• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PROVINSI LAMPUNG RISKESDAS

N/A
N/A
new value

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PROVINSI LAMPUNG RISKESDAS "

Copied!
598
0
0

Teks penuh

Pemegang Program a. Pusat

Laporan Provinsi Lampung, Riskesdas 2018 3 kebijakan data terpadu yang akan menciptakan informasi lengkap terkait bidang kesehatan yang dapat diakses sebelum akhir tahun 2018. Laporan Riskesdas Provinsi Lampung Tahun 2018 memuat indikator utama dan temuan indikator terkait kondisi kesehatan, kesehatan pelayanan, perilaku kesehatan dan lingkungan.

Informasi dasar dalam menyusun kebijakan di tingkat provinsi 2) Dasar evaluasi dan pengembangan program di tingkat provinsi

Informasi dasar dalam menyusun kebijakan di tingkat kab/ kota 2) Dasar evaluasi dan pengembangan program di tingkat kab/ kota

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Sebagai dasar penyusun Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat

Sebagai dasar penentuan masalah yang akan diteliti lebih mendalam

Akademisi/Institusi Pendidikan

Luaran Penelitian

Status kesehatan: prevalensi penyakit menular, penyakit tidak menular, penyakit jiwa, cacat lahir, cedera, status cacat, gigi dan mulut, kesehatan reproduksi, kesehatan bayi dan balita, status gizi, hematologi dan biokimia darah. Memberikan informasi mengenai tingkat kesehatan yang dicapai dalam 5 tahun terakhir dan informasi sejauh mana permasalahan faktor risiko yang terkait dengan tingkat kesehatan yang diukur sebagai bahan pertimbangan dalam perumusan kebijakan pembangunan kesehatan di Indonesia.

Tujuan Khusus

Menyediakan informasi terkait indikator morbiditas, disabilitas, dan status gizi yang dicapai dari hasil pelaksanaan program selama

Menyediakan informasi besaran masalah berdasarkan faktor risiko dari indikator morbiditas, disabilitas, dan status gizi masyarakat di

Memberikan gambaran permasalahan morbiditas dan faktor risiko berdasarkan hasil pengukuran di Provinsi Lampung

Bagaimana pencapaian status kesehatan masyarakat di Provinsi Lampung?

Bagaimana gambaran karakteristik status kesehatan masyarakat di Provinsi Lampung?

Bagaimana gambaran faktor risiko yang terkait dengan status kesehatan masyarakat di Provinsi Lampung?

Ruang Lingkup

Desain, Lokasi Dan Waktu Penelitian

Populasi Dan Sampel

Memilih 10 rumah tangga di setiap BS hasil pemutakhiran secara systematic sampling dengan implicit stratification pendidikan tertinggi yang

Kadar hemoglobin dilakukan pada responden semua umur

RDT malaria dilakukan pada responden semua umur

Glukosa darah pada responden umur ≥ 15 tahun

Kimia klinis (profil lipid dan kreatinin) pada responden umur ≥ 15 tahun

Mikroskopis malaria dilakukan pada responden semua umur dengan kriteria riwayat demam dalam 2 hari terakhir dan/atau hasil RDT malaria

Kesehatan gigi dan mulut pada responden umur > 3 tahun

  • Respon Rate
  • Penjamin Mutu Data Riskesdas 2018

Berikut adalah respon rate sampel blok sensus, rumah tangga dan individu di Provinsi Lampung Riskesdas Tahun 2018. TUJUAN TINGKAT RESPON PEWAWANCARA KUNJUNGAN – CARA TINGKAT RESPON.

Tabel 2.3.1. Alokasi Jumlah BS Kesmas per Provinsi Berdasarkan Strata Urban-Rural
Tabel 2.3.1. Alokasi Jumlah BS Kesmas per Provinsi Berdasarkan Strata Urban-Rural

Melaksanakan uji coba untuk mendapatkan ketepatan 3 hal berikut

Menyelenggarakan seleksi terbuka untuk pelatih utama dan pelatih nasional melalui sistem online dan wawancara. Materi yang diujikan

Menyelenggarakan pelatihan secara berjenjang. Pelatih utama dilatih oleh tim inti Riskedas yang diharapkan dapat membantu melatih pelatih

