• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Elektromagnetik: Electromagnetic Conductivity Meter Depth (CMD)

N/A
N/A
yangmana nda

Academic year: 2024

Membagikan "Laporan Praktikum Elektromagnetik: Electromagnetic Conductivity Meter Depth (CMD)"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Maksud dan Tujuan

Tujuan dari penelitian Electromagnetic Conductivity Meter Depth (CMD) adalah agar peneliti dapat memahami dan memahami proses pengolahan data serta interpretasi metode tersebut. Tujuan dari laporan ini adalah agar para peneliti grafik MA Dalam Fase Rendah dan Tinggi, kemudian grafik MA Prospek Tinggi dan Rendah serta grafik MA Prospek Tinggi vs MA Dalam Fase Tinggi, grafik MA Prospek Rendah vs MA Dalam Fase Rendah, grafik konduktansi tinggi vs grafik konduktansi dalam fase tinggi dan rendah vs dalam fase rendah.

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian Terdahulu

Tanah yang terkontaminasi limbah sawit mempunyai nilai konduktivitas 110 mS/m sampai 210 mS/m pada kedalaman 3 meter, sedangkan pada kedalaman 6 meter nilai konduktivitasnya 105 mS/m sampai 170 mS/m. Sebaran limbah sawit teridentifikasi tersebar ke arah Timur, Tenggara, dan Barat Daya sejauh 25 meter hingga 65 meter dari kolam penampung limbah sawit. dkk (2014) berhasil menggunakan metode konduksi elektromagnetik untuk mempelajari arah sebaran dan lokasi penumpukan lindi yang dapat mencemari air tanah.

DASAR TEORI

  • Perambatan Medan Elektromagnetik
  • Konduktivitas
  • Inphase
  • Moving Average

Melakukan pembahasan mengenai peta konduktansi MA rendah dan tinggi serta MA In-fase rendah dan tinggi serta memberikan kesimpulan dari hasil penelitian. Gambar 5.5 menunjukkan peta konduktivitas MA penetrasi rendah dimana parameter bawah permukaan yang digunakan adalah parameter konduktivitas batuan. Peta konduktivitas MA penetrasi rendah ini memiliki satuan fisik berupa mS/m untuk menggambarkan nilai konduktivitas.

Terlihat pada peta terdapat anomali dengan nilai konduktivitas tinggi yang memanjang dari arah barat laut hingga tenggara. Pada Gambar 5.6 merupakan peta MA konduktivitas penetrasi tinggi dimana parameter bawah permukaan yang digunakan adalah parameter konduktivitas batuan. Kartu MA dengan konduktivitas penetrasi tinggi ini memiliki satuan fisik berupa mS/m yang menggambarkan nilai konduktivitas.

Peta MA In – Fase Penetrasi Rendah ini memiliki satuan fisik berupa PPT yang menggambarkan nilai dalam fase tersebut. Jadi infiltrasi akibat air hujan tidak terlihat pada peta ini MA Dalam - Fase Penetrasi Rendah. Peta MA In – Fase Penetrasi Tinggi ini memiliki satuan fisik berupa PPT yang menggambarkan nilai dalam fase tersebut.

Anomali ini mirip dengan anomali yang ditunjukkan pada peta hanya dengan penetrasi fase rendah. Namun, pada peta MA Penetrasi Fase Tinggi, tampak terdapat pola anomali sedang, seperti pola anomali pada peta MA dengan konduktivitas rendah dan penetrasi tinggi. Kehadiran pipa besi juga ditampilkan sebagai anomali dengan nilai konduktivitas dan fasa yang tinggi.

Pada peta konduktivitas penetrasi rendah, dugaan keberadaan pipa besi ditandai dengan nilai konduktivitas pada rentang 11 mS/m – 16 mS/m. Sedangkan untuk papan dengan konduktivitas penetrasi tinggi, nilai konduktivitas pipa besi berada pada kisaran 4,5 mS/m - 7,5 mS/m. Pada peta penetrasi fase rendah, dugaan keberadaan pipa besi ditandai dengan nilai konduktivitas pada kisaran 12 PPT hingga 16 PPT.

METODOLOGI PENELITIAN

Pembahasan Diagram Alir Pengolahan Data

Excel, grafik ini mencakup grafik MA Dalam Fase Rendah dan Tinggi, kemudian grafik MA Konduktivitas Tinggi dan Rendah. Nilai konduktifitas dan fasa pada grafik mulai meningkat pada titik 11 dan mencapai nilai tertinggi pada titik pengukuran 13 dan 14. Nilai konduktifitas tinggi yang diyakini pada pipa besi mempunyai rentang 11 hingga 16 mS/m yang ditandai dengan garis hitam pada gambar.

