• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Pembuatan MOL LAPORAN PRAKTIKUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Prosedur Pembuatan MOL LAPORAN PRAKTIKUM"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Prosedur Pembuatan MOL

LAPORAN PRAKTIKUM

Oleh: Kelompok 1

1. Felomenaria Saores Pardede (141510501005) 2. Nindy Noviani (141510501001) 3. Moh. Agus Susanto (141510501015)

4. Sheka Panji Prasetya (141510501016) 5. Zupri Nur Cahyo (141510501021) 6. Firdha Rafiadani (141510501022)

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKUTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER

(2)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor pertanian telah lama diandalkan sebagai pemenuhan kebutuhan hidup manusia didunia. Pemenuhan kebutuhan hidup manusia seiring meningkat namun tidak diikuti dengan kecukupan kebutuhan pangan global. Hal ini yang memicu terjadinya intensifikasi pertanian mengarah pada penggunaan bahan kimia untuk dapat memperoleh produksi pertanian yang maksimal. Namun pada sisi lain, penggunaan bahan kimia secara intensif berdampak negatif bagi ekosistem lahan pertanian. Perubahan lingkungan kearah pemerosotan keseimbangan ekosistem akibat dari penggunaan bahan kimia pada bidang pertanian memicu perubahan konsep pertanian modern. Pertanian konvensional yang mengandalkan bahan kimia dalam menunjang produksi, mulai diarahkan pada konsep pertanian yang ramah lingkungan dengan tetap menjaga kualitas dan kuantitas produksi pertanian.

Konsep pertanian organik merupakan teknik budidaya tanaman dengan mengandalkan bahan-bahan organik atau alami yang mudah terurai oleh alam. Salah satu teknik yang digunakan dalam konsep pertanian organik adalah dengan penggunaan pupuk organik. Pupuk organik dalam pertanian organik adalah nutrisi tambahan bagi tanaman yang diberikan pembudidaya tanaman yang dibuat dari bahan-bahan alami maupun limbah organik. Pupuk organik dapat dibuat dengan berbagai macam cara dan bahan. Bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk organik diperoleh dengan mudah karena bahan pembuatan pupuk organik adalah berupa limbah. Limbah yang dapat digunakan dalam pembuatan pupuk organik adalah salah satunya dengan limbah rumah tangga maupun limbahan pertanian maupun limbah peternakan.

(3)

dibandingkan jika limbah yang tidak dimanfaatkan. Mikroorganisme berperan sebagai dekomposer bahan-bahan alami sehingga terurai menjadi bagian-bagain yang kecil kemudian menjadi tanah kembali. Mikroorganisme yang terkandung dalam limbah berperan sebagai pengurai sehingga mempercepat penguraian bahan-bahan alami dalam pembuatan pupuk organik. Oleh karena itu, penting untuk dapat mengetahui dan mengkaji lebih dalam tentang mikroorganisme lokal yang terkandung dalam limbah dan membuat mikroorganisme lokal secara mandiri.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui teknik pembuatan larutan MOL.

(4)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Pemupukan tanaman adalah salah satu kegiatan penting dalam usaha budidaya tanaman. Pemupukan tanaman pada konsep pertanian konvensional adalah dengan mengandalkan penggunaan pupuk kimia sintetik. Penggunaan pupuk sintetik menyebabkan permasalahan bagi lingkungan dalam jangka yang panjang. Permasalahan penggunaan pupuk kimia sintetik juga menyebabkan peningkatan permasalahan populasi hama pada lahan pertanian. Menurut Hasan dan Solaiman (2012), penggunaan bahan kimia pada sektor pertanian dapat menyebabkan dan meningkatkan permasalahan pada lahan pertanian, yaitu permasalahan hama tanaman dan menyebabkan kematian bagi tanaman bukan hama serta menurunkan kualitas tanah pada lahan pertanian jangka panjang.