Melakukan supervisi teknis maupun manajemen pelaksanaan

Validasi eksternal bersifat independen dilakukan oleh Asosiasi Peneliti Kesehatan Indonesia (APKESI)

Kualitas pengumpulan sangat dipengaruhi faktor kemampuan dan integritas enumerator (tenaga pengumpul data), oleh karena itu

Melakukan kalibrasi alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran dan pemeriksaan

Proses manajemen data dimulai dari pengiriman sampai dengan analisis data meliputi

  • Indikator

Akses pelayanan kesehatan 2. Pelayanan Kesehatan Tradisional

Penyakit Menular 6. Penyakit Tidak Menular

Kesehatan Ibu dan Reproduksi 11. Gizi

Kesehatan anak

  • Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimulai pada saat PJT Kabupaten/Kota mengambil salinan Kuesioner Susenas Blok I-IV di BPS Kabupaten/Kota. Berdasarkan identifikasi tersebut diharapkan pencacah dapat memperoleh gambaran mengenai lokasi sampel sehingga dapat direncanakan jadwal pengumpulan data dan strategi pengumpulan data yang akan dilaksanakan dapat efisien dan berhasil.

Blok I: Pengenalan tempat

Blok IV: Keterangan Anggota Rumah Tangga

Pengukuran antropometri dilakukan dengan menggunakan timbangan berat badan digital (tingkat ketelitian 0,1 kg), alat ukur tinggi badan/panjang badan (tingkat ketelitian 1 mm) dan alat ukur LILA (tingkat ketelitian 1 mm).

Pemeriksaan kadar hemoglobin darah berdasarkan panjang gelombang fotometri, dilakukan secara cepat menggunakan alat

Pemeriksaan gula darah (puasa dan 2 jam setelah pembebanan, atau sewaktu) berdasarkan reaksi enzimatik perubahan glukosa

Pemeriksaan RDT malaria berdasarkan reaksi antigen-antibodi, menggunakan kit komersial

Pemeriksaan kimia klinis dilakukan secara automatis menggunakan prinsip enzimatik dan berbeda dengan metode Jaffe-Picrate

Pemeriksaan malaria dengan sediaan apus tebal dilakukan di bawah mikroskop dengan pembesaran 10x100 menggunakan minyak immersi

  • Manajemen Data

Proporsi pengetahuan rumah tangga terhadap kemudahan akses terhadap Puskesmas/Pustu/Pusling/bidan desa menurut kabupaten/kota di Provinsi Lampung. Bagikan pengetahuan rumah tangga tentang kemudahan akses terhadap klinik/praktik dokter/praktik dokter gigi/praktik kebidanan mandiri sesuai karakteristik.

Tabel 3.1.2. Proporsi Pengetahuan Rumah Tangga terhadap Kemudahan Akses ke  Rumah Sakit menurut Karakteristik Kepala Rumah Tangga di Provinsi Lampung,
Tabel 3.1.2. Proporsi Pengetahuan Rumah Tangga terhadap Kemudahan Akses ke Rumah Sakit menurut Karakteristik Kepala Rumah Tangga di Provinsi Lampung,

Pemakaian air lebih kecil dari 5 liter/orang/hari, Menunjukkan akses sangat kurang sekali dan risiko kesehatan sangat tinggi

Jumlah penggunaan air per orang per hari atau liter per kapita per hari (LPCD) adalah jumlah penggunaan air suatu rumah tangga dalam sehari semalam dibagi jumlah anggota rumah tangga, dikelompokkan dalam 2 kriteria yaitu 5 kategori dan 2 kategori. Konsumsi air yang kurang dari 5 liter/orang/hari menunjukkan akses yang sangat buruk dan risiko kesehatan yang sangat tinggi.

