• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU BEDAH KHUSUS

N/A
N/A
M RF

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM ILMU BEDAH KHUSUS "

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU BEDAH KHUSUS PRE-OPERASI DAN SIMULASI

Oleh:

Nama : Muhammad Rizki Firdaus NIM : 195130107111041

Kelas : 2019C Kelompok : C7

Asisten : Zaki Abdul Aziz

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2022

(2)

BAB I HASIL

1.1 Tabel Hasil

No. Foto Keterangan

1. Pembuatan tampon Pembuatan tampon, terdapat tiga jenis tampon, yaitu :

- Tampon kasa - Tampon bulat - Tampon persegi

2. Penyusunan Alat Bedah

Alat bedah yang akan digunakan

disterilisasi dan disusun berdasarkan alat yang akan paling sering dipakai.

Penyusunan alat bedah dilakukan oleh asisten bersih.

3. Membuka dan melipat duk Cara membuka duk

Dicubit ujung bagian non steril lalu diletakkan pada area operasi lalu dibuka lipatan pada bagian yang masih terlipat lalu bagian non steril diarahkan untuk dapat membuka, bagian steril berada dibawah

(3)

Cara menutup

Dipegang bagian non steril lalu dilipat sesuai dengan arahan lalu duk dilipat kembali sampai tertutup

(4)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sterilisasi Alat

Sterilisasi adalah cara untuk mendapatkan suatu kondisi bebas mikroorganisme atau setiap proses yang dilakukan baik secara fisika, kimia, dan mekanik untuk membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme yang bertujuan untuk membunuh semua bentuk mikroorganisme hidup termasuk spora pada alat-alat yang disterilkan (Meliawati, 2012).

Sterilisasi adalah tata cara untuk menghilangkan semua mikroorganisme dan spora di dalam atau di sekitar ruang operasi menggunakan uap, bahan kimia, elektron berkecepatan tinggi, atau sinar ultraviolet(Hafsan, 2014).

Menurut (Hafsan, 2014), metode sterilisasi terbagi menjadi : a. Sterilisasi Fisik

Sterilisasi fisik dapat dilakukan selama senyawa kimia yang disterilkan tidak berubah atau terurai akibat suhu tinggi dan atau tekanan tinggi. Misalnya dengan pemanasan udara panas, uap air bertekanan, pemijaran, penggunaan sinar-sinar bergelombang pendek seperti sinar X, sinar gamma, UV dan sebagainya. Sterilisasi dengan udara panas (kering) digunakan untuk mensterilkan peralatan gelas. Suhu yang digunakan 170 – 180 0C selama 2-3 jam menggunakan oven. Sterilisasi dengan uap air bertekanan menggunakan autoklav, umumnya material yang disterilkan berupa medium, air dan sebagainya. Suhu yang digunakan adalah 121 0C, dengan tekanan 15 lbs selama 15 menit (Hafsan, 2014).

b. Sterilisasi Kimia

Merupakan sterilisasi dengan memaparkan alat atau bahan yang mengandung mikroorganisme terhadap suatu senyawa kimia sehingga dengan suatu reaksi tertentu dapat untuk membasmi mikroorganisme tanpa merusak bahan atau alat yang disterilisasi. Senyawa kimia yang digunakan biasanya adalah CuSO4, AgNO3, HgCl2, ZnO, alkohol dan campurannya (Hafsan, 2014).

c. Sterilisasi Mekanik

Merupakan sterilisasi dengan menyaring suatu cairan non steril dengan kertas membran sehingga cairan yang melewatinya akan terbebas dari mikroorganisme (steril) ( Hafsan, 2014).

