dimiringkan lalu ditambahkan H2SO4 5 tetes secara perlahan di
dinding tabung reaksi
Larutan dalam tabung reaksi dimiringkan lalu ditambahkan H2SO4 5 tetes secara perlahan di
dinding tabung reaksi .
Hasil akhir larutan diamati indikasinya
Hasil akhir larutan diamati indikasinya
.
Laboratorium Dasar Teknik Kimia
FTI-ITATS
12 3.1.4 Skema Percobaan Uji Hidrolisa Sukrosa pada Larutan TS
Gambar 3.4 Skema Uji Hidrolisa pada Larutan TS Uji Hidrolisa Sukrosa
Glukosa Sukrosa
Larutan TS ditambahkan 2 mL HCl encer kemudian dipanaskan
Larutan TS ditambahkan 2 mL HCl encer kemudian dipanaskan
Larutan ditambahkan NaOH 10% Ditambahkan dengan hati–hati NaOH 10%
Larutan dilakukan uji Fehling dan mengamati hasilnya.
Larutan dilakukan uji Fehling dan mengamati hasilnya.
Laboratorium Dasar Teknik Kimia
FTI-ITATS
13 3.1.5 Skema Percobaan Uji Berfoed pada Larutan TS
Gambar 3.5 Skema Uji Berfoed pada Larutan TS 3.1.6 Skema Percobaan Uji Reaksi Tollens pada Larutan TS
Gambar 3.6 Skema Uji reaksi Tollens pada Larutan TS
Glukosa Sukrosa
1 mL larutan AgNO3 0,1M dicampurkan dan ditambahkan 2
tetes NaOH 10%(ditetes demi tetes) dan 5 tetes ammonia encer.
1 mL larutan AgNO3 0,1M dicampurkan dan ditambahkan 2
tetes NaOH 10%(ditetes demi tetes) dan 5 tetes ammonia encer..
Jika tidak terjadi reaksi larutan dipanaskan dan amati indikasinya
Jika tidak terjadi reaksi larutan dipanaskan dan amati indikasinya Uji Barfoed
Glukosa Sukrosa
Larutan TS 1 mL ditambahkan dengan 1 mL larutan barfoed
kemudian dipanaskan
Larutan TS 1 mL ditambahkan dengan 1 mL larutan barfoed
kemudian dipanaskan
Amati perubahan yang terjadi. Amati perubahan yang terjadi.
Uji Reaksi Tollens
Larutan diaduk dan ditambahkan 1 mL larutan TS
Larutan diaduk dan ditambahkan 1 mL larutan TS
Laboratorium Dasar Teknik Kimia
FTI-ITATS
14 3.1.7 Skema Percobaan Uji Fehling pada Amilum
Gambar 3.7 Skema Uji Fehling pada Amilum 3.1.8 Skema Percobaan Uji Molisch pada Amilum
Gambar 3.8 Skema Uji Molisch pada Amilum
Larutan ditambahkan 3 tetes larutan amilum dan dipanaskan sampai warna biru menghilang.
Larutan amilum ditambahkan 3 tetes kemudian dipanaskan dan diamati.
2 mL larutan FehlingA dan FehlingB, dicampurkan lalu dipanaskan hingga mendidih.
Uji Fehling
Larutan dicampur sampai homogen lalu H2SO45 tetes ditambahkan melalui dinding tabung reaksi yang dimiringkan 45⸰
Larutan 2 mL amilum ditambahkan 5 tetes larutan α naftol 15% dan larutan etanol 2 tetes dalam tabung reaksi.
Uji Molisch
Laboratorium Dasar Teknik Kimia
FTI-ITATS
15 3.1.9 Skema Percobaan Uji Hidroksi Asam pada Amilum
Gambar 3.9 Skema Uji hidroksi asam pada Amilum 3.2 Alat dan Bahan Percobaan Karbohidrat
3.2.1 Alat
• Tabung reaksi : 12 Buah
• Rak tabung reaksi : 1 Buah
• Pipet tetes : 2 Buah
• Pipet volume 10 mL : 1 Buah
• Pengaduk : 2 Buah
• Penejepit kayu : 2 Buah
• Bunsen : 1 Buah
• Gelas ukur 50 mL : 1 Buah
• Gelas beker 100 mL : 2 Buah
• Gelas beker 250 mL : 2 Buah 3.2.2 Bahan
• Larutan TS : 100 mL
• Aquades : secukupnya
• Alfa naftol 15% : 5 tetes
• Etanol : 2 tetes
• NaOH 10% : 10 gram
• AgNO3 : 1 mL
• Larutan Fehling A : 2 mL
Larutan didinginkan pada temperatur kamar dan dinetralkan dengan NaOH 10% 5 tetes.
5 tetes ditambahkan HCl pekat pada 50 mL larutan amilum, lalu dipanaskan dengan penangas air selama 30 menit.
Hidroksi Asam
Laboratorium Dasar Teknik Kimia
FTI-ITATS
16
• Larutan Fehling B : 2 mL
• Larutan Benedict : 2 mL
• Larutan Barfoed : 1 mL
• H2SO4 pekat : 2 tetes
• Larutan ammonia encer : 5 tetes
• Tepung tapioka : 5 gram
• HCl encer : 2 mL
• HCL pekat : 5 tetes 3.3 Gambar Alat
Gambar 3.10 Bunsen Gambar 3.11 Penjepit Kayu
Laboratorium Dasar Teknik Kimia
FTI-ITATS
17 Gambar 3.12 Tabung Reaksi Gambar 3.13 Rak Tabung Reaksi
Gambar 3.14 Pipet Tetes Gambar 3.15 Gelas Beker 100 mL
Laboratorium Dasar Teknik Kimia
FTI-ITATS
18 Gambar 3.16 Gelas Beker 250 mL Gambar 3.17 Pipet Volume 10 mL
Gambar 3.18 Gelas Ukur 50 mL Gambar 3.19 Pengaduk
Laboratorium Dasar Teknik Kimia
FTI-ITATS
19 BAB IV
DATA HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Percobaan
Tabel 4.1 Data Hasil Perrcobaan Larutan TS
No Uji
Hasil Percobaan
Glukosa Sukrosa
1 Fehling
• Larutan berwarna merah bata, tetapi jika dibiarkan larutan berubah warna biru
• Endapan berwarna merah bata.
• Larutan berwarna merah bata, tetapi jika dibiarkan larutan berubah warna biru
• Endapan berwarna merah bata
2 Benedict • Warna tetap.
• Tidak terjadi endapan.
• . Warna tetap.
• Tidak terjadi endapan.
3 Molisch
• Larutan berwarna putih keruh.
• Endapan merah bata.
• Larutan berwarna putih keruh.
• Endapan merah bata.
4 Hidrolisa Sukrosa
• Larutan berwarna hijau.
• Tidak terjadi endapan.
• Larutan berwarna hijau.
• Tidak terjadi endapan.
5 Barfoed • Warna tetap.
• Tidak terjadi endapan
• Warna tetap.
• Tidak terjadi endapan
6 Reaksi Tollens
• Larutan berwarna hijau bening.
• Tidak terjadi endapan
• Larutan berwarna hijau bening.
• Tidak terjadi endapan.
Laboratorium Dasar Teknik Kimia
FTI-ITATS
20 Tabel 4.2 Data Hasil Percobaan pada Amilum
No Uji Hasil Percobaan
1 Fehling Larutan biru dan terdapat endapan merah bata 2 Mollisch Larutan berwarna putih keruh dan terdapat
endapan ungu
3 Hidrolisis asam
Laarutan setelah dipanaskan berwarna putih bening, setelah ditambahkan NaOH berwarna
purih keruh 4.2 Pembahasan
Praktikum karbohidrat berikut dilakukan dengan tujuan mengetahui berbagai macam uji yang bisa dilakukan pada larutan TS dan tepung, mengetahui kandungan karbohidrat pada larutan TS dan tepung. Uji yang dilakukan pada larutan TS meliputi uji Fehling, uji Benedict , uji Molisch, uji hidrolisa sukrosa dan glukosa, uji Berfoed, dan uji reaksi Tollens. Untuk tepung dilakukan uji Fehling, uji Molisch, dan uji hidroksi asam. Macam-macam uji tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi uji manakah yang bisa dilakukan untuk larutan TS dan tepung.
uji Fehling dilakukan dengan larutan TS dan amilum. uji ini dilakukan dengan tujuan untukmengetahui adanya kandungan gula pereduksi yang akan ditunjukkan denganadanya endapan merah bata. Uji ini dilakukan dengan mencampur larutan Fehling A dan Fehling B ke dalam tabung reaksi, diketahui larutan Fehling A merupakanlarutan CuSO4, untuk Fehling B adalah campuran larutan NaOHdan kalium natrium tartrat. Pereaksi Fehling tersebut dicampurkan hingga diperoleh larutan berwarna biru tua, yang membuat warna biru tua yaitu ion Cu2+ nya.Berikut reaksi yang terjadi:
CuSO4 +2NaOH → Cu(OH)2 +Na2SO4
Jika Fehling A dan B sudah tercampur, lalu dipanaskan. Tujuan dilakukan pemanasan ini untuk mengamati perubahan warna yangterjadi. Akan tetapi, pada saat proses pemanasan tidak terjadi perubahan warna, lalu dilanjutkan dengan penambahan larutan TS dan dipanaskan kembali. Hasil dari sampel larutan TS terjadi perubahan warna coklat dan jika dibiarkan akan berubah menjadi biru.
Selain itu, juga terdapatendapan merah bata yang berarti terkandung glukosa dan
Laboratorium Dasar Teknik Kimia
FTI-ITATS
21 sukrosa, Akan tetapi, pada larutan TS lebih banyak terkandung sukrosa. Uji Fehling juga dilakukan pada sampel amilum dan hasilnya larutan berwarna biru dan terdapat endapat merah bata. Kesimpulannya bahwa larutan tepung tapioka tidak mengandung gula pereduksi, karena amilum tidak mempunyai gugus aldehida dan keton. Menurut penelitian Fitri (2020), Pada uji Fehling, glukosa dan sukrosa mengahsilkan perubahan warna menjadi endapan merah bata. Jika larutan berwarna biru hal tersebut bisa dinyatakan bahwa pada sampel TS mengandung sukrosa karena sukrosa bukan pereduksi. Berikut reaksi aldehida dengan reagen Fehling dengan larutan TS :
Sumber: Sitepu, G, A. (2020)
Gambar 4.1 Reaksi gugus Aldehida dengan Larutan TS
Uji Benedict dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya gula pereduksi pada glukosa dan sukrosa. Larutan Benedict terdiri dari natrium sitrat, natrium karbonat anhidrat, tembaga sulfit, dan semua garam tersebut dilarutkan dalam aquades. Uji Benedict mempunyai perlakuan sama seperti uji Fehling yaitu reagen Benedict dipanaskan terlebih dahulu untuk melihat ada atau tidaknya perubahan warna, dan hasilnya tidak ada perubahan warna, setelah ituditambahkan sampel larutan TS, lalu dipanaskan kembali dengan tujuan untuk mengendapkan iontembaga. Namun hasil dari uji Benedict ini larutan tetap berwarna biru dan tidak terjadi endapan. Maka dapat disimpulkan bahwa gula karbohidrat yang ada pada larutan TS tidak dapat mereduksi reagen Benedict sehingga Benedict tidak dapat terbentuk endapan tembaga (I) Oksida.
Cu2+ + R-CHO → tidak dapat tereduksi Uji Molisch dilakukan dengan tujuan apakah pada larutan TS dan
amilum. Uji ini dilakukan dengancara menambahkan larutan alfa naftol dan etanol ke dalam larutan TS dalam ke dua tabung yaitu, tabung uji glukosadan sukrosa setelah itu ditambahkan asam sulfat pekat pada dinding tabung. Menurut Yuliati, N. dan Kurniawati, E (2017), karbohidrat akan diketahui pada uji molisch ditandai
Laboratorium Dasar Teknik Kimia
FTI-ITATS
22 dengan terbentuknya cicin ungu. Terbentuknya cincin ungu ini karena karbohidrat terhidrolisis oleh H2SO4 pekat menjadi monosakarida kemudian monosakarida tersebut masih dengan H2SO4 terkondensasi membentuk furfural yang kemudian bereaksi dengan alfa naftol. Larutan TS ini pada tabung reaksi uji glukosa terjadi perubahan warna larutan yaitu putih keruh dan terdapat endapan ungu, sedangkan pada tabung reaksi uji sukrosa larutan berwarna putih bening dan terjadi endapan ungu. Cicin furfural tidak terjadi karena waktu menambahkan H2SO4 tidak melalui pinggir atau dinding tabung reaksi. Maka dari itu, tidak terbentuk cicin furfural.
Selain itu, uji Molisch juga dilakukan pada sampel amilum dan hasilnya yaitu putih keruh dan terdapat endapat berwarna ungu. Hasil percobaan yangdilakukan, larutan berwarna putih keruh dan endapan ungu. Maka dapat disimpulkan, tepung tapioka mengandungamilum. Berikut reaksi pada uji Molisch :
Sumber : Wiyantoko, B., dkk., (2017)
Gambar 4.2 Reaksi Molisch pada Larutan TS
Uji hidrolisa sukrosa, dilakukan dengan tujuan untuk memecah karbohidrat kompleks menjadi sederhana. Penambahan HCl berfungsi sebagai dekstruktif dan menghidrolisis ikatan disakarida agar menajadi monosakarida dan bereaksi dalam kondisiasam. Pemanasan dilakukan untuk mempercepat reaksi perubahan warna, apabila larutan tidak mengalami perubahan warna, maka larutan ditambahkan dengan NaOH 10%.Penambahan larutan NaOH 10% untuk memberikan suasana basa, sehingga larutan yang diujikan menjadi netral. Uji Fehling dilakukan agar terjadi suatu perubahan warna. Tujuan dilakukan uji Fehling agar menunjukkan sukrosa telahterhidrolisis dengan sempurna saat direaksikan dengan HCl encer. Uji hidrolisa asam juga dilakukan pada sampel amilum dengan ditambahkan HCl, berfungsi untuk menjadikan suasana asam, lalu dipanaskan sehingga menghasilkan larutan berwarna putih bening. Selanjutnya, larutan ditambahkan NaOH 10% yang
Laboratorium Dasar Teknik Kimia
FTI-ITATS
23 berfungsi menetralkan suasana dan menghasilkan larutan yang berwarna putih keruh.
HCl + NaOH → NaCl + H2O
Pada sampel larutan TS, selanjutnya uji Fehling untuk mengetahui apakah dengan uji Fehling hidrolisi berlangsung baik. Menurut Fitri (2020), Reaksi akhir yang menunjukkan positif adalah terbentuknya endapan merah bata. Dari percobaan yang dilakukan pada uji sukrosa dan glukosa larutan berwarna hijau. Hal itu dapat disimpulkan bahwa sukrosa pada larutan TS tidak terreduksi dengan baik.
Uji Barfoed yaitu untuk mengidentifikasi adanya monosakarida atau disakarida pada larutan glukosa dan sukrosa. Menurut Nurjanah (2017), indikasi uji Barfoed ditandai dengan adanya endapan merah bata. Hasil yang didadapat dari uji Barfoed dengan larutan TS yaitu pada tabung reaksi uji glukosa dan sukrosa larutan berwarna biru tua dan tidak terdapat endapan merah. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pada uji Barfoed gula karbohidrat yang ada pada laruan TS tidak terreduksi dengan baik. Berikut reaksi yang seharusnya terjadi
RCHO + 2Cu2++ H2O→ Tidak dapat tereduksi
Uji larutan TS yang terakhir yaitu reaksi Tollens. Menurut Hanum,G, R (2017), uji reaksi Tollens dibuat dengan mereaksikanlarutan perak nitrat dengan larutan amonium hidroksida. Uji reaksi Tollens dilakukakan secara perlahan sehingga endapan yang mula-mulaterbentuk larut. Jika Karbohidrat pereduksi dipanaskan dengan pereaksi Tollens dalam tabung reaksi maka akan terbentuk lapisan tipis menyerupai cermin pada bagian bawah tabung percobaan. Pada percobaan uji reaksi Tollens ini larutan yang ada pada tabung reaksi analisa glukosa dan sukrosa berwarna putih bening dan tidak terjadi endapan. Hal tersebut dapat disimpulakan bahwa aldehida dan keton tidak dapat mereduksi pereaksi Tollens. Berikut reaksi yang seharunya terjadi.
AgNO3 + NaOH + HN3 → Tidak dapat bereaksi.
Laboratorium Dasar Teknik Kimia
FTI-ITATS
24 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum karbohidrat antara lain:
1. Keberadaan karbohidrat pada monosakarida dan disakarada dapat diuji menggunakan uji Fehling, uji Benedict, uji Molisch, uji hidrolisa, uji Barfoed, uji reaksi Tollens.
2. Keberadaan karbohidrat pada polisakarida dapat diuji menggunakan uji Fehling, uji Molisch, uji hidrolisis asam.
3. Pada larutan TS yang positif bisa bereaksi yaitu pada uji Fehling dan uji Molisch.
4. Pada sampel larutan amilum yang terbuat dari tepung tapoka tidak mengandung gula pereduksi, tetapi mengandung karbohidrat dan polisakarida.
5.2 Saran
Adapun saran dari praktikum karbohidrat kali ini, yaitu:
1. Gunakan APD yang sesuai saat mengambil bahan-bahan yang berbahaya.
2. Bersihkan alat sebelum digunakan.
3. Ambilah bahan sesuai kebutuhan.
Laboratorium Dasar Teknik Kimia
FTI-ITATS
ix DAFTAR PUSTAKA
Azrimaidaliza, S.K.M., Resmiati, M.K.M., SKM, M., Welly Famelia, S.K.M., Purnakarya, M.D.I., Firdaus, S.P., Khairany, Y. and Gz, S., 2020. Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat. LPPM-Universitas Andalas
Fitri, A. S. (2020). Analisis Senyawa Kimia Pada Karbohidrat. Jurnal Nasional UMP, 17 (1), 45-52.
Hanum, G, R. (2017). Biokimia Dasar. UMSIDA PRESS
Muhlisin, S. Z. (2020). Nutrisi Bagi Atlet Remaja. Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan, 5 (1), 81-93.
Nurcahyani, E. M. (2019). Analisi Kandungan Karbohidrat Terlarut Total Planat Buncis (Phaseolus Vulgaris L.) Menggunakan Metode Fenol-Sulfur Secara In Vitri LPPM-UNILA-IR, 4 (1), 73-80.
Nurjanah, L. S. (2017). Produksi Asam Laktat Oleh Lactobacillus delbrueckii subsp. bulgaricus Dengan Sumber Kaarbon Tetes Tebu. Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia, 9 (1), 1-9.
Puspitawati, I. D. (2018). Prosentase Pemenuhan Gizi Makro Pada Atlet Tarung Derajat Persiapan Pon Bandung 2016. Junral Ilmu Keolaharagaan, 50-57.
Rahmi, P. (2019). Peran Nutrisi Bagi Tumbuh dan Kembang Anak Usia Dini.
Jurnal Pendidikan Anak Bunayya, 5 (1), 1-13.
Safitri, A., & Roosdiana, A. (2021). Biokimia Bahan Alam: Analisis dan Fungsi.
Media Nusa Creative (MNC Publishing)
Wardani, A, K. (2018). Pengaruh Lama Waktu Fermentasi Pada Pembuatan Bioetanol dari Sargassum sp Menggunakan metode Hidrolisis Asam dan Fermentasi Menggunakan Mikroba Asosiasi (Zymomonas Mobilis, Saccharomyces cerevisiae dalam Ragi Tape dan Ragi Roti). Skripsi.
Universitas Sanata Dharma.
Wiyantoko, B., Rusitasari, R., Putri Rahma, N., dan Muhaimin. (2017). Identifikasi Glukosa Hasil Hidrolisi Serat Daun Nanas Menggunakan Metode Fenol- Asam Sulfat Secara Spektrofometri UV-VISIBEL. Prosiding Seminar Nasional Kimia FMIPA Unesa
Wulandari, D. d. (2018). Pengaruh Usia, Stres, Dan Diet Tinggi Karbohidrat Terhadap Kadar Glukosa Darah. Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan, 16-23.
Yuliati, n., dan kurniawati,e. (2017). Analisis kadar vitamin c dan fruktosa pada buah mangga (mangifera indica l.) Varietas podang urang dan podang lumut metode spektrofotometri uv-vis. Jurnal Wiyata. 4 (1), 49-57
Yunianto, A.E., Lusiana, S.A., Triatmaja, N.T., Suryana, S., Utami, N., Yunieswati, W., Ningsih, W.I.F., Fitriani, R.J., Argaheni, N.B., Febry, F. dan Puspa, A.R., (2021). Ilmu Gizi Dasar. Yayasan Kita Menulis
Laboratorium Dasar Teknik Kimia
FTI-ITATS
LAMPIRAN 1. Sampel Larutan TS
No Uji Glukosa Sukrosa
1 Fehling
2 Benedict
3 Molisch
4 Hidrolisa
Laboratorium Dasar Teknik Kimia
FTI-ITATS
5 Barfoed
6 Reaksi Tollens
2. Sampel Amilum
No Uji Hasil
1 Fehling
2 Molisch
Laboratorium Dasar Teknik Kimia
FTI-ITATS
3 Hidrolisis Asam
Sebelum ditambahkan NaOH
Sesudah ditambahkan NaOH
Laboratorium Dasar Teknik Kimia
FTI-ITATS