Pemakaian air antara 5-19,9 liter/orang/hari, Menunjukkan akses kurang dari kuantitas dasar dan risiko kesehatan tinggi

Pemakaian air antara 20-49,9 liter/orang/hari, Menunjukkan akses dasar dan risiko kesehatan rendah

Pemakaian air antara 50-99,9 liter/orang/hari, Menunjukkan akses menengah dan risiko kesehatan rendah sampai sangat rendah

Pemakaian air lebih besar atau sama dengan 100 liter/orang/hari, Menunjukkan akses optimal dan risiko kesehatan sangat rendah

Pemakaian air lebih kecil dari 20 liter/orang/hari, Menunjukkan akses sangat kurang dari minimal

Pemakaian air lebih besar atau sama dengan 20 liter/orang/hari, Menunjukkan akses minimal

  • Sanitasi

Persentase penggunaan air per orang per hari dalam rumah tangga (5 kategori) menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018. Rincian berdasarkan rekomendasi WHO untuk penggunaan rumah tangga (Howard G., Bartram J, 2003, Jumlah air dalam keluarga, Tingkat dan Layanan Kesehatan WHO; Jenewa, Swiss). Persentase penggunaan air per orang per hari pada rumah tangga (2 kategori) menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018.

Konsumsi air per orang per hari < 20 liter menunjukkan tingkat pelayanan kesehatan yang tinggi (Howard G., Bartram J. Konsumsi air per orang per hari < 20 liter menunjukkan tingkat pelayanan kesehatan yang tinggi (Howard G., Bartram J.).

Tabel 4.1.1. Proporsi Pemakaian Air per Orang per Hari di Rumah Tangga (5 kategori)  menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018
Tabel 4.1.1. Proporsi Pemakaian Air per Orang per Hari di Rumah Tangga (5 kategori) menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018

Menggunakan jamban: balita buang air besar (BAB) langsung di jamban

Dibuang di jamban: tinja dari popok/ celana dibuang di jamban

Ditanam: tinja dari popok/ celana ditanam di tanah atau popoknya ditanam di tanah

Dibuang di sembarang tempat (termasuk tempat sampah): tinja dari popok/ celana atau popok bersama tinjanya dibuang ke sembarang

Dibersihkan di sembarang tempat: balita diceboki di tempat tertentu (misalnya di kamar mandi, namun bukan di jamban) dengan sisa tinja

Penyimpanan tertutup, yaitu sarana penampung air limbah yang konstruksinya berupa kolam/lubang dengan atau tanpa dinding.

Penampungan tertutup, yaitu sarana untuk menampung air limbah yang konstruksinya berupa kolam/sumur dengan atau tanpa dinding

Penampungan terbuka: sarana untuk menampung air limbah yang konstruksinya berupa kolam/sumur dengan atau tanpa dinding beton/

Tanpa penampungan (di tanah): tidak ada sarana untuk menampung air limbah rumah tangga. Air limbah menggenang di atas tanah

Langsung ke got/kali/sungai: air limbah rumah tangga dibuang langsung ke got/ selokan di sekitar rumah menggunakan pipa/paralon atau air

Jenis tempat penampungan sampah organik

Diangkut: Jika sampah rumah tangga diangkut secara rutin oleh staf atau anggota kebersihan setempat.

Diangkut: jika sampah dari rumah tangga tersebut secara rutin diangkut oleh petugas kebersihan setempat atau oleh anggota

Ditimbun dalam tanah (tertutup): jika sampah dari rumah tangga dibuang ke lubang sampah dan dilakukan penimbunan dengan

Dibuat kompos: jika sampah yang dihasilkan tidak dibuang, tetapi langsung ditampung dan diolah untuk dijadikan kompos untuk pupuk

Dibakar di sekitar rumah: jika sampah dibakar sendiri atau bersama rumah tangga lainnya

Rumah tangga yang mengelola sampah rumah tangga dengan baik adalah rumah tangga yang mengelola sampah dengan cara mengangkutnya baik oleh petugas maupun sendiri, ditimbun di tempat pembuangan sampah atau dibuat kompos. Laporan Provinsi Lampung, Riskesdas 2018 37 Persentase rumah tangga yang tidak mengelola sampah rumah tangga dengan baik dihitung dengan rumus :.

Perilaku menguras bak mandi/ember besar/drum

Upaya pemberantasan sarang nyamuk

Proporsi Penanganan Kotoran Balita yang Aman Menurut Rumah Tangga Berdasarkan Karakteristik di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018. Proporsi Lokasi Pembuangan Air Limbah Utama Kamar Mandi/Tempat Cuci pada Rumah Tangga Berdasarkan Karakteristik di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018. Proporsi Pembuangan Air Limbah Utama dari Dapur Rumah Tangga Berdasarkan Karakteristik di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018.

