Pemegang Program a. Pusat
Laporan Provinsi Lampung, Riskesdas 2018 3 kebijakan data terpadu yang akan menciptakan informasi lengkap terkait bidang kesehatan yang dapat diakses sebelum akhir tahun 2018. Laporan Riskesdas Provinsi Lampung Tahun 2018 memuat indikator utama dan temuan indikator terkait kondisi kesehatan, kesehatan pelayanan, perilaku kesehatan dan lingkungan.
Informasi dasar dalam menyusun kebijakan di tingkat provinsi 2) Dasar evaluasi dan pengembangan program di tingkat provinsi
Informasi dasar dalam menyusun kebijakan di tingkat kab/ kota 2) Dasar evaluasi dan pengembangan program di tingkat kab/ kota
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Sebagai dasar penyusun Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat
Sebagai dasar penentuan masalah yang akan diteliti lebih mendalam
Akademisi/Institusi Pendidikan
Luaran Penelitian
Status kesehatan: prevalensi penyakit menular, penyakit tidak menular, penyakit jiwa, cacat lahir, cedera, status cacat, gigi dan mulut, kesehatan reproduksi, kesehatan bayi dan balita, status gizi, hematologi dan biokimia darah. Memberikan informasi mengenai tingkat kesehatan yang dicapai dalam 5 tahun terakhir dan informasi sejauh mana permasalahan faktor risiko yang terkait dengan tingkat kesehatan yang diukur sebagai bahan pertimbangan dalam perumusan kebijakan pembangunan kesehatan di Indonesia.
Tujuan Khusus
Menyediakan informasi terkait indikator morbiditas, disabilitas, dan status gizi yang dicapai dari hasil pelaksanaan program selama
Menyediakan informasi besaran masalah berdasarkan faktor risiko dari indikator morbiditas, disabilitas, dan status gizi masyarakat di
Memberikan gambaran permasalahan morbiditas dan faktor risiko berdasarkan hasil pengukuran di Provinsi Lampung
Bagaimana pencapaian status kesehatan masyarakat di Provinsi Lampung?
Bagaimana gambaran karakteristik status kesehatan masyarakat di Provinsi Lampung?
Bagaimana gambaran faktor risiko yang terkait dengan status kesehatan masyarakat di Provinsi Lampung?
Ruang Lingkup
Desain, Lokasi Dan Waktu Penelitian
Populasi Dan Sampel
Memilih 10 rumah tangga di setiap BS hasil pemutakhiran secara systematic sampling dengan implicit stratification pendidikan tertinggi yang
Kadar hemoglobin dilakukan pada responden semua umur
RDT malaria dilakukan pada responden semua umur
Glukosa darah pada responden umur ≥ 15 tahun
Kimia klinis (profil lipid dan kreatinin) pada responden umur ≥ 15 tahun
Mikroskopis malaria dilakukan pada responden semua umur dengan kriteria riwayat demam dalam 2 hari terakhir dan/atau hasil RDT malaria
Kesehatan gigi dan mulut pada responden umur > 3 tahun
- Respon Rate
- Penjamin Mutu Data Riskesdas 2018
Berikut adalah respon rate sampel blok sensus, rumah tangga dan individu di Provinsi Lampung Riskesdas Tahun 2018. TUJUAN TINGKAT RESPON PEWAWANCARA KUNJUNGAN – CARA TINGKAT RESPON.
