LAPORAN PRAKTIKUM KI203 KIMIA DASAR
JENIS-JENIS REAKSI KIMIA Tanggal : 21 Oktober 2021
Dosen Pengampu:
Drs. Hokcu Suhanda, M.Si.
Dra. Wiwi Siswaningsih, M.Si.
Nama: Eky Astria Dwi Putri NIM: 2109308
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
2021
KELOMPOK 3 Anggota:
Eky Astria Dwi Putri
Indiana Juniarti Puspa
Sunia Visioni
Vina Nurul Amalia
Avisa Zia Aurellia
Jesifa Anggraini
Awalia Rahmaty K.
1. Tujuan
a. Mengobservasi reaksi-reaksi kimia dan menentukan jenisnya b. Terampil menuliskan persamaan reaksi total, ion, dan ion bersih 2. Dasar Teori
Reaksi kimia adalah proses dimana ikatan atom di dalam molekul-molekul zat yang bereaksi dipecahkan, diikuti oleh penyusunan kembali dari atom-atom tersebut dalam kombinasi molekul yang baru (Djojodihardjo, 1987:103). Ada beberapa macam reaksi kimia, diantaranya
a. Reaksi Penggabungan atau Kombinasi
Reaksi penggabungan adalah reaksi ketika dua atau lebih senyawa sederhana bergabung membentuk senyawa baru yang lebih kompleks.
A + B → AB b. Reaksi Penguraian atau Dekomposisi
Reaksi penguraian adalah reaksi ketika suatu senyawa kompleks membentuk dua atau lebih zat baru.
AB → A + B c. Reaksi Pertukaran Tunggal atau Substitusi
Reaksi substitusi adalah reaksi ketika sebuah unsur tunggal menggantikan unsur tunggal lainnya dalam suatu senyawa.
A + BC → AC + B d. Reaksi Pertukaran Ganda atau Metatesis
Reaksi metatesis adalah reaksi ketika dua senyawa saling berganti ion atau bertukar pasangan untuk membentuk senyawa baru. Senyawa yang dihasilkan dapat berbentuk endapan, senyawa kovalen atau gas.
AB + CD → AD + CB
(Gammon, 2007) Beberapa contoh rekasi metatesis, yaitu reaksi pengendapan, reaksi pembetukan gas, dan reaksi netralisasi. reaksi metatesis umumnya terjadi pada reaksi-reaksi yang berlangsung dalam larutan, dimana kation dan anion dari senyawa yang terlibat pada reaksi akan saling bertukar. Sebagai contoh:
BaCl2 (aq) + 2AgNO3 (aq) → Ba(NO3)2 (aq) + 2AgCl(s)
Penulisan persamaan reaksi seperti di atas disebut persamaan molekuler.
Garam BaCl2, 2AgNO3, Ba(NO3)2 merupakan kelompok elektrolit kuat yang akan mengalami proses disosiasi sempurna menghasilkan ion-ionnya, sehingga persamaan ion untuk reaksi di atas dapat dituliskan sebagai berikut:
Ba2+(aq) + Cl-(aq) + Ag+(aq) + NO3-(aq) → Ba2+(aq) + NO3-(aq) + AgCl(s) Pada persamaan reaksi ion di atas, molekul AgCl terdapat dalam bentuk molekulnya. Ion Ba2+ dan NO- pada persamaan reaksi diatas dikenal sebagai ion penonton (spectator ion), ion yang terdapat dalam larutan namun tidak ikut terlibat dalam reaksi. Jika kedua ion tersebut dihilangkan dari persamaan reaksi, maka akan diperoleh persamaan ion bersih untuk persamaan reaksi di atas adalah:
Ag+(aq) + Cl-(aq) → AgCl(s)
Dari persamaan reaksi di atas yang harus diperhatikan dalam menuliskan persamaan reaksi ion bersih adalah hanya elektrolit kuat saja yang dituliskan dalam bentuk ion-ionnya, sedangkan bentuk padat, gas, non elektrolit, dan elektrolit lemah dituliskan dalam bentuk molekulnya. Pada penulisan persamaan ion bersih, umumnya penulisan simbol fasa larutan (aq) dihilangkan, sedangkan fasa gas (g) dan padat (s, solid) tetap harus dituliskan. Oleh karena itu, persamaan reaksi di atas dapat dituliskan:
Ag+ + Cl- → AgCl(s)
(Tim dosen, 2021) 3. Alat dan Bahan
a. Alat
No Nama Alat Ukuran Jumlah
1. Plat tetes - 1 Buah
2. Pembakar Bunsen - 1 Buah
3. Tabung reaksi 12 mL Sesuai kebutuhan
4. Rak tabung reaksi - 1 Buah
5. Penjepit tabung reaksi - 1 Buah
6. Spatula - 1 Buah
7. Pencapit besi - 1 Buah
8. Batang pengaduk - 1 Buah
b. Bahan
No Nama Bahan Rumus Kimia Konsen-
trasi Wujud Warna
1. Aluminium Foil - - Padat Putih
keperakan
2. Lilin - - Padat Putih
3. Kertas pH - - Padat -
4. Kalsium Ca - Padat Putih
keperakan
5. Kalsium oksida CaO - Padat Putih
6. Tembaga (II) karbonat CuCO3 - Padat Biru 7. Tembaga (II) Sulfat
Pentahidrat CuSO4.5H2O - Padat Biru 8. Larutan Tembaga (II)
sulfat CuSO4 (aq) - Cair Biru
9. Larutan Timbal (II)
nitrat Pb(NO3)2 (aq) - Cair Putih
10. Pita Magnesium Mg - Padat Keperakan
11. Larutan Kalium iodida KI (aq) - Cair Putih 12. Larutan Perak nitrat AgNO3 (aq) - Cair Keperakan 13. Larutan Natrium
klorida NaCl(aq) - Cair -
14. Seng Zn - Padat Keperakan
15. Natrium asetat C2H3NaO2 1 M Cair Putih
16. Kalium klorida KCl 0,1 M Cair Putih
17. Natrium karbonat Na2CO3 1 M Cair Putih 18. Natrium fosfat Na3PO4 0,1 M Cair Putih
19. Asam klorida HCl 1 M Cair Kuning pucat
20. Nikel klorida NiCl2 0,1 M Cair Kuning
21. Plumbum nitrat Pb(NO3)2 0,1 M Cair Putih
22. Tembaga sulfat CuSO4 0,1 M Cair Biru
23. Asam sulfat H2SO4 1 M Cair -
24. Perak nitrat AgNO3 0,1 M Cair Putih
25. Kadmium klorida CdCl2 0,1 M Cair Putih
26. Natrium hidroksida NaOH 1 M Cair Putih
27. Amonium klorida NH4Cl 1 M Cair Putih
Spesifikasi Bahan
No Nama Bahan Sifat Fisika Sifat Kimia
1. Kalsium (Ca) • Penampilan: Putih keperakan, padat
• Titik lebur: 1115 K (842°C, 1548 °F)
• Titik Didih: 1757 K (1484°C, 2703 °F)
• Kepadatan: 1,55 g/cm3
• Logam alkali tanah
• Oksidasi basa kuat
Bahaya Penanggulanga
n
• Berbahaya saat basah
• Menyebabkan iritasi mata dan kulit dan kemungkinan luka bakar.