(5)

2.2 Pembuatan Tampon dan Kasa

Pembuatan tampon adalah proses melipat kaca menjadi bentuk segitiga yang nantinya akan digunakan oleh pasien saat menjalani operasi. Tujuannya yaitu sebagai bahan yang digunakan untuk membantu proses memampatkan darah Ketika menjalankan operasi agar tidak terjadi pendarahan. Menurut Iswati (2015), Prosedur tampon diawali dengan memotong kasa gulungan menjadi pendek dengan bentuk empat persegi panjang lalu melipat satu sisi bagian atas kasa kearah tengah, lalu melipat sisi yang satu lagi kearah tengah, lalu lipat lagi menjadi dua, kemudian kasa yang berbentuk memanjang dlipat lagi ketengah sedemikian rupa sehingga membentuk segitiga. Tampon yang sudah jadi di masukan ke dalam wadah toples dan tampon sudah untuk siap digunakan.

2.3 Preparasi Alat Bedah

Preparasi alat bedah dilkukan dengan meletakan instrument bedah yang paling sering digunakan di tempat yang mudah dijangkau oleh operator dan co-operator. Alat yang sering digunakan misalnya gunting, needle, scalpel dan forceps. Alat-alat yang tajam harus diperhatikan lokasi perletakannya, lokasi harus berada di area yang aman dan tidak melukai ahli bedah maupun asisten bedah secara sengaja ataupun tidak. Biasanya bisa diberikan penahan magnet yang fungsinya untuk menahan instrument tajam supaya tidak bergeser. Instrumen yang sudah terkontaminasi luka, sel tumor atau debris lainnya akan diletakkan di area lain dan tidak digunakan lagi karena dapat meningkatkan resiko infeksi pada situs operasi(Bassert, M. J., 2017).

2.4 Draping

Menurut Association for the Advancement of Medical Instrumentation (1994) Draping dilakukan mengunakan duk untuk menciptakan penghalang antara bidang bedah dan kemungkinan sumber mikroba. Migrasi mikroba dan kontaminasi dari area nonsteril ke area steril diminimalkan dengan mengisolasi lokasi insisi dan menciptakan lapangan steril dengan penggunaan drape steril. Duk melindungi pasien dari flora kulit mereka sendiri (sumber kontaminasi endogen) dan anggota tim bedah dan lingkungan (sumber kontaminasi eksogen).

Duk harus disterilkan dengan benar sesuai dengan rekomendasi dari American National Standards Institute (ANSI) dan Association for the Advancement of Medical Instrumentation (AAMI). Metode sterilisasi tirai termasuk, tetapi tidak terbatas pada, radiasi, uap, dan etilen oksida. Anggota tim bedah steril tidak boleh bersentuhan dengan permukaan bawah duk yang terkontaminasi yang telah bersentuhan dengan permukaan nonsteril. Setelah drape diposisikan, drape tidak boleh direposisi. Bagian atas, seperti meja operasi, meja belakang, dan meja

(6)

persiapan dianggap steril, dan bagian tirai yang tergantung di bawah tepi dianggap tidak steril.

Pemosisian ulang dapat membawa bagian duk yang tidak steril ke dalam bidang steril, menyebabkan kontaminasi, serta mungkin memindahkan mikroba ke lapangan, menempatkan pasien pada risiko tertular.

Duk harus ditangani sesedikit mungkin oleh anggota tim yang steril. Saat menangani tirai sebelum dipasang pada pasien, tirai tidak boleh dibiarkan terbuka. Asisten bedah dan ahli bedah harus menjaga jarak 12 cm dari meja operasi saat melakukan prosedur draping untuk menghindari kontaminasi pada gloves steril dan bagian depan gown. Tim bedah tidak boleh menjangkau meja operasi yang tidak terbuka untuk melakukan prosedur draping. Saat menyerahkan empat duk kepada operator menentukan lokasi sayatan, asisten atau cooperator harus berdiri di sisi meja operasi yang sama. Saat mengalungkan pasien tim bedah steril harus melindungi tangan yang steril dan bersarung tangan dari kontaminasi. Duk clamp yang tidak berlubang harus digunakan untuk menjaga duk atau draper di tempatnya. Duk terkontaminasi sekali pakai dan tidak sekali pakai harus ditempatkan dengan benar di akhir prosedur pembedahan. Duk harus ditempatkan dalam kantong kedap air yang ditandai dengan simbol biohazard.

