• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II TERINTEGRASI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TAPANULI SELATAN (UMTS).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II TERINTEGRASI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TAPANULI SELATAN (UMTS)."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II TERINTEGRASI PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TAPANULI SELATAN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi

Pendidikan Kimia Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Diajukan Oleh:

HENI MULIANI POHAN 8146142012

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN KIMIA PROGRAM PASCASARJANA

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

HENI MULIANI POHAN. Nim : 8146142012. Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia Dasar II Terintegrasi Problem Based Learning (PBL) di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS). Tesis, Medan: Program Studi Pendidikan Kimia Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016

Penelitian ini bertujuan untuk : (1)menganalisis penuntun praktikum kimia dasar II di UMTS, (2) mengembangkan penuntun praktikum kimia dasar II terintegrasi PBL yang sesuai dengan silabus kimia dasar II di UMTS, (3) untuk mengetahui bagaimana pengaruh penuntun praktikum kimia dasar II terintegrasi PBL terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan mahasiswa. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan kimia semester IV Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS) sebanyak 14 orang. Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi ke lapangan untuk menganalisis penuntun praktikum kimia dasar II UMTS. Setelah peneliti menyusun penuntun praktikum kimia dasar II terintegrasi Problem Based Learning (PBL) divalidasi oleh 4 orang dosen yang ahli di bidangnya lalu direvisi kemudian seterusnya diuji cobakan ke mahasiswa. Berdasarkan tabulasi diperoleh hasil uji kelayakan isi penuntun praktikum kimia dasar II terintegrasi PBL memiliki rata-rata sebesar 3,88 yaitu layak digunakan dan hasil uji kelayakan aspek bahasa penuntun praktikum terintegrasi PBL memiliki rata-rata 3,75 yang artinya layak digunakan. Hasil penilaianafektif mahasiswa dalam melakukan praktikum menggunakan penuntun praktikum kimia dasar II terintegrasi PBL yaitu sebesar 2,05 yaitu nilai afektif mahasiswa sudah baik dan penilaian psikomotorik diperoleh rata-rata sebesar 2,36 juga kategori baik. Untuk menilai hasil kognitif mahasiswa dilakukan uji pemahaman tes berupa pretes dan postes dengan nilai pretes yaitu sebesar 69,29 dan nilai postes 83,57 sehingga diperoleh nilai gain sebesar 0,46 yaitu efektifitas penuntun praktikum kimia dasar II terintegrasi PBL kategori sedang.

(6)

ii ABSTRACT

Heni Muliani Pohan. Nim. 8146142012. Development of Guidance Practical Base of Chemistry II According to the Type of Project Based Learning (PBL) on University Muhammadiyah of South Tapanuli (UMTS). Thesis, Medan: The Postgraduate Program of Chemistry Education on State University of Medan, 2016.

This research was intended to (1) analyse practical guidance base of chemistry II at UMTS, (2) develop practical guidance base of chemistry II according to the type oh project based learning (PBL) matching with chemical syllabus base of chemistry II, (3) to know how influence guidance practical base of chemistry II according to the type of project based learning (PBL) to knowledge, attitude and skill of student. The sample of this research is students education of chemistry on University Muhammadiyah of SouthTapanuli(UMTS) counted 14 peoples. Before doing research, observation done to analyse guide practicalbase of chemistry II on UMTS. After researcher compile guidance practical base of chemistry II on Problem Based Learning ( PBL) validation by 4 lecturers then revised later then tested to student. Based on the results of the test elegibility content guidance practical base of chemistry II according to the type of Project Based Learning (PBL) owning average value equal to 3,88 it is means used competent. And result of test elegibility of Ianguage guidance practical base of chemistry II according to the type of Project Based Learning (PBL) owning average value equal to 3,75 it is means used competent. The result assesment of affective value is 2,05 it is means that the affective of student value is good and the result of assesment of psychomotor value is 2,36 it is means that the psycomotor of student value is good too. To assess cognate result of student isusing the understanding test in the form of and pretes postes, with value of pretes that is equal to 69,29 and value of postes is 83,57 so that obtained by value of gain equal to 0,46 with the meaning is the effectivity of the guidance practical base of chemistry II according to the type of Problem Based Learning (PBL) is medium category.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan kesehatan dan kesempatan tak terhingga penulis dapat

menyelesaikan tesis yang berjudul Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia

Dasar II Terintegrasi Problem Based Learning (PBL) Di Universitas

Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Penulis menyadari bahwa selesainya tesis ini

karena adanya bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak. Untuk itu tak

lupa penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak

Prof. Dr. Ramlan Silaban , M.Si sebagai Pembimbing I dan Ibu Dr. Ida Duma

Riris, M. Si sebagai pembimbing II dan Bapak Dr. Marham Sitorus, M.Si sebagai

validator I penuntun praktikum, Ibu Dr. Nurfajriani, M.Si selaku validator II ,

Bapak Nasirsah, M.Si selaku validator III dan Bapak Adi Syah, M.Si selaku

validator IV yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan serta

saran-saran kepada penulis. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak

Dr. Marham Sitorus, M.Si sebagai penguji I, Ibu Dr. Nurfajriani, M.Si sebagai

penguji II dan Bapak Dr. Mahmud, M.Sc sebagai penguji III sekaligus notulen,

yang telah memberikan saran guna kesempurnaan isi dari tesis ini. Juga kepada

Bapak Prof.Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku direktur Pascasarjana Unimed serta

seluruh Dosen dan staf pegawai di program pendidikan kimia pascasarjana yang

telah memberikan ilmu pengetahuan yang tidak terhingga kepada penulis

sehingga bermanfaat bagi peningkatan wawasan dan motivasi penulis serta

(8)

iv

kepada staf tata usaha di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan yang telah

memberikan izin untuk melakukan penelitian dan membantu pemberkasan yang

penulis butuhkan.

Terimakasih teristimewa buat keluarga penulis, suamiku Rommy Intan ,

mama ku dan seluruh keluarga penulis yang telah sabar memberi dukungan moril

maupun doa-doanya bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

tesis ini tepat pada waktunya serta kepada anak-anak ku yang selalu kurindukan.

Terimakasih kepada teman-teman seperjuangan selama perkuliahan

generasi XXV kelas A, B1 dan B2 Pendidikan Kimia Pascasarjana Unimed

khususnya kepada teman ku Fitri Ningsih Hutapea, Ahmad Ardiansyah Rambe,

Heru Cristanto, kak Chairiah, Nisydanul Arifin dan semua yang tidak bisa

disebutkan satu persatu yang telah memberi motivasi dan dorongan kepada

penulis dalam menyelesaikan tesis ini tanpa kalian, semua ini akan tersa sangat

berat.

Kiranya hanya Allah SWT yang dapat membalas kebaikan yang telah

saudara semuanya berikan kepada penulis dan semoga kita selalu dalam

lindungan-Nya. Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan

manfaat kepada siapa saja yang membacanya.

Medan, 25 Juli 2016

Penulis

(9)

v

2.1.1. Praktikum Kimia di Perguruan Tinggi 8

2.1.2. Buku Penuntun Praktikum 9

2.1.3. Model-Model Pembelajaran 10

2.1.4. Teori Penelitian Pengembangan 16

2.2. Karakteristik Praktikum Kimia Dasar II di UMTS 20

2.3 Kerangka Konsep 23

BAB III METODOGI PENELITIAN 26

3.1. Tempat dan waktu Penelitian 26

3.2. Populasi dan Sampel 26

3.3. Jenis Penelitian 26

3.4. Prosedur Penelitian 26

3.5. Teknik Pengumpulan Data 29

(10)

vi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 32

4.1. Deskripsi Umum Penelitian 32

4.2. Analisis Penuntun Praktikum Kimia Dasar II 33

4.3. Karakteristik Penuntun Kimia Dasar II Berbasis PBL 35

4.4. Uji Coba Terbatas Penuntun Praktikum Kimia Dasar II

Berbasis PBL 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 47

5.1. Kesimpulan 47

5.2. Saran 48

DAFTAR PUSTAKA 49

(11)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Prosedur penelitian dan pengembangan

penuntun praktikum kimia dasar II PBL 27

Gambar 4.1. Analisis nilai rata-rata uji kelayakan

penuntun praktikum kimia dasar II 33

Gambar 4.2. Hasil Uji Kelayakan Isi Penuntun

praktikum kimia dasar II Berbasis PBL 37

Gambar 4.3. Hasil Uji Kelayakan Bahasa Penuntun

praktikum kimia dasar II berbasis PBL 39

(12)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Tahapan pembelajaran Problem Based Learning 16

