Laporan praktikum bertajuk “Laporan Akhir Praktikum Dinamika Populasi Ikan Bentong” ini disusun untuk memenuhi tugas akhir praktikum mata kuliah Dinamika Populasi Ikan pada Program Studi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Akhir kata, penulis berharap laporan praktik yang telah disusun dapat membawa manfaat bagi semua pihak. Menurut Nelson (2006), ikan bentong termasuk dalam famili Carangidae yang tubuhnya padat, jenis sisik pada sebagian besar spesies adalah sikloid namun ada pula yang ctenoid.
Ikan Bentong atau Ikan Lele Mata Besar (Selar crumenophthalmus) merupakan salah satu jenis ikan pelagis kecil yang mempunyai nilai ekonomis. Selain itu, ikan Bentong juga lebih menyukai air laut di sekitar pulau, terutama di perairan neritik. Ikan ini aktif mencari makan pada malam hari atau malam hari (Kimura 2011). Makanannya terdiri dari Clupeidae, Balistidae, Serranidae, larva ikan Leptocephal, larva kepiting Megalops, Decapoda, Foraminifera, Cephalopoda yaitu gurita (Roux dan Conand, 2000).
Ikan Bentong muda terutama memakan krustasea (Euphasiids, Decapoda), sedangkan ikan Bentong dewasa merupakan predator aktif larva ikan dan awal tahap remaja (Roux & Conand 2000). Bentong (Selar crumenophthalmus) merupakan ikan ekonomis yang harganya dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Genisa 1999).
Distribusi
Ikan bentong tersebar di perairan pantai seluruh Indonesia, Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang pantai Laut Cina Selatan, Filipina, perairan tropis Australia (Genisa, 1999). Di perairan Laut Cina Selatan, ikan ini mendominasi hasil tangkapan ikan pelagis kecil bersama ikan terbang. Ikan Bentong dewasa memilih perairan laut yang jernih dan bermigrasi dalam kelompok kecil yang terdiri dari ribuan ikan.
Ikan ini aktif pada malam hari dan memakan udang kecil, invertebrata bentik seperti cacing di perairan pantai, atau zooplankton dan larva ikan di laut lepas. Karena aktivitasnya pada malam hari, ikan bentong dapat tertarik pada lampu dan rumpon sebagai alat bantu bobo net atau purse seine.
Tingkah Laku dan Migrasi
Ikan trevally crumenophthalmus mempunyai kecenderungan untuk bermigrasi jarak jauh untuk mencari makanan atau tempat berkembang biak. Mereka dapat melakukan perjalanan jarak jauh di perairan terbuka atau memasuki muara dan laguna selama pergerakan migrasi mereka (Colette 1983). Ikan tenggiri betina yang diamati pada praktikum mata kuliah Dinamika Populasi Ikan berjumlah 300 ekor yang diperoleh secara acak, jumlahnya tersebar dengan panjang 10 – 60 cm dengan rata-rata 32,63 cm dan berat dengan berat terendah 17,5 gram. dan bobot tertinggi 143 gram dengan rata-rata 77,53 gram.
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh hasil distribusi panjang dalam bentuk grafik yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Pada grafik sebaran panjang terlihat ikan bentong yang diteliti terbagi menjadi sembilan kelas dengan interval panjang 6,2. Sebaran panjang ikan mujair terbesar terdapat pada kelas 4 yaitu pada kisaran 28,55 s/d 34,75 mm yaitu sebesar 33% dengan jumlah ikan bentong sebanyak 100 ekor, sedangkan sebaran terendah terdapat pada kelas 9- yaitu masing-masing pada interval 59,55 s/d 65. .75 sama dengan 1.
Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain faktor keturunan, parasit, seksualitas, umur dan penyakit, merupakan faktor yang sulit dikendalikan. Berbeda dengan faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan adalah kondisi air dan pakan ikan. Pemberian pakan dengan kandungan nutrisi yang baik akan memaksimalkan pertumbuhan ikan, sedangkan suhu akan mempengaruhi proses kimiawi dalam tubuh ikan (Effendie 2002).
Kohort Data Tambahan
Pertumbuhan
Dengan kata lain laju pertambahan panjang ikan sebanding dengan laju pertambahan bobot (Khatami dan Setyobudiandi. 2019). Pendugaan nilai koefisien pertumbuhan (K) dan L∞ dilakukan dengan menggunakan metode plot Ford-Walford, Von Bertalanffy dan Gulland & Holt. Berdasarkan hasil analisis dengan metode Ford-Walford (Sparre et.al. 1999), diperoleh nilai parameter pertumbuhan Ikan Selar Bentong (Selar crumenophthalmus) yaitu panjang teoritis maksimum (L∞ ) sebesar 90,35 mm.
Hal ini menunjukkan bahwa ikan bentong diperkirakan dapat tumbuh hingga panjang total 90,35 mm dengan laju pertumbuhan 0,42 per tahun. Berdasarkan hasil analisis dengan metode Von Bertalanffy diperoleh nilai parameter pertumbuhan ikan Selar Bentong (Selar crumenophthalmus) yaitu panjang maksimum teoritis (L∞) sebesar 131,7 mm. Gulland (1983) mengatakan bahwa untuk ikan yang nilai koefisien pertumbuhannya kurang dari 1. K<1), maka laju pertumbuhan ikan tersebut tergolong rendah. 2009) mengatakan bahwa jika nilai K suatu jenis ikan rendah berarti laju pertumbuhan ikan tersebut untuk mencapai rata-rata panjang maksimalnya rendah, sehingga ikan dengan nilai K yang rendah akan mempunyai siklus hidup yang lebih lama.
Hal ini menunjukkan bahwa ikan tersebut mampu tumbuh hingga panjang 85,07 mm dengan laju pertumbuhan 0,03 per tahun.
Mortalitas dan Pertumbuhan Ikan Bentong
Jika jumlah ikan dalam akuarium terlalu banyak, sumber daya menjadi terbatas dan persaingan dapat menyebabkan kematian yang tinggi. Faktor genetik juga berperan penting dalam kematian dan pertumbuhan ikan bentik. Sifat genetik seperti laju pertumbuhan dan ketahanan terhadap penyakit dapat mempengaruhi kematian dan laju pertumbuhan. Sebaran panjang ikan bentong yang tertinggi terdapat pada kelas 4 yaitu pada kisaran 28,55 hingga 34,75 mm yaitu sebesar 33% dengan jumlah ikan bentong sebanyak 100 ekor, sedangkan sebaran terendah terdapat pada kelas 9 yaitu pada kisaran 59,55 hingga 65. 75 yaitu 1% dengan jumlah ikan bentong sebanyak 3 ekor.
Ikan kuwe bentong yang paling banyak tertangkap pada kelompok umur 43,5 cm dan paling sedikit tertangkap pada kelompok umur 59,6 cm. Sedangkan koefisien pertumbuhan (K) Bentong Trevally sebesar -7,6 per tahun. 2009) mengatakan bahwa apabila nilai K suatu jenis ikan rendah, berarti laju pertumbuhan ikan tersebut untuk mencapai rata-rata panjang maksimalnya rendah, sehingga ikan dengan nilai K yang kecil akan mempunyai siklus hidup yang lebih panjang. Faktor lingkungan, pola makan, kepadatan penduduk, kesehatan dan faktor genetik berperan dalam mempengaruhi kematian dan pertumbuhan ikan bentong.
Pemantauan dan pengelolaan faktor-faktor ini secara efektif penting untuk mendorong pertumbuhan yang sehat dan mengurangi angka kematian pada populasi ikan bentong. Scombrids dunia: katalog tuna, mackerel, bonito, dan spesies terkait yang diberi anotasi dan ilustrasi yang diketahui hingga saat ini. Pertumbuhan Ikan Betok (Anabas testudineus Bloch) di habitat berbeda di sekitar Danau Melintang Kalimantan Timur.
Keberadaan Isopod, Norileca indica (Isopoda: Cymothoidae) di Bigeye scad, Selar crumenophthalmus (Bloch) di lepas pantai Mumbai, India. Kebiasaan makan ikan mata besar, Selar crumenophthalmus (Carangidae), di Perairan Pulau La Réunion (barat daya Samudera Hindia). Pola dan parameter pertumbuhan ikan dominan tangkapan (Oreochromis niloticus, Osteochilus sp. dan Xiphophorus helleri) di Danau Buyan Bali.
MENINGKATKAN PERSENTASE NUTRISI SILIGUM MENURUT USIA LARVA TERHADAP KEBERLANJUTAN DAN PERTUMBUHAN LARVA BAUNGVIS (Hemibagrus nemurus).