• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM KI203 KIMIA DASAR: JENIS-JENIS REAKSI KIMIA

N/A
N/A
Soffy Nur A

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM KI203 KIMIA DASAR: JENIS-JENIS REAKSI KIMIA"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM KI203 KIMIA DASAR

JENIS-JENIS REAKSI KIMIA Tanggal : 21 Oktober 2021

Dosen Pengampu:

Drs. Hokcu Suhanda, M.Si.

Dra. Wiwi Siswaningsih, M.Si.

Nama: Eky Astria Dwi Putri NIM: 2109308

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN

ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

2021

(2)

KELOMPOK 3 Anggota:

Eky Astria Dwi Putri

Indiana Juniarti Puspa

Sunia Visioni

Vina Nurul Amalia

Avisa Zia Aurellia

Jesifa Anggraini

Awalia Rahmaty K.

(3)

1. Tujuan

a. Mengobservasi reaksi-reaksi kimia dan menentukan jenisnya b. Terampil menuliskan persamaan reaksi total, ion, dan ion bersih 2. Dasar Teori

Reaksi kimia adalah proses dimana ikatan atom di dalam molekul-molekul zat yang bereaksi dipecahkan, diikuti oleh penyusunan kembali dari atom-atom tersebut dalam kombinasi molekul yang baru (Djojodihardjo, 1987:103). Ada beberapa macam reaksi kimia, diantaranya

a. Reaksi Penggabungan atau Kombinasi

Reaksi penggabungan adalah reaksi ketika dua atau lebih senyawa sederhana bergabung membentuk senyawa baru yang lebih kompleks.

A + B → AB b. Reaksi Penguraian atau Dekomposisi

Reaksi penguraian adalah reaksi ketika suatu senyawa kompleks membentuk dua atau lebih zat baru.

AB → A + B c. Reaksi Pertukaran Tunggal atau Substitusi

Reaksi substitusi adalah reaksi ketika sebuah unsur tunggal menggantikan unsur tunggal lainnya dalam suatu senyawa.

A + BC → AC + B d. Reaksi Pertukaran Ganda atau Metatesis

Reaksi metatesis adalah reaksi ketika dua senyawa saling berganti ion atau bertukar pasangan untuk membentuk senyawa baru. Senyawa yang dihasilkan dapat berbentuk endapan, senyawa kovalen atau gas.

AB + CD → AD + CB

(Gammon, 2007) Beberapa contoh rekasi metatesis, yaitu reaksi pengendapan, reaksi pembetukan gas, dan reaksi netralisasi. reaksi metatesis umumnya terjadi pada reaksi-reaksi yang berlangsung dalam larutan, dimana kation dan anion dari senyawa yang terlibat pada reaksi akan saling bertukar. Sebagai contoh:

BaCl2 (aq) + 2AgNO3 (aq) → Ba(NO3)2 (aq) + 2AgCl(s)

Penulisan persamaan reaksi seperti di atas disebut persamaan molekuler.

(4)

Garam BaCl2, 2AgNO3, Ba(NO3)2 merupakan kelompok elektrolit kuat yang akan mengalami proses disosiasi sempurna menghasilkan ion-ionnya, sehingga persamaan ion untuk reaksi di atas dapat dituliskan sebagai berikut:

Ba2+(aq) + Cl-(aq) + Ag+(aq) + NO3-(aq) → Ba2+(aq) + NO3-(aq) + AgCl(s) Pada persamaan reaksi ion di atas, molekul AgCl terdapat dalam bentuk molekulnya. Ion Ba2+ dan NO- pada persamaan reaksi diatas dikenal sebagai ion penonton (spectator ion), ion yang terdapat dalam larutan namun tidak ikut terlibat dalam reaksi. Jika kedua ion tersebut dihilangkan dari persamaan reaksi, maka akan diperoleh persamaan ion bersih untuk persamaan reaksi di atas adalah:

Ag+(aq) + Cl-(aq) → AgCl(s)

Dari persamaan reaksi di atas yang harus diperhatikan dalam menuliskan persamaan reaksi ion bersih adalah hanya elektrolit kuat saja yang dituliskan dalam bentuk ion-ionnya, sedangkan bentuk padat, gas, non elektrolit, dan elektrolit lemah dituliskan dalam bentuk molekulnya. Pada penulisan persamaan ion bersih, umumnya penulisan simbol fasa larutan (aq) dihilangkan, sedangkan fasa gas (g) dan padat (s, solid) tetap harus dituliskan. Oleh karena itu, persamaan reaksi di atas dapat dituliskan:

Ag+ + Cl- → AgCl(s)

(Tim dosen, 2021) 3. Alat dan Bahan

a. Alat

No Nama Alat Ukuran Jumlah

1. Plat tetes - 1 Buah

2. Pembakar Bunsen - 1 Buah

3. Tabung reaksi 12 mL Sesuai kebutuhan

4. Rak tabung reaksi - 1 Buah

5. Penjepit tabung reaksi - 1 Buah

6. Spatula - 1 Buah

7. Pencapit besi - 1 Buah

8. Batang pengaduk - 1 Buah

(5)

b. Bahan

No Nama Bahan Rumus Kimia Konsen-

trasi Wujud Warna

1. Aluminium Foil - - Padat Putih

keperakan

2. Lilin - - Padat Putih

3. Kertas pH - - Padat -

4. Kalsium Ca - Padat Putih

keperakan

5. Kalsium oksida CaO - Padat Putih

6. Tembaga (II) karbonat CuCO3 - Padat Biru 7. Tembaga (II) Sulfat

Pentahidrat CuSO4.5H2O - Padat Biru 8. Larutan Tembaga (II)

sulfat CuSO4 (aq) - Cair Biru

9. Larutan Timbal (II)

nitrat Pb(NO3)2 (aq) - Cair Putih

10. Pita Magnesium Mg - Padat Keperakan

11. Larutan Kalium iodida KI (aq) - Cair Putih 12. Larutan Perak nitrat AgNO3 (aq) - Cair Keperakan 13. Larutan Natrium

klorida NaCl(aq) - Cair -

14. Seng Zn - Padat Keperakan

15. Natrium asetat C2H3NaO2 1 M Cair Putih

16. Kalium klorida KCl 0,1 M Cair Putih

17. Natrium karbonat Na2CO3 1 M Cair Putih 18. Natrium fosfat Na3PO4 0,1 M Cair Putih

19. Asam klorida HCl 1 M Cair Kuning pucat

20. Nikel klorida NiCl2 0,1 M Cair Kuning

21. Plumbum nitrat Pb(NO3)2 0,1 M Cair Putih

(6)

