• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR PADA PASIEN DIABETES DAN HIPERTENSI

N/A
N/A
Cecillia Jsmn

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR PADA PASIEN DIABETES DAN HIPERTENSI"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR PADA PASIEN DIABETES DAN HIPERTENSI

Disusun oleh :

Cecillia Jasmine ( 2021350001) Dilla Safrina ( 2021350029) Narullita Zahra Kirana ( 2021350056 )

PROGRAM STUDI GIZI

FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS SAHID JAKARTA

2023

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Obesitas adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebih, sehingga berat badan seseorang jauh di atas normal dan dapat membahayakan kesehatan. Obesitas terjadi karena ketidak seimbangan energi yang masuk dengan energi yang keluar. Obesitas atau disebut juga dengan kegemukan, merupakan suatu masalah yang cukup merisaukan dikalangan remaja. Obesitas terjadi saat badan menjadi gemuk yang disebabkan oleh penumpukan adiposa secara berlebihan.

Obesitas merupakan faktor risiko utama penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, dan kanker. Secara global prevalensinya meningkat sepanjang tahun pada semua kelompok usia sehingga World Health Organization (WHO) menetapkan obesitas sebagai epidemi.

Obesitas menjadi masalah di berbagai belahan dunia dimana prevalensinya meningkat dengan cepat, baik di negara maju maupun negara berkembang. Terjadinya peningkatan obesitas di seluruh dunia memiliki dampak penting pada gangguan kesehatan dan penurunan kualitas hidup(5). Faktor - faktor yang menyebabkan terjadinya obesitas yaitu faktor genetik, faktor lingkungan (pola makan dan pola aktivitas fisik), serta faktor obat - obatan dan hormonal.

Obesitas memiliki dampak metabolik, yang mana lingkar perut pada ukuran tertentu (pria

>90cm dan wanita >80 cm) yang akan berdampak pada peningkatan trigliserida dan penurunan kolesterol HDL, serta meningkatkan tekanan darah, sehingga keadaan tersebut disebut dengan sindrom metabolik(3). Selain dampak pada metabolik, terdapat dampak penting terhadap kejadian penyakit kardiovaskuler diabetes mellitus tipe 2, kanker, osteoarthritis, dan sleep apnea di seluruh dunia. Oleh karena itu, terdapat prinsip pengolahan obesitas yang mana dengan mengatur keseimbangan energi.

B. TUJUAN 1. Tujuan Umum

Pada mata kuliah praktikum dietetik penyakit tidak menular ini bertujuan agar mahasiswa mengetahui bagaimana cara melakukan atau mengatasi diet untuk asuhan gizi dan juga diet bagi penderita obesitas.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus kegiatan PKL di bidang MAGK sebagai berikut:

1. Menilai keadaan gizi pasien 2. Merumuskan masalah gizi pasien

3. Merencanakan, menyusun, dan mengevaluasi penatalaksanaan proses asuhan gizi terstandar pada pasien berdasarkan diagnosa dokter

4. Melakukan tindak lanjut pada pasien yang dikelola sendiri 5. Melakukan usaha pemeliharaan dan peningkatan status gizi 6. Membekali diri untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan kerja.

(3)

BAB II

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR

A. PENATALAKSANAAN DIET DIABETES MELITUS DAN HIPERTENSI 1. Gambaran Umum

Ny FDL. berusia 60 tahun, seorang ibu rumah tangga dengan pendidikan terakhir SMA. Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 20 Maret 2022 dengan diagnosis Diabetes Melitus dan Hipertensi. Pasien dirawat di ruang rawat inap Anggrek RS X dengan No NRM 11223345.

Sebelum masuk RS, Pola makan Ny FDL 3 kali sehari, dan 2 kali snack. Sumber KH yang paling sering

dikonsumsi nasi 2 porsi dan mie instant, sumber protein yang dikonsumsi ikan segar 2-3 kali/minggu, telur 1-2x seminggu, tahu dan tempe 1-2 kali/hari, pasien jarang mengkonsumsi sayuran dan buah, serta sering

mengkonsumsi makanan yang manis dan minum teh 2x/hari dengan gula 2 sdm. Asupan makan pasien yaitu Energi 1682 kkal, Protein 67,3 gram, Lemak 42,6 gram dan KH 264 gram.

Hasil pengukuran antropometri pasien Tilut 49 cm dan LiLA 30 cm. Pasien masuk RS dalam keadaan sadar dengan keluhan mual, muntah, pusing dan nyeri perut selama 1 hari terakhir. Pasien menderita DM sejak tahun 2015 dan diberikan obat oral serta tidak mau diberikan suntik insulin dan obat yang diberikan tidak dikonsumsi saat bekerja. Tidak ada riwayat penyakit DM di keluarga. Pasien diberikan terapi medis berupa novorapid 12 unit 3x1, levenir 25 unit malam hari, metoclopramide 10 unit 3x1, aspilet 80 mg 1x/hari, dan fenofibrate 300 mg 1x/hari.

Data Biokimia dalam pengkajian awal gizi Ny. FDL antara lain GDS 469 mg/dL, GDP 212 mg/dL, BUN 15 mg/dL, eritrosit 4,8 jt/UL, Hemoglobin 11,5 g/dL, MCV 70,8 unit SI, MCH 24 unit SI. Data klinis pasien TD 160/90 mmHg, Nadi 82x/menit, RR 20x/menit dan suhu 37oC.

Patofisiologi Penyakit Obesitas

2. Data umum Pasien

Nama : Ny.FDL

Tanggal Masuk Rumah Sakit : 20 Maret 2022 Tanggal Pengkajian Awal Gizi :

Tanggal Lahir : -

Usia : 60 Tahun

(4)

Jenis Kelamin : Perempuan

Nomor Rekam Medik : 11223345

Diagnosis Medis : Diabates dan Hipertensi 3. Skrining Malnutrisi

Tabel 1.1 Malnutrition Screening Tools (MST) Tn. K

No. Parameter Skor

1 Apakah terjadi penurunan berat badan pada 6 bulan terakir?

a. Tidak ada 0

b. 1-5 kg 1

c. 6-10 kg 2

d. 11-15 kg 3

e. >15 kg 4

2 Apakah asupan makan berkurang karena kurang nafsu makan?

a. Ya 1

b. Tidak 0

Total skor 0

Tindak lanjut skrining gizi MST : a. Risiko Ringan (Nilai MST 0-1)

b. Risiko Sedang (Nilai MST ≥2-3) c. Risiko Tinggi (Nilai MST 4-5)

2. Pasien mempunyai kondisi khusus (DM / kemoterapi / Hemodialisa / Geriatri / Imunitas menurun / lain-lain sebutkan…

a. Ya (Geriatri)

b. Tidak

3. Alergi makanan :

Ada alergi yaitu makanan seafood 4. Preskripsi diet :

a. Makanan Biasa b. Makanan Khusus 5. Tindak lanjut :

(5)

a. Perlu asuhan gizi

b. Belum perlu asuhan gizi 4. Proses Asuhan Gizi

a. Pengkajian Gizi

1) Pengkajian Data Riwayat Pasien (CH) Tabel 1.2 Pengkajian Data Riwayat Tn. K

Domain Data

CH-1 Riwayat Personal

CH-1.1.1 Usia 60 tahun

CH-1.1.3 Jenis Kelamin Perempuan

CH-1.1.12 Mobilitas Tirah baring

CH-1.1.9 Peran dalam keluarga Ibu

CH-1.1.6 Bahasa Indonesia

CH-1.110 tobacco use CH-1.2.1.8 Immune

CH-2.2 Perawatan/Terapi

CH-2.2.2 Riwayat penyakit/operasi Terapi medis berupa novorapid 12 unit 3x1, levemir 25 unit malam hari, metoclopramide 10 unit 3x1, aspilet 80 mg 1x/hari, dan fenofibrate 300 mg 1x/hari.

CH-3 Riwayat Sosial dan Ekonomi

CH-3.1.6 Pekerjaan Ibu rumah tangga

Os merupakan seorang Ibu rumah tangga berumur 60 tahun. Os memiliki riwayat penyakit hipertensi.

Os diberikan terapi medis berupa novorapid 12 unit 3x1, levenir 25 unit malam hari, metoclopramide 10 unit 3x1, aspilet 80 mg 1x/hari, dan fenofibrate 300 mg 1x/hari. Mobilitas Os sekarang adalah tirah baring.

2) Pengkajian Riwayat Terkait Gizi/Makanan (FH) Tabel 1.3 Pengkajian Riwayat Terkait Gizi/Makanan Tn. S

Domain Data Pasien

FH- Riwayat Makanan FH-1.1.1 Total Asupan Energi

1682 kkal (Asupan 24 jam SMRS)

FH-1.2.2.3 Pola Makan Pola makan Ny. FDL makan 3x sehari dan 2x snack, sumber KH yang paling sering dikonsumsi nasi 2 porsi dan mie instant, sumber protein yang

(6)

dikonsumsi ikan segar 2-3 kali/minggu, telur 1-2x seminggu, tahu dan tempe 1-2 kali/hari, jarang mengkonsumsi sayuran dan buah, sering mengkonsumsi makanan yang manis dan minum teh 2x/hari dengan gula 2 sdm.

FH-1.5.1.1 Total Asupan Lemak

42,6 gram (Asupan 24 jam SMRS) FH-1.5.3.1 Total Asupan

Protein

67,3 gram (Asupan 24 jam SMRS) FH-1.5.5.1 Total Asupan

Karbohidrat

264 gram (Asupan 24 jam SMRS) FH-2.1.1.3 Pesanan nutrisi

enteral

-

FH-4 Pengetahuan/kepercayaan/sikap FH-4.1 Pengetahuan

makanan dan

nutrisi/keterampilan

Os dan keluarga tidak mengetahui atau belum mendapatkan informasi mengenai makanan yang yang dianjurkan,tidak dianjurkan dan dibatasi.

FH-7 Aktifitas fisik dan fungsi

FH-7.3 Aktifitas Os tidak suka berolahraga FH-3 Pengobatan dan Terapi

FH-3.1.1 Obat Novorapid 12 unit 3x1, levemir 25 unit malam hari, metoclopramide 10 unit 3x1, aspilet 80 mg 1x/hari, dan fenofibrate 300 mg 1x/hari.

Interaksi Obat dan Makanan

Tabel 1.4 Interaksi Obat dan Makanan Tn. K

(7)

Nama Obat Manfaat Efek samping Interaksi obat dan makanan

Novorapid Untuk membantu

memindahkan gula dalam darah menuju jaringan sehingga bisa

digunakan sebagai sumber energi.tubuh

lainnya

- Kulit kemerahan, terjadi pembengkakan pada

area kulit yang disuntik.

- Kulit terasa lebih tebal atau sebaliknya.

- BB naik - Sembelit

Risiko interaksi antara novorapid dengan makanan tertentu adalah meningkatkan risiko efek samping dan mengubah cara kerja obat di dalam

tubuh.

Levemir Untuk menstabilkan kadar gula dalam

darah agar tetap berada dalam batas

normal.

Reaksi iritasi pada titik injeksi, seperti sakit dan kemerahan

serta bengkak pada kaki dan tangan mungkin terjadi.

Metoclopramide Untuk mengobati beberapa masalah di

perut dan usus, digunakan juga pada

pasien diabetes yang memiliki kesulitan dalam mengosongkan

perut (gastroparesis).

- Perasaan lelah, mengantuk, lemas,

atau pusing - Sakit kepala, sulit

tidur (insomnia) - Mual, muntah,

diare - Payudara sakit atau membengkak

- Perubahan pada siklus menstruasi - Buang air kecil lebih sering dari

biasanya

Obat-obatan tertentu tidak boleh digunakan

pada saat makan atau saat makan makanan tertentu karena interaksi

obat dapat terjadi.

Mengonsumsi alkohol atau tembakau dengan obat-obatan tertentu juga

dapat menyebabkan interaksi terjadi.

Aspilet Untuk mengencerkan darah dan mencegah

penggumpalan di pembuluh darah.

- Perut terasa sakit, panas atau kram,

sembelit, diare, masalah pencernaan

- Feses berwarna terlalu gelap atau

terlalu terang - Urine berwarna gelap atau berdarah,

urine berkurang - Tidak sadarkan

diri, mudah mengantuk, pingsan,

mudah lelah dan lemas

Dapat berinteraksi dengan kafein dan salah

satu jenis alkohol, yaitu ethanol.

Fenofibrate Untuk menurunkan kadar trigliserida, kolesterol jahat (LDL),

dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL), di dalam darah,

dan juga terkadang

- Sembelit - Diare - Sakit kepala - Penyakit asam

lambung - Nyeri punggung - Mual atau muntah

(8)

3) Pengkajian Data Antropometri (AD)

Tabel 1.4 Pengkajian Data Antropometri Tn. K

Domain Data Interpretasi

AD-1.1.1 Tinggi 160 cm -

AD-1.1.2 Berat 58 kg -

AD-1.1.4 Perubahan Berat Badan - -

AD-1.1 Berat badan ideal 54 kg

AD-1.1.6 Indeks Pertumbuhan %LILA 99% Gizi Baik (WHO-NCHS)

Tinggi badan Os dihitung melalui estimasi tinggi lutut yakni 160 cm dan berat badan Os juga dihitung berdasarkan estimasi LILA 58 kg. BBI Os adalah 54 kg. % LILA menunjukan bahwa Os termasuk kedalam gizi baik.

4) Pengkajian Data Biokimia (BD) Tabel 1.5 Pengkajian Biokimia Tn. K

Domain Data Nilai Normal Satuan Interpretasi

BD-1.10 Nutritional anemia Profile

BD-1.10 Hb 11,5 14 -17 g/dl Anemia

BD-1.10.3 Mean corpuscular

volume (MCV) 70,8 80 – 96 unit SI Anemia mikrositik

BD-1.10 Eritrosit 4,8 4,0 – 5,0 Jt/uL Normal

BD-1.2.1 BUN 15 8 – 25 mg/dL Normal

BD-1.5.2 Glukosa biasa 469 <200 mg/dL Diabetes Mellitus

BD-1.5.1 Glukosa puasa 212 70-110 mg/dL Diabetes Mellitus

MCH 24 27 – 31 unit SI Anemia mikrositik

Sumber : Electronic Health Record RS ……..

Hasil pengkajian biokimia Os didaptkan Hb, Hematokrit dan eritrosit normal, sehingga menandakan tidak ada infeksi yang terjadi pada os.

5) Pengkajian Data Klinis/ Fisik (PD) Tabel 1.6 Pengkajian Klinis/Fisik Tn. K

(9)

Domain Data Nilai Normal Satuan Interpretasi PD-1.1.1 Temuan Keseluruhan/Keadaan umum/Keluhan

PD-1.1.4.5 Dyspnea Tidak ada Tidak ada PD-1.1.5.9 Konstipasi Tidak ada Tidak ada

PD-1.1.5.11 Diare Ada Tidak ada

PD-1.1.5.24 Mual Ada Tidak ada

PD-1.1.5.27 Muntah Ada Tidak ada

PD-1.1.6 Edema Ada Tidak ada

PD-1.1.11.5 Sakit Kepala

Tidak ada Tidak ada PD-1.1.19.3 Disfagia Tidak ada Tidak ada PD-1.1.18.8 kehilangan

denture

Tidak ada Tidak ada PD-1.1.1.10.12 Rambut

putih

Tidak ada Tidak ada

PD-1.1.1 Oksigen Tidaak ada Tidak ada PD-1.1.1 Nasogastric

Tube

Tidak ada Tidak ada PD-1.1.1 Glasgow

Coma Scale (GCS)

E : 4 M 5 V: 5

E: 4 M: 6 V: 5

Composmentis

PD-1.1.21 Tanda-tanda Vital

Tekanan darah 160/90 105/60 mmHg Hipertensi

Denyut Nadi 82 80-90 x/menit Normal

Laju Pernafasan 20 18-30 x/menit Normal

Suhu tubuh 37 36-37,5 oC Normal

Os mengalami obesitas dan pasien pernah mengalami gangguan pencernaan (dyspepsia, sembelit) disertai mual dan pusing. Secara fisik pasien tampak gemuk dan dalam keadaan composmentis.