Melaksanakan uji coba untuk mendapatkan ketepatan 3 hal berikut
Menyelenggarakan seleksi terbuka untuk pelatih utama dan pelatih nasional melalui sistem online dan wawancara. Materi yang diujikan
Menyelenggarakan pelatihan secara berjenjang. Pelatih utama dilatih oleh tim inti Riskedas yang diharapkan dapat membantu melatih pelatih
Melakukan supervisi teknis maupun manajemen pelaksanaan
Validasi eksternal bersifat independen dilakukan oleh Asosiasi Peneliti Kesehatan Indonesia (APKESI)
Kualitas pengumpulan sangat dipengaruhi faktor kemampuan dan integritas enumerator (tenaga pengumpul data), oleh karena itu
Melakukan kalibrasi alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran dan pemeriksaan
Proses manajemen data dimulai dari pengiriman sampai dengan analisis data meliputi
- Indikator
Akses pelayanan kesehatan 2. Pelayanan Kesehatan Tradisional
Penyakit Menular 6. Penyakit Tidak Menular
Kesehatan Ibu dan Reproduksi 11. Gizi
Kesehatan anak
- Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimulai pada saat PJT Kabupaten/Kota mengambil salinan Kuesioner Susenas Blok I-IV di BPS Kabupaten/Kota. Berdasarkan identifikasi tersebut diharapkan pencacah dapat memperoleh gambaran mengenai lokasi sampel sehingga dapat direncanakan jadwal pengumpulan data dan strategi pengumpulan data yang akan dilaksanakan dapat efisien dan berhasil.
Blok I: Pengenalan tempat
Blok IV: Keterangan Anggota Rumah Tangga
Pengukuran antropometri dilakukan dengan menggunakan timbangan berat badan digital (tingkat ketelitian 0,1 kg), alat ukur tinggi badan/panjang badan (tingkat ketelitian 1 mm) dan alat ukur LILA (tingkat ketelitian 1 mm).
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah berdasarkan panjang gelombang fotometri, dilakukan secara cepat menggunakan alat
Pemeriksaan gula darah (puasa dan 2 jam setelah pembebanan, atau sewaktu) berdasarkan reaksi enzimatik perubahan glukosa
Pemeriksaan RDT malaria berdasarkan reaksi antigen-antibodi, menggunakan kit komersial
Pemeriksaan kimia klinis dilakukan secara automatis menggunakan prinsip enzimatik dan berbeda dengan metode Jaffe-Picrate
Pemeriksaan malaria dengan sediaan apus tebal dilakukan di bawah mikroskop dengan pembesaran 10x100 menggunakan minyak immersi
- Manajemen Data
Proporsi pengetahuan rumah tangga terhadap kemudahan akses terhadap Puskesmas/Pustu/Pusling/bidan desa menurut kabupaten/kota di Provinsi Lampung. Bagikan pengetahuan rumah tangga tentang kemudahan akses terhadap klinik/praktik dokter/praktik dokter gigi/praktik kebidanan mandiri sesuai karakteristik.
Pemakaian air lebih kecil dari 5 liter/orang/hari, Menunjukkan akses sangat kurang sekali dan risiko kesehatan sangat tinggi
Jumlah penggunaan air per orang per hari atau liter per kapita per hari (LPCD) adalah jumlah penggunaan air suatu rumah tangga dalam sehari semalam dibagi jumlah anggota rumah tangga, dikelompokkan dalam 2 kriteria yaitu 5 kategori dan 2 kategori. Konsumsi air yang kurang dari 5 liter/orang/hari menunjukkan akses yang sangat buruk dan risiko kesehatan yang sangat tinggi.
Pemakaian air antara 5-19,9 liter/orang/hari, Menunjukkan akses kurang dari kuantitas dasar dan risiko kesehatan tinggi
Pemakaian air antara 20-49,9 liter/orang/hari, Menunjukkan akses dasar dan risiko kesehatan rendah
Pemakaian air antara 50-99,9 liter/orang/hari, Menunjukkan akses menengah dan risiko kesehatan rendah sampai sangat rendah
Pemakaian air lebih besar atau sama dengan 100 liter/orang/hari, Menunjukkan akses optimal dan risiko kesehatan sangat rendah
Pemakaian air lebih kecil dari 20 liter/orang/hari, Menunjukkan akses sangat kurang dari minimal
Pemakaian air lebih besar atau sama dengan 20 liter/orang/hari, Menunjukkan akses minimal
- Sanitasi
Persentase penggunaan air per orang per hari dalam rumah tangga (5 kategori) menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018. Rincian berdasarkan rekomendasi WHO untuk penggunaan rumah tangga (Howard G., Bartram J, 2003, Jumlah air dalam keluarga, Tingkat dan Layanan Kesehatan WHO; Jenewa, Swiss). Persentase penggunaan air per orang per hari pada rumah tangga (2 kategori) menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018.
