LAPORAN PRAKTIKUM
RUMAH SAKIT ISLAM (RSI) JEMURSARI
“Diajukan untuk memenuhi tugas praktikum mata kuliah Konseling Rumah Sakit”
Dosen Pembimbing : Dra. Psi. Mierrina, M.Si.
Oleh :
Tina Ayu Rahma - 04020321084
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA 2023
i
KATA PENGANTAR
Segala puji tetap kami haturkan kepada Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, karena rahmat dan kasih sayang-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyususnan laporan ini meskipun masih jauh dari kata sempurna dan membutuhkan revisi ke depannya. Tak lupa, shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. yang telah membimbing ummatnya dari jalan yang bathil menuju jalan yang benar dan diridhoi-Nya.Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada Dra. Psi. Mierrina, M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Konseling Rumah Sakit yang telah memberikan tugas dan bimbingan kepada kami.
Penyusunan laporan ini dimaksudkan untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai penulisan sederhana data pasien konseling di RSI Jemursari. Saya yakin dalam laporan yang singkat ini masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya berharap adanya kritik maupun saram yang membangun untuk penyempurnaa penyusunan laporan saya kedepannya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari hambatan dan rintangan, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak, kami bisa menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu penghargaan dan ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Dr. Dyah Yuniati, SpN MKes, yang telah memberika orientasi pribadi kepada kami, kepada Ibu Dra. Anis Azizah, yang telah membimbing kami dari awal praktik ke setiap bangsal, dan kepada Ismu yang telah membimbing kami dan menemani selama bertugas, serta kepada seluruh pegawai yang telah memberikan izin dan arahan setiap harinya kepada kami.
Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami dan berguna bagi kami khususnya, dan bagi siapapun yang membaca.
Surabaya, 29 Oktober 2023
Penyusun
1
LAPORAN PRAKTIKUM
DI RUMAH SAKIT ISLAM (RSI) JEMURSARI
Rumah Sakit Islam (RSI) Jemursari yang terletak di Jl. Jemursari 51-57 Surabaya pertama kali diresmikan pada tahun 2002 memiliki visi “Menjadi Rumah Sakit Islam Terkemuka dan Terpercaya dalam Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian”, sehingga memiliki motto “Salam, Senyum, Ramah, Ikhlas dan menggunakan “SYIFA” sebagai nilai dasar yang harus diterapkan oleh seluruh pihak. SYIFA sendiri memiliki makna khusus bagi mereka yaitu ; S (Shiddiq, dalam artian bahwa jujur dengan memiliki integritas dan kemandirian), Y (Yakin, dalam artian bahwa yakin terhadap potensi diri dan kesembuhan pasien adalah berkat rahmat Allah SWT), I (Iman, dalam artian bahwa semua tindakannya dilandasi keimanan kepada Allah, disertai ikhlas dalam pelayanan dan bersifat fleksible), F (Fathanah, dalam artian bahwa cerdas dalam menangkap peluang dan selalu meningkatkan pengetahuan dan sikap), dan A (Amanah, dalam artian bahwa dapat diandalkan dan transparan dalam menjalankan tugas yang menjadi tanggung jawabnya).
Pada hari pertama, saya dan empat teman saya disambut baik dengan pegawai rumah sakit, khususunya petugas Bina Rohani (Binroh) yang diketuai oleh ibu Dra Anis Azizah. Dalam hal ini, kami melakukan praktikum selama 3 hari dan lebih berfokus pada kamar tertentu. Yakni ; kamar Teratai, Melati, Dahlia, dan Azzahra II.
Bina rohani di RSI Jemursari ditujukan kepada pasien dan pegawai. Adapun untuk binroh pasien biasanya diberikan kepada pasien sendiri, keluarga, atau siapapun yang menjaga didalamnnya. RSI Jemursari ini menerima pasien dari semua kalangan, mulai dari pasien anak, bersalin, operasi, rawat inap, dan rawat jalan. Berikut hal yang dilakukan oleh petugas Binroh adalah sebagai berikut.
1. Pasien Bersalin
Ada tiga hal yang harus dilakukan oleh petugas binroh terhadap pasien bersalin, diantaranya a). Mendoakan bayi yang baru saja lahir dan meminta suami atau ayah nya unutk memberikan adzan di telinga bayinya, b.) Memberikan bimbingan kepada ibu untuk melkaukan mandi wiladah, walaupun darah yang keluar itu banyak, c.) Memberikan bimbingan untuk
2
mandi nifas, baik bayinya dalam keadaan hidup maupun mati dengan catatan darah setelah melahirkan bisa dilihat minimal dalam sekejap mata. Hal ini didasarkan pada kisah teladan Putri Rasulullah Saw., Sayyidah Fatimah yang mana dalam kisahnya beliau mendapatkan julukan “Azzahra” karena beliau tidak pernah haid dan nifas saat melahirkan tetapi darahnya terlihat sekejap mata atau sangat sedikit. Selain itu, petugas binroh juga wajib untuk menjelaskan kewajiban aqiqah seorang anak. Yang mana baisanya dilakukan untuk memberi nama yang bagus, dicukur rambutnya dan dikumpulkan lalu dijual seharga emas serta sunah muakkad hukumnya untuk dijadikan shodaqoh atas nama bayi tersebut.