Pupuk kimia dapat digantikan dengan pupuk organik yang berasal dari limbah. Bahan untuk membuat pupuk organik diperoleh dari limbah seperti limbah peternakan sapi maupun limbah padat. Menurut Kochakinezhad et al. (2012), pupuk organik yang berasal dari limbah pertanian maupun limbah rumah tangga memiliki kandungan nutrisi N dan P serta hara organik lain dalam jumlah yang tinggi, sehingga penggunaan limbah sebagai bahan pembuatan pupuk merupakan alternatif yang sesuai untuk menggantikan peran pupuk sintetik. Menurut Sutanto (2002), penambahan unsur hara tambahan yang berbahan dasar organik akan menambah unsur N. P, K dan unsur mikro esensial lainnya. Menurut Badar dan Qureshi (2015), aplikasi pupuk organik yang berasal dali limbah organik dan bahan yang dapat terurai alami dapat meningkatkan tiga aspek penting tanah yaitu aspek fisik tanah, kimia tanah, dan biologi tanah. Penggunaan pupuk organik harus digunakan pada jumlah atau takaran yang sesuai agar memperoleh hasil produksi pertanian yang optimum.

(5)

media hidup dan berkembang yang dicampurkan agar mikro organisme dapat berkembang. Mikro organisme lokal yang dimanfaatkan dalam pembuatan pupuk organik berguna dalam mempercepat penguraian bahan organik agar lebih mudah hancur. Mikro organisme lokal dimanfaatkan dalam pembuatan pupuk kompos sebagai bahan awal agar mempercepat penguraian bahan organik.

Menurut Rahmah et al (2014), pembuatan pupuk berbahan dasar limbah sayuran dapat diolah menjadi pupuk organik cair. Bahan yang baik bagi pembuatan pupuk organik cair adalah bahan organik basah seperti limbah buah sayuran. Limbah sayuran dan buah tidak memiliki selulosa yang banyak sehingga mudah terurai dan tinggi akan kandungan hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Tidak hanya berbahan sayuran, pembuatan MOL juga membutuhkan bahan-bahan lain yang mengandung karbohidrat, glukosa dan bakteri. Karbohidrat pada pembuatan MOL didapatkan dengan menggunakan air cucian beras, nasi basi, singkong, dan bahan lain yang mengandung karbohidrat. Kandungan glukosa pada pembuatan MOL didapatkan dari gula merah yang dicairkan dengan air sampai halus, gula pasir cair, gula batu yang dicairkan dan air kelapa, sedangkan komponen bakteri didapatkan dari limbah apapun yang mengandung bakteri seperti limbah buah atau sayur dan kotoran hewan serta air kencing hewan.

(6)

BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum mata kuliah Pertanian Berkelanjutan dengan judul acara Prosedur Pembuatan MOL. Praktikum dilaksanakan pada hari Selasa, 29 Maret 2016 Pukul 15.30 sampai dengan selesai di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Jember.

3.2 Bahan dan Alat

3.2.1 Bahan 1. Gula Merah

2. Limbah Sayur dan Buah seberat 3 kg 3. Air Cucian Beras sebanyak 4 liter 4. Air Murni sebanyak 1,5 liter

3.3.2 Alat

1. Toples (Wadah Plastik) 2. Selang sepanjang 1 meter 3. Botol air mineral 1,5 liter

3.3 Cara Kerja

1. Menumbuk/menghaluskan limbah buah dan sayuran yang disediakan. 2. Menumbuk/menghalusan gula merah yang disediakan.

3. Memasukkan bahan-bahan tersebut kedalam drum plastik.

4. Menambahkan air cucian beras kedalam toples plastik dan kemudian menutup toples dengan rapat.

5. Memasukkan air murni kedalam botol aqua.

6. Melubangi tutup botol aqua dan tutup drum, kemudian menghubungkan keduanya dengan selang.

(7)

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1. Rata-Rata Tinggi Tanaman Sawi

Kont

(8)

Kont

Gambar 3. Rata-Rata Panjang Akar Tanaman Sawi

4.2 Pembahasan

(9)

dan Syamsiah (2013) yang menyatakan bahwa berbagai jenis MOL mampu meningkatkan rata-rata tinggi tanaman dibandingkan dengan perlakuan kontrol.