• Mata: bilas segera dengan air banyak minimal 15 menit cari pertolongan medis jika terjadi iritasi
• Kulit : bilas segera dengan air yang banyak, ganti pakaian dan sepatu yang terkontaminasi
• Pernapasan:
pindahkan ke tempat yang berudara segar dan cari pertolongan medis
• Pencernaan: jangan memasukkan apapun kedalam mulut jika pingsan.
2. Kalsium Oksida Sifat Fisika Sifat Kimia
• Penampilan:
kristal padat putih
• Titik didih: 2850 ° C (5162 ° F)
• Titik lebur: 2572 ° C (4661,6 ° F)
• Berat Jenis: 3,33 (Air = 1)
• Berat Molekul: 56,08 g / mol
• pH (1% soln / air):
10 [Dasar]
Bahaya Penanggulanga
n
• Iritan
• Korosif
• Mata: bilas segera dengan air minimal 15 menit dan cari pertolongan medis jika terjadi iritasi
• Kulit : bilas dengan air yang banyak, ganti pakaian dan sepatu yang terkontaminasi
• Pernapasan: cari tempat terbuka yang berudara segar dan cari pertolongan medis
• Pencernaan: jangan memasukkan apapun kedalam mulut jika pingsan.
3. Tembaga (II) Karbonat
Sifat Fisika Sifat Kimia
• Densitas:
- 3.603 g/cm3 (anhidrat) - 2.284 g/cm3
(pentahidrat)
• Titik lebur: 110 °C (·4H2O) 150 °C (423 K) (·5H2O) 650 °C.
• Kelarutan dalam air:
pentahydrate 316 g/L (0°C) 2033 g/L (100
°C
• Pada suhu 650 °C, tembaga (II) sulfat akan
terdekomposisi menjadi
tembaga(II) oksida (CuO) dan belerang trioksida (SO3).
• Anhidrat (tidak bercampur pada ethanol)
Bahaya Penanggulangan
• Berbahaya
• Mengiritasi
• Berbahaya bagi lingkungan
• Sangat berbahaya untuk air
• Bersihkan kulit dengan seksama setelah
menangani.
• Hindarkan pelepasan ke lingkungan.
• Tertelan: hubungi informasi medis atau tenaga medis jika merasa tidak sehat.
• Kulit: Cuci dengan air yang banyak. Cari pertolongan medis
• Mata: bilas dengan air dalam beberapa menit. Lepaskan lensa kontak jika memakainya dan mudah
melakukannya.
Lanjutkan membilas.
4. Tembaga (II) Sulfat Pentahidrat
Sifat Fisika Sifat Kimia
• Penampilan: Kristal berwarna biru
• Tekanan uap: 7.3 mm Hg pada saat 25 °C
• Titik didih: 150 °C
• Titik beku: 110 °C
• Densitas: 2.2840g/cm3
• kristal dapat terdehidrasi dan berubah warna menjadi
hijau abu-abu jika dipanaskan
Bahaya Penanggulangan
• Berbahaya
• Sangat berbahaya bagi lingkungan
• Korosif
• Hindarkan pelepasan ke lingkungan.
• Mata: Bilas dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan lensa kontak jika memakainya.
Lanjutkan membilas.
5. Larutan Tembaga (II) Sulfat
Sifat Fisika Sifat Kimia
• Penampilan: Kristal biru
• Tekanan uap: 7.3 mm Hg pada saat 25 °C
• Titik didih: 150 °C
• Titik beku: 110 °C
• Densitas: 3.603 g/cm3
• Ketika dipanaskan dengan api, maka kristalnya akan terdehidrasi dan berubah warna menjadi hijau abu-abu
Bahaya Penanggulangan
• Berbahaya
• Berbahaya bagi lingkungan
• Korosif
• Mata: bilas dengan air yang banyak minimal 15 menit dan cari pertolongan medis jika terjadi iritasi
• Kulit : bilas dengan air yang banyak, ganti pakaian dan sepatu yang terkontaminasi, jika iritasi berlanjut segera cari
pertolongan medis
• Pernapasan:
pindahkan ke tempat yang berudara segar dan cari pertolongan medis
• Pencernaan: jangan memasukkan apapun kedalam mulut jika pingsan.
6. Larutan Timbal (II) Nitrat
Sifat Fisika Sifat Kimia
• Densitas:
4,53 g/cm3 (20°C)
• Titik lebur: 270
°C
• Kelarutan dalam air:
- 37,65 g/100 mL (0 °C) - 52 g/100 mL (20 °C) - 127 g/100 mL (100°C)
• Kristal putih
• Tak berwarna
Bahaya Penanggulangan
• Toksisitas akut
• Kerusakan mata serius
• Dapat merusak janin.
• Diduga dapat merusak kesuburan.
• Berbahaya jika tertelan atau bila terhirup
• Dapatkan instruksi spesial sebelum
menggunakannya
• Hindarkan pelepasan ke lingkungan.
• Pakai pelindung mata.
• Mata: Bilas dengan seksama dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan lensa kontak jika memakainya dan mudah
melakukannya.
Lanjutkan membilas.