2. Pasien Operasi
Untuk pasien operasi biasanya identic dengan kecemasan yang ada dalam diri. Sehingga dalam hal ini tugas binroh adalah memembesarkan hatinya dan menguatkan mentalnya dengan memperbanyak dzikir “Hasbunallah Wanikmal Wakil Tawakkaltu ‘Alallah”. Kemudian, setelah itu petugas binroh juga berhak mengetahui jadwal operasi pasien, apakah operasinya dilakukan sebelum waktu sholat atau sesudahnya. Namun, yang terjadi masalah adalah ketika operasi dijalankan sudah memasuki waktu sholat, sehingga binroh memberikanb edukasi bahwa sholatnya harus dijama’ taqdim
3. Pasien Anak
Dalam hal ini, tugas binroh terbilang cukup mudah. Yang mana binroh cukup memberikan edukasi dan motivasi kepada penjaganya agar tidak kenal Lelah dalam mendidik anaknya menjadi lebih baik.
4. Pasien Rawat Inap
Untuk pasien rawat inap perlu adanya pengawasan ekstra dari binroh.
Yang mana kewajiban untuk sholat 5 waktu tidak boleh ditinggalkan. Sehingga edukasi tentang wudhu/tayammum untuk bersuci dari hadast kecil dan besar sangat menjadi hal penting. Sedangkan untuk pasien yang dipasangkan kateter juga tetap wajib melakukan sholat yang disebut sholat lihurmatil waktu karena dirinya yang Najis sehingga ketika sudah diberikan kesembuhan wajib mengqadha’nya dan mencicil semampunya.
5. Pasien Rawat Jalan
3
Untuk pasien rawat jalan, tugas binroh memang tak begitu banyak. Dalam hal ini, pengawasan lebih banyak dilakukan oleh keluarga pasien sendiri untuk terus mengingatkan, karena si pasien lebih sering berada di rumah daripada rumah sakit. Dalam hal ini, Ibu Anis menyebutkan bahwa kebanyakan dari mereka melakukan konseling kerohanian yaitu layanan pribadi dan keluarga.
Dan yang paling sering adalah terkait masalah fikih, khususnya pada Wanita yang sering saya tangani yaitu masalah haid.
Sedangkan tugas binroh terkait kepegawaian yaitu memberikan orientasi tentang pelayanan yang Islami kepada pegawai baru dan memberikan tes implementasi do’a kepada pegawai setelah 3 bulan masa kerja tanpa memandang jabatan mereka, kurang lebih sebanyak 16 do’a. Diantaranya do’a ketika mau memasukkan obat, ketika mau memandikan jenazah, meminta kesembuhan, dan lain sebagainya. Dalam binroh sendiri, terkait kepegawaian terbagi 3 shift, pagi dimulai pukul 07.00-14.00 atau 08.00-15.00 WIB, sore dimulai pukul 15.00-21.00 WIB, dan Malam dimulai pukul 21.00-07.00 WIB.
Dan setiap shift hanya satu orang yang bertugas kecuali di malam hari karena kebanyakan orang sakaratul maut ada di waktu itu ”tutur Ibu Anis”.
Untuk menjaga eksistensi Rumah sakit yang notabenya keislaman, RSI Jemursari ini juga memiliki beberapa aktivitas rutin baik harian, mingguan, maupun bulanan. Rutinan harian yaitu berupa do’a pagi, istighosah, pemutaran murottal qur’an sesuai tanggal, misal ; tgl 1 maka yang diputar adalah juz 1, begitupun seterusnya, dan jikalau tgl 31 maka juz 30 itulah diulang kembali.
sedangkan mingguan berupa khotmil qur’an yang diadakan pada setiap jum’at di masjid, dan rtinan bulanannnya yaitu berupa sholat tasbih di setiap rabu terakhir dari setiap bulan.
Dalam RSI Jemusari ada istilah “Code Blue”, yang mana biasa digunakan untuk memberikan tanda pasien darurat/kritis. Dan disinilah peran petugas bina Rohani untuk membantu mengantarkannya mengingat Allah SWT. karena disamping sisi fisiknya yang sedang sakiy ada bagian mental ataupun hati yang harus diperhatikan. Biasanya dilakukan dengan mentalqin bersama keluarganya atau membacakan surat Yaasinn, karena didalamnya mengandung keindahan surga, sehingga pasien mampu merasakan ketenangan dalam menghadapi
4
penyakit yang ia alami. Berikut adalah hal yang kami lakukan selama tiga hari praktikum di RSI Jemursari.
Senin, 23 Oktober 2023 (Ruang Teratai)
Pada hari pertama, kami diajarkan untuk bagaimana cara berkunjung layaknya menjadi petugas layanan Bina Rohani (Binroh) RSI Jemursari ditemani kami memulai praktikum do’aa pagi bersama dengan menggunakan speaker yang dipimpin oleh ibu Dra. Anis Azizah. Tepat setelah usai berdo’a bersama, kami langsung mendengarkan pengumuman bahwa ada pasien yang sedang Code Blue. Yang mana pengumuman ini menandakan bahwa ada pasien gawat darurat yang membutuhkan pertolongan medis sesegera mungkin.
Akhirnya, seketika itu kami dengan dampingan ibu Dra. Anis Azizah berinisiatif untuk memberikan dukungan emosional. Beliau juga menjelaskan bahwa layanan yang akan dilakukan dalam kondisi seperti ini disebut dengan layanan khusnul khotimah. Berikut adalah data pasien yang dimaksud.
1. Nama : Kustiyono Umur : 71 thn Laporan :
Bapak Kustiyono berada di ruang Teratai, kamar 202 Kelas II. Ia hanya didampingi oleh anak dan adeknya ketika kami berkunjung. Dengan ditemani ibu Anis Azizah, ini adalah pertama kalinya kami melakukan kunjungan ke tiap-tiap bangsal.
Kondisi bapak Kustiyono pada saat kami berkunjung masih dipasang beberapa selang dan detak jantungnya sudah terlihat tidak stabil. Akhirnya, ibu anis langsung mencari keluarganya untuk membantu pembacaan talqin disamping bapak Kustiyono. Kondisi anak yang semakin terpukul karena tidak kunjung ada perubahan pada kondisi suaminya, kami berusaha merangkul dan menenangkan putrinya dengan memberikan motivasi untuk berpikir positif dan terus bersabar akan cobaan yang dilewati. Kami menalqin dengan membaca kalimat tahlil الله لاإ هلإ لا, dan surat yaasin.
Namun setelah pembacaan yaasin, kondsisi bapak Kustiyono juga belum stabil, sehingga kami tetap keluar ruangan agar tidak mengganggu aktivitas tim medis untuk menangani pasien tersebut.
5
Awalnya, kondisi bapak Kustriyono sempat stabil, ia juga sempat meminta adiknya untuk ada disampingnya yang mungkin ingin mengucapkan sesuatu (wasiat). Beberapa jam selanjutnya, ibu Dra. Anis Azizah mendapatkan kabar bahwa beliau sudah dipindahkan ke ruangan ICU. Kemudian kita melakukan hal yang sama seperti yang kita lakukan tadi, namun belum selesai membaca Yaasin, qodarulloh bapak Kustriyono sudah tidak bernafas lagi, sehingga kami berhenti menalqin dan mengucapkan rasa belasungkawa kepada keluarganya.
Selanjutnya, ibu Dra. Anis Azizah menanyakan perihal perawatan jenazah, apakah akan dimandikan disini atau tidak. Beliau menjelaskan Prosedur perawatan di RSI ini. Yang mana jikalau dimandikan disini prosesnya paling lambat 2 jam, dikarenakan harus menghubungi modin dan satpam yang terkadang tidak mudah. Selain itu, beliau juga menjelaskan kepada keluarganya, bahwa khusus dalam perihal keperawatan jenazah adalah berbayar diluar BPJS, kurang lebih Rp600.000,- sudah include dengan kain kafan, minyak wangi, modin, dan sebagainya. Sehingga pihak keluarga tinggal membeli bunga saja.
Sebenarnya pihak rumah sakit juga menyediakan bunga jikalau keluarga berkenan, namun belinya diharuskan tiap paket, dan per paketnya kurang lebih Rp1.000.000,- dan mendapatkan kain kafan lagi, bunga, serta ucapan belasungkawa. Beliau juga menawarkan mobil ambulans rumah sakit, yang mana jikalau hanya untuk wilayah Surabaya kurang lebih biaya sekitar Rp300.000,-. Pada intinya, setiap biaya untuk pasien anak, remaja, dan dewasa berbeda-beda, namun kami juga belum berhasil menggali info tersebut secara rinci. Gunakan bahasa yang santun agar tidak menyinggung perasaan keluarga tentang finansial keuangan yang harus dibayarkan.
Setelah berdiskusi terkait hal diatas, akhirnya pihak keluarga memberikan kepastian bahwa jenazah nya akan diurus oleh rumahsakit dengan menggunakan ambulan sekaligus. Namun, sebelum itu, ibu Dra.
Anis Azizah meminta keluarga untuk mengisi surat Penyerahan Jenazah, yang mana didala,mnya terdapat tandatangan petugas penyerahan jenazah
6
dan saksinya serta keluarga pasien yang menerima jenazah dan saksinya untuk menghindari adanya kesalahpahaman.
Sedangkan pada hari ini, kami melakukan kunjungan di ruang Teratai.
Yang mana ruang ini adalah untuk pasien rawat inap umum. Berikut adalah data yang kami maksud.
1. Nama : Raisya Aqilah Nufadhilah Umur : 3 tahun
Laporan :
Adek Raisya ini berada di kamar kelas I No. 201 Bed. 1. Yang mana pada saat kami kunjungi, ia ditemani oleh orang tuanya. Mereka menyambut ramah kedatangan kita dan si adek juga terlihat antusias dalam menonton televisi, layaknya seperti pasien yang sudah berdamai dengan sakitnya. Kemudian kami menanyakan keadaan si adek dan mereka menjawab bahwa si adek sakit radang tenggorokan. Sehingga yang kami lakukan sebagai petugas binroh adalah kami memberikan semangat dan motivasi kepada si orang tua, agar selalu menjaganya dan mengajak mereka untuk berdo’a bersama. Kami juga sempat bertemu mereka pasca kami melakukan kunjungan, dan dari situ kami melihat kesabarannnya sang ibu saat putrinya diuji sakit di rumah sakit.
2. Nama : Jonah Deni Muhammad Umur : 4 tahun
Laporan :
Adek Jonah ini berada di kamar Kelas I No. 201 Bed. 2. Yang mana pada saat kami kunjungi, ia ditemani oleh ibunya. Melihat kondisi si ibu yang agak rewel dalam menenagkan anaknya, sehingga yang kami sebagai binroh memberikan motivasi kepada ibunya untuk tetap menjaga Kesehatan ibu sendiri dan anaknya. Lalu kami mengajaknya untuk berdo’a bersama agar si adek tidak semakin keras mengeluarkan tangisnya.
3. Nama : Nur Kholis Hasyim Umur : 19 tahun
Laporan :
7
Saudara Nur Kholis berada di kamar No. 202 Bed. 1. Yang mana saat kami kunjungi , ia terlihat sendirian. Sehingga kami menanyakan terkait hal itu dan si pasien menjawab bahwa ibunya sedang berada diluar.
Ia sedang mengidap penyakit kulit, namun tidak parah dan masih mampu untuk masuk keluar ke kamar mandi. Sehingga hal yang kami lakukan sebagai petugas binroh adalah kami menanyakan apakah ada kesulitan dalam melaksanakn sholatnya. Kemudian si pasien menjawab bahwa ia jarang sholat, Akhirnya kami memberikan bimbingan dengan halus dengan tujuan agar tidak terlihat seakan-akan sedang menghakiminya.
Setelah memberikan bimbingan terkait sholatnya, akhirnya kita mengingatkna kembali akan kewajibannya dan ia menerima dengan baik.
4. Nama : Ratna Dewi Nasution Umur : 73 tahun
Laporan : 203.1
Ibu Ratna ini berada di Kamar Kelas I No. 203 Bed. 1. Yang mana pada saat kami kunjungi, ia ditemani oleh keluarganya. Kami juga disambut dengan ramah dengan mereka. Kemudian kami menanyakan kondisinya dan ternyata si pasien akan menjalankan operasi jam 16.00 WIB.. Sehingga kami sebagai petugas binroh mennayakan apakah ada kesulitan dalam menjalankan sholatnya, kemudian si ibu menjawab bahwa ibu berniat untuk mengqafha’ shalatnya pasca operasi di rumah. Sehingga kami meluruskan tentang pengetahuan si pasien, yaitu dengan memberikan bimbingan agar si ibu tetap melaksanakan kewajiban sholatnya dengan sholat lihurmatil waktu. Tak lupa kami juga memberikan dukungan emosional agar si pasien tidak merasa gelisah dan menyerahkan semuanya kepada Allah SWT. dengan membaca Hasbunallah wa nikmal wakil watawakkaltu ‘allallah. Ketika kami akan keluar si pasien juga meminta untuk dibimbing ulang dengan perlahan dan mengonfirmasi apay an dipahami terkait kewajiban sholatnya.
5. Nama : Rusfarida Rahmawati Umur : 69 tahun
Laporan :
8
Ibu Rusfarida ini berada di kamar Kelas I No. 203 Bed.2. Yang mana pada saat kami berkunjung, ia ditemani oleh anak-anaknya. Kami juga disambut dengan baik dengan mereka. Akhirnya, kami menanyakan kondisi si ibu, yang mana ternyata ibunya sangat excited untuk menceritakan kondisinya tanpa kami tanyai. Ia bercerita panjang lebar terkait pengalamannya yang juga pernah haji dan merindukan momen itu.
Sehingga yang kami lakukan disini adalah menjadi pendengar yang baik dan berusaha mengiyakan apa yang diceritanya. Kami juga merasa sedikit kesulitan untuk menggali keadaaan sholat si pasien, namun akhirnya kami menemukan celah, yang mana ternyata si pasien sedang dipasangi kateter.
Sehingga tidak memungkinkan untuk bersuci seperti biasanya dan kami memberikan bimbingan kepada si pasien dan keluarganya untuk mengingatkan sang ibu agar tetap sholat dengan niat sholat lihurmatil waktu. Kami juga memberikan motivasi atau pengetahuan tentang pahala ketika ikhlas menjalani cobaan dari Allah berupa sakit. Yang mana dulu sewaktu sehat alhamdulillah masih diberi kesempatan untuk pegi ke tanah suci, tapi sekarang ininjustru Allah ingin mnguji seberapa kuat keinginan ibu walaupun diberikan sakit ini untuk tetap merindukan tanh suci. Dan akhirnya, mengajak berdoa bersama dengan dua orang lagi yang kebetulan saat itu berkunjung, untuk kebaikan si pasien. Setelah kami akan berpamitan pulang, ibu juga ingin dipeluk oleh kami dan terus akan bercerita tentang dirinya. Akhirnya kami juga menjelaskan dan memohon maaf kepada sang ibu karena juga harus mengunjungi pasien yang lain.
Kami juga mneymapaikan kesan kami berupa senang mendengarkan cerita ibu dan semoga di lain kesempatan bisa bertemu kembali dalam keadaan sehat.
Selasa, 24 Oktober 2023 (Ruang Melati)
Pada hari kedua, seperti halnya yang kami lakukan di hari petama yaitu berdo’a pagi dan istighosah bersama, layanan khusnul khotimah, dan bimbingan kerohanian pasien. Hal baru yang kami lakukan yaitu penginputan data edukasi pasien dan praktek memandikan jenazah. Setelah berdo’a, selang beberapa jam kemudian, kami melakukan layanan khusnul khotimah. Yang
9
mana hal itu diawali dengan adanya pengumuman code blue sehingga kami bersama Ibu Ishmu, selaku anggota petugas Bina Rohani RSI Jemursari, berinisiatif untuk membantu pasien menuju khusnul khotimah. Berikut adalah data pasien yang kami maksud.
1. Nama : Sunarsih Umur : 59 tahun
Ibu sunarsih berada di ruang ICU pada saat code blue. Sipasien dijaga oleh keluarganya, karena si pasien tidak memiliki anak maupun suami. setelah surat penyerahan jenazah diurus, akhirnya pihak keluarga memutuskan untuk diurus oleh rumah sakit, termasuk pemandiannya.
Dikarenakan si pasien itu Perempuan, ibu Dra. Anis Azizah mengajak kami untuk praktek memandikan jenazah. Yang mana pertama kali hal yang harus dilakukan adalah menghubungi satpam untuk membantu mengangkat keranda kematian. Kemudian kita menyiapkan kain kafan untuk si jenazah. Terdapat 5 lapis kain diantaranya, celana dalam, baju, tutup kepala, kerudung, dan kain yang menutupi seluruh tubuh si jenazah.
Untuk talinya, dianjurkan berjumlah ganjil, minimal 3. Adapun hal yang harus diperhatikan adalah membersihkan semua kotoran dan Najis yang ada di tubuh jenazah dengan perlahan-lahan, karena walaupun jasadnya tidak merasakan sakit tetapi rohnya bisa merasakan, mengawalinya dengan wudhu, dan si jenazah dikeringka dengan handuk agar kain kafannya tidak basah. Dalam pemandian si jenazah ini, juga dianjurkan untuk dibantu oleh keluarganya jika berkenan, agar si jenazah juga merasa senang karena ada keluarga yang bersedia memandikannya. Tidak dalam hal itu, dalam hal pemakaian minyak wangi, kapas, dll. Juga harus diidasakan pada izin keluarga, karena kain kafan dengan dibaluti kapur barus dan sabun yang digunakan untuk mandi juga sudah mengandung wewangian. Setelah proses pemandian jenazah selesai, keluarga meminta untuk mengantarkan jenazah langsung ke pemakaman sebagai bukti pelaksanaan sunnah Rasul.
2. Nama : James David Manuputy Umur : -
10 Laporan
Bapak James ini berada di ruang ICU, yang mana ketika kami datang si pasien sudah dalam keadaan tidak sadarkan diri. Disana, juga tidak ada keluarga yang mendampinginya. Melihat kondisinya yang meprihatinkan, akhirnya dengan spontan kami langsung menalqinnya dengan bacaan surat yaasin. Kemudian, setelah selesai kami meninggalkan si pasien dengan keadaan detak jantung stabil. Sehingga kami pun merasa sedikit lega, walaupun belum ada pihak keluarga yang mengunjunginya.
Sambil menunggu keadaan si pasien yang benar-benar stabil, kami melakukan penginputan data pasien. Yang mana kami menginput data sebanyak 37 pasien yang akan kami kunjungi. Tepatnya yaitu diruangan Melati, yang mana ruangan ini adalah khusus pasien anak antara umur 1 bulan-14 tahun. Dalam hal ini, kami masih didampingi oleh ibu Ishmu.
Berikut adalah data pasien yang kami kunjungi.
1. Nama : Arsyila Prammeswari Panuraga Umur : 6 tahun
Laporan :
Adek Arsyila ini berada dikamar VIP. No. 212. Yang mana ia ditemani oleh kakek dan neneknya. Pada saat kami dan ibu Ishmu datang, mereka menyambut dengan ramah keahdiran kita. Sehingga setelah perkenalan diri kami menanyakan keberadaan orang tuanya yang tidak ada di sisi anaknya yang ternyata orang tuanya sedang qodho’ul hajat. Saat ini, adek sedang mengidap sakit demam padahal sedang duduk di bangku sekolah TK B. Akhirnya, kami memberikan semangat pada adek agar cepat sembuh dan dapat sekolah seperti baiasanya lagi. Kami juga memberikan buku saku serta semangat kepada kakek dan neneknya agar tidak kenal Lelah dalam menjaga cucunya.
2. Nama : Aisya Najma Orlin A. Rohman Umur : 6 tahun
Laporan :
Adek Aisya ini berada di kamar Kelas II No. 213 Bed. 1. Yang mana pada saat kami kunjungi ia ditemani oleh ibunya dan dalam keadaan
11
tidur. Kemudian kami menanyakan kondisi si pasien, yang ternyata masih lemas keadaannya. Sehingga kami memberikan dukungan kepada ibunya untuk tetap menjaga Kesehatan ibunya sendiri dan anaknya juga. Kami juga mengajak ibu untuk mendo’akan si pasien agar cepat sembuh seta memberinya buku saku untuk mempermudah dalam membimbing anaknya. . Tak lupa kami juga memberikan motivasi kepad sang ibu untuk tetap semangat, banyak berdo’a dan sholawat serta selalu positif thinking agar putraputrinya selalu sehat selalu.
3. Nama : Aruna Ruby Rinjani Garyanti Umur : 6 tahun
Laporan :
Adek Aruna ini berada di kamar Kelas II No. 213 Bed. 3. Yang mana pada saat kami kunjungi ia ditemani oleh ibunya dan adeknya. Al hasil, ternyata si adek kemaren juga baru keluar dari RSI ini dan sekarang ganti kakaknya “tutur sang ibu”. Si adek yang terlihat begitu hiperaktif karena sudah sembuh, kemudian kami menanyakan kondisi sakitnya dan ibunya menjawab bahwa anaknya sedang sakit Batuk Alergi. Sehingga yang kami lakukan adalah mendo’akan si pasien agar cepat sembuh dan juga mengajak si adeknya untuk tidak bandel dalam makan makanan yang bergizi. Kemudian, kami juga mendo’akan bersama dan memberikan buku saku kepada ibunya gar dimanfaatkan dalam mendidik anak-anaknya. Tak lupa kami juga memberikan motivasi kepad sang ibu untuk tetap semangat, banyak berdo’a dan sholawat serta selalu positif thinking agar putraputrinya selalu sehat selalu.
4. Nama : Muhammad Alvino Razka Umur : 3 tahun
Laporan :
Adek Alvino ini berda di kamar Kelas II No. 215 Bed.1. Yang mana pada saat kami kunjungi ditemani oleh ibunya dan tampak seperti anak yang aktif dan sudah mau pulang. Sehingga hal yang kami lakukan adalah memberi dukungan kepada ibunya untuk tetap semangat dalam menjaga Kesehatan dirinya dan juga putranya serta mengajaknya untuk
12
berdoa bersama nantinya dan memberinya buku saku untuk digunakan dalam membimbing anaknya. Tak lupa sebelum meninggalkan kamarnya, kami juga memberikan motivasi kepad sang ibu untuk tetap semangat, banyak berdo’a dan sholawat serta selalu positif thinking agar putraputrinya selalu sehat selalu.
5. Nama : Alexander Ramadhan Sagara Umur : 3 tahun
Laporan : 215.3
Adek Alexander ini berada di kamar Kelas II No. 215 Bed. 3. Yang mana pada saat kami kunjungi ia ditemani oleh kedua orang tuanya. Yang mana ia terlihat ketakutan karena mleihat kita dan ia mengatakan bahwa ia tidak sakit. Al hasil, ternyata ia sedang sakit karena habis khitan. Sehingga yang kami lakukan sebagai petugas binroh adalah kami memberi semangat dan mengingatkan agar tidak sampai lupa makan serta memberikan buku saku yang nantinya bisa digunakan dalam membimbing putranya. Kami juga tidak lupa lupa sebelum meninggalkan kamarnya, kami juga memberikan motivasi kepada kedua orangtuanya untuk tetap semangat, banyak berdo’a dan sholawat serta selalu positif thinking agar putraputrinya selalu sehat selalu
6. Nama : Humaira Meccarumi Razetta Umur : 3 tahun
Laporan :
Adek Humaira ini berada di kamar Isolasi Airbone No. 217 Bed. 1.
Yang mana pada saat kami kunjungi ia ditemani oleh kaluarganya. Dan terlihst mereka sudah berkemas akan pulang. Sehingga kami juga turut ikut senang karena keadaaan mereka. Nmaun, kami tetap meberikan buku saku kepada mereka agar nantinya bisa digunakan untuk membimbing anaknya. Kami juga menunjukkan do’a-do’a yang tetap harus dilantunkan agar dihindarkan dari penyakit-penyakit yang akan menimpa dirinya.
Karena selain ikhtiar medis juga yang perlu dilakukan adalah ikhtiar do’a.
kami juga memberikan motivasi kepada kedua ke;uarganya untuk tetap
13
semangat, banyak berdo’a dan sholawat serta selalu positif thinking agar putra-putrinya selalu sehat selalu.
7. Nama : Aisyah Mecca Hervin Umur : 10 bulan
Laporan :
Adek Aisyah berada di kamar Kelas III No. 218 Bed. 1. Yang mana ia didampingi oleh ibunya sendiri dan masih membutuhkan ASI untuk asupan gizinya. Adek ini sedang mengidap penyakit panas sampai 37 derajat celcius disertai kejang-kejang. Akhirnya yang kami lakukan saat berkunjung adalah mengucapkan rasa simpati kami dan tak lupa tetap untuk membuat si adek sedikit menghibur sampai adek merasa tersenyum.
Kami bersama ibu Ishmu juga memberikan semangat keapada ibunya untuk selalu menjaga Kesehatan diri ibu dan anaknya. Kemudian kami juga memberikan buku saku, agar nantinya bisa dimanfaatkan untuk membimbing si adek.
8. Nama : Shareen Abira Firadiansyah Umur : 9 bulan
Laporan :
Adek Shareen ini berada di kamar Kelas III No. 218 Bed. 2. Yang mana, saat kami berkunjung dengan didampingi ibu Ishmu ia ditemani oleh neneknya. Adek ini sudah tidak makan ASI saja, sehingga sejak itu memang diasuh oleh sang nenk. Saat itu, adek sedang mengidap sakit panas dengan batuk pilek. Sehingga kami pun dari Binroh mengajak untuk berdo’a bersama untuk kesembuhan si adek.kami juga memberikan buku saku guna untuk mempermudah nenk dalam membimbing cucunya.
9. Nama : Ryan Alvaro Umur : 1 tahun Laporan :
Adek Ryan Alvaro berada di kamar Kelas III No. 218 Bed. 3. Yang mana, saat kami berkunjung bersama ibu Ishmu ia ditemani oleh ibunya sendiri. Ia juga masih makan ASI untuk memenuhi gizinya. Saat itu, si adek sedang merasa sakit karena habis dikhitan atau biasa disebut dengan
14
penyakit fimosis. Menurut bu Ishmu, fimosis ini terjadi karena kulup secara alami akan menempel pada kepala penis selama belum disunat.
Biasanya, dapat menghilang seiring dengan pertambahan usia. Namun juga beberapa kasus, kondisi fimosis ini dapat menyebabkan penyumbatan dan peradangan pada penis. Sehingga kami mengajak si adek untuk berdo’a bersama dan memberikan semangat kepada si adek bahwa itu seua dilakukan untuk menjaga Kesehatan adek. Seperti halnya yang kami lakukan pada lainnya, kami juga mmeberikan buku saku untuk membantu ibu dalam mendidik anaknya.
10. Nama : Rhadika Zaky Alfattah Umur : -
Laporan :
Adek Rhadika ini berada di kamar Kelas III No. 218 Bed. 5. Yang mana pada saat kami berkunjung ia dengan ditemani keluarganya sudah persiapan akan pulang. Sehingga kami pun langsung memberikan motivasi dan dukungan untuk menjaga kesehatannya.
Setelah berkunjung, kami menanyakan keadaan bapak Djames tadi dengan menggunakan telepon antar ruangan yang dilakukan oleh ibu Ishmu. Al hasil, si pasien sudah meninggal dan sudah ditangan oleh ibu Anis.
Rabu, 25 Oktober 2023 (Ruang Azzahra II)
Pada hari ketiga dan ini adalah hari terakhir kami melakukan praktikum.
Tidak jauh berbeda dari hari-hari sebelumnya yang kami lakukan. Namun, dihari ketiga ini, kami lebih banyak melakukan kegiatan, diantaranya yaitu, berdo’a pagi dan istighosah bersama, layanan khusnul khotimah, bimbingan kerohanian pasien, penginputan data edukasi pasien, praktek sholat tasbih, pengenalan lingkungan rumah sakit dan evaluasi.
Hal pertama yang kami lakukan adalah berdo’a bersama, kemudian setelah itu kami langsung menginput data pasien yang akan kami kunjungi, karena tidak ada pengumuman pasien yang sedang code blue. Pada hari ini, kami berfokus pada ru angan Azzahra II, yang mana ini adalah ruangan pasien rawat inap dewasa. Berikut adalah data pasien yang kami maksud.
1. Nama : Lisnawati
15 Umur : 30 tahun
Laporan :
Saudara Lisnawati ini berada di kamar Kelas I No. 203 Bed. 1.
Yang mana pada saat kami kunjungi, ia sedang seorang diri. Lalu kami menanyakan perihal apakah ada kesulitan dalam melaksanakan sholat dan ia menjawab bahwa ia tidak sholat. Sehingga kami memberikan edukasi terkait kewajibannya untuk tetap menjaga sholatnya walaupun dalam keadaan sakit. Yang mana kami menjelaskan, bahwa islam adalah agama yang mudah. Jikalau tidak mampu melakukan sholat dengan berdiri, maka bisa dilakukan dengan duduk. Jikalau duduk masih kesulitan boleh dilakukan dengan cara terlentang, dan jikalau terlentang masih kesulitan maka boleh dilakukan dengan cara yang tidak menyulitkannya, seperti dengan isyarat atau bahkan hanya sholat lihurmatil waktu. Kami juga memberikan motivasi atau pengetahuan tentang pahala ketika ikhlas menjalani cobaan dari Allah berupa sakit.
2. Nama : Donald Samuel Rumondor Umur : 59 tahun
Laporan :
Bapak Donald ini berada di kamar Kelas II No. 210 Bed.1. Yang mana pada saat kami kunjungi, ia sedang ditemani oleh salah seorang keluarganya, dikarenakan kondisi si pasien yang sudah mau pulang sehingga kami juga tidak sempat mennyakan hubungan si pasien dengan salah seorang tersebut. Si pasien ini adalah orang non islam, sehingga kami juga tidak mmeberikan edukasi terkait kerohaniannya. Kami hanya memperlihatkan toleransi kami sebagai sesama makhluk tuhan dengan memberikan semangat dan motivasi agar sellau menjaga kesehatannya. Si pasien juga mengatakan bahwa pelayanan di rumah sakit ini baik dan ramah pegawainya sambil menunjukkan dua jempolnya. Akhirnya, kami meninggalkan ruangan dengan ucapan terimakasih kepada mereka.
3. Nama : Moch. Sofiyan Umur : 73 tahun Laporan :
16
Bapak Sofiyan ini berada di kamar Kelas II No. 210 Bed. 2. Yang mana pada saat kami kunjungi,ia ditemani oleh istrinya. Yang mana kami menanyakan terkait adakah kesulitan dalam melaksanakan sholat. Si istri menjelaskan selama sakit si pasien tidak melakukan sholat, karena sedang memakai kateter. Kemudian kami sebagai Binroh memberikan edukasi tentang pelaksanaan sholat yang tetap harus ditunaikan walaupun tidak dapat melakukan wudhu, yaitu dinamakan Sholat Lihurmatil Waktu. Kami juga meminta si istri untuk mengingatkan bapaknya saat sudah memasuki waktu sholat. Akhirnya, kami juga memberikan motivasi kepada si pasien untuk sabar dalam menghadapi cobaan yang diberikan dan bersyukur mendapat istri seperti ibunya.
4. Nama : Sri Wahyuni Umur :47 tahun Laporan :
Ibu Sri Wahyuni ini berada di kamar Kelas II No. 209. Bed. 2.
Yang mana pada saat kami kunjungi, ia ditemani oleh putrinya. Lalu kami menanyakan perihal sholatnya, kemudian si pasien menjelaskan bahwa ia akan mengqodho’nya sepulang dari rumah sakit. Kami menanyakan kembali, apakah ibu masih mampu untuk ke kamar mandi, kemudian putrinya menjawab bahwa ibu sangat kesulitan, saya pun menuntunnya jikalau benar-benar ibu merasakan badannya sangat lengket dan tidak kuat menahan dirii untu ke kamar mandi. Akhirnya kami pun memberikan edukasi bahwa jikalau demikian ibu tetap berkewajiban melakukan sholat tapi dengan cara bertayammum saja (tidak perlu mengqadha’nya) atau sholat lihurmatil waktu (wajib mengqadha’nya jikalauu sudah sembuh). Si anak merespon dengan menganggukkan kepala dan mengucapkan terima kasih, namun ketika kami tawarkan apakah saat ini sudah ada yang ingin ditanyakan atau masih bingung terkait sholatnya, malah si anak mampu menjelaskan kembali terkait tatat cara sholat yang kami edukasi sedikit tadi. Kami juga tidak lupa memberikan semangat kepada ibu untuk mlawan sakitnya dan anaknya untuk sabar dan ikhlas merawat ibunya.
17
Di Tengah-tangah melakukan kunjungan, tiba-tiba Ibu Anis mendapatkan kabar bahwa ada pasien code blue. akhirnya, kami langsung diajak bu Anis untuk menuju ke ruang IGD. Yang mana saat menuju ruang IGD, Ibu Anis sempat menjelaskan, bahwa biasanya jika ada panggilan code blue di ruang IGD kebanyakan dari mereka merupakan pasien DOA (Death On Arrival) atau pasien datang ke rumah sakit dalam keadaan meninggal dunia. Berikut adalah data pasien yang kami maksud.
1. Nama : Alexander Kamurahan Umur : -
Laporan :
Saudara Alexander dinyatakan sudah tidak sadarkan diri pada saat perjalanan menuju rumah sakit. Akhirnya , kami bergegas menuju ruang IGD dan ternyata si pasien sudah dipindahkan ke ruang jenazah. Yang mana ketika itu, terdapat salah satua nggota keluarga yang melihat kondisi si jenazah, kemudian Ibu Anis melakukan musyawarah terkait pemandian dan pemberian baju pada jenazah karena si jenazah merupakan orang nasrani. Al hasil, keluarga menyerahkan pengurusan jenazah ke pihak RSI Jemursari. Sehingga Ibu Anis meminta keluarga secepatnya membawa baju ke rumah sakit dan atribut yang akan dikenakan jenazah ke tempat peristirahatan terakhirnya. Agar tidak kesusahan dalam memakaikan baju terutama pada bagian tangan jenazah karena kelamaaan yang mengakibatkan kaku pada bagian tubuh jenazah. Dalam hal jenazah non islam, tidak ada pembacaan doa-doa, kami juga tidak ikut memandikan karena jenazahnya berjenis kelamin lelaki. Sambil menunggu pembawaan baju dari keluarga, kamipun melanjutkan kunjungan ke ruang Azzahra 2.
Setelah itu, tepat pada saat adzan dzuhur berkumandang, kami bergegas sholat dzuhur berjamaah, dilanjutkan sholat tasbih dan istighosah bersama. Yang mana dalam hal ini, terdapat presensi kehadiran, dan ini merupakan salah satu Upaya binroh untuk tetap antusiasme dalam melaksanakan kegiatan demi menjaga eksistensi sebagai rumah sakit keislaman.
18
Selanjutnya, kami makan siang kemudian dilanjutkan dengan melakukan evaluasi bersama Ibu Dra. Anis Azizah terkait apa yang sudah kita pelajari dan implementasinya dalam 3 hari sekarang. Beliau menanyakan ulang terkait thoharoh pasien, sholat pasien, proses pemandian dan pengkafanan jenazah, serta rekrutmen kepegawaian RSI.
Tak lama kemudian, terdapat pengumuman Code Blue, yang mana menginisiatifkan kita untuk memberikan layanan khusnul khotimah menuju arah kamar yang disiarkan. Berikut adalah data pasien yang kami maksud.
2. Nama : Rudy Sugianto Umur :42 tahun Laporan :
Bapak Rudy ini awalnya berada di ruang Dahlia kamar 203. Yang mana saat kami kujungi, sudah banyak tenaga medis yang berusaha membantu si pasien melewati masa kritisnya. Akhirnya, kami langsung melakukan talqin dengan membaca surat yaasiinn. Melihat kondisi si pasien yang begitu memprihatinkan, yang mana menurut keterangan si pasien sedang sakit bronchitis, organ tubuh sudah tidak bisa bergerak, hanya matanya saja yang masih bisa menatap diam dan juga beberapa kali kami melihat matanya meneteskan air mata. Sehingga kami diajak Ibu Anis untuk meninggalkan ruangan dengan tujuan agar tidak mengganggu tenaga medis (perawat) dalam melakukan tugasnya, dikarenakan dokter spesialis si pasien ini juga belum datang. Akhirnya, kami kembali ke ruangan Binroh untuk persiapan pulang. Dan alhamdulillah tidak lama kemudian, setelah kami sampai di kos an, kami mendapat kabar dari ibu Anis bahwa kondisi si pasienn sudah membaik.
KETERANGAN DOKUMENTASI
19 Gambar 1.
Kenangan foto bersama Ketua Bina Rohani RSI Jemursari
Gambar 2.
Dokumentasi satu kelompok di sela-sela kegiatan yang kami lakukan
Gambar 3.
20
Pencitraan dokumentasi saat
Gambar 4.
Kondisi RSI Jemursari dengan suara kicauran burung tapi gaada burungnya di siang hari