6 ) Comparative Standard (CS) Tabel 1.7 comparative standard

Domain Satuan

Asupan

SMRS Interpretasi

Asupan

MRS Interpretasi Kebutuh an SMRS

Kebutuh an MRS

n % n %

CS-1.1.1

Estimasi Kebutuhan Energi Total

kkal

1682 114 Normal 1475

(10)

CS-2.1.1

Estimasi Kebutuhan Lemak Total

Gram

42,6 108 Normal 39,3

CS-2.2.1

Estimasi Kebutuhan Protein Total

Gram

67,3 114 Normal 59

CS-2.3.1

Estimasi Kebutuhan Karbohidrat Total

Gram

264 119 Normal 221,2

Keterangan : Defisit tingkat berat (<70% angka kebutuhan); Defisit tingkat sedang (70-79% angka kebutuhan); Defisit tingkat ringan (80-89% angka kebutuhan), Normal (90-119% angka kebutuhan); dan Di atas angka kebutuhan (≥120%

angka kebutuhan).

Tabel 1.8 Perhitungan Kebutuhan Gizi Os Tn. S

Domain Perhitungan Kebutuhan Gizi

CS-1.1.2 Metode Estimasi Kebutuhan Energi Total BMR Wanita = 25 x Berat badan ideal

= 25 x 59

= 1475 kkal

Koreksi usia (60 tahun) = BMR x 10%

= 10% x 1475 kkal

=147,5

Faktor aktivitas =

=10% x 1475

= 147,5

Kebutuhan Energi = (BMR + Faktor Aktifitas) - Faktor Usia

= (1475 kkal + 147,5) - 147,5 = 1475 kkal

(11)

Domain Perhitungan Kebutuhan Gizi CS-2.1.3 Metode Estimasi Kebutuhan Lemak Total Keb Lemak : 24% x 1475/9 : 39,3 gram

CS-2.2.3 Metode Estimasi Kebutuhan Protein Total Keb Protein : 16% x 1475/4 : 59 gram

CS-2.3.3 Metode Estimasi Kebutuhan Karbohidrat Total Keb Karbohidrat : 60% x 1475 /4 : 221,2 gram

b. Diagnosis Gizi

1. NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi berkaitan dengan gangguan metabolik endokrin (penyakit diabetes melitus) ditandai dengan ketidaknormalan kadar glukosa darah sewaktu (469 mg/dl).

2. NB-1.1 Kurang pengetahuan terkait makanan dan zat gizi berkaitan dengan kurang terpapar edukasi yang berhubungan dengan gizi ditandai dengan sering mengkonsumsi makanan manis c. Intervensi Gizi

a. Tujuan :

Mengoptimalkan asupan mencukupi kebutuhan energi dan zat gizi OS dengan target pencapaian 80% dalam 3 hari.

b. Preskripsi diet :

1. Jenis Diet : Diet diabetes melitus dan rendah natrium 2. Konsistensi : Makanan biasa

3. Frekuensi : 3x makanan utama dan 2x selingan (jam 07, 09,12,15,18) 4. Rute pemberian : Oral

c. Rencana Edukasi dan Konseling Gizi 1. Tempat : Ruang rawat inap

2. Sasaran : Pasien dan keluarga

3. Topik : Edukasi gizi terkait diabetes mellitus, dan pola hidup yang sehat 4. Metode : Ceramah dan diskusi 2 arah

5. Alat bantu : leaflet Materi :

a. penjelasan tentang diet yang diberikan

(12)

b. penjelasan pentingnya diet yang akan dijalani, jadwal makan, jumlah (porsi), cara pengolahan.

c. Memberikan edukasi terkait bahan makanan yang dianjurkan,tidak dianjurkan dan dibatasi

d. Koordinasi dan Kolaborasi

Koordinasi : Ahli gizi rawat inap, Ahli gizi MSPM, Pramusaji Kolaborasi : Perawat, Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) Implementasi

Diberikan diet rendah natrium dengan konsistensi biasa dengan kandungan energi 1.471,65 kkal, protein 67,46 gram, lemak 44,5 gram, dan karbohidrat 207,5 gram dalam bentuk 3 kali makan utama dan 2 kali selingan secara bertahap dimulai dari 80% kecukupan energi dan zat gizi.