Konsumsi air per orang per hari < 20 liter menunjukkan tingkat pelayanan kesehatan yang tinggi (Howard G., Bartram J. Konsumsi air per orang per hari < 20 liter menunjukkan tingkat pelayanan kesehatan yang tinggi (Howard G., Bartram J.).
Menggunakan jamban: balita buang air besar (BAB) langsung di jamban
Dibuang di jamban: tinja dari popok/ celana dibuang di jamban
Ditanam: tinja dari popok/ celana ditanam di tanah atau popoknya ditanam di tanah
Dibuang di sembarang tempat (termasuk tempat sampah): tinja dari popok/ celana atau popok bersama tinjanya dibuang ke sembarang
Dibersihkan di sembarang tempat: balita diceboki di tempat tertentu (misalnya di kamar mandi, namun bukan di jamban) dengan sisa tinja
Penyimpanan tertutup, yaitu sarana penampung air limbah yang konstruksinya berupa kolam/lubang dengan atau tanpa dinding.
Penampungan tertutup, yaitu sarana untuk menampung air limbah yang konstruksinya berupa kolam/sumur dengan atau tanpa dinding
Penampungan terbuka: sarana untuk menampung air limbah yang konstruksinya berupa kolam/sumur dengan atau tanpa dinding beton/
Tanpa penampungan (di tanah): tidak ada sarana untuk menampung air limbah rumah tangga. Air limbah menggenang di atas tanah
Langsung ke got/kali/sungai: air limbah rumah tangga dibuang langsung ke got/ selokan di sekitar rumah menggunakan pipa/paralon atau air
Jenis tempat penampungan sampah organik
Diangkut: Jika sampah rumah tangga diangkut secara rutin oleh staf atau anggota kebersihan setempat.
Diangkut: jika sampah dari rumah tangga tersebut secara rutin diangkut oleh petugas kebersihan setempat atau oleh anggota
Ditimbun dalam tanah (tertutup): jika sampah dari rumah tangga dibuang ke lubang sampah dan dilakukan penimbunan dengan
Dibuat kompos: jika sampah yang dihasilkan tidak dibuang, tetapi langsung ditampung dan diolah untuk dijadikan kompos untuk pupuk
Dibakar di sekitar rumah: jika sampah dibakar sendiri atau bersama rumah tangga lainnya
Rumah tangga yang mengelola sampah rumah tangga dengan baik adalah rumah tangga yang mengelola sampah dengan cara mengangkutnya baik oleh petugas maupun sendiri, ditimbun di tempat pembuangan sampah atau dibuat kompos. Laporan Provinsi Lampung, Riskesdas 2018 37 Persentase rumah tangga yang tidak mengelola sampah rumah tangga dengan baik dihitung dengan rumus :.
Perilaku menguras bak mandi/ember besar/drum
Upaya pemberantasan sarang nyamuk
Proporsi Penanganan Kotoran Balita yang Aman Menurut Rumah Tangga Berdasarkan Karakteristik di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018. Proporsi Lokasi Pembuangan Air Limbah Utama Kamar Mandi/Tempat Cuci pada Rumah Tangga Berdasarkan Karakteristik di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018. Proporsi Pembuangan Air Limbah Utama dari Dapur Rumah Tangga Berdasarkan Karakteristik di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018.
1 Diangkut artinya dibawa ke TPS oleh petugas atau dibawa ke TPS oleh anggota rumah tangganya sendiri. Proporsi frekuensi pengosongan bak mandi/ember/drum pada rumah tangga menurut kabupaten/kota di provinsi. Proporsi frekuensi pengosongan bak mandi/ember/drum pada rumah tangga menurut tempat tinggal di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018.
Persentase upaya pemberantasan sarang nyamuk pada rumah tangga menurut tempat tinggal di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018. Jendela dibuka setiap hari: bila kamar tidur/dapur/ruang keluarga utama rumah tangga mempunyai jendela yang dibuka setiap hari b.
Keadaan Ruang Tidur Utama
Penilaian kondisi rumah terbagi menjadi tiga ruangan, yaitu kamar tidur, dapur, dan ruang keluarga.
Keadaan Ruang Dapur
Keadaan Ruang Keluarga
Proporsi kondisi kamar/dapur rumah tangga menurut tempat tinggal di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018. Proporsi kondisi kamar/dapur rumah tangga menurut kabupaten/kota di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018. Proporsi kondisi kamar/dapur rumah tangga menurut tempat tinggal di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018.
Tujuan dari percakapan penyakit adalah untuk memperoleh informasi tentang prevalensi penyakit berdasarkan riwayat diagnosis oleh tenaga kesehatan dan riwayat tanda dan gejala penyakit yang tercatat. Responden yang menyatakan belum pernah terdiagnosis ditanyai kembali apakah pernah/sedang mengalami gejala klinis tertentu dari penyakitnya (G: .gejala). Penyakit yang dicatat hanya berdasarkan diagnosis dokter (dokter spesialis dan dokter umum) adalah tuberkulosis paru dan hepatitis, sedangkan ISPA, pneumonia, diare, malaria, dan filariasis berdasarkan diagnosis petugas kesehatan (dokter spesialis, dokter umum, bidan, dan perawat). .
Selain riwayat diagnosis petugas kesehatan, ISPA, pneumonia, diare, malaria, dan filariasis juga diukur melalui gejala penyakit yang dialami. Penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin (PD3I) antara lain difteri, batuk rejan, campak, rubella, hepatitis B, dan tetanus berdasarkan urutan prioritasnya.
Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasis (PD3I) meliputi Difteri, Pertusis, Campak, Rubella, Hepatitis B, serta Tetanus sesuai prioritas
- ISPA
- Tuberkulosis Paru
Prevalensi ISPA menurut riwayat penyakit diukur dengan pertanyaan: “Apakah responden pernah didiagnosis ISPA oleh tenaga kesehatan (dokter/perawat/bidan) dalam 1 bulan terakhir?” Jika menjawab tidak, Anda akan ditanyai riwayat gejala ISPA, dengan pertanyaan seputar demam, batuk kurang dari 2 minggu, pilek/hidung tersumbat, dan sakit tenggorokan. Prevalensi diagnosis dan gejala pneumonia diperoleh melalui wawancara dengan pertanyaan sebagai berikut: 1) “Dalam 1 tahun terakhir, apakah responden pernah terdiagnosis pneumonia dengan atau tanpa foto (rontgen) dada yang diambil oleh petugas kesehatan?” profesional (dokter/...perawat/bidan)?”; 2) “Apakah [NAMA] mengalami gejala penyakit berikut dalam setahun terakhir” dengan pilihan jawaban: “demam tinggi”. TBC paru ditanyakan kepada responden untuk jangka waktu ≤1 tahun berdasarkan riwayat diagnosis oleh petugas kesehatan melalui pemeriksaan dahak, rontgen dada, atau kedua-duanya. Berbeda dengan Riskesdas sebelumnya, TBC paru ditanyakan untuk jangka waktu ≤ 1 tahun berdasarkan diagnosis yang ditegakkan oleh dokter, melalui pemeriksaan dahak, rontgen dada, atau kedua-duanya (Riskesdas sebelumnya dengan riwayat diagnosis oleh tenaga medis).
Angka kejadian TBC paru merupakan persentase responden yang didiagnosis TBC paru oleh dokter terhadap jumlah responden dengan rumus sebagai berikut :. Dalam Pengendalian TBC Nasional, diagnosis TBC paru pada orang dewasa harus ditegakkan terlebih dahulu dengan pemeriksaan bakteriologis (pemeriksaan BTA mikroskopis, kultur atau rapid test). Apabila hasil pemeriksaan bakteriologis negatif maka diagnosis TBC paru dapat ditegakkan secara klinis, baik secara klinis maupun suportif (rontgen dada) dan ditentukan oleh dokter terlatih TBC.
Terapi yang diberikan merupakan persentase responden yang mendapat pengobatan, baik Kombinasi Dosis Tetap (KDT) maupun lepas, dibandingkan dengan jumlah responden yang terdiagnosis TBC paru. Proporsi penderita TBC paru yang berobat rutin merupakan persentase responden penderita TBC paru yang berobat secara rutin dibandingkan dengan yang sudah didiagnosis TBC paru oleh tenaga kesehatan.