7. Pita Magnesium (Mg)
Sifat Fisika Sifat Kimia
• Penampilan : Padatan
• Titik lebur: 923 K (650°C, 1202 °F)
• Titik didih: 1363 K (1091°C, 1994 °F)
• Kalor peleburan:
8,48 kJ/mol
• Kalor penguapan:
128 kJ/mol
• Kepadatan: 1,738 g/cm3
• Logam alkali tanah
Bahaya Penanggulangan
• Bahaya jika terhirup
• Mudah terbakar
• Mata: bilas dengan air yang banyak minimal 15 menit dan cari pertolongan medis jika terjadi iritasi
• Kulit : bilas dengan air yang banyak, ganti pakaian dan sepatu yang
terkontaminasi, jika iritasi berlanjut cari pertolongan medis
• Pernapasan:
pindahkan ke tempat yang berudara segar dan cari pertolongan medis
• Pencernaan: jangan memasukkan apapun kedalam mulut jika pingsan.
8. Larutan Kalium Iodida (KI)
Sifat Fisika Sifat Kimia
• Titik lebur: 681 K
• Titik didih: 1330 K
• Kelarutan dalam air:
- 128 g/100 ml (0 °C) - 140 g/100 mL (20 °C) - 176 g/100 mL (60 °C) - 206 g/100 mL (100°C)
• Bersifat ionik
• Mengkristal dalam struktur natrium klorida
• Senyawa garam putih
• Sukar menyerap air
Bahaya Penanggulangan
• Berbahaya • Jangan menghirup debu/ asap/ gas/
kabut/ uap/ yang dihasilkan bahan.
• Bersihkan kulit dengan seksama setelah
menangani.
• Jangan makan, minum atau merokok pada saat
menggunakan produk ini.
• Buang limbah ke tempat pembuangan limbah yang
disetujui.
9. Larutan Perak Nitrat
Sifat Fisika Sifat Kimia
• Titik didih: 444C (831F) terurai.
• Titik leleh: 212C (414F)
• Densitas uap (udara = 1): 4.4
• Tekanan Uap (mm Hg): Sangat rendah.
• Transparan, tidak berwarna
• Tak berbau
Bahaya Penanggulangan
• Beracun, berbahaya, korosif.
• Menyebabkan luka bakar pada setiap jaringan tubuh.
• Bisa fatal jika tertelan. berbahaya jika dihirup.
• Oksidator kuat.
• Dapat menyebabkan kebakaran apabila kontak dengan bahan lain.
•Mata: bilas dengan air yang banyak minimal 15 menit dan cari pertolongan medis jika terjadi iritasi
•Kulit : bilas dengan air yang banyak, ganti pakaian dan sepatu yang terkontaminasi, jika iritasi berlanjut segera cari
pertolongan medis
•Pernapasan:
pindahkan ke tempat yang berudara segar dan cari pertolongan medis
•Pencernaan: jangan memasukkan apapun kedalam mulut jika pingsan.
10. Natrium Klorida (NaCl)
• Titik Didih: 1413
° C (2575,4 ° F)
• Melting Point: 801
° C (1473,8 ° F)
• Spesifik Gravity:
2.165 (Air = 1)
• Properti Dispersi:
Lihat kelarutan dalam air
• kelarutan: Mudah larut dalam air dingin, air panas. Larut dalam gliserol, dan amonia.
Sangat sedikit larut dalam alkohol. tidak larut dalam Asam klorida
• Keadaan fisik dan penampilan: Solid (Bubuk kristal padat.)
• Bau: Sedikit
• Rasanya: Garam
• Berat Molekul:
58,44 g / mol
• Warna: Putih
• pH (1% soln / air): Netral 7
Bahaya Penanggulangan
• Iritasi mata
• Menyebabkan iritasi saluran pernapasan
• Cuci dengan sabun desinfektan dan me- nutupi kulit
terkonta- minasi dengan krim anti- bakteri
• Jika terhirup : cari tempat terbuka yang udaranya segar
11. Seng (Zn) Sifat Fisika Sifat Kimia
• Seng adalah logam putih kebiruan dengan permukaan mengkilap
• Pada suhu di atas 100
° C (212 ° F) seng menjadi agak lunak
• Hal ini tidak ulet dan tidak mudah dibentuk pada suhu kamar.
Ulet berarti mampu ditarik mejadi kawat tipis.
• Seng tidak bereaksi dengan oksigen di udara kering.
• Larut dalam kedua asam dan basa
• Di udara lembab, seng bereaksi untuk membentuk seng karbonat.
Bahaya Penanggulangan
• Dapat korosif terhadap logam.
• Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan kerusakan mata.
•Jika masuk mulut jangan memaksakan untuk muntah.
•Jika terkena mata bilas dengan air dalam beberapa menit
12. Natrium Asetat (C2H3NaO2)
Sifat Fisika Sifat Kimia
• Titik lebur 58 °C
• Titik didih Tidak tersedia informasi.
• Titik nyala > 250
°C Metoda: c.c.
(senyawa anhydrat)
•Bau asam asetat lemah
•Ambang Bau Tidak tersedia informasi.
•pH 7,5 - 9,2 pada 50 g/l 20 °C
Bahaya Penanggulangan
• Tidak termasuk bahan berbahaya berdasarkan acuan 67/548/EEC
• Jika terhirup cari tempat terbuka yang udaranya segar
• Cuci dengan air bila terjadi kontak kulit
13. Kalium Klorida (KCl)
Sifat Fisika Sifat Kimia
• Titik didih 1420 ℃
• Titik lebur 770 ℃
• Spesifik gravity 1,987 ( Air=1)
•Larut dalam air dingin
•Larut dalam air panas
•Sangat sedikit larut dalam metanol
Bahaya Penanggulangan
• Sangat toksik pada perairan dengan efek jangka panjang
•Hindarkan pelepasan ke lingkungan
•Mata: bilas dengan air yang banyak minimal 15 menit dan cari pertolongan medis jika terjadi iritasi
•Kulit : bilas dengan air yang banyak, ganti pakaian dan sepatu yang terkontaminasi, jika iritasi berlanjut segera cari
pertolongan medis 14. Natrium Karbonat
(Na₂CO₃)
Sifat Fisika Sifat Kimia
• Bentuk serbuk
• Warna puti
• Tak berbau
• pH 11,16 pada 4 g/l 25
°C
• Titik lebur 854 °C
• Titik didih/rentang didih 300 °C pada 1.013 hPa
• Densitas 2,53 g/cm3 pada 20 °C
•Membakar sendiri pada suhu 309 °C
•Kelarutan dalam air 212,5 g/l pada 20
°C
•Suhu penguraian
> 275 °C
•Tidak larut dalam aseton dan
alkohol.