1 Diangkut artinya dibawa ke TPS oleh petugas atau dibawa ke TPS oleh anggota rumah tangganya sendiri. Proporsi frekuensi pengosongan bak mandi/ember/drum pada rumah tangga menurut kabupaten/kota di provinsi. Proporsi frekuensi pengosongan bak mandi/ember/drum pada rumah tangga menurut tempat tinggal di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018.

Persentase upaya pemberantasan sarang nyamuk pada rumah tangga menurut tempat tinggal di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018. Jendela dibuka setiap hari: bila kamar tidur/dapur/ruang keluarga utama rumah tangga mempunyai jendela yang dibuka setiap hari b.

Tabel 4.2.2. Proporsi Cara Penanganan Tinja Balita oleh Rumah Tangga menurut  Karakteristik di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018
Tabel 4.2.2. Proporsi Cara Penanganan Tinja Balita oleh Rumah Tangga menurut Karakteristik di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018

Keadaan Ruang Tidur Utama

Penilaian kondisi rumah terbagi menjadi tiga ruangan, yaitu kamar tidur, dapur, dan ruang keluarga.

Keadaan Ruang Dapur

Keadaan Ruang Keluarga

Proporsi kondisi kamar/dapur rumah tangga menurut tempat tinggal di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018. Proporsi kondisi kamar/dapur rumah tangga menurut kabupaten/kota di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018. Proporsi kondisi kamar/dapur rumah tangga menurut tempat tinggal di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018.

Tujuan dari percakapan penyakit adalah untuk memperoleh informasi tentang prevalensi penyakit berdasarkan riwayat diagnosis oleh tenaga kesehatan dan riwayat tanda dan gejala penyakit yang tercatat. Responden yang menyatakan belum pernah terdiagnosis ditanyai kembali apakah pernah/sedang mengalami gejala klinis tertentu dari penyakitnya (G: .gejala). Penyakit yang dicatat hanya berdasarkan diagnosis dokter (dokter spesialis dan dokter umum) adalah tuberkulosis paru dan hepatitis, sedangkan ISPA, pneumonia, diare, malaria, dan filariasis berdasarkan diagnosis petugas kesehatan (dokter spesialis, dokter umum, bidan, dan perawat). .

Selain riwayat diagnosis petugas kesehatan, ISPA, pneumonia, diare, malaria, dan filariasis juga diukur melalui gejala penyakit yang dialami. Penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin (PD3I) antara lain difteri, batuk rejan, campak, rubella, hepatitis B, dan tetanus berdasarkan urutan prioritasnya.

Tabel 4.3.2. Proporsi Keadaan Kamar Tidur Utama di Rumah Tangga menurut Tempat  Tinggal di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018
Tabel 4.3.2. Proporsi Keadaan Kamar Tidur Utama di Rumah Tangga menurut Tempat Tinggal di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018

Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasis (PD3I) meliputi Difteri, Pertusis, Campak, Rubella, Hepatitis B, serta Tetanus sesuai prioritas

  • ISPA
  • Tuberkulosis Paru

Prevalensi ISPA menurut riwayat penyakit diukur dengan pertanyaan: “Apakah responden pernah didiagnosis ISPA oleh tenaga kesehatan (dokter/perawat/bidan) dalam 1 bulan terakhir?” Jika menjawab tidak, Anda akan ditanyai riwayat gejala ISPA, dengan pertanyaan seputar demam, batuk kurang dari 2 minggu, pilek/hidung tersumbat, dan sakit tenggorokan. Prevalensi diagnosis dan gejala pneumonia diperoleh melalui wawancara dengan pertanyaan sebagai berikut: 1) “Dalam 1 tahun terakhir, apakah responden pernah terdiagnosis pneumonia dengan atau tanpa foto (rontgen) dada yang diambil oleh petugas kesehatan?” profesional (dokter/...perawat/bidan)?”; 2) “Apakah [NAMA] mengalami gejala penyakit berikut dalam setahun terakhir” dengan pilihan jawaban: “demam tinggi”. TBC paru ditanyakan kepada responden untuk jangka waktu ≤1 tahun berdasarkan riwayat diagnosis oleh petugas kesehatan melalui pemeriksaan dahak, rontgen dada, atau kedua-duanya. Berbeda dengan Riskesdas sebelumnya, TBC paru ditanyakan untuk jangka waktu ≤ 1 tahun berdasarkan diagnosis yang ditegakkan oleh dokter, melalui pemeriksaan dahak, rontgen dada, atau kedua-duanya (Riskesdas sebelumnya dengan riwayat diagnosis oleh tenaga medis).

Angka kejadian TBC paru merupakan persentase responden yang didiagnosis TBC paru oleh dokter terhadap jumlah responden dengan rumus sebagai berikut :. Dalam Pengendalian TBC Nasional, diagnosis TBC paru pada orang dewasa harus ditegakkan terlebih dahulu dengan pemeriksaan bakteriologis (pemeriksaan BTA mikroskopis, kultur atau rapid test). Apabila hasil pemeriksaan bakteriologis negatif maka diagnosis TBC paru dapat ditegakkan secara klinis, baik secara klinis maupun suportif (rontgen dada) dan ditentukan oleh dokter terlatih TBC.

Terapi yang diberikan merupakan persentase responden yang mendapat pengobatan, baik Kombinasi Dosis Tetap (KDT) maupun lepas, dibandingkan dengan jumlah responden yang terdiagnosis TBC paru. Proporsi penderita TBC paru yang berobat rutin merupakan persentase responden penderita TBC paru yang berobat secara rutin dibandingkan dengan yang sudah didiagnosis TBC paru oleh tenaga kesehatan.

Tabel 5.1.2. Prevalensi ISPA menurut Karakteristik di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018  Karakteristik
Tabel 5.1.2. Prevalensi ISPA menurut Karakteristik di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018 Karakteristik

KDT 2 Lepasan

Diare

Pangsa penggunaan oralit, zinc dan obat lain pada anak diare pada balita menurut kabupaten/kota di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018. Pangsa pemberian massal obat pencegahan filariasis di daerah endemis pada masa POPM menurut kabupaten/kota di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018 Pemerintah Kabupaten/Kota1 POPM Obat Filariasis. Proporsi pemberian 1 kali pengobatan pencegahan massal (POPM) filariasis di daerah endemis selama periode POPM sesuai karakteristik di Provinsi Lampung, Riskesdas.

Prevalensi Filariasis Berdasarkan Diagnosa Tenaga Kesehatan dan Proporsi Minum Obat Sesuai Rekomendasi Tenaga Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018. Prevalensi Asma Berdasarkan Diagnosa Dokter pada Penduduk Segala Usia Menurut Kabupaten/Kota di Lampung, Provinsi, Riskesdas 2018. Prevalensi asma berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk segala umur menurut karakteristik di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018.

Semua umur menurut kabupaten/kota di provinsi lampung, Kajian Riskesdas 2018/Kota Kekambuhan asma dalam 12 bulan terakhir. Persentase kekambuhan asma 12 bulan terakhir pada penduduk semua umur menurut karakteristik di provinsi lampung, Riskesdas 2018 Karakteristik kekambuhan asma dalam 12 bulan terakhir.

Diabetes

Prevalensi penyakit diabetes melitus berdasarkan diagnosa dokter pada penduduk segala umur menurut karakteristik di provinsi lampung, Riskesdas 2018. Usia ≥15 tahun menurut kabupaten/kota di provinsi lampung, Riskesdas 2018 diagnosa dokter diabetes melitus kabupaten/kota. Prevalensi penyakit diabetes melitus berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk usia ≥15 tahun menurut karakteristik di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018.

Proporsi jenis pengobatan penyakit diabetes melitus berdasarkan diagnosa dokter pada penduduk segala umur menurut karakteristik di provinsi lampung, Riskesdas 2018. Proporsi kepatuhan minum/suntikan obat anti diabetes pada penduduk segala umur penderita diabetes melitus berdasarkan dokter diagnosis Menurut. Proporsi pengendalian jenis diabetes melitus berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk segala umur menurut kabupaten/kota di Provinsi Lampung, Riskesdas.

Proporsi pemeriksaan rutin kadar gula darah penduduk segala umur menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018 Kabupaten/Kota. Proporsi alasan tidak minum/menyuntik obat antidiabetes sesuai petunjuk dokter pada penduduk segala umur menurut karakteristik di Provinsi Lampung.