Tabel 2.2. Skenario kegiatan 21

Tabel 3.1. Kriteria validasi penuntun praktikum 28

Tabel 3.2 Nilai N – G Ternormalisasi dan Klasifikasi 30

(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus Mata Kuliah Praktikum Kimia Dasar II 52

Lampiran 2 SAP Perkuliahan Praktikum Kimia Dasar II 56

Lampiran 3 Angket Analisis Penuntun Praktikum Kimia Dasar II 61

Lampiran 4 Angket Validasi Penuntun Praktikum Kimia Dasar II Berbasis

PBL 63

Lampiran 5 Surat Pernyataan Validasi Instrumen Uji Kelayakan Penuntun

Pratikum 65

Lampiran 6 Lembar Penilaian Afektif 66

Lampiran 7 Lembar Penilaian Psikomotorik 67

Lampiran 8 Hasil Analisis Penuntun Praktikum Kimia Dasar II 68

Lampiran 9 Hasil Tanggapan Dosen Kimia Terhadap Kelayakan Penuntun

Praktikum Kimia Dasar II Berbasis Problem Based Learning

(PBL) 70

Lampiran 10 hasil tanggapan dosen kimia terhadap kelayakan Penuntun praktikum kimia dasar ii berbasis problem

Based learning (PBL) 71

Lampiran 11 Hasil Penilaian Afektif Mahasiswa 72

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pembelajaran kimia tidak hanya terbatas pada penggunaan atau penurunan

rumus dan teori saja, melainkan merupakan produk dari sekumpulan fakta yang

diperoleh dan dikembangkan berdasarkan serangkaian kegiatan (praktikum)

untuk mencari jawaban atas apa, mengapa dan bagaimana (Zakiah, 2015). “ ilmu

kimia tumbuh dan berkembang melalui eksperimen...” , sehingga dalam

pembelajaran kimia di sekolah perlu dilakukan pendekatan yang berbasis

eksperimen (Kurniawati & Wahyuningrum, 2011).

Jahro (2009) mendeskripsikan bahwa metode praktikum merupakan salah

satu metode yang sangat tepat diterapkan dalam pembelajaran ilmu kimia karena

metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri fakta

yang diperlukan untuk meningkatkan penguasaan dan pemahaman terhadap

materi kimia yang dipelajarinya.

Mempelajari ilmu pengetahuan alam perlu adanya panduan yang berisi

petunjuk praktikum, prosedur praktikum, lembar pengamatan, alat dan zat, lembar

observasi kegiatan praktikum yang disebut juga penuntun praktikum. Penuntun

praktikum sebagai buku ajar yang berisi pedoman untuk melakukan kegiatan

praktikum di laboratorium yang bertujuan agar terciptanya kegiatan praktikum

yang optimal (Tuysuz, 2010).

Observasi yang dilakukan peneliti di laboratorium kimia dasar di

(15)

2

masih terdapat kekurangan penuntun praktikum kimia yang harus dikembangkan

diantaranya yaitu :

1. Ada beberapa percobaan pada penuntun praktikum yang tidak sesuai

dengan silabus materi kimia dasar II di UMTS.

2. Penuntun paktikum hanya berisi prosedur kerja sehingga mahasiswa hanya

mengikuti apa yang diperintahkan.

3. Mahasiswa tidak tertantang untuk bereksperimen karena penuntun tersebut

tidak menarik dan monoton.

4. Penuntun praktikum tidak memiliki referensi atau daftar pustaka,

sebaiknya dicantumkan.

5. Tidak terdapat pertanyaan tentang hasil percobaan yang telah dilakukan.

6. Tidak adanya aturan keselamatan dalam praktikum, hal tersebut sangat

penting untuk dipahami dan dipatuhi sebelum melakukan praktikum di

laboratorium karena setiap detail dari kegiatan pelaksanaan praktikum

harus diteliti sedemikian rupa untuk melihat berbagai kemungkinan

terdapat hal yang membahayakan.

Berdasarkan kekurangan penuntun di atas maka penulis ingin

mengembangkan penuntun praktikum yang lebih lengkap, misalnya dengan

dicantumkannya aturan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3) karena penelitian

menunjukkan telah terjadi kecelakaan kerja dengan intensitas yang

mengkhawatirkan yaitu 9 orang / hari (Sunarto, Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(16)

3

pelaksanaan praktikum. Referensi atau daftar pustaka penting dicantumkan agar

praktikan memiliki acuan dalam setiap praktikum.