2.5 Pembagian Teknis Operasi

Menurut johnston, (2018) pembagian tugas tim bedah dibagi menjadi:

a. Operator: bertugas untuk melakukan proedur pembedahan, bertindak mengkoordinasi/memimpin di dalam ruang operasi

b. Co-operator: bertugas untuk membantu operator dalam melakukan tindakan pembedahan, mengambil obat dari tim non-steril, memfasilitasi berbagai kegiatan bedah c. Anestesiolog: tenaga keperawatan profesional yang diberi wewenang dan tanggung

jawab dalam membantu terselenggaranya pelaksanaan tindakan pembiusan di kamar operasi. Tugasnya yaitu memonitor kondisi fisik dan tanda vital pasien, memantau tanda-tanda vital, memantau efek obat anesthesi, memantau tingkat kesadaran pasien, memantau dan mencatat perkembangan pasien post operasi.

d. Asisten bersih: bertugas untuk mengatur meja bedah, memakaikan surgical gown, glove untuk operator dan co-operator. Mengantisipasi kebutuhan bedah untuk memastikan instrumen yang diperlukan oleh operator dan asisten

e. Asisten kotor: bertugas dalam mengkoordinasikan tindakan yang perlu dilakukan antara ruang steril dan non-steril

(7)

2.6 Manajemen Post Operasi

Tahapan perawatan post operasi menurut Veterinary Profession (2013) yaitu : - Mobilisasi hewan dari ruang bedah ke recovery

- Hewan peliharaan Anda mungkin mengantuk selama beberapa waktu.

Tanyakan kepada dokter hewan atau perawat apa yang diharapkan sehingga Anda tahu apa yang normal.

- Berikan hewan peliharaan Anda tempat tidur atau keranjang yang nyaman jauh dari angin dan kebisingan. jangan biarkan anak kecil dan hewan lain mengganggu mereka.

- Muntah sesekali dapat terjadi segera setelah operasi. Makanan ringan yang enak, diberikan sedikit dan sering, dapat membantu mengurangi kemungkinan terjadinya hal ini. Jika dokter hewan Anda telah memberi Anda makanan khusus untuk diberi makan, pastikan Anda menggunakannya. jika muntah terjadi, konsultasikan dengan dokter hewan Anda.

- Olahraga mungkin perlu dibatasi. Setidaknya selama 24 jam setelah operasi, kucing harus dipelihara di dalam ruangan dan anjing dilarang berjalan-jalan sebentar. Pastikan Anda mengikuti saran dokter hewan tentang olahraga, terutama setelah operasi ortopedi.

- Periksa lukanya setiap hari. Anda biasanya tidak perlu memandikan luka, tetapi sangat penting untuk mencegah hewan peliharaan Anda menjilati luka tersebut.

Menjilat dan mengunyah luka dapat dengan cepat merusak atau menginfeksinya. hal ini dapat menyebabkan hewan peliharaan Anda membutuhkan antibiotik dan, jika lukanya terbuka, operasi lebih lanjut mungkin diperlukan untuk memperbaikinya. Kerah khusus, balutan dan kaos medis adalah cara untuk mencegah hal ini dan tanyakan di bagian operasi jika Anda membutuhkannya. Jika hewan peliharaan Anda dipulangkan dengan seseorang, gunakanlah. Hubungi dokter hewan jika tampilan luka berubah, misalnya terlihat bengkak dan merah atau mulai mengeluarkan cairan.

- Perban harus tetap bersih dan kering. mereka harus diperiksa setiap hari untuk tanda-tanda pembengkakan di atas atau di bawah perban, atau rembesan, kotoran, bau tidak sedap dan sebagainya. jika benar-benar khawatir, hubungi dokter hewan Anda segera.

