Aplikasi KAI Access dirancang untuk memudahkan konsumen kereta api dalam melakukan transaksi pembelian tiket kereta api. Namun di sisi lain, ada pula layanan yang dikembangkan oleh PT. Kereta Api Indonesia yaitu layanan Aplikasi Mobile KAI Access. Dimana PT. Kereta Api Indonesia pada bulan September 2014 mulai meluncurkan aplikasi mobile KAI Access yang dapat diakses melalui smartphone.
Terjadi pembaharuan pada versi Aplikasi Mobile KAI Access yang menimbulkan banyak kendala yaitu pemesanan, perubahan jadwal, pembatalan dan e-boarding. Pembaruan aplikasi seluler KAI Access dilakukan oleh PT. Kereta Api Indonesia untuk meningkatkan versi dan fitur. Akibat buruknya rating, penilaian, dan ulasan dapat menyebabkan calon pelanggan enggan menggunakan dan membeli tiket kereta api melalui aplikasi KAI Access.
Hal ini dapat menurunkan minat beli calon pelanggan yang akan menggunakan aplikasi KAI Access. Penjelasan data di atas terlihat pada tabel di bawah ini mengenai data pembelian tiket kereta api melalui aplikasi KAI Access (online) dan melalui stasiun (offline). Oleh karena itu, penciptaan pengetahuan juga diperlukan agar aplikasi mobile KAI Access dapat berkembang lebih jauh.
Bagaimana Aplikasi KAI Access bisa menjadi aplikasi yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya dalam pemesanan tiket kereta api.
Manfaat Praktis
Kerangka Teori
- Knowledge Creation
- Model Konversi Knowledge Creation
- Metode Menciptakan Knowledge Creation
- Penerapan Knowledge Creation
- Penelitian Terdahulu
- Desain Konsep
Proses tersebut dinamakan “Spiral of Knowledge”, yaitu interaksi antara pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit yang terjadi pada tingkat ontologi dari tingkat terendah (individu) hingga tingkat yang lebih tinggi (Nonaka, Ikujiro Takeuchi, 1995). Nonaka, Ikujiro Takeuchi, 1995) menggambarkan proses spiral Penciptaan Pengetahuan seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut. Sumber: Teori Spiral Penciptaan Pengetahuan (Nonaka dan Hirotaka Takeuchi) Proses spiral penciptaan pengetahuan pada gambar di atas menjelaskan interaksi antara pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit.Interaksi ini dikonsep oleh (Nonaka dan Noboru Konno, 1998) melalui empat model konversi pengetahuan sebagai berikut.
Berdasarkan (Nonaka dan Noboru Konno, 1998) penciptaan pengetahuan selalu dimulai dari individu/pribadi, proses penciptaan terjadi karena adanya transformasi pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit melalui proses sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi dan internalisasi. . Sosialisasi adalah pengetahuan yang dibagikan secara tatap muka, berbicara secara wajar dan biasanya dalam bentuk interaksi sosial. Pengetahuan yang sebelumnya hanya bersifat tacit, kini dapat ditulis, direkam, digambarkan, atau dibuat dari objek nyata.
Sosialisasi Internalisasi Kombinasi Eksternalisasi15 Kombinasi adalah proses menggabungkan potongan-potongan pengetahuan eksplisit yang dipecah menjadi pengetahuan baru. Menurut (Harianto, 2009), ada lima metode cara menciptakan Knowledge Creation (Lima mode generasi pengetahuan), yaitu sebagai berikut. Merupakan pengetahuan yang merupakan hasil pembentukan tim yang tidak terstruktur dan tim informal yang dibentuk oleh pegawai berdasarkan kepentingan tertentu.
Dalam penerapan penciptaan pengetahuan, hal terpenting yang perlu diperhatikan adalah bagaimana proses pengetahuan itu dibuat dan dikelola. Sumber: Dua Dimensi, Penciptaan Pengetahuan (Nonaka dan Hirotaka Takeuchi) Pengetahuan tercipta melalui interaksi antara dimensi epistemologis dan dimensi ontologis, namun sebaliknya dimensi ontologis menunjukkan tingkat pengetahuan dari tingkat terendah hingga tertinggi. sebagai individu, kelompok, organisasi dan antar organisasi.
Namun di sisi lain, pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang dapat dikodifikasikan dalam bentuk dokumen atau bentuk nyata lainnya sehingga dapat dengan mudah ditransfer dan disebarluaskan melalui berbagai media. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti yaitu PT.KAI sebaiknya mempermudah pemesanan tiket kebakaran melalui aplikasi KAI Access agar masyarakat tidak terganggu dalam pemesanan tiket kereta api, dan memanfaatkan fungsi pada media sosial agar lebih mudah. Sumbar mempunyai beberapa kendala pada aplikasi KAI Access yaitu aplikasi KAI Access mengalami gangguan yang dapat mengganggu pengguna dalam melakukan pemesanan tiket dan kurangnya pemahaman penumpang dalam menggunakan aplikasi KAI Access karena yang menggunakan kereta rata-rata adalah orang lanjut usia. yang tidak pandai menggunakan smartphone.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti yaitu penerapan penggunaan aplikasi KAI Access di Stasiun Yogyakarta Besar telah berperan dalam meningkatkan efektivitas pelayanan penjualan tiket di Stasiun Yogyakarta Besar. Peran tersebut sudah dirasakan oleh penumpang, petugas loket dan petugas terutama dalam hal kemudahan dan efektifitas pelayanan, namun di sisi lain masih terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaannya seperti kendala server, kurangnya sosialisasi, dan masih adanya kendala dalam pelayanan. Keluhan dari penumpang, hal ini perlu dicermati lebih dalam oleh PT.KAI agar konsumen semakin merasa nyaman dalam menggunakan aplikasi KAI Access.
Definisi Konsep
Digital Service
Kinerja Layanan
Definisi Operasional
Digital Service
Kinerja Layanan
Metode Penelitian .1 Desain Penelitian
- Situs Penelitian
- Subjek Penelitian
- Informan Penelitian
- Jenis Data
- Sumber Data
- Teknik Pengumpulan Data
- Analisis dan Interpetasi Data 1. Analisis Data
Penelitian ini akan menjelaskan analisis perkembangan literasi digital pada pelayanan yang diberikan oleh Kereta Api Indonesia (Persero). Dalam hal ini populasinya terdiri dari konsumen pengguna Aplikasi KAI Access dan karyawan PT. Dalam penelitian ini informan ditentukan dengan menggunakan teknik terarah pada tujuan, yaitu suatu objek yang diteliti oleh peneliti.
Kriteria pengumpulan data dari informan yang menggunakan aplikasi KAI Access adalah informan menggunakan aplikasi KAI Access, informan mempunyai kendala dalam mengelola aplikasi KAI Access, dan informan memahami penggunaan aplikasi KAI Access. Kereta Api Indonesia yaitu Assman minimal 1 tahun menjabat, Executive minimal 3 tahun berdomisili di DAOP IV Semarang, Assman memahami permasalahan penerapan KAI Access, Executive memahami bidang SDM khususnya pendidikan dan pelatihan, Assman belajar sehubungan dengan departemen lalu lintas dan personalia unit Penumpang. Apakah sulit menggunakan aplikasi KAI Access untuk mendaftar dan login akun KAI Access?
Apakah konsumen dapat membeli tiket melalui aplikasi KAI Access dan memesan lebih dari 1 tiket sekaligus? Apakah karyawan PT.KAI selalu ramah dalam menjelaskan aplikasi KAI Access kepada konsumen? Apakah karyawan PT.KAI selalu berpenampilan baik dan menarik dalam pelayanan kepada konsumen kereta api?
PT.KAI dalam meningkatkan kinerja karyawan perusahaannya dengan cara memberikan motivasi dan memberikan pelatihan, diantaranya “On the Job Training”. Apakah sosialisasi tentang aplikasi KAI Access dapat mengurangi permasalahan konsumen yang belum memahami penggunaan aplikasi KAI Access? Data sekunder merupakan sumber data yang tidak memberikan data secara langsung kepada pengumpul data, seperti melalui orang lain atau dokumen (Sugiyono, 2018a).
Dalam penelitian ini sumber data sekunder berupa buku, majalah, artikel yang berkaitan dengan topik penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menentukan jenis penelitian kualitatif, sehingga data yang diperoleh harus mendalam, jelas dan spesifik.
Penyajian Data
Menjadi aplikasi yang memiliki banyak fungsi pembayaran yang berfungsi dengan baik sehingga konsumen yang menggunakan aplikasi merasa berguna ketika ingin melakukan pembayaran, serta adanya fungsi penarikan dana dan tidak ada minimal top-up, sehingga pengguna lebih nyaman dalam menggunakan. Aplikasi. Bisa memasukkan lebih dari satu ID (nomor NIK) sehingga pengguna iOS bisa membeli lebih dari 1 tiket 5 Fungsi ubah jadwal yang tidak bisa. Fitur reschedule dapat berfungsi dengan baik sehingga ketika pengguna aplikasi ingin melakukan reschedule tiket tidak perlu datang ke CS di stasiun keberangkatan.
Menarik Kesimpulan