• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK TEKNIK PENGECORAN LOGAM

N/A
N/A
Nabila

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK TEKNIK PENGECORAN LOGAM"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar belakang

Dengan semakin pesatnya perkembangan informasi dan teknologi, masyarakat akan terus beradaptasi dengan semakin banyaknya penerapan teknologi yang mempengaruhi kehidupan mereka sehari-hari, terutama dalam penggunaan teknologi dalam dunia industri manufaktur yang semakin bersaing untuk menghasilkan barang-barang manufaktur yang diperlukan. dalam kehidupan sehari-hari dan tentunya dengan menggunakan teknologi yang terus berkembang ini, industri manufaktur akan terus berusaha meningkatkan kualitas produknya agar dapat memperoleh keuntungan yang besar dari penjualan barang yang dihasilkannya. Proses produksi sendiri merupakan suatu proses yang berlangsung dengan mengubah atau mengolah bahan mentah menjadi produk jadi atau produk yang dapat digunakan sesuai kebutuhan. Proses produksi ini dikelompokkan menjadi tujuh proses, yaitu pengecoran, pembentukan, permesinan, pengelasan, perlakuan panas, perlakuan permukaan, dan metalurgi serbuk.

Dan salah satu dari ketujuh proses pembuatan tersebut adalah proses pengecoran, dimana pengecoran merupakan suatu proses pembuatan yang menggunakan logam yang terlebih dahulu dicairkan kemudian dituangkan ke dalam cetakan yang dibuat untuk mencapai dan mendekati bentuk geometris akhir dari produk jadi. logam yang dituang akan melewati rongga cetakan, disediakan untuk mengisi ruang kosong pada bentuk cetakan dengan bentuk desain yang diinginkan. Setelah logam cair mengisi rongga cetakan dan memadat, selanjutnya cetakan dipisahkan dan hasil pengecoran dapat dilihat. digunakan untuk proses sekunder. Proses pembuangan akan semakin diperlukan mengingat perkembangan teknologi dan informasi juga semakin pesat, dengan semakin banyaknya proses pembuangan yang dilakukan maka harus diimbangi dengan orang-orang yang mampu melaksanakannya dan menguasai cara tersebut. teknik. Oleh karena itu mahasiswa Universitas Negeri Malang khususnya jurusan teknik mesin dilatih untuk melakukan proses pengecoran agar mahasiswa mempunyai pengalaman dan keterampilan dalam produksi cetakan pengecoran dan pengecoran logam cair, dan diharapkan mahasiswa menjadi mampu mengenali dan memahami logam. teknik pengecoran dalam suatu proses manufaktur.

Tujuan dan Manfaat praktikum

Kajian teori

Pengecoran logam dapat dilakukan untuk membentuk berbagai jenis logam, tidak hanya untuk pengecoran besi saja, dapat juga digunakan untuk mencetak perhiasan seperti cincin emas dan perhiasan lainnya yang memerlukan proses pengecoran. Proses pengecoran logam harus melalui beberapa proses antara lain penyiapan pasir, penyiapan wadah cetakan untuk pengecoran selanjutnya, benda yang akan dicetak, dan penyiapan tungku untuk pengecoran. Logam yang biasa dicetak dengan cetakan permanen adalah aluminium, magnesium, paduan berbahan dasar tembaga, dan besi tuang.

Cetakan permanen tidak digunakan untuk logam dengan suhu leleh yang sangat tinggi karena cetakannya tidak terbuat dari bahan tahan api. Inti dapat digunakan dalam cetakan permanen untuk membentuk permukaan bagian dalam produk cor. Jika menghilangkan inti logam sulit atau tidak mungkin, inti pasir dapat digunakan.

Faktor-faktor diatas sangat menentukan hasil dalam proses pengecoran yang akan dilakukan apabila terdapat cacat atau permukaannya kurang baik sehingga faktor diatas bisa saja menjadi penyebabnya.

PEMBAHASAN

Alat dan Bahan Pengecoran Logam

  • Dapur peleburan
  • Flask
  • Bottom board dan Molding board
  • Pasir silica
  • Ayakan
  • Serbuk parting
  • Timbangan
  • Palu kayu dan Palu karet
  • Gelas takar air
  • Degassser

Pada proses pengecoran logam yang dilakukan di Bengkel Permesinan Universitas Negeri Malang menggunakan jenis tungku crucible pot stasioner. Proses pengecoran pasir akan membutuhkan sebuah toples dimana toples ini berfungsi untuk menampung pasir pada tempatnya pada saat cetakan dibuat. Labu sendiri mempunyai 2 bagian yaitu bagian atas yang disebut dengan kepala dan bagian bawah yang disebut dengan derek.

Termos mempunyai bahan yang kuat sehingga tidak mudah rapuh dan dalam pembuatannya termos dapat terbuat dari kayu atau logam dan besi. Menurut (Chastain, 2004) “pelat bawah berfungsi untuk mengangkat cetakan dari tanah, sehingga memudahkan kita untuk mengangkat cetakan” dan Chastain (2004) juga menambahkan “pelat cetakan digunakan untuk menahan pola cetakan. ketika ada hambatan. Dalam beberapa kasus, papan cetakan mungkin perlu memiliki beberapa potongan kayu untuk membuat lubang untuk pin.”

