• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PASCA PANEN

N/A
N/A
Shahiban Muzaki

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PASCA PANEN"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PASCA PANEN (Pengrauh Etilen dan KMn04)

Oleh :

Nama : Shahiban Muzaki

NPM : 240110210094

Hari, Tanggal Praktikum : Rabu, 10 Mei 2023 Waktu/Shift : 07.30 – 09.10 WIB/B2 Asisten Praktikum : 1. Annisa Pusponegoro

2. Hana Sofia

3. Shitah Khoerunnisa 4. Trevina Mikha S.

LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

2023

Nilai:

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Buah-buahan dan sayuran merupakan bahan hasil pertanian yang terus akan terus melakukan metabolismenya dalam kondisi apapun. Kegiatan berlangsungnya metabolisme tersebut akan menurunkan kualitas dari bahan hasil pertanian seiring dengan berjalannya waktu. Semakin cepat suatu bahan melakukan metabolisme maka semakin singkat pula masa simpan bahan tersebut. Lama atau singkatnya masa simpan suatu bahan hasil pertanian akan menjadi masalah ketika dihadapkan dengan kebutuhan lain, misalnya pengiriman ke luar kota. Masa simpan yang pendek akan menjadi penghambat berlangsungnya pengiriman tersebut karena akan busuk di tengah jalan. Namun buah yang belum matang akan menjadi masalah bagi orang yang ingin mengonsumsi buah secara langsung. Untuk itu diperlukan penanganan khusus yang dilakukan terhadap bahan hasil pertanian untuk memenuhi kepentingan yang dikehendaki.

Percepatan proses pematangan dapat dilakukan dengan menambahkan etilen pada bahan hasil pertanian. Etilen yang ditambahkan akan mempercepat proses metabolisme pada bahan hasil pertanian sehingga bahan akan lebih cepat matang.

Berlainan dengan etilen, KmnO4 memiliki sifat oksidator yang dapat menghambat proses pematangan buah. Namun aplikasi kedua bahan tersebut terhadap bahan hasil pertanian perlu diperhitungkan dengan baik agar tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Untuk itu diperlukan penelitian terkait pengaruh etilen dan KmnO4 terhadap bahan hasil pertanian.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum kali ini adalah:

1. Mahasiswa dapat mempelajari proses pematangan pada buah hasil pertanian; dan

2. Mahasiswa dapat menganalisis prinsip cara mempercepat proses pematangan buah dengan menggunakan etilen.

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Etilen

Etilen adalah senyawa organik tak jenuh yang diproduksi oleh tumbuhan dan buah-buahan dalam jumlah yang kecil. Senyawa ini juga dapat diproduksi secara industri dan digunakan dalam aplikasi pasca panen untuk mempercepat proses kematangan, pematangan dan penuaan buah-buahan, sayuran, dan bunga. Etilen berperan penting dalam proses pengendalian kualitas pasca panen dan dapat mempengaruhi daya tahan produk, rasa, aroma, dan tekstur. Pada buah-buahan, etilen sering digunakan untuk mempercepat pematangan dan kematangan.

Misalnya etilen dapat digunakan untuk mempercepat pematangan buah tomat dan pisang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian etilen dapat mempercepat pematangan buah tomat dan pisang secara signifikan, sehingga dapat memperpendek waktu dari panen hingga siap untuk dikonsumsi (Rianto &

Sulistyowati, 2019).

Beberapa kondisi tertentu menunjukkan bahwa etilen juga dapat mempercepat penuaan dan kematian. Misalnya dalam suatu penelitian yang menunjukkan bahwa etilen digunakan untuk mempercepat penuaan bunga krisan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa paparan etilen dapat mempercepat proses penuaan dan kematian bunga krisan dengan cara merusak integritas membran sel dan mengurangi kapasitas fotosintetik. Oleh karena itu, penggunaan etilen dalam aplikasi pasca panen harus dilakukan dengan hati-hati dan perlu dipertimbangkan terlebih dahulu apakah penggunaan etilen akan bermanfaat atau tidak untuk produk tersebut (Pereira, Lima, de Abreu, & Muniz, 2016).

2.1.1 Pengaruh Etilen Terhadap Warna

Etilen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan warna pada buah. Hormon etilen dapat mempengaruhi aktivitas enzim yang terlibat dalam sintesis pigmen karotenoid dan antosianin, yang berkontribusi pada perubahan warna buah. Etilen juga dapat merangsang degradasi klorofil, yang memberikan buah warna hijau pada tahap awal, sehingga mempercepat perubahan warna buah menjadi matang. Selain itu, etilen juga dapat mengatur ekspresi gen yang terlibat dalam sintesis pigmen pada buah. Hormon etilen menginduksi aktivitas enzim yang

(4)

terlibat dalam jalur biosintesis pigmen, seperti enzim lipoxygenase dan fenilalanin ammonia-lyase, yang berperan dalam produksi pigmen warna pada buah. Pengaruh etilen terhadap warna buah juga terkait dengan tingkat kematangan buah. Pada tahap pematangan, terjadi peningkatan kadar etilen yang mempengaruhi produksi pigmen warna. Proses ini dapat dilihat pada buah seperti tomat, pisang, dan mangga, di mana etilen memicu perubahan warna dari hijau menjadi warna yang lebih matang seperti merah, kuning, atau oranye (Putri & WIjaya, 2017).