Bahaya Penanggulangan
• Menyebabkan iritasi mata yang serius.
•Setelah terhirup : hirup udara segar Kontak kulit:
bilaslah dengan air yang banyak.
•Kontak mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera hubungi dokter mata.
Lepaskan lensa kontak.
•Tertelan: beri air minum (paling banyak dua gelas).
15. Natrium Fosfat (Na₃PO₄)
Sifat Fisika Sifat Kimia
• Densitas 2,536 g/cm3 pada suhu 17,5 ℃
• Titik lebur 1583 ℃
• Titik didih 100 ℃
• Padatan putih
• Kapasitas kalor 665 J/mol.K
•Energi bebas - 1819 kJ/mol
•Tidak mudah terbakar
Bahaya Penanggulangan
• Menghasilkan asap (atau gas) yang mengiritasi atau beracun.
• Menyebabkan kulit terbakar dan rasa sakit.
• Menyebabkan mata kemerahan. Rasa sakit. Luka bakar dalam yang parah.
• Mata: bilas dengan air yang banyak minimal 15 menit
• Kulit : bilas dengan air yang banyak, ganti pakaian dan sepatu yang terkontaminasi
• Pernapasan:
pindahkan ke tempat yang berudara segar dan cari pertolongan medis
• Pencernaan: jangan memasukkan apapun kedalam mulut jika pingsan.
16. Asam Klorida (HCl)
Sifat Fisika Sifat Kimia
• Cairan
• Tidak berwarna
• pH < 1 pada suhu 20
℃
• Densitas 1,09 g/cm3 pada 20 °C
•
• Larut dalam air pada suhu 20 ℃
Bahaya Penanggulangan
• Dapat
menyebabkan iritasi dan terbakar
• Berbahaya jika tertelan
• Hindari Kontak dengan mata dan kulit
• Hindari uap ataupun asapnya
•Kontak kulit : Basuh kulit dengan air sekurang- kurangnya 15 menit.
•Kontak mata : Basuh kulit dengan air sekurang- kurangnya 15 menit.
•Pernapasan : Cari udara segar
•Tertelan : Berikan beberapa gelas susu atau air.
17. Nikel Klorida (NiCl₂)
Sifat Fisika Sifat Kimia
• Bentuk serbuk
• Titik lebur 1.009 °C
• Kerapatan relatif 3,55 g/cm³
•pH 4 pada 500 g/l 20
°C
•Kelarutan dalam air pada 20 °C larut
•Tidak mudah meledak
Bahaya Penangulangan
• Beracun apabila tertelan atau terhirup.
• Menyebabkan kerusakan organ- organ
• Menyebabkan gangguan pada kulit.
• Menyebabkan alergi atau asma
• Sangat beracun bagi mahluk dalam air
•Setelah terhirup:
hirup udara bersih.
•Kontak kulit : cuci dengan air yang banyak.
•Kontak mata : bilaslah dengan air yang banyak.
•Jika tertelan : beri air minum Segera cari anjuran pengobatan.
18. Plumbum Nitrat (Pb(NO3)2
Sifat Fisika Sifat Kimia
• Padatan
• Tidak berwarna
• Titik lebur/rentang 458 - 459 °C
• Titik didih/rentang didih
> 500 °C
• Densitas 4,49 g/cm3 pada 20 °C.
•pH 3 - 4 pada 50 g/l 20 °C
•Tidak mudah- menyala. Sifat mudah-menyala (padatan)
•Kelarutan dalam air 486 g/l pada 20
°C
•Tidak mudah terbakar
•Tidak mudah meledak, beresiko meledak dengan : senyawa organik yang mudah menyala, senyawa ammonium, acetate, Alkohol, Ester
•Tidak mengoksidasi
Bahaya Penanggulangan
• Dapat merusak janin. Diduga dapat merusak
kesuburan.
• Berbahaya jika tertelan atau bila terhirup.
• Menyebabkan kerusakan mata yang serius.
• Menyebabkan
kerusakan pada organ (Darah, Sistem saraf pusat, Sistem imun, Ginjal) melalui
paparan yang lama atau berulang.
• Sangat toksik pada kehidupan perairan dengan efek jangka panjang.
•Mata: bilas dengan air yang banyak minimal 15 menit dan cari pertolongan medis jika terjadi iritasi
•Kulit : bilas dengan air yang banyak, ganti pakaian dan sepatu yang terkontaminasi, jika iritasi berlanjut segera cari
pertolongan medis
•Pernapasan:
pindahkan ke tempat yang berudara segar dan cari pertolongan medis
•Pencernaan: jangan memasukkan apapun kedalam mulut jika pingsan.
19. Tembaga Sulfat (CuSO4)
Sifat Fisika Sifat Kimia
• Bentuk: padat
• Warna: abu-abu muda
• Titik lebur/titik beku Titik lebur: 200 °C
• Kerapatan (densi-tas) relative 3,603 g/cm3 pada 25 °C
•pH 3,5 - 4,5 pada 50 g/l pada 20 °C
•Tidak mudah terbakar
•Kelarutan dalam air 203 g/l pada 20
°C
Bahaya Penanggulangan
• Berbahaya jika tertelan.
• Menyebabkan iritasi kulit.
• Menyebabkan iritasi mata yang serius.
• Sangat toksik pada kehidupan perairan dengan efek jangka panjang.
• Bersihkan kulit dengan seksama setelah
menangani.
• Mata: bilas dengan air yang banyak minimal 15 menit dan cari pertolongan medis jika terjadi iritasi
• Kulit : bilas dengan air yang banyak, ganti pakaian dan sepatu yang
terkontaminasi, jika iritasi berlanjut segera cari
pertolongan medis
• Pernapasan:
pindahkan ke tempat yang berudara segar dan cari pertolongan medis
• Pencernaan: jangan memasukkan apapun kedalam mulut jika pingsan.