Namun berbeda dengan anomali yang ditunjukkan pada peta MA untuk konduktivitas penetrasi rendah, terlihat bahwa warna anomali tinggi tidak dominan dibandingkan dengan konduktivitas penetrasi rendah. Nilai konduktivitas yang dianggap tinggi pada pipa besi mempunyai rentang 4,5 mS/m hingga 7,5 mS/m yang ditunjukkan dengan garis hitam pada gambar. Terlihat pada peta terdapat anomali dengan nilai dua fasa yang tinggi memanjang dari arah barat laut hingga tenggara.

Peta tersebut menunjukkan terdapat anomali dengan nilai out-of-phase sedang hingga tinggi yang memanjang ke arah barat laut hingga tenggara. Sedangkan untuk peta konduktivitas penetrasi tinggi, nilai konduktivitas pipa besi berkisar antara 6 PPT hingga 7,5 PPT. Sedangkan pada peta penetrasi tinggi menunjukkan nilai fasa yang semakin meningkat seperti pada peta konduktifitas, namun hal ini dianggap noise karena hujan tidak mempengaruhi kemagnetan batuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Grafik Analisis Lintasan 3

  • Grafik Konduktivitas vs Inphase Low Penetration Lintasan 3
  • Grafik MA Konduktivitas vs MA Inphase Low Penetration Lintasan 3
  • Grafik Konduktivitas vs Inphase High Penetration Lintasan 3
  • Grafik MA Konduktivitas vs MA Inphase High Penetration Lintasan 3

Baik nilai konduktansi maupun dalam fasa pada grafik cenderung memiliki sebaran respon nilai yang rendah, namun pada titik kontrol dan 15 pada konduktansi rendah terjadi kenaikan nilai. 15 Sedangkan pada grafik sefase juga terjadi kenaikan nilai hingga nilai respon yang tinggi pada titik ukur dan 15. Pada titik ukur tersebut diduga terdapat sasaran pada penelitian ini yaitu pipa besi dibawah permukaannya terkubur.

Nilai tertinggi pada konduktivitas rendah adalah 17 mS/m pada titik pengukuran 15 dan nilai tertinggi pada fase rendah adalah 16,35 PPT pada titik pengukuran 14. Setelah mencapai nilai tertinggi pada grafik terlihat nilainya kembali menurun drastis. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh adanya pipa besi yang terletak pada titik ukur dan 15. Jadi setelah titik ukur, nilai respon yang dicatat adalah nilai lapisan bawah tanah yang umumnya mendominasi daerah penelitian.

Nilai maksimum MA konduktifitas rendah sebesar 16,15 mS/m pada titik ukur 14, dan nilai maksimum MA sefasa rendah sebesar 16,35 PPT pada titik ukur 14. Setelah mencapai nilai maksimum, grafik menunjukkan bahwa nilainya kembali turun, Hal ini diduga disebabkan adanya tabung besi pada titik ukur dan 15. Nilai tertinggi pada konduktivitas tinggi sebesar 7,1 mS/m pada titik ukur 13, dan nilai tertinggi pada sinfase tinggi sebesar 6,9 PPT pada titik ukur. 13 dan 15.

Selain itu juga terjadi peningkatan nilai konduktifitas yang tidak terlalu tinggi pada grafik yang ditandai dengan lingkaran berwarna hijau, hal ini diduga merupakan gangguan pengukuran atau mungkin juga disebabkan oleh kondisi cuaca pada saat pengukuran misalnya . seperti hujan Terakhir, setelah mencapai titik pengukuran tertinggi pada dan 15, nilai respon yang ditangkap adalah nilai lapisan bawah tanah yang umumnya mendominasi area pencarian. Nilai konduktansi dan infasa pada grafik mulai meningkat pada titik 11 dan mencapai nilai tertinggi pada titik pengukuran 13 untuk konduktansi dan 14 untuk infase.

Setelah mencapai nilai tertingginya pada grafik, Anda dapat melihat bahwa nilainya mulai menurun secara statis ke suatu titik. Nilai tertinggi untuk konduktivitas MA tinggi sebesar 5,55 mS/m pada titik ukur 13 dan nilai tertinggi untuk MA infase tinggi sebesar 7,45 PPT pada titik ukur 14. Terjadi pula peningkatan nilai pada grafik konduktivitas meskipun puncaknya tidak terlalu tinggi, faktor yang mempengaruhi puncak juga kurang lebih sama dengan grafik konduktivitas rendah.