KDT 2 Lepasan
Diare
Pangsa penggunaan oralit, zinc dan obat lain pada anak diare pada balita menurut kabupaten/kota di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018. Pangsa pemberian massal obat pencegahan filariasis di daerah endemis pada masa POPM menurut kabupaten/kota di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018 Pemerintah Kabupaten/Kota1 POPM Obat Filariasis. Proporsi pemberian 1 kali pengobatan pencegahan massal (POPM) filariasis di daerah endemis selama periode POPM sesuai karakteristik di Provinsi Lampung, Riskesdas.
Prevalensi Filariasis Berdasarkan Diagnosa Tenaga Kesehatan dan Proporsi Minum Obat Sesuai Rekomendasi Tenaga Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018. Prevalensi Asma Berdasarkan Diagnosa Dokter pada Penduduk Segala Usia Menurut Kabupaten/Kota di Lampung, Provinsi, Riskesdas 2018. Prevalensi asma berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk segala umur menurut karakteristik di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018.
Semua umur menurut kabupaten/kota di provinsi lampung, Kajian Riskesdas 2018/Kota Kekambuhan asma dalam 12 bulan terakhir. Persentase kekambuhan asma 12 bulan terakhir pada penduduk semua umur menurut karakteristik di provinsi lampung, Riskesdas 2018 Karakteristik kekambuhan asma dalam 12 bulan terakhir.
Diabetes
Prevalensi penyakit diabetes melitus berdasarkan diagnosa dokter pada penduduk segala umur menurut karakteristik di provinsi lampung, Riskesdas 2018. Usia ≥15 tahun menurut kabupaten/kota di provinsi lampung, Riskesdas 2018 diagnosa dokter diabetes melitus kabupaten/kota. Prevalensi penyakit diabetes melitus berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk usia ≥15 tahun menurut karakteristik di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018.
Proporsi jenis pengobatan penyakit diabetes melitus berdasarkan diagnosa dokter pada penduduk segala umur menurut karakteristik di provinsi lampung, Riskesdas 2018. Proporsi kepatuhan minum/suntikan obat anti diabetes pada penduduk segala umur penderita diabetes melitus berdasarkan dokter diagnosis Menurut. Proporsi pengendalian jenis diabetes melitus berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk segala umur menurut kabupaten/kota di Provinsi Lampung, Riskesdas.
Proporsi pemeriksaan rutin kadar gula darah penduduk segala umur menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018 Kabupaten/Kota. Proporsi alasan tidak minum/menyuntik obat antidiabetes sesuai petunjuk dokter pada penduduk segala umur menurut karakteristik di Provinsi Lampung.
Hipertensi
Prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosis medis atau minum obat antihipertensi pada penduduk usia ≥18 tahun menurut wilayah/kota di provinsi. Prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosis medis atau mengonsumsi obat antihipertensi pada penduduk usia ≥18 tahun menurut karakteristik di Provinsi Lampung. Proporsi rutin penggunaan obat antihipertensi pada penduduk usia ≥ 18 tahun penderita hipertensi menurut kabupaten/kota di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018.
Persentase rutin konsumsi obat antihipertensi pada penduduk usia ≥18 tahun penderita hipertensi, menurut karakteristik pada. Proporsi alasan tidak rutin minum obat pada penduduk usia ≥ 18 tahun penderita hipertensi menurut Kabupaten/Kota. Proporsi alasan tidak rutin minum obat pada penduduk usia ≥ 18 tahun penderita hipertensi menurut karakteristik di provinsi lampung, Riskesdas 2018.
Pangsa pengukuran tekanan darah secara teratur pada penduduk umur ≥ 18 tahun menurut kabupaten/kota di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018. Prevalensi stroke (per mil) berdasarkan diagnosa dokter pada penduduk umur 15 tahun ke atas menurut karakteristik di provinsi Lampung, Riskesdas 2018.
Penyakit Gagal Ginjal Kronis