2.1.2 Pengaruh Etilen Terhadap Susut Bobot

Pengaruh etilen terhadap susut bobot pada buah dapat terjadi selama proses pematangan dan penyimpanan. Etilen mempengaruhi aktivitas enzim yang terlibat dalam degradasi komponen seluler, termasuk karbohidrat, lemak, dan protein pada buah, yang menyebabkan penurunan berat buah. Proses susut bobot ini dapat terlihat pada buah-buahan seperti pisang, apel, dan tomat. Pada buah pisang, etilen mempengaruhi proses pematangan dan menyebabkan peningkatan aktivitas enzim yang terlibat dalam degradasi karbohidrat dan protein. Hal ini mengakibatkan penurunan berat buah pisang selama pematangan (Purnomo, Rahayu, & Wijaya, 2019).

2.1.3 Pengaruh Etilen Terhadap Kekerasan

Etilen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kekerasan buah selama proses pematangan. Saat buah matang, kadar etilen meningkat dan mengaktifkan enzim yang terlibat dalam degradasi komponen seluler, seperti selulosa dan pektin.

Hal ini menyebabkan perubahan struktur dan tekstur daging buah, yang pada akhirnya mengurangi kekerasan buah. Etilen juga berperan dalam pengaturan ekspresi gen yang terlibat dalam sintesis protein struktural yang menyusun dinding sel. Pada tahap pematangan, etilen dapat mengurangi produksi protein struktural tersebut, yang mempengaruhi kekuatan dan kekerasan buah. Selain itu, etilen juga mempengaruhi metabolisme asam lemak pada buah. Perubahan metabolisme ini dapat mempengaruhi kandungan lemak dan kekerasan buah secara keseluruhan (Utami, Santoso, & Setiawan, 2017).

(5)

2.2 KmnO4

Kalium permanganat (KMnO4) adalah senyawa kimia yang terdiri dari unsur kalium (K) dan permanganat (MnO4). Ia memiliki rumus kimia KMnO4 dan merupakan padatan berwarna ungu yang larut dalam air. KMnO4 sering digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk dalam bidang pertanian, pengolahan air, bidang medis, dan kimia analitik. Dalam konteks pertanian, KMnO4 dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti desinfeksi, perlakuan benih, pengendalian penyakit, dan memperpanjang masa simpan bahan hasil pertanian. KMnO4 juga dapat digunakan dalam pemrosesan pasca panen untuk mempertahankan kualitas dan kesegaran produk pertanian selama penyimpanan (Supriyadi, 2021).

Kalium permanganat (KMnO4) memiliki beberapa fungsi dalam mempertahankan masa simpan bahan hasil pertanian, terutama pada tanaman dan buah-buahan. Diantara fungsi KmnO4 adalah menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen. KMnO4 dapat digunakan sebagai bahan kimia untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen, termasuk bakteri, jamur, dan mikroorganisme lainnya. Penyemprotan atau perlakuan menggunakan larutan KMnO4 pada tanaman atau buah-buahan dapat membantu mengurangi perkembangan mikroorganisme patogen yang dapat menyebabkan pembusukan atau infeksi penyakit. Fungsi lainnya ialah mencegah oksidasi dan perusakan enzim serta mengurangi produksi gas etilen (Triyani, Nuryani, & Utami, 2018).

2.2.1 Pengaruh KmnO4 Terhadap Warna

Pengaruh KMnO4 terhadap warna bahan hasil pertanian dapat beragam tergantung pada kondisi penggunaan dan jenis bahan tersebut. Namun, dalam beberapa kasus, penggunaan KMnO4 dapat menyebabkan perubahan warna pada bahan hasil pertanian. Sebagai contoh, pada beberapa jenis buah-buahan seperti pisang, penggunaan KMnO4 dalam perlakuan pasca panen dapat menyebabkan perubahan warna menjadi lebih kecokelatan atau keabu-abuan. Pengaruh KMnO4 terhadap warna bahan hasil pertanian juga dapat tergantung pada konsentrasi dan waktu paparan KMnO4. Dalam beberapa kasus, penggunaan KMnO4 dalam konsentrasi yang lebih tinggi atau dengan waktu paparan yang lebih lama dapat menghasilkan perubahan warna yang lebih signifikan pada bahan hasil pertanian (Putri S. , 2019).

2.2.2 Pengaruh KmnO4 Terhadap Susut Bobot

(6)

Penggunaan kalium permanganat (KMnO4) dapat memiliki pengaruh terhadap susut bobot pada bahan hasil pertanian. KMnO4 dapat berkontribusi dalam pengurangan susut bobot dengan beberapa mekanisme kerja. Salah satu mekanisme adalah pengurangan kadar air pada bahan hasil pertanian. Dalam perlakuan pasca panen, KMnO4 dapat membantu menghilangkan kelembaban yang berlebihan pada bahan, sehingga mengurangi susut bobot akibat penguapan air. Selain itu, KMnO4 juga memiliki sifat antimikroba yang kuat, yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen. Dengan demikian, penggunaan KMnO4 dalam perlakuan pasca panen dapat membantu memperpanjang masa simpan bahan hasil pertanian, mengurangi kerusakan dan pembusukan yang dapat menyebabkan susut bobot yang signifikan. Namun, perlu diingat bahwa penggunaan KMnO4 harus dilakukan dengan dosis yang tepat dan sesuai petunjuk agar memberikan efek yang diinginkan dan menjaga keamanan produk pertanian (Supriyadi, 2021).

