• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU BEDAH KHUSUS

N/A
N/A
M RF

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM ILMU BEDAH KHUSUS "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ILMU BEDAH KHUSUS KONTROL KASTRASI

Nama : Muhammad Rizki Firdaus NIM : 195130107111041

Kelas : 2019C

Kelompok : C7

Asisten :Intan Nur Afifah

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2022

(2)

Resume Kelompok C6 a. Sinyalemen

- Nama : Louis

- Jenis : Domestic Short Hair - Umur : 1 tahun

- Jenis Kelamin : Jantan - BB : 3,1 kg

b. Prosedur Kastrasi o Preoperasi

- Grooming sebelum operasi (H-5).

- Pemberian Obat Cacing.

- Penimbangan BB.

- Injeksi Agen Anestesi (Ketamine + Xylazine) secara IM, Perbandingan 1:1, masing-masing 0,31 mL

Dosis x BB = 0,1 mL x 3,1 kg = 0,31 mL

- Penataan alat bedah oleh asisten bersih; sebelumnya disterilisasi - Pemasangan surgical attire dan gloves

- Pemosisian kucing rebah dorsal; keempat ekstremitas difiksasi dengan tali; sterilisasi situs (alkohol dan povidone iodine)

- Drapping untuk membatasi area operasi dan menciptakan insisi dalam keadaan steril - Injeksi anestesi lokal

o Operasi

- Ditekan dinding skrotum dengan hati-hati diatas salah satu testis - Didorong kearah bagian cranial skrotum

- Diinsisi diatas kulit skrotum kira-kira 1,5-2 cm melalui kulit pada raphe median skrotum - Diitempatkan arteri klem pada korda spermatica dan pembuluh darah bagian bawah - Dipotong sepanjang tepi arteri klem menggunakan scalpel.

- Dilakukan pemeriksaan terhadap adanya - perdarahan dan stabilitas ikatan

- Dilepas arteri klem dan potongan dibiarkanmmasuk ke lubang insisi

- Didorong sisa-sisa ligamentum dan fascia masuk ke dalam insisi dengan scalpel handle - Sementara itu spermatic cord masih berada didalam tunica vaginalis yang sekarang bebas

terekspose

- Dipotong korda spermatica

- Dibuat ikatan fiksasi antara korda spermatica dan pembuluh darah sebanyak 5 kali - Diitempatkan arteri klem pada korda spermatica dan pembuluh darah bagian bawah - Dipotong sepanjang tepi arteri klem menggunakan scalpel.

- Dilakukan pemeriksaan terhadap adanya perdarahan dan stabilitas ikatan - Dilepas arteri klem dan potongan dibiarkan masuk ke lubang insisi

- Dilakukan pemeriksaan fisik setiap 15 menit untuk mengetahui kondisi kucing masih dalam keadaan terbius/tertidur.

- Dilakukan penambahan agen anestesi dengan seperempat dosis awal secara intravena Dosis awal : 4 = 0,31 mL : 4 = 0,0775 mL/agen

- Lakukan prosedur yang sama pada testis sebelahnya - Diteteskan antibiotic amoxicillin pada area insisi

- Bekas insisi pada skrotum dikaitkan kembali menggunakan klem

- Diberikan penanda pada telinga (ear tag) kucing sebagai tanda telah dikastrasi c. Manajemen Post Operasi

o Pemulihan Anestesi

Dipantau perkembangan kucing secara langsung selama masa pemulihan pasca anestesi. Diperiksa suhu tubuh, heart rate, dan respirasi secara berkala interval 15 menit hingga kucing sadar dan suhu tubuh mencapai 37°C. Setelah pulih dari

(3)

ditimbulkan akibat kastrasi.

Tolfenamic acid = 0,05 mL x 3,1 kg = 0,155 mL o Perkandangan

Kucing ditempatkan pada kandang yang nyaman, beralaskan underpad, diberi lampu penghangat. Untuk sementara waktu tidak diberikan litter box untuk mengurangi kontaminasi yang terjadi pada lokasi insisi. Underpad harus dikontrol, apabila underpad sudah kotor maka harus segera diganti dengan yang baru agar proses penyembuhan dapat berjalan dengan cepat.

o Support Nutrisi

Dilakukan pemantauan terhadap perilaku makan kucing, baik saat sebelum dan sesudah operasi. Hal ini dilakukan karena pasca operasi tubuh pasien memiliki kebutuhan metabolisme yang lebih tinggi guna mendukung proses pemulihan kesembuhan luka. Kucing kami berikan pakan wet food dan dry food.

o Pemeriksaan VU

Terkadang, pasca operasi pasien tidak memiliki kemampuan untuk urinasi. Hal ini juga dialami oleh kucing kelompok kami, dimana ia mengalami kesulitan dalam urinasi yang ditunjukkan dengan merejan ketika ingin urinasi. Penanganan yang kami lakukan tidak sampai dengan pemasangan kateter, hanya dilakukan perubahan pakan khusus untuk menangani masalah urinary.

o Perawatan Luka

Dilakukan perawatan luka secara spesifik pada area scrotum dengan dioleskan povidone iodine yang sudah dilarutkan menggunakan cairan infus (Ringer Lactat).Proses penyembuhan luka berjalan dengan optimal yang ditunjukkan dengan mengeringnya area insisi pada rhape median scrotum.

o Pemberian Antibiotik dan Analgesik

Antibiotik yang diberikan adalah amoxicillin untuk mencegah terjadinya infeksi pada luka operasi selama 5 hari. Sementara analgesik diberikan untuk mengurangi rasa sakit atau nyeri tanpa menyebabkan hilangnya kesadaran. Pada hari ke-4 diberikan ketoprofen.

