LAPORAN PRAKTIKUM
KENAIKAN TITIK DIDIH (
∆ Tb) DAN
PENURUNAN TITIK BEKU (
∆ Tf) SUATU
LARUTAN
DISUSUN OLEH :
NAMA
: BAGAS ALYAS W
KELAS
: XII IPA 3
NO
: 13
TP 2013/2014
I. PRAKTIKUM KE : 1 ( Satu )
II. WAKTU DAN TEMPAT PELAKANAAN :
- Waktu : 10.05 – 12.30 WIB
- Tempat : Laboratorium Kimia Sma N 1 Klaten
III. TUJUAN :
Mengamati Kenaikan Titik Didih (∆ Tb) dan Penurunan Titik Beku (∆ Tf) suatu larutan serta factor yang mempengaruhinya.
IV. LANDASAN TEORI
a. Kenaikan Titik Didih (∆ Tb)
Titik didih suatu cairan adalah suhu pada saat tekanan uap dipermukaan cairan sama dengan tekanan uap luar. Titik didih normal suatu cairan adalah suhu pada saat tekanan luar 60 cmHg atau 1 atm. Titik didih larutan elektrolit lebh tinggi dari pada larutan non elektrolit pada konsentrasi sama.
Kenaaikan titik didih (∆ Tb) adalah selisih antara titik didih larutan (Tb) dan titik didih pelarutnya (Tb °) . Kenaikan titik didih terjadi akibat penurunan tekanan uap.
Menurut hokum Raoult, “Besarnya kenaikan titik didih larutan sebanding dengan hasil kali dari molaritas larutan (m) dan kenaikan titik didih molal (kb). Dengan Kb merupakan tetapan
yang bergantung pada jenis pelarut.
b. Penurunan Titik Beku (∆ Tf)
∆ Tb=Tb−Tb °
Titik beku suatu cairan adalah suhu pada saat uap cairan sama dengan tekanan uap padatnya dengan kata lain titik beku adalah saat fase padat dan fase cair suatu zat berada pada keseimbangan. Larutan elektrolit memiliki titik beku lebih rendah dari pada larutan non elektrolit pada konsentrasi sama.
Penurunan titik beku (∆ Tf) adalah perbedaan titik beku
akibat adanya partikel zat terlarut terhadap titik beku pelarutnya.
Penurunan titik beku larutan sebanding dengan hasil kali molalitas larutan dengan tetapan penurunan titik beku pelarut (kf)
7. Gelas Kimia plastik 1
VI. LANGKAH KERJA
a. Kenaikan titik didih
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengisi gelas kimia dengan 25 ml air murni kemudian menutup gelas kimia dengan kaca arloji dan memanaskan air murni hingga mendidih.
3. Mengukur suhu air murni yang telah mendidih (titik didih air) dengan thermometer.
4. Mengganti air murni dengan larutan gula 1 M kemudian melakukan prosedur sebelumnya (1-3). Setelah selesai menggantinya lagi dengan larutan urea 1 M, larutan NaCl 1 M, dan larutan NaCl 2 M.
5. Mencatat hasil pengamatan.
b. Penurunan titik beku
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengisi tabung reaksi dengan air murni, larutan gula 1 M, larutan Urea 1 M , larutan urea 2 M, larutan NaCl 1 M, dan larutan NaCl 2 M setinggi 2.5 cm.
3. Memasukkan tabung reaksi yang berisi air murni ke dalam gelas kimia yang berisi es batu da garam. Kemudian memutar-mutarkan gelas kimia plastic hingga membeku. 4. Mengukur suhu air murni yang telah membeku (titik beku air)
dengan thermometer.
5. Mencatat hasil pengamatan.
VII. HASIL PENGAMATAN a. Kenaikan titik didih
NO LARUTAN TITIK DIDIH KENAIKAN TITIK
NO LARUTAN TITIK BEKU PENURUNAN TITIK
BEKU praktikan sudah sesuai dengan teori yang ada. Namun terjadi 1 penyimpangan yaitu pada larutan gula 1 M. Titik didih gula 1 M memiliki titik didih yang lebih rendah dari pada pelarutnya (air murni).
Kenaikan titik didih gula 1 M (hitungan)
Kb = 0,52 (Air murni) , M = m = 1
∆ Tb = m x kb
= 1 x 0,52 = 0,52 oC
Kenaikan titik didih gula 1 M (pengamatan)
= 89 – 100 = - 1 oC
Dari data diatas terlihat bahwa hasil pegamatan tidaak sesuai degan teori yang ada. Hal ini disebabkan karena kesalahan dari praktikan yang terlalu lama membuka kaca arloji dari gelas kimia. Sehingga suhu dari larutan gula 1 M yang telah mendidih turun mengikuti suhu ruangan.
Kenaikan titik didih NaCl 1M (Perhitungan)
NaCl --> Na+ + Cl
-n=2,
I = (1+(n-1)1) = (1+(2-1)1) = 2 Kb = 0,52 (Air murni) , M = m = 1,
∆ Tb = m x kb x i
= 1 x 0,52 x 2 = 1,04 oC
Kenaikan titik didih NaCl (pengamatan)
∆ Tb=Tb−Tb °
= 91 – 100 = 1 oC
Dari data diatas terlihat bahwa antara perhitungan dengan hasil pengamatan sesuai.
Dari hasil pengamatan (table pengamatan), titik didih NaCl 2 M lebih tinggi dibandingkan dengan titik didih NaCl 1 M ( Nacl 1 M = 91 oC, Nacl 2 M = 95 oC ).
jenis zat terlarut. Semakin besar konsentrasi suatu laruta maka semakin besar pula titik didihnya.
Titik didih juga dipengaruhi jenis larutan (larutan elektrolit, dan non lektrolit). Titik didih larutan elektrolit lebih tinggi dari pada larutan non elektrolit pada konsentrasi yang sama. Hal ini karena larutan elektrolit terioisasi sempurna. Sehingga larutan tersebut memiliki nilai “i” . Akan tetapi Larutan non elektrolit tidak terionisasi sehingga partikel zat terlarutnya tetap berbentuk moleku molekul denan konsentrasi tetap.
Namun pada praktikum ini terjadi penyimpangan terhadap teori tersebut. Titik didih Urea 1M jauh lebih besar dari pada NaCl 1 M ( Tb Urea 1 M = 97 oC, dan Tb NaCl 1 M = 91 oC). Hal ini
disebabkan karena pada saat melakukan pengukuran suhu praktikan menempelkan thermometer pada dasar gelas kimia sehingga yang terukur adalah suhu dari kaca yang menempel asbes dan pembakar.
b. Penurunan titik beku
Penentuan titik beku larutan dibuat dengan memasukkan tabung reaksi kedalam gelas kimia yang berisi es dan garam. Garam berfungsi merupakan penerapan dari sifat koligatif larutan yang berfungsi sebagai zat yang menurunkan titik beku es sehingga tidak mudah mencair.
Saat menentukan titik didih larutan, hasil yang diperoleh praktikan hamper semua menyimpang dari teori yang ada. Hanya ada satu larutan yang benar yaitu larutan NaCl 1 M yang memiliki titik beku dibawah pelarutnya.
NaCl --> Na+ + Cl
-Penurunan titik beku NaCl 1 M (pengamatan)
∆ Tb=Tf °−Tf
= 0 – (-2) = 2 oC
Penurunan titik beku NaCl sudah sesuai dengan teori yang ada walaupun besarnya kurang sesuai dengan perhitungan yang berdasarkan teori.
Pada table hasil pengamatan penurunan titik beku terhadap larutan gula 1 M, Urea 1 m, Urea 2 M, serta NaCl 2 M terjadi penyimpangan yang cukup jauh karena semua titik beku dari larutan tersebut berada diatas titik beku pelarutnya yaitu diatas 0 oC.
Hal ini disebabkan karena kekurang telitian praktikan dalam megukur suhu beku larutan larutan tersebut. Hal ini dikarenakan pada saat mengukur titik beku, larutan-larutana tersebut belum membeku sempurna sudah dikeluarkan dari gelas kimia plastic yang berisi es batu dan garam.
Jenis larutan juga berpengaruh terhadap penurunan titik beku larutan. Larutan elektrolit memiliki titik beku lebih rendah dari pada larutan nonelektrolit pad konsentrasi sama.
Penurunan titik beku Urea 2 M (pengamatan)
∆ Tb=Tf °−Tf
= 0 – (-3) = 3 oC
Penurunan titik beku NaCl 2 M (pengamatan)
∆ Tb=Tf °−Tf
= 0 – (-4) = 4 oC
Walaupun hasil pengamatan terjadi penyimpagan terhadap teori dasar tetapi terbukti bahwa penurunan titik beku NaCl 2 M (larutan elektrolit) lebih besar dari pada Urea 2 M (larutan non elektrolit).
IX. KESIMPULAN
Kenaaikan titik didih (∆ Tb) adalah selisih antara titik didih larutan (Tb) dan titik didih pelarutnya (Tb °). Kenaikan titik didih
dirumuskan :
Penurunan titik beku (∆ Tf) adalah perbedaan titik beku akibat
adanya partikel zat terlarut terhadap titik beku pelarutnya.
Hal –hal yang mempengaruhi kenaikan titik didih dan penurunan titik beku adalah :
1. Konsentrasi Larutan
∆ Tb=Tb−Tb °
Kenaikan titik didih dan penurunan titik beku dipengaruhi oleh konsentrasi larutan, yaitu banyaknya zat terlarut dalam suatu pelarut, Dan tidak dipengaruhi oleh banyaknya larutan. Semakin besar konsentrasi konsentrasi suatu larutan maka titik didih akan semakin tinggi dan titik beku semaki rendah dibandingkan dengan pelarutnya.
2. Jenis Larutan
Ada 2 jenis larutan, yaitu larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit. Laruta elektrolit memiliki titik didih yang lebih tinggi dan titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan larutan nonelektrolit pada konsentrasi yang sama.
Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terionisasi sempurna membentuk anion dan kation. Sehingga larutan tersebut memiliki nilai “i".
Maka didapatkan rumus :
Dimana i = [ 1 + ( n – 1 ) 1 ] , kb adalah kenaikan titik
didih molal dan kf adalah penurunan titik beku molal.
Pada larutan non elektrolit tidak terjadi ionisasi sehigga partikel zat terlalut tetap berbentuk molekul-molekul dengan konsentrasi yang sama. Maka didapat rumus :
∆ Tb=kb x m x i
∆ Tf=kf x m x i
∆ Tb=kb x m
Penyimpaangan terhadap teori yang ada terjadi karena kekurang telitian praktikan daam melakukan pengamatan.
Mengetahui Guru Pembimbing
Dra Tantri Ambarsari M.Eng
Klaten, 01 September 2013 Praktikan