Berdasarkan kurikulum prodi pendidikan kimia adapun deskripsi silabus

mata kuliah praktikum kimia dasar II di Universitas Muhammadiyah Tapanuli

Selatan (UMTS) yaitu mempelajari sifat fisika larutan, reaksi-reaksi kimia,

kinetika kimia, titrasi asam basa, identifikasi karbohidrat, identifikasi protein,

identifikasi lemak dan esterifikasi. Sedangkan survey pendahuluan yang

dilakukan peneliti ada 10 judul praktikum kimia dasar II yang dilakukan yaitu

reaksi-reaksi kimia, kinetika kimia, titrasi asam basa, adsorbsi larutan, redoks,

kesetimbangan kimia, uji hidrolisa disakarida, identifikasi protein, identifikasi

lemak dan esterifikasi. Dapat dilihat sudah ada keterkaitan antara silabus dengan

judul paktikum kimia dasar II di UMTS namun masih ada judul praktikum yang

harus dikembangkan dan diperbaiki lagi agar sesuai dengan silabus kimia dasar II

UMTS.

Model pembelajaran yang tepat digunakan untuk menghasilkan

pembelajaran bermakna dalam praktikum yaitu pembelajaran berbasis masalah

(problem based learning) atau PBL. Esensi PBL ialah menyuguhkan berbagai

situasi bermasalah yang autentik dan bermakna kepada siswa yang berfungsi

sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan. Artinya pembelajaran

berbasis masalah mengajarkan mahasiswa untuk memulai kegiatan pembelajaran

dengan suatu permasalahan yang harus dipecahkan, sehingga menghasilkan

(17)

4

Penelitian ini menggunakan penelitian pengembangan Research and

Development yang lebih dikenal dengan R&D yaitu suatu proses yang dipakai

untuk untuk mengembangkan dan memvalidasi suatu produk pendidikan oleh

Borg & Gall (1983) dan menggunakan model ADDIE, yang diadaptasi dari Lee &

Owens Model ini terdiri atas beberapa tahap pengembangan, yaitu Analysis

(analisis), Design (desain), Development (pengembangan), Implementation

(implementasi) dan Evaluation (evaluasi).

Beberapa penelitian terkait yang mendasari perlunya penuntun praktikum

kimia yaitu penelitian oleh Iis Siti Jahro (2008) berjudul Analisis Penerapan

Metode Praktikum Pada Pembelajaran Ilmu Kimia Di Sekolah Menengah Atas,

Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Berorientasi

CHEMO-ENTREPRENEURSHIP Pada Praktikum oleh Sri wahyuni (2009), Dedy

Wijayanto (2013) Pengembangan Buku Petunjuk Praktikum Berbasis Inquiry

Terbimbing, Indah Nofiana (2013) Pengembangan Panduan Praktikum Kimia

Berbasis Inquiry Terbimbing Kelas X, Munika (2013) Pengembangan Petunjuk

Praktikum Larutan Asam Basa Berbasis Inquiry. Hasil penelitiannya

menunjukkan buku penuntun perlu dikembangkan dan layak digunakan.

Bertolak dari uraian di atas, kegiatan praktikum pada umumnya dilaksanakan

hanya sekedar melaksanakan prosedur tertulis dalam penuntun praktikum

meskipun setiap percobaan selalu disertai dengan kegiatan pelaporan sehingga

mahasiswa kurang tertantang untuk melakukan eksperimen. Berbeda halnya jika

kegiatan praktikum disertai dengan penuntun praktikum yang disusun secara

(18)

5

menyempurnakan penuntun praktikum yang sudah ada agar dapat digunakan oleh

dosen dan mahasiswa sehingga penulis bermaksud melakukan pengembangan

penuntun praktikum yang berjudul “Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia Dasar II Terintegrasi Problem Based Learning (PBL) di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Pengembangan penuntun praktikum kimia dasar II terintegrasi Problem

Based Learning (PBL) yang sesuai dengan silabus kimia dasar II di

Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS)

2. Materi yang layak dipraktikumkan sesuai dengan silabus kimia dasar II di

UMTS.

3. Pengaruh penuntun praktikum kimia dasar II terintegrasi PBL terhadap

pengetahuan, sikap dan keterampilan mahasiswa.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas perlu dibuat batasan masalah

agar tidak terlalu luas, adapun batasan masalah yaitu :

1. Penelitian dibatasi dengan pengembangan penuntun praktikum kimia dasar

(19)

6

2. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL).

3. Penelitian dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

(UMTS) TA.2016/2017 semester IV.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan

di atas maka masalah yang diajukan dalam penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut :

1. Bagaimana menganalisis penuntun praktikum kimia dasar II di UMTS ?

2. Bagaimana mengembangkan penuntun praktikum kimia dasar II

terintegrasi PBL yang sesuai dengan silabus kimia dasar II UMTS ?

3. Bagaimana pengaruh penuntun praktikum kimia dasar II terintegrasi PBL

terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan mahasiswa ?

1.5Tujuan Masalah

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis penuntun praktikum kimia dasar II UMTS.

2. Untuk mengembangkan penuntun praktikum kimia dasar II terintegrasi

PBL yang sesuai dengan silabus kimia dasar II di UMTS.

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penuntun praktikum kimia dasar II

terintegrasi PBL terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan

(20)

7

1.6Manfaat penelitian

Adapun manfaat penelitian ini yaitu :

1. Bagi mahasiswa, dengan pengembangan penuntun praktikum kimia dasar

II terintegrasi PBL ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan,

keaktifan dan keterampilan mahasiswadalam bereksperimen.

2. Bagi Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan, tindakan

pengembangan penuntun praktikum kimia dasar II diharapkan dapat

menjadi masukan dalam rangka meningkatkan mutu proses pembelajaran

kimia.

3. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti untuk

menyusun penuntun praktikum kimia yang sesuai, menarik dan dapat

(21)

47 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan

sebelumnya, maka dapat diberikan kesimpulan dan saran-saran sebagai bahan

masukan yang berkaitan dengan penelitian ini.

5.1. Kesimpulan

1. Hasil analisis terhadap penuntun praktikum kimia dasar II UMTS masih perlu

direvisi, oleh karena itu perlu dilakukan pengembangan pada penuntun praktikum

tersebut.

2. Hasil pengembangan penuntun praktikum kimia dasar II dengan menggunakan

model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sudah disesuaikan dengan isi

silabus kimia dasar II UMTS.

3. Setelah diuji cobakan ke mahasiswa dapat dilihat hasil penilaian afektif

mahasiswa dalam melakukan praktikum menggunakan penuntun praktikum kimia

dasar II terintegrasi PBL yaitu sebesar 73,21 yaitu nilai afektif mahasiswa sudah

baik. Sedangkan hasil penilaian psikomotorik sebesar 75 yaitu nilai psikomotorik

(22)

48

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka sesuai

dengan hasil penelitian yang dipaparkan maka peneliti memberikan saran sebagai

berikut :

1. Melihat penggunaan penuntun praktikum terintegrasi Problem Based

Learning belum dikuasai oleh mahasiswa karena kemampuan yang tidak

merata maka hendaknya dosen memperhatikan dan mengasah terus ilmu

kimia mahasiswa serta memotivasi mahasiswa untuk lebih mandiri dan

kreatif dalam melakukan praktikum.

2. Ketersediaan alat dan bahan kimia lebih dilengkapi agar diperoleh

penuntun praktikum yang lebih variatif di Universitas Muhammadiyah

(23)

49

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Borg and Gall.1983.Educational Research and Introduction. White Plain, N.Y.: Longman, Inc.

Hake, R. (1998).Interactive-engagiment methods in introductor mechanics courses.(Online). Tersedia: http://www.physics.indiana.edu/-sdi/IEM.2b.pdf (diakses tgl 23 Februari 2016)

Isnaeni,Arifah. 2014. Pengembangan Buku Petunjuk Praktikum Berbasis Guided Inquiry Untuk Mengoptimalkan Hands On Mahasiswa Semester II Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Purworejo Tahun Akademik 2013/2014.Radiasi Volume 5 Prodi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyyah Purworejo.

Istarani.2011.Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Jahro,I.S.2009.Analisis Penerapan Metode Praktikum Pada Pembelajaran Ilmu Kimia di Sekolah Menengah Atas.Jurnal Pendidikan Kimia 1(4):20-26 UNIMED.

Kendler, B.S. dan Grove, P.A. 2004.ProblemBasic Learning in Biology Curriculum.The American Biology Teacher. 66(5),348-354.

Kurniati dan wahyuningrum. 2011. Pengembangan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing di SMA/MA melaluiPenyusunan Modul Praktikum Isolasi dan Identifikasi Senyawa dalam Daun Tanaman Mint (Mentha cordifolia opiz),Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011.