2.2.3 Pengaruh KmnO4 Terhadap Kekerasan

Pengaruh kalium permanganat (KMnO4) terhadap kekerasan bahan hasil pertanian dapat beragam tergantung pada kondisi penggunaan dan jenis bahan tersebut. Secara umum, penggunaan KMnO4 pada bahan hasil pertanian tidak secara signifikan mempengaruhi kekerasan bahan tersebut. KMnO4 biasanya digunakan untuk tujuan lain, seperti desinfeksi, pengendalian penyakit, atau pemrosesan pascapanen. Namun, perlu diingat bahwa penggunaan KMnO4 dalam jumlah yang berlebihan atau dengan konsentrasi yang tinggi dapat mempengaruhi struktur bahan dan secara tidak langsung memengaruhi kekerasan. Misalnya, pada beberapa kasus, penggunaan KMnO4 dalam konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan perubahan tekstur pada bahan hasil pertanian, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kekerasan bahan tersebut (Supriyadi, 2021).

(7)

BAB III METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:

1. Alu dan mortar, untuk menghaluskan bahan;

2. Black box, sebagai tempat pengambilan gambar bahan;

3. Chromameter, untuk menghukur warna bahan;

4. Kertas saring, untuk menyimpan etilen dan KmnO4;

5. Label, untuk memberi tanda pada bahan;

6. Penetrometer, untuk mengukur kekerasan bahan;

7. Pisau, untuk memotong bahan

8. Plastic wrap, untuk menutupi pangkal pisang;

9. Plastik zip lock, sebagai tempat terbuka atau tertutup bagi bahan;

10. Refraktrometer, untuk mengukur total padatan terlarut pada bahan;

11. Ruangan ber-AC, sebagai tempat penyimpanan suhu dingin;

12. Spatula, untuk mengambil sebagian kecil sampel bahan;

13. Styroafoam, sebagai tempat penyimpanan bahan di suhu ruangan; dan 14. Timbangan analitik, untuk mengukur bobot bahan,

3.1.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:

1. Etilen;

2. Jeruk Peras;

3. KmnO4 4. Pisang Muli

3.2 Prosedur Praktikum

3.2.1 Pengaruh etilen dan KmnO4

1. Melakukan penimbangan masing masing bahan sebagai berat awal (pisang dan jeruk);

2. Melakukan pengamatan pada masing masing kenampakan bahan sebagai pengamatan hari ke 0;

(8)

3. Melakukan penimbangan etilen dan KMnO4 sebanyak 5 g yang dibungkus dengan kertas saring;

4. Memasukkan masing masing pisang dan jeruk kedalam kantong plastik dengan 2 kondisi (yaitu kantong terbuka dan tertutup) dan tambahkan kantong KOH pada masing masing kantong tersebut, lakukan hal yang sama tanpa pemberian etilen dan KMnO4 sebagai pengamatan kontrol;

5. Masing masing perlakuan pada no. 4 dibagi menjadi 2 perlakuan penyimpanan yaitu disimpan pada suhu ruang (lebih kurang 25-28 oC) dan suhu dingin di ruangan ber-AC; dan

6. Mengamati masing masing kantong pada kondisi perlakuan yang ditetapkan pada no 4 dan 5 terhadap perubahan mengukur kadar brix, mengukur warna (hunter lab), susut bobot,kekerasan (penetrometer).

3.2.2 Prosedur Persiapan Pengamatan

1. Menyiapkan jeruk dan pisang yang tidak mengalami kerusakan;

2. Melapisi bagian yang terluka menggunakan plastic wrap dan direkatkan dengan selotip;

3. Menyimpan bahan pada plastik zip lock;

4. Meletakkan KMnO4 dan etilen pada plastik zip lock sesuai perlakuannya;

5. Memberikan label pada plastic sesuai perlakuannya; dan 6. Mendokumentasikan kenampakan sampel setiap pengamatan

menggunakan black box.

3.2.3 Prosedur Pengukuran dan Perhitungan Susut Bobot

1. Menentukan salah 1 bahan yang akan diukur selama 3 hari pengamatan (0,3, dan 6);

2. Menimbang 1 bahan yang akan diukur menggunakan timbangan analitik sebanyak 3 kali pengulangan;

3. Mencatat ketiga hasil pengulangan pada tabel;

4. Menentukan nilai rata-rata bobot bahan yang akan diukur sebanyak 3 kali pengulangan;

5. Menghitung susut bobot hari pengukuran dengan mengurangi bobot pada hari sebelumnya dengan bobot dari pengamatan dan dibagi dengan bobot

(9)

pada hari sebelumnya, kemudian dikalikan dengan 100%, dengan rumus sebagai berikut:

Perhitungan susut bobot = Bobot awal − bobot akhir

bobot awal 𝑥100%

6. Mengulangi Langkah ke-2 hingga hari pengamatan selesai.

3.2.4 Prosedur Pengukuran Warna Bahan

1. Menghubungkan chromameter dan monitor display pada posisi yang benar;

2. Mengukur karakteristik warna L*, a*, dan b* untuk standar putih dan standar hitam;

3. Menyiapkan sampel dan ukurlah karakteristik warna L*, a*, dan b* dan melakukan pengulangan 3 kali untuk mendapatkan nilai rata-ratanya; dan 4. Mencatat hasil nilai L*, a*, dan b* C dan H.

3.2.5 Prosedur Pengukuran Tekstur Bahan 1. Melakukan kalibrasi terhadap penetrometer:

2. Menekan penetrometer pada bahan yang akan diukur sampai melewati bagian yang keras;

3. Mengamati nilai yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk;

4. Mencatat nilai yang tertera pada penetrometer;

5. Mengulang pengukuran pada tiga bagian yang berbeda; dan 6. Menghitung rata-rata hasil pengukuran.

3.2.6 Prosedur Pengukuran Nilai Brix

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan;

2. Mengeluarkan sedikit cairan buah dengan menekan daging buah, lalu meletakkannya di atas lensa refraktrometer;

3. Menghaluskan bagian daging buah;

4. Membaca skala yang tertera pada refraktrometer;

5. Mencatat skala yang terbaca pada tabel;

6. Mengulangi langkah 3 sebanyak 3 kali pada bagian pangkal, tengah, dan ujung buah; dan

7. Menentukan nilai rata-rata hasil kekerasan sampel bahan.

(10)

BAB IV

HASIL PRAKTIKUM

4.1 Data Hasil Praktikum

4.1.1 Tabel Pengamatan Buah Pisang

Tabel 1. Pengamatan Warna Hari Ke-0 Pisang

Perlakuan Kondisi Pengulangan L a* b* C H

Etilen. suhu ruang

Terbuka

1 42,43 -0,41 20,09 20,08 91,16

2 47,20 -5,62 22,18 22,88 104,21

3 44,05 -6,60 23,10 24,02 105,94

Rata-rata 44,56 -4,21 21,79 22,33 100,44

Tertutup

1 47,52 -6,00 23,36 24,11 104,40

2 47,41 -4,86 21,80 22,33 102,57

3 43,71 -6,70 25,19 26,07 104,89

Rata-rata 46,21 -5,85 23,45 24,17 103,95

KMNO4.

suhu ruang

Terbuka

1 40,49 -6,77 23,63 24,58 105,99

2 45,56 -5,23 21,43 22,05 103,71

3 42,90 -6,18 22,30 23,14 105,48

Rata-rata 42,98 -6,06 22,45 23,26 105,06

Tertutup

1 43,55 -1,48 21,65 43,55 21,70

2 46,17 -6,11 23,47 46,17 24,25

3 45,48 -6,77 24,16 45,48 25,09

Rata-rata 45,07 -4,79 23,09 45,07 23,68

Kontrol.

suhu ruang

Terbuka

1 46,08 -5,92 22,72 23,48 104,60

2 43,04 -6,57 22,18 23,13 106,51

3 38,29 -4,90 20,70 21,27 103,33

Rata-rata 42,47 -5,79 21,86 22,62 104,81

Tertutup

1 41,80 -3,79 20,79 21,05 100,36

2 43,70 -6,66 22,88 23,83 106,23

3 40,82 -4,46 21,12 21,58 101,91

Rata-rata 42,11 -4,97 21,60 22,15 102,83

Etilen. suhu dingin

Terbuka

1 37,88 0,77 18,73 18,75 87,66

2 45,18 -4,60 22,11 22,58 101,75

3 43,54 -6,25 23,77 24,58 104,74

Rata-rata 42,20 -3,36 21,54 21,97 98,05

Tertutup

1 32,95 -0,92 15,55 15,58 93,40

2 45,66 -6,45 23,70 24,56 105,22

3 44,49 -6,46 23,28 24,14 105,50

Rata-rata 41,03 -4,61 20,84 21,43 101,37

KMNO4.

suhu dingin

Terbuka

1 47,34 -6,57 24,04 24,92 105,28

2 44,18 -3,59 21,12 21,42 99,64

3 45,54 -6,95 24,70 25,66 105,71

Rata-rata 45,69 -5,70 23,29 24,00 103,54

Tertutup

1 39,25 -0,98 19,99 20,02 92,81

2 44,90 -5,10 22,47 23,04 102,79

3 32,30 -5,94 19,19 20,09 107,19

Rata-rata 38,82 -4,01 20,55 21,05 100,93

Terbuka 1 43,22 -5,15 22,76 23,33 102,74

(11)

Kontrol.

suhu dingin

2 39,92 -5,83 21,24 22,03 105,34

3 36,92 -4,53 18,91 19,45 103,47

Rata-rata 40,02 -5,17 20,97 21,60 103,85

Tertutup

1 46,02 -3,50 23,12 23,38 98,61

2 42,91 -7,25 23,08 24,19 107,43

3 35,48 -7,84 21,75 23,14 109,82

Rata-rata 41,47 -6,20 22,65 23,57 105,29

Tabel 2. Pengamatan Warna Hari Ke-3 Pisang

Perlakuan Kondisi Pengulangan L a* b* C H

Etilen. suhu ruang

Terbuka

1 52,36 4,75 26,58 27,00 79,88

2 52,46 4,78 26,29 26,72 79,70

3 51,11 6,18 29,51 30,15 78,17

Rata-rata 51,98 5,24 27,46 27,96 79,25

Tertutup

1 47,05 -4,73 24,10 24,56 101,09

2 46,67 3,59 24,32 24,58 98,41

3 45,40 -4,63 25,51 25,92 100,28

Rata-rata 46,37 -1,92 24,64 25,02 99,93

KMNO4.

suhu ruang

Terbuka

1 47,95 6,31 24,31 25,11 75,45

2 50,97 6,69 27,22 28,03 76,20

3 47,41 8,33 29,16 30,33 74,05

Rata-rata 48,78 7,11 26,90 27,82 75,23

Tertutup

1 44,72 -4,50 24,36 24,78 100,46

2 46,40 -3,60 24,01 24,28 98,52

3 41,26 2,23 21,90 22,01 84,18

Rata-rata 44,13 -1,96 23,42 23,69 94,39

Kontrol.

suhu ruang

Terbuka

1 50,27 4,88 28,05 28,47 108,06

2 38,50 4,81 25,96 26,40 80,13

3 44,95 5,94 28,95 29,55 79,49

Rata-rata 44,57 5,21 27,65 28,14 89,22

Tertutup

1 34,86 4,05 14,09 14,66 73,98

2 44,28 -2,89 25,36 25,52 96,50

3 39,78 -0,23 20,23 20,23 90,66

Rata-rata 39,64 0,31 19,89 20,14 87,05

Etilen. suhu dingin

Terbuka

1 32,32 10,74 15,33 18,72 54,99

2 47,39 7,27 25,93 26,93 74,33

3 50,40 6,09 29,32 29,94 78,27

Rata-rata 43,37 8,03 23,53 25,20 69,20

Tertutup

1 32,51 1,31 12,71 12,78 84,10

2 45,79 -0,34 27,91 27,91 90,71

3 44,11 0,54 23,48 23,48 88,68

Rata-rata 40,80 0,50 21,37 21,39 87,83

KMNO4.

suhu dingin

Terbuka

1 42,00 6,36 24,75 25,55 75,59

2 47,61 6,59 29,23 29,96 77,30

3 36,85 10,54 23,22 25,50 65,59

Rata-rata 42,15 7,83 25,73 27,00 72,83

Tertutup

1 41,91 -5,44 24,33 24,93 102,60

2 44,85 -4,77 24,82 25,28 100,88

3 45,99 -3,37 27,76 27,96 96,92

Rata-rata 44,25 -4,53 25,64 26,06 100,13

Terbuka 1 46,97 6,04 24,01 24,76 75,88

(12)

Kontrol.

suhu dingin

2 50,20 7,16 27,82 28,73 75,57

3 40,22 9,91 22,82 24,88 66,53

Rata-rata 45,797 7,703 24,883 26,123 72,660

Tertutup

1 45,15 0,86 26,07 26,08 88,11

2 45,00 -2,79 25,3 25,45 96,30

3 43,2 -0,8 27,03 27,04 91,69

Rata-rata 44,45 -0,91 26,13 26,19 92,03

Tabel 3. Pengamatan Warna Hari Ke-6 Pisang

Perlakuan Kondisi Pengulangan L a* b* C H

Etilen. suhu ruang

Terbuka

1 47,37 6,43 27,18 27,93 76,70

2 45,62 5,86 23,15 23,88 75,80

3 37,77 5,99 16,69 17,74 70,27

Rata-rata 43,59 6,09 22,34 23,18 74,26

Tertutup

1 48,28 1,89 24,87 24,94 85,65

2 48,12 4,75 20,32 20,86 76,85

3 46,79 7,35 27,37 28,33 74,97

Rata-rata 47,73 4,66 24,19 24,71 79,16

KMNO4.

suhu ruang

Terbuka

1 43,24 9,21 22,90 24,68 68,08

2 44,47 8,76 23,72 25,29 69,74

3 43,40 6,68 19,76 20,86 71,32

Rata-rata 43,70 8,22 22,13 23,61 69,71

Tertutup

1 48,29 4,47 24,80 25,20 79,79

2 50,92 6,07 25,39 26,11 76,56

3 51,89 5,77 29,28 29,84 78,85

Rata-rata 50,37 5,44 26,49 27,05 73,44

Kontrol.

suhu ruang

Terbuka

1 47,97 6,44 24,57 25,40 75,32

2 49,45 6,46 27,24 28,00 76,65

3 46,33 6,70 26,78 27,61 75,96

Rata-rata 47,91 6,53 26,19 27,00 75,97

Tertutup

1 33,58 5,46 12,28 13,44 66,05

2 49,27 3,86 24,82 25,12 81,16

3 48,67 6,33 29,52 30,20 77,90

Rata-rata 43,84 5,22 22,21 22,92 75,04

Etilen. suhu dingin

Terbuka

1 45,05 6,70 22,95 23,91 73,73

2 41,14 14,84 27,50 30,94 61,34

3 42,04 11,10 29,26 31,29 69,23

Rata-rata 42,74 10,88 26,57 28,71 68,10

Tertutup

1 22,18 2,99 2,24 3,74 36,84

2 41,30 9,96 22,02 24,17 65,66

3 46,26 3,77 24,81 25,09 81,36

Rata-rata 36,58 5,57 16,36 17,67 61,29

KMNO4.

suhu dingin

Terbuka

1 43,90 6,97 25,01 25,96 74,44

2 47,51 8,00 26,79 27,96 73,37

3 44,95 11,44 27,94 30,19 67,74

Rata-rata 45,45 8,80 26,58 28,04 71,85

Tertutup

1 22,07 3,02 3,17 4,32 46,32

2 27,82 5,05 9,14 10,44 61,09

3 43,89 5,99 27,74 28,38 77,83

Rata-rata 31,26 4,69 13,35 14,38 61,75

Terbuka 1 46,97 6,04 24,01 24,76 75,88

(13)

Kontrol.

suhu dingin

2 50,20 7,16 27,82 28,73 75,57

3 40,22 9,91 22,82 24,88 66,53

Rata-rata 45,797 7,703 24,883 26,123 72,660

Tertutup

1 45,15 0,86 26,07 26,08 88,11

2 45,00 -2,79 25,3 25,45 96,30

3 43,2 -0,8 27,03 27,04 91,69

Rata-rata 44,45 -0,91 26,13 26,19 92,03

Tabel 4. Pengamatan Tekstur Pisang

Perlakuan Kondisi Plastik

Pengulanga n

Tekstur Hari Ke-

0 3 6

Etilen. suhu ruang

Terbuka

1 3,18 2,50 1,50

2 3,03 2,40 1,60

3 3,10 2,40 1,50

Rata-rata 3,10 2,43 1,53

Tertutup

1 3,20 3,00 2,50

2 3,55 2,90 2,60

3 3,70 2,80 2,20

Rata-rata 3,48 2,90 2,43

KMNO4.

suhu ruang

Terbuka

1 3,20 1,80 1,10

2 2,80 1,60 1,40

3 3,00 1,80 1,40

Rata-rata 3,00 1,73 1,30

Tertutup

1 3,10 2,55 1,95

2 3,10 2,85 2,10

3 3,20 2,35 2,70

Rata-rata 3,13 2,58 2,25

Kontrol.

suhu ruang

Terbuka

1 3,20 2,70 2,30

2 3,15 2,55 2,25

3 3,10 2,35 2,10

Rata-rata 3,15 2,53 2,22

Tertutup

1 3,10 2,75 2,70

2 3,15 2,85 21,50

3 3,15 2,60 2,30

Rata-rata 3,13 2,73 8,83

Etilen. suhu dingin

Terbuka

1 3,20 2,30 2,30

2 2,90 2,30 3,00

3 3,10 2,40 2,70

Rata-rata 3,07 2,33 2,67

Tertutup

1 3,10 2,50 1,50

2 3,00 2,40 1,90

3 3,10 2,40 1,80

Rata-rata 3,07 2,43 1,73

KMNO4.

suhu dingin

Terbuka

1 3,05 2,80 2,65

2 3,00 2,30 2,60

3 3,00 2,40 3,00

Rata-rata 3,02 2,50 2,75

Tertutup

1 2,85 2,90 3,10

2 3,02 2,65 2,90

3 3,20 2,80 1,70

(14)

Rata-rata 3,02 2,78 2,57

Kontrol.

suhu dingin

Terbuka

1 3 2,4 2,0

2 3,1 2,3 2,3

3 3,15 1,75 2,6

Rata-rata 3,08 2,15 2,3

Tertutup

1 3,82 2,6 2,3

2 3,1 2,6 2,6

3 3,25 1,9 2,35

Rata-rata 3,39 2,37 2,42

Tabel 5. Pengamatan Bobot Pisang

Perlakuan Kondisi

Plastik Pengulangan Bobot Hari Ke- Susut Bobot Hari Ke-

0 3 6 0 3 6

Etilen. suhu ruang

Terbuka

1 60,65 58,48 57,23 0 3,57 2,13

2 60,65 58,47 57,23 0 3,59 2,12

3 60,65 58,47 57,23 0 3,59 2,11

Rata-rata 60,65 58,47 57,23 0 3,58 2,12

Tertutup

1 44,75 44,48 44,49 0 0,60 -0,03

2 44,75 44,48 44,49 0 0,61 -0,03

3 44,74 44,47 44,49 0 0,60 -0,04

Rata-rata 44,75 44,48 44,49 0 0,60 -0,03

KMNO4.

suhu ruang

Terbuka

1 45,36 45,81 45,04 0 -1,01 1,70

2 46,36 45,81 45,03 0 1,18 1,70

3 46,36 45,19 45,03 0 2,53 0,34

Rata-rata 46,02 45,60 45,03 0 0,91 1,25

Tertutup

1 44,20 43,88 43,70 0 0,72 0,40

2 44,20 43,88 43,70 0 0,72 0,40

3 44,20 43,87 43,60 0 0,73 0,62

Rata-rata 44,20 43,87 43,67 0 0,73 0,47

Kontrol.

suhu ruang

Terbuka

1 53,30 52,20 51,90 0 2,06 0,57

2 53,30 52,20 51,80 0 2,06 0,77

3 53,30 52,20 51,80 0 2,06 0,77

Rata-rata 53,30 52,20 51,80 0 2,06 0,77

Tertutup

1 51,20 51,90 51,34 0 -1,37 1,08

2 51,20 52,00 51,33 0 -1,56 1,29

3 51,20 52,10 51,33 0 -1,76 1,48

Rata-rata 51,20 52,00 51,33 0 -1,56 1,28

Etilen. suhu dingin

Terbuka

1 49,60 46,51 44,12 0 6,23 5,14

2 49,40 46,51 44,12 0 5,85 5,14

3 49,30 46,50 44,12 0 5,68 5,12

Rata-rata 49,43 46,51 44,12 0 5,92 5,13

Tertutup

1 48,35 47,95 47,26 0 0,81 1,44

2 48,35 47,95 47,26 0 0,82 1,45

3 48,34 47,95 47,23 0 0,81 1,50

Rata-rata 48,34 47,95 47,25 0 0,81 1,46

KMNO4.

suhu dingin

Terbuka

1 50,80 48,19 45,79 0 5,14 4,99

2 50,80 48,19 45,78 0 5,14 5,00

3 50,70 48,19 45,78 0 4,95 4,99

Rata-rata 50,77 48,19 45,78 0 5,08 4,99

Tertutup 1 47,70 47,10 46,90 0 1,26 0,42

(15)

2 47,80 47,10 47,00 0 1,46 0,21

3 47,60 47,10 47,00 0 1,05 0,21

Rata-rata 47,70 47,10 46,97 0 1,26 0,28

Kontrol.

suhu dingin

Terbuka

1 47,9 47,292 45,981 0 1,27 2,77

2 47,9 47,292 45,983 0 1,27 2,77

3 47,6 47,286 45,98 0 0,66 2,76

Rata-rata 47,8 47,29 45,98 0 1,07 2,77

Tertutup

1 42,891 42,525 42,224 0 0,85 0,71

2 42,981 42,521 42,222 0 1,07 0,70

3 42,889 42,524 42,222 0 0,85 0,71

Rata-rata 42,920 42,523 42,223 0 0,92 0,71

Tabel 6. Pengukuran Brix Pisang

Perlakuan Kondisi Plastik

Pengulanga n

Nilai Brix (%)

0 3 6

Etilen. suhu ruang

Terbuka

1 11,40 24,30 20,70

2 11,00 26,70 19,80

3 11,80 23,80 20,40

Rata-rata 11,40 24,93 20,30

Tertutup

1 11,20 17,80 23,10

2 11,40 18,30 19,40

3 10,80 18,20 22,10

Rata-rata 11,13 18,10 21,53

KMNO4.

suhu ruang

Terbuka

1 11,60 21,70 20,00

2 11,60 22,90 21,80

3 12,60 26,30 24,00

Rata-rata 11,93 23,63 21,93

Tertutup

1 13,90 21,40 23,40

2 10,80 19,50 21,50

3 10,20 19,70 24,50

Rata-rata 11,63 20,20 23,13

Kontrol.

suhu ruang

Terbuka

1 6,10 23,30 23,10

2 6,80 23,10 22,50

3 6,10 22,50 23,80

Rata-rata 6,33 22,96 23,13

Tertutup

1 0,05 17,40 0,23

2 0,06 16,80 0,22

3 0,08 22,70 0,22

Rata-rata 0,07 18,97 0,22

Etilen. suhu dingin

Terbuka

1 16,10 22,80 23,60

2 11,00 21,80 27,10

3 10,00 24,70 24,30

Rata-rata 12,37 23,10 25,00

Tertutup

1 11,70 21,20 24,50

2 10,80 19,00 24,10

3 10,90 23,10 22,20

Rata-rata 11,13 21,10 23,60

KMNO4.

suhu dingin Terbuka

1 13,60 26,00 22,40

2 12,50 25,50 23,40

3 11,10 22,00 21,50

Rata-rata 12,40 24,50 22,43

(16)

Tertutup

1 14,40 22,40 23,20

2 12,10 17,80 21,00

3 11,00 20,50 22,70

Rata-rata 12,50 20,23 22,30

Kontrol.

suhu dingin

Terbuka

1 0,06 0,27 0,23

2 0,09 0,25 0,23

3 0,11 0,22 0,25

Rata-rata 0,09 0,24 0,23

Tertutup

1 0,06 0,13 0,21

2 0,10 0,15 0,19

3 0,06 0,14 0,23

Rata-rata 0,07 0,14 0,21

Tabel 7. Penampakkan Pisang

Perlakuan Kondisi Pelastik

Kenampakkan Hari Ke-

0 3 6

Etilen. suhu ruang

Terbuka

Tertutup

KMNO4.

suhu ruang

Terbuka

Tertutup

Kontrol. suhu ruang

Terbuka

Tertutup

Etilen. suhu dingin

Terbuka

Tertutup

(17)

KMNO4.

suhu dingin

Terbuka

Tertutup

Kontrol. suhu dingin

Terbuka

Tertutup

4.1.2 Tabel Pengamatan Buah Jeruk Tabel 8. Pengamatan Warna Hari Ke-0 Jeruk

Perlakuan Kondisi Pengulangan L a* b* C H

Etilen. suhu ruang

Terbuka

1 46,24 -1,23 32,17 32,19 92,19

2 44,40 -6,09 18,37 19,35 108,35

3 47,49 -6,63 35,30 35,91 100,64

Rata-rata 46,04 -4,65 28,61 29,15 100,39

Tertutup

1 43,10 -7,05 26,69 27,60 104,79

2 43,07 -6,90 27,15 28,01 104,26

3 42,51 -6,17 26,16 26,88 103,28

Rata-rata 42,89 -6,71 26,67 27,50 104,11

KMNO4.

suhu ruang

Terbuka

1 41,19 -8,13 23,22 24,60 109,29

2 43,94 -9,18 25,65 27,24 109,70

3 53,10 -7,76 40,00 40,74 100,98

Rata-rata 46,08 -8,36 29,62 30,86 106,66

Tertutup

1 38,86 -8,02 21,41 22,88 110,53

2 42,63 -7,32 26,64 27,63 105,36

3 44,03 -4,98 29,18 29,60 99,69

Rata-rata 41,84 -6,77 25,74 26,70 105,19

Kontrol.

suhu ruang

Terbuka

1 43,43 -4,29 26,95 27,28 99,04

2 52,17 1,31 42,95 42,97 88,26

3 51,60 4,19 40,01 40,23 84,02

Rata-rata 49,07 0,40 36,64 36,83 90,44

Tertutup

1 39,43 -4,36 24,02 24,41 100,28

2 41,84 -4,02 26,77 27,07 98,54

3 46,24 -3,84 35,29 35,50 96,21

Rata-rata 42,50 -4,07 28,69 28,99 98,34

Etilen. suhu dingin

Terbuka

1 37,57 -7,23 19,74 21,02 110,11

2 43,32 -8,58 28,44 29,71 106,79

3 43,94 -4,91 29,42 29,82 99,48

Rata-rata 41,61 -6,91 25,87 26,85 105,46

Tertutup 1 40,42 -6,01 25,45 26,15 103,29

2 38,70 -6,00 18,38 19,33 108,07

(18)

3 42,07 -6,83 26,73 27,59 104,33

Rata-rata 40,40 -6,28 23,52 24,36 105,23

KMNO4.

suhu dingin

Terbuka

1 44,65 -8,50 30,93 32,08 105,37

2 63,38 -2,40 53,63 53,68 92,56

3 48,74 -5,75 38,80 39,23 98,43

Rata-rata 52,26 -5,55 41,12 41,66 98,79

Tertutup

1 41,41 -8,70 23,53 25,09 110,29

2 40,30 -6,75 23,16 24,12 106,26

3 43,64 -6,17 27,98 28,66 102,44

Rata-rata 41,78 -7,21 24,89 25,96 106,33

Kontrol.

suhu dingin

Terbuka

1 40,71 -6,20 27,26 27,96 102,82

2 42,01 -4,96 25,63 26,11 100,95

3 45,71 -1,77 30,95 31,00 93,27

Rata-rata 42,81 -4,31 27,95 28,36 99,01

Tertutup

1 42,97 -2,19 27,32 27,41 94,58

2 41,10 -5,23 25,54 26,07 101,57

3 40,77 -5,27 27,12 27,63 101,00

Rata-rata 41,61 -4,23 26,66 27,04 99,05

Tabel 9. Pengamatan Warna Hari Ke-3 Jeruk

Perlakuan Kondisi Pengulangan L a* b* C H

Etilen. suhu ruang

Terbuka

1 54,51 6,52 48,68 49,11 82,37

2 55,73 2,26 47,94 48,00 87,30

3 60,56 11,42 56,15 57,30 78,50

Rata-rata 56,93 6,73 50,92 51,47 82,72

Tertutup

1 43.10 -7.05 26.69 27.60 104.79

2 43.07 -6.90 27.15 28.01 104.26

3 42.51 -6.17 26.16 26.88 103.28

Rata-rata 43.10 -7.05 26.69 27.60 104.79

KMNO4.

suhu ruang

Terbuka

1 68,13 3,98 60,96 61,09 86,27

2 62,84 0,40 55,67 55,68 89,59

3 60,03 0,94 52,58 52,59 88,97

Rata-rata 63,67 1,77 56,40 56,45 88,28

Tertutup

1 44,94 -5,92 32,29 32,83 100,39

2 43,52 -6,44 25,19 26,00 104,34

3 43,14 -5,86 27,23 27,85 102,14

Rata-rata 43,87 -6,07 28,24 28,89 102,29

Kontrol.

suhu ruang

Terbuka

1 45,80 -1,32 31,53 31,56 92,40

2 54,98 2,92 46,97 47,06 86,44

3 49,08 2,84 38,39 38,49 85,77

Rata-rata 49,95 1,48 38,96 39,04 88,20

Tertutup

1 32,67 0,54 22,50 22,50 88,64

2 34,74 -1,63 26,17 26,22 93,56

3 38,49 0,37 31,68 31,68 89,34

Rata-rata 35,30 -0,24 26,78 26,80 90,51

Etilen. suhu dingin

Terbuka

1 58,38 3,51 51,09 51,21 68,07

2 60,91 3,21 52,53 52,63 68,50

3 61,68 14,26 59,25 60,94 76,47

Rata-rata 60,32 6,99 54,29 54,93 71,01

Tertutup 1 49,88 1,75 39,82 39,86 87,48

2 45,26 -4,47 29,74 30,08 98,54

Gambar

4.1.1  Tabel Pengamatan Buah Pisang
Tabel 2. Pengamatan Warna Hari Ke-3 Pisang
Tabel 3. Pengamatan Warna Hari Ke-6 Pisang
Tabel 4. Pengamatan Tekstur Pisang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Beralaskan fenomena diatas, penulis ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai transfer pricing karena hal-hal yang telah dikemukakan mengenai hal tersebut

Pola interaksi masyarakat dengan latarbelakang berbeda ini menjadi pemandangan yang menarik, berasal dari suku berbeda akan memberikan dampak yang positif bahkan juga menimbulkan dampak