Pembahasan Peta

  • Peta MA Konduktivitas Low Penetration
  • Peta MA Konduktivitas High Penetration
  • Peta MA Inphase Low Penetration
  • Peta MA Inphase High Penetration

23 tabung yang mempunyai daya hantar listrik tinggi ini diasumsikan merupakan tabung besi, karena seperti diketahui media besi merupakan bahan penghantar yang baik sehingga mempunyai nilai resistansi yang rendah dan nilai konduktivitas yang tinggi. Pada Gambar 5.5 juga diberikan lingkaran, dimana lingkaran tersebut menunjukkan infiltrasi yang disebabkan oleh air hujan yang masuk ke lapisan tanah bawah dan menyebabkan peningkatan nilai konduktivitas bawah permukaan. Kemudian warna ungu hingga biru tua pada peta merupakan batuan utama penyusun lokasi penelitian dan memiliki rentang nilai -4 mS/m hingga 2 mS/m.

Semakin tinggi nilai konduktivitas suatu batuan maka semakin rendah resistivitas batuan tersebut dan sebaliknya. Anomali dengan nilai konduktifitas yang tinggi diduga terjadi pada pipa besi, karena media besi dikenal sebagai konduktor yang baik, sehingga mempunyai nilai resistivitas yang rendah dan nilai konduktifitas yang tinggi. Pada Gambar 5.6 juga diberi tanda lingkaran, dimana lingkaran tersebut menunjukkan adanya rembesan yang disebabkan oleh masuknya air hujan ke lapisan tanah bawah dan menyebabkan peningkatan nilai konduktivitas lapisan tanah bawah.

Namun berbeda dengan anomali konduktivitas medium penetrasi rendah yang ditandai dengan warna hijau yang tampak lebih pucat, diduga air belum tenggelam lebih dalam sehingga nilai konduktivitasnya akan semakin tinggi pada penetrasi rendah. Kemudian warna ungu hingga biru tua pada peta merupakan batuan utama penyusun lokasi pencarian yang memiliki rentang nilai mulai dari -3,5 mS/m – 0 mS/m. Nilai in-phase memberikan nilai respon yang tinggi karena material penyusun tabung besi merupakan material feromagnetik atau dapat termagnetisasi dengan baik.

Terdapat pula perbedaan yang terlihat dengan peta konduktivitas MA, baik pada penetrasi rendah maupun tinggi, dimana anomali akibat infiltrasi air tidak terlihat pada peta ini. Peta tersebut kemudian didominasi warna ungu hingga biru tua yang merupakan batuan utama penyusun lokasi penelitian dan memiliki rentang nilai 1 PPT hingga 5 PPT. Nilai antarmuka yang tinggi, yang diasumsikan sebagai tabung besi, berkisar antara 6 PPT hingga 7,5 PPT dan ditunjukkan dengan garis hitam pada gambar.

Berbeda dengan interpretasi pada peta konduktifitas MA yang menunjukkan bahwa ketidakteraturan tersebut disebabkan oleh infiltrasi air hujan pada peta sefasa, maka diduga ketidakteraturan sedang tersebut adalah kebisingan pada saat pengukuran yang dipengaruhi oleh logam-logam disekitar lokasi pengukuran. . . Jadi pada peta tersebut terdapat dominasi warna ungu hingga biru tua yang merupakan batuan utama penyusun lokasi penelitian yang memiliki rentang nilai mulai dari 0,5 PPT – 2,5 PPT. Pada peta konduktifitas juga terlihat adanya infiltrasi air dengan anomali berwarna hijau, hal ini disebabkan oleh air hujan yang menyebabkan nilai pengukuran meningkat karena air merupakan media konduktif yang baik.

PENUTUP

Saran

Metode elektromagnetik merupakan komponen penting dalam proses eksplorasi, yang merupakan keterampilan terpenting seorang ahli geofisika. 31 Oleh karena itu, penting bagi seorang ahli geofisika untuk memahami cara membuat dan mengolah data yang baik dan benar. Integrasi Pengolahan Citra ASTER dan Sistem Informasi Geografis untuk Kajian Geomorfologi Studi Kasus di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, Tesis, Program Pascasarjana Fakultas Geografi.

Pemodelan Data Magnetotelurik Referensi Jarak Jauh untuk Eksplorasi Cekungan Minyak dan Gas Studi Kasus: Lapangan Em-4 (Volume 4, Edisi 1).

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait