• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN KUALITAS AIR PDF

N/A
N/A
Eca 1

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN KUALITAS AIR PDF"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Tujuan

Jumlah air limbah yang berasal dari industri sangat bervariasi tergantung pada jenis dan ukuran industri, pengawasan proses industri, laju penggunaan air dan derajat pengolahan air limbah yang ada. Jumlah air limbah yang dihasilkan oleh industri rumah tangga yang tidak menggunakan proses basah diperkirakan sekitar 50 m3/ha/hari. Sebagai acuan, dapat diasumsikan bahwa 85%-95% dari jumlah air yang digunakan berupa air limbah jika industri tidak menggunakannya kembali (Dewa, 2017).

Limbah dari kegiatan produksi dan non-proses dibuang begitu saja ke lingkungan. Ciri-ciri limbah cair tersebut adalah mengandung zat pencemar organik berupa pati, lemak, minyak dan protein dalam kadar tinggi, serta deterjen. Apabila limbah tersebut langsung dibuang ke sungai tanpa pengolahan terlebih dahulu maka akan menimbulkan pencemaran air yang berdampak pada kerusakan lingkungan (Wignyanto, 2009).

Pengolahan air limbah secara biologis merupakan pengolahan air limbah dengan menggunakan mikroorganisme atau lumpur aktif, dimana mikroorganisme atau lumpur aktif tersebut digunakan untuk menguraikan bahan-bahan organik yang terdapat pada air limbah menjadi bahan-bahan yang lebih sederhana dan tidak berbahaya (Utami, 2019). Berdasarkan hal tersebut diperlukan alternatif teknologi pengolahan limbah cair yang baik, ramah lingkungan dan mudah diterapkan di masyarakat.

TINJAUAN PUSTAKA

Limbah tahu yang dibuang langsung ke sungai akan menimbulkan pencemaran, merusak habitat biota dan mengurangi estetika (Indah dkk, 2014 dalam Dewa, 2017). Saat ini banyak industri tahu dan tempe yang masih merupakan industri rumahan skala kecil yang belum dilengkapi dengan unit pengolahan air limbah. Saat ini banyak industri tahu dan tempe yang masih merupakan industri rumahan kecil yang belum dilengkapi dengan unit pengolahan air limbah (Dewa, 2017).

Limbah cair tahu mengandung senyawa organik yang cukup banyak dan akan mencemari lingkungan serta membahayakan kesehatan manusia jika dibuang ke sungai tanpa melalui proses pengolahan limbah (Ruhmawati. 2017; Mahfut, 2013 dalam Saenab, 2018). Saat ini bioremediasi telah berkembang dalam pengolahan air limbah yang mengandung senyawa kimia yang sulit terdegradasi dan umumnya terkait dengan kegiatan industri, antara lain logam berat, hidrokarbon minyak bumi, dan senyawa organik terhalogenasi seperti pestisida dan herbisida (Tortora, 2010). serta nutrisi dalam air seperti nitrogen dan fosfat dalam genangan air (Great Lakes Bio Systems). Selain itu, keandalan mikroba, termasuk bakteri, jamur dan protozoa, dalam pengolahan air limbah dan perannya dalam menjaga keseimbangan ekologi air telah dijelaskan secara luas (Gerardi, 2006).

Warna air limbah yang putih keruh tersebut berasal dari pembuangan air rendaman dan kulit kedelai yang sudah dikupas, masih banyak mengandung pati, serta berasal dari air bekas pencucian peralatan proses produksi, peralatan dapur dan perangkat lainnya. Proses aerasi sangatlah penting terutama pada pengolahan sampah dimana proses pengolahan secara biologis menggunakan bakteri aerob.

MATERI DAN METODE

A0 = Sampel oksigen terlarut setelah nol hari A5 = Sampel oksigen terlarut setelah lima hari S0 = Sampel oksigen terlarut setelah nol hari S5 = Sampel oksigen terlarut setelah lima hari T = Persentase perbandingan A0 : S0.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses lumpur aktif biologis sejalan dengan penggunaan EM4, dimana air limbah dan lumpur aktif dicampur dalam reaktor atau tangki yang berisi aerator. Padatan biologis aktif akan mengoksidasi secara biologis kandungan debu dalam air limbah, yang akan dipisahkan oleh sistem sedimentasi pada akhir proses. Proses penguraian secara aerobik terus berlangsung selama kandungan oksigen terlarut dalam air limbah masih ada hingga mencapai nol sehingga mengakibatkan matinya mikroorganisme aerob (Putra dkk., 2014).

Nilai BOD limbah cair mengalami penurunan disebabkan oleh adanya bakteri pengurai pencemaran organik pada limbah yang mampu menguraikan pencemaran organik pada air limbah. Semakin besar jumlah pencemaran organik maka semakin besar pula oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikannya sehingga nilai BOD semakin besar. Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup (2003), penurunan senyawa organik pada air limbah menyebabkan nilai BOD turun; Karena semakin rendah kandungan bahan organik pada air limbah maka kebutuhan oksigen oleh mikroba untuk menguraikan bahan organik tersebut juga semakin kecil.

Prinsip aerasi adalah masuknya udara atau oksigen murni ke dalam air limbah melalui suatu benda atau lubang berpori. Air limbah juga mengandung mikroorganisme patogen yang berbahaya bagi kesehatan dan dapat mengganggu proses penguraian sampah. Mikroorganisme (EM4) mampu menghambat pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme patogen dengan melepaskan senyawa antibiotik yang juga terkandung di dalamnya (Moersidik, 1994). .

Gambar 1. Grafik Penurunan BOD
Gambar 1. Grafik Penurunan BOD

KESIMPULAN DAN SARAN

Tingkat produktivitas tambak antara lain ditentukan oleh faktor lingkungan, terutama kesesuaian kualitas air yang digunakan untuk mengairinya. Kualitas air di kolam budidaya ini dapat berfluktuasi karena kondisi eksternal seperti cuaca dan mungkin juga disebabkan oleh faktor operasional seperti pemberian pakan yang tidak tepat (Ningsih, 2013). Pada budidaya ikan intensif, penggunaan stocking rate dan dosis pakan yang tinggi mengakibatkan penurunan kualitas air budidaya.

Hal ini disebabkan banyaknya sisa makanan dan sisa metabolisme ikan yang menghasilkan produk samping berupa amonia yang berdampak negatif terhadap kualitas air suatu badan air (Samsundari, 2013). Oleh karena itu pengendalian kualitas air khususnya kandungan amonia pada air budidaya merupakan faktor penting yang harus dilakukan, untuk mencapai keberlanjutan sistem budidaya perikanan (Gunadi, 2013). Tujuan dari praktik pemanfaatan zeolit ​​​​dalam pengelolaan kualitas air budidaya ikan adalah untuk mengetahui pengaruh zeolit ​​​​dalam pengolahan residu yang mengandung amonia (NH3) pada limbah budidaya.

Cara yang biasa dilakukan untuk mengelola kualitas air pada budidaya perikanan adalah dengan mengganti air secara berkala. Hal ini terlihat dari menurunnya kualitas air akibat peningkatan pH air yang pesat dan tingginya kadar amonia pada saat pemeliharaan. Kualitas air ini menyebabkan keracunan atau kekurangan oksigen dan mempercepat berkembangnya mikroba penyakit (Silaban et al., 2012).

Alat-alat yang digunakan dalam pemanfaatan zeolit ​​​​dalam pengelolaan kualitas air budidaya ikan adalah aerator, selang aerasi, palu, tas, akuarium dan pakaian. Bahan yang digunakan dalam hal penggunaan zeolit ​​​​dalam pengelolaan kualitas air budidaya ikan adalah air volume 30 L dan batu zeolit. Cara yang digunakan dalam hal penggunaan zeolit ​​​​dalam pengelolaan kualitas air budidaya ikan adalah dengan menggunakan perlakuan dengan kadar zeolit ​​​​0 g, 150 g, 300 g, 450 g, 600 g dan 750 g.

Acara praktikum pemanfaatan zeolit ​​​​pada budidaya ikan Manajemen Kualitas Air dilaksanakan pada hari Minggu, 29 September 2019 pukul 08.00 WIB di Laboratorium Pengajaran Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Jenderal Soedirman. Analisis penerapan biofilter pada sistem resirkulasi terhadap kualitas air pada air budidaya sidat (Anguilla bicolor). Proses klorinasi dilakukan untuk memperbaiki kualitas air secara kimia yang pada akhirnya akan mempengaruhi kualitas bakteriologisnya.

Menurut Busyari (2016), proses klorinasi dilakukan untuk memperbaiki kualitas air secara kimia, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kualitas biologis bakteri. Dalam menentukan kualitas air, baik atau buruknya air, hal ini dapat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu: keasaman (pH), oksigen terlarut, karbon dioksida bebas, kapasitas pengikatan asam (DMA), salinitas air dan kebutuhan oksigen kimia. . (IKAN COD). Tujuan dari kegiatan praktikum Pengapuran ini adalah untuk mengetahui pengaruh kapur terhadap kualitas air khususnya nilai pH dan DMA.

Analisis data dilakukan melalui analisis statistik hubungan dosis kapur dengan nilai pH, alkalinitas dan kualitas air.

Foto kegiatan
Foto kegiatan

Gambar

Tabel 1. Hasil pengukuran BOD awal dan akhir perlakuan pada limbah cair industri  tahu
Gambar 1. Grafik Penurunan BOD
Foto kegiatan
Gambar 4. Penambahan EM 4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perlu adanya penguraian kandungan organik dalam limbah cair tersebut dengan tujuan memecah senyawa komplek menjadi senyawa-senyawa organik yang lebih sederhana

Pencemaran ini disebabkan oleh kandungan bahan organik dan anorganik yang berasal dari limbah cair industri tahu yang dibuang ke perairan tanpa melalui

melalui proses pengolahan primer, maka limbah cair yang telah mengalami proses. pengolahan primer tersebut dapat langsung dibuang kelingkungan

Selain itu pemberian pupuk orgaik cair limbah daun bawang merah dapat meningkatkan kandungan bahan organik dan populasi mikroorganisme di dalam tanah, yang dapat memberikan manfaat

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsentrasi Awal Limbah Tahu Berdasarkan hasil analisa laboratorium bahwa limbah cair tahu memiliki kandungan yang dapat digunakan sebagai pupuk cair organik

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsentrasi Awal Limbah Tahu Berdasarkan hasil analisa laboratorium bahwa limbah cair tahu memiliki kandungan yang dapat digunakan sebagai pupuk cair organik

Laporan praktikum pembuatan sabun cair ecoenzyme sebagai solusi ramah lingkungan dari limbah organik rumah tangga dan bahan kimia