Pembuatan MOL perlu memperhatikan beberapa hal agar didapatkan MOL yang sesuia dan dapat diaplikasikan pada tanaman. Kesalahan dalam pembuatan MOL berakibat pada gagalnya pembuatan MOL dan dapat berdampak negatif bagi tanaman apabila diaplikasikan. Salah satu penyebab dampak negatif akibat adanya kegagalan pembuatan MOL ialah terjadi kontminasi dan pertumbuhan bakteri yang tidak diharapkan. Kegagalan pembuatan MOL juga dapat disebabkan oleh tidak berkembangnya mikroorganisme sehingga hara tidak tersedia. Menurut Nappu et al. (2011), MOL memiliki konsentrasi sel hidup yang beragam. Kontaminasi pada MOL dapat terjadi oleh tutup media pembuatan MOL yang kurang rapat. Hal tersebut menyebabkan masuknya bakteri yang tidak diinginkan sehingga kandungan MOL menjadi berbahaya apabila diaplikasikan pada tanaman.

(10)

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:

1. MOL mampu meningkatkan rata-rata tinggi tanaman dibandingkan dengan perlakuan kontrol.

2. MOL dapat berdampak negatif bagi tanaman apabila MOL terkontaminasi oleh bakteri lain yang tidak diharapkan.

3. Penggunaan MOL mendukung sistem pertanian berkelanjutan karena MOL berasal dari bahan dasar limbah dan sangat baik bagi lingkungan akibat bakteri yang terkandung pada MOL mampu merombak bahan organik.

5.2 Saran

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Badar, R., and S. A. Qureshi. 2015. Utilization of Composted Agricultural Waste as Organicfertilizer for The Growth Promotion of Sunflower Plants. Pharmacognosy and Phytochemistry, 3(5): 184-187.

Hasan, M. R., and A. H. M. Solaiman. 2012. Efficacy of organic and organic fertilizer on the growth of Brassica oleracea L. (Cabbage). Agriculture and Crop Science, 4(3): 128-138.

Juanda, Irfan, dan Nurdiana. 2011. Pengaruh Metode dan Lamanya Fermentasi Terhadap Mutu MOL (Mikroorganisme Lokal). Floratek, 6(1): 140-143.

Kochakinezhad, H., Gh. Peyvast, A. K. Kashi, J.A. Olfati and A. Asadii. 2012. A Comparison Of Organic and Chemical Fertilizers For Tomato Production. Organic System, 7(2): 14-25.

Mamilianti, W. 2012. Pengaruh MOL (Mikroorganisme Lokal) Terhadap Penggemukan Sapi Potong Sebagai Upaya Peningkatan Pendapatan Peternak. Agronomix, 2(2): 85-93.

Rahmah, A., M. Izzati dan S. Parman. 2014. Pengaruh Pupuk Organik Cair Berbahan dasar Limbah Sawi Putih (Brassica chinensis L.) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. var. Saccharata). Anatomi dan Fisiologi, 22(1): 65-71.

Gambar

Gambar 1. Rata-Rata Tinggi Tanaman Sawi
Gambar 3. Rata-Rata Panjang Akar Tanaman Sawi

Referensi

Dokumen terkait

Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan dan/atau limbah organik lainnya yang telah melalui proses

Dalam pengelolaan bahan organik tanah, sumbernya juga bisa berasal dari pemberian pupuk organik berupa pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos, serta pupuk hayati (inokulan)...

Sosialisasi ini dilakukan oleh Pengelola Bonjeruk Organik (Bonjor) dan dilanjutkan dengan pembuatan pupuk organik cair limbah rumah tangga secara langsung. Pembuatan

Kotoran ternak digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk bokashi karena memiliki kandungan unsur hara yang baik bagi tanaman.. Kelebihan lain menggunakan limbah berupa kotoran

terkontaminasi dengan batran pencemar yang berasal dari limbah rumah tangga, limbah industri, sisa-sisa pupuk atau pestisida dari daerah pertanian, limbah rumatr sakit,

Pengolahan pupuk dapat dilakukan dengan hanya menimbun limbah organik tersebut dalam tanah untuk ditunggu selama kurang lebih tiga bulan dan kemudian menjadi, atau dapat dilakukan

Tujuan Penelitian ini adalah untuk Menganalisis kandungan unsur hara pada pupuk organik cair limbah cangkang telur dan kulit pisang, Menganalisis pengaruh pupuk organik cair limbah

Desain Mesin Pencacah Sampah Organik Rumah Tangga Untuk Pembuatan Pupuk Kompos.. Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo,