LAPORAN
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR PADA PASIEN ARTHRITIS GOUT, OSTEOARTHRITIS DAN PREHIPERTENSI
Disusun oleh :
Cecillia Jasmine ( 2021350001) Dilla Safrina ( 2021350029) Narullita Zahra Kirana ( 2021350056 )
PROGRAM STUDI GIZI
FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS SAHID JAKARTA
2023
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Arthritis gout merupakan salah satu penyakit metabolisme yang sebagian besar biasanya terjadi pada laki-laki usia paruh baya sampai lanjut dan Perempuan dalam masa post-menopause. Penyakit metabolik ini disebabkan oleh penumpukan monosodium urate monohydrate crystals pada sendi dan jaringan ikat tophi. Berdasarkan onsetnya, artritis gout dibagi menjadi dua, yaitu episode akut dan kronik. Secara epidemiologi, variasi prevalensi dipengaruhi oleh lingkungan, pola makan, dan pengaruh genetic. Gejala yang khas pada artritis gout adalah adanya keluhan nyeri, bengkak, dan terdapat tanda-tanda inflamasi pada sendi metatarsal-phalangeal ibu jari kaki (atau yang disebut dengan podagra). Artritis gout fase akut menyebabkan morbiditas yang tinggi, namun apabila diterapi segera setelah munculnya gejala dapat menghasilkan prognosis yang baik. Pada fase kronik, gout dapat menyebabkan destruksi sendi yang berat dan gangguan ginjal.
Osteoarthritis merupakan sekelompok kondisi heterogen yang mengarah kepada tanda dan gejala sendi.
osteoartritis merupakan penyakit dengan progresivitas yang lambat serta etiologi belum diketahui secara pasti. Terdapat beberapa faktor risiko OA seperti umur, jenis kelamin, etnis, genetik, diet, obesitas, kelemahan otot, aktivitas fisik yang berlebihan, trauma sebelumnya, penurunan fungsi proprioseptif, faktor keturunan menderita OA dan faktor mekanik. Faktor risiko tersebut mempengaruhi progresivitas kerusakan tulang rawan sendi dan pembentukan tulang yang abnormal. Karakteristik OA ditandai dengan keluhan nyeri sendi dan gangguan pergerakan yang terkait dengan derajat kerusakan pada tulang rawan.
Prehipertensi merupakan gelompokan besarnya tekanan darah yang tidak termasuk normal namun bukan hipertensi, atau dinamakan juga borderline hipertensi. prehipertensi menurut Joint National Committee (JNC 7) adalah tekanan darah sistolik 120-139 mmHg dan atau tekanan darah diastolik 80-89 mmHg.
B. TUJUAN 1. Tujuan Umum
Pada mata kuliah praktikum dietetik penyakit tidak menular ini bertujuan agar mahasiswa mengetahui bagaimana cara melakukan atau mengatasi diet untuk asuhan gizi dan juga diet bagi penderita obesitas.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus kegiatan PKL di bidang MAGK sebagai berikut:
1. Menilai keadaan gizi pasien 2. Merumuskan masalah gizi pasien
3. Merencanakan, menyusun, dan mengevaluasi penatalaksanaan proses asuhan gizi terstandar pada pasien berdasarkan diagnosa dokter
4. Melakukan tindak lanjut pada pasien yang dikelola sendiri
5. Melakukan usaha pemeliharaan dan peningkatan status gizi
6. Membekali diri untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan kerja.
BAB II
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR 1. PENATALAKSANAAN DIET
Gambaran Umum
Tn. S, 74 tahun, tidak bekerja, datang sendiri ke Puskesmas Karang Anyar dengan keluhan nyeri dibagian lutut kaki kiri dan jarijari kaki kiri yang dirasa sekitar 10 bulan yang lalu dan makin memberat sekitar 3 minggu sebelum ke Puskesmas. Nyeri sendi dirasakan hilang timbul dan menghilang dengan sendirinya. Biasanya nyeri akan dirasakan bertambah pada pagi hari dan setelah beraktivitas berat. Keluhan nyeri sendi yang dirasakan pasien sangat mengganggu aktivitasnya karena susah berjalan. Pasien sudah pernah didiagnosa dengan penyakit yang sama dan telah melakukan pengobatan tetapi pasien tidak melanjutkan pengobatannya dan hanya sekali berobat. Riwayat hipertensi dan penyakit kencing manis tidak pernah dimiliki oleh pasien. Pasien merupakan seorang Mini Nutritional Assesment-Screening Form (MNA-SF). Jumlah rokok perhari kurang dari 2 bungkus rokok. Pasien tidak pernah melakukan olahraga. Pasien kurang mengatur pola makan seperti makan tidak tepat waktu sehingga kadang hanya makan 1 kali sehari. Sebelum merasakan keluhan di atas, pasien masih sering mengkonsumsi melinjo, kopi, kacang-kacangan, sayur hijau seperti daun singkong, dan jeroan (tinggi purin) tetapi sudah sekitar 5 bulan ini pasien tidak mengkonsumsinya lagi. Pasien mengatakan bahwa jarang minum dan minum tidak terlalu banyak, sehari sekitar 2 Liter namun kadang bisa lebih. Pasien mengeluhkan sulit tidur karena banyak pikiran untuk mencukupi kebutuhan dan memikirkan anak-anaknya yang bekerja sebagai buruh dengan penghasilan pas-pasan. Pasien dulu bekerja sebagai buruh bangunan dan sudah 5 tahun tidak pernah bekerja lagi dikarenakan pasien merasa sudah tua dan tidak sanggup untuk bekerja lagi. Keadaan ekonomi pasien menengah kebawah. Tn. S tinggal bersama istrinya bernama Ny. M dan satu orang anaknya yang berjenis kelamin laki-laki. Istri Tn. S merupakan seorang ibu rumah tangga satu anaknya yang tinggal dengannya masih menganggur. Hubungan pasien dengan anak-anak dan istrinya terjalin baik.
Tn. S memiliki kepribadian tertutup sehingga sering mimikirkan sendiri masalah yang dia hadapi. Tn. S merupakan anak pertama dari 4 bersaudara. Ayah dan ibu Tn. S sudah meninggal dan pasien tidak mengetahui penyakit apa yang diderita ibu dan bapaknya selama ibu dan bapaknya hidup. Pola pengobatan pasien dan keluarga apabila mengalami keluhan penyakit pasien baru pergi untuk berobat dan tidak pernah mengontrol penyakit yang diderita. Pada pemeriksaan fisik penampilan cukup bersih dan kurang terawat, berat badan 50 kg, tinggi badan 151 cm, IMT 19,6 (normal), terlihat sakit ringan. Tekanan darah 140/80 mmHg, nadi 80 x/menit, frekuensi napas 17 x/menit, suhu tubuh 36,0 oC. Pemeriksaan status lokalis regio genu sinistra didapatkan nyeri tekan (+), edema (+) dan regio digiti I dan II pedis sinistra didapatkan nyeri tekan (+), warna kemerahan dan bengkak, tidak teraba panas. Pemeriksaan ROM fleksi genu: <40o, ekstensi genu: 180o. Pemeriksaan Penunjang berupa laboratorium GDS 119 mg/dl, Asam Urat 9,7 mg/dl. Pasien didiagnosis arthritis gout, osteoarthritis, dan prehipertensiPemeriksaan ROM fleksi genu: <40o, ekstensi genu: 180o. Pemeriksaan Penunjang berupa laboratorium GDS 119 mg/dl, Asam Urat 9,7 mg/dl. Pasien didiagnosis arthritis gout, osteoarthritis, dan
prehipertensi berdasarkan gejala yang dialami serta pemeriksaan fisik yang dilakukan. Intervensi yang diberikan pada pasien ini adalah edukasi dan konseling mengenai penyakitnya, pencegahan agar penyakit tidak muncul kembali, pengobatan yang harus dijalani oleh pasien dan cara-cara memperbaiki keadaan pasien. Pasien juga diberikan edukasi mengenai makanan apa saja yang diperbolehkan, dibatasi, dan dihindari oleh pasien gout.
Penatalaksanaan farmakoterapi yang diberikan pada pasien adalah Allopurinol 1x100 mg, Piroxicam 2x10 mg, Vitamin B Complex 1x1 tab, Captopril 1x25 mg. berdasarkan gejala yang dialami serta pemeriksaan fisik yang dilakukan. Intervensi yang diberikan pada pasien ini adalah edukasi dan konseling mengenai penyakitnya, pencegahan agar penyakit tidak muncul kembali, pengobatan yang harus dijalani oleh pasien dan cara-cara memperbaiki keadaan pasien. Pasien juga diberikan edukasi mengenai makanan apa saja yang diperbolehkan, dibatasi, dan dihindari oleh pasien gout. Penatalaksanaan farmakoterapi yang diberikan pada pasien adalah Allopurinol 1x100 mg, Piroxicam 2x10 mg, Vitamin B Complex 1x1 tab, Captopril 1x25 mg.
Patofisiologi Penyakit Obesitas Prehipertensi
Arthritis gout
Osteoarthritis
2. Data umum Pasien
Nama : Tn. S
Tanggal Masuk Rumah Sakit : N/A Tanggal Pengkajian Awal Gizi : N/A
Tanggal Lahir : N/A
Usia : 74Tahun
Jenis Kelamin : laki laki
Nomor Rekam Medik : N/A
Diagnosis Medis : Arthritis gout
Osteoarthritis Prehipertensi3. Skrining Malnutrisi
Tabel 1.1 Mini Nutritional Assesment-Screening Form (MNA-SF) Tn. S
No. Parameter Skor
1 Apakah asupan makanan menurun selama bulan terakhir karena hilangnyanafsu makan, masalah pencernaan, mengunyah atau kesulitan menelan?
0. Kehilangan nafsu makan tingkat berat 0
1. Kehilangan nafsu makan tingkat sedang 1 2. Tidak kehilanngan nafsu makan/ nafsu makan baik 2 2 Apakah dalam 1 bulan terakhir mengalami penurunan berat badan?
0. Penurunan berat badan lebih dari 3 kg 1
1. Tidak diketahui 0
2. Penurunan berat badan 1-3 kg 2
3. Tidak ada penutunan berat badan 3
3 Mobilitas?
0. Harus berbaring di tempat tidur atau menggunakan kursi roda 0 1. Biasa keluar dari tempat tidur atau kursi roda, tetapi tidak bisa keluar
rumah
1
2. Bisa keluar rumah 2
4 Menderita setres psikologis atau penyakit akut dalam 3 bulan terakhir?
0. Ya 0
1. Tidak 1
5 Masalah neuropsikologis?
0. Demensia berat atau depresi berat 0
1. Demensia ringan 1
2. Tidak ada masalah psikologis 2
6 Indeks massa tubuh ( IMT ) yaitu berat badan dalam kg / tinggi badan
0. IMT < 19 kg/ m² 0
1. IMT 19 – < 21 kg/ m² 1
2. IMT 21 – < 23 kg/ m² 2
3. IMT 23 atau lebih 3
Subtotal 11
Tindak lanjut skrining gizi MNA-SF : a. skor12-14 (status gizi nrmal) b. skor 8-11 ( berisi malnutrisi) c. skor 0-7 (malnutrisi)
2. Pasien mempunyai kondisi khusus (DM / kemoterapi / Hemodialisa / Geriatri / Imunitas menurun / lain-lain sebutkan…
a. Ya b. Tidak
3. Alergi makanan :
Tidak ada alergi pada maakanan 4. Preskripsi diet :
a. Makanan Biasa
b. Makanan Khusus 5. Tindak lanjut : a. Perlu asuhan gizi b. Belum perlu asuhan gizi 4. Proses Asuhan Gizi
a. Pengkajian Gizi
1) Pengkajian Data Riwayat Pasien (CH)
Tabel 1.2 Pengkajian Data Riwayat Tn. KDomain Data
CH-1 Riwayat Personal
CH-1.1.1 Usia 74tahun
CH-1.1.3 Jenis Kelamin Laki laki
CH-1.1.12 Mobilitas N/A
CH-1.1.9 Peran dalam keluarga Suami
CH-1.1.6 Bahasa Indonesia
CH-1.110 tobacco use Perokok aktif sejak remaja
CH-1.2.1.8 Immune N/A
CH-2.2 Perawatan/Terapi
CH-2.2.2 Riwayat penyakit/operasi Nyeri dibagian lutut kaki kiri dan jari jari kaki kiri
CH-3 Riwayat Sosial dan Ekonomi
CH-3.1.6 Pekerjaan Tidak bekerja
Os merupakan seorang laki laki dengan usia 74 tahun berperan sebagai suami, os peokok aktiff sejak remaja dengan jumlah rokkok perhari kurang dari 2 bungkus dan os saat ini tidak bekerja.
2) Pengkajian Riwayat Terkait Gizi/Makanan (FH)
Tabel 1.3 Pengkajian Riwayat Terkait Gizi/Makanan Tn. SDomain Data Pasien
FH- Riwayat Makanan FH-1.1.1 Total Asupan Energi
N/A
FH-1.2.2.3 Pola Makan Kurang mengatur pola makan seperti makan tidak tepat sehingga kadang hanya makan 1 sehari sekali
Sering mengkonsumsi melinjo, kopi, kacang-kacangan, sayur hijau seperti daun singkong, dan jeroan tetapi sudah tidak lagi sekitar 5 bulan
Jarang minum dan minum tidak terlalu banyak, sehari sekitar 2 Liter namun kadang bisa lebih
FH-1.5.1.1 Total Asupan Lemak
N/A FH-1.5.3.1 Total Asupan Protein
N/A FH-1.5.5.1 Total Asupan Karbohidrat
N/A FH-2.1.1.3 Pesanan nutrisi enteral
N/A FH-4 Pengetahuan/kepercayaan/sikap FH-4.1 Pengetahuan
makanan dan
nutrisi/keterampilan
Pola pengobatan pasiendan keluarga apabilan mengalami keluhan penyakit Paie baru pergi untuk berobat dan tidak pernah mengontrol penyakit yang di derita
FH-7 Aktifitas fisik dan fungsi
FH-7.3 Aktifitas Os tidak pernah berolahraga
FH-3 Pengobatan dan Terapi
FH-3.1.1 Obat Allopurinol 1x100mg, piroxicam 2x10mg, vitamn B complex 1x1 tab, dan captopril 1x25mg.
Interaksi Obat dan Makanan
Tabel 1.4 Interaksi Obat dan Makanan Tn.S
Nama Obat Manfaat Efek samping Interaksi obat dan
makanan Allopurinol Menurunkan kadar asam
dalam darah dengan menghambat enzim
xanthine okside
Sakit perut, mual, muntah, diare, kantuk,
kehilangan indra pengecap
Tidak boleh berinteraksi dengan obat azathioprine dan mercaptopurine karna
bisa mengalami metabolisme oleh enzim
xanthine okside
Piroxicam Mengatsi nyeri dan
peradangan yang terutama pada radang
sendi
Mual, muntah, sakit maag/sakit perut, kembung, pusing, sakit kepala, kantuk,
telinga berdenging
Selama menjalani pengobatan ini tidak boleh
mengkonsumsi minuman berakohol bisa meningkatkan terjadinya
pendarahan saluran pencernaan dan resiko terjadinya tukak lambung
Vitamin B complex Membantu menjaga kesehata dan fungsi
organ tubuh
Mual, munta, kulit memerah, gulla darah
tinggi Captopril Menurunkan tekannan
darah serta meningkatkan persediaan darah dan
oksigen ke jantung
Batuk kering, lesu, mual, pusing, kram
otot
interaksi obat dapat terjadi antara captopril dengan
obat antiinflamasi nonsteroid, misalnya
aspirin, yang mengakibatkan nefrotoksisitas.
3) Pengkajian Data Antropometri (AD)
Tabel 1.4 Pengkajian Data Antropometri Tn. S
Domain Data Interpretasi
AD-1.1.1 Tinggi 151cm -
AD-1.1.2 Berat 50 kg -
AD-1.1.4 Perubahan Berat Badan N/A -
AD-1.1 Berat badan ideal 58 kg -
AD-1.1.6 IMT 19,6kg/m2 Normal
Tinggi badan Os 151 cm dengan berat badan 50 kg, berat badan ideal adalah 58 kg dengan status gizi normal yaitu imt 19,6kg/m
2.
4) Pengkajian Data Biokimia (BD)
Tabel 1.5 Pengkajian Biokimia Tn. KDomain Data Nilai Normal Satuan Interpretasi
BD-1.4 profile gastrointestinal
BD-1..4.45 urate 97 3,4 -7,0 mg/dL Tinggi
BD-1.5 profile glukosa
BD-1.5.2 glukosa biasa 119 <200 Mg/dL Normal
Sumber : Electronic Health Record RS ……..
Hasil pengkajian biokimia Os mengalami kadar asam uraat tinggi dan glukosa biasa normal.
5) Pengkajian Data Klinis/ Fisik (PD)
Tabel 1.6 Pengkajian Klinis/Fisik Tn. KDomain Data Nilai Normal Satuan Interpretasi PD-1.1.1 Temuan Keseluruhan/Keadaan umum/Keluhan
PD-1.1.4.5 Dyspnea Tidak ada Tidak ada PD-1.1.5.9 Konstipasi Tidak ada Tidak ada PD-1.1.5.11 Diare Ada Tidak ada PD-1.1.5.24 Mual Tidak ada Tidak ada PD-1.1.5.27 Muntah Tidak ada Tidak ada
PD-1.1.6 Edema Ada Negative
PD-1.1.11.5 Sakit Kepala
Tidak ada Tidak ada PD-1.1.19.3 Disfagia Tidak ada Tidak ada PD-1.1.18.8 kehilangan
denture
Tidak ada Tidak ada PD-1.1.1.10.12 Rambut
putih
Tidak ada Tidak ada
PD-1.1.1 Oksigen Tidaak ada Tidak ada PD-1.1.1 Nasogastric
Tube
Tidak ada Tidak ada PD-1.1.1 Glasgow Coma
Scale (GCS)
E : - M - V: -
E: 4 M: 6 V: 5 PD-1.1.21 Tanda-tanda Vital
Tekanan darah 140/80 120/80 mmHg Prehipertensi
Denyut Nadi 80 80-130 x/menit Normal
Laju Pernafasan 17 12-20 x/menit Normal
Suhu tubuh 36 36-37,5 oC Normal
Os mengalami edema dengan tanda vital pada tenakanan darah yaitu prehipertensi, untuk laju pernapasan,denyut nadi dan suhu tubuh yait normal.
6 ) Comparative Standard (CS)
Tabel 1.7 comparative standardDomain Satuan
Asupan
SMRS Interpretasi
Asupan
MRS Interpretasi Kebutuh an SMRS
Kebutuh an MRS
n % n %
CS-1.1.1
Estimasi Kebutuhan Energi Total
kkal
n/a n/a n/a n/a n/a
CS-2.1.1
Estimasi Kebutuhan Lemak Total
Gram
n/a n/a n/a n/a n/a
CS-2.2.1
Estimasi Kebutuhan Protein Total
Gram
n/a n/a n/a n/a n/a
CS-2.3.1
Estimasi Kebutuhan Karbohidrat Total
Gram
n/a n/a n/a n/a n/a
Keterangan : Defisit tingkat berat (<70% angka kebutuhan); Defisit tingkat sedang (70-79% angka kebutuhan); Defisit tingkat ringan (80-89% angka kebutuhan), Normal (90-119% angka kebutuhan); dan Di atas angka kebutuhan (≥120% angka kebutuhan).
Tabel 1.8 Perhitungan Kebutuhan Gizi Os Tn. S
Domain Perhitungan Kebutuhan Gizi
CS-1.1.2 Metode Estimasi Kebutuhan Energi Total Rumus Mifflin-St.Jeor :
BMR : (10 x BB) + (6,25 x TB) - (5 x Umur ) + 5
= (10 x 50 kg) + (6,25 x 151 cm) - ( 5 x 74 tahun) + 5
= 500 + 943,75 - 370 + 5 = 1079 Keb Energi = BMR x FA x FS
= 1079 x 1,3 x 1,1
= 1543 kkal
CS-2.1.3 Metode Estimasi Kebutuhan Lemak Total Keb Lemak : 17% x 1543/9 : 29 gram CS-2.2.3 Metode Estimasi Kebutuhan Protein Total Keb Protein : 15% x 1543/4 : 57,9 gram CS-2.3.3 Metode Estimasi Kebutuhan Karbohidrat Total Keb Karbohidrat : 68% x 1543 /4 : 262,3 gram
b. Diagnosis Gizi
1.
NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi berkaitan dengan asam urat ditandaidengan ketidaknormalan kadar asam urat (9,7 mg/dl).
2. NB-1.1 Kurang pengetahuan terkait makanan dan zat gizi berkaitan dengan kurang terpapar
edukasi yang berhubungan dengan gizi
c. Intervensi Gizi a. Tujuan :
Mengoptimalkan asupan mencukupi kebutuhan energi dan zat gizi OS dengan target pencapaian 80% dalam 3 hari.
b. Preskripsi diet :
1. Jenis Diet : Diet gout arthritis (diet rendah purin I) dan rendah garam III 2. Konsistensi : Makanan biasa
3. Frekuensi : 3x makanan utama dan 2x selingan (jam 07, 09,12,15,18) 4. Rute pemberian : Oral
c. Rencana Edukasi dan Konseling Gizi 1. Tempat : Ruang rawat inap
2. Sasaran : Pasien dan keluarga
3. Topik : Edukasi gizi terkait asam urat dan dietnya 4. Metode : Ceramah dan diskusi 2 arah
5. Alat bantu : leaflet Materi :
a. penjelasan tentang diet yang diberikan
b. penjelasan pentingnya diet yang akan dijalani, jadwal makan, jumlah (porsi), cara pengolahan.
c. Memberikan edukasi terkait bahan makanan yang dianjurkan,tidak dianjurkan dan dibatasi
d. Koordinasi dan Kolaborasi
Koordinasi : Ahli gizi rawat inap, Ahli gizi MSPM, Pramusaji Kolaborasi : Perawat, Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) Implementasi
Diberikan diet gout arthritis dengan konsistensi biasa dengan kandungan energi 1.471,65 kkal,
protein 67,46 gram, lemak 44,5 gram, dan karbohidrat 207,5 gram dalam bentuk 3 kali makan utama dan
2 kali selingan secara bertahap dimulai dari 80% kecukupan energi dan zat gizi.
Tabel …. Distribusi menu sehari
Golongan Waktu Makan
SP Pagi Selingan1 Siang Selingan 2 Malam
Makanan pokok 1 1 1 ¼
Pangan hewani 1 1 1
Pangan nabati 1 1 1 1
Sayur ½ 1 ¼
Buah
Susu 1
Gula 3
Minyak 1 2
Tabel …. Susunan menu berdasarkan ………
Waktu
makan Menu Bahan
makanan Porsi (sp) Berat(g) Kandungan Zat Gizi
E(kkal) P(g) L(g) Kh(g) Serat(g)
Pagi Nasi Beras 1 100 175 4 0 40 0,2
Ayam goreng tepung
Ayam filet Tepung terigu Telur ayam Minyak
¼
¼
25 25
6,25 6,25
0,25 0,25
0 0
1,25 1,25
0,675 0,25
Tempe bumbu kening
Tempe kedelai
Sayur bening bayam
Bayam Wortel Jamur kancing Jus mangga Mangga
Gula
Subtotal menu makan pagi 362,5 16,5 7 49,5 3,225
Selingan I Kolak
Ubi jalar kuning Pisang mas Susu Gula jawa Gula pasir
1 ½ 1 2
30 15 30
112,5 50 102,9
7,5 0 2,46
4,5 0 3
10,5 12 16,5
0,45 0 0
Subtotal selingan I 265,4 9,96 7,5 39 0,45
Tabel …. Susunan menu berdasarkan ………
Waktu
makan Menu Bahan
makanan Porsi (sp) Berat(g) Kandungan Zat Gizi
E(kkal) P(g) L(g) Kh(g) Serat(g)
Siang Nasi Beras ¾
glsArthritis 100 175 4 0 40 0,2
Telur balado
Telur ayam Tomat merah Minyak
1
¼
¼
½
15 25 10 50
75 6,25 6,25 6,25
5 0,25 0,25 0,25
3 0 0 0
7 1,25 1,25 1,25
0,15 0,35 0,08 3,1 Sayur sup
Wortel Kembang kol Macaroni Jamur kancing
1 2
40 10
50 100
7 0
2 10
0 0
0 0
Melon Melon
Subtotal makan siang 418,75 16,75 25 50,75 3,88
Selingan II
Bubur jagung manis
Jagung manis Susu
Gula pasir Tepung maizena
1 120 75 7 0 10 0
Subtotal selingan II 75 7 0 10 0
Malam Nasi Beras 1 100 175 4 0 40 0,2
Pepes tongkol bumbu kuning
Ikan tongkol
¼
¼ 1
52 25 110
43,75 6,25 75
1 0,25 5
0 0 3
10 1,25 7
0,26 0,25 0,11 Cah
kangkung
Kangkung
minyak 1 40 50 7 2 0 0
Papaya Papaya
Subtotal makan malam 350 17,25 5 58,25 0,82
Total asupan sehari 1.471,65 67,46 44,5 207,5 8,375
Tingkat ketersediaan (%)
d. Monitoring dan Evaluasi a. Rencana Monitoring
Tabel 1.9 Rencana Monitoring Tn. S
Monitoring Indikator Metode Pelaksanaan Target
Asupan Pemberian Asupan
Melalui oral
Pemberian dan pengamatan daya terima Os selama setiap hari
Pengurangan asupan makanan dari 100% kebutuhan menjadi 80%
diberikan secara bertahap Biokimia Pengecekan nilai
normal
Pengecekan hasil lab selama 2 minggu
Menormalkan kadar hemoglobin, mean corpcular volume, mean
corpscular hemoglobin lalu kadar gula darah mempertahankan nilai normal Fisik/klinis Tanda vital Pemeriksaan tanda
vital, tekanan darah, suhu, laju nafas, denyut nadi, disfagia selama 1 minggu
Mempertahankan denyut nadi, laju pernafasan dan suhu tubuh agar tetap dalam keadaan normal.
Menurunkan tekanan darah Os agar kembali normal.
Pengetahuan &
Perilaku
Pengetahuan terkait gizi dan makanan
Edukasi gizi sebelum pasien pulang
Pengetahuan Os dan keluarga meningkat terkait makanan dan zat gizi
b. Evaluasi
1. Evaluasi Asupan
Tabel 1.10 Evaluasi data asupan Tn.S
a. Pada monitoring hari pertama diberikan diet berupa : 1. Jenis diet : diet cair 6x250
2. Konsistensi : Cair
3. Frekuensi : 6x pemberian (jam 06, 09,12,15,18,22)
Indikator Hasil Evaluasi
MRS 1
MRS 2 MRS 3
FH-2.1.1 Pesanan Diet
Diet cair 6x250 Bubur sumsum DM
Bubur DM LPSC, snack: sumsum DM
FH-1.1.1.Asupan Energi total (kkal)
1513, 6
635 397,2
FH-1.5.1.1 Asupan Lemak Total (gram)
47 19 8
FH-1.5.3.1 Asupan Protein Total (gram)
49 17
60FH-1.5.5.1 Asupan Karbohidrat Total (gram)
220 98 72
4. Jalur : NGT
5. Densitas : 1 kkal/ 1 mL
Diberikan diet cair dikarenakan Os masih susah menelan dan hasil skrining disfagia positive.
Penambahan menjadi 250 mL dibuat untuk memenuhi kebutuhan energi Os. Tidak ada residu lambung Didapatkan hasil asupan Os berupa energi 1513.6 kkal, protein 48.66 gram, lemak 46.98 gram dan karbohidrat 220.34 gram. Dengan %asupan energi 77% dari kebutuhan, protein 76% dari kebutuhan, lemak 87% dari kebutuhan, dan karbohidrat 73% dari kebutuhan.
b. Pada monitoring hari kedua diberikan : 1. Jenis diet : Sumsum DM
2. Konsistensi : Lunak
3. Frekuensi : 3x makan utama, 2x selingan 4. Jalur : Oral
Sebelumnya Os sudah melakukan test menelan dengan hasil baik ketika makan sudah tidak tersedak sehingga Os dapat makan melalui oral. Hasil lab pertanggal 28 Desember 2021 HbA1c Os tinggi sehingga diberikan diet DM.
Pada hari kedua Os diberikan bubur sumsum pada pagi harinya, sebelumnya Os diberikan tes menelan dan hasilnya baik. Os menghabiskan 180 gram dari total yang diberikan. Pada snack pagi Os diberikan pudding tetapi menolak untuk mengkonsumsi pudding tersebut dengan alasan tidak nafsu makan sehingga Os tidak memakan pudding tersebut sama sekali. Os tidak diberikan snack susu dikarenakan frekuensi BAB Os sering dan cenderung cair.
c. Pada monitoring hari ketiga diberikan :
1. Jenis diet : Bubur Diabetes melitus, snack: sumsum dm 2. Konsistensi : Lunak, lauk pauk sayur cincang.
3. Frekuensi : 3x makan utama, 2x selingan 4. Jalur : Oral
Dikarenakan konsumsi bubur sumsum Os baik sehingga diberikan diet bubur dm lauk pauk sayur cincang agar asupan gizi Os terpenuhi
Pada siang hari Os diberikan bubur dengan lauk pauk sayur dicincang untuk melihat apakah Os
sudah dapat diberikan makanan biasa. Ternyata Os sudah dapat mengkonsumsi makanan dengan
tekstur lunak tanpa tersedak walaupun tidak habis. Snack sore diberikan bubur kacang hijau tetapi
hanya dikonsumsi empat sendok makan sehingga untuk makan snack diganti menjadi bubur sumsum.
Makan malam Os diberikan bubur dengan lauk pauk cincang, Os juga tidak menghabiskan makanannya dengan alasan sudah kenyang. Peningkatan asupan dapat dilihat dari sarapan Os mengkonsumsi bubur dengan lauk pauk cincang, Os menghabiskan 192 gram bubur yang dimana sebelumnya hanya 112 gram. Dikarenakan Os lebih sering tidak menghabiskan makanannya sehingga asupan Os menurun.
Tabel 1.11 Monitoring %Asupan Tn. S
Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)
MRS hari 1 1513,6 49 47 220
MRS hari 2 635 17 19 98
MRS hari 3 397,2 8 9 72
Kebutuhan 1944 64,8 54 301
%Asupan MRS 1 77% 76% 87% 73%
%Asupan MRS 2 33% 26% 35% 33%
%Asupan MRS 3 20% 13% 17% 24%
Gambar 1.1 Tingkat Kecukupan Gizi Tn. S
Pada hari pertama Os diberikan diet cair sehingga kebutuhan gizinya dapat terpenuhi tetapi setelah berganti menjadi diet lunak asupan Os menurun. Penurunan nafsu makan pada Os berpengaruh kepada asupannya. Stroke dapat berpengaruh terhadap emosi, motivasi, dan reward function, serta regulasi rasa lapar dan haus
(19)sehingga terjadinya penurunan nafsu makan pada Os. Menurut penelitian oleh Deviana Ayushinta dkk 2018 status gizi responden kelompok stroke hemoragik memiliki rata-rata yang rendah
(20)
. Penurunan status gizi pascastroke merupakan dampak dari gangguan metabolisme gizi yang
77% 76% 87% 73%
33% 35% 26% 33%
20% 17% 13% 24%
E N E R G I L E MA K P R O T E I N K A R B O H I D R A T
TINGKAT KECUKUPAN GIZI
MRS 1 MRS 2 MRS 3
diakibatkan peningkatan hormon-hormon katabolik yang menimbulkan hiperkatabolisme dan hiperglikemia. Respon stres yang terjadi pada stroke berhubungan erat dengan perubahan imunologis dalam tubuh. Pada kondisi stroke, faktor-faktor yang berperan termasuk perubahan metabolik yang menghasilkan hipermetabolisme dan anoreksia sehingga menurunkan asupan makanan
(7,21).
2. Evaluasi Biokimia
Tabel 1.12 Evaluasi data biokimia Tn. S
Indikator Nilai Normal Satuan Pengkajian
Gizi Hasil Evaluasi
28/11/21 29/12/21 30/12/21 BD-1.5 Profil Gula Darah
Gula Darah Sewaktu 60-180 mg/dL - - 124
Gula Darah Puasa <90 mg/dL - 105 -
HbA1c < 5.7 % - - 6.5
BD-1.10 Profil Hematologi
MCH 27-31 pg 31 - -
Eosinofil 1,0-3,0 % 0 - -
Neutrofil batang 2,0-6,0 % 0 - -
Neutrofil segmen 50-70 % 84 - -
Trombosit 150-400 ribu/uL 405 - -
Limfosit 20-40 % 13 - -
BD-1.7 Profil Lipid
HDL <40 Risiko lebih besar
≥600 Normal mg/dL
- 44 -
LDL <100 Optimal 130-159
batas tinggi 160-189 Tinggi
mg/dL
- - 79
Trigliserida <200 tidak berisiko 200- 239 risiko sedang 240 Risiko tinggi
mg/dL
- - 98
Kolesterol total <150 mg/dL - - 79
Sumber : Electronic Health Record RS …..
Pada tanggal 28 desember 2021 hasil lab Os menunjukan Gula darah puasa Os tinggi 105 mg/dL dan HbA1c Os 6,5%. Hasil HDL Os rendah dengan hasil lab 44 mg/dL. Hasil lab Os pada tanggal 30 desember 2021 menunjukan bahwa profil lipid Os normal trigliserida 98 mg/dL, kolesterol total 131 mg/dL dan LDL 79 mg/dL. Glukosa sewaktu Os juga normal yakni 124 mg/dL.
3. Evaluasi Fisik/Klinis
Tabel 1.13 Evaluasi data fisik/klinis Tn. S
Data klinis/fisik Nilai Normal Pengkajian awal Intervensi Gizi
28/12/21 29/12/21 20/12/21 1/12/22
PD-1.1.1 Temuan Keseluruhan/Keadaan umum/Keluhan
PD-1.1.4.5 Dyspnea
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
PD-1.1.5.9 KonstipasiTidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
PD-1.1.5.11 DiareTidak ada Tidak ada Tidak ada Diare Tidak ada
PD-1.1.5.24 Mual
Tidak ada Negatif Negatif Negatif Negatif
PD-1.1.5.27 Muntah
Tidak ada Negatif Negatif Negatif Negatif
PD-1.1.6 Edema
Tidak ada Negatif Negatif Negatif Negatif
PD-1.1.11.5 Sakit Kepala
Tidak ada Ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
PD-1.1.19.3 Disfagia
Negatif Positif Positif Negatif Negatif
PD-1.1 GCS
E: 4M: 6 V: 5
E : 4 M : 5
V : Afasia global
E : 4 M : 5 V: Afasia global
E : 4 M : 5 V: Afasia global
E : 4 M : 5 V : Afasia global
PD-1.1.21 Tanda-Tanda Vital :
Tekanan darah (mmHg)
105/60 153/110153/116 137/72 149/79 Laju Pernafasan
(x/menit)
80-90 20
23 14 16
Denyut nadi (x/menit)
18-30 6060 50 59
SaO2 (%)
95-100 100100 100 100
Suhu (
oC)
36-37,5 3636 36 36
Pada hari pertama monitoring tekanan darah Os 153/110 mmHg dimana termasuk kedalam Hipertensi, laju pernafasan, denyut nadi, SaO2 dan suhu termasuk kedalam normal. Tekanan darah hari kedua dan ketiga juga termasuk kedalam hipertensi yakni masing masing 137/72 mmHg dan 149/79 mmHg. Laju penafasan, saturasi oksigen dan suhu termasuk kedalam normal. Denyut nadi Os cenderung rendah dimana Os mengalami
brakikardia.4. Evaluasi Pengetahuan dan Perilaku
Dilaksanakan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien sebagai berikut :
a. Mengedukasi awal kepada keluarga tentang diet saat ini yang diberikan dan aturan di rumah sakit seperti tidak memberikan makanan luar rumah sakit serta penyimpanan makanan penunggu pasien
b. Memotivasi OS dan keluarga untuk menghabiskan makanan di rumah sakit
c. Edukasi pulang belum terlaksana.
Kesimpulan :
Tn S dengan diagnosis gizi NI-2.1 Asupan oral tidak adekuat dan NB-1.1 Kurang pengetahuan terkait makanan dan zat gizi diberikan intervensi gizi diet cair stroke. Pada hari pertama monitoring diberikan diet cair 6x250 cc untuk memenuhi kebutuhan gizi Tn. S. Dilakukan test menelan pada hari kedua dengan hasil baik, Tn.S kemudian diberikan diet sumsum dengan diabetes melitus. Pada hari ketiga diberikan diet bubur diabetes dengan lauk pauk cincang dan diberikan bubur sumsum untuk makanan selingan. Ketika dilakukan monitoring adanya penurunan asupan dikarenakan penurunan nafsu makan dan penurunan kemampuan makan.
Saran :
Pemantauan asupan Os masih harus sering dilakukan berkaitan dengan penurunan asupan dari
monitoring hari pertama dan hari ketiga. Serta koordinasi dengan perawat dan terapi wicara mengenai
kondisi fisik klinis yang berkaitan dengan gizi. Os harus terus dimotivasi agar adanya peningkatan
asupan. Pemberian makanan dengan porsi kecil tetapi sering.
PENUTUP A. KESIMPULAN
Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) pada Rumah Sakit Pusat Otak Nasional dilakukan kepada pasien penyakit dalam. Peniliaian keadaan gizi pasien menggunakan pengukuran antropomteri dari lingkar lengan atas dan tinggi lutut sedangkan skrining menggunakan
Malnutrition Screening Tools(MST) pada pasien dewasa. Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara pasien dan keluarga serta penggalian data pasien di electronic health record RS PON yang bertujuan untuk menegakkan diagnosis gizi pasien. Diagnosis gizi diberikan dengan melihat domain gizi yaitu asupan, klinis dan perilaku dengan mempertimbangkan kondisi dan riwayat pasien. Intervensi dilakukan selama 3 hari dengan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap asupan, biokimia, fisik/klinis, pengetahuan dari pasien.
B. SARAN
Masih perlunya pengkajian ulang terhadap asupan dari pasien dikarenakan penurunan
nafsu makan dan juga kemampuan makan. Berkoordinasi dengan perawat, dokter penanggung
jawab pasien (DPJP) dan juga terapi wicara mengenai kondisi fisik klinis yang berkaitan dengan
gizi. Pemberian pengetahuan tentang gizi juga harus diberikan kepada keluarga yang menunggu
untuk tidak diberikan makanan dari luar rumah sakit. Pasien juga harus sering diberikan motivasi
untuk menghabiskan makanan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Katan M, Luft A. Global Burden of Stroke. In: Nicoline Schiess, MD M, editor. Thieme Medical Publishers. New York: Thieme Medical Publishers; 2018. p. 208–11.
2. Barker-collo S, Norrving B, Mensah A, Taylor S, Johnson CO, Murray CJL, et al. Stroke
Prevalence , Mortality and Disability-Adjusted Life Years in Adults Aged 20 – 64 Years in 1990 – 2013 : Data from the Global Burden of Disease 2013 Study. Neuroepidemiology. 2015;190–
202.
3. RISKESDAS. HASIL UTAMA RISKESDAS 2018. Kementeri Kesehat Republik Indones.
2018;
4. Junaidi I. Stroke waspadai ancamannya. PT.Andi. Yogyakarta; 2011.
5. Anderson CS. The global burden of stroke : persistent and disabling The global burden of neurological disorders. Lancet Neurol [Internet]. 2019;18(5):417–8. Available from:
http://dx.doi.org/10.1016/S1474-4422(19)30030-4
6. Bath PM, Scutt P, Love J, Clavé P, Cohen D, Dziewas R, et al. Pharyngeal Electrical Stimulation for Treatment of Dysphagia in Subacute Stroke. Am Hear Assoc. 2016;
7. Kasim VN, Pateda SM, Hadju V, Jafar N. Suplementasi ekstrak albumin ikan gabus terhadap status gizi dan. J Gizi Klin Indones. 2017;13(3):91–8.
8. Kemenkes. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit Tahun 2013. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. p. 1–165.
9. Kementrian Kesehatan RI. Pedoman proses asuhan gizi terstandar (PAGT). Jakarta: Kementrian Kesehatan Indonesia; 2014.
10. dr. Merry Dame Cristy Pane. Asam Traneksamat [Internet]. 2020. Available from:
https://www.alodokter.com/asam-traneksamat
11. Hardinsyah & Supariasa. Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2016.
12. dr. Merry Dame Cristy Pane. Candesartan [Internet]. 2020. Available from:
https://www.alodokter.com/candesartan
13. dr. Merry Dame Cristy Pane. atorvastatin [Internet]. Available from:
https://www.alodokter.com/atorvastatin
14. Wahyuni TD, Rahmah IA PI. OtBook Petunjuk Diet, Laboratorium Klinis, Interaksi Obat dengan Makanan. Second edi. Otgroup, editor. Bogor; 2019.
15. dr. Merry Dame Cristy Pane. Laxadine [Internet]. 2021. Available from:
https://www.alodokter.com/obat-pencahar
16. Wiranti SP. STUDI PENGGUNAAN LAKSATIF PADA PASIEN GERIATRI. [Surabaya]:
Universitas Airlangga; 2016.
17. De Onis M, Onyango AW, Borghi E, Garza C, Yang H. Comparison of the World Health Organization (WHO) Child Growth Standards and the National Center for Health
Statistics/WHO international growth reference: Implications for child health programmes. Public Health Nutr. 2006;9(7):942–7.
18. Ponco Santoso N, Andayani A, Setiawan B. Kajian Pragmatik Pada Kosakata Dan Fonetis Bahasa Penderita Afasia Global. Bhs dan Seni J Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya.
2019;46(2):153–66.
19. Wilmskoetter J, Bonilha L, Martin-Harris B, Elm JJ, Horn J, Bonilha HS. Factors Influencing Oral Intake Improvement and Feeding Tube Dependency in Patients with Poststroke Dysphagia.
J Stroke Cerebrovasc Dis [Internet]. 2019;28(6):1421–30. Available from:
https://doi.org/10.1016/j.jstrokecerebrovasdis.2019.03.031
20. Siregar DAS, Yono S. Perbedaan Asupan Dan Status Gizi Pada Pasien Stroke Hemoragik Dan Non Hemoragik Di Rsud Prof. Dr. Margono Soekarjo. J Gizi dan Pangan Soedirman.
2018;2(1):43.
21. Calder PC. Immunonutrition. BMJ. 2003;327.
22. Aspilet [Internet]. Available from: https://www.halodoc.com/obat-dan-vitamin/aspilets-10-tablet 23. dr. Merry Dame Cristy Pane. clopidogrel [Internet]. 2020. Available from:
https://www.alodokter.com/clopidogrel
24. Kementrian Kesehatan RI. DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL 2013. Kementeri Kesehat