20. Asam Sulfat (H₂SO₄) Sifat Fisika Sifat Kimia
• Cairan
• Bening
• Tidak berbau
• Tekanan uap 1 mm Hg pada suhu 145,8 ℃
•Dapat larut dalam air
•Tidak mudah terbakar.
Bahaya Penanggulangan
• Iritasi dan terbakar
• Berbahaya jika teroles
• Hindari uap atau asapnya
• Hindari kontak dengan mata
• Kontak kulit : basuh dengan air paling sedikit 15 menit
• Kontak mata : basuh mata dengan air selama paling sedikit 15 menit
• Terhirup : cari udara segar
• Tertelan : berikan beberapa gelas susu atau air.
21. Perak Nitrat (AgNO3)
Sifat Fisika Sifat Kimia
• Bentuk kristal
• Tidak berwarna
• Titik lebur 212 °C
• Titik didih/rentang didih 444 °C pada 1.013 hPa
• Densitas 4,35 g/cm3 pada 20 °C
• Suhu penguraian > 444
°C
•pH 5,4 - 6,4 pada 100 g/l 20 °C
•Tidak mudah terbakar
•Kelarutan Pelarut: Benzena 2,2 g/l
•Kelarutan dalam air 2.160 g/l pada 20 °C
•Pengoksidasi kategori 2.
•Tidak mudah meledak.
Bahaya Penanggulangan
• Dapat menginten- sifkan api; peng- oksidasi.
• Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan kerusakan mata.
• Sangat toksik pada kehidupan perairan dengan efek jangka panjang.
• Jika tertelan : jangan memaksa muntah
• Jika terkena mata : bilas dengan air selama beberapa menit
22. Kadmium Klorida (CdCl2)
Sifat Fisika Sifat Kimia
• Bentuk padatan
• Kepadatan uap 6.3 (vs udara)
• Tekanan uap 10 mmHg (656 ° C)
• Titik lebur 568 °C (1054°F; 841 K) pada 760mmHg
• Densitas : 4.047 g/cm3 (anhidrat) 3.327 g/cm3 (Hemipentahidrat)
• Titik didih 964 °C (1767°F; 1237 K) pada 760mmHg
•Kelarutan pada H2O : larut 457 g / L pada 20° C
•Kelarutan : Dapat larut dalam alkohol, selenium(IV) oksiklorida, benzonitrile Tidak dapat larut dalam eter, aseton
•Kelarutan dalam air 119.6 g/100 mL (25
°C).
Bahaya Penanggulangan
• Bahaya bagi pernapasan
• Bahaya untuk lingkungan
•Kontak kulit : basuh dengan air paling sedikit 15 menit
•Kontak mata : basuh mata dengan air selama paling sedikit 15 menit
•Terhirup : cari udara segar
•Tertelan : berikan beberapa gelas susu atau air.
23. Natrium Hidroksida
(NaOH)
Sifat Fisikia Sifat Kimia
• Titik leleh 318 ℃
• Titik didih 1390 ℃
• Kepadatan uap > 1
• Bentuk kristal
• Densitas 2,13 g/cm
• Tidak berbau
•Larut dalam air
•Tidak mudah terbakar
•Mudah menyerap kelembaban dan karbon dioksida dari udara.
•Kelarutan dalam metanol 238 g/L
Bahaya Penanggulangan
• Iritasi dan luka bakar
• Berbahaya jika tertelan
• Hindari menghirup uap atau debunya.
• Hindari kontak dengan mata.
• Jagalah agar wadah tertutup.
•Kontak kulit : basuh dengan air paling sedikit 15 menit
•Kontak mata : basuh mata dengan air selama paling sedikit 15 menit
•Terhirup : cari udara segar
•Tertelan : berikan beberapa gelas susu atau air.
24. Amonium Klorida (NH4Cl)
Sifat Fisika Sifat Kimia
•Berbentuk kristal putih
•Titik didih 520℃
•Titik beku 338℃
•Bukan bahan yang meledak
•Ph 5-5,5
•Mudah larut dalam air
Bahaya Penanggulangan
• Iritasi mata
• Kerusakan lingkungan
• Bilas mata beberapa kali secara hati-hati
• Perhatikan saran
pembuangan
4. Prosedur, Hasil dan Pengamatan
Prosedur Hasil dan Pengamatan
Bagian 1 - Reaksi Pertukaran Tunggal • Cu awalnya berwarna abu, Setelah logam Zn dimasukkan ke dalam larutan CuSO4, warna berubah menjadi tak berwarna.
• Logam bercampur dengan larutan sehingga wujudnya berubah dan
warna menjadi
kehitaman.
• Setelah logam Ca Logam Zn
• Logam Zn disimpan di plat tetes
• Ditambahkan CuSO4
• Reaksi disimpan beberapa saat
• Diamati
• Mengua
Mengulangi langkah-langkah menggunakan logam Ca dan air
Bagian 2 - Reaksi Kombinasi Langkah 1
Langkah 2
dimasukan ke air, muncul asap lalu air yang tadinya tidak berwarna berubah menjadi warna putih.
• Ketika pita magnesium dibakar, warna nyala api berubah menjadi kuning terang.
• Pita magnesium yang awalnya keras menjadi lunak dan berwarna putih.
• Ketika kalsium oksida dimasukkan dengan air maka tunggu hingga terdapat endapan. Hal ini terjadi karena kalsium oksida tidak sepenuhnya larut dalam air.
• Ketika diuji
menggunakan kertas lakmus merah, maka kertas akan berubah menjadi biru. Artinya larutan tersebut bersifat basa.
• Sebelum dibakar, kristal tembaga (II)
sulfat terlihat berwarna biru. Namun, setelah dibakar warna berubah menjadi putih keabuan.
Kemudian ketika diteteskan air sebanyak 3- 5 tetes, kristal tembaga (II) sulfat yang telah berubah menjadi serbuk itu kembali lagi ke warna asalnya yakni biru.
• Diambil pita magnesium
• Bunsen dinyalakan
• Pita magnesium dicapit
• Dibakar Observasi perubahan
Kalium Oksida dan air
• Kalsium oksida dimasukkan ke dalam plat tetes.
• Diteteskan 1-2 tetes air
• Diaduk menggunakan pengaduk kecil
• Diuji dengan kertas lakmus merah
• Diuji dengan kertas lakmus biru
• Diamati perubahan.
