• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Kimia Dasar Memisahkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Praktikum Kimia Dasar Memisahkan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

I. Tujuan

Memisahkan campuran garam

II. Dasar Teori

Campuran yaitu materi yang tersusun dari beberapa substansi murni, sehingga mempunyai sifat dan komposisi yang bervariasi. Campuran dapat kita bagi menjadi dua jenis, yaitu campuran homogen dan campuran heterogen.

Campuran homogen adalah campuran serba sama yang materi-materi penyusunnya berinteraksi, namun tidak membentuk zat baru. Campuran homogen mempunyai sifat dan komposisi yang seragam pada setiap bagian campuran, tidak dapat dibedakan dengan melihat langsung. Contoh: garam dapur dan air, gula dan air. Larutan gula merupakan campuran air dengan gula, jika kita coba rasakan, maka rasa larutan diseluruh bagian gelas adalah sama manisnya, baik yang dipermukaan, ditengah maupun dibagian bawah. Campuran homogen yang memiliki pelarut air sering disebut juga dengan larutan.

Campuran heterogen adalah campuran yang memiliki ciri-ciri dan komposisi disetiap bagian tidak sama. Tampak adanya bidang batas antara komponen-komponen penyusunnya. Contoh: Mortar (semen, air, dan pasir), campuran serbuk besi pada pasir, campuran air dan pasir. Sering disebut sebagai suspense.

1. Pemisahan Campuran

(2)

perlu dilakukan. Proses pemisahan sangat penting dalam bidang teknik kimia.

Suatu contoh pentingnya proses pemisahan adalah pada proses pengolahan minyak bumi. Minyak bumi merupakan campuran berbagai jenis hidrokarbon. Pemanfaatan hidrokarbon-hidrokarbon penyusun minyak bumi akan lebih berharga bila memiliki kemurnian yang tinggi. Proses pemisahan minyak bumi menjadi komponen-komponennya akan menghasilkan produk LPG, solar, avtur, pelumas, dan aspal. Secara mendasar, proses pemisahan dapat diterangkan sebagai proses perpindahan massa.

Proses pemisahan sendiri dapat diklasifikasikan menjadi proses pemisahan secara mekanis atau kimiawi. Pemilihan jenis proses pemisahan yang digunakan bergantung pada kondisi yang dihadapi.

Pemisahan secara mekanis dilakukan kapanpun memungkinkan karena biaya operasinya lebih murah dari pemisahan secara kimiawi. Untuk campuran yang tidak dapat dipisahkan melalui proses pemisahan mekanis (seperti pemisahan minyak bumi), proses pemisahan kimiawi harus dilakukan.

Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan berbagai metode. Metode pemisahan yang dipilih bergantung pada fasa komponen penyusun campuran. Suatu campuran dapat berupa campuran homogen (satu fasa) atau campuran heterogen (lebih dari satu fasa). Suatu campuran heterogen dapat mengandung dua atau lebih fasa: padat-padat, padat-cair, padat-gas, cair-cair, cair-gas, gas-gas, campuran padat-cair-gas-gas, dan sebagainya.

Pada berbagai kasus, dua atau lebih proses pemisahan harus dikombinasikan untuk mendapatkan hasil pemisahan yang diinginkan.

2. Metode Pemisahan Campuran

(3)

senyawa yang mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala laboratorium maupun skala industri.

Metode pemisahan bertujuan untuk mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni dari suatu campuran, sering disebut sebagai pemurnian dan juga untuk mengetahui keberadaan suatu zat dalam suatu sampel (analisis laboratorium). Berdasarkan tahap proses pemisahan, metode pemisahan dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu metode pemisahan sederhana dan metode pemisahan kompleks.

1) Metode Pemisahan Sederhana

Metode pemisahan sederhana adalah metode yang menggunakan cara satu tahap. Proses ini terbatas untuk memisahkan campuran atau larutan yang relatif sederhana.