▪ Amoxicillin

Dosis x BB/Sediaan = 20 mg/kg x 3,1 kg :125 mg/5 mL = 2,48 mL

▪ Ketoprofen (single dose)

Dosis x BB = 2 mg/kg x 3,1 kg = 6,2 mg

Pemberian : sediaan = 6,2 mg : 100 mg = 0,062 tablet d. Progressw Harian Pasca Operasi

Progress semakin membaik, luka menutup. Namun terjadi komplikasi berupa kesuliat buang air kecil pada kucing. Untuk penanganan pertamanya dilakukan dengan cara mengganti pakan kucing menjadi pakan khusus urinary tract.

e. Komplikasi Pasca Operasi

Komplikasi berupa distensi abdomen dan mengejan saat buang air kecil. Hal ini bisa disebabkan oleh adanya rasa tidak nyaman, kucing stray cat tidak biasa buang air kecil pada underpad, namun bisa juga disebabkan adanya urinary track disease.

(4)

Resume Kelompok C7 a. Sinyalemen

Seekor kucing domestik oren berjenis kelamin jantan berumur 2,5 tahun dengan berat badan 2,3 kg. Kucing memiliki warna bulu orange + putih dan aktif.

b. Anamnesa

Dilakukan pemeriksaan fisik pada kucing seperti pengecekan suhu, heart rate, dan respiratory rate. Didapatkan hasil :

Suhu : 39 derajat Celcius Heart rate : 92 kali/menit Respiratory rate : 32 kali/menit c. Prosedur Kastrasi

o Preoperasi

- Kucing diberi Premedikasi berupa Acepromazine sebanyak 0,0258 ml (0,006 ml/kg BB).

Setelah itu ditunggu 15 menit lalu diinjeksikan anestesi berupa ketamine dan xylazine, masing masing 0,43 ml (0,1 ml/kg BB).

- Kucing difiksasi di atas meja operasi, dengan mengikat seluruh alat geraknya menggunakan tali. Rongga mulut diganjal menggunakan.

o Operasi

- Situs operasi diberikan povidone iodine, lalu diinjeksikan lidocaine sebanyak 0,43 ml (0,1 ml/kg BB) pada testis kucing.

- Diinsisi kulit skrotum pada raphe median sampai testis yang terbungkus tunika vaginalis terekspos.

- Penggantung testis diinsisi, hingga menyisakan pembuluh darah dan corda spermatika.

- Dipisahkan lalu dipotong pembuluh darah dan corda spermatika yang menempel pada testis

- Diikat satu sama lain sebanyak 5 kali dan dipotong saluran yang masih tesisah pada bagian pangkal ikatan.

- Hasil ikatan dimasukkan kembali ke dalam scrotum.

- Kemudian disemprotkan amoxicillin

- Dijahit insisi pada skrotum menggunakan benang silk cutgut simple interrupted.

d. Progress Harian Pasca Operasi

- Semakin hari keadaan kucing semakin membaik, luka semakin menutup. Defekasi dan Pasca-operasi o

- Hari ke-1

o Suhu: 38,6 oC o Pulsus 84 x/menit o CRT < 2s

o Nafsu makan (++++) o Defekasi (-)

o Urinasi (++++) o Pain Scoring 1/10 o - Hari ke-2

o Suhu: 38,6 oC o Pulsus 88 x/menit o CRT < 2s

o Nafsu makan (++++) o Defekasi (++) o Urinasi (++++) o Pain Scoring 2/10

(5)

o Pulsus 96 x/menit

o CRT < 2s Nafsu makan (++++) o Defekasi (++++)

o Urinasi (++++) o Pain Scoring 1/10 - Hari ke-4

o Suhu: 38,4 oC o Pulsus 92 x/menit o CRT < 2s

o Nafsu makan (++++) o Defekasi (++) o Urinasi (++++) o Pain Scoring 0/10 o - Hari ke-5

o Suhu: 38,2 oC o Pulsus 90 x/menit o CRT < 2s

o Nafsu makan (++++) o Defekasi (+++) o Urinasi (++++) o Pain Scoring 0/10

- Obat yang diberikan o Antibiotik (amoxicillin) o Tablet

o Dosis 20 mg/kg sehari sekali

o Pemberian obat sehati sebesar 1/3 dari 250 mg sediaan amoxicillin - Minyak ikan

o Kapsul

o Dicampur dengan pakan

o Diberikna sehari sekali sebagai support nutrisi

Resume Kelompok C8 a. Preoperasi

- Grooming dan deworming - Pemuasaan dan pencukuran - Penimbangan BB

- Perhitungan dosis

- Injeksi premedikasi dan injeksi anestesi - Persiapan meja operasi.