Hasil Pita Magnesium
Bagian 3 - Reaksi Dekomposisi Langkah 1
Langkah 2
• Dimaasukkan ke dalam tabung reaksi
• Dipanaskan tabung reaksi dengan api biru dan dimiringkan
• Didinginkan padatan
• Ditambahkan 3-5 tetes air
• Diamati
Tembaga (II) Sulfat Pentahidrat
Hasil
Hasil
Tembaga (II) Karbonat
• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
• Dipanaskan tabung reaksi dengan api biru dan dimiringkan
• Didinginkan padatan
• Diamati
Bagian 4 - Reaksi Metatesis
5. Hasil Pengamatan
1) Tembaga sulfat dan natrium karbonat
Persamaan reaksi molekuler : CuSO4 (aq) + Na2CO3 (aq) →CuCO3 (s) + Na2SO4 (aq)
Persamaan reaksi ionik : Cu2+ (aq) + SO2- (aq) + 2Na+(aq) + CO2-(aq) → CuCO (aq) + 2Na+(aq) + SO2- (aq)
Persamaan reaksi ion bersih : Cu2+(aq) + 𝐶𝑂32-(aq) → CuCO3 (s)
Sifat fisik larutan sebelum dicampurkan :
a. Larutan tembaga sulfat : Berwarna biru b. Larutan natrium karbonat : Tidak berwarna Sifat fisik larutan setelah dicampurkan :
a. Endapan : Terdapat endapan berwarna biru b. Larutan : Berwarna biru muda
2) Tembaga sulfat dan barium klorida
Persamaan reaksi molekuler : CuSO4 (aq) + BaCl2 (aq) → CuCl2 (aq) + BaSO4(s)
Persamaan reaksin ionik : Cu2+ (aq) + SO42-
(aq) + Ba2+ (aq) + 2Cl- (aq) →Cu2+ (aq) + 2Cl-(aq) + BaSO4 (s)
Persamaan reaksi ion bersih : SO42-
(aq)+ Ba2+ (aq) → BaSO4 (s)
Sifat fisik larutan sebelum dicampurkan :
a. Larutan tembaga (II) Sulfat : Berwarna biru b. Larutan barium klorida : Berwarna putih
• Dicampurkan dua larutan yang terdapat pada daftar bahan (memilih 10 reaksi)
• Ditambahkan 1mL dari masing-masing larutan
• Diamati Dua larutan
Hasil
Sifat fisik larutan setelah dicampurkan :
a. Endapan : Terdapat endapan yang warnanya hampir menyerupai warna larutan
b. Larutan : Berwarna biru muda milky
3) Tembaga sulfat dan natrium fosfat
Persamaan reaksi molekuler : 3CuSO4 (aq) + 2Na3PO4 (aq) → Cu3(PO4)2 (s) + 3Na2SO4 (aq)
Persamaan reaksi ionik : 3Cu2+ (aq) + 3SO42-
(aq) + 6Na+(aq) + 2PO43-
(aq) →Cu3(PO4)2 (s) + 6 Na+(aq) + 3SO42-
(aq)
Persamaan reaksi ion bersih : 3Cu2+ (aq)+ 2PO43-
(aq) →Cu3(PO4)2 (s)
Sifat fisik larutan sebelum dicampurkan :
a. Larutan Tembaga (II) Sulfat : Berwarna biru b. Larutan natrium fosfat : Tidak berwarna Sifat fisik larutan setelah dicampurkan :
a. Endapan : Tidak ada
b. Larutan : Berwarna biru transparan dan muncul busa putih kebiruan 4) Natrium karbonat dan asam sulfat
Persamaan reaksi molekuler : Na2CO3 (aq) + H2SO4 (aq) →Na2SO4 (aq) + H2CO3 (s)
Persamaan reaksi ionik : 2Na+ (aq) + CO32-
(aq) + 2H+ (aq) + SO42-
(aq) →2Na+ (aq) + SO42-
(aq) + H2CO3 (s)
Persamaan reaksi ion bersih : CO32-
(aq) +2H+ (aq) →H2CO3 (s)
Sifat fisik larutan sebelum dicampurkan :
a. Larutan natrium karbonat : Tidak berwarna b. Larutan asam sulfat : Tidak berwarna Sifat fisik larutan setelah dicampurkan :
a) Endapan : Tidak ada
b) Larutan : Tidak berwarna, muncul gelembung- gelembung ketika diteteskan
5) Natrium karbonat dan asam klorida
Persamaan reaksi molekuler : Na2CO3 (aq) +2HCl (aq) →2NaCl (aq) + H2CO3 (s)
Persamaan reaksi ionik : 2Na+ (aq) + CO32-
(aq) +2H+ (aq) + 2Cl- (aq) →2Na+(aq) + 2Cl-
(aq) + H2CO3 (s)
Persamaan reaksi ion bersih : + CO32-
(aq) +2H+ (aq) →H2CO3 (s)
Sifat fisik larutan sebelum dicampurkan :
a. Larutan natrium karbonat : Tidak berwarna b. Larutan asam klorida : Tidak berwarna Sifat fisik larutan setelah dicampurkan :
a. Endapan : Tidak ada
b. Larutan : Tidak berwarna, muncul gelembung dan buih
6) Kadmium klorida dan natrium hidroksida
Persamaan reaksi molekuler : CdCl2 (aq) + 2NaOH(aq) →Cd(OH)2 (s) + 2NaCl (aq)
Persamaan reaksi ionik : Cd2+ (aq) + 2Cl- (aq) + 2Na+ (aq) +2OH- (aq) →Cd(OH)2 (s) + 2Na+ (aq) + 2Cl-(aq)
Persamaan reaksi ion bersih : Cd2+ (aq) + 2OH- (aq) →Cd(OH)2 (s)
Sifat fisik larutan sebelum dicampurkan :
a. Larutan kadmium klorida : Tidak berwarna b. Larutan natrium hidroksida : Tidak berwarna Sifat fisik larutan setelah dicampurkan :
a. Endapan : Tidak ada b. Larutan : Berwarna putih
7) Nikel klorida dan perak nitrat
Persamaan reaksi molekuler : NiCl2 (aq) + 2AgNO3 (aq) →Ni(NO3)2 (aq) + 2AgCl (s)
Persamaan reaksi ionik : Ni2+
(aq) + 2Cl-(aq) + 2Ag+ (aq) + 2NO-(aq) → Ni2+
(aq) + 2NO3- (aq) + 2AgCl (s)
Persamaan reaksi ion bersih : 2Ag+ (aq) + 2Cl-(aq) →2AgCl (s)
Sifat fisik larutan sebelum dicampurkan :
a. Larutan nikel klorida : Berwarna hijau b. Larutan perak nitrat : Tidak berwarna Sifat fisik larutan setelah dicampurkan : a. Endapan : Tidak ada
b. Larutan : Terlihat dua warna dari kedua larutan yang tidak menyatu, larutan perak nitrat berada di bawah dan larutan nikel klorida berada di atas, lalu timbul buih berwarna putih saat larutan nikel klorida dimasukkan
8) Nikel klorida dan natrium karbonat
Persamaan reaksi molekuler : NiCl2 (aq) + Na2CO3 (aq) →NiCO3 (s) + 2NaCl (aq)
Persamaan reaksi ionik : Ni2+
(aq) + 2Cl-(aq) + 2Na+ (aq) + CO32-
(aq) →NiCO3 (s) + 2Na+ (aq)
Persamaan reaksi ion bersih : Ni2+
(aq) + CO32-
(aq) →NiCO3 (s)
Sifat fisik larutan sebelum dicampurkan : a. Larutan nikel klorida : Berwarna hijau b. Larutan natrium karbonat : Tidak berwarna Sifat fisik larutan setelah dicampurkan :
a) Endapan : Tidak ada
b) Larutan : Terlihat dua warna dari kedua larutan yang tidak menyatu, larutan natrium karbonat berada di bawah dan larutan nikel klorida berada di atas, lalu timbul buih berwarna putih saat larutan nikel klorida dimasukkan
9) Asam klorida dan natrium hidroksida
Persamaan reaksi molekuler : HCl (aq) + NaOH (aq) → NaCl (aq) + H2O (l)
Persamaan reaksi ionik : H+(aq) + Cl- (aq) + Na+(aq) + OH-(aq) → Na+(aq) + Cl- (aq) + H2O (l)
Persamaan reaksi ion bersih : H+(aq) + OH-(aq) →H2O (l)
Sifat fisik larutan sebelum dicampurkan :
a. Larutan asam klorida : Tidak berwarna b. Larutan natrium hidroksida : Tidak bewarna Sifat fisik larutan setelah dicampurkan :
a. Endapan : Tidak ada
b. Larutan : Ketika natrium hidroksida diteteskan indikator fenolftalein (pp), maka terjadi perubahan warna menjadi merah muda, lalu diteteskan dengan larutan asam klorida, terjadi perubahan warna menjadi tidak berwarna
10) Amonium klorida dan natrium hidroksida
Persamaan reaksi molekuler : NH4Cl (s) + NaOH (aq) →NH4OH (s) + NaCl (aq)
Persamaan reaksi ionik : NH4+
(s) + Cl- (s) + Na+ (aq) + OH- (aq) →NH4OH (s) + Na+ (aq)
+ Cl- (aq)
Persamaan reaksi ion bersih : NH4+
(s) + OH- (aq) →NH4OH (s)
Sifat fisik larutan sebelum dicampurkan :
a. Amonium klorida : Padatan berwarna putih b. Larutan natrium hidroksida : Tidak berwarna Sifat fisik larutan setelah dicampurkan :
a. Endapan : Tidak ada
b. Larutan : Larutan tidak berwarna saat kedua zat bereaksi, namun setelah amonium klorida sepenuhnya larut dalam air, larutan berubah warna menjadi putih dan timbul buih ke permukaan
Perhitungan dan Persamaan Reaksi 1. Reaksi Pertukaran Tunggal
2. Reaksi Dekomposisi
3. Reaksi Kombinasi
4. Reaksi Pertukaran Ganda
1. Pembahasan
• Pembahasan untuk percobaan zn
Reaksi terjadi karena adanya ion tembaga (Cu2+) pada larutan yang berwarna biru. Sepotong logam Zn yang terdiri dari banyak atom Zn dikemas secara teratur dalam lapisan. Logam Zn dinilai lebih reaktivitas daripada tembaga (Cu), karena logam Zn memiliki kecenderungan lebih besar untuk membentuk ion positif , seperti persamaan ionik Zn(s)→ 𝑍𝑛2+(aq) + 2e-
Kalsium dapat mengahantarkan listri, apabila menambahkan logam kalsium ke dalam air, maka akan terjadi reaksi kalsium yang jauh lebih cepat, sehingga sangat eksotermik. Hal ini disebabkan semakin rendahnya energi ionisasi kalsium. Selain itu, reaksi logam kalsium yang dimasukkan ke dalam air akan terjadi reaksi perpindahan tunggal gas hidrogen (H2) dan terjadi pembentukan kalsium hidroksida (KOH) yang sedikit larut.
• Pembahassan rekasi kombinasi
Percobaan yang kedua yaitu kalsium oksida dengan air sehingga terjadi reaksi eksotermik. Hal ini karena energi panas akan berkembang seperti misalnya ketika kita memegang dinding gelas kimia maka akan relatif panas.
Kalsium oksida tidak sepenuhnya larut dalam air, maka harus didiamkan dahulu. Selanjutnya, ketika lakmus merah dimasukkan ke dalam larutan kalsium oksida, maka akan berubah mejadi warna biru. Ini karena kalsium hidroksida terbentuk dari hasil pelarutan kalsium hidroksida dalam air tetapi tidak sepenuhnya, dan larutan tersebut bersifat basa. Kemudian dinding gelas kimia akan berubah hangat dan terdapat endapan/garam yang telah mengendap di dasar, disebabkan karena kalsium oksida tidak sepenuhnya larut dalam air.
Reaksi kimianya CaO + H2O → Ca(OH)2
• Pembahasan dekomposisi
Berdasarkan percobaan pertama, dekomposisi tembaga sulfat mengakibatkan banyak garam terhidrasi tembaga sulfat. Maka ketika dipanaskan akan meninggalkan garam anhidrat. Sebagian besar mengalami perubahan warna saat kehilangan airnya. Dalam hal ini terjadi proses eksotermis, sehingga terdapat sejumlah kecil uap air yang keluar. Kristal tembaga (II) karbonat dibakar dalam pembakar kecil kemudian mengubah warna padatan dari biru menjadi putih. Ketika kristal putih tembaga (II) sulfat diteteskan dengan air, terjadi reaksi kimia di antara kedua zat. Lalu terjadi perubahan pada warna kristal tembaga (II) sulfat anhidrat yang sebelumnya berwarna putih kemudian berubah warna menjadi biru, selain itu terdapat uap air yang keluar karena reaksi tersebut yang cukup eksotermik.
Pada praktikum kedua, tembaga (II) karbonat yang berada dalam tabung reaksi dibakar pada bunsen dengan nyala api biru selama 1 menit. Saat tembaga (II) karbonat diurai, gas karbon dioksida akan dilepaskan, lalu pengujian adanya karbon dioksida dilakukan dengan wood splint. Caranya, ujung permukaan wood splint dibakar pada bunsen selama beberapa detik lalu dimasukkan ke dalam mulut tabung reaksi, kemudian amati tampilan cahaya yang keluar dari dinding tabung. Nyala api sebenarnya berubah sedikit menjadi
hijau karena uap dari tembaga yang telah dibakar mengenai wood splint kemudian tembaga tersebut akan menyala.
Pralab
1. Lengkapi reaksi-reaksi berikut dengan cara menuliskan dengan lengkap masing masing reaksi dengan persamaan reaksi molekulernya, persamaan reaksi dalam bentuk ion-ionnya, dan persamaan reaksi ion bersihnya untuk membantu Anda memahami reaksi metatesis.
Asam nitrat dan barium karbonat
• Persamaan reaksi molekuler
2HNO3(aq) + BaCO3(s) Ba(NO3)2 (aq) + CO2gg() + H2O (I)
• Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya
2H+ (aq) + 2NO3- (aq)+ BaCO3 (s) Ba2+ (aq) + 2NO3- (aq) +CO2(g) + H2O (I)
• Persamaan reaksi ion bersihnya
BaCO3(s) + 2H+ Ba2+ + CO2(g) + H2O (I) Seng klorida dan timbal nitrat
• Persamaan reaksi molekuler
ZnCl2(aq) + Pb(NO3)2 (aq) Zn(NO3)2 (aq) + PbCl2 (s)
• Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya
Zn2+(aq) + 2Cl- (aq) + Pb2+ (aq) + 2NO3- (aq) Zn2+ (aq) + 2NO3- (aq) + PbCl2(s)
• Persamaan reaksi ion bersihnya Pb2+ + 2Cl- PbCl2(s)
Asam asetat dan natrium hidroksida
• Persamaan reaksi molekuler
CH3COOH (aq) + NaOH (aq) CH3COONa(aq) + H2O (I)
• Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya
CH3COO(aq) + H+(aq) + Na+ (aq) + OH- (aq) CH3COO- (aq) + Na+ (aq) + H2O (I)
• Persamaan reaksi ion bersihnya
CH3COOH+ OH- CH3COO- + H2O(I) Kalsium nitrat dan natrium karbonat
• Persamaan reaksi molekuler
Ca(NO3)2 (aq) + Na2CO3(aq) 2NaNO3 (aq) + CaCO3 (s)
• Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya
Ca2+ (aq) + 2NO3- (aq) + 2Na+ (aq) + CO32-(aq) 2 Na+(aq) + 2NO3- (aq) + CaCO3 (s)
• Persamaan reaksi ion bersihnya Ca 2+ +CO32- CaCO3 (s)
Amonium klorida dan kalium hidroksida
• Persamaan reaksi molekuler
NH4Cl (aq) + KOH (aq) KCI (aq) + NH3(g)+ H2O (1)
• Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya
NH4+ (aq) + Cl-(aq) + K+ (aq) + OH- (aq) K+ (aq) +Cl- (aq) + NH3(g) + H2O(l)
• Persamaan reaksi ion bersihnya
NH4+ + OH- NH3(g) + H2O (1)
2. Manakah dari senyawa-senyawa berikut yang tidak larut dalam air:
Ba(NO3)2, FeCl3, CuCO3, CuSO4, ZnS, ZnSO4. Jawab :
Ba(NO3)2 : larut dalam air FeCl3 : larut dalam air CuCO3 : tidak larut dalam air CuSO4 : larut dalam air ZnS : tidak larut dalam air ZnSO4 : larut dalam air
Sehingga diketahui dari senyawa- senyawa di atas yang tdak larut dalam air adalah CuCO3 dan ZnS
6. Kesimpulan
a. Reaksi pertukaran tunggal merupakan reaksi terjadinya pertukaran atau digantikannya suatu unsur dengan unsur lain yang lebih reaktif dalam suatu senyawa.
b. Reaksi kombinasi merupakan reaksi yang melibatkan dua/lebih reaktan untuk bergabung dan membentuk satu produk
c. Reaksi dekomposisi merupakan reaksi yang melibatkan satu reaktan yang lalu terurai menjadi dua atau lebih produk.
d. Reaksi metatesis merupakan reaksi pertukaran pasangan ion dari dua jenis elektrolit. Reaksi metatesis dari video praktikum yang telah ditayangkan menunjukkan beberapa kategori berdasarkan produk akhir yang dihasilkan dari kedua reaktan. Kategori tersebut adalah reaksi metatesis yang menghasilkan elektrolit lemah, reaksi metatesis netralisasi, reaksi metatesis yang menghasilkan
endapan reaksi metatesis yang menghasilkan gas, serta reaksi metatesis yang tidak bereaksi. Selain itu berdasarkan percobaan juga dibuktikan pada reaksi metatesis ini terjadi pertukaran ion dari dua buah elektrolit pembentuk garam, terdapat tiga jenis reaksi penggaraman yang mungkin yaitu; garam LA dengan garam BX, garam BX dengan asam HA dan garam LA dengan basa BOH.
7. Daftar Pustaka
Djojodiharjo. 1987. Termodinamika Teknik. Jakarta : PT. Gramedia.
Ebbing, Darrell D and Steven D. Gammon. 2007. General Chemistry. Boston, Mass.: Houghton Mifflin Co.
Merck.2017.Lembaran Data Keselamatan Bahan www.merckgroup.com (di akses pada 20 Oktober 2021)