2) Metode Pemisahan Kompleks

Metode pemisahan kompleks memerlukan beberapa tahapan kerja, diantaranya penambahan bahan tertentu, pengaturan proses mekanik alat, dan reaksi-reaksi kimia yang diperlukan. Metode ini biasanya menggabungkan dua atau lebih metode sederhana. Contohnya, pengolahan bijih dari pertambangan memerlukan proses pemisahan kompleks. Keadaan zat yang diinginkan dan dalam keadaan campuran harus diperhatiakn untuk menghindari kesalahan pemilihan metode pemisahan yang akan menimbulkan kerusakan hasil atau melainkan tidak berhasil. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan antara lain :

a. Keadaan zat yang diinginkan terhadap campuran, apakah zat ada di dalam sel makhluk hidup, apakah bahan terikat secara kimia, dan sebagainya.

(4)

c. Sifat khusus dari zat yang diinginkan dan campurannya, misalnya zat tidak tahan panas, mudah menguap, kelarutan terhadap pelarut tertentu, titik didih, dan sebagainya.

d. Standar kemurnian yang diinginkan. Kemurnian 100% memerlukan tahap yang berbeda dengan 96%.

e. Zat pencemar dan campurannya yang mengotori beserta sifatnya.

f. Nilai guna zat yang diinginkan, harga, dan biaya proses pemisahan.

3. Dasar-dasar metode pemisahan

Suatu zat dapat dipisahkan dari campurannya karena mempunyai perbedaan sifat. Hal ini dinamakan dasr pemisahan. Beberapa dasar pemisahan campuran antara lain sebagai berikut :

1) Ukuran partikel, bila ukuran partikel zat yang diinginkan berbeda dengan zat yang tidak diinginkan (zat pencampur) dapat dipisahkan dengan metode filtrasi (penyaringan). jika partikel zat hasil lebih kecil daripada zat pencampurnya, maka dapat dipilih penyaring atau media berpori yang sesuai dengan ukuran partikel zat yang diinginkan. Partikel zat hasil akan melewati penyaring dan zat pencampurnya akan terhalang.

2) Titik didih, bila antara zat hasil dan zat pencampur memiliki titik didih yang jauh berbeda dapat dipishkan dengan metode destilasi. Apabila titik didih zat hasil lebih rendah daripada zat pencampur, maka bahan dipanaskan antara suhu didih zat hasil dan di bawah suhu didih zat pencampur.

(5)

3) Kelarutan, suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya suatu zat mungkin larut dalam pelarut A tetapi tidak larut dalam pelarut B, atau sebaliknya.

Secara umum pelarut dibagi menjadi dua, yaitu pelarut polar, misalnya air, dan pelarut nonpolar (disebut juga pelarut organik) seperti alkohol, aseton, methanol, petrolium eter, kloroform, dan eter. Dengan melihat kelarutan suatu zat yang berbeda dengan zat-zat lain dalam campurannya, maka kita dapat memisahkan zat-zat yang diinginkan tersebut dengan menggunakan pelarut tertentu.

4) Pengendapan, suatu zat akan memiliki kecepatan mengendap yang berbeda dalam suatu campuran atau larutan tertentu. Zat-zat dengan berat jenis yng lebih besar daripada pelarutnya akan segera mengendap. Jika dalam suatu campuran mengandung satu atau beberapa zat dengan kecepatan pengendapan yang berbeda dan kita hanya menginginkan salah satu zat, maka dapat dipisahkan dengan metode sedimentsi tau sentrifugsi. Namun jika dalm campuran mengandung lebih dari satu zat yang akan kita inginkan, maka digunakan metode presipitasi. Metode presipitasi biasanya dikombinasi dengan metode filtrasi.

5) Difusi, dua macm zat berwujud cair atau gas bila dicampur dapat berdifusi (bergerak mengalir dan bercampur) satu sama lain. Gerak partikel dapat dipengaruhi oleh muatan listrik. Listrik yang diatur sedemikian rupa (baik besarnya tegangan maupun kuat arusnya) akan menarik partikel zat hasil ke arah tertentu sehingga diperoleh zat yang murni. Metode pemisahan zat dengan menggunakan bantuan arus listrik disebut elektrodialisis.

(6)

6) Adsorbsi, merupakan penarikan suatu zat oleh bahan pengadsorbsi secara kuat sehingga menempel pada permukaan dari bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode ini diterapkan pada pemurnian air dan kotoran renik atau organisme.

4. Jenis-jenis Metode pemisahan 1) Filtrasi

Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk memisahkan zat padat dari cairannya dengan menggunakan alat berpori (penyaring). Dasar pemisahan metode ini adalah perbedaan ukuran partikel antara pelarut dan zat terlarutnya. Penyaring akan menahan zat padat yang mempunyai ukuran partikel lebih besar dari pori saringan dan meneruskan pelarut. Proses filtrasi yang dilakukan adalah bahan harus dibuat dalam bentuk larutan atau berwujud cair kemudian disaring.

Hasil penyaringan disebut filtrat sedangkan sisa yang tertinggal dipenyaring disebut residu. (ampas). Metode ini dimanfaatkan untuk membersihkan air dari sampah pada pengolahan air, menjernihkan preparat kimia di laboratorium, menghilangkan pirogen (pengotor) pada air suntik injeksi dan obat-obat injeksi, dan membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada gula. Penyaringan di laboratorium dapat menggunakan kertas saring dan penyaring buchner. Penyaring buchner adalah penyaring yang terbuat dari bahan kaca yang kuat dilengkapi dengan alat penghisap.

2) Sublimasi

Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran dengan menguapkan zat padat tanpa melalui fasa cair terlebih dahulu sehingga kotoran yang tidak menyublim akan tertinggal. bahan-bahan yang menggunakan metode ini adalah bahan-bahan yang mudah menyublim, seperti kamfer dan iod.

(7)

Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam suatu larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan dalam suatu pelarut dan perbedaan titik beku. Kristalisasi ada dua cara yaitu kristalisasi penguapan dan kristalisasi pendinginan.

Contoh proses kristalisasi dalam kehidupan sehari-hari adalah pembuatan garam dapur dari air laut. Mula-mula air laut ditampung dalam suatu tambak, kemudian dengan bantuan sinar matahari dibiarkan menguap. Setelah proses penguapan, dihasilkan garam dalam bentuk kasar dan masih bercampur dengan pengotornya, sehingga untuk mendapatkan garam yang bersih diperlukan proses rekristalisasi (pengkristalan kembali). Contoh lain adalah pembuatan gula putih dari tebu. Batang tebu dihancurkan dan diperas untuk diambil sarinya, kemudian diuapkan dengan penguap hampa udara sehingga air tebu tersebut menjadi kental, lewat jenuh, dan terjadi pengkristalan gula. Kristal ini kemudian dikeringkan sehingga diperoleh gula putih atau gula pasir.

4) Destilasi

(8)

proses penyulingan minyak bumi, pembuatan minyak kayu putih, dan memurnikan air minum.

5) Ekstraksi

Ekstraksi merupakan metode pemisahan dengan melarutkan bahan campuran dalam pelarut yang sesuai. Dasar metode pemisahan ini adalah kelarutan bahan dalam pelarut tertentu.

6) Adsorbsi

Adsorbsi merupakan metode pemisahan untuk membersihkan suatu bahan dari pengotornya dengan cara penarikan bahan pengadsorbsi secara kuat sehingga menempel pada permukaan bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode ini dipakai untuk memurnikan air dari kotoran renik atau mikroorganisme, memutihkan gula yang berwarna coklat karena terdapat kotoran. 7) Kromatografi

Kromatografi adalah cara pemisahan berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan pelarut pada suatu lapisan zat tertentu. Dasar pemisahan metode ini adalah kelarutan dalam pelarut tertentu, daya absorbsi oleh bahan penyerap, dan volatilitas (daya penguapan).

Contoh proses kromatografi sederhana adalah kromatografi kertas untuk memisahkan tinta.

5. Pemanfaatan Metode Pemisahan

Pada proses pemisahan suatu campuran ada yang memerlukan metode pemisahan, ada pula yang dikombinasi lebih dari satu jenis metode. Berikut ini beberapa contoh pemanfaatan metode pemisahan dengan menggunakan metode pemisahan tertentu.

1) Pemurnian Garam Dapur

(9)

Garam yang diperoleh, kemudian diolah di industri untuk dicuci dan ditambah iodium.

2) Pemurnian Air Minum

Air adalah sumber kehidupan. Air selalu diperlukan dalam setiap bidang kehidupan kita.bagi penduduk Indonesia, tidak sulit untuk mendapatkan air tawar, namun di daerah timur tengah sulit untuk mendapatkan air tawar. Mereka melakukan penyulingan (destilasi) untuk memperoleh air tawar secara besarbesaran.

III. Alat dan Bahan 1. Alat :

a. Gelas Kimia b. Erlenmeyer c. Gelas Ukur d. Corong

e. Pembakar Spiritus f. Pengaduk

g. Kertas Saring h. Kaki Tiga i. Cawan porselen 2. Bahan

a. Garam Dapur kotor b. Air

IV. Gambar Rangkaian Alat

(10)

Pembakar Spiritus Kaki Tiga

Pengaduk Kertas Saring

(11)

Cawan Porselen

V. Cara Kerja

1. Mencampurkan 2 gram garam dapur kotor dengan 40 ml Aquadest. Mengaduknya sehingga semua garam larut.

2. Melipat kertas saring kemudian memasukannya ke dalam corong 3. Menyaring campuran dan menampung filtratnya di dalam gelas

erlenmeyer. Memperhatikan filtrat yang diperoleh, jernih atau keruh. 4. Menuangkan 5 ml filtrat ke dalam cawan porselen, kemudian

memanaskan hingga hampir kering, membandingkan warna kristal garam yang diperoleh dengan kristal garam mula-mula.

VI. Hasil Pengamatan

Larutan garam kotor tidak bisa dibedakan antara air dan garamnya. Larutan garam kotor sebelum disaring terlihat keruh dan setelah di saring terlihat jernih, dan di kertas saring terdapat sisa kotoran hasil penyaringan. Garam hasil penyaringan dan pengkristalan terlihat lebih bersih, lebih putih dan memiliki tekstur lebih halus dibandingkan dengan garam sebelum disaring dan dikristalkan.

VII. Pembahasan

Campuran air dan garam dapur merupakan campuran homogen (larutan), karena memiliki sifat dan komposisi yang seragam pada setiap bagian campuran dan tidak dapat dibedakan dengan melihat langsung. Akan tetapi pada campuran garam kotor terdapat kotoran yang ikut tercampur, sehingga campuran tersebut merupakan campuran heterogen (suspensi).

(12)

air dan garam dalam campuran tersebut berukuran lebih kecil dibandingkan dengan ukuran pori-pori kertas saring sehingga garam dan air dalam campuran tersebut dapat lolos dari kertas saring. campuran tersebut berwarna jernih karena dalam campuran tersebut sudah tidak terdapat kotoran.

Garam dapat dipisahkan dari air dengan cara kristalisasi karena garam dan air memiliki perbedaan titik didih. Air memiliki titik didih lebih rendah dibandingkan dengan titik didih garam. Sehingga yang tersisa di dalam cawan porselen yaitu kristal garam karena air telah menguap lalu campuran berada pada keadaan lewat jenuh dan akhirnya terjadi pengkristalan garam. Kristal garam lebih halus dan lebih bersih karena sudah tidak terdapat kotoran di dalamnya. Kotoran sudah dibuang melalui proses penyaringan sebelumnya.

Pertanyaan

Komponen campuran apa yang dipisahkan dengan cara penyaringan dan pengkristalan?

Jawaban

Komponen campuran yang dapat dipisahkan dengan cara penyaringan (filtrasi) adalah komponen campuran yang memiliki perbedaan ukuran partikel antara pelarut dan zat terlarutnya. Penyaring akan menahan zat padat yang mempunyai ukuran partikel lebih besar dari pori saringan dan meneruskan pelarut. Proses filtrasi yang dilakukan adalah bahan harus dibuat dalam bentuk larutan atau berwujud cair kemudian disaring. Hasil penyaringan disebut filtrat sedangkan sisa yang tertinggal dipenyaring disebut residu (ampas). Contoh : memisahkan larutan garam kotor dari kotoran didalamnya sehingga didapatkan larutan garam yang bersih.

(13)

air dan garam pada larutan garam, sehingga diperoleh serbuk garam yang kering.

VIII. Kesimpulan

Penyaringan (filtrasi) dapat dilakukan untuk memisahkan campuran yang bila ukuran partikel zat yang diinginkan berbeda dengan zat yang tidak diinginkan (zat pencampur). jika partikel zat hasil lebih kecil daripada zat pencampurnya, maka dapat dipilih penyaring atau media berpori yang sesuai dengan ukuran partikel zat yang diinginkan. Partikel zat hasil akan melewati penyaring dan zat pencampurnya akan terhalang. Pemisahan kotoran dari larutan garam dapat menggunakan proses penyaringan.

Pengkristalan dapat dilakukan untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam suatu larutan. Pemisahan campuran ini dapat dilakukan jika campuran tersebut memiliki kelarutan bahan dalam suatu pelarut dan perbedaan titik beku. Pemisahan larutan garam dapat dilakukan dengan cara ini.

Daftar pustaka

Anshory, Irfan. dan Hiskia Achmad. 2003. Acuan Pelajaran Kimia SMU. Jakarta: Erlangga.

(14)

Jakarta: Erlangga

Sugiyarto, Teguh dan Eni Ismawati. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VII SMP/M.Ts. Jakarta: Pusat Perbukuan.

Referensi

Dokumen terkait

Minyak Atsiri adalah zat cair yang mudah menguap bercampur dengan persenyawa padat yang berbeda dalam hal komposisi dan titik cairnya, kelarutan dalam pelarut organik

Menurut hokum Roult, besarnya penurunan tekanan uap larutan, kenaikan titik didih, dan penurunan titik bekularutan yang mengandung zat terlarut tidak mudah menguap dan tidak

Cara atau teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis, wujud, dan sifat komponen yang terkandung didalamnya. Jika komponen berwujud padat dan cair, misalnya pasir dan

Untuk memisahkan zat padat dari zat cair, dimana zat padat tidak melarut dalam zat cair dapat dilakukan dengan cara dekantasi atau penyaringan, sedangkan untuk

Minyak Atsiri adalah zat cair yang mudah menguap bercampur dengan persenyawa padat yang berbeda dalam hal komposisi dan titik cairnya, kelarutan dalam pelarut organik dan keluratan

Bila antara zat yang ingin dipisahkan dari zat pencampur memiliki titik didih yang jauh berbeda dapat dipisahkan dengan metode destilasi. Apabila titik didih zat yang ingin

Pada ekstraksi padat – cair, satu atau beberapa komponen yang dapat larut dispisahkan dari bahan padat dengan bantuan pelarut.. Pada ekstraksi, yaitu ketika bahan ekstraksi

Unit-unit operasi Separasi / pemisahan Fungsi Evaporasi Pemisahan campuran cair-cair dengan cara penguapan Filtrasi Pemisahan campuran padat-cair dengan penyaringan Distilasi