Tabel 6.3.2. Prevalensi Diabetes Melitus berdasarkan Diagnosis Dokter pada Penduduk  Semua Umur menurut Karakteristik di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018
Tabel 6.3.2. Prevalensi Diabetes Melitus berdasarkan Diagnosis Dokter pada Penduduk Semua Umur menurut Karakteristik di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018

Hipertensi

Prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosis medis atau minum obat antihipertensi pada penduduk usia ≥18 tahun menurut wilayah/kota di provinsi. Prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosis medis atau mengonsumsi obat antihipertensi pada penduduk usia ≥18 tahun menurut karakteristik di Provinsi Lampung. Proporsi rutin penggunaan obat antihipertensi pada penduduk usia ≥ 18 tahun penderita hipertensi menurut kabupaten/kota di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018.

Persentase rutin konsumsi obat antihipertensi pada penduduk usia ≥18 tahun penderita hipertensi, menurut karakteristik pada. Proporsi alasan tidak rutin minum obat pada penduduk usia ≥ 18 tahun penderita hipertensi menurut Kabupaten/Kota. Proporsi alasan tidak rutin minum obat pada penduduk usia ≥ 18 tahun penderita hipertensi menurut karakteristik di provinsi lampung, Riskesdas 2018.

Pangsa pengukuran tekanan darah secara teratur pada penduduk umur ≥ 18 tahun menurut kabupaten/kota di Provinsi Lampung, Riskesdas 2018. Prevalensi stroke (per mil) berdasarkan diagnosa dokter pada penduduk umur 15 tahun ke atas menurut karakteristik di provinsi Lampung, Riskesdas 2018.

Tabel 6.5.1. Prevalensi Hipertensi berdasarkan Diagnosis Dokter atau Minum Obat Anti  Hipertensi pada Penduduk Umur ≥18 Tahun  menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Tabel 6.5.1. Prevalensi Hipertensi berdasarkan Diagnosis Dokter atau Minum Obat Anti Hipertensi pada Penduduk Umur ≥18 Tahun menurut Kabupaten/Kota di Provinsi

Penyakit Gagal Ginjal Kronis

Gambar

Tabel 2.3.1. Alokasi Jumlah BS Kesmas per Provinsi Berdasarkan Strata Urban-Rural
Tabel 3.1.2. Proporsi Pengetahuan Rumah Tangga terhadap Kemudahan Akses ke  Rumah Sakit menurut Karakteristik Kepala Rumah Tangga di Provinsi Lampung,
Tabel 3.1.4. Proporsi Pengetahuan Rumah Tangga terhadap Kemudahan Akses ke  Puskesmas/Pustu/Pusling/Bidan Desa menurut Karakteristik Kepala Rumah Tangga di
Tabel 3.1.6. Proporsi Pengetahuan Rumah Tangga terhadap Kemudahan Akses ke  Klinik/ Praktek Dokter/Praktek Dokter Gigi/Praktek Bidan Mandiri menurut Karakteristik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Persentase penduduk yang mengkonsumsi alkohol 12 bulan terakhir paling tinggi pada umur 25-34 tahun, jauh lebih tinggi pada laki-laki dibanding perempuan, paling tinggi pada tamatan

18 Variabel independen adalah standar kuantitas ANC, sosial budaya, kepatuhan mengonsumsi tablet tambah darah (TTD), pengetahuan ibu, dukungan suami, paritas, jarak

Salah satunya pelayanan kesehatan ibu hamil yang harus terpenuhi yaitu pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan dan program yang dilaksanakan

Sebagian besar ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di puskesmas talaga jaya telah paham dengan penggunaan tablet Fe sebagai tablet tambah darah, namun ibu

337 Tablet tambah Darah kombinasi : Besi

Untuk Provinsi Jawa Barat, ibu hamil yang menerima tablet tambah darah 90 tablet atau lebih sebesar 58,5% dan ibu hamil yang mengkonsumsi 90 tablet atau lebih selama masa kehamilan

Pada penelitian ini banyak ibu hamil yang belum mengonsumsi 90 tablet tambah darah atau lebih dari 90 tablet dan tidak mengonsunsi TTD setiap hari, hal ini disebabkan karena responden

Pemilihan desain tersebut bertujuan untuk mengetahui hubungan usia ibu saat hamil, riwayat pemeriksaan antenatal care, riwayat konsumsi tablet tambah darah dan pola pemberian ASI dan