- Persiapan posisi pasien dan fiksasi - Pemasangan surgical drape.

b. Perioperasi

Tahapan yang dilakukan sama dengan kelompok lain yang melakukan kastrasi dengan cara terturup. Pemilihan ini didasarkan pada keadaan kucing yang sedang birahi. Karena jika dilakukan operasi kastrasi terbuka maka akan meningkatkan resiko pendarahan karena vaskularisasi yang sedang banyak.

c. Manajemen post operasi

- Injeksi tolfenamic acid sesuai dosis saat suhu kucing sudah mencapai 37°C.

(6)

- Dilakukan imobilitas dengan cara mengkandangkan kucing selama fase pasca operasi.

- Selama 5 hari kucing diberikan amoxicillin dua kali sehari.

- Dilakukan scoring untuk menentukan penggunaan analgesic.

d. Progress harian

Progress makin membaik dari hari ke hari.

e. Komplikasi Post Operasi

- Terjadi blood clot dalam skrotum sehingga menyebabkan pembengkakan pada skrotum.

(7)

a. Sinyalemen

- Nama Kucing : Hotman - BB : 3,6 kg

- Jenis : Domestic short hair - Warna : Oren

b. Preoperasi

- Grooming kucing dan deworming - Mencukur situs area operasi - Pemeriksaan fisik kucing

- Injeksi premedikasi dan agen anestesi - Fiksasi extremitas kucing pada meja operasi.

c. Perioperasi

Prosedur yang dilakukan adalah prosedur kastrasi tertutup, yaitu tanpa dilakukan pembukaan tunika vaginalis.

d. Manajemen Post Operasi o Perawatan luka

Luka disemprot dengan menggunakan campuran NACl+Povidone Iodine o Antibiotik oral

Antibiotik yang digunakan yaitu cefadroxil dengan dosis 3,6 ml q12h e. Progress Harian Pasca Operasi

Kucing semakin membaik dari hari ke hari, tidak ada komplikasi yang terjadi. Kucing semakin lincah dan aktif. Kemudian pada hari ke 7 dilakukan pelepasan jahitan.

(8)

Resume Kelompok C10.

a. Sinyalemen

- Nama : CORO - Jenis Hewan : Kucing - Breed/Ras : Domestik - Jenis Kelamin : Jantan - BB : 3.46 kg

b. Prosedur Kastrasi : Kastrasi tertutup.

- Hewan dipuasakan 8-12 jam sebelum akhirnya dilakukan pembedahan - Hewan ditimbang

- Dilakukan pencukuran pada daerah skrotum dan sekitarnya, (diberikan premdikasi berupa Acepromazine dengan dosis 0,006 ml/kg BB) 20-30 menit setelahnya diinjeksi anestesi berupa ketamin dan xylazine dengan dosis masing masing 0,1 ml/kg BB.

- Pemosisian hewan dan fiksasi - Pemberian antiseptic

- Pemasangan duk/drape

- Pemberian anestesi lokal, diinjeksikan anestesi lokal pada area skrotum dengan menggunakan lidokain dosis 0,1 ml/kg BB.

- Incisi Scrotum. Dilakukan incisi pada kulit skrotum yaitu pada raphe median skrotum sedikit di belakang bulbus penis.

- Penarikan Tesis Keluar Incisi. Dengan menggunakan tangan kiri, testis ditarik keluar dari insisi, kemudian dipotong ligamentum skrotum dan fascia. Menyisakan spermatic cord yang masih terbungkus tunika vaginalis.

- Pemasangan Klem. Ditempatkan areteri klem pada spermatic cord bagian bawah.

- Ligasi. Diligasi spermatic cord pada proximal klem dengan menggunakan benang chromic catgut 3.0. Pastikan agar saat meligasi, spermatic cord tidak terlipat lipat.

- Pemotongan Spermatic Cord. Spermatic cord kemudiann dipotong di anterior lokasi ligasi dan klem arteri. Dilakukan pengecekan stabilitas dan kerapatan ligase.

- Penutupan Skrotum. Ditutup kulit skrotum ddengan tipe jahitan cross matress menggunakan benang nonabsorbable silk 3.0.

- Pemberian Antibiotik. Diinjeksikan antibiotic amoxicillin dengan dosis 0,1 ml/kg secara intramuscular. Kemudian luka jahitan dibersihkan dengan povidone iodine.

c. Manajemen Postoperasi

- Kucing dipindahkan di kandang yang telah diberi alas underpad dan lampu penghangat - Suhu, pulsus, dan pernapasan kucing selalu dipantau. Saat sudah stabil, pemberian

analgesic berupa tolfenamic acid d. Progress harian

Kucing semakin membaik dari hari ke hari, tidak ada komplikasi yang terjadi. Kucing semakin lincah dan aktif. Kemudian pada hari ke 7 dilakukan pelepasan jahitan.

(9)

Referensi

Dokumen terkait