22. Tembaga sulfat CuSO4 0,1 M Cair Biru

23. Asam sulfat H2SO4 1 M Cair -

24. Perak nitrat AgNO3 0,1 M Cair Putih

25. Kadmium klorida CdCl2 0,1 M Cair Putih

26. Natrium hidroksida NaOH 1 M Cair Putih

27. Amonium klorida NH4Cl 1 M Cair Putih

Spesifikasi Bahan

No Nama Bahan Sifat Fisika Sifat Kimia

1. Kalsium (Ca) • Penampilan: Putih keperakan, padat

• Titik lebur: 1115 K (842°C, 1548 °F)

• Titik Didih: 1757 K (1484°C, 2703 °F)

• Kepadatan: 1,55 g/cm3

• Logam alkali tanah

• Oksidasi basa kuat

Bahaya Penanggulanga

n

• Berbahaya saat basah

• Menyebabkan iritasi mata dan kulit dan kemungkinan luka bakar.

• Mata: bilas segera dengan air banyak minimal 15 menit cari pertolongan medis jika terjadi iritasi

• Kulit : bilas segera dengan air yang banyak, ganti pakaian dan sepatu yang terkontaminasi

• Pernapasan:

pindahkan ke tempat yang berudara segar dan cari pertolongan medis

• Pencernaan: jangan memasukkan apapun kedalam mulut jika pingsan.

(7)

2. Kalsium Oksida Sifat Fisika Sifat Kimia

• Penampilan:

kristal padat putih

• Titik didih: 2850 ° C (5162 ° F)

• Titik lebur: 2572 ° C (4661,6 ° F)

• Berat Jenis: 3,33 (Air = 1)

• Berat Molekul: 56,08 g / mol

• pH (1% soln / air):

10 [Dasar]

Bahaya Penanggulanga

n

• Iritan

• Korosif

• Mata: bilas segera dengan air minimal 15 menit dan cari pertolongan medis jika terjadi iritasi

• Kulit : bilas dengan air yang banyak, ganti pakaian dan sepatu yang terkontaminasi

• Pernapasan: cari tempat terbuka yang berudara segar dan cari pertolongan medis

• Pencernaan: jangan memasukkan apapun kedalam mulut jika pingsan.

3. Tembaga (II) Karbonat

Sifat Fisika Sifat Kimia

• Densitas:

- 3.603 g/cm3 (anhidrat) - 2.284 g/cm3

(pentahidrat)

• Titik lebur: 110 °C (·4H2O) 150 °C (423 K) (·5H2O) 650 °C.

• Kelarutan dalam air:

pentahydrate 316 g/L (0°C) 2033 g/L (100

°C

• Pada suhu 650 °C, tembaga (II) sulfat akan

terdekomposisi menjadi

tembaga(II) oksida (CuO) dan belerang trioksida (SO3).

• Anhidrat (tidak bercampur pada ethanol)

(8)

Bahaya Penanggulangan

• Berbahaya

• Mengiritasi

• Berbahaya bagi lingkungan

• Sangat berbahaya untuk air

• Bersihkan kulit dengan seksama setelah

menangani.

• Hindarkan pelepasan ke lingkungan.

• Tertelan: hubungi informasi medis atau tenaga medis jika merasa tidak sehat.

• Kulit: Cuci dengan air yang banyak. Cari pertolongan medis

• Mata: bilas dengan air dalam beberapa menit. Lepaskan lensa kontak jika memakainya dan mudah

melakukannya.

Lanjutkan membilas.

4. Tembaga (II) Sulfat Pentahidrat

Sifat Fisika Sifat Kimia

• Penampilan: Kristal berwarna biru

• Tekanan uap: 7.3 mm Hg pada saat 25 °C

• Titik didih: 150 °C

• Titik beku: 110 °C

• Densitas: 2.2840g/cm3

• kristal dapat terdehidrasi dan berubah warna menjadi

hijau abu-abu jika dipanaskan

Bahaya Penanggulangan

• Berbahaya

• Sangat berbahaya bagi lingkungan

• Korosif

• Hindarkan pelepasan ke lingkungan.

• Mata: Bilas dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan lensa kontak jika memakainya.

Lanjutkan membilas.

(9)

5. Larutan Tembaga (II) Sulfat

Sifat Fisika Sifat Kimia

• Penampilan: Kristal biru

• Tekanan uap: 7.3 mm Hg pada saat 25 °C

• Titik didih: 150 °C

• Titik beku: 110 °C

• Densitas: 3.603 g/cm3

• Ketika dipanaskan dengan api, maka kristalnya akan terdehidrasi dan berubah warna menjadi hijau abu-abu

Bahaya Penanggulangan

• Berbahaya

• Berbahaya bagi lingkungan

• Korosif

• Mata: bilas dengan air yang banyak minimal 15 menit dan cari pertolongan medis jika terjadi iritasi

• Kulit : bilas dengan air yang banyak, ganti pakaian dan sepatu yang terkontaminasi, jika iritasi berlanjut segera cari

pertolongan medis

• Pernapasan:

pindahkan ke tempat yang berudara segar dan cari pertolongan medis

• Pencernaan: jangan memasukkan apapun kedalam mulut jika pingsan.

6. Larutan Timbal (II) Nitrat

Sifat Fisika Sifat Kimia

• Densitas:

4,53 g/cm3 (20°C)

• Titik lebur: 270

°C

• Kelarutan dalam air:

- 37,65 g/100 mL (0 °C) - 52 g/100 mL (20 °C) - 127 g/100 mL (100°C)

• Kristal putih

• Tak berwarna

Bahaya Penanggulangan

(10)

• Toksisitas akut

• Kerusakan mata serius

• Dapat merusak janin.

• Diduga dapat merusak kesuburan.

• Berbahaya jika tertelan atau bila terhirup

• Dapatkan instruksi spesial sebelum

menggunakannya

• Hindarkan pelepasan ke lingkungan.

• Pakai pelindung mata.

• Mata: Bilas dengan seksama dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan lensa kontak jika memakainya dan mudah

melakukannya.

Lanjutkan membilas.

7. Pita Magnesium (Mg)

Sifat Fisika Sifat Kimia

• Penampilan : Padatan

• Titik lebur: 923 K (650°C, 1202 °F)

• Titik didih: 1363 K (1091°C, 1994 °F)

• Kalor peleburan:

8,48 kJ/mol

• Kalor penguapan:

128 kJ/mol

• Kepadatan: 1,738 g/cm3

• Logam alkali tanah

Bahaya Penanggulangan

• Bahaya jika terhirup

• Mudah terbakar

• Mata: bilas dengan air yang banyak minimal 15 menit dan cari pertolongan medis jika terjadi iritasi

• Kulit : bilas dengan air yang banyak, ganti pakaian dan sepatu yang

terkontaminasi, jika iritasi berlanjut cari pertolongan medis

• Pernapasan:

(11)

pindahkan ke tempat yang berudara segar dan cari pertolongan medis

• Pencernaan: jangan memasukkan apapun kedalam mulut jika pingsan.

8. Larutan Kalium Iodida (KI)

Sifat Fisika Sifat Kimia

• Titik lebur: 681 K

• Titik didih: 1330 K

• Kelarutan dalam air:

- 128 g/100 ml (0 °C) - 140 g/100 mL (20 °C) - 176 g/100 mL (60 °C) - 206 g/100 mL (100°C)

• Bersifat ionik

• Mengkristal dalam struktur natrium klorida

• Senyawa garam putih

• Sukar menyerap air

Bahaya Penanggulangan

• Berbahaya • Jangan menghirup debu/ asap/ gas/

kabut/ uap/ yang dihasilkan bahan.

• Bersihkan kulit dengan seksama setelah

menangani.

• Jangan makan, minum atau merokok pada saat

menggunakan produk ini.

• Buang limbah ke tempat pembuangan limbah yang

disetujui.

9. Larutan Perak Nitrat

Sifat Fisika Sifat Kimia

• Titik didih: 444C (831F) terurai.

• Titik leleh: 212C (414F)

• Densitas uap (udara = 1): 4.4

• Tekanan Uap (mm Hg): Sangat rendah.

• Transparan, tidak berwarna

• Tak berbau

(12)

Bahaya Penanggulangan

• Beracun, berbahaya, korosif.

• Menyebabkan luka bakar pada setiap jaringan tubuh.

• Bisa fatal jika tertelan. berbahaya jika dihirup.

• Oksidator kuat.

• Dapat menyebabkan kebakaran apabila kontak dengan bahan lain.

•Mata: bilas dengan air yang banyak minimal 15 menit dan cari pertolongan medis jika terjadi iritasi

•Kulit : bilas dengan air yang banyak, ganti pakaian dan sepatu yang terkontaminasi, jika iritasi berlanjut segera cari

pertolongan medis

•Pernapasan:

pindahkan ke tempat yang berudara segar dan cari pertolongan medis

•Pencernaan: jangan memasukkan apapun kedalam mulut jika pingsan.

10. Natrium Klorida (NaCl)

• Titik Didih: 1413

° C (2575,4 ° F)

• Melting Point: 801

° C (1473,8 ° F)

• Spesifik Gravity:

2.165 (Air = 1)

• Properti Dispersi:

Lihat kelarutan dalam air

• kelarutan: Mudah larut dalam air dingin, air panas. Larut dalam gliserol, dan amonia.

Sangat sedikit larut dalam alkohol. tidak larut dalam Asam klorida

• Keadaan fisik dan penampilan: Solid (Bubuk kristal padat.)

• Bau: Sedikit

• Rasanya: Garam

• Berat Molekul:

58,44 g / mol

• Warna: Putih

• pH (1% soln / air): Netral 7

Bahaya Penanggulangan

(13)

• Iritasi mata

• Menyebabkan iritasi saluran pernapasan

• Cuci dengan sabun desinfektan dan me- nutupi kulit

terkonta- minasi dengan krim anti- bakteri

• Jika terhirup : cari tempat terbuka yang udaranya segar

11. Seng (Zn) Sifat Fisika Sifat Kimia

• Seng adalah logam putih kebiruan dengan permukaan mengkilap

• Pada suhu di atas 100

° C (212 ° F) seng menjadi agak lunak

• Hal ini tidak ulet dan tidak mudah dibentuk pada suhu kamar.

Ulet berarti mampu ditarik mejadi kawat tipis.

• Seng tidak bereaksi dengan oksigen di udara kering.

• Larut dalam kedua asam dan basa

• Di udara lembab, seng bereaksi untuk membentuk seng karbonat.

Bahaya Penanggulangan

• Dapat korosif terhadap logam.

• Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan kerusakan mata.

•Jika masuk mulut jangan memaksakan untuk muntah.

•Jika terkena mata bilas dengan air dalam beberapa menit

12. Natrium Asetat (C2H3NaO2)

Sifat Fisika Sifat Kimia

• Titik lebur 58 °C

• Titik didih Tidak tersedia informasi.

• Titik nyala > 250

°C Metoda: c.c.

(senyawa anhydrat)

•Bau asam asetat lemah

•Ambang Bau Tidak tersedia informasi.

•pH 7,5 - 9,2 pada 50 g/l 20 °C

(14)

Bahaya Penanggulangan

• Tidak termasuk bahan berbahaya berdasarkan acuan 67/548/EEC

• Jika terhirup cari tempat terbuka yang udaranya segar

• Cuci dengan air bila terjadi kontak kulit

13. Kalium Klorida (KCl)

Sifat Fisika Sifat Kimia

• Titik didih 1420 ℃

• Titik lebur 770 ℃

• Spesifik gravity 1,987 ( Air=1)

•Larut dalam air dingin

•Larut dalam air panas

•Sangat sedikit larut dalam metanol

Bahaya Penanggulangan

• Sangat toksik pada perairan dengan efek jangka panjang

•Hindarkan pelepasan ke lingkungan

•Mata: bilas dengan air yang banyak minimal 15 menit dan cari pertolongan medis jika terjadi iritasi

•Kulit : bilas dengan air yang banyak, ganti pakaian dan sepatu yang terkontaminasi, jika iritasi berlanjut segera cari

pertolongan medis 14. Natrium Karbonat

(Na₂CO₃)

Sifat Fisika Sifat Kimia

• Bentuk serbuk

• Warna puti

• Tak berbau

• pH 11,16 pada 4 g/l 25

°C

• Titik lebur 854 °C

• Titik didih/rentang didih 300 °C pada 1.013 hPa

• Densitas 2,53 g/cm3 pada 20 °C

•Membakar sendiri pada suhu 309 °C

•Kelarutan dalam air 212,5 g/l pada 20

°C

•Suhu penguraian

> 275 °C

•Tidak larut dalam aseton dan

alkohol.

(15)

Bahaya Penanggulangan

• Menyebabkan iritasi mata yang serius.

•Setelah terhirup : hirup udara segar Kontak kulit:

bilaslah dengan air yang banyak.

•Kontak mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera hubungi dokter mata.

Lepaskan lensa kontak.

•Tertelan: beri air minum (paling banyak dua gelas).

15. Natrium Fosfat (Na₃PO₄)

Sifat Fisika Sifat Kimia

• Densitas 2,536 g/cm3 pada suhu 17,5 ℃

• Titik lebur 1583 ℃

• Titik didih 100 ℃

• Padatan putih

• Kapasitas kalor 665 J/mol.K

•Energi bebas - 1819 kJ/mol

•Tidak mudah terbakar

Bahaya Penanggulangan

• Menghasilkan asap (atau gas) yang mengiritasi atau beracun.

• Menyebabkan kulit terbakar dan rasa sakit.

• Menyebabkan mata kemerahan. Rasa sakit. Luka bakar dalam yang parah.

• Mata: bilas dengan air yang banyak minimal 15 menit

• Kulit : bilas dengan air yang banyak, ganti pakaian dan sepatu yang terkontaminasi

• Pernapasan:

pindahkan ke tempat yang berudara segar dan cari pertolongan medis

• Pencernaan: jangan memasukkan apapun kedalam mulut jika pingsan.

(16)

16. Asam Klorida (HCl)

Sifat Fisika Sifat Kimia

• Cairan

• Tidak berwarna

• pH < 1 pada suhu 20

• Densitas 1,09 g/cm3 pada 20 °C

• Larut dalam air pada suhu 20 ℃

Bahaya Penanggulangan

• Dapat

menyebabkan iritasi dan terbakar

• Berbahaya jika tertelan

• Hindari Kontak dengan mata dan kulit

• Hindari uap ataupun asapnya

•Kontak kulit : Basuh kulit dengan air sekurang- kurangnya 15 menit.

•Kontak mata : Basuh kulit dengan air sekurang- kurangnya 15 menit.

•Pernapasan : Cari udara segar

•Tertelan : Berikan beberapa gelas susu atau air.

17. Nikel Klorida (NiCl₂)

Sifat Fisika Sifat Kimia

• Bentuk serbuk

• Titik lebur 1.009 °C

• Kerapatan relatif 3,55 g/cm³

•pH 4 pada 500 g/l 20

°C

•Kelarutan dalam air pada 20 °C larut

•Tidak mudah meledak

Bahaya Penangulangan

• Beracun apabila tertelan atau terhirup.

• Menyebabkan kerusakan organ- organ

• Menyebabkan gangguan pada kulit.

• Menyebabkan alergi atau asma

• Sangat beracun bagi mahluk dalam air

•Setelah terhirup:

hirup udara bersih.

•Kontak kulit : cuci dengan air yang banyak.

•Kontak mata : bilaslah dengan air yang banyak.

•Jika tertelan : beri air minum Segera cari anjuran pengobatan.

(17)

18. Plumbum Nitrat (Pb(NO3)2

Sifat Fisika Sifat Kimia

• Padatan

• Tidak berwarna

• Titik lebur/rentang 458 - 459 °C

• Titik didih/rentang didih

> 500 °C

• Densitas 4,49 g/cm3 pada 20 °C.

•pH 3 - 4 pada 50 g/l 20 °C

•Tidak mudah- menyala. Sifat mudah-menyala (padatan)

•Kelarutan dalam air 486 g/l pada 20

°C

•Tidak mudah terbakar

•Tidak mudah meledak, beresiko meledak dengan : senyawa organik yang mudah menyala, senyawa ammonium, acetate, Alkohol, Ester

•Tidak mengoksidasi

Bahaya Penanggulangan

• Dapat merusak janin. Diduga dapat merusak

kesuburan.

• Berbahaya jika tertelan atau bila terhirup.

• Menyebabkan kerusakan mata yang serius.

• Menyebabkan

kerusakan pada organ (Darah, Sistem saraf pusat, Sistem imun, Ginjal) melalui

paparan yang lama atau berulang.

• Sangat toksik pada kehidupan perairan dengan efek jangka panjang.

•Mata: bilas dengan air yang banyak minimal 15 menit dan cari pertolongan medis jika terjadi iritasi

•Kulit : bilas dengan air yang banyak, ganti pakaian dan sepatu yang terkontaminasi, jika iritasi berlanjut segera cari

pertolongan medis

•Pernapasan:

pindahkan ke tempat yang berudara segar dan cari pertolongan medis

•Pencernaan: jangan memasukkan apapun kedalam mulut jika pingsan.

(18)

19. Tembaga Sulfat (CuSO4)

Sifat Fisika Sifat Kimia

• Bentuk: padat

• Warna: abu-abu muda

• Titik lebur/titik beku Titik lebur: 200 °C

• Kerapatan (densi-tas) relative 3,603 g/cm3 pada 25 °C

•pH 3,5 - 4,5 pada 50 g/l pada 20 °C

•Tidak mudah terbakar

•Kelarutan dalam air 203 g/l pada 20

°C

Bahaya Penanggulangan

• Berbahaya jika tertelan.

• Menyebabkan iritasi kulit.

• Menyebabkan iritasi mata yang serius.

• Sangat toksik pada kehidupan perairan dengan efek jangka panjang.

• Bersihkan kulit dengan seksama setelah

menangani.

• Mata: bilas dengan air yang banyak minimal 15 menit dan cari pertolongan medis jika terjadi iritasi

• Kulit : bilas dengan air yang banyak, ganti pakaian dan sepatu yang

terkontaminasi, jika iritasi berlanjut segera cari

pertolongan medis

• Pernapasan:

pindahkan ke tempat yang berudara segar dan cari pertolongan medis

• Pencernaan: jangan memasukkan apapun kedalam mulut jika pingsan.

20. Asam Sulfat (H₂SO₄) Sifat Fisika Sifat Kimia

• Cairan

• Bening

• Tidak berbau

• Tekanan uap 1 mm Hg pada suhu 145,8 ℃

•Dapat larut dalam air

•Tidak mudah terbakar.

(19)

Bahaya Penanggulangan

• Iritasi dan terbakar

• Berbahaya jika teroles

• Hindari uap atau asapnya

• Hindari kontak dengan mata

• Kontak kulit : basuh dengan air paling sedikit 15 menit

• Kontak mata : basuh mata dengan air selama paling sedikit 15 menit

• Terhirup : cari udara segar

• Tertelan : berikan beberapa gelas susu atau air.

21. Perak Nitrat (AgNO3)

Sifat Fisika Sifat Kimia

• Bentuk kristal

• Tidak berwarna

• Titik lebur 212 °C

• Titik didih/rentang didih 444 °C pada 1.013 hPa

• Densitas 4,35 g/cm3 pada 20 °C

• Suhu penguraian > 444

°C

•pH 5,4 - 6,4 pada 100 g/l 20 °C

•Tidak mudah terbakar

•Kelarutan Pelarut: Benzena 2,2 g/l

•Kelarutan dalam air 2.160 g/l pada 20 °C

•Pengoksidasi kategori 2.

•Tidak mudah meledak.

Bahaya Penanggulangan

• Dapat menginten- sifkan api; peng- oksidasi.

• Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan kerusakan mata.

• Sangat toksik pada kehidupan perairan dengan efek jangka panjang.

• Jika tertelan : jangan memaksa muntah

• Jika terkena mata : bilas dengan air selama beberapa menit

(20)

22. Kadmium Klorida (CdCl2)

Sifat Fisika Sifat Kimia

• Bentuk padatan

• Kepadatan uap 6.3 (vs udara)

• Tekanan uap 10 mmHg (656 ° C)

• Titik lebur 568 °C (1054°F; 841 K) pada 760mmHg

• Densitas : 4.047 g/cm3 (anhidrat) 3.327 g/cm3 (Hemipentahidrat)

• Titik didih 964 °C (1767°F; 1237 K) pada 760mmHg

•Kelarutan pada H2O : larut 457 g / L pada 20° C

•Kelarutan : Dapat larut dalam alkohol, selenium(IV) oksiklorida, benzonitrile Tidak dapat larut dalam eter, aseton

•Kelarutan dalam air 119.6 g/100 mL (25

°C).

Bahaya Penanggulangan

• Bahaya bagi pernapasan

• Bahaya untuk lingkungan

•Kontak kulit : basuh dengan air paling sedikit 15 menit

•Kontak mata : basuh mata dengan air selama paling sedikit 15 menit

•Terhirup : cari udara segar

•Tertelan : berikan beberapa gelas susu atau air.

23. Natrium Hidroksida

(NaOH)

Sifat Fisikia Sifat Kimia

• Titik leleh 318 ℃

• Titik didih 1390 ℃

• Kepadatan uap > 1

• Bentuk kristal

• Densitas 2,13 g/cm

• Tidak berbau

•Larut dalam air

•Tidak mudah terbakar

•Mudah menyerap kelembaban dan karbon dioksida dari udara.

•Kelarutan dalam metanol 238 g/L

(21)

Bahaya Penanggulangan

• Iritasi dan luka bakar

• Berbahaya jika tertelan

• Hindari menghirup uap atau debunya.

• Hindari kontak dengan mata.

• Jagalah agar wadah tertutup.

•Kontak kulit : basuh dengan air paling sedikit 15 menit

•Kontak mata : basuh mata dengan air selama paling sedikit 15 menit

•Terhirup : cari udara segar

•Tertelan : berikan beberapa gelas susu atau air.

24. Amonium Klorida (NH4Cl)

Sifat Fisika Sifat Kimia

•Berbentuk kristal putih

•Titik didih 520℃

•Titik beku 338℃

•Bukan bahan yang meledak

•Ph 5-5,5

•Mudah larut dalam air

Bahaya Penanggulangan

• Iritasi mata

• Kerusakan lingkungan

• Bilas mata beberapa kali secara hati-hati

• Perhatikan saran

pembuangan

4. Prosedur, Hasil dan Pengamatan

Prosedur Hasil dan Pengamatan

Bagian 1 - Reaksi Pertukaran Tunggal • Cu awalnya berwarna abu, Setelah logam Zn dimasukkan ke dalam larutan CuSO4, warna berubah menjadi tak berwarna.

• Logam bercampur dengan larutan sehingga wujudnya berubah dan

warna menjadi

kehitaman.

• Setelah logam Ca Logam Zn

• Logam Zn disimpan di plat tetes

• Ditambahkan CuSO4

• Reaksi disimpan beberapa saat

• Diamati

• Mengua

Mengulangi langkah-langkah menggunakan logam Ca dan air

(22)

Bagian 2 - Reaksi Kombinasi Langkah 1

Langkah 2

dimasukan ke air, muncul asap lalu air yang tadinya tidak berwarna berubah menjadi warna putih.

• Ketika pita magnesium dibakar, warna nyala api berubah menjadi kuning terang.

• Pita magnesium yang awalnya keras menjadi lunak dan berwarna putih.

• Ketika kalsium oksida dimasukkan dengan air maka tunggu hingga terdapat endapan. Hal ini terjadi karena kalsium oksida tidak sepenuhnya larut dalam air.

• Ketika diuji

menggunakan kertas lakmus merah, maka kertas akan berubah menjadi biru. Artinya larutan tersebut bersifat basa.

• Sebelum dibakar, kristal tembaga (II)

sulfat terlihat berwarna biru. Namun, setelah dibakar warna berubah menjadi putih keabuan.

Kemudian ketika diteteskan air sebanyak 3- 5 tetes, kristal tembaga (II) sulfat yang telah berubah menjadi serbuk itu kembali lagi ke warna asalnya yakni biru.

• Diambil pita magnesium

• Bunsen dinyalakan

• Pita magnesium dicapit

• Dibakar Observasi perubahan

Kalium Oksida dan air

• Kalsium oksida dimasukkan ke dalam plat tetes.

• Diteteskan 1-2 tetes air

• Diaduk menggunakan pengaduk kecil

• Diuji dengan kertas lakmus merah

• Diuji dengan kertas lakmus biru

• Diamati perubahan.

Hasil Pita Magnesium

(23)

Bagian 3 - Reaksi Dekomposisi Langkah 1

Langkah 2

• Dimaasukkan ke dalam tabung reaksi

• Dipanaskan tabung reaksi dengan api biru dan dimiringkan

• Didinginkan padatan

• Ditambahkan 3-5 tetes air

• Diamati

Tembaga (II) Sulfat Pentahidrat

Hasil

Hasil

Tembaga (II) Karbonat

• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi

• Dipanaskan tabung reaksi dengan api biru dan dimiringkan

• Didinginkan padatan

• Diamati

(24)

Bagian 4 - Reaksi Metatesis

5. Hasil Pengamatan

1) Tembaga sulfat dan natrium karbonat

Persamaan reaksi molekuler : CuSO4 (aq) + Na2CO3 (aq) →CuCO3 (s) + Na2SO4 (aq)

Persamaan reaksi ionik : Cu2+ (aq) + SO2- (aq) + 2Na+(aq) + CO2-(aq) → CuCO (aq) + 2Na+(aq) + SO2- (aq)

Persamaan reaksi ion bersih : Cu2+(aq) + 𝐶𝑂32-(aq) → CuCO3 (s)

Sifat fisik larutan sebelum dicampurkan :

a. Larutan tembaga sulfat : Berwarna biru b. Larutan natrium karbonat : Tidak berwarna Sifat fisik larutan setelah dicampurkan :

a. Endapan : Terdapat endapan berwarna biru b. Larutan : Berwarna biru muda

2) Tembaga sulfat dan barium klorida

Persamaan reaksi molekuler : CuSO4 (aq) + BaCl2 (aq) → CuCl2 (aq) + BaSO4(s)

Persamaan reaksin ionik : Cu2+ (aq) + SO42-

(aq) + Ba2+ (aq) + 2Cl- (aq) →Cu2+ (aq) + 2Cl-(aq) + BaSO4 (s)

Persamaan reaksi ion bersih : SO42-

(aq)+ Ba2+ (aq) → BaSO4 (s)

Sifat fisik larutan sebelum dicampurkan :

a. Larutan tembaga (II) Sulfat : Berwarna biru b. Larutan barium klorida : Berwarna putih

• Dicampurkan dua larutan yang terdapat pada daftar bahan (memilih 10 reaksi)

• Ditambahkan 1mL dari masing-masing larutan

• Diamati Dua larutan

Hasil

(25)

Sifat fisik larutan setelah dicampurkan :

a. Endapan : Terdapat endapan yang warnanya hampir menyerupai warna larutan

b. Larutan : Berwarna biru muda milky

3) Tembaga sulfat dan natrium fosfat

Persamaan reaksi molekuler : 3CuSO4 (aq) + 2Na3PO4 (aq) → Cu3(PO4)2 (s) + 3Na2SO4 (aq)

Persamaan reaksi ionik : 3Cu2+ (aq) + 3SO42-

(aq) + 6Na+(aq) + 2PO43-

(aq) →Cu3(PO4)2 (s) + 6 Na+(aq) + 3SO42-

(aq)

Persamaan reaksi ion bersih : 3Cu2+ (aq)+ 2PO43-

(aq) →Cu3(PO4)2 (s)

Sifat fisik larutan sebelum dicampurkan :

a. Larutan Tembaga (II) Sulfat : Berwarna biru b. Larutan natrium fosfat : Tidak berwarna Sifat fisik larutan setelah dicampurkan :

a. Endapan : Tidak ada

b. Larutan : Berwarna biru transparan dan muncul busa putih kebiruan 4) Natrium karbonat dan asam sulfat

Persamaan reaksi molekuler : Na2CO3 (aq) + H2SO4 (aq) →Na2SO4 (aq) + H2CO3 (s)

Persamaan reaksi ionik : 2Na+ (aq) + CO32-

(aq) + 2H+ (aq) + SO42-

(aq) →2Na+ (aq) + SO42-

(aq) + H2CO3 (s)

Persamaan reaksi ion bersih : CO32-

(aq) +2H+ (aq) →H2CO3 (s)

Sifat fisik larutan sebelum dicampurkan :

a. Larutan natrium karbonat : Tidak berwarna b. Larutan asam sulfat : Tidak berwarna Sifat fisik larutan setelah dicampurkan :

a) Endapan : Tidak ada

b) Larutan : Tidak berwarna, muncul gelembung- gelembung ketika diteteskan

(26)

5) Natrium karbonat dan asam klorida

Persamaan reaksi molekuler : Na2CO3 (aq) +2HCl (aq) →2NaCl (aq) + H2CO3 (s)

Persamaan reaksi ionik : 2Na+ (aq) + CO32-

(aq) +2H+ (aq) + 2Cl- (aq) →2Na+(aq) + 2Cl-

(aq) + H2CO3 (s)

Persamaan reaksi ion bersih : + CO32-

(aq) +2H+ (aq) →H2CO3 (s)

Sifat fisik larutan sebelum dicampurkan :

a. Larutan natrium karbonat : Tidak berwarna b. Larutan asam klorida : Tidak berwarna Sifat fisik larutan setelah dicampurkan :

a. Endapan : Tidak ada

b. Larutan : Tidak berwarna, muncul gelembung dan buih

6) Kadmium klorida dan natrium hidroksida

Persamaan reaksi molekuler : CdCl2 (aq) + 2NaOH(aq) →Cd(OH)2 (s) + 2NaCl (aq)

Persamaan reaksi ionik : Cd2+ (aq) + 2Cl- (aq) + 2Na+ (aq) +2OH- (aq) →Cd(OH)2 (s) + 2Na+ (aq) + 2Cl-(aq)

Persamaan reaksi ion bersih : Cd2+ (aq) + 2OH- (aq) →Cd(OH)2 (s)

Sifat fisik larutan sebelum dicampurkan :

a. Larutan kadmium klorida : Tidak berwarna b. Larutan natrium hidroksida : Tidak berwarna Sifat fisik larutan setelah dicampurkan :

a. Endapan : Tidak ada b. Larutan : Berwarna putih

7) Nikel klorida dan perak nitrat

Persamaan reaksi molekuler : NiCl2 (aq) + 2AgNO3 (aq) →Ni(NO3)2 (aq) + 2AgCl (s)

Persamaan reaksi ionik : Ni2+

(aq) + 2Cl-(aq) + 2Ag+ (aq) + 2NO-(aq) Ni2+

(aq) + 2NO3- (aq) + 2AgCl (s)

Persamaan reaksi ion bersih : 2Ag+ (aq) + 2Cl-(aq) →2AgCl (s)

(27)

Sifat fisik larutan sebelum dicampurkan :

a. Larutan nikel klorida : Berwarna hijau b. Larutan perak nitrat : Tidak berwarna Sifat fisik larutan setelah dicampurkan : a. Endapan : Tidak ada

b. Larutan : Terlihat dua warna dari kedua larutan yang tidak menyatu, larutan perak nitrat berada di bawah dan larutan nikel klorida berada di atas, lalu timbul buih berwarna putih saat larutan nikel klorida dimasukkan

8) Nikel klorida dan natrium karbonat

Persamaan reaksi molekuler : NiCl2 (aq) + Na2CO3 (aq) →NiCO3 (s) + 2NaCl (aq)

Persamaan reaksi ionik : Ni2+

(aq) + 2Cl-(aq) + 2Na+ (aq) + CO32-

(aq) →NiCO3 (s) + 2Na+ (aq)

Persamaan reaksi ion bersih : Ni2+

(aq) + CO32-

(aq) →NiCO3 (s)

Sifat fisik larutan sebelum dicampurkan : a. Larutan nikel klorida : Berwarna hijau b. Larutan natrium karbonat : Tidak berwarna Sifat fisik larutan setelah dicampurkan :

a) Endapan : Tidak ada

b) Larutan : Terlihat dua warna dari kedua larutan yang tidak menyatu, larutan natrium karbonat berada di bawah dan larutan nikel klorida berada di atas, lalu timbul buih berwarna putih saat larutan nikel klorida dimasukkan

9) Asam klorida dan natrium hidroksida

Persamaan reaksi molekuler : HCl (aq) + NaOH (aq) → NaCl (aq) + H2O (l)

Persamaan reaksi ionik : H+(aq) + Cl- (aq) + Na+(aq) + OH-(aq) → Na+(aq) + Cl- (aq) + H2O (l)

Persamaan reaksi ion bersih : H+(aq) + OH-(aq) →H2O (l)

Sifat fisik larutan sebelum dicampurkan :

(28)

a. Larutan asam klorida : Tidak berwarna b. Larutan natrium hidroksida : Tidak bewarna Sifat fisik larutan setelah dicampurkan :

a. Endapan : Tidak ada

b. Larutan : Ketika natrium hidroksida diteteskan indikator fenolftalein (pp), maka terjadi perubahan warna menjadi merah muda, lalu diteteskan dengan larutan asam klorida, terjadi perubahan warna menjadi tidak berwarna

10) Amonium klorida dan natrium hidroksida

Persamaan reaksi molekuler : NH4Cl (s) + NaOH (aq) →NH4OH (s) + NaCl (aq)

Persamaan reaksi ionik : NH4+

(s) + Cl- (s) + Na+ (aq) + OH- (aq) →NH4OH (s) + Na+ (aq)

+ Cl- (aq)

Persamaan reaksi ion bersih : NH4+

(s) + OH- (aq) →NH4OH (s)

Sifat fisik larutan sebelum dicampurkan :

a. Amonium klorida : Padatan berwarna putih b. Larutan natrium hidroksida : Tidak berwarna Sifat fisik larutan setelah dicampurkan :

a. Endapan : Tidak ada

b. Larutan : Larutan tidak berwarna saat kedua zat bereaksi, namun setelah amonium klorida sepenuhnya larut dalam air, larutan berubah warna menjadi putih dan timbul buih ke permukaan

Perhitungan dan Persamaan Reaksi 1. Reaksi Pertukaran Tunggal

(29)

2. Reaksi Dekomposisi

3. Reaksi Kombinasi

4. Reaksi Pertukaran Ganda

1. Pembahasan

• Pembahasan untuk percobaan zn

Reaksi terjadi karena adanya ion tembaga (Cu2+) pada larutan yang berwarna biru. Sepotong logam Zn yang terdiri dari banyak atom Zn dikemas secara teratur dalam lapisan. Logam Zn dinilai lebih reaktivitas daripada tembaga (Cu), karena logam Zn memiliki kecenderungan lebih besar untuk membentuk ion positif , seperti persamaan ionik Zn(s)→ 𝑍𝑛2+(aq) + 2e-

Kalsium dapat mengahantarkan listri, apabila menambahkan logam kalsium ke dalam air, maka akan terjadi reaksi kalsium yang jauh lebih cepat, sehingga sangat eksotermik. Hal ini disebabkan semakin rendahnya energi ionisasi kalsium. Selain itu, reaksi logam kalsium yang dimasukkan ke dalam air akan terjadi reaksi perpindahan tunggal gas hidrogen (H2) dan terjadi pembentukan kalsium hidroksida (KOH) yang sedikit larut.

(30)

• Pembahassan rekasi kombinasi

Percobaan yang kedua yaitu kalsium oksida dengan air sehingga terjadi reaksi eksotermik. Hal ini karena energi panas akan berkembang seperti misalnya ketika kita memegang dinding gelas kimia maka akan relatif panas.

Kalsium oksida tidak sepenuhnya larut dalam air, maka harus didiamkan dahulu. Selanjutnya, ketika lakmus merah dimasukkan ke dalam larutan kalsium oksida, maka akan berubah mejadi warna biru. Ini karena kalsium hidroksida terbentuk dari hasil pelarutan kalsium hidroksida dalam air tetapi tidak sepenuhnya, dan larutan tersebut bersifat basa. Kemudian dinding gelas kimia akan berubah hangat dan terdapat endapan/garam yang telah mengendap di dasar, disebabkan karena kalsium oksida tidak sepenuhnya larut dalam air.

Reaksi kimianya CaO + H2O → Ca(OH)2

• Pembahasan dekomposisi

Berdasarkan percobaan pertama, dekomposisi tembaga sulfat mengakibatkan banyak garam terhidrasi tembaga sulfat. Maka ketika dipanaskan akan meninggalkan garam anhidrat. Sebagian besar mengalami perubahan warna saat kehilangan airnya. Dalam hal ini terjadi proses eksotermis, sehingga terdapat sejumlah kecil uap air yang keluar. Kristal tembaga (II) karbonat dibakar dalam pembakar kecil kemudian mengubah warna padatan dari biru menjadi putih. Ketika kristal putih tembaga (II) sulfat diteteskan dengan air, terjadi reaksi kimia di antara kedua zat. Lalu terjadi perubahan pada warna kristal tembaga (II) sulfat anhidrat yang sebelumnya berwarna putih kemudian berubah warna menjadi biru, selain itu terdapat uap air yang keluar karena reaksi tersebut yang cukup eksotermik.

Pada praktikum kedua, tembaga (II) karbonat yang berada dalam tabung reaksi dibakar pada bunsen dengan nyala api biru selama 1 menit. Saat tembaga (II) karbonat diurai, gas karbon dioksida akan dilepaskan, lalu pengujian adanya karbon dioksida dilakukan dengan wood splint. Caranya, ujung permukaan wood splint dibakar pada bunsen selama beberapa detik lalu dimasukkan ke dalam mulut tabung reaksi, kemudian amati tampilan cahaya yang keluar dari dinding tabung. Nyala api sebenarnya berubah sedikit menjadi

(31)

hijau karena uap dari tembaga yang telah dibakar mengenai wood splint kemudian tembaga tersebut akan menyala.

Pralab

1. Lengkapi reaksi-reaksi berikut dengan cara menuliskan dengan lengkap masing masing reaksi dengan persamaan reaksi molekulernya, persamaan reaksi dalam bentuk ion-ionnya, dan persamaan reaksi ion bersihnya untuk membantu Anda memahami reaksi metatesis.

Asam nitrat dan barium karbonat

• Persamaan reaksi molekuler

2HNO3(aq) + BaCO3(s) Ba(NO3)2 (aq) + CO2gg() + H2O (I)

• Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya

2H+ (aq) + 2NO3- (aq)+ BaCO3 (s) Ba2+ (aq) + 2NO3- (aq) +CO2(g) + H2O (I)

• Persamaan reaksi ion bersihnya

BaCO3(s) + 2H+ Ba2+ + CO2(g) + H2O (I) Seng klorida dan timbal nitrat

• Persamaan reaksi molekuler

ZnCl2(aq) + Pb(NO3)2 (aq) Zn(NO3)2 (aq) + PbCl2 (s)

• Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya

Zn2+(aq) + 2Cl- (aq) + Pb2+ (aq) + 2NO3- (aq) Zn2+ (aq) + 2NO3- (aq) + PbCl2(s)

• Persamaan reaksi ion bersihnya Pb2+ + 2Cl- PbCl2(s)

Asam asetat dan natrium hidroksida

• Persamaan reaksi molekuler

CH3COOH (aq) + NaOH (aq) CH3COONa(aq) + H2O (I)

• Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya

CH3COO(aq) + H+(aq) + Na+ (aq) + OH- (aq) CH3COO- (aq) + Na+ (aq) + H2O (I)

• Persamaan reaksi ion bersihnya

CH3COOH+ OH- CH3COO- + H2O(I) Kalsium nitrat dan natrium karbonat

• Persamaan reaksi molekuler

Ca(NO3)2 (aq) + Na2CO3(aq) 2NaNO3 (aq) + CaCO3 (s)

• Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya

(32)

Ca2+ (aq) + 2NO3- (aq) + 2Na+ (aq) + CO32-(aq) 2 Na+(aq) + 2NO3- (aq) + CaCO3 (s)

• Persamaan reaksi ion bersihnya Ca 2+ +CO32- CaCO3 (s)

Amonium klorida dan kalium hidroksida

• Persamaan reaksi molekuler

NH4Cl (aq) + KOH (aq) KCI (aq) + NH3(g)+ H2O (1)

• Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya

NH4+ (aq) + Cl-(aq) + K+ (aq) + OH- (aq) K+ (aq) +Cl- (aq) + NH3(g) + H2O(l)

• Persamaan reaksi ion bersihnya

NH4+ + OH- NH3(g) + H2O (1)

2. Manakah dari senyawa-senyawa berikut yang tidak larut dalam air:

Ba(NO3)2, FeCl3, CuCO3, CuSO4, ZnS, ZnSO4. Jawab :

Ba(NO3)2 : larut dalam air FeCl3 : larut dalam air CuCO3 : tidak larut dalam air CuSO4 : larut dalam air ZnS : tidak larut dalam air ZnSO4 : larut dalam air

Sehingga diketahui dari senyawa- senyawa di atas yang tdak larut dalam air adalah CuCO3 dan ZnS

6. Kesimpulan

a. Reaksi pertukaran tunggal merupakan reaksi terjadinya pertukaran atau digantikannya suatu unsur dengan unsur lain yang lebih reaktif dalam suatu senyawa.

b. Reaksi kombinasi merupakan reaksi yang melibatkan dua/lebih reaktan untuk bergabung dan membentuk satu produk

c. Reaksi dekomposisi merupakan reaksi yang melibatkan satu reaktan yang lalu terurai menjadi dua atau lebih produk.

d. Reaksi metatesis merupakan reaksi pertukaran pasangan ion dari dua jenis elektrolit. Reaksi metatesis dari video praktikum yang telah ditayangkan menunjukkan beberapa kategori berdasarkan produk akhir yang dihasilkan dari kedua reaktan. Kategori tersebut adalah reaksi metatesis yang menghasilkan elektrolit lemah, reaksi metatesis netralisasi, reaksi metatesis yang menghasilkan

(33)

endapan reaksi metatesis yang menghasilkan gas, serta reaksi metatesis yang tidak bereaksi. Selain itu berdasarkan percobaan juga dibuktikan pada reaksi metatesis ini terjadi pertukaran ion dari dua buah elektrolit pembentuk garam, terdapat tiga jenis reaksi penggaraman yang mungkin yaitu; garam LA dengan garam BX, garam BX dengan asam HA dan garam LA dengan basa BOH.

7. Daftar Pustaka

Djojodiharjo. 1987. Termodinamika Teknik. Jakarta : PT. Gramedia.

Ebbing, Darrell D and Steven D. Gammon. 2007. General Chemistry. Boston, Mass.: Houghton Mifflin Co.

Merck.2017.Lembaran Data Keselamatan Bahan www.merckgroup.com (di akses pada 20 Oktober 2021)

Referensi

Dokumen terkait

• molalitas • molaritas larutan elektrolit • fraksi mol • molaritas larutan nonelektrolit • sifat koligatif • penurunan tekanan uap • kenaikan titik didih • penurunan

Percobaan terakhir adalah perbandingan sifat garam tunggal dengan garam rangkap dan garam kompleks,sedikit Kristal kupri sulfat anhidrit dilarutkan dalam 3 ml aquades menghasilkan

Tujuan percobaan Reaksi-Reaksi Kimia untuk mengetahui dan mempelajari jenis dan sifat (sifat kimia dan fisika) darizat yang direaksikan, serta untuk mencari rumus senyawa dan

Pada pengamatan uji dengan pereaksi biuret, tabung berkode 1 setelah di tambah larutan tembaga sulfat 0,5 % dan NaOH 10% terjadi perubahan warna dari kuning mejadi ungu

Pada percobaan satu diletakakkan 100 ml pelarut murni kedalam gelas kimia lalu diletakkan pada busen lalu dipanaskan dengan suhu 250 °C titik didih pelarut murni sebesar 91 °C

Membuat larutan sampel X dengan mengikuti langkah yang sama dari no.1 hingga 8 pada pengukuran titik didih NaCl... Dari kenaikan titik didih suatu larutan yang

bening menjadi biru muda.Selain itu bisa juga saat kita memanaskan lempeng tembaga yang berwarna merah dengan serbuk belerang yang

Destilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh suatu bahan yang berwujud cair yang terkotori oleh zat padat atau bahan lain yang mempunyai titik didih yang berbeda.