- Pastikan Anda memberikan obat apa pun dengan dosis yang tepat dan Anda menyelesaikan kursus.

(8)

- Mungkin yang paling penting jika Anda sangat mengkhawatirkan kesehatan hewan peliharaan Anda kapan saja, tidak hanya setelah operasi, jangan ragu untuk menghubungi dokter hewan Anda.

(9)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pembagian teknis operasi dibagi menjadi dari operator, co-operator, asisten bersih dan asisten kotor. Pembuatan tampon bertujuan sebagai bahan yang digunakan untuk membantu proses memampatkan darah ketika menjalankan operasi agar tidak terjadi pendarahan.

Sterilisasi alat terbagi menjadi sterilisasi secara fisika dan kimia, sterilisasi alat bertujuan untuk mendapatkan suatu kondisi bebas mikroorganisme atau setiap proses yang dilakukan baik secara fisika, kimia, dan mekanik untuk membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme yang terdapat di instrument bedah. Pada pre-operasi dilakukan proses draping dilakukan mengunakan duk untuk menciptakan penghalang antara bidang bedah dan kemungkinan sumber mikroba. Manajemen post operasi dilakukan untuk mencagah Kesehatan hewan dalam proses kesembuhan setelah operasi.

3.2 Saran

Praktikum sudah lancar.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Association for the Advancement of Medical Instrumentation. (1994). Selection of surgical gowns and drapes in healthcare facilities. AAMI Technical Information Report TIR No. 11-1994. Arlington, VA: Association for the Advancement of Medical

Instrumentation.

Bassert, J. M. 2017. McCurnin's Clinical Textbook for Veterinary Technicians-E-Book.

Elsevier Health Sciences.

Hafsan. 2014. Mikrobiologi Analitik. Makassar: Alauddin University Press.

Iswati Susana A. 2015. 440/SPO/-287/D/upt.jgl-2015: Pembuatan Tampon. UPTD.

Puskesmaskedung Badak. Bogor.

Johnston, S. A., and Tobias, K. M. 2018. Veterinary Surgery Small Animal Second Edition.

Missouri : Elsevier.

Meliawaty, F. 2012. Efisiensi Sterilisasi Alat Bedah Mulut melalui Inovasi Oven dengan Ozon dan Infrared. JKM Vol 11(2): 147-167.

(11)

z

(12)

(13)
(14)

Referensi

Dokumen terkait

Mahasiswa dapat memanipulasi resin akrilik aktivasi kimia dengan cara yang tepat sebagai bahan denture base dan dapat membedakan manipulasi resin akrilik

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Alat dan Bahan Pengecoran Logam Dalam melakukan sebuah pengecoran logam tentu akan membutuhkan alat dan bahan dalam proses pembuatanya, dan tentunya pada alat dan

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Hasil Pengukuran Termasuk Di Dalamnya Interval dan Kelas Ikan kembung perempuan yang diamati pada praktikum mata kuliah Dinamika Populasi Ikan berjumlah 300

Pembahasan Pada praktikum kali ini kita memelajari cara meneliti larva ikan gurami menggunakan mikroskop binocular untuk melihat bagaimana gambaran larva yang tidak bisa di lihat

Larutan Tembaga II Sulfat Sifat Fisika Sifat Kimia • Penampilan: Kristal biru • Tekanan uap: 7.3 mm Hg pada saat 25 °C • Titik didih: 150 °C • Titik beku: 110 °C • Densitas:

Namun, kami hanya mendapatkan kartu inventaris ruangan dan daftar alat laboratorium fisika yang baru dibeli, dikarenakan kondisi SMA NEGERI 1 PURWADADI yang sedang dalam proses

BAB II PEMBAHASAN Filsafat pendidikan merupakan terapan dari filsafat yang berrati bahwa fisafat pendidikan pada dasarnya menggunakan cara kerja filsafat dan akan menggunakan