Tentunya dalam proses Pengecoran Pasir pasir merupakan media utama pembuatan cetakan, ada beberapa jenis pasir yang dapat digunakan dalam pelaksanaan proses pengecoran metode pasir, tentunya setiap pasir mempunyai komposisi dan karakteristiknya masing-masing. Labu. Berikut macam-macam jenis pasir : pasir hijau, pasir cetak proses co2, pasir semen proses, pasir furan dan pasir silika. Pada bengkel permesinan pada umumnya, pasir silika digunakan sebagai media pembuatan cetakan pengecoran logam, dimana pasir silika mempunyai sifat mudah dibentuk dan tidak mudah retak, tahan terhadap suhu lelehan logam pada saat proses pengecoran, serta mudah hancur. ketika formulir dibongkar.

Semakin kecil angka yang tertera pada ayakan maka semakin kecil jarak antar kotak ayakan dan semakin halus pasirnya. Dalam penggunaannya, bedak pelepas diaplikasikan pada cetakan untuk mencegah pasir pengecoran menempel pada pola cetakan.Selain itu, karena adanya bedak pelepas, bedak pelepas juga dapat memudahkan proses pemisahan pada saat mastering dan drawing. Timbangan digunakan untuk mengukur jumlah pasir yang dibutuhkan pada saat melakukan proses penyaringan pasir yang selanjutnya akan digunakan dalam produksi cetakan pengecoran logam.

Pasir yang dituangkan ke dalam toples pada saat proses pembuatan cetakan harus mempunyai kepadatan yang cukup agar cetakan tidak mudah rusak atau jatuh pada saat cetakan diangkat dan model dimasukkan ke dalam cetakan. Oleh karena itu, palu digunakan untuk memadatkan pasir di sekitar model cetakan, dimulai dari bagian drag, kemudian dilanjutkan dengan bagian cop. Gelas ukur digunakan untuk mengukur berapa banyak air yang diperlukan untuk dituangkan ke dalam pasir sebelum dilakukan proses pencampuran atau pengadukan agar pasir dan air tercampur secukupnya sehingga bentuk yang akan dibuat dapat maksimal.

Dimana penambahan pencerna pada saat proses peleburan bahan, tujuan penuangan pencerna ke dalam bahan yang akan dicairkan adalah untuk memisahkan pengotor yang tercampur pada logam cair.

Gambar  2 Tungku Induksi 3. tungku krusibel stationary potGambar  1 Tungku Kupola
Gambar 2 Tungku Induksi 3. tungku krusibel stationary potGambar 1 Tungku Kupola

Standart Operasional Prosedur Dalam Pengecoran Logam

Pada proses pengecoran logam pada bengkel pengecoran terdapat beberapa aktivitas yang dapat menimbulkan resiko terjadinya kecelakaan. Oleh karena itu, SOP harus direncanakan sedemikian rupa agar kecelakaan tidak terjadi dan dapat dihindari. Debu pasir yang kita gunakan untuk mencetak berpotensi terhirup dan masuk ke mata kita. Hal ini tentu saja berbahaya jika kita terlalu sering terkena debu tersebut. Untuk mencegah dan mengurangi kejadian tersebut, kita bisa menggunakan masker dan kacamata. . Bengkelnya sendiri berisi alat-alat keras yang akan berbahaya jika terkena bagian tubuh kita, terutama kaki. Hal ini dapat kita atasi dengan menggunakan sepatu safety yang bertujuan untuk melindungi kaki kita pada saat proses pengecoran.

Saat kita akan menyalakan kompor, kita harus menyalakan gasnya terlebih dahulu karena akan dinyalakan oleh nyala api korek api, pada saat menyalakannya kita harus sangat berhati-hati karena jika gas yang dikeluarkan cukup besar maka nyala api yang mau menyala akan menyala. yang terbakar akan langsung menjadi besar, jadi kita harus menggunakan korek api yang ujungnya, korek api yang cukup panjang agar tangan kita tidak terbakar.

Syarat Dasar K3 dan Penghambat K3

Namun kenyataannya penerapan K3 di bengkel khususnya bengkel kecil masih kurang mendapat perhatian, oleh karena itu pemerintah melalui Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi berupaya menurunkan angka kecelakaan kerja hingga 50%, bukan hanya dari mulut ke mulut dan bersinergi dengan seluruh institusi terkait keselamatan dan lingkungan kerja (K3) (Sudjana, 2008), karena perusahaan harus menanggung akibat kecelakaan kerja dalam operasionalnya baik secara sosial maupun finansial. Oleh karena itu, sangat penting untuk membangun kepedulian bersama untuk melaksanakan dan membina penerapan lingkungan kerja dan keselamatan antar serikat pekerja.Ada beberapa faktor yang menghambat K3 dalam suatu lembaga, yaitu.