Kushartanti, Wara BM. 2007. Pendekatan Problem Basic Learning Dalam Pembelajaran Praktek Kerja Lapangan Terapi Fisik.FIK Universitas Negeri Yogyakarta

Mangelep, Navel Octaviandy. Penelitian dan Pengembangan. (

(24)

50

M. Heijne-Penninga. 2013. Influence of PBL with open-book tests on knowledge retention measured with progress tests. Adv in Health Sci Educ (2013)

18:485–495DOI 10.1007/s10459-012-9386-8

Munika, Mujamil Jejem. 2013. Pengembangan Petunujuk Praktikum Larutan Asam Basa Berbasis Inquiry.Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sriwijaya.

Musyarofah.2006. Pengembangan Buku Petunjuk Praktikum Sains Bidang Kimia SMP/MTs Kelas IX Berdasarkan Kurikulum SMP 2004.Skripsi,

tidakditerbitkan FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.

Nofiana Indah. 2013. Pengembangan Panduan Praktikum Kimia Berbasis Inquiry Terbimbing Kelas X. Prodi Pendidikan Kimia Universitas Lampung.

Rohman.M, 2013. Strategi & Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran. Prestasi Pustakaraya. Jakarta.

Rosmalinda, Desy.2013. Pengembangan Modul Pembelajaran Kimia untuk Kelas XI Semester III Program Kejuruan Teknik Mekanik Otomotif dengan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL).Edu Sains Volume 2 Prodi Magister Pendidikan IPA Universitas Jambi.

Setyosari, Punaji.2010. Metode Penelitian Pendidikan Dan Pengembangan Edisi Ketiga,PT.Fajar Interpratama Mandiri, Jakarta.

Sugiyono.2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Alfabeta, Bandung.

Tessa A. Nicholl. 2013. A Model for Small-Group Problem-Based Learning in a Large ClassFacilitated by One Instructor. American Journal of

Pharmaceutical Education 2012; 76 (6) Article 117.

Tuysuz, C.2010. The Effect of The Virtual Laboratory on Studen’s Achievement and Attitude in Chemistry.International Online Journal Educational Sciences (IOJES), 2(1): 37-53.

Wahyuni Sri. 2009, Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Berorientasi Chemo-Entrepreneurship Pada Praktikum KimiaFisika, Prodi Kimia FMIPA Universitas Negeri semarang.

Wan Syafii. 2013. Problem Solving Skills and Learning Achievements Through Problem Based Module in Teaching and Learning Biology in High School.Asian social Science, Vol 9, No 12; 2013.

(25)

51

Xue H, 2013. 3C3R Modified PBL Pediatric Teaching of Chinese Medical Students. PLoS ONE 8(5): e63412. doi:10.1371/journal.pone.0063412

Gambar

Gambar 3.1. Prosedur penelitian dan pengembangan
Tabel 2.1. Tahapan pembelajaran Problem Based Learning

Referensi

Dokumen terkait

Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisa data yaitu deskriptif kualitatif dimana data dianalisis sejak tindakan pembelajaran dilakukan, dikembangkan selama proses

Berkaitan dengan hal tersebut, sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah, khususnya Pasal 2 ayat (2) disebutkan bahwa Retribusi Pelayanan Pasar

Teman – teman Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus Angkatan 2012 (Reni Tri Astiti, Anis Sofiana) yang telah membantu serta memberikan semangat

Slide - 25 BAPPENAS : KOORDINASI PERENCANAAN BNPP & MENKO : KOORDINASI PELAKSANAAN KAWASAN PERBATASAN Pengembangan 10 PKSN dan 16 PKSN Tahap Persiapan, termasuk

Gambar diatas merupakan contoh penerapan tangga nada minor blues pada karya musik “Noisy Trains”, sebab nada yang digunakan tidak lepas dari nada-nada yang berada

Saya kira mungkin definisi pemahaman antara perlu ada penjelasan atau pendefinisian yang sama yang dimaksudkan dengan tindak pidana politik antara pihak China dengan pihak

Salah satu langkah yang perlu ditempuh utuk menjawab tantangan tersebut adalah dengan melakukan peningkatan di dalam pengembangan produk agar dapat bersaing dengan

Menentukan nilai sasaran dari setiap kriteria produktivitas, nilai sasaran ini merupakan nilai tertinggi dari setiap rasio dan menunjukan perkiraan performansi terbaik yang