Tabel …. Distribusi menu sehari

Golongan Waktu Makan

SP Pagi Selingan1 Siang Selingan 2 Malam

Makanan pokok 1 1 1 ¼

Pangan hewani 1 1 1

Pangan nabati 1 1 1 1

Sayur ½ 1 ¼

Buah

Susu 1

Gula 3

Minyak 1 2

Tabel …. Susunan menu berdasarkan ………

Waktu

makan Menu Bahan

makanan Porsi (sp) Berat(g) Kandungan Zat Gizi

E(kkal) P(g) L(g) Kh(g) Serat(g)

Pagi Nasi Beras 1 100 175 4 0 40 0,2

Tumis kacang Panjang wortel

Kacang Panjang Wortel

¼

¼

25 25

6,25 6,25

0,25 0,25

0 0

1,25 1,25

0,675 0,25 Daging

paprika Daging 1 35 50 7 2 0 0

Tempe goreng

Tempe Minyak

1 1

50 5

75 50

5 0

0 5

7 0

2,1 0

Subtotal menu makan pagi 362,5 16,5 7 49,5 3,225

(13)

Selingan I Bubur kacang hijau

Kacang hijau Gula pasir Kental manis

1 ½ 1 2

30 15 30

112,5 50 102,9

7,5 0 2,46

4,5 0 3

10,5 12 16,5

0,45 0 0

Subtotal selingan I 265,4 9,96 7,5 39 0,45

Tabel …. Susunan menu berdasarkan ………

Waktu

makan Menu Bahan

makanan Porsi (sp) Berat(g) Kandungan Zat Gizi

E(kkal) P(g) L(g) Kh(g) Serat(g)

Siang Nasi Beras 1 100 175 4 0 40 0,2

Sayur asem

Kacang tanah Kacang Panjang Jagung pipil Labu

1

¼

¼

½

15 25 10 50

75 6,25 6,25 6,25

5 0,25 0,25 0,25

3 0 0 0

7 1,25 1,25 1,25

0,15 0,35 0,08 3,1 Patin

bumbu bali

Ikan patin Minyak

1 2

40 10

50 100

7 0

2 10

0 0

0 0

Subtotal makan siang 418,75 16,7

5 25 50,75 3,88

Selingan II Greek

yoghurt Yoghurt 1 120 75 7 0 10 0

Subtotal selingan II 75 7 0 10 0

Malam Nasi Beras 1 100 175 4 0 40 0,2

Kari kentang wortel tahu

Kentang Wortel Tahu

¼

¼ 1

52 25 110

43,75 6,25 75

1 0,25 5

0 0 3

10 1,25 7

0,26 0,25 0,11 Ayam

bumbu kari Ayam 1 40 50 7 2 0 0

Subtotal makan malam 350 17,2

5 5 58,25 0,82

Total asupan sehari 1.471,65 67,4

6 44,5 207,5 8,375

Tingkat ketersediaan (%)

(14)

d. Monitoring dan Evaluasi a. Rencana Monitoring

Tabel 1.9 Rencana Monitoring Tn. S

Monitoring Indikator Metode Pelaksanaan Target

Asupan Pemberian Asupan

Melalui oral

Pemberian dan pengamatan daya terima Os selama setiap hari

Pengurangan asupan makanan dari 100% kebutuhan menjadi 80%

diberikan secara bertahap Biokimia Pengecekan nilai

normal

Pengecekan hasil lab selama 2 minggu

Menormalkan kadar hemoglobin, mean corpcular volume, mean corpscular hemoglobin lalu kadar gula darah mempertahankan nilai normal Fisik/klinis Tanda vital Pemeriksaan tanda

vital, tekanan darah, suhu, laju nafas, denyut nadi, disfagia selama 1 minggu

Mempertahankan denyut nadi, laju pernafasan dan suhu tubuh agar tetap dalam keadaan normal.

Menurunkan tekanan darah Os agar kembali normal.

Pengetahuan &

Perilaku

Pengetahuan terkait gizi dan makanan

Edukasi gizi sebelum pasien pulang

Pengetahuan Os dan keluarga meningkat terkait makanan dan zat gizi

b. Evaluasi

1. Evaluasi Asupan

Tabel 1.10 Evaluasi data asupan Tn.S

Indikator Hasil Evaluasi

MRS1 MRS 2 MRS 3

FH-2.1.1 Pesanan Diet

Diet cair 6x250 Bubur sumsum DM Bubur DM LPSC, snack: sumsum DM

FH-1.1.1.Asupan Energi total (kkal)

1513,

6 635 397,2

FH-1.5.1.1 Asupan

Lemak Total (gram) 47 19 8

FH-1.5.3.1 Asupan

Protein Total (gram) 49 17 60

FH-1.5.5.1 Asupan

Karbohidrat Total 220 98 72

(15)

(gram)

a. Pada monitoring hari pertama diberikan diet berupa : 1. Jenis diet : diet cair 6x250

2. Konsistensi : Cair

3. Frekuensi : 6x pemberian (jam 06, 09,12,15,18,22) 4. Jalur : NGT

5. Densitas : 1 kkal/ 1 mL

Diberikan diet cair dikarenakan Os masih susah menelan dan hasil skrining disfagia positive.

Penambahan menjadi 250 mL dibuat untuk memenuhi kebutuhan energi Os. Tidak ada residu lambung

Didapatkan hasil asupan Os berupa energi 1513.6 kkal, protein 48.66 gram, lemak 46.98 gram dan karbohidrat 220.34 gram. Dengan %asupan energi 77% dari kebutuhan, protein 76% dari kebutuhan, lemak 87% dari kebutuhan, dan karbohidrat 73% dari kebutuhan.

b. Pada monitoring hari kedua diberikan : 1. Jenis diet : Sumsum DM

2. Konsistensi : Lunak

3. Frekuensi : 3x makan utama, 2x selingan 4. Jalur : Oral

Sebelumnya Os sudah melakukan test menelan dengan hasil baik ketika makan sudah tidak tersedak sehingga Os dapat makan melalui oral. Hasil lab pertanggal 28 Desember 2021 HbA1c Os tinggi sehingga diberikan diet DM.

Pada hari kedua Os diberikan bubur sumsum pada pagi harinya, sebelumnya Os diberikan tes menelan dan hasilnya baik. Os menghabiskan 180 gram dari total yang diberikan. Pada snack pagi Os diberikan pudding tetapi menolak untuk mengkonsumsi pudding tersebut dengan alasan tidak nafsu makan sehingga Os tidak memakan pudding tersebut sama sekali. Os tidak diberikan snack susu dikarenakan frekuensi BAB Os sering dan cenderung cair.

c. Pada monitoring hari ketiga diberikan :

1. Jenis diet : Bubur Diabetes melitus, snack: sumsum dm 2. Konsistensi : Lunak, lauk pauk sayur cincang.

3. Frekuensi : 3x makan utama, 2x selingan 4. Jalur : Oral

(16)

Dikarenakan konsumsi bubur sumsum Os baik sehingga diberikan diet bubur dm lauk pauk sayur cincang agar asupan gizi Os terpenuhi

Pada siang hari Os diberikan bubur dengan lauk pauk sayur dicincang untuk melihat apakah Os sudah dapat diberikan makanan biasa. Ternyata Os sudah dapat mengkonsumsi makanan dengan tekstur lunak tanpa tersedak walaupun tidak habis. Snack sore diberikan bubur kacang hijau tetapi hanya dikonsumsi empat sendok makan sehingga untuk makan snack diganti menjadi bubur sumsum. Makan malam Os diberikan bubur dengan lauk pauk cincang, Os juga tidak menghabiskan makanannya dengan alasan sudah kenyang. Peningkatan asupan dapat dilihat dari sarapan Os mengkonsumsi bubur dengan lauk pauk cincang, Os menghabiskan 192 gram bubur yang dimana sebelumnya hanya 112 gram. Dikarenakan Os lebih sering tidak menghabiskan makanannya sehingga asupan Os menurun.

Tabel 1.11 Monitoring %Asupan Tn. S

Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)

MRS hari 1 1513,6 49 47 220

MRS hari 2 635 17 19 98

MRS hari 3 397,2 8 9 72

Kebutuhan 1944 64,8 54 301

%Asupan MRS 1 77% 76% 87% 73%

%Asupan MRS 2 33% 26% 35% 33%

%Asupan MRS 3 20% 13% 17% 24%

E n e r g i L e m a k P r o t e i n K a r b o h i d r a t

77% 76% 87% 73%

33% 35% 26% 33%

20% 17% 13% 24%

tingkat kecukupan gizi

MRS 1 MRS 2 MRS 3

Gambar 1.1 Tingkat Kecukupan Gizi Tn. S

(17)

Pada hari pertama Os diberikan diet cair sehingga kebutuhan gizinya dapat terpenuhi tetapi setelah berganti menjadi diet lunak asupan Os menurun. Penurunan nafsu makan pada Os berpengaruh kepada asupannya. Stroke dapat berpengaruh terhadapemosi, motivasi, dan reward function, serta regulasi rasa lapar dan haus(19) sehingga terjadinya penurunan nafsu makan pada Os. Menurut penelitian oleh Deviana Ayushinta dkk 2018 status gizi responden kelompok stroke hemoragik memiliki rata-rata yang rendah (20). Penurunan status gizi pascastroke merupakan dampak dari gangguan metabolisme gizi yang diakibatkan peningkatan hormon-hormon katabolik yang menimbulkan hiperkatabolisme dan hiperglikemia. Respon stres yang terjadi pada stroke berhubungan erat dengan perubahan imunologis dalam tubuh. Pada kondisi stroke, faktor-faktor yang berperan termasuk perubahan metabolik yang menghasilkan hipermetabolisme dan anoreksia sehingga menurunkan asupan makanan(7,21).

2. Evaluasi Biokimia

Tabel 1.12 Evaluasi data biokimia Tn. S

Indikator Nilai Normal Satuan Pengkajian

Gizi Hasil Evaluasi

28/11/21 29/12/21 30/12/21 BD-1.5 Profil Gula Darah

Gula Darah Sewaktu 60-180 mg/dL - - 124

Gula Darah Puasa <90 mg/dL - 105 -

HbA1c < 5.7 % - - 6.5

BD-1.10 Profil Hematologi

MCH 27-31 pg 31 - -

Eosinofil 1,0-3,0 % 0 - -

Neutrofil batang 2,0-6,0 % 0 - -

Neutrofil segmen 50-70 % 84 - -

Trombosit 150-400 ribu/uL 405 - -

Limfosit 20-40 % 13 - -

BD-1.7 Profil Lipid

HDL <40 Risiko lebih besar

≥600 Normal mg/dL

- 44 -

LDL <100 Optimal 130-159

batas tinggi 160-189 Tinggi

mg/dL

- - 79

Trigliserida <200 tidak berisiko 200- 239 risiko sedang 240 Risiko tinggi

mg/dL

- - 98

Kolesterol total <150 mg/dL - - 79

Sumber : Electronic Health Record RS …..

Pada tanggal 28 desember 2021 hasil lab Os menunjukan Gula darah puasa Os tinggi 105 mg/dL dan HbA1c Os 6,5%. Hasil HDL Os rendah dengan hasil lab 44 mg/dL. Hasil lab Os pada tanggal 30 desember 2021 menunjukan bahwa profil lipid Os normal trigliserida 98 mg/dL,

(18)

kolesterol total 131 mg/dL dan LDL 79 mg/dL. Glukosa sewaktu Os juga normal yakni 124 mg/dL.

3. Evaluasi Fisik/Klinis

Tabel 1.13 Evaluasi data fisik/klinis Tn. S

Data klinis/fisik Nilai Normal Pengkajian awal Intervensi Gizi

28/12/21 29/12/21 20/12/21 1/12/22 PD-1.1.1 Temuan Keseluruhan/Keadaan umum/Keluhan

PD-1.1.4.5 Dyspnea Tidak ada Tidak ada Tidak

ada

Tidak ada

Tidak ada PD-1.1.5.9 Konstipasi Tidak ada Tidak ada Tidak

ada

Tidak ada

Tidak ada

PD-1.1.5.11 Diare Tidak ada Tidak ada Tidak

ada

Diare Tidak ada

PD-1.1.5.24 Mual Tidak ada Negatif Negatif Negatif Negatif

PD-1.1.5.27 Muntah Tidak ada Negatif Negatif Negatif Negatif

PD-1.1.6 Edema Tidak ada Negatif Negatif Negatif Negatif

PD-1.1.11.5 Sakit Kepala Tidak ada Ada Tidak

ada

Tidak ada

Tidak ada

PD-1.1.19.3 Disfagia Negatif Positif Positif Negatif Negatif

PD-1.1 GCS E: 4

M: 6 V: 5

E : 4 M : 5

V : Afasia global

E : 4 M : 5 V: Afasia global

E : 4 M : 5 V: Afasia global

E : 4 M : 5 V : Afasia global PD-1.1.21 Tanda-Tanda Vital :

Tekanan darah (mmHg) 105/60 153/110 153/116 137/72 149/79

Laju Pernafasan (x/menit)

80-90 20 23 14 16

Denyut nadi (x/menit) 18-30 60 60 50 59

SaO2 (%) 95-100 100 100 100 100

Suhu (oC) 36-37,5 36 36 36 36

Pada hari pertama monitoring tekanan darah Os 153/110 mmHg dimana termasuk kedalam Hipertensi, laju pernafasan, denyut nadi, SaO2 dan suhu termasuk kedalam normal. Tekanan darah hari kedua dan ketiga juga termasuk kedalam hipertensi yakni masing masing 137/72 mmHg dan 149/79 mmHg. Laju penafasan, saturasi oksigen dan suhu termasuk kedalam normal. Denyut nadi Os cenderung rendah dimana Os mengalami brakikardia.

(19)

4. Evaluasi Pengetahuan dan Perilaku

Dilaksanakan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien sebagai berikut :

a. Mengedukasi awal kepada keluarga tentang diet saat ini yang diberikan dan aturan di rumah sakit seperti tidak memberikan makanan luar rumah sakit serta penyimpanan makanan penunggu pasien

b. Memotivasi OS dan keluarga untuk menghabiskan makanan di rumah sakit c. Edukasi pulang belum terlaksana.

Kesimpulan :

Tn S dengan diagnosis gizi NI-2.1 Asupan oral tidak adekuat dan NB-1.1 Kurang pengetahuan terkait makanan dan zat gizi diberikan intervensi gizi diet cair stroke. Pada hari pertama monitoring diberikan diet cair 6x250 cc untuk memenuhi kebutuhan gizi Tn. S. Dilakukan test menelan pada hari kedua dengan hasil baik, Tn.S kemudian diberikan diet sumsum dengan diabetes melitus. Pada hari ketiga diberikan diet bubur diabetes dengan lauk pauk cincang dan diberikan bubur sumsum untuk makanan selingan. Ketika dilakukan monitoring adanya penurunan asupan dikarenakan penurunan nafsu makan dan penurunan kemampuan makan.

Saran :

Pemantauan asupan Os masih harus sering dilakukan berkaitan dengan penurunan asupan dari monitoring hari pertama dan hari ketiga. Serta koordinasi dengan perawat dan terapi wicara mengenai kondisi fisik klinis yang berkaitan dengan gizi. Os harus terus dimotivasi agar adanya peningkatan asupan. Pemberian makanan dengan porsi kecil tetapi sering.

(20)

PENUTUP A. KESIMPULAN

Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) pada Rumah Sakit Pusat Otak Nasional dilakukan kepada pasien penyakit dalam. Peniliaian keadaan gizi pasien menggunakan pengukuran antropomteri dari lingkar lengan atas dan tinggi lutut sedangkan skrining menggunakan Malnutrition Screening Tools (MST) pada pasien dewasa. Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara pasien dan keluarga serta penggalian data pasien di electronic health record RS PON yang bertujuan untuk menegakkan diagnosis gizi pasien. Diagnosis gizi diberikan dengan melihat domain gizi yaitu asupan, klinis dan perilaku dengan mempertimbangkan kondisi dan riwayat pasien. Intervensi dilakukan selama 3 hari dengan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap asupan, biokimia, fisik/klinis, pengetahuan dari pasien.

B. SARAN

Masih perlunya pengkajian ulang terhadap asupan dari pasien dikarenakan penurunan nafsu makan dan juga kemampuan makan. Berkoordinasi dengan perawat, dokter penanggung jawab pasien (DPJP) dan juga terapi wicara mengenai kondisi fisik klinis yang berkaitan dengan gizi. Pemberian pengetahuan tentang gizi juga harus diberikan kepada keluarga yang menunggu untuk tidak diberikan makanan dari luar rumah sakit. Pasien juga harus sering diberikan motivasi untuk menghabiskan makanan.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

1. Katan M, Luft A. Global Burden of Stroke. In: Nicoline Schiess, MD M, editor. Thieme Medical Publishers. New York: Thieme Medical Publishers; 2018. p. 208–11.

2. Barker-collo S, Norrving B, Mensah A, Taylor S, Johnson CO, Murray CJL, et al. Stroke Prevalence , Mortality and Disability-Adjusted Life Years in Adults Aged 20 – 64 Years in 1990 – 2013 : Data from the Global Burden of Disease 2013 Study. Neuroepidemiology. 2015;190–

202.

3. RISKESDAS. HASIL UTAMA RISKESDAS 2018. Kementeri Kesehat Republik Indones.

2018;

4. Junaidi I. Stroke waspadai ancamannya. PT.Andi. Yogyakarta; 2011.

5. Anderson CS. The global burden of stroke : persistent and disabling The global burden of neurological disorders. Lancet Neurol [Internet]. 2019;18(5):417–8. Available from:

http://dx.doi.org/10.1016/S1474-4422(19)30030-4

6. Bath PM, Scutt P, Love J, Clavé P, Cohen D, Dziewas R, et al. Pharyngeal Electrical Stimulation for Treatment of Dysphagia in Subacute Stroke. Am Hear Assoc. 2016;

7. Kasim VN, Pateda SM, Hadju V, Jafar N. Suplementasi ekstrak albumin ikan gabus terhadap status gizi dan. J Gizi Klin Indones. 2017;13(3):91–8.

8. Kemenkes. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit Tahun 2013. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. p. 1–165.

9. Kementrian Kesehatan RI. Pedoman proses asuhan gizi terstandar (PAGT). Jakarta: Kementrian Kesehatan Indonesia; 2014.

10. dr. Merry Dame Cristy Pane. Asam Traneksamat [Internet]. 2020. Available from:

https://www.alodokter.com/asam-traneksamat

11. Hardinsyah & Supariasa. Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2016.

12. dr. Merry Dame Cristy Pane. Candesartan [Internet]. 2020. Available from:

https://www.alodokter.com/candesartan

13. dr. Merry Dame Cristy Pane. atorvastatin [Internet]. Available from:

(22)

https://www.alodokter.com/atorvastatin

14. Wahyuni TD, Rahmah IA PI. OtBook Petunjuk Diet, Laboratorium Klinis, Interaksi Obat dengan Makanan. Second edi. Otgroup, editor. Bogor; 2019.

15. dr. Merry Dame Cristy Pane. Laxadine [Internet]. 2021. Available from:

https://www.alodokter.com/obat-pencahar

16. Wiranti SP. STUDI PENGGUNAAN LAKSATIF PADA PASIEN GERIATRI. [Surabaya]:

Universitas Airlangga; 2016.

17. De Onis M, Onyango AW, Borghi E, Garza C, Yang H. Comparison of the World Health Organization (WHO) Child Growth Standards and the National Center for Health

Statistics/WHO international growth reference: Implications for child health programmes. Public Health Nutr. 2006;9(7):942–7.

18. Ponco Santoso N, Andayani A, Setiawan B. Kajian Pragmatik Pada Kosakata Dan Fonetis Bahasa Penderita Afasia Global. Bhs dan Seni J Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya.

2019;46(2):153–66.

19. Wilmskoetter J, Bonilha L, Martin-Harris B, Elm JJ, Horn J, Bonilha HS. Factors Influencing Oral Intake Improvement and Feeding Tube Dependency in Patients with Poststroke Dysphagia.

J Stroke Cerebrovasc Dis [Internet]. 2019;28(6):1421–30. Available from:

https://doi.org/10.1016/j.jstrokecerebrovasdis.2019.03.031

20. Siregar DAS, Yono S. Perbedaan Asupan Dan Status Gizi Pada Pasien Stroke Hemoragik Dan Non Hemoragik Di Rsud Prof. Dr. Margono Soekarjo. J Gizi dan Pangan Soedirman.

2018;2(1):43.

21. Calder PC. Immunonutrition. BMJ. 2003;327.

22. Aspilet [Internet]. Available from: https://www.halodoc.com/obat-dan-vitamin/aspilets-10-tablet 23. dr. Merry Dame Cristy Pane. clopidogrel [Internet]. 2020. Available from:

https://www.alodokter.com/clopidogrel

24. Kementrian Kesehatan RI. DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL 2013. Kementeri Kesehat Republik Indones. 2013;2008:1–70.

Gambar

Tabel 1.1 Malnutrition Screening Tools (MST) Tn. K
Tabel 1.4 Interaksi Obat dan Makanan Tn. K
Tabel 1.4 Pengkajian Data Antropometri Tn. K
Tabel 1.8 Perhitungan Kebutuhan Gizi Os Tn. S
+6

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas PAGT dalam menanggulangi masalah asupan zat gizi (karbohidrat, protein, lemak) dan kadar gula darah pada

Mayoritas pasien tergolong pada status gizi normal (82,9%) Sama-sama meneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif Terletak pada sasaran peneliti dimana peneliti