LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA HAYATI TEKNIK ASEPTIK
Oleh :
Nama : Erika Agustina NIM : 119270037 Kelompok : 3
Dosen Kelas : 1. Aditya Ayuwulanda, S.Pd., M.Si 2. Fina Khaierunnisa Frima, S.Pd., M.
3. Prof. Dra. Fida M Warganegara, M.S., Ph.D Asisten : Yohana Kristin Nainggolan
Waktu : Rabu, 25 November 2020, Pukul 15.00 – 15.45 WIB
PROGRAM STUDI KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA LAMPUNG SELATAN
2020
Nama :ErikaAgustina NIM : 119270037 Kelas : RA Kelompok: 3
Nama Asprak: Yohana Kristin Nainggolan
LAPORAN PRAKTIKUM Dasar-Dasar Kimia Hayati PROGRAM STUDI KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
PERCOBAAN KE :2 (Dua)
JUDUL PERCOBAAN : Teknik Aseptik
TUJUAN PERCOBAAN : 1. Mempelajari cara sterilisasi media pertumbuhan bakteri
2. Mempersiapkan alat dan bahan untuk sterilisasi 3. Melakukan teknik aseptik dalam menumbuhkan
DASAR TEORI :
Mikroorganisme dapat menimbulkan kerugian besar bahkan sampai menimbulkan kematian, hal ini terjadi karena mikroba dapat menyebabkan penyakit pada manusia, hewan, tumbuhan, serta pada bahan pangan.Mikroba harus di cegah dan dikendalikan karena untuk mencegah penyebaran penyakit dan infeksi, untuk membunuh mikroba pada insang yang terinfeksi, serta untuk mencegah pembusukan dan perusakan oleh mikroba. Mikroba dapat dikendalikan dengan cara mematikan atau menghambat pertumbuhannya melalui berbagai proses fisik maupun kimia. Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan mikrobiologi dalam usaha mendapatkan keadaan steril, mikroorganisme dapat dimatikan setempat oleh panas (kalor), gas – gas seperti formaldehide, etilenoksida atau betapriolakton oleh bermacam – macam larutan kimiaoleh sinar gamma. Mikroorganisme juga dapat dilawan secara mekanik dengan setrifugasi kecepatan tinggi atau oleh filtrasi (Curtis, 1999).
Sterilisasi menurut harfiah, kata sterilisasi adalah menghancurkan semua bentuk kehidupan. Sterilisasi diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu secara fisik dan secara kimia. Bahan sterilan dapat berbentuk cairan, gas atau bahkan radiasi elektromagnetik. Klasifikasi tersebut tidaklah mutlak karena sterilisasi secara fisik dapat menghasilkan sebuah kimia yang letal, dan membentuk panas, serta tekanan osmotik. Ada beberapa macam cara proses sterilisasi yaitu:
1. Sterilisasi dengan pemanasan secara kering.
2. Sterilisasi dengan pemanasan secara basah.
3. Sterilisasi dengan penambahan zat tertentu.
4. Sterilisasi dengan gas.
5. Sterilisasi dengan penyinaran.
6. Sterilisasi memakai penyaring bakteri.
(Ma'at, 2009)
Teknik aseptis adalah suatu system cara bekerja atau praktik yang menjaga sterilitas ketika menangani pengkulturan mikroorganisme untuk mencegah kontaminasi terhadap kultur mikroorganisme yang diinginkan.
Dasar digunakannya teknik aseptis adalah adanya benyak pertikel debu yang mengandung mikroorganisme
Nama :ErikaAgustina NIM : 119270037 Kelas : RA Kelompok: 3
Nama Asprak: Yohana Kristin Nainggolan
LAPORAN PRAKTIKUM Dasar-Dasar Kimia Hayati PROGRAM STUDI KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
(bakteri atau spora) yang mungkin dapat masuk ke dalam cawan, mulut Erlenmeyer, atau mengendap di area kerja Teknik aseptic sangat diperlukan untuk menghindarkan mikroorganisme dari kontaminan yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Teknik aseptic digunakan sepanjang kegiatan berlangsung baik alat, bahan, lingkungan sekitar maupun praktikannya, untuk alat dan bahan praktikum dapat diterapkan metode sterilitas.
Penguasaan teknik aseptic ini sangat diperlukan dalam keberhasilan laboratorium mikrobiologi dan hal tersebut merupakan salah satu metode permulaan yang dipelajari oleh ahli mikrobiologi (Oram, 2001).
Dalam mengisolasi suatu mikroorganisme dilakukan dengan cara yang aseptis untuk menghindari terjadinya kontaminasi dengan mikroorganisme lain. Kebanyakan mikroorganisme dapat diisolasi dan diinokulasi dalam biakan murni dengan memindahkan suatu koloni secara cermat, mensuspensikan kembali dalam cairan dan menanamnya kembali pada medium yang selektif.
ALAT DAN BAHAN :
1. Alat yang digunakan:
a. Cawan petri b. Kertas
c. kapas berlemak d. Tabung reaksi e. Tabung ulir f. Erlenmeyer g. Gelas ukur h. Pengaduk i. Bunsen
j. Magnetic stirer k. Rak tabung reaksi l. Gelas kimia m. Pipet tetes
2. Bahan yang digunakan:
a. Media luria bertani b. Aluminium foil c. Kapas
d. Aquades e. Karet gelang f. Kertas label g. Alkohol 70%
h. Korek api
i. Kertas pembungkus plastik tahan panas j. tissue
Nama :ErikaAgustina NIM : 119270037 Kelas : RA Kelompok: 3
Nama Asprak: Yohana Kristin Nainggolan
LAPORAN PRAKTIKUM Dasar-Dasar Kimia Hayati PROGRAM STUDI KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
BAGAN ALIR CARA KERJA :
A. Pembuatan LB Agar dan LB Broth
B. Pengerjaan di laboratorium
Pembuatan LB Agar
- Ditimbang LB bubuk 1% dalam gelas beaker 100 ml
- Dilarutkan LB bubuk dengan aquades dalam gelas beaker
- Dihomogenkan larutan LB dengan magnetic stirer - Dipindahkan larutan LB ke erlenmeyer
Pembuatan LB Agar
Hasil- Ditimbang LB bubuk (tanpa bakto agar) sebanyak 1% dalam gelas beaker 100 ml
- Dilarutkan LB bubuk dengan aquades dalam gelas beaker - Dihomogenkan larutan LB dengan menggunakan magnetic stirer
Hasil
Persiapan Syerilisasi Alat dan Bahan
- Disiapkan alat dan bahan media LB
- Dibungkus cawan potri dengan kertas A4 (tanpa coretan) - Ditutup mulut tabung reaksi dengan kapas (sebelumnya diikat Ke dalam kasa) dan aluminium foil
Hasil
Nama :ErikaAgustina NIM : 119270037 Kelas : RA Kelompok: 3
Nama Asprak: Yohana Kristin Nainggolan
LAPORAN PRAKTIKUM Dasar-Dasar Kimia Hayati PROGRAM STUDI KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
Penggunaan Autoklaf
- Dimasukan ke dalam autoklaf dengan penataan yang rapi - Disterilkan alat dengan autoklaf selama ½ jam
- Dikeluarkan alat dari autoklaf setelah suhu turun Hasil
Teknik Spread Plate
- Disterilkan tangan dan meja laboratorium dengan alkohol 70%
- Didekatkan cawan petri yang berisi media steril dengan bunsen Bersama dengan biakan
- Diambil masing – masing biakan bakteri dengan mikropipet 0,1 ml - Diratakan pada permukaan medium dengan batang L atau digoyang halus - Dilidahapikan mulut atau pinggir cawan petri
- Dibungkus cawan petri dengan kertas
- Dimasukan kedalam inkubator dengan menginkubasi selama 24 – 48 jam
Hasil
Teknik Spreak Plate
- Disterilkan tangan dan meja laboratorium dengan alkohol 70%
- Diletakan 1 tabung reaksi berisi 2 medium LB Broth didekat bunsen yang Menyala
- Digunakan ose bulat,untuk biakan bakteri diambil
- Digoreskan masing – masing secara zig zag pada cawan petri - Dibungkus cawan petri dengan kertas
- Dimasukan kedalam inkubator dengan menginkubasi selama 24 – 48 jam Hasil
Nama :ErikaAgustina NIM : 119270037 Kelas : RA Kelompok: 3
Nama Asprak: Yohana Kristin Nainggolan
LAPORAN PRAKTIKUM Dasar-Dasar Kimia Hayati PROGRAM STUDI KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
HASIL DAN PEMBAHASAN DATA PERCOBAAN :
NO Gambar Percobaan Penampakan Perbedaan Jumlah Bakteri 1.
Gambar 1. Spread Plate
Pada teknik aseptik dengan spread plate ini terlihat bahwa cawan petri masih terlihat agak bening, padatan mengering juga terlihat bening dan tidak terlalu banyak.
Jumlah bakteri yang terlihat di cawan petri tidak terlalu banyak
2.
Gambar 2. Steak Plate
Pada teknik aseptik dengan steak plate terlihat bahwa cawan petri berwarna kuning kecoklatan
Jumlah bakteri yang terlihat dicawan petri cukup lumayan banyak, karena padatan yang timbul juga banyak.
Gambar 3. Koloni pada Spread Plate (sumber : https://youtu.be/KFZYeApJ1Ls )
Gambar 4. Koloni pada Steak Plate (sumber : https://youtu.be/_1KP9zOtjXk )
Nama :ErikaAgustina NIM : 119270037 Kelas : RA Kelompok: 3
Nama Asprak: Yohana Kristin Nainggolan
LAPORAN PRAKTIKUM Dasar-Dasar Kimia Hayati PROGRAM STUDI KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
Berdasarkan pada sumber di gambar 3 dan 4 menunjukan bahwa koloni pada Spread Plate dan Steak Plate tidak ditemukan koloni tunggal. Jika gambar di zoom terlihat bahwa jumlah koloni pada Speak Plate tidak terlalu banyak. Namun, jumlah koloni pada Steak Plate lebih banyak.
JAWABAN POST TEST :
1. Jelaskan prinsip autotrof dalam sterilisasi ! Jawab :
Prinsip autotrof dalam sterilisasi adalah untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs) selama kurang lebih 15 menit. Dengan meningkatkan suhu dalam autotrof maka akan dapat membunuh mikroorganisme yang ada. Perhitungan waktu sterilisasi pada autotrof dimulai saat suhu 121˚C dan transfer panas pada bagian autotrof akan lambat jika objek yang disterilisasi tebal dan berjumlah banyak.
2. Apa fungsi sterilisasi dalam isolasi mikroorganisme ? Jawab :
Berfungsi untuk menghambat pertumbuhan,mematikan mikroorganisme yang ada pada alat dan Bahan.
3. Bagaimana tanda adanya kontaminan dala media pertumbuhan ? Jawab :
Tandanya adalah dengan munculnya jamur, adanya lendir pada media dan akan mengalami Perubahan warna.
4. Jelaskan perbedaan kegunaan isolasi bakteri dengan penumbuhan menggunakan teknik aseptik spread plate dan streak plate ?
Jawab :
Pada spread plate (cara sebar), untuk menginokulasi kultur mikroba secara sebaran di permukaan Media agar yang telah memadat.dengan pengenceran biakan kultur mikroba agar dapat dihitung.
Pada spreak plate (cara gores), untuk mengisolasi koloni mikroba pada cawan agar didapat koloni Terpisah dan merupakan biakan murni.
KESIMPULAN :
1. Pada Spread Plate terlihat cawan petri berwarna bening.
2. Pada Steak Plate terlihat cawan petri berwarna kuning kecoklatan.
3. Penyebaran koloni tidak merata.
4. Jumlah koloni pada Steak Plate lebih banyak daripada Speak Plate.
DAFTAR PUSTAKA :
Curtis, H. B. (1999). Biology 5th edition.
Ma'at, S. (2009). Sterilisasi dan Disinfeksi.
Oram, R. P. (2001). Biology Living System.
Nama :ErikaAgustina NIM : 119270037 Kelas : RA Kelompok: 3
Nama Asprak: Yohana Kristin Nainggolan
LAPORAN PRAKTIKUM Dasar-Dasar Kimia Hayati PROGRAM STUDI KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
Tanda Tangan Praktikan Paraf Asisten Praktikum Nilai Laporan