Alat Keselamatan Kerja Pengecoran Logam

Penerapan kesehatan dan keselamatan serta keamanan kerja merupakan hal yang wajib dilakukan oleh para pekerja di bengkel, karena kelalaian atau kecerobohan dalam pelaksanaan langkah-langkah kerja tidak hanya akan merugikan dirinya sendiri, tetapi juga rekan kerja yang lain, dan karena berbagai jenis peralatan. . diciptakan untuk membantu menciptakan keselamatan dan keamanan kerja. Kacamata safety akan selalu digunakan ketika melakukan kegiatan praktek, tidak hanya pada praktek pengecoran logam saja seperti pada praktek pengelasan, permesinan dan penggilingan, kacamata mempunyai fungsi untuk melindungi mata dari percikan api kecil yang rentan masuk ke mata, sedangkan pada wajah. Perisai digunakan untuk melindungi bagian-bagiannya. Apron dudukan digunakan sebagai alat pelindung badan dan lengan agar terhindar dari radiasi suhu tinggi dan cipratan bahan tajam dan panas, karena apron dudukan terbuat dari bahan tebal yang mengandung bahan kulit, logam, dan lain-lain (Soemowidagdo, 2016).

Sarung tangan Tagan berfungsi sebagai pelindung tangan khususnya pada jari tangan dan telapak tangan agar terlindung dari api, panas, radiasi dan bahan kimia. Masker gas merupakan salah satu alat pelindung pernapasan yang fungsinya memberikan perlindungan terhadap sumber bahaya udara di tempat kerja, seperti kekurangan oksigen. Karena pada toko pasir di bengkel mesin pasirnya masih dalam bentuk butiran yang besar dan masih ada bongkahan pasir yang perlu digiling.

Setelah proses penyaringan selesai, pasir yang disaring disimpan sesuai dengan identitas masing-masing individu agar tidak tertukar dengan kelompok lain. Proses pembuatan cetakan dilakukan secara perlahan dengan memastikan tidak ada gumpalan pasir sehingga menghasilkan hasil cetakan yang sempurna. Catatan: jangan membuatnya terlalu rapat atau terlalu berlubang. Hal ini akan menghindari kerusakan cetakan pada saat proses pembubutan cetakan pasir.

Setelah bagian depan terisi penuh pasir, balikkan cetakan pasir sehingga bagian belakang masker berada di atas. Pada bagian belakang masker, kencangkan sekrup pada sisi kanan dan kiri telinga masker sebagai tempat masuknya aliran logam panas. Sebelum diisi pasir, oleskan bentonit pada bagian belakang masker agar mudah lepas dan tidak lengket saat bagian atasnya diangkat.

Kerjakan secara berkelompok dan pegang sekrup yang tidak bisa berdiri tegak, ada pula yang mengisinya dengan pasir yang telah disediakan, lalu padatkan cetakan pasir secara perlahan seperti pada proses pertama. Peleburan logam dilakukan dengan prosedur yang benar, didampingi oleh pengawas dan APD (Alat Pelindung Diri) yang lengkap untuk menghindari terjadinya kejadian yang tidak diinginkan. Setiap kelompok diwakili oleh satu orang yang bertugas menuangkan logam cair ke dalam cetakan yang telah dibuat.

Gunakan alat pelindung diri yang sesuai untuk menghindari luka bakar atau radiasi dari tungku pengecoran.

Gambar  13 Kacamata dan Face Shield
Gambar 13 Kacamata dan Face Shield

Gambar

Gambar  2 Tungku Induksi 3. tungku krusibel stationary potGambar  1 Tungku Kupola
Gambar  3 Tungku Kursibel Stationary Pot
Gambar  5 Bottom board dan Molding board
Gambar  6 Pasir silica
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam menegani hal tersebut alat pengecoran logam ini dibuat untuk industri menegah kebawah dengan waktu 30 menit logam sudah mencair tidak menimbulkan polusi udara yang

Sand casting (pengecoran logam menggunakan cetakan pasir )adalah proses pengecoran logam dengan menggunakan pasir sebagai bahan cetakan, keuntungan dari penggunaan

Pengecoran merupakan suatu proses manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan komponen otomotif .Pengecoran logam dilakukan dengan cara memanaskan

Kemampuan akhir yang diharapkan dalam mata kuliah Teknik Pengecoran adalah mahasiswa (1) mampu memahami dan manjelaskan bahan-bahan pengecoran dan penggunaannya, (2) mampu

Proses pengecoran logam merupakan salah satu proses pempadatan, salah satu operasi pemprosesan pembuatan bentuk produk atau produksi produk di industri

Proses pemesinan sering diperyaratkan pada benda-benda produk pengecoran, biasanya produk tersebut merupakan part atau bagian dari rakitan beberapa komponen, walaupun tidak merupakan

c Diberikan gambar tanur peleburan logam, siswa dapat menjelaskan cara memuat bahan ke dalam tanur sesuai prosedur d Diberikan gambar tanur peleburan